Majalah Teknokra Edisi Khusus Mahasiswa Baru 2021

Page 1



Jendela

Ide: Dhea Putri Utami Desain: Ridho Dwi Saputra dan Ihwana Haulan

Salam Kami 4

22 Inovasi

Komitmen 5

LAPORAN UTAMA 14

Ngekhibas 6

KARUT MARUT DEMOKRASI KAMPUS

Suara Mahasiswa 6 Kampus Ikam 7 Pimpinan Universitas

Lampung 10 Ekspresi 12

Kyai Jamo Adien 13 Anakedah 18 Komik 19 Esai Foto 20

24 Resensi 26 Gaya Hidup 28 Opini

Pemilihan Raya (Pemira) Universitas Lampung (Unila) tidak berjalan sebagaimana mestinya. Pemira Presiden-Wakil Presiden Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Unila yang dijadwalkan berlangsung pada Senin (14/12/20) ditunda oleh Panitia Khusus (Pansus). Namun, hingga kini Presiden dan Wakil Presiden BEM belum juga terlihat batang hidungnya.

30 Open Recruitmen 31 Apresiasi 32 Cerpen 34 TTS 35 Surat Pembaca 36 Denah 38 Pojok PKM Edisi Khusus Mahasiswa Baru 2021

3


Salam Kami

Terus Tingkatkan Diri S

elain berprestasi di akademik, mahasiswa juga kini dituntut aktif dalam berkegiatan non-akademik. Mahasiswa harus aktif dalam kegiatan organisasi, di dalam atau pun di luar kampus. Hal ini selaras dengan diterbitkan Surat Keterangan Pendamping Ijazah (SKPI) bagi lulusannya per Desember 2020. Nantinya, SKPI diberikan sebagai pelengkap bagi ijazah dan transkrip akademik. Menjadi mahasiswa merupakan sebuah pilihan. Ingin menjadi mahasiswa kupu-kupu (kuliah pulang-kuliah pulang), menjadi mahasiswa yang gemar nangkring di cafe atau ingin menjadi mahasiswa yang merelakan waktu pulang dan nongkrongnya untuk belajar hal baru di organisasi. Menambah soft skill yang tidak didapat dibangku perkuliahan. Seperti yang sama-sama kita tahu, bahwa dunia pekerjaan saat ini mencari pekerja yang tidak hanya cakap dalam hard skill. Disinilah fungsi organisasi untuk terus meningkatkan diri. Kami percaya dengan terus berproses dengan baik akan mendapatkan hasil yang baik

pula. Walau harus terus bersaing dengan kecepatan teknologi yang semua serba daring, kami tidak lupa untuk menulis juga di cetak. Karena Majalah Teknokra merupakan muruah penerbitan yang sudah ada sejak 44 tahun lalu. Walau sudah setahun lebih mobilitas terbatas karena pandemi Covid-19, senyum kami kini kembali merekah dengan datangnya mahasiswa baru angkatan 2021. Artinya, akan ada kru-kru baru yang siap hadir di sisa kepengurusan tahun ini. Akan ada sumber daya baru yang semangat untuk berproses di Teknokra.

yang terbaik. Semoga informasi yang disampaikan melalui majalah ini dapat menjadikan mahasiswa untuk terus meningkatkan diri. Dari pojok PKM kami selalu mengajak mahasiswa untuk Tetap Berpikir Merdek a ! =

Kami ucapkan selamat datang kepada mahasiswa baru tahun 2021. Edisi khusus mahasiswa baru ini hadir untuk menyambut penerus baru yang penuh semangat. Kami menyuguhkan berbagai informasi yang dapat membantu mahasiswa baru untuk mengenal dunia kampus. Dalam laporan utama, terdapat informasi mengenai sistem demokrasi kampus yang karut marut. Kami menyadari masih banyak kekurangan dalam majalah ini, tapi kami selalu mencoba untuk melakukan

Edisi Khusus Mahasiswa Baru 2021

4


Komitmen Pemilihan Raya (Pemira) Universitas Lampung (Unila) tidak berjalan sebagaimana mestinya. Pemira Presiden-Wakil Presiden Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Unila yang dijadwalkan berlangsung pada Senin (14/12/20) ditunda oleh Panitia Khusus (Pansus). Pansus beralasan penundaan tersebut karena pihak rektorat yang belum memberikan akses database pemilih kepada Pansus. Namun, hingga kini Presiden dan Wakil Presiden BEM belum juga terlihat batang hidungnya. Berbagai macam polemik juga menjadikan demokrasi Unila ini terlihat karut marut. Mulai dari calon presiden dan wakil presiden yang bisa mendaftar padahal batas waktu pendaftaran sudah ditutup, ricuh saat sidang sengketa, penyegelan sekretariat Pansus, aksi mosi tidak percaya Majelis Permusyawaratan Mahasiswa (MPM) dan Pansus, keterlibatan salah satu calon wakil presiden dalam partai politik, hingga akhirnya Pemira ditunda. Ketua Pansus, Edi Hermawan Hepriyadi (Ekonomi Pembangunan ’19) juga mengatakan Pansus tidak dipercaya oleh beberapa kelompok yang tidak puas terhadap kinerja Pansus. Tim Penyelesaian Pemira yang melibatkan seluruh Wakil Dekan III Fakul-

Karut Marut

Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Alumni, Prof. Yulianto mengungkapkan bahwa Pansus 2020 telah dianggap gagal dalam tugasnya menyelesaikan Pemira 2020. MPM dan DPM juga sepakat untuk membubarkan Panitia Khusus Pemira dan akan membentuk Panitia Khusus Pemilihan Raya 2020 yang baru yang harus dibentuk paling lambat pada tanggal 2 mei 2021.

Demokrasi Kampus

Namun, lagi-lagi harapan tinggal harapan. Panitia Khusus Pemira baru tersebut sampai sekarang tak kunjung dibentuk. Ketua dari Tim Penyelesaian Pemira, Depri Liber Sonora mengatakan ada sesuatu yang kurang yang mengakibatkan permasalahan pemira ini tak kunjung selesai, yaitu tidak adanya lembaga yudisial yang bisa menyelesaikan permasalahan.

tas, dan juga tim pakar hukum lainnya, yang diketuai oleh Depri Liber Sonata, Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan dan Alumni Fakultas Hukum Unila juga dibentuk untuk membantu penyelesaian masalah Pemira ini.

Dua tahun sebelumnya presiden dan wakil presiden dipilih secara aklamasi. Lalu, tahun ini kursi Presiden dan Wakil Presiden BEM Unila tidak ada pemiliknya. Kampus seharusnya menjadi tempat untuk mahasiswa belajar berdemokrasi. Segala bentuk kepentingan politik mestinya dikesampingkan agar tidak menuai polemik. Jika tidak, benih demokratis yang dibentuk di kampus hanya menjadi angan belaka.

PELINDUNG Prof. Dr. Karomani, M.Si. PENASEHAT Prof. Dr. Yulianto M.S, Hero Satrian Arif, S.E., M.H. DEWAN PEMBINA Dr. Eddy Rifa’i, S.H., M.H. ANGGOTA DEWAN PEMBINA Dr. M. Thoha B. Sampurna Jaya, M.S., Prof. Dr. Yuswanto, S.H.,M.Hum., Dr. Maulana Mukhlis, S.Sos., M.IP., Asrian Hendi Caya, SE.,ME, Dr. Yoke Moelgini, M. Si., Irsan Dalimurte, SE., M. Si., MA., Dr. Dedy Hermawan, S.Sos., M.Si., Dr. H. Sulton Djasmi., M.Si., Tony Wijaya, S.Sos., MA. PEMIMPIN UMUM Andre Prasetyo Nugroho PEMIMPIN REDAKSI CETAK Sri Ayu Indah Mawarni REDAKTUR BERITA Ridho Dwi Saputra REPORTER CETAK Buliano A’do B, Dwindy Monica, Putri Cantika PEMIMPIN REDAKSI DARING Annisa Diah Pertiwi REDAKTUR DALAM JARINGAN Sandra Puspita EDITOR Azhar Azkiya REDAKTUR ARTISTIK Ihwana Haulan STAF ARTISTIK Sunia Dzakiyyah, Qia Dinda Fadilla FOTOGRAFER Ahmad Fariz Agus Maulana (Non-Aktif), Muhammad Rifqi Mundayin REPORTER DARING Ridho Efendi, Widya Dara, Amalia Sabila M., Arif Sanjaya KAMERAWAN Diah Prastiwi, Syendi Arjuna PEMIMPIN USAHA Dhea Putri Utami MANAGER OPERASIONAL Rahel Azzahra STAF IKLAN DAN PEMASARAN Septa Yuvela Utami STAF KEUANGAN Silvia Agustina KEPALA PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN M. Faizzi Ardhitara STAF PUSLITBANG Shofy Aulia Afifah, Fajar Hendra Jaya KEPALA KESEKRETARIATAN Yesi Sarika STAF KESEKRETARIATAN Pratiwi Dwi Lestari, Antuk Nugrahaning Pangeran MAGANG Mita Nurfadilah, Yunika Istiqomah, Abdul Aziz, Ike Junita, Muhammad Fadlan Irawan, Suryaningsih, Rahmat Aryansyah, Davina Syafa Kamila, Abelia Rahma Dini.

Edisi Khusus Mahasiswa Baru 2021

5


Ngekhibas Teknokra

1.Presiden dan Wakil Presiden BEM Unila siapa ya? 2.Bangun masjid cuma dari dana umat? ya kapan selesainya. 3.Akreditasinya Internasional, tapi parkirannya sempit.

INFORMASI

Apabila ada berita yang mengalami kekeliruan, civitas academica dapat mengirimkan hak jawab ke alamat redaksi. Terima kasih. Tetap Berpikir Merdeka!

Kirim hak tanya jawab ke alamat redaksi: Gerha Kemahasiswaan Lt. 1. Jl. Soemantri Brodjonegoro No. 1 Bandarlampung 35145 Email: teknokratv@gmail.com

SUARA MAHASISWA Dear Pak Rektor, tolong bantu kami para mahasiswa angkatan akhir yang sedang di masa perskripsian, bantu kami dengan adakan potongan UKT. Endang Kasihati_Agribisnis_2017 Kenapa Fakultas Pertanian di setiap hari Sabtu tetap melaksanakan perkuliahan seperti biasa? Hal ini menurut saya kurang efektif karena selain mahasiswa fokus dengan kuliah, mahasiswa juga perlu belajar berorganisasi dalam upaya mengembangkan potensi diri. Gede Artawan_Agroteknologi_2018 Saya masih kecewa dengan KKN Periode 1 2021 yang labil banget. Tapi teman saya tidak karena dari KKN akhirnya mereka menemukan tambatan hatinya. Holifa Arba Arafi_Ilmu Pendidikan_2018 Alamat: Gerha Kemahasiswaan Lt. 1. Jl. Soemantri Brodjonegoro No. 1 Bandar Lampung 3541 Email: teknokratv@gmail.com I Website: www. teknokra.com I Instagram: teknokraunila

Edisi Khusus Mahasiswa Baru 2021

6


Kampus Ikam

LAHAN SEMPIT, MAHASISWA PARKIR SEMBARANGAN Oleh: Suryaningsih

Unila-Tek: Sempitnya lahan parkir di Universitas Lampung (Unila), sebabkan mahasiswa parkir sembarangan. Kasus parkir sembarangan ini banyak ditemukan di area Fakultas Teknik (FT) yang berbatasan langsung dengan Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB). “Lahan parkir di FEB terlalu sempit, cuma ada di depan-depan Gedung Manajemen, Akutansi, dan Gedung D-3, itupun parkir mobil dosen, terus kalau naik motor cuma semester 7 dan 8 yang boleh parkir di belakang Gedung F, dan lokasinya juga nggak terlalu luas, kadang nggak cukup malah,” ujar Salma (Akutansi ‘18). Hendra Widodo (Teknik Elektro ‘17) mengatakan bahwa parkir sembarangan yang dilakukan oleh

mahasiswa FEB sangat mengganggu mobilitas mahasiswa Teknik. “Iya gimana, kalau mereka parkir di sini kami mau keluar masuk gedung kadang susah karena pintu masuk yang terhalang oleh mobil-mobil mereka,” jelasnya. Ia menambahkan kejadian tersebut, sebenarnya tidak d i p e r m a s a l a h k a n b i l a mahasiswa FEB parkir di area milik mereka dan tidak mengganggu kenyamanan serta mobilitas dari mahasiswa Teknik sendiri. Eko Yudistia, Satpam FEB mengatakan bahwa permasalahan luas lahan parkir di FEB ini sudah dicarikan solusinya oleh pihak fakultas. Seperti memberikan pembatasan maha-

siswa yang boleh membawa kendaraan. Untuk yang diperbolehkan membawa kendaraan adalah mereka yang sudah memasuki semester 7 keatas. “Untuk semester di bawahnya dilarang untuk membawa kendaraan pribadi ke area fakultas. Bahkan jika diketahui oleh pihak keamanan, kendaraan yang mereka bawa akan dikempisi atau konsekuensi lain yang lebih berat yaitu KTM (Kartu Tanda Mahasiswa) mereka akan ditahan,” tuturnya. Ia juga menambahkan bahwa bahwa solusi yang diberikan fakultas sudah sesuai dengan aturan rektorat. Bahkan sudah ada bus yang dapat digunakan sebagai mobilitas mahasiswa=

PEMBANGUNAN MASJID TEKNIK ANDALKAN DANA UMAT Oleh: Antuk Nugrahaning Pangeran

Unila-Tek: Sejak 2018, pembangunan masjid di Fakultas Teknik (FT) Universitas Lampung (Unila) hingga kini belum rampung. Pembangunan masjid ini merupakan renovasi dari musala yang sebelumnya berukuran 8x8 m². Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan dan Alumni Fakultas Teknik, Masdar Helmi mengatakan pembangunan ini lamban disebabkan karena pembangunan masijd hanya mengandalkan dana umat. “Selama ini dana yang digunakan untuk pembangunan masjid adalah dana umat, yaitu sumbangan dari dosen, mahasiswa, dan beberapa donatur. Dari pihak fakultas baru memberikan suntikan dana sebanyak satu kali, yaitu saat pembangunan lantai masjid,” ujarnya. Menurutnya, saat ini kebijakan untuk membangun fasilitas ibadah di instansi pemerintah sedang diper-

ketat, sehingga setiap fakultas mengajukan anggaran pasti tidak diterima. "Sejauh ini pembangunan masjid telah menghabiskan dana sekitar 900 juta. Perkiraan dari target keseluruhan ini sudah enam puluh persen. Target kita, kita membutuhkan waktu kurang lebih dua tahun lagi," tuturnya. Masdar menghimbau kepada semua yang menggunakan masjid untuk bisa memaklumi keadaan masjid saat ini. "Karena keadaannya kita memang belum bisa menyelesaikan itu semua, sehingga harus bisa menerima, karena bukan seperti ini desain akhirnya," katanya. Salah satu mahasiswa, Netta Riana (Teknik Sipil '17) memaklumi pembangunan masjid yang belum juga rampung ini. Menurutnya banyak aspek yang mungkin menyebab-

kan

terhambatnya

pembangunan.

"Kita tahu sendiri kan sekarang itu lagi pandemi juga, pasti banyak faktor yang menghambatnya, mungkin dari dananya atau sumber manusianya sendiri," katanya. Melihat kondisi masjid saat ini, ia menyayangkan tempat wudu wanita yang masih kotor dan tidak tertutup. Ia berharap adanya perawatan masjid walaupun belum sepenuhnya selesai. Menurut Arif Hidayat (Teknik Kimia '15) kondisi masjid yang saat ini jauh lebih nyaman dibandingkan dengan musala sebelumnya. "Tempat wudunya besar dan bersih, airnya juga ga pelit. Belum puas karena belum selesai semuanya aja, masih penasaran jadinya," katanya=

Edisi Khusus Mahasiswa Baru 2021

7


Kampus Ikam FP UNILA RENOVASI RUANG KULIAH Oleh: Widya Dara

Foto : Muhammad Rifqi Mundayin

Pembangunan. Para pekerja sedang membuat panel pengecoran di Fakultas Teknik (FT) Universitas Lampung (Unila) pada Rabu (7/7). Panel pengecoran ini bertujuan untuk pembangunan gedung Program Studi Prodi Teknik Geofisika.

SUDAH SETAHUN, PALANG PINTU OTOMATIS BELUM JUGA DIAKTIFKAN Oleh: Dwindy Monica Unila-Tek: Sejak Januari 2019, Universitas Lampung (Unila) berlakukan penggunaan palang pintu otomatis. Palang pintu otomatis tersebut dipasang di dua titik, yaitu di depan gedung UPT TIK dan di dekat bundaran Unila. Namun, sejak 2020 palang pintu tersebut tidak diaktifkan lagi. “Palang pintu otomatis itu tidak rusak, hanya dinonaktifkan sementara. Jalur saat ini tidak terlalu padat, mungkin ketika perkuliahan offline akan kami buka kembali sekaligus akan ada pembenahan beberapa titik parkir,” kata Sulaemi, Kepala Bagian Hukum Tata Laksana Barang Milik Negara Umum (HTLBMNU) Biro Umum dan Keuangan Unila. Palang pintu otomatis yang seharusnya digunakan oleh pengendara dari civitas academica Unila ini, hingga kini masih dijaga satuan pengamanan (Satpam) untuk menjaga ketertiban lalu lintas kendaraan yang melewati portal tersebut. Salah satu Satpam Unila, Darmawan

berharap peraturan Unila bisalebih tegas jika nantinya palang pintu diaktifkan. “Pengalamannya waktu palang pintu masih aktif, tetap banyak yang melanggar walau sudah disosialisasikan,” katanya. Made Riasih (Pendidikan Matematika’18), salah satu mahasiswa berpendapat bahwa menggunakan palang pintu otomatis itu lebih mudah, aman, dan efektif. “Kalau pakai palang pintu itu nggak ribet. Mahasiswa punya kartu parkir khusus, tinggal tempel kartunya, nanti palangnya kebuka, sudah tinggal lewat,” katanya. Senada dengan Made, M. Ridho Dinata Bariyus (Teknik Elektro’20) mengatakan bahwa penggunaan palang pintu otomatis dapat meminimalisir terjadinya kecelakaan akibat kelalaian penjaga. “Kedepannya semoga peraturannya bisa lebih tegas lagi dan orang-orang termasuk mahasiswa bisa lebih disiplin dalam mematuhi aturan yang ada,” pungkasnya=

Unila-Tek: Fakultas Pertanian (FP) Universitas Lampung (Unila) melakukan renovasi ruang kuliah A-1 yang berada di Dekanat FP. Renovasi ini bertujuan untuk meningkatkan pelayanan kepada civitas academica dan kegiatan di luar perkuliahan seperti pertemuan dan seminar. Wakil Dekan Bidang Umum dan Keuangan, Abdullah Aman Damai mengatakan bahwa peningkatan ini berkaca pada fakultas lain seperti Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) serta Fakultas Hukum (FH) yang lebih dulu memiliki fasilitas tersebut. Fasilitas yang ditingkatkan meliputi kursi, proyektor dengan layar tampilan yang lebih lebar, plafon, dan dinding kedap suara. “ Pr oses r enovasi ini dilaku k an be r t ahap sej ak 2020 pad a du a k ali t ahun aj ar an dik arenak an dana y ang t idak mencuk u pi. D ana y ang paling bany ak dikeluar k an y ait u u ntuk pembelian k u r si d e n g a n d a n a ratusan juta,” ujarnya saat diwawancarai, pada Jumat (25/6). Salah satu mahasiswa, Anggie Nafyta Lestari (Teknik Pertanian ’19) berpendapat bahwa perenovasian ini berdampak baik bagi para mahasiswa yang akan menggunakan ruang kelas tersebut. Dengan adanya perenovasian ini membuat ruang kelas menjadi lebih nyaman digunakan nantinya. “Semoga perenovasian ini berlanjut k e g e d u n g - g e d u n g l a i n nya sehingga pembangunan di F akul t as Per t an i an mer at a ke semua gedung,” ujarnya. Selaras dengan Angg i e , A u l i a Antarini (Kehutanan ’19) mengatakan bahwa renovasi ruang kelas ini merupakan perkembangan baik yang nantinya akan menunjang kegiatan belajar mengajar. “H a r a p a n n y a ya semoga n a n t i p e m b a n g u n a n n y a merata supaya b e l a j a r n y a l e b i h n y a man lagi,” pungkasnya=

Edisi Khusus Mahasiswa Baru 2021

8


Kampus Ikam PDAM ADAKAN AIR SIAP MINUM DI UNILA Oleh : Putri Cantika Helmiana

Foto : M. Faizzi Ardhitara Pembangunan Gazebo. Seorang pekerja bangunan sedang membangun gazebo di Lapangan Terpadu Fakultas Pertanian, Universitas Lampung, Senin (3/5/21). Gazebo ini nantinya akan dipakai untuk para mahasiswa berkumpul dan melakukan praktikum.

UNILA AKAN BANGUN RUMAH ADAT LAMPUNG Oleh: Buliano A’do Bashtotan

Unila-Tek: Universitas Lampung (Unila) akan membangun gedung rumah adat di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP). Pembangunan rumah adat ini nantinya digunakan sebagai pusat pendidikan dan penelitian kebudayaan Lampung. Hal tersebut selaras dengan Program Studi (Prodi) S1 Pendidikan Bahasa Lampung yang dibuka mulai tahun ajaran 2021/2022. “Tujuannya banyak, tapi utamanya bagi Unila sebagai institusi Perguruan Tinggi Negeri dengan kewajiban Tridarma, rumah adat itu untuk pendidikan, yaitu proses belajar-mengajar mahasiswa, penelitian kebudayaan Lampung, dan pemanfaatannya secara sosial, seperti pengabdian kepada masyarakat, be-

gawi, dan sebagainya,” tutur Juru bicara Rektor Unila, Kahfie Nazarudin. Koordinator Hukum Tata Laksana Barang Negara Umum (HTLBMNU) Unila, Sulaemi mengatakan rumah adat nantinya akan dibangun menjadi dua rumah. “Untuk rumah adat nantinya akan ada dua, yaitu Saibatin dan Pepadun,” ujarnya. Wakil Rektor BidangAdministrasi Umum Dan Keuangan, Asep Sukohar mengatakan bahwa dana pembangunan didapat dari Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP). “Alokasi anggarannya per rumah Rp 200 juta,” ungkapnya. Pembangunan rumah adat sendiri akan dimulai pada Juli 2021 dan rencananya akan rampung pada September 2021 mendatang=

Unila-Tek: Universitas Lampung (Unila) menjadi salah satu tempat untuk melakukan proyek penanaman pipa PDAM (Perusahaan Daerah Air Minum) oleh pemerintah Kota Bandar Lampung. Proyek ini laksanakan mulai awal tahun 2020 hingga sekarang (6/7). Sulaemi, Koordinator Hukum Tata Laksana Barang Negara Umum (HTLBMNU) Unila, mengatakan bahwa Unila memberikan izin terkait penanaman pipa PDAM. Kemudian untuk pendistribusian air ini nantinya akan ditujukan kepada lingkungan kampus Unila dan perumahan dinas Unila. “Mudah-mudahan PDAM bisa memenuhi kebutuhan-kebutuhan yang diinginkan oleh warga kampus. Yang jelas dengan ini bisa membantu keberadaan lingkungan kampus,” ujarnya. Konsultan Pengawasan Supervisi PDAM, Sang Putra memaparkan sebenarnya proses pelaksanaan pemasangan pipa PDAM di wilayah Bandar Lampung itu menggunakan metode open. Namun, untuk di Unila sendiri penanaman pipa dilakukan dengan proses boring manual. “Air tersebut memang sudah siap minum, namun kebanyakan orang merebus air kembali untuk menjaga kesehatan, karena memang air ini mengandung kaporit. Namun, jika masyarakat percaya dengan proses yang telah dilalui maka diperbolehkan karena melalui programnya air ini memang siap minum,” ucapnya. Salah satu mahasiswa, Ferdyansyah (PGSD’20) mengatakan bahwa pemasangan pipa banyak merusak jalan. Walaupun sudah diperbaiki masih terdapat tanah yang kurang padat. Hal ini terlihat jelas di jalan Abdul Muis depan Toko Surya sampai dengan Unila. “Harapannya PDAM mulai aktif perbaikan jalan secara menyeluruh, karena sudah membayar, maka dipercepat pengunaan air siap minumnya,” pungkasnya= Foto : Syendi Arjuna

Rapat. UKM Koperasi Mahasiswa (Kopma) sedang melakukan rapat di belakang Gedung Rektorat Unila pada Kamis (10/6). Rapat secara langsung ini menggunakan protokol kesehatan.

Edisi Khusus Mahasiswa Baru 2021

9


PIMPINAN UNIVERSITAS UNIVERSITAS LAMPUNG LAMPUNG PIMPINAN Ilustrasi : Dhea Putri Utami

Edisi Khusus Mahasiswa Baru 2021

10


Sumber: www.unila.ac.id/pimpinan-universitas

Edisi Khusus Mahasiswa Baru 2021

11


Ekspresi

Tepis Paradigma Masyarakat tentang Seniman Oleh : Diah Prastiwi

S

ejak kecil, Agung Hero Hernanda hidup di lingkungan seni. Ayahnya merupakan seorang seniman musik tradisional asal Sumatera Barat dan ibunya seorang seniman tari, secara tak langsung membuatnya mulai tertarik menggeluti dunia seni. Dasar seni tradisional yang dimiliki kedua orang tuanya membuatnya semakin penasaran untuk belajar. Menurutnya, musik tradisional itu unik dan mahal. Perjalanannya dimulai saat ia duduk di bangku SMA, saat itu alat musik pertama yang ia pelajari ialah Bansi. Untuk merealisasikan kesungguhannya dalam seni, ia melanjutkan sekolah di Institut Seni Indonesia (ISI) Padangpanjang jurusan Karawitan pada tahun 2009 dan lulus pada tahun 2013. Selanjutnya ia melanjutkan studi pascasarjana di tempat yang sama dengan program studi Penciptaan dan Pengkajian Seni. Perjuangannya membuahkan hasil saat ia berhasil tepilih sebagai salah satu pemusik muda dari sepuluh negara Asia Tenggara untuk mewakili Indonesia dalam program C ASEAN Consonant pada tahun 2015 di Bangkok dan berkelanjutan hingga sekarang. Di ajang seni Internasional yang bergerak di bidang budaya-budaya negara Asia Tenggara itu, ia menampilkan musik-musik tradisional Indonesia, sepert Kendang Sunda, Saluang, Kecapi, Bandi dan Perkusi. “Berawal dari rekomendasi guru saya untuk ikut seleksi yang mana pada waktu itu yang menyeleksi adalah Prof. Franki Raden, seorang seniman akademisi dan etnomusikolog di Indonesia. Saya tidak tau persis berapa

orang yang masuk penjaringan dalam seleksi itu. Karena semua diatur oleh Prof. Franki Raden sebagai advisor dari Indonesia untuk project ini.” ujarnya. Dosen Program Studi Pendidikan Musik (PSPM) Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Lampung (Unila) ini juga telah memperoleh banyak penghargaan dan ikut berpartisipasi dalam event-event bergengsi di dunia seni baik di skala nasional maupun internasional. Ia pernah menjadi peserta Sawahlunto International Music Festival tahun 2012 dan 2013, Brave Festival bersama Balega Group, Wroclaw Polandia tahun 2014, penampilan langsung di Workpoint Thailand padatahun 2019 serta banyak prestasi lainnya. Pria yang mengagumi Alm. I Wayan Sadra ini mengakui kesulitannya dalam menjadi seorang pekerja seni. Saat berkarir di dunia seni, tak jarang ia dipandang sebelah mata oleh masyarakat. Apalagi semasa ia kecil, ia tinggal di lingkungan yang masih menganggap pekerja seni merupakan pekerjaan yang meragukan. “Saya di kampung dulu masyarakat berpikir, ‘Kamu seniman? Seniman mau jadi apa?’ Jangankan itu, waktu kuliah di seni ditanya juga, ‘Kamu kuliah di seni mau jadi apa? Apakah dengan menjadi seniman bisa mencukupi dan menjamin kehidupanmu?’ begitu paradigma orang,” ungkapnya. Saat ini ia berpindah dari daerahnya ke tempat lain dengan harapan ketika ia pulang bisa merubah pandangan masyarakat terhadap dirinya yang kini sukses menjadi seniman. “Sama-sama

kita ketahui pandangan masyarakat biasanya kalau belum jadi polisi, PNS, dokter, itu belum sukses. Harapannya ketika saya pulang nanti bisa menjawab keraguan masyarakat," ujarnya. Saat ia dipercaya menjadi komposer, ia kesulitan untuk memperoleh data. Ia harus menggali latar belakang musik yang akan ia garap dan paham kultur di daerah yang akan ia tuju. Selain itu, ia juga kesulitan dalam berbahasa karena khususnya di daerah Lampung yang memiliki berbagai macam bahasa yang digunakan. “Misal kita garap musik Lampung, otomatis kita harus belajar dulu musik Lampung, kita harus datang ke daerah-daerah, harus riset, harus paham bahasanya, setiap daerah ada cara-cara yang berbeda,” ucapnya. Selain itu, saat ia diberi kepercayaan mewakili Indonesia untuk tampil di negara lain, ia merasa kesulitan dalam berbahasa. “Kita hanya bisa berbahasa Inggris untuk sehari-hari, tapi ketika masuk ke dalam ranah profesional kita harus juga paham istilah-istilah musik dalam bahasa Inggris,” katanya. Ia berharap generasi milenial lebih mengenal dan mencintai budaya. Apalagi sekarang era digital, instan, dan modern yang merupakan ancaman besar terhadap identitas kita jika generasi penerus tidak mengenal budaya leluhurnya. “Ibaratkan pohon akan terlihat lebih kokoh, walaupun diterpa angin dan badai pun akan tetap berdiri kokoh, karena ditahan oleh akar yang kokoh juga,” pungkasnya=

Edisi Khusus Mahasiswa Baru 2021

12


Kyay Jamo Adien Ilustrasi : Syendi Arjuna

Edisi Khusus Mahasiswa Baru 2021

13


Laporan Utama

Karut Marut Demokrasi Kampus Oleh: Ihwana Haulan dan Ridho Dwi Saputra

Pemilihan Raya (Pemira) Universitas Lampung (Unila) tidak berjalan sebagaimana mestinya. Pemira Presiden-Wakil Presiden Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Unila yang dijadwalkan berlangsung pada Senin (14/12/20) ditunda oleh Panitia Khusus (Pansus). Namun, hingga kini Presiden dan Wakil Presiden BEM belum juga

S

udah 159 hari kursi presiden dan wakil presiden Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Unila kosong, terhitung sejak pelantikan Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Universitas Lampung (Unila) pada 10 Maret 2021 lalu. BEM Unila absen tidak ikut dilantik. Hal ini disebabkan oleh karut marutnya Pemilihan Raya (Pemira) Unila 2020 silam. Dikutip dari Teknokra.com, sejak pembukaan pendaftaran bakal calon Presiden Mahasiswa (Presma) dan calon Wakil Presiden Mahasiswa (Wapresma) pada tanggal 2-6 dan 9 November 2020 lalu, Pansus sudah mengantongi empat pasang bakal calon Presma dan Wapresma. Mulanya, pada Selasa (10/11/20), akun instagram @pansusunila2020 mengunggah dua pasang pendaftar sementara pasangan bakal calon presma dan wapresma. Kedua pasangnya ialah, Septian Adi P. (FISIP ’17)-Claudia N. D. P. H. (FH ’17) dan M. Julianto (FKIP ’17)-Agung Ilham B. (FISIP ’17). Lalu, pada Rabu (11/11/20), akun tersebut kembali mengunggah dua pasang pendaftar sementara pasangan bakal calon presma dan wapresma lain, yaitu pasangan Eko Wiyanto (FKIP ’17)-Haridotama (FISIP ’18) dan Ropiudin (FMIPA ’17)-Rois Abdillah (FP ’17). Esoknya, pada Kamis (12/11/20) pasangan Septian Adi P.-Claudia N. D. P. H. dan M. Julianto-Agung Ilham melakukan sidang sengketa ke Majelis Perm us y a wa r a ta n Ma ha s i s w a (MPM). Kedua bakal calon presma-wapresma tersebut merasa dirugikan karena

terlihat batang hidungnya. pasangan lain masih bisa mendaftar. Menurutnya, Pansus melanggar SK poin pertama. Bunyi pasal yang dilanggar ialah pendaftaran, pengembalian berkas calon Presiden Mahasiswa dan Wakil Presiden Mahasiswa, calon anggota DPM U dan Tim Sukses dilaksanakan pada tanggal 2 November, 3 November, 4 November, 5 November, 6 November, dan 9 November 2020 pada hari Senin, Selasa, Rabu, Kamis, dan Jumat pada pukul 08.00 s.d 12.00 dan dilanjutkan kembali pukul 13.00-17.00 WIB dilaksanakan secara dalam jaringan (daring). Sidang dihadiri oleh perwakilan Tim Sukses (Timses) masing-masing, perwakilan Panitia Khusus (Pansus), dan MPM di Ruang Sidang Gerha Kemahasiswaan Lt. 2. Namun , hingga akhir sidang ini belum membuahkan hasil dan masih ditunda. Sidang Sengketa Berakhir Ricuh Sidang dilanjutkan pada Jumat (13/11/20), di Ruang Sidang 1 Lt. 4 Gedung Rektorat Unila. Sidang lanjutan pemira ini ricuh karena penggugat tidak sepakat dengan mekanisme sidang sengketa. Pemimpin sidang tidak menunda sidang sengketa, guna mengadakan rapat internal MPM terlebih dulu. Namun, pemimpin sidang membacakan keputusan sidang tersebut. Berdasarkan pantauan Teknokra, terjadi adu mulut antara penggugat dengan Ketua MPM, Hanggara Ramadhan

(Ilmu Hukum’16). Sehingga, penggugat memilih walk out dari ruang sidang. Namun, Hanggara tetap membacakan putusan sidang. Walaupun tidak ada penggungat di dalam ruang sidang tersebut. Ia mengatakan bahwa penafsiran pendaftar akan dikembalikan kepada SK 6 poin 13 dan MPM memutuskan pasangan bakal calon atas nama Eko Wijayanto-Haridotama dan Ropiudin-Rois Abdillah tetap dapat melanjutkan ke tahapan pemira selanjutnya. “Keputusan ada di MPM, yang ditetapkan kita juga mencari mana kebermanfaatan yang luas. Yang menjadi pertimbangan kuat dapat dilihat di rilis keputusan MPM. Sejauh ini MPM Unila berbicara atas dasar fakta dan dasar hukum bukan opini, menggiring opini dan kepentingan golongan,” ujarnya. Lalu, Wakil Rektor (WR) III Bidang Kemahasiswaan dan Alumni, Prof. Yulianto melakukan mediasi pada sidang sengketa pemira 2020. Mediasi ini menghadirkan penggugat (Tim sukses Septian Adi P.-Claudia N.D.P.H dan M. Julianto-Agung Ilham) dan tergugat (Panitia Khusus Pemira 2020) di Ruang Sidang 1 Lt. 4 Gedung Rektorat Universitas Lampung. Ketua Pansus, Edi Hermawan Hepriyadi (Ekonomi Pembangunan ’19) mengatakan mediasi dengan WR III dilakukan karena pihak penggugat menyampaikan mosi tidak percaya kepada MPM dan dapat meminimalisir terjadinya kerusuhan terkait sidang sengketa Pemira 2020. Sedangkan, hasil keputusan sidang sudah ditetapkan oleh MPM.

Edisi Khusus Mahasiswa Baru 2021

14


Laporan Utama “Akan tetapi kalo kita lihat dari UU KBM Unila, keputusan MPM itu bersifat final. Karena MPM merupakan lembaga peradilan tertinggi di Pemerintahan Mahasiswa,” katanya. Sekretariat Pansus di Segel Pasa Senin, (23/11/20), dua pasang bakal calon Presma-Wapresma Unila 2020 atas nama Septian Adi P.- Claudia N.D.P.H dan M. Julianto – Agung lakukan aksi segel di Sekretariat Pansus Unila di Gedung Gerha Kemahasiswaan Lt.1. Pada salah satu bakal calon Presma, M. Julianto mengatakan kekecewaanya terhadap kinerja Pansus. “Kami dikecewakan dari awal sengketa, seperti tahap pendaftaran. Lalu, untuk masalah timeline yang masih berlanjut padahal semua sudah menyapakati bahwa timeline sementara dihentikan,” ucapnya.

timses lakukan aksi mosi tidak percaya MPM dan Pansus. Spanduk bertuliskan “Demokrasi Unila Mati, MPM Pansus #Tidak Netral” “Stop Oligarki! MPM Ditunggangi” terpasang di Gerha Kemahasiswaan Unila. Aksi ini dilakukan karena Pansus tetap melaksanakan batas waktu Pemira yang telah masuk tahap kampanye. Padahal, sesuai mediasi dengan Wakil Rektor III saat sidang hari kedua dengan MPM yang ricuh, Prof. Yulianto memutuskan untuk menunda dulu tahap pemira. Wakil Rektor III sudah layangkan surat hasil kajian dan rekomendasi untuk Pemira 2020. Berdasarkan surat tersebut, telah dilakukan l a n g -

Pasangan Ropiudin-Rois Abdillah Berkoalisi dengan Pasangan Eko Wiyanto-Haridotama Pada Rabu (25/11/20) akun instagram @pansusunila2020 kembali mengunggah penetapan pasangan calon Presiden dan Wakil Presiden mahasiswa BEM U KBM Unila yang telah lolos verifikasi akhir. Pansus menetapkan hanya tiga pasang bakal calon Presma-Wapresma yang lolos dalam tahap ini. Ketiganya ialah Septian Adi P.-Claudia N. D. P. H., M. Julianto-Agung Ilham dan Eko Wiyanto-Haridotama. Sedangkan pasangan Ropiudin-Rois Abdillah tidak lolos verifikasi akhir dan memilih berkoalisi dengan pasangan Eko Wiyanto-Haridotama. Menurut Ropiudin (Matematika ’17), jika potensi mereka (Ropiudin-Rois Abdillah dan Eko Wiyanto-Haridotama) dipadukan akan mampu menciptakan perubahan dan karya yang lebih hebat. “Kami sadari bahwa untuk menciptakan karya dan perubahan tidak harus menjadi seorang pemimpin yg berada dipaling atas. Namun malah bisa diwujudkan dengan kolaborasi kerja,” jelasnya. Aksi Mosi Tidak Percaya MPM dan Pansus Pada Selasa (1/12/20), dua calon presiden dan wakil presiden BEM (Septian Adi P.-Claudia N. D. P. H. dan M. Julianto-Agung Ilham) dan juga para

kah-langkah persuasif untuk memediasi sengketa antara tim sukses yang menggugat dengan pansus. Kemudian, berdasarkan rekomendasi pendapat hukum Satuan Pengendali Internal (SPI) Unila tentang sengketa antara tim sukses dengan pansus Pemira Unila 2020. Maka, Wakil Rektor bidang Kemahasiswaan dan Alumni menghentikan sementara pemira Unila 2020. “Dikarenakan ada cacat prosedur dalam proses pemilihan raya mahasiswa demi menjaga kondusivitas Universitas Lampung,” ujarnya. Pansus menanggapi surat rekomendasi

dari Wakil Rektor III Bidang Kemahasiswaan dan Alumni. Edi mengatakan surat itu berupa surat rekomendasi, artinya keputusan ada di Pansus melalui mekanisme rapat. Ia juga menampik tuduhan tidak netral sebagai penyelenggara Pemira Unila 2020. Menurutnya, pansus sudah berulang kali menekankan pansus tidak ada kepentingan kelompok tertentu. Selain itu, pansus sudah menjalankan pemira sesuai dengan prosedur yang ada. Agung Ilham Bahari terdaftar dalam anggota Partai Politik Drama pemilihan raya berlanjut saat tersebarnya susunan pengurus DPW (Dewan Pengurus Wilayah) Partai Gelora periode 2019-2024. Cawapres BEM Unila, Agung Ilham Bahari ( P a s angan n o mor urut 2 )

tercantum d a l a m struktur anggota DPW Partai Gelombang Rakyat Indonesia (Gelora) Lampung. Hal ini berdasarkan Struktur Pengurus Dewan Pimpinan Daerah Partai Gelombang Rakyat Indonesia Bandarlampung yang ditandatangani Ketua DPW Gelora, Samsani Sudradjat. Syahrul Fatah, Ketua Bidang Generasi Muda DPW Partai Gelora mengatakan Agung Ilham Bahari tidak tergabung dalam struktur anggota partai Gelora. Menurutnya, pencantuman nama Agung dalam struktur tersebut tanpa sepengetahuan Agung. “Itu yang bersangkutan (Agung Ilham Bahari) pernah menyampaikan kalau tidak ingin berpartisipasi dulu dalam politik praktis. Karena saya juga cukup kenal dengan dia. Namun, namanya

Edisi Khusus Mahasiswa Baru 2021

15


Laporan Utama sudah saya masukan untuk sementara bukan sebagai anggota atau pengurus apapun. Sampai sekarang belumlm ada SK (Surat Keputusan) sah dari pusat,” ujarnya. Selain itu, pencantuman nama tersebut dilakukan atas dasar status kedekatan Syahrul dengan Agung. Ia menambahkan bahwa Agung tidak ikut dalam Rakorwil (Rapat Koordinasi Wilayah) yang diadakan pada Minggu (30/8/20) lalu. “Miskomunikasi dengan saya. Sampai sekarang Agung tidak pernah terlibat dalam kegiatan apapun juga,” katanya. Esoknya, Rabu (2/12) pasangan nomor urut satu (Eko Wiyanto-Haridotama) beserta Timses lakukan aksi tolak intervensi WR III dalam penyelesaian sengketa Pemilihan raya (Pemira) di depan Gedung Rektorat. Aksi ini dilakukan karena keberpihakan WR III ke salah satu pasangan calon. “Adanya masalah sengketa pemira sampai hari ini tidak pernah dilibatkan dalam masalah tersebut. Kami hanya tahu adanya sengketa pemira, tetapi kami tidak pernah dilibatkan dalam penyelesaiannya. Sampai kemarin keluar surat rekomendasi tentang adanya pemberhentian keterlaksanaan dari pemira,kami juga tidak mengetahuinya,” ucap Capres BEM nomor urut satu, Eko Wiyanto. Ahmad Syarif Hidayatullah, Timses Pasangan Calon Presiden dan Wakil Presiden BEM Eko Wiyanto – Haridotama mengatakan, surat rekomendasi yang dilayangkan WR III sudah merugikan hak konstitusional pasangan ini. Selain itu, WR III tidak bisa merangkul seluruh keluarga besar mahasiswa.

“Dengan ditemukannya beberapa fakta mengenai keterlibatan pasangan calon nomor 2 dalam hal ini (Cawapres) yang menjadi anggota dan pengurus partai politik 2019-2024. Hak tersebut mencederai indipendensi dan idealisme gerakan mahasiswa. Sehingga dengan berdasarkan kepada peraturan KBM Unila yang ada pasangan calon nomor 2 dapat di diskualifikasi dan pencalonannya batal demi hukum,” paparnya.

Pada Selasa (15/12/20), Pansus menyelenggarakan kegiatan pengambilan informasi terkait keterlibatan calon wakil presiden BEM nomor urut dua dengan Partai Politik (Parpol) di Gedung Gerha Kemahasiswaan Lt. 2. Kegiatan ini mengundang Timses nomor urut satu atas nama Eko Wijayanto-Haridotama dan pihak timses nomor urut dua atas nama M. Julianto–Agung Ilham Bahari untuk dapat menyampaikan bukti-bukti pendukungnya. Hal ini terkait dugaan terhadap Agung Ilham Bahari, Calon Wakil Presiden nomor urut dua yang namanya tercantum dalam struktur anggota Dewan Pengurus Wilayah (DPW) Partai Gelora. Di tengah berlangsungnya acara, terdengar suara hantaman pintu yang keras akibat didorong secara paksa oleh sekelompok orang. Setelah aksi dorong-dorongan antara Pansus dengan masa, akhirnya salah satu Timses dari Paslon nomor tiga pun berhasil masuk.

Ketua Pansus menjelaskan bahwa pertemuan dengan pihak rektorat sudah dilakukan oleh pansus pada bulan November kemarin. Namun, masih belum memberikan akses pangkalan data pemilih. Menurutnya, pihak rektorat khawatir data tersebut akan disalahgunakan. Edi mengatakan sistem pemilihan pada tahun 2020 berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya. Hal ini disebabkan adanya pandemi Covid-19. Sehingga, pemilihan dilakukan secara dalam jaringan (daring). “Terdapat kendala dalam pemilihan ini. Seperti website yang down ketik a d i ak-

Ia kemudian meminta agar pihak Pansus memberhentikan proses penggambilan informasi yang tengah berlangsung terkait dengan dugaan keterkaitan Cawapres BEM Unila, Agung Ilham Bahari dengan partai politik. Kemudian suasana menjadi memanas dan mulai terjadi adu mulut serta aksi saling tunjuk. Ahman Tosy Hartino (PPKN ’17) Timses pasangan calon nomor urut tiga mengatakan kedatangannya untuk menanyakan alasan tidak mengundang nomor urut tiga. “Sebenarnya kericuhan ini juga terjadi karena sebelumnya memang masih ada sengketa yang belum terselesaikan. Namun, pihak Pansus masih tetap menyelenggarakan kegiatan yang seperti ini,” jelasnya. Karena kondisi yang semakin tidak kondusif, timses dari paslon dua memutuskan untuk walk out dari kegiatan ini. Pemira Presma-Cawapresma Ditunda Pemira Presiden-Wakil Presiden BEM Unila yang dijadwalkan berlangsung pada Senin (14/12/20) ditunda oleh Pansus. Penundaan tersebut dikarenakan pihak rektorat yang belum memberikan akses pangkalan data pemilih kepada Pansus.

ses mahasiswa secara keseluruhan. Kemudian untuk menanggulangi hal tersebut maka dalam proses pemilihannya dibuatkan sebuah jadwal berdasarkan fakultas masing-masing,” ucapnya. Ia juga mengatakan kendala lainnya seperti kelompok yang tidak puas terhadap kinerja Pansus, tidak percaya terhadap Pansus, beberapa aksi yang dilakukan peserta Pemira, serta dugaan salah satu calon wakil presiden yang terlibat partai politik. “Tim Pansus sudah melakukan beberapa upaya untuk mencoba bagaimana caranya dari ketiga paslon ini agar bisa

Edisi Khusus Mahasiswa Baru 2021

16

Ilustrasi: Muhammad Rifqi Mundayin

Menurutnya, WR III memihak Paslon yang aktif sebagai anggota dan pengurus parpol 2019-2024. Sehingga, hal ini jelas bertentangan baik secara moral, etika, idealisme mahasiswa serta peraturan yang berlaku.

Proses Pengambilan Infomasi Rusuh


Laporan Utama guyub dan mau bersama-sama melanjutkan pemilihan raya. Namun sampai sekarang belum menunjukkan arah untuk kesitu,” katanya. Pansus di Mata Capres-Cawapres Haridotama mengapresiasi kinerja Pansus. Menurutnya, Pansus 2020 menjadi catatan sejarah pertama kali penyelenggaraan yang dilakukan menggunakan teknologi digital baik di Unila ataupun di kampus lain yang ada di provinsi Lampung. Menanggapi berhentinya pelaksanaan pemilihan Presma d a n W a presm a

kan oleh kinerja pansus. “Kenapa sampai sekarang BEM belum ada? Itu karena kinerja pansus, jadi silahkan publik menilai,” ujarnya saat diwawancarai via WhatsApp pada Jumat (10/6/). Selanjutnya, Septian berpendapat bahwa Pansus tidak profesional dalam menjalankan kerjanya. Selain itu, Pansus juga tidak bersifat netral serta banyak konflik yang tidak bisa ditangani. “Jika akan dilanjutkan kita yang angkatan 2017 sudah masuk mahasiswa semester 8 tidak akan produktif lagi, kita sudah ada pada fase penyusunan tugas akhir. Sehingga kalau kita melanjutkan kontestasi dan terpilih pun, kami sudah tidak bisa produktif lagi,” tuturnya. Pansus 2020 Gagal Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Alumni, Prof. Yulianto mengungkapkan bahwa Pansus 2020 dianggap gagal dalam tugasnya menyelesaikan Pemira 2020. “Saya sudah tunggu mereka (Pansus) dari bulan januari-maret tapi nggak selesai-selesai, rupanya mereka nggak sanggup untuk menyelesaikan,” ungkapnya. Mengetahui hal tersebut, selanjutnya Rektor memerintahkan untuk membentuk tim penyelesaian pemira yang melibatkan seluruh Wakil Dekan III Fakultas, dan juga tim pakar hukum lainnya, yang diketuai oleh Depri Liber Sonata, Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan dan Alumni Fakultas Hukum Unila.

2021, ia meng a takan bahwa Pansus 2020 sudah mulai goyah yang terlihat dari terintervensi dari berbagai pihak. “Tentu ini menjadi tekanan tersendiri bagi Pansus, tetapi bukan berarti harus kehilangan arah sebagai Pansus. Sekarang ada 3 paslon, kalo memang ada cacat prosedur silahkan dibuktikan lalu didiskualifikasi, bukan malah dimainkan oleh narasi liar yang pada akhirnya dimainkan oleh kompetitor untuk menjatuhkan paslon lainnya,” katanya. Bertolak belakang dengan Haridotama, Julianto mengatakan terhentinya pemilihan Presma dan Wapresma disebab-

Rapat perdana Tim Penyelesaian Pemira dimulai pada tanggal 23 maret 2021, dengan memanggil Pansus, Dewan Perwakilan Mahasiswa (DPM) dan juga Majelis Permusyawaratan Mahasiswa (MPM). Berdasarkan keputusan hasil rapat tersebut, Pansus 2020 telah dianggap gagal dan tidak professional dalam pelaksanaan pemilihan presiden dan wakil presiden karena telah bertentangan dengan peraturan perundang-undangan KBM Unila. Dalam pernyataannya, Prof. Yulianto juga mengatakan bahwa MPM dan DPM sepakat untuk membubarkan Panitia Khusus Pemira dan akan membentuk Panitia Khusus Pemilihan Raya 2020 yang baru yang harus dibentuk paling lambat pada tanggal 2 mei 2021. “Kita sudah sepakati paling lambat 2 mei 2021 akan dibentuk Panitia Khusus

Pemilihan Raya 2020 yang baru, pansus yang akan dibentuk tersebut bertugas untuk melanjutkan proses pemilihan presiden dan wakil presiden BEM-U,” jelasnya. Kendati demikian, Panitia Khusus Pemira baru tersebut sampai sekarang tak kunjung dibentuk. Prof. Yulianto mengaku sudah terus menanyakan hal ini kepada DPM dan Juga MPM, namun belum ada tanggapan. “Kita sudah sepakat sama MPM dan DPM tanggal 20 Mei harus sudah selesai, tapi sampai sekarang mereka saya coba panggil alasannya masih dikampung,” ungkapnya. Jika Panitia Khusus yang baru ini tak kunjung dibentuk, Prof. Yulianto mengatakan bahwa dirinya akan berembuk untuk sama-sama mencari jalan keluar dari Pemira ini. “Kalau ini nggak selesai, yaa kami bersama tim akan berembuk sesuai dengan keputusan rapat, dan kita selesaikan secara kebersamaan,” jelasnya. Tidak Ada Lembaga Yudisal Penyebab Pansus Gagal Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan dan Alumni Fakultas Hukum (FH) sekaligus ketua dari Tim Penyelesaian Pemira, Depri Liber Sonora menjelaskan bahwa ada sesuatu yang kurang yang mengakibatkan permasalahan pemira ini tak kunjung selesai, yaitu tidak adanya lembaga yudisial yang bisa menyelesaikan permasalahan. “Kita mengenal ada tiga kompenen trias politika yaitu eksekutif, yudikatif dan legislatif. Ada yang membuat aturan, ada yang melaksanakan aturan, dan ada yang mengadili pada saat ada orang yang diduga melawan aturan. Sayangnya, hal ini tidak ada dalam KBM-U, jadi disini bisa terjawab pada saat mereka mengalami satu stagnasi atau persengketaan, mereka bingung siapa yang akan menyelesaikan,” jelasnya. Sementara itu terkait langkah apa yang akan diambil utuk menyelesaikan permasalahan pemira ini, ia mengatakan bahwaTim Penyelesaian Pemira masih menunggu MPM dan DPM untuk menentukan sikap karena itu negara mereka, dan Universitas tidak bisa seenaknya campur tangan. “Kami dari pihak universitas tidak bisa intervensi atau seenaknya campur tangan karena itu hak teritorial mereka. Jadi menurut saya kita harus cari tahu dulu dasar hukumnya, karena belum tentu mahasiswa juga tidak sepakat kalau universitas ikut campur,” katanya=

Edisi Khusus Mahasiswa Baru 2021

17


Anakedah Jangan Percaya GPS di Daerah Yang Susah Sinyal Oleh : Chairul Rahman Arif

Ilustrasi: Ihwana Haulan

A

ku akan berangkat lebih pagi. Perjalanan kira-kira akan memakan waktu sekitar 2 jam. Untung sekarang sudah ada teknologi bernama Google Maps, fitur ini sangat membantu bagi orang-orang yang tidak mudah menghapal jalan sepertiku. Aku melihat jam di tangan menunjukkan pukul 07.00. Dua puluh menit yang lalu, di grup kelas, aku mendapati kabar bahwa ibu salah satu dari kawanku telah berpulang. Kami satu angkatan turut berduka. Kemudian aku, Kicrik, dan Awe berniat melayat sebagai perwakilan angkatan. Perjalanan melayat kerabatnya teman angkatan yang meninggal memang biasa Komti (Komandan Tingkat) amanahkan kepada kami. Aku, Awe, dan Kicrik biasa menyebut ini sebagai misi kemanusiaan. Sebenarnya kami tak sebaik itu, aku tak pernah keberatan karena memang tidak ada kerjaan di rumah, lagi pula lumayan ada uang jalannya. Uang ini disisipkan dari hasil kas yang tiap hari ditagih Sani, seorang bendahara angkatan yang galaknya tidak kalah kalau diban ding d e n g a n dosen killer di kelas kami.

“Biasa ya,” kata Komti di kolom pesan WhatsAppku tadi pagi. Seperti mengerti maksud Komti, aku langsung meminta untuk mengajak kedua temanku, Kicrik dan Awe. “Oke, gua ngajak temen ya Kom, jauh kalo sendiri.” Aku menamai kontak Komti dengan nama Komtol. Aku berani sumpah, sebenarnya itu adalah kesalahan ketik. Tapi aku agak malas membenarkan nama kontak itu, jadilah sampai sekarang nama Komti di kontakku seperti sebutan untuk kelamin laki-laki. Walaupun Komti punya nama asli yaitu Farhan aku lebih senang menyebut jabatanya sebagai komandan tingkat. Terkait namanya di kontakku, belakangan aku jadi punya arti sendiri untuk nama Komtol itu, yaitu berupa gabungan jabatan yang diemban dan ditambah kata sifat. Kom untuk komandan sebagai jabatan si Komti alias Farhan, sementara tol untuk tolol sebagai representasi kelakuannya yang kerap melakukan hal-hal aneh. Aku menghidupkan motorku, lalu berangkat dengan kecepatan sedang menuju rumah Awe. Sebenarnya ini terlalu pagi untuk beraktivitas, mungkin saja Awe belum mandi. Tapi demi misi kemanusiaan (dan uang jalannya) aku pikir tidak ada salahnya bersemangat. Hanya butuh waktu 5 menit untuk aku sampai di depan rumah Awe. “Ayok berangkat,” kata Awe. Ternyata dia sudah rapi dengan kemeja hitam, sepatu Converse pendek, dan celana hitam merek Tera jeansnya. Aku hapal karena itu yang selalu dia pakai kalau sedang melakukan ‘misi kemanu-

siaan’.“Kita perlu jemput Kicrik gak?” tanyaku. “Gak usah, dia aja udah duluan. Lagian muter-muter amat kalo jemput Kicrik,” kata Awe sambil membenerakan kancing kemeja yang terbuka.“Tahu tempatnya, kan?”“Nggak sih, tapi udah dikirim maps-nya di grup kok. Kata yang udah pernah ke sana, nggak terlalu jauh dari jembatan Simpang Lima.” Aku dan Awe berangkat menuju rumah teman kami yang ibunya berpulang dengan hanya mengandalkan GPS yang dikirim di grub angkatan. Walaupun lokasinya merupakan tempat yang susah sinyal, setidaknya kami punya ancar-ancar sebuah jembatan dekat dengan perbatasan kabupaten. Kami sampai di titik lokasi yang ditunjukkan GPS selama 2 jam perjalanan. Di sana sudah ramai para peziarah. Aku memakirkan motor. Awe terlihat duluan, ia menyalami peziarah yang lain. Memasukkan sebuah amplop berisi sumbangan angkatan untuk keluarga yang ditinggalkan ke dalam baskom yang disediakan. Lalu bergabung mendoakan almarhumah yang sepertinya akan segera diantar ke kubur. Aku hendak menyusul Awe. Hape-ku berdering. Aku menepi ke papan bunga belasungkawa yang tidak jauh dari tempatku berdiri. “Di mana, kok belum sampe?” suara Kicrik terdengar di ujung telepon. “Ini baru sampe, gua di samping papan b u n g a .” “Papan bunga? Di sini gak ada papan bunga. Kayaknya kalian nyasar deh, Dul.” Aku menyusul Awe, memberitahu kalau kita berada di lokasi yang salah dengan berbisik. Kami melipir dari lokasi itu. Diperjalanan menuju parkiran motor Awe misuhmisuh, kok bisa ada orang meninggal dengan waktu bersamaan dan lokasi yang tidak begitu jauh. Sampai di depan baskom berisi amplop, Awe mengambil kembali amplop yang sudah dia masukan. “Padahal gua tadi udah bantu aminamin, Dul.” “Makanya, kayaknya lain kali jangan percaya GPS deh, kalau lagi di lokasi yang susah sinyal”=

Edisi Khusus Mahasiswa Baru 2021

18


Komik Kyay Jamo Adien

Sering Terjadi Ilustrasi: Ihwana Haulan

Edisi Khusus Mahasiswa Baru 2021

19


Esai Foto

Edisi Khusus Mahasiswa Baru 2021

20


Esai Foto

Bebas Mengalir, Pameran Visual Art di Tengah Pandemi Foto : Muhammad Rifqi Mundayin

Pameran Visual Art oleh Pring Pethuk X Semesta Coffe&Space dengan tema “Bebas Mengalir” diadakan di Semesta Coffee Kecamatan Gading Rejo, Pringsewu (28/5). Pameran ini merupakan pameran visual art pertama di Pringsewu. Dengan tujuan diadakan pameran ini terutama untuk merangkul pemuda pringsewu yang mempunyai minat dan bakat di bidang visual artis/seni dan untuk mempromosikan Visualartist agar dikenal masyarakat luas. Dengan tema “Bebas Mengalir” pemuda dan Visualartist bebas untuk berkarya dengan kategori Visual Art. Karya yang di tampilkan pun beragam. Dari persiapan yang singkat pameran ini berjalan cukup lancar dengan mematuhi protokol kesehatan. Edisi Khusus Mahasiswa Baru 2021

21


Inovasi

Sumber: Instagram(@goplate.id)

Piring Daun (Go- Plate) Solusi Pengganti Plastik Oleh: Ridho Efendi

Edisi Khusus Mahasiswa Baru 2021

22


Inovasi

P

enggunaan wadah makanan berbahan dasar plastik oleh masyarakat yang semakin hari semakin banyak digunakan dalam berbagai aktivitas tentu memiliki dampak yang buruk terhadap kelestarian lingkungan. Selain itu, Indonesia juga dikenal sebagai produsen sampah plastik kedua terbesar di dunia. Berawal dari hal tersebut, Martinus, dosen Teknik Mesin Universitas Lampung mulai mencari ide alternatif agar bahan dasar pembungkus makanan dari plastik ini dapat diganti dengan bahan dasar lainnya yang lebih ramah lingkungan. Salah satu solusi yang didapatkan adalah dengan penggunaan piring berbahan dasar daun atau yang sekarang lebih dikenal dengan piring daun (Go-Plate). Piring daun atau Go-Plate (Gogreen Plate – Piring Komposit Daun Ramah Lingkungan) ini dipilih sebagai bahan dasar pengganti plastik karena mampu m e n g u r a n g i dampak polusi atau pencemaran lingkungan. Martinus mengatakan bahwa bahan yang dipilih untuk dasar pembuatan piring daun ini merupakan bahan yang mudah terurai, sehingga ketika dibuang tidak berbahaya bagi lingkungan. Secara tradisional, pada zaman dahulu daun sudah digunakan sebagai bahan pembungkus makanan sehingga tidak perlu dites di laboratorium lagi untuk melihat ada atau tidaknya kandungan racun di dalamnya. “Daun yang bisa kita gunakan sebagai bahan dasar pembuatan piring daun ini pun bermacam-macam, tidak hanya daun jati saja tetapi ada daun palem, daun pinang, daun jagung, daun tepus, daun waru, daun ketapang, dan daun tembaka,” ujarnya. Sampai saat ini daun jati dan daun pinang lebih dipilih Martinus sebagai bahan dasar dalam pembuatan piring daun, karena bahannya yang mudah didapatkan dari lingkungan sekitar. Dalam proses produksi, Martinus dibantu oleh para mahasiswanya. Martinus dan mahasiswanya telah memulai mengembangkan mesin pencetak piring daun ini sejak tahun 2017-2018 dengan merancang mesin yang ada menjadi alat

cetak yang sampai saat ini digunakan. Pada tahun 2019, Martinus mulai menjualkan piring daun yang telah dibuatnya. Dalam penjualannya, piring daun ini dihargai dengan harga Rp 2000/pcs nya. Harga piring daun ini memang bisa terbilang masih mahal jika dibandingkan dengan plastik. Karena proses pembuatannya tidak massal seperti pembuatan piring plastik. Piring daun ini memiliki dua tempat produksi yaitu di Taman Kupu-kupu dan LaboratoriumTeknik Mesin Unila. Untuk pembuatannya sendiri, dalam satu buah piring daun dibutuhkan minimal terdiri dari tiga lapis daun dan juga bisa saja menyesuaikan dengan kondisi ketebalan daun yang digunakan. Perekat

yang digunakan dalam pembuatan piring daun ini juga berasal dari bahan organik yaitu berupa campuran tepung. “Jadi dari perekatnya saja kita menggunakan perekat alami, yaitu berupa campuran tepung yang kemudian kita campurkan menjadi satu , sehingga bahan ini tidak akan berbahaya untuk digunakan”, jelasnya. Dalam proses pembuatannya pun terbilang tidak cukup rumit. Hal awal yang perlu dilakukan yaitu dengan mendapatkan

daun yang hijau dipanen terlebih dahulu kemudian daun tersebut dilayukan selama satu malam agar kandungan airnya tidak terlalu banyak dan tahap yang terakhir yaitu pencetakan bentuk daun. Pada proses pencetakan ini daun ditekan dengan pressure kemudian dipanaskan atas dan bawah. “Pada pr ose s ce t ak ini daun k it a t ek an dan k it a panask an bagian at as dan bawah dengan suhu di at as 1 20 de r aj at celcius. D engan suhu panas t er sebu t mampu membu nu h dan menghilangk an bak t er i dar i dau n t e r sebu t , ” t er angny a. Waktu yang digunakan dalam proses pembuatan satu piring daun ini pun tidak terbilang cukup lama, dalam satu piring hanya membutuhkan waktu 2 menit. Setelah proses pencetakan, kemudian dilanjutkan dengan proses sterilisasi dan pengemasan sehingga aman sampai di tangan konsumen. Untuk pemasarannya sendiri piring daun ini sudah mencakup seluruh wilayah di Indonesia seperti Bali, Sulawesi, Kalimantan, dan provinsi lainnya yang ada di Indonesia. Mayoritas peminat piring daun ini kebanyakan b e r a s a l d a r i luar Lampung. Bahkan sebelum pandemi, dalam satu bulan bisa mencetak sampai 8000 pcs. Piring daun ini sendiri memiliki masa simpan yang juga terbilang cukup lama, yaitu bisa disimpan dalam waktu 6 bulan hingga 1 tahun. Selain untuk bahan wadah makanan yang kering, piring daun ini juga dapat digunakan sebagai wadah makanan yang berkuah. Hanya saja piring tidak akan mampu bertahan lama jika sudah terkena zat cair, karena kulit piring akan menjadi mudah mengelupas . “Dengan adanya piring daun ini harapannya mampu mengurangi penggunaan plastik dan stirofoam sebagai bahan pembungkus makanan, sehingga mampu mengurangi dampak penyebab kerusakan lingkungan,” harapnya=

Edisi Khusus Mahasiswa Baru 2021

23


Resensi

E D U C A T E D Oleh: Arif Sanjaya

Judul : Educated Penulis : Tara Westover Penerbit : Random House ISBN : 9780525510673 Tahun publikasi : 2018 Tebal : 352 halaman Bahasa : Inggris

A

pakah arti sebenarnya dari menjadi seseorang yang berpendidikan? Apakah pendidikan hanya merupakan fase akademik formal belaka? Dalam buku berjudul “Educated”, sang penulis yang merupakan seorang wanita bernama Tara Westover menulis ulang memori hidupnya, Tara adalah seseorang yang dibesarkan di dalam sebuah keluarga mormon survivalis di kawasan rural negara bagian Idaho, Amerika Serikat. Di daerah asalnya di pegunungan Idaho, Tara dan saudara-saudaranya membantu sang ayah di tempat pengolahan rongsokan baja yang kemudian akan dijual kembali, Tara dan saudara-saudaranya adalah anak-anak yang cerdas dan berbakat, Tara sendiri memiliki bakat menyanyi di paduan suara, ia bahkan sempat mengikuti kelompok paduan suara bersama anak-anak lainnya. Kedua orang tuanya adalah pasangan survivalis yang menolak kehidupan layaknya keluarga pada umumnya, mereka enggan membuat akta kelahiran mereka pada catatan sipil sehingga keberadaan

mereka tak terdeteksi oleh pemerintah, selain itu mereka juga menolak menyekolahkan anak-anak mereka, tak pernah mau berobat ke rumah sakit dan enggan menggunakan teknologi modern tertentu seperti misalnya internet, gaya hidup mereka pun sangat ultra-konservatif, setiap keputusan mulai dari cara berpakaian hingga lauk makan ditentukan oleh kepercayaan mormonisme mereka yang ekstrim terhadap injil. Semuanya berubah ketika kakak laki-laki Tara, Tyler Westover memutuskan untuk meninggalkan rumah dan memilih jalan hidupnya sendiri dengan mengikuti perkuliahan, setelah beberapa waktu pergi dari rumah, Tyler yang pada saat itu merupakan kakak terdekat Tara membujuk Tara agar ia juga masuk ke dunia perkuliahan seperti dirinya, setelah mempertimbangkannya secara dalam, Tara kemudian setuju untuk mendaftarkan diri di Brigham Young University (BYU), tentu saja sang ayah sempat tak setuju dan memperingatkan Tara bahwa kampus merupakan tempat pencucian

otak oleh pemerintah. Namun, Tara bersikeras dengan pilihannya sehingga pada akhirnya sang ayah mengizinkannya untuk pergi. Bagian menarik di dalam buku ini adalah refleksi bagi banyak dari kita, yang menemukan jati diri setelah kita meninggalkan atap orangtua kita, Tara dalam buku ini sangat pandai mengungkapkan bagaimana pengalaman dirinya ketika mengalami perubahan serta bagaimana ia menceritakan kekecewaan dan rasa Traumanya terhadap sang ayah yang selama ini bersikap manipulatif terhadap dirinya dan anggota keluarganya yang lain, salah satu bagian yang paling berkesan adalah ketika Tara mulai sadar terhadap gejala-gejala psikologis pada ayahnya yang menuju pada gejala bipolar. Didalam buku ini, pada akhirnya kita dapat melihat bagaimana Tara meyakinkan diri untuk tetap menyayangi keluarganya meskpun ia sendiri mengalami tekanan. Kelebihan buku ini yaitu alur cerita yang maju dan peranan Tara sebagai tokoh utama menjadikan buku ini hidup dalam realitas sosial yang ada sekarang. Namun, kelemahan buku ini hanya baru tersedia dalam bahasa Inggris, untuk bahasa Indonesia sendiri belum ada terjemahannya. Satu hal yang pasti buku ini dapat menggugah hati para pembaca akan pentingnya edukasi. Pada akhirnya Tara memberikan pesan bagi para pembacanya, sebagai seseorang yang telah mengalami transformasi antara dua cara pandang dunia yang memiliki perbedaan yang cukup ekstrem, Tara menemukan esensi dari menjadi seorang yang terpelajar, “Aku pikir pendidikan hanyalah suatu proses mandiri dalam menemukan diri sendiri, mengembangkan diri dan apa yang kau pikirkan, aku menganggapnya sebagai mekanisme yang hebat untuk menyatukan dan menyetarakan,” ujar Tara.

Edisi Khusus Mahasiswa Baru 2021

24


Resensi

Midah Si manis Bergigi Emas Oleh: Muhammad Rifqi Mundayin

“Ah, Saudara, Manusia dikenal satu sama lain, tapi tidak dengan dirinya sendiri...” ~ Pramoedya Ananta Toer

M

idah jatuh cinta oleh rombongan pengamen kroncong ketika melewati depan rumahnya, hingga berkilo-kilo Midah mengikuti rombongan pengamen itu. Midah yang tidak diperhatikan oleh orang tuanya mulai mencari dunianya sendiri dari lagu kroncong. Di Glodok dibelinya piringan-piringan hitam lagulagu kroncong dan dibawanya pulang. Semenjak kelahiran si adik lagu Umi Kalsum yang setiap hari di dengar oleh Hadji Abdul atau bapaknya sendiri mulai membuatnya tidak tertarik lagi. Mulai didengar lagu kroncong dengan gramapun, bakat Midah timbul dari sini yakni menyanyi. Midah merasa dilahirkan kembali ketika mendengar dan menyanyikan lagu keroncong. Hadji Abdul yang mengetahui Midah mendengar lagu kroncong lantas berteriak. “Haram! Haram! Siapa yang memutar lagu itu di rumah?” Ditamparnya wajah Midah oleh si bapak lalu dipecahkan piringan hitam itu. Hati Midah hancur bersama kepingan itu. Dari sini dimulai Midah mencari jati dirinya sebagai pengamen kroncong bersama para pengamen jalanan lainnya. Sedikit penjelasan novel ini becerita tentang gadis bernama Midah yang hidup bersama Hadji Abdul seorang bapak yang alim taat agama dengan gaya konservatif serta fanatik dengan lagu-lagu Arab. Midah digambarkan dengan sosok kulit kuning, berwajah cantik, bersuara lentik, serta berhati baja di wilayah cibatok yang belatarkan di Jakarta era 50 an. Di novel ini diceritakan bahwa Midah berasal dari keluarga yang berada. Bertambahnya usia Midah dinikahi oleh seorang duda kaya dengan perawakan gagah, berkumis dan perutnya menonjol ke depan, karena orang tuanya sangat menginginkan pernikahan semacam

pada umumnya orang desa. Pram mengangkat sisi patriarki bapak Midah yang berkuasa atas kehidupan anaknya, bahwa perempuan yang baik harus patuh dan taat kepada orang tuanya, sekalipun pilihan orang tuanya menyiksanya. Sedangkan ibunya juga sebagai korban atas sistem patriarki di keluarganya, yang tidak dapat berbuat apa-apa melihat anaknya disiksa secara moral. Pram juga mengangkat sisi feminisme ketika Midah yang merantau ke Jakarta dengan kehidupan yang ganas, beringas, dan tak kenal ampun menjadi perjuangan Midah untuk mencari jati dirinya. Beranjaklah Midah ke Jakarta dengan kehidupan yang keras untuk mencari kebebasan. Setelah ia mencari di temuilah rombongan pengamen itu di pasar senen. Ia pun hanya mengikutinnya dan berharap di ajak untuk bergabung rombongan pengamen itu, sudah cukup jauh ia mengikuti rombongan Midah pun untuk mempercayadirikan untuk lebih dekat dengan rombongan dengan senyum yang manis. Midah yang mengandung anak dari suaminya Hadji Terbus harus tetap memenuhi kehidupan Anak di perutnya dan Midah menjadi andalan Pram dalam mengekspresikan sosok Midah menjadi perempuan yang tangguh dan independen. Melalui novel yang tidak tebal seperti buku ”Tetralogi Pulau Buru” Pram membangun tokoh-tokoh Hadji Abdul dan Hadji Terbus sebagai realita kehidupan sosial saat ini, di desa maupun di kota. Yang menganggap perempuan masih hanya sebatas alat pemuas nafsu, manusia yang harus patuh terhadap dominasi laki-laki. Pram membuat Midah sebagai bentuk perlawanan itu semua. Kandungan yang makin hari makin besar membuat Midah harus menopang segala derita, selain menjadi penyanyi Midah

Judul Penulis

: Midah Simanis Bergigi Emas : Pramoedya Ananta Toer

Penerbit : Lentera Dipantara Tebal

: 138 Halaman

harus tahan digoda oleh para pengamen untuk dijadikan pemuas nafsu mereka. Sudah jatuh tertimpa tangga, b e g i t u l a h kehidupan Midah. Setelah melahirkan anaknya Hadji Terbus, Midah melahirkan kembali hasil hubungan gelap dengan Ahmad seorang polisi lalu lintas yang ia temui kala itu. Novel ini mengangkat sisi kehidupan manusia terkhusus mereka yang berjuang di Jakarta dengan segala elok teruk di dalamnya, Midah kali ini kalah oleh deras arus bengisnya Jakarta. Anak kedua yang dari perzinahan harus diemban oleh Midah seorang diri. Buku ini sangat cocok untuk kalian yang baru pertama kali ingin membaca buku, bahasa yang ringan, tidak berbelit, dan alur yang sangat jelas seperti buku-buku Pram biasanya membuat pembaca akan terbawa emosi, pikiran, dan suasana dalam buku “Midah si Manis Bergigi Emas”. Kekurangan buku ini cerita yang sedikit seksis membuat pembaca yang tidak terbiasa membaca erotis mungkin akan kurang sedikit nyaman. Namun, selebihnya buku ini sangat layak dijadikan bacaan pemula karena sisi nilai humanis dan moral yang diangkat Pram sangat relevan dewasa ini=

Edisi Khusus Mahasiswa Baru 2021

25


Gaya Hidup

D

engan ciri khas bentuk sirip yang cantik dan warna tubuh yang indah, ikan hias air tawar yang memiliki nama latin Betta ini kembali melejit di tengah masyarakat saat masa pandemi Covid-19. Ikan cupang bukan lagi menjadi sekadar hobi untuk dikoleksi, namun juga menjadi prospek bisnis yang menguntungkan. Salah seorang mahasiswa yang mencari peruntungan lewat bisnis ikan cupang yaitu Aditya Prayoga (Ilmu Kelautan’18). Pada saat ia berada di semester dua perkuliahan, Adit menjadi reseller ikan cupang. Hingga kini, ia mampu membudidayakan dan menjual ikan cupang jens fullred, Avatar, Bluerim, Multicolour, Nemo, dan Dumbo Rae Gold. Perawatan yang dilakukan Adit untuk membudidayakan ikan cupang cukup sederhana. Setiap pagi ia mencari infusoria untuk pakan ikan cupang kecil dan cacing sutera untuk pakan ikan cupang besar. Lalu, ia menguras kolam dan akuarium agar tetap bersih. Sorenya, ia kembali memberi pakan cupang dengan kutu air. Baginya, pandemi bukanlah suatu halangan untuk tetap berjualan ikan cupang. Ia justru semakin gencar memasarkan ikan-ikan cupang tersebut secara dalam jaringan (daring). Harganya pun beragam, mulai dari 50 ribu rupiah sampai 500 ribu rupiah per ekor. Selain itu, ia juga menjual dalam partai besar untuk ikan yang reject/ kualitas rendah dengan 1-2 ribu rupiah per ekor. Ia mengatakan pendapatannya meningkat pada awal pan-

Menyaruk Untung d Ikan Cup Oleh: Yesi Sarika

demi Covid-19. Ia bahkan sempat mendapat 3,2 juta rupiah per hari. Namun semakin menjamurnya penjual ikan cupang saat ini, omzet penjualannya juga menjadi turun. Uang hasil dari penjualan ikan cupang ini ia gunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. “Untuk tetap laku di pasaran, saya harus tetap mempertahankan kualitas ikan cupangnya,” katanya. Lain halnya dengan Yusuf Adhimas Yudha, ia memulai bisnis ikan cupang berawal dari hobinya yaitu mengoleksi ikan cupang untuk kontes. Ia yang mulanya bekerja di bidang digital marketing dan foto preweding, banting stir menjadi membudidaya ikan cupang karena terdampak pandemi. Ia memasarkan jenis cupang Halfmod di media sosial. Ia pun mendapat keuntungan sebesar 5-6 juta per bulan. Menurutnya, ikan cupang merupakan jenis ikan yang istimewa. Ikan cupang awalnya hidup di alam lalu dikawinkan silang atau cross breeding. Dari proses croos breeding dengan jenis ikan cupang yang beragam, jenis yang dihasilkan semakin menarik dan menghasilkan jenis baru dan menarik di pasaran. Yusuf juga menjelaskan harga ikan cupang belakangan ini menjadi mahal karena tingkat kesulitan saat dibudidaya. Ikan cupang juga sensitif terhadap cuaca. Dalam satu kali anakan, hanya menghasilkan sekitar 20-40% ikan yang berkualitas baik. Warna yang terang dan kuat pada ikan cupang

membuat harganya menjadi mahal. “Dalam bisnis cupang setiap masa ada jenis yang menjadi pri-

Edisi Khusus Mahasiswa Baru 2021

26


Gaya Hidup

madona. Sehingga menguasai pasar dan membuat harganya mahal. Misalnya Bloorim dan Avatar di tahun 2020 menjadi ikan p o p u l e r dan mahal harganya. Karena setiap t a -

hun, setiap bulan, orang bikin pasti hybrid baru dan pasti ada primadonnaya,” ujarnya. Kesulitan dalam berbirnis cupang menurutnya ialah memberi edukasi ke pembeli agar dapat merawat cupang dengan baik. Seperti memeri makan dua kali sehari, rajin mengganti air, dan airnya dapat diberi sedikit garam, daun ketapang, atau vitamin. Pembeli yang kurang paham merawat ikan cupang biasanya tidak mau merawat ikan cupang lagi dan hanya mengikuti tren. Untuk berbisnis ikan cupang sebenarnya tidak dibutuhkan modal yang besar. Seperti cerita dari Menik Lestari (Pendidikan Fisika’18) yang sudah mulai menggemari ikan cupang sejak agustus 2020 lalu. Mulanya hanya bermaksud mengoleksi ikan cupang hanya untuk pribadi. Namun ia mencoba untuk memijahkan ikan cupang dan hasilnya semakin banyak. Melihat peluang ikan cupang di pasaran, akhirnya ia pun mencoba untuk menjualnya. Usaha sampingannya ini dimulai dengan modal awal sebesar 150 ribu rupiah. Sama seperti sebelumnya, ia juga menjual ikan cupangnya melalui media sosial dan juga kepada tetangga sekitarnya. Kisaran harganya sekitar 150-300 ribu dan 2-10 ribu ikan kualitas rendah yang biasanya dibeli oleh anak-

anak sekitar rumahnya. Walaupun penghasilan dari ikan cupang ini tidak setiap hari, karena proses budidaya yang sulit. Tapi lumayan membantu bisa ditabung juga, niat berkelanjutan insyaallah nanti dikembangin nambah jenis ikan biar punya partai pasaran (besar),” katanya. Salah satu penggemar ikan cupang, Nur Anisa Mutiasari mengatakan memelihara ikan cupang dapat menjadi hiburan tersendiri baginya. Sejauh ini kurang lebih ia sudah memiliki 20 ikan cupang dengan harga rentang 15-120 ribu. Ikan-ikan tersebut ia tempatkan menggunakan stoples bekas sebagai akurium. “ Ikan cupang termasuk jenis ikan yang kuat, merawat cupang tidak menghabiskan banyak dana,” ujarnya. Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Afri Aripin mengatakan bahwa bisnis ikan cupang yang sifatnya fenomena jangan sampai hanya sebagai alternatif bisnis karen a

masyarakat mengalami kejenuhan ditengah pandemi Covid-19. “Bisnis ikan cupang harus konsisten secara kualitas dan mengikuti permintan pasar, sehingga pasarnya dalam hal ini konsumen dapat bertahan,” tuturnya =

Edisi Khusus Mahasiswa Baru 2021

27

Ilustrasi: Sri Ayu Indah Mawarni

dari Keindahan pang


Opini

Pelemahan KPK: Berani Jujur, Pecat Oleh: Eddy Rifai Ketua Prodi Magister Ilmu Hukum Unila, Ketua Dewan Pembina UKPM Teknokra Unila

M

eme “Berani Jujur, Pecat” menyeruak hampir di semua media online melihat fenomena yang dialami KPK. KPK yang semula lembaga super power, independen, anak kandung reformasi dan menjadi role model penegakan hukum pemberantasan tindak pidana korupsi sekarang tidak ubahnya menjadi “Ayam Sayur”. Adanya KPK muncul setelah reformasi yang menggulingkan orde baru rezim Soeharto dengan jargon berantas korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN). Pada masa itu korupsi merajalela yang terjadi hampir pada semua sektor kehidupan. Corruption was away of life, korupsi sudah merupakan budaya. Korupsi terjadi pada eksekutif, legislatif, dan yudikatif. Penegakan hukum pidana pada masa lalu tidak mampu mengatasi korupsi, ibarat mencuci piring kotor dengan air kotor. Lalu muncullah KPK sebagai air bersih memberantas korupsi termasuk korupsi di kepolisian, kejaksaan dan pengadilan. PENGERTIAN KORUPSI Istilah korupsi berasal dari bahasa Latin corruptio atau corruptus yang berarti kerusakan atau kebobrokan. Dalam bahasa Inggris dikenal dengan kata corruption/corrupt, sedangkan dalam bahasa Belanda disebut dengan corruptive. Pengertian korupsi dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia ialah penyelewengan atau penggelapan (uang negara atau perusahaan dan sebagainya) untuk keuntungan pribadi atau orang lain, sedangkan pengertian korup ialah

busuk; buruk; suka memakai barang (uang) yang dipercayakan kepadanya; dapat disogok (melalui kekuasaannya untuk kepentingan pribadi). Menurut A. S. Hornby et. al. dalam The Advanced Leaner’s Dictionary of Current English korupsi adalah “the offering and accepting of bribes” (penawaran/pemberian dan penerimaan hadiah-hadiah berupa suap) dan diartikan pula sebagai “decay” yaitu kebusukan/kerusakan. Definisi korupsi menurut Kamus Lengkap Webster’s Third New International Dictionary adalah ajakan (dari seorang pejabat politik) dengan pertimbangan-pertimbangan yang tidak semestinya (misalnya suap) untuk melakukan pelanggaran tugas. Selanjutnya menurut Robert Klitgaard, korupsi adalah tingkah laku manusia yang menyimpang dari tugas-tugas resmi sebuah jabatan negara karena keuntungan status atau uang yang menyangkut pribadi (perorangan, keluarga dekat, kelompok sendiri) atau melanggar aturan-aturan pelaksanaan beberapa tingkah laku pribadi. Pengertian korupsi banyak didefinisikan oleh para pakar, dimana masing-masing merumuskannya sesuai dengan sisi pandang bidang ilmunya. Korupsi dari sisi pandang ekonomi menurut Jacob van Klaveren bahwa seorang pengabdi negara (pegawai negeri) yang berjiwa korup menganggap kantor/instansinya sebagai perusahaan dagang, dimana pendapatannya akan diusahakan semaksimal mungkin. Korupsi dari sisi pandang pemer-

intahan menurut J.S. Nye sebagai perilaku yang menyimpang dari kewajiban-kewajiban normal suatu peran instansi pemerintah, karena kepentingan pribadi (keluarga, golongan, kawan, teman) demi mengejar status dan gengsi atau melanggar peraturan dengan jalan melakukan atau mencari pengaruh bagi kepentingan pribadi. Hal itu mencakup tindakan seperti penyuapan (memberi hadiah dengan maksud hal-hal menyelewengkan seseorang dalam kedudukan pada jawatan dinasnya); nepotisme (kedudukan sanak saudaranya sendiri didahulukan, khususnya dalam pemberian jabatan atau memberikan perlindungan dengan alasan hubungan asal-usul dan bukannya wberdasarkan pertimbangan prestasi; penyalahgunaan atau secara tidak sah menggunakan sumber penghasilan negara untuk kepentingan pribadi). Carl J. Friesrich merumuskan korupsi dari sisi pandang kepentingan umum dengan mengatakan bahwa pola korupsi dapat dikatakan ada apabila seorang memegang kekuasaan yang berwenang untuk melakukan hal-hal tertentu seperti seorang pejabat yang bertanggungjawab melalui uang atau semacam hadiah lainnya yang tidak dibolehkan oleh undang-undang; membujuk atau mengambil langkah yang menolong siapa saja yang menyediakan hadiah dan dengan demikian benar-benar membahayakan kepentingan umum. KORUPSI SEBAGAI KEJAHATAN LUAR BIASA Korupsi merupakan permasala-

Edisi Khusus Mahasiswa Baru 2021

28


Opini han global yang menjangkiti negara-negara di dunia mulai dari negara miskin sampai dengan negara maju. Korupsi bahkan menghambat pertumbuhan ekonomi suatu negara karena tindak pidana korupsi merugikan keuangan negara dan/atau perekonomian negara. Mengamati perkembangan korupsi di dunia, tidak ada satupun negara yang terbebas dari praktik korupsi, terlebih lagi di negara-negara berkembang, seperti di Indonesia. Akan tetapi, tidak ada jalan pintas dan jawaban mudah untuk keluar dari jeratan korupsi tersebut. Bahkan dilihat dari berbagai perspektif, korupsi sangat layak digolongkan sebagai kejahatan luar biasa (extra ordinary crime), bukan lagi kejahatan biasa (ordinary crime). Korupsi telah dipandang masyarakat dunia sebagai kejahatan yang mengancam berbagai aspek pembangunan dan kualitas kehidupan (crime against development and the quality of life). United Nations Convention Against Corruption (UNCAC) 2003 atau Konvensi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Melawan Korupsi menyatakan bahwa korupsi merupakan ancaman bagi stabilitas dan keamanan masyarakat (threat to the stability and security of societies); merusak lembaga-lembaga dan nilai-nilai demokrasi (undermining the institutions and values of democracy); merusak nilai-nilai etika dan keadilan (undermining ethical values and justice); membahayakan/mengacaukan pembangunan yang berkelanjutan dan penegakan hukum (jeopardizing sustainable development and the rule of law); dan mengancam stabilitas politik (threaten the political stability). PBB dan negara di dunia memiliki pandangan yang sama berkaitan dengan pencegahan dan pemberantasan tindak pidana korupsi. Kerjasama antara negara-negara sangat dibutuhkan dalam pencegahan dan pemberantasan tindak pidana korupsi. Korupsi memiliki dampak yang luar biasa terhadap suatu negara sehingga pencegahan dan pemberantasan tindak pidana korupsi harus dilakukan dengan cara-cara yang luar biasa juga. Banyaknya ketentuan yang melarang dilakukannya tindak pidana korupsi, belum merubah perilaku korupsi itu sendiri. Korupsi di negeri Indonesia bukan hanya sudah menggurita, teta-

Ilustrasi: Ihwana Haulan pi juga sudah transparan dan tidak lagi malu-malu untuk disembunyikan. Korupsi dipamerkan lewat kehidupan eksklusif seperti mobil mewah, rumah bertingkat, dan berbagai kehidupan mewah yang dipamerkan anak-istri atau pasangan para koruptor tanpa merasa malu. Mereka melakukan korupsi secara berkelompok (berjamaah), seakan membagi-bagi keuntungan dan dosa untuk dipikul bersama, biar aparat hukum bingung atau takut mengusutnya. Begitulah analogi perilaku korupsi seperti melakukan perbuatan melawan hukum dan penyalahgunaan wewenang yang merugikan keuangan dan perekonomian negara, atau suap-menyuap dan gratifikasi. Tetapi anehnya, meskipun perilaku korupsi telah menggurita, tetap saja para koruptor begitu sulit diproses dan diberantas melalui hukum pidana dan dibuktikan kesalahannya di depan sidang pengadilan. Pengadilan menjadi media penegakan hukum pidana yang efektif, integral dan berkualitas terhadap pelaku tindak pidana korupsi. Ruang lingkup korupsi dalam United Nations Convention Against Corruption (UNCAC) 2003, yang diratifkasi oleh Indonesia melalui UU No. 7 Tahun

tentang Pengesahan United Nations Convention Against Corruption, yaitu: a. Penyuapan pejabat publik nasional (briberry of national public officials); b. Penyuapan terhadap pejabat publik asing dan pejabat organisasi internasional publik (briberry of foreign oficial dan officials of public international organization); c. Penggelapan, penyelewengan, atau pengalihan kekayaan lain oleh seorang pejabat publik (embezzlement, missappropriation or other diversion of property by a public oficial); d. Memperdagangkan pengaruh (trading in influence); e. Penyalahgunaan jabatan atau wewenang (abuse of functions); f. wMemperkaya diri secara tidak sah (illicit enrichment); g. Penyuapan pada sektor privat (briberry in the private sector); dan h. Penyuapan di sektor privat (embezzlement of property in the privat sector). Adanya KPK adalah untuk memberantas kejahatan luar biasa ini, tetapi dengan pelemahan KPK, maka terdapat kemungkinan melemahkan pemberantasan tindak pidana korupsi. Berani jujur pecat=

Edisi Khusus Mahasiswa Baru 2021

29


Edisi Khusus Mahasiswa Baru 2021

30


Apresiasi Usai Oleh : Fajar Hendra Jaya Ku buka lembar lama Yang perlahan usang di makan usia Secarik kisah dalam sebuah memori Kembali menyerbak ke permukaan Tawamu yang mengadiksiku Pernah menjadi candu Genggam sepasang tangan Tinggalah sebuah angan Denting gereja tua Dan semilir angin berembus Menemani sebuah dialog Dikala senja menyapa

Maaf .. Untuk semua narasi yang hampir selesai Ku tutup karena, dikau bukanlah epilognya Terima kasih.. Untuk semua kenangan itu Buku kisah ini ... Dengan segenap cerita yang telah usai

Surat Dari Puan Oleh : Fajar Hendra Jaya

Oleh : Antuk Nugrahaning Pangeran Dia hanya lelah bukan lemah Warnanya mungkin tak lagi cerah Senyumnya tampak tak merekah Hatinya terlihat selalu marah Jiwanya seperti telah menyerah Raganya kadang takut untuk mengalah Dia mungkin punya jalan pintas Supaya semuanya bisa cepat tuntas Supaya resahnya bisa terbang bebas Supaya langkahnya bisa beraktivitas Supaya imajinasinya tak lagi diretas Supaya mentalnya tak lagi merasa kebas Tuan… Mari merasa peka Mari membagi tawa Mari melihat dari dua mata Ada puan kecil yang hampir putus asa Ada puan kecil yang harapannya sirna Ada puan kecil yang butuh disapa

Teruntuk Tuan Ku Titipkan Rindu Bersama... Hembusan angin yang telah lalu Rasa Sesak yang kian membara Perlahan mulai musnah Benang cerita yang terangkai Kini hancur tak berarti Guratan indah diwajahmu Serasa pilu untukku Aku tersadar dari lamunku Itu hanya sebatas ilusi yang semu Kunang-kunang di kegelapan malam Tak mampu Tuk menyapa hati Yang kian meredup cahyanya Tuan... Tak ku pungkiri Masih terdapat ruang Yang dapat dikau isi Namun... Daku tak sepandir itu Semestapun tak merestu Untuk mengukir kisah baru Tuan.. Kutanggalkan semua memori Yang pernah terpatri di sanubari Sunyi lara, timbul elegi Walau separuh hati ingin memiliki Angkat kaki mungkin jalan yang terbaik Agar tak ada yang tersakiti Demi menutup telenovela ini

Edisi Khusus Mahasiswa Baru 2021

31

Ilustrasi: Muhammad Rifqi Mundayin

Maaf Dinda... Kisah ini harus usai Karena, dikau hanyalah sebuah halte Bukanlah rumah tempatku untuk pulang

Puan Kecil yang Kesepian


Cerpen

“Sekuat Gapai Bintang” Ilustrasi: Sri Ayu Indah Mawarni

Oleh: Sri Ayu Indah Mawarni

I

ni tentang masa depan Semuanya ada di genggaman Langkah kaki yang menentukan Tinggal kemana 'ku harus berjalan Tapi apa bisa aku berjalan sendirian? Sedangkan yang lain sibuk mentertawakan Aku hanya butuh dukungan Semoga tidak hanya angan

“Bu Lia, duluan ya,” ucap salah satu muridku. “Iya, hati-hati,” jawabku sambil tersenyum. Aku segera naik mobil taksi yang berhenti di depanku untuk segera pergi ke tempat kerjaku selanjutnya. Setetah mengajar, aku harus meng-handle restoran yang cukup ternama di kota ini, malamnya aku disibukkan dengan deadline tulisanku yang dikejar-kejar editor. Aku benar-benar sangat sibuk sekarang. Namaku Lalia. Dulu cita-citaku adalah menjadi seorang guru dan penulis. Cita-cita itu semuanya benar-benar tercapai. Akan kuceritakan bagaimana caraku mewujudkannya. Mengingat dulu, yang kulakukan setiap malam setelah lulus Sekolah Menengah Atas, yaitu melamun di depan jendela. Memandangi cakrawala yang saban malam menunjukan keelokannya. Purnama dengan angkuh menerangkan cahaya emasnya, membuat nyaliku makin terpuruk. Cahaya bintang di sekitarnya juga tak mau kalah. Mereka bertaburan menunjukan keindahannya. Namun, bintang berbeda dengan bulan. Dengan melihat bintang, nyaliku terasa mengangkasa bersama mereka di atas sana. Saat aku kecil, bapak pernah menunjuk bintang-bintang itu sambil mengelus rambut ikalku. “Mbak, coba kamu lihat ke langit,” ucap bapak yang sudah lebih dulu menengok ke atas. Aku kecil langsung menuruti instruksi bapak untuk melihat bintang-bintang yang terhampar di langit gelap. Mataku terus mencari bintang yang redup. Namun, sampai aku merasakan sedikit pegal di bagian tengkuk, aku masih tidak menemukan bintang itu. “Nggak ada, ya?” tanya bapak seolah dia sudah mengetahui apa yang akan aku katakan.

Aku mengangguk. “Bintang di atas sana semuanya berkilau, Mbak,” ucapnya sambil memainkan rambut ikalku. “Salah satunya itu ada kamu.” Aku terlahir di keluarga yang berlatar belakang sangat sederhana atau bisa dikatakan ekonomi rendah. Bapak dan ibuku harus banting tulang sana-sini hanya untuk memberi aku dan adikku makan setiap hari. Hal ini menjadi masalah besar bagiku. Aku sangat ingin menggapai bintangku. Tapi, rasanya sulit. Saat ini aku ingin melanjutkan belajar ke perguruaan tinggi. Saat temantemanku belajar di bimbingan belajar ternama yang menjamin kelulusan siswanya, aku hanya berdiam diri di kamar. Aku harus dipusingkan dengan masalah finansial yang kian rumit. Bapak dan ibuku saja tidak percaya akan mimpiku. Mereka beberapa kali menawariku untuk bekerja dan membantu perekonomian keluarga. Namun aku menolak keras. Aku sempat kesal. Aku bukan bermaksud untuk durhaka, tapi impianku untuk menaikkan derajat keluarga tak bisa ditunda lagi. Dukung aku, Bapak, Ibu. Jangan bilang aku tak mampu. Jangan hancurkan cita-citaku. Ini mimpi, tapi akan tetap kuraih. Aku hanya butuh doa, cinta, kasih, dan dukungan orang tua. “Tiap hari melamun saja, Mbak, coba cari kerja biar nggak menganggur,” ucap bapak yang kurasa jengkel melihatku setiap hari berdiam diri di rumah. “Lia masih mau kuliah, Pak,” jawabku. “Tinggal tunggu pengumuman.” “Toh kalau misal kamu lolos duitnya darimana, Lia,” ucap ibu masih sibuk melipat tumpukan baju milik tetangga yang menggunakan jasanya. “Lia lagi cari-cari beasiswa, Bu.” “Sudahlah, jangan bermimpi terlalu tinggi, jangan ikut-ikut teman kamu, mereka anak orang kaya, jangan disamakan dengan kita.” Kalimat tersebut terlontar dari mulut ibu. Hatiku serasa ditusuk ribuan jarum. Aku langsung berlari ke kamar. Menangis sejadi-jadinya. Bercerita kepada bintang di atas sana yang tak sabar ingin kupetik. Bintang, aku ingin menggapaimu. Terlalu tinggikah harapku? Aku berharap

semua orang tau. Bahwa aku ingin kuliah dan mengejar cita-cita. Hingga akhirnya kubanggakan orang tua. Aku sudah coba berbagai macam beasiswa. Namun, satupun tak ada yang lolos. Mulai dari beasiswa yang menggunakan prestasi hingga beasiswa miskin, tetap aku tidak diterima. Aku sangat sedih dan hampir menyerah. Meraih bintang yang pernah ditunjuk bapakku dulu itu, rasanya mustahil. Bintang itu terlalu tinggi bagiku. Saat tiba hari pengumuman SBMPTN, aku sangat merasa cemas. Ketakutan pertamaku jikalau teman-temanku lolos dan menyisakan aku yang tidak. Mereka pasti kasihan kepadaku dan berpikir penyebabku tidak lolos karena aku tak ikut bimbel dengan mereka. Perlu diketahui, walaupun aku tak seberapa, aku paling tidak suka dikasihani. Ketakutan keduaku jikalau aku lolos, uang dari mana aku untuk membayar Uang Kuliah Tunggal, indekos, dan biaya hidupku lainnya. Dengan langkah gontai aku pergi ke warung internet dekat rumahku. Kutekan tombol power pada bagian depan Central Processing Unit. Ketika layar sudah sepenuhnya menyala, mulai kutekan tuts menuju laman pengumuman SBMPTN. Aku memejamkan mata saat layar menunjukan hasilnya. Dan ternyata, ketakutan pertamaku hanyalah sebuah kekhawatiran belaka. Karena faktanya, ketakutan keduaku yang menjadi kenyataan. Aku senang bercampur sedih. Aku lolos seleksi SBMPTN. Aku segera mematikan komputer dan pergi ke kasir untuk membayar sewa komputer tadi. Aku berlari pulang, tak sabar ingin memberitahu orang tuaku. “Ejen!” aku memekik memanggil adikku yang sedang mengerjakan PR di depan rumah. Dari raut yang ditunjukkannya, kelihatan sekali dia terkejut dengan suaraku. “Bapak dan Ibu mana?” “Bapak belum pulang,” jawabnya cuek. Dia orangnya memang sangat tidak suka diganggu ketika sedang belajar. “Ibu di dapur,” lanjutnya. Aku langsung berlari menuju dapur. Kulihat ibu sedang memasak sayur sawi. Sayur kesukaanku. Aku berjalan mendekati ibu. Entah mengapa mataku tiba-tiba terasa memanas. Tetes demi tetes air dari

Edisi Khusus Mahasiswa Baru 2021

32


Ilustrasi: Dhea Putri Utami

kedua mataku tak bisa kutahan untuk keluar. Aku teringat ucapan ibu tempo hari yang sempat membuatku patah semangat. “Kenapa?” tanya ibu yang melihatku berjalan ke arahnya sambil

menangis. “Lia lolos tes kuliah, Bu,” kataku sambil memeluk ibu. Ibu diam. Dia hanya mengelus-elus punggungku. Tak lama kemudian terdengar isakan. Ibu menangis. Aku ingin melepaskan pelukan, namun ditahan oleh ibu. Dia terus memelukku erat sambil terisak dan sesekali mengusap air matanya. “Ibu bangga sama kamu,” ucapnya. Untuk pertama kalinya aku menangis sejadi-jadinya di pelukan ibu. Kami berdua menangis haru bercampur senang. Aku adalah orang pertama di keluargaku yang akan menginjakkan kaki di bangku kuliah. “Ada apa ini? Kok pada nangis?” ucap bapak yang baru pulang kerja. Dia masuk bersama Ejen dan duduk di meja makan sederhana kami. Aku dan ibu melepas pelukan dan mengusap air mata kami masing-masing. Aku mendekat ke bapak dan Ejen. Sedangkan ibu mematikan kompor lalu menyusulku ke meja makan. “Kenapa?” tanya bapak sekali lagi ketika aku dan ibu sudah duduk bersamanya. “Lia lulus tes kuliah, Pak,” jawab ibu. “Wah, Mbak, hebat sekali anak gadis Bapak,” ucap bapak sambil mengelus rambutku yang berantakan akibat lari-lari tadi. “Jurusan apa, Mbak?” “Pendidikan guru matematika, Pak,”

jawabku. “Hore! Mbak Lia nanti jadi guru di sekolah Ejen,” ucap adikku itu tampak sumringah. “Aamiin.” Aku, bapak dan ibu menjawabnya bersamaan. Dari kejadian ini aku merasa sangat bersalah kepada kedua orang tuaku. Aku sadar bahwa sebenarnya bapak dan ibu selalu mendukungku. Aku bisa lolos seleksi SBMPTN karena doa restu orang tua yang tidak pernah terputus. Bahkan doa orang tuaku mengalahkan tempat bimbel terbaik itu. Aku sangat bangga kepada diriku. Temanku yang bimbel di tempat terbaikpun tidak lolos. “Bayarannya gimana, Pak?” tanyaku hati-hati karena takut merusak suasana. “Gampang itu, kamu belajar saja yang benar,” jawab bapak. Setelahnya kami makan malam bersama. Sebenarnya aku masih kepikiran dengan biaya kuliah. Dari mana bapak dan ibu dapat uang untuk kuliahku, sedangkan untuk makan saja kami kesusahan. Tapi, untuk malam ini, aku ingin melupakan hal itu. Aku akan segera menggapai bintang itu. Terima kasih Bapak, Ibu. Betapa dahsyatnya doa orang tua. Aku benar-benar merasakannya. Aku yakin, saat mereka menyuruhku bekerja waktu itu, semata-mata hanya untuk menguji mentalku. Syukurlah aku kuat dan tidak mudah menyerah. Sekarang aku tinggal memikirkan bagaimana mendapatkan uang untuk biaya kuliah. Bintang, tunggu aku! “Mbak, sudah sampai,” ucap pengemudi taksi yang kutumpangi. Aku melihat ke luar untuk memastikan, dan benar sudah sampai di restoran tempat kerjaku. Aku terlalu masuk ke dalam masa empat tahun yang lalu. Masa lalu yang menjadikan aku seperti sekarang. Segera kubayar ongkos dan turun. Aku masuk ke restoran dengan terburu-buru dan langsung berlari ke kamar kecil untuk menukar pakaianku. “Maaf telat,” ucapku kepada Robi, rekan kerjaku. “Kamu masih jadi guru di sekolah anak jalanan itu?” tanya Robi. “Masih dong,” jawabku. “Ngapain sih? Mending kamu di sini dari pagi buat nambah-nambah gaji kamu,” Robi memandangku serius. “Lagian, disana kamu nggak digaji,” lanjutnya. Aku mengerti maksud Robi, agar aku tidak terlalu lelah. Temanku satu ini sebenarnya baik. Tapi kadang suka berlebihan terhadapku. Bukan cuma sekali ini dia menyuruhku berhenti mengajar di sekolah jalanan yang kurintis bersama tiga temanku yang lain. Sekolah itu berdiri

empat tahun lalu, saat awal-awal masuk kuliah. Seperti yang kuceritakan tadi, keluargaku kekurang finansial. Aku juga tidak mendapatkan beasiswa. Aku tidak mau memaksa keadaan. Akhirnya aku putuskan untuk tidak kuliah. Realistis saja, orang tuaku susah dan adikku harus tetap sekolah. Namun, lagi-lagi, kembali ke cita-cita awalku untuk menjadi guru. Aku tetap harus menggapai bintangku. Walaupun tidak kuliah, aku masih bisa menjadi guru. Setidaknya bagi mereka yang kurang beruntung. Anak-anak jalanan yang tidak mampu belajar di sekolah formal. “Aku jadi guru di sana bukan karena uang, Rob,” jawabku. “Kamu tau, kan, aku ingin jadi guru. Dengan cara ini aku bisa mewujudkannya.” Kalau aku sudah bicara demikian, Robi hanya bisa menghembuskan nafas kasar. Dia tidak bisa bicara apapun lagi. Dia pasti dongkol denganku. Bukannya aku keras kepala, tapi pendirianku memang kuat sekuat batu karang. Tak mudah goyah. Aku percaya, ada masanya sekolah jalananku besar. Tak kalah elite dengan sekolah-sekolah mahal. Gawaiku berdering manandakan ada notifikasi. Segera kunyalakan benda berbentuk pipih itu, melihat ada informasi apa yang di kirimkan untukku. Mataku membulat sempurna melihat isinya. Sebuah e-mail dari penerbit yang menyampaikan pesan bahwa buku pertamaku akan segera lahir. Aku menjerit senang, membuat Robi terkejut. Untungnya restoran sedang tidak ada pengunjung. “Kenapa?” tanya Robi yang terlihat cemas. Aku segera menunjukan isi yang di kirimkan beberapa saat lalu. Robi juga menunjukkan raut bahagianya. Dia adalah orang satu-satunya yang tahu betul ceritaku. Tempatku berbagi keluh kesah. Tempatku bercerita tentang pagiku yang harus mengajar, lalu siang aku harus menjadi kasir di restoran yang sama dengan tempatnya bekerja, hingga malamnya aku harus segera menyelesaikan naskah novelku. Ia juga sangat tahu betapa rewelnya aku semenjak novel itu kukirimkan ke penerbit tiga bulan lalu. Tempatku bercerita kekhawatiranku jika novel itu di tolak. “Kamu hebat, Lia.” Robi mengelus rambutku pelan. Tak henti-hentinya aku mengucapkan syukur kepada Tuhan. Aku tidak sabar pulang ke rumah untuk memberitahu ibu, bapak dan juga Ejen tentang hal ini. Cita-citaku benar-benar terwujud walapun tidak semulus jalan tol. Aku benar-benar menjadi guru dan sebentar lagi aku benar-benar menjadi penulis. Buku dengan titel “Sekuat Gapai Bintang” akan segera lahir=

Edisi Khusus Mahasiswa Baru 2021

33


Oleh: Sri Ayu Indah Mawarni

Edisi Khusus Mahasiswa Baru 2021

34


Ilustrasi: Sri Ayu Indah Mawarni

Suara Pembaca

Edisi Khusus Mahasiswa Baru 2021

35


Ilustrasi: Antuk Nugrahaning Pangeran

Edisi Khusus Mahasiswa Baru 2021

36


Edisi Khusus Mahasiswa Baru 2021

37


Pojok PKM

Ketersinggungan Oleh : Andre Prasetyo Nugroho (Pemimpin Umum)

“The Simple Fact Is, Offense Is Taken Not Given”

M

ungkin petuah dari komika asal inggris ini harus dipahami semua bahwa ketersinggungan itu ‘diambil’ bukan ‘diberikan’. Karena pada dasarnya kita memilih untuk menjadi orang yang mudah tersinggung atau tidak. Jika belum paham, ada contoh seperti ini. Setiap menonton stand up mungkin akan terdengar bit, atau pun punchline yang kita rasa tidak cocok dengan pikiran, ketika tidak cocok maka akan timbul ketersinggungan. Ketersinggungan merasa dirugikan, sakit hati, dan dihinakan. Padahal pesan-pesan yang dibawa oleh si komika ini berawal dari keresahan. Namun, tidak semua orang dapat menerima argumen tersebut. Seperti kasus Pandji Pragiwaksono yang membawakan materi tentang ‘kucing gembel’ lalu dari pihak pecinta kucing saat itu tidak terima dan mengecam Pandji atas materinya. Atau ada contoh lagi, ada seorang birokrat dari negara yang angka korupsinya sangat tinggi, dan yang jelas bukan negara Indonesia. Anggaplah birokrat ini seorang yang penting di daerahnya. Ia membaca sebuah berita di majalah yang mengkritik dirinya perihal proyek pembangunan bendungan yang tidak rampung sejak dia menjabat. Alhasil dari kritikan itu membuat ia merasa terpojok, dari situ pasti akan mengalami ketersinggungan. Padahal penyampaian yang dilakukan oleh si komika atau pun si jurnalis hanya bentuk keresahan dari banyak orang atau pun dirinya sendiri. Akhirnya bisa kita simpulkan jika ada seorang atau beberapa orang yang merasa tersinggung pasti ada juga yang sebaliknya. Dari sini akan menjadi serba salah karena ketika orang berbicara atau pun

Ri ck y G ervai s

menulis sesederhana mungkin penyampaiannya, tetap akan ada orang yang tersinggung. Sangat mengekang seseorang nantinya dalam freedom of speech. Hal ini sangat berisiko sebab orang yang tersinggung akan membuat tuduhan sebagai hate speech, padahal tidak ada tolak ukur dalam ujaran kebencian. Orang yang tidak merasa tersinggung itu memilih untuk tidak tersinggung dan menanggapi permasalahan yang ada secara cover both side dan menganggap bahwa itu hanyalah argumentasi yang tidak perlu dipermasalahkan. Tertawa hanya akan terjadi ketika refleks, begitu juga ketersinggungan. Ditekankan lagi bahwa setiap orang harus memilih untuk menjadi orang yang mudah tersinggung atau tidak. Orang pasti tertawa karena ada yang ditertawakan dan orang mengkritik karena ada yang dikritik. Selama objek itu manusia, pe-

luang menyinggung pasti selalu ada. Menjadi orang yang ketersinggungan akan menghabiskan banyak energi karena harus mengeluarkan emosi di dalam diri. Dan belum tentu juga yang tersinggung memiliki argumentasi balasan atas ketersinggungan tersebut. Biasanya hanya marah-marah tanpa dasar, padahal ada kan semua aspek harus diliat secara kompleks. Kita tidak tahu batasanbatasan ketersinggungan itu. Kadar ketersinggungan orang beda-beda, ada yang hanya salah ketikan di WhatsApp orang bisa tersinggung, ada juga yang hanya berbeda pandangan di Instagram orang bisa tersinggung, dan ada lagi mungkin hanya perkataan yang maksudnya tidak menyinggung akan menjadi tersinggung tergantung bagaimana menanggapinya. Satu hal yang pasti ketersinggungan itu wajar. Namun, mulailah untuk mengurangi tersinggung dan tidak mencari pembenaran atas ketersinggungan yang kalian buat sendiri. Menyalahkan orang lain padahal menjadi orang yang tersinggung adalah pilihan kalian sendiri. Damailah dengan diri sendiri, mulai hindari pembelaan atas ketersinggungan yang mungkin remeh temeh. Jikalau sedikit-sedikit tersinggung akan rumit sekali hidup. Ingin dimanja, ingin selalu hatinya dijaga agar tidak gampang tersingung, padahal hidup kan tidak untuk menyenangkan semua orang. Mulai tertawakan diri sendiri dan belajar menerima kritikan agar menanggapi suatu permasalahan lebih bijak. Tingkatkan kemampuan berpikir, membaca, dan menelaah sebuah argumen agar tidak mudah tersinggung. Jangan mau diprovokasi untuk menjadi tersinggung karena menjadi tersinggung adalah pilihan. Tetap Berpikir Merdeka!=

Edisi Khusus Mahasiswa Baru 2021

38


Yola.Skincare by DRWSKINCARE Untuk kalian yang mau konsultasi seputar kecantikan bisa menghubungi Wa : 0823-7583-5625 IG : Yola.skincare

SELAMAT ATAS KELAHIRAN

Dinara Embun Piawai Putri Kedua Kanda Rudiyansyah dan Yunda Vina Oktavia (Alumni UKPM Teknokra)


Tempat Nongkrong Kekinian

drkoffie drtea.indonesia delivery service : wa 08117861595


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.