4 minute read
Gaya Hidup
Dengan ciri khas bentuk sirip yang cantik dan warna tubuh yang indah, ikan hias air tawar yang memiliki nama latin Betta ini kembali melejit di tengah masyarakat saat masa pandemi Covid-19. Ikan cupang bukan lagi menjadi sekadar hobi untuk dikoleksi, namun juga menjadi prospek bisnis yang menguntungkan.
Salah seorang mahasiswa yang mencari peruntungan lewat bisnis ikan cupang yaitu Aditya Prayoga (Ilmu Kelautan’18). Pada saat ia berada di semester dua perkuliahan, Adit menjadi reseller ikan cupang. Hingga kini, ia mampu membudidayakan dan menjual ikan cupang jens fullred, Avatar, Bluerim, Multicolour, Nemo, dan Dumbo Rae Gold.
Advertisement
Perawatan yang dilakukan Adit untuk membudidayakan ikan cupang cukup sederhana. Setiap pagi ia mencari infusoria untuk pakan ikan cupang kecil dan cacing sutera untuk pakan ikan cupang besar. Lalu, ia menguras kolam dan akuarium agar tetap bersih. Sorenya, ia kembali memberi pakan cupang dengan kutu air.
Baginya, pandemi bukanlah suatu halangan untuk tetap berjualan ikan cupang. Ia justru semakin gencar memasarkan ikan-ikan cupang tersebut secara dalam jaringan (daring). Harganya pun beragam, mulai dari 50 ribu rupiah sampai 500 ribu rupiah per ekor. Selain itu, ia juga menjual dalam partai besar untuk ikan yang reject/ kualitas rendah dengan 1-2 ribu rupiah per ekor.
Ia mengatakan pendapatannya meningkat pada awal pandemi Covid-19. Ia bahkan sempat mendapat 3,2 juta rupiah per hari.
Namun semakin menjamurnya penjual ikan cupang saat ini, omzet penjualannya juga menjadi turun.
Uang hasil dari penjualan ikan cupang ini ia gunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
“Untuk tetap laku di pasaran, saya harus tetap mempertahankan kualitas ikan cupangnya,” katanya. Lain halnya dengan Yusuf Adhimas Yudha, ia memulai bisnis ikan cupang berawal dari hobinya yaitu mengoleksi ikan cupang untuk kontes. Ia yang mulanya bekerja di bidang digital marketing dan foto preweding, banting stir menjadi membudidaya ikan cupang karena terdampak pandemi. Ia memasarkan jenis cupang Halfmod di media sosial. Ia pun mendapat keuntungan sebesar 5-6 juta per bulan.
Menurutnya, ikan cupang merupakan jenis ikan yang istimewa. Ikan cupang awalnya hidup di alam lalu dikawinkan silang atau cross breeding. Dari proses croos breeding dengan jenis ikan cupang yang beragam, jenis yang dihasilkan semakin menarik dan menghasilkan jenis baru dan menarik di pasaran.
Yusuf juga menjelaskan harga ikan cupang belakangan ini menjadi mahal karena tingkat kesulitan saat dibudidaya. Ikan cupang juga sensitif terhadap cuaca. Dalam satu kali anakan, hanya menghasilkan sekitar 20-40% ikan yang berkualitas baik. Warna yang terang dan kuat pada ikan cupang membuat harganya menjadi mahal.
“Dalam bisnis cupang setiap masa ada jenis yang menjadi pri -
madona. Sehingga menguasai pasar dan membuat harganya mahal. Misalnya Bloorim dan Avatar di tahun 2020 menjadi ikan populer dan mahal harganya. Karena setiap t a hun, setiap bulan, orang bikin pasti hybrid baru dan pasti ada primadonnaya,” ujarnya.
Kesulitan dalam berbirnis cupang menurutnya ialah memberi edukasi ke pembeli agar dapat merawat cupang dengan baik. Seperti memeri makan dua kali sehari, rajin mengganti air, dan airnya dapat diberi sedikit garam, daun ketapang, atau vi- ta min. Pembeli yang kurang paham merawat ikan cupang biasanya ti- dak mau merawat ikan cupang lagi dan hanya mengikuti tren. Untuk berbisnis ikan cupang sebenarnya tidak dibutuhkan modal yang besar. Seperti cerita dari Menik Lestari (Pendidikan Fisika’18) yang sudah mulai menggemari ikan cupang sejak agustus 2020 lalu. Mulanya hanya bermaksud mengoleksi ikan cupang hanya untuk pribadi. Namun ia mencoba untuk memijahkan ikan cupang dan hasilnya semakin banyak. Melihat peluang ikan cupang di pasaran, akhirnya ia pun mencoba untuk menjualnya. Usaha sampingannya ini dimulai dengan modal awal sebesar 150 ribu rupiah. Sama seperti sebelumnya, ia juga menjual ikan cupangnya melalui media sosial dan juga kepada tetangga sekitarnya. Kisaran harganya sekitar 150-300 ribu dan 2-10 ribu ikan kualitas rendah yang biasanya dibeli oleh anakanak sekitar rumahnya. Walaupun penghasilan dari ikan cupang ini tidak setiap hari, karena proses budidaya yang sulit. Tapi lumayan membantu bisa ditabung juga, niat berkelanjutan insyaallah nanti dikembangin nambah jenis ikan biar punya partai pasaran (besar),” katanya. Salah satu penggemar ikan cupang, Nur Anisa Mutiasari mengatakan memelihara ikan cupang dapat menjadi hiburan tersendiri baginya. Sejauh ini kurang lebih ia sudah memiliki 20 ikan cupang dengan harga rentang 15-120 ribu. Ikan-ikan tersebut ia tempatkan menggunakan stoples bekas sebagai akurium. “ Ikan cupang termasuk jenis ikan yang kuat, merawat cupang tidak menghabiskan banyak dana,” ujarnya. Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Afri Aripin mengatakan bahwa bisnis ikan cupang yang sifatnya fenomena jangan sampai hanya sebagai alternatif bisnis karen a
mas yarakat mengalami kejenuhan ditengah pandemi Covid-19. “Bisnis ikan cupang harus konsisten secara kualitas dan mengikuti permintan pasar, sehingga pasarnya dalam hal ini konsumen dapat bertahan,” tuturnya=