7 minute read

Kampus Ikam

Next Article
Inovasi

Inovasi

LAHAN SEMPIT, MAHASISWA PARKIR SEMBARANGAN

Oleh: Suryaningsih

Advertisement

Unila-Tek: Sempitnya lahan parkir di Universitas Lampung (Unila), sebabkan mahasiswa parkir sembarangan. Kasus parkir sembarangan ini banyak ditemukan di area Fakultas Teknik (FT) yang berbatasan langsung dengan Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB). “Lahan parkir di FEB terlalu sempit, cuma ada di depan-depan Gedung Manajemen, Akutansi, dan Gedung D-3, itupun parkir mobil dosen, terus kalau naik motor cuma semester 7 dan 8 yang boleh parkir di belakang Gedung F, dan lokasinya juga nggak terlalu luas, kadang nggak cukup malah,” ujar Salma (Akutansi ‘18). Hendra Widodo (Teknik Elektro ‘17) mengatakan bahwa parkir sembarangan yang dilakukan oleh mahasiswa FEB sangat mengganggu mobilitas mahasiswa Teknik. “Iya gimana, kalau mereka parkir di sini kami mau keluar masuk gedung kadang susah karena pintu masuk yang terhalang oleh mobil-mobil mereka,” jelasnya. Ia menambahkan kejadian tersebut, sebenarnya tidak diperma salahkan bila mahasiswa FEB parkir di area milik mereka dan tidak mengganggu kenyamanan serta mobilitas dari mahasiswa Teknik sendiri. Eko Yudistia, Satpam FEB mengatakan bahwa permasalahan luas lahan parkir di FEB ini sudah dicarikan solusinya oleh pihak fakultas. Seperti memberikan pembatasan mahasiswa yang boleh membawa kendaraan. Untuk yang diperbolehkan membawa kendaraan adalah mereka yang sudah memasuki semester 7 keatas. “Untuk semester di bawahnya dilarang untuk membawa kendaraan pribadi ke area fakultas. Bahkan jika diketahui oleh pihak keamanan, kendaraan yang mereka bawa akan dikempisi atau konsekuensi lain yang lebih berat yaitu KTM (Kartu Tanda Mahasiswa) mereka akan ditahan,” tuturnya. Ia juga menambahkan bahwa bahwa solusi yang diberikan fakultas sudah sesuai dengan aturan rektorat. Bahkan sudah ada bus yang dapat digunakan sebagai mobilitas mahasiswa=

PEMBANGUNAN MASJID TEKNIK ANDALKAN DANA UMAT

Oleh: Antuk Nugrahaning Pangeran

Unila-Tek: Sejak 2018, pembangunan masjid di Fakultas Teknik (FT) Universitas Lampung (Unila) hingga kini belum rampung. Pembangunan masjid ini merupakan renovasi dari musala yang sebelumnya berukuran 8x8 m². Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan dan Alumni Fakultas Teknik, Masdar Helmi mengatakan pembangunan ini lamban disebabkan karena pembangunan masijd hanya mengandalkan dana umat.

“Selama ini dana yang digunakan untuk pembangunan masjid adalah dana umat, yaitu sumbangan dari dosen, mahasiswa, dan beberapa donatur. Dari pihak fakultas baru memberikan suntikan dana sebanyak satu kali, yaitu saat pembangunan lantai masjid,” ujarnya.

Menurutnya, saat ini kebijakan untuk membangun fasilitas ibadah di instansi pemerintah sedang diperketat, sehingga setiap fakultas mengajukan anggaran pasti tidak diterima.

"Sejauh ini pembangunan masjid telah menghabiskan dana sekitar 900 juta. Perkiraan dari target keseluruhan ini sudah enam puluh persen. Target kita, kita membutuhkan waktu kurang lebih dua tahun lagi," tuturnya.

Masdar menghimbau kepada semua yang menggunakan masjid untuk bisa memaklumi keadaan masjid saat ini. "Karena keadaannya kita memang belum bisa menyelesaikan itu semua, sehingga harus bisa menerima, karena bukan seperti ini desain akhirnya," katanya.

Salah satu mahasiswa, Netta Riana (Teknik Sipil '17) memaklumi pembangunan masjid yang belum juga rampung ini. Menurutnya banyak aspek yang mungkin menyebabkan terhambatnya pembangunan.

"Kita tahu sendiri kan sekarang itu lagi pandemi juga, pasti banyak faktor yang menghambatnya, mungkin dari dananya atau sumber manusianya sendiri," katanya.

Melihat kondisi masjid saat ini, ia menyayangkan tempat wudu wanita yang masih kotor dan tidak tertutup. Ia berharap adanya perawatan masjid walaupun belum sepenuhnya selesai.

Menurut Arif Hidayat (Teknik Kimia '15) kondisi masjid yang saat ini jauh lebih nyaman dibandingkan dengan musala sebelumnya. "Tempat wudunya besar dan bersih, airnya juga ga pelit. Belum puas karena belum selesai semuanya aja, masih penasaran jadinya," katanya=

Foto : Muhammad Rifqi Mundayin Pembangunan. Para pekerja sedang membuat panel pengecoran di Fakultas Teknik (FT) Universitas Lampung (Unila) pada Rabu (7/7). Panel pengecoran ini bertujuan untuk pembangunan gedung Program Studi Prodi Teknik Geofisika.

SUDAH SETAHUN, PALANG PINTU OTOMATIS BELUM JUGA DIAKTIFKAN

Oleh: Dwindy Monica

Unila-Tek: Sejak Januari 2019, Universitas Lampung (Unila) berlakukan penggunaan palang pintu otomatis. Palang pintu otomatis tersebut dipasang di dua titik, yaitu di depan gedung UPT TIK dan di dekat bundaran Unila. Namun, sejak 2020 palang pintu tersebut tidak diaktifkan lagi. “Palang pintu otomatis itu tidak rusak, hanya dinonaktifkan sementara. Jalur saat ini tidak terlalu padat, mungkin ketika perkuliahan offline akan kami buka kembali sekaligus akan ada pembenahan beberapa titik parkir,” kata Sulaemi, Kepala Bagian Hukum Tata Laksana Barang Milik Negara Umum (HTLBMNU) Biro Umum dan Keuangan Unila. Palang pintu otomatis yang seharusnya digunakan oleh pengendara dari civitas academica Unila ini, hingga kini masih dijaga satuan pengamanan (Satpam) untuk menjaga ketertiban lalu lintas kendaraan yang melewati portal tersebut. Salah satu Satpam Unila, Darmawan berharap peraturan Unila bisa lebih tegas jika nantinya palang pintu diaktifkan. “Pengalamannya waktu palang pintu masih aktif, tetap banyak yang melanggar walau sudah disosialisasikan,” katanya. Made Riasih (Pendidikan Matematika’18), salah satu mahasiswa berpendapat bahwa menggunakan palang pintu otomatis itu lebih mudah, aman, dan efektif. “Kalau pakai palang pintu itu nggak ribet. Mahasiswa punya kartu parkir khusus, tinggal tempel kartunya, nanti palangnya kebuka, sudah tinggal lewat,” katanya. Senada dengan Made, M. Ridho Dinata Bariyus (Teknik Elektro’20) mengatakan bahwa penggunaan palang pintu otomatis dapat meminimalisir terjadinya kecelakaan akibat kelalaian penjaga. “Kedepannya semoga peraturannya bisa lebih tegas lagi dan orang-orang termasuk mahasiswa bisa lebih disiplin dalam mematuhi aturan yang ada,” pungkasnya=

FP UNILA RENOVASI RUANG KULIAH

Oleh: Widya Dara

Unila-Tek: Fakultas Pertanian (FP) Universitas Lampung (Unila) melakukan renovasi ruang kuliah A-1 yang berada di Dekanat FP. Renovasi ini bertujuan untuk meningkatkan pelayanan kepada civitas academica dan kegiatan di luar perkuliahan seperti pertemuan dan seminar.

Wakil Dekan Bidang Umum dan Keuangan, Abdullah Aman Damai mengatakan bahwa peningkatan ini berkaca pada fakultas lain seperti Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) serta Fakultas Hukum (FH) yang lebih dulu memiliki fasilitas tersebut. Fasilitas yang ditingkatkan meliputi kursi, proyektor dengan layar tampilan yang lebih lebar, plafon, dan dinding kedap suara. “Proses renovasi ini dilakukan bertahap sejak 2020 pada dua kali tahun ajaran dikarenakan dana yang tidak mencukupi. Dana yang paling banyak dikeluarkan yaitu untuk pembelian kursi dengan dana ratusan juta,” ujarnya saat diwawancarai, pada Jumat (25/6).

Salah satu mahasiswa, Anggie Nafyta Lestari (Teknik Pertanian ’19) berpendapat bahwa perenovasian ini berdampak baik bagi para mahasiswa yang akan menggunakan ruang kelas tersebut. Dengan adanya perenovasian ini membuat ruang kelas menjadi lebih nyaman digunakan nantinya.

“Semoga perenovasian ini berlanjut ke gedung-gedung lain nya sehingga pembangunan di Fakultas Pertanian merata ke semua gedung,” ujarnya.

Selaras dengan Ang gie, Aulia Antarini (Kehutanan ’19) mengatakan bahwa renovasi ruang kelas ini merupakan perkembangan baik yang nantinya akan menunjang kegiatan belajar mengajar.

“Harapannya ya semoga nanti pembangunannya merata supaya belajarnya lebih nyaman lagi,” pungkasnya=

Foto : M. Faizzi Ardhitara Pembangunan Gazebo. Seorang pekerja bangunan sedang membangun gazebo di Lapangan Terpadu Fakultas Pertanian, Universitas Lampung, Senin (3/5/21). Gazebo ini nantinya akan dipakai untuk para mahasiswa berkumpul dan melakukan praktikum.

UNILA AKAN BANGUN RUMAH ADAT LAMPUNG

Oleh: Buliano A’do Bashtotan

Unila-Tek: Universitas Lampung (Unila) akan membangun gedung rumah adat di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP). Pembangunan rumah adat ini nantinya digunakan sebagai pusat pendidikan dan penelitian kebudayaan Lampung. Hal tersebut selaras dengan Program Studi (Prodi) S1 Pendidikan Bahasa Lampung yang dibuka mulai tahun ajaran 2021/2022. “Tujuannya banyak, tapi utamanya bagi Unila sebagai institusi Perguruan Tinggi Negeri dengan kewajiban Tridarma, rumah adat itu untuk pendidikan, yaitu proses belajar-mengajar mahasiswa, penelitian kebudayaan Lampung, dan pemanfaatannya secara sosial, seperti pengabdian kepada masyarakat, beUnila-Tek: Universitas Lampung (Unila) menjadi salah satu tempat untuk melakukan proyek penanaman pipa PDAM (Perusahaan Daerah Air Minum) oleh pemerintah Kota Bandar Lampung. Proyek ini laksanakan mulai awal tahun 2020 hingga sekarang (6/7). Sulaemi, Koordinator Hukum Tata Laksana Barang Negara Umum (HTLBMNU) Unila, mengatakan bahwa Unila memberikan izin terkait penanaman pipa PDAM. Kemudian untuk pendistribusian air ini nantinya akan ditujukan kepada lingkungan kampus Unila dan perumahan dinas Unila. “Mudah-mudahan PDAM bisa memenuhi kebutuhan-kebutuhan yang diinginkan oleh warga kampus. Yang jelas dengan ini bisa membantu keberadaan lingkungan kampus,” ujarnya. Konsultan Pengawasan Supervisi PDAM, Sang Putra memaparkan sebenarnya proses pelaksanaan pemasangan pipa PDAM di wilayah Bandar Lampung itu menggunakan metode open. Namun, untuk di Unila sendiri penanaman pipa dilakukan dengan proses boring manual. “Air tersebut memang sudah siap minum, namun kebanyakan orang merebus air kembali untuk menjaga kesehatan, karena memang air ini mengandung kaporit. Namun, jika masyarakat percaya dengan proses yang telah dilalui maka diperbolehkan karena melalui programnya air ini memang siap minum,” ucapnya. Salah satu mahasiswa, Ferdyansyah (PGSD’20) mengatakan bahwa pemasangan pipa banyak merusak jalan. Walaupun sudah diperbaiki masih terdapat tanah yang kurang padat. Hal ini terlihat jelas di jalan Abdul Muis depan Toko Surya sampai dengan Unila. “Harapannya PDAM mulai aktif perbaikan jalan secara menyeluruh, karena sudah membayar, maka dipercepat pengunaan air siap minumnya,” pungkasnya=

gawi, dan sebagainya,” tutur Juru bicara Rektor Unila, Kahfie Nazarudin. Koordinator Hukum Tata Laksana Barang Negara Umum (HTLBMNU) Unila, Sulaemi mengatakan rumah adat nantinya akan dibangun menjadi dua rumah. “Untuk rumah adat nantinya akan ada dua, yaitu Saibatin dan Pepadun,” ujarnya. Wakil Rektor Bidang Administrasi Umum Dan Keuangan, Asep Sukohar mengatakan bahwa dana pembangunan didapat dari Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP). “Alokasi anggarannya per rumah Rp 200 juta,” ungkapnya. Pembangunan rumah adat sendiri akan dimulai pada Juli 2021 dan rencananya akan rampung pada September 2021 mendatang=

PDAM ADAKAN AIR SIAP MINUM DI UNILA

Oleh : Putri Cantika Helmiana

Foto : Syendi Arjuna Rapat. UKM Koperasi Mahasiswa (Kopma) sedang melakukan rapat di belakang Gedung Rektorat Unila pada Kamis (10/6). Rapat secara langsung ini menggunakan protokol kesehatan.

This article is from: