Kampus Ikam
LAHAN SEMPIT, MAHASISWA PARKIR SEMBARANGAN Oleh: Suryaningsih
Unila-Tek: Sempitnya lahan parkir di Universitas Lampung (Unila), sebabkan mahasiswa parkir sembarangan. Kasus parkir sembarangan ini banyak ditemukan di area Fakultas Teknik (FT) yang berbatasan langsung dengan Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB). “Lahan parkir di FEB terlalu sempit, cuma ada di depan-depan Gedung Manajemen, Akutansi, dan Gedung D-3, itupun parkir mobil dosen, terus kalau naik motor cuma semester 7 dan 8 yang boleh parkir di belakang Gedung F, dan lokasinya juga nggak terlalu luas, kadang nggak cukup malah,” ujar Salma (Akutansi ‘18). Hendra Widodo (Teknik Elektro ‘17) mengatakan bahwa parkir sembarangan yang dilakukan oleh
mahasiswa FEB sangat mengganggu mobilitas mahasiswa Teknik. “Iya gimana, kalau mereka parkir di sini kami mau keluar masuk gedung kadang susah karena pintu masuk yang terhalang oleh mobil-mobil mereka,” jelasnya. Ia menambahkan kejadian tersebut, sebenarnya tidak d i p e r m a s a l a h k a n b i l a mahasiswa FEB parkir di area milik mereka dan tidak mengganggu kenyamanan serta mobilitas dari mahasiswa Teknik sendiri. Eko Yudistia, Satpam FEB mengatakan bahwa permasalahan luas lahan parkir di FEB ini sudah dicarikan solusinya oleh pihak fakultas. Seperti memberikan pembatasan maha-
siswa yang boleh membawa kendaraan. Untuk yang diperbolehkan membawa kendaraan adalah mereka yang sudah memasuki semester 7 keatas. “Untuk semester di bawahnya dilarang untuk membawa kendaraan pribadi ke area fakultas. Bahkan jika diketahui oleh pihak keamanan, kendaraan yang mereka bawa akan dikempisi atau konsekuensi lain yang lebih berat yaitu KTM (Kartu Tanda Mahasiswa) mereka akan ditahan,” tuturnya. Ia juga menambahkan bahwa bahwa solusi yang diberikan fakultas sudah sesuai dengan aturan rektorat. Bahkan sudah ada bus yang dapat digunakan sebagai mobilitas mahasiswa=
PEMBANGUNAN MASJID TEKNIK ANDALKAN DANA UMAT Oleh: Antuk Nugrahaning Pangeran
Unila-Tek: Sejak 2018, pembangunan masjid di Fakultas Teknik (FT) Universitas Lampung (Unila) hingga kini belum rampung. Pembangunan masjid ini merupakan renovasi dari musala yang sebelumnya berukuran 8x8 m². Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan dan Alumni Fakultas Teknik, Masdar Helmi mengatakan pembangunan ini lamban disebabkan karena pembangunan masijd hanya mengandalkan dana umat. “Selama ini dana yang digunakan untuk pembangunan masjid adalah dana umat, yaitu sumbangan dari dosen, mahasiswa, dan beberapa donatur. Dari pihak fakultas baru memberikan suntikan dana sebanyak satu kali, yaitu saat pembangunan lantai masjid,” ujarnya. Menurutnya, saat ini kebijakan untuk membangun fasilitas ibadah di instansi pemerintah sedang diper-
ketat, sehingga setiap fakultas mengajukan anggaran pasti tidak diterima. "Sejauh ini pembangunan masjid telah menghabiskan dana sekitar 900 juta. Perkiraan dari target keseluruhan ini sudah enam puluh persen. Target kita, kita membutuhkan waktu kurang lebih dua tahun lagi," tuturnya. Masdar menghimbau kepada semua yang menggunakan masjid untuk bisa memaklumi keadaan masjid saat ini. "Karena keadaannya kita memang belum bisa menyelesaikan itu semua, sehingga harus bisa menerima, karena bukan seperti ini desain akhirnya," katanya. Salah satu mahasiswa, Netta Riana (Teknik Sipil '17) memaklumi pembangunan masjid yang belum juga rampung ini. Menurutnya banyak aspek yang mungkin menyebab-
kan
terhambatnya
pembangunan.
"Kita tahu sendiri kan sekarang itu lagi pandemi juga, pasti banyak faktor yang menghambatnya, mungkin dari dananya atau sumber manusianya sendiri," katanya. Melihat kondisi masjid saat ini, ia menyayangkan tempat wudu wanita yang masih kotor dan tidak tertutup. Ia berharap adanya perawatan masjid walaupun belum sepenuhnya selesai. Menurut Arif Hidayat (Teknik Kimia '15) kondisi masjid yang saat ini jauh lebih nyaman dibandingkan dengan musala sebelumnya. "Tempat wudunya besar dan bersih, airnya juga ga pelit. Belum puas karena belum selesai semuanya aja, masih penasaran jadinya," katanya=
Edisi Khusus Mahasiswa Baru 2021
7