![](https://assets.isu.pub/document-structure/230131115438-960247d50b248239a5c688a768f7bf1f/v1/218316120a9f7164b6e915f7668496ed.jpeg?width=720&quality=85%2C50)
8 minute read
Dagangan Tak Habis Terjual
Pengunjung Libur Nataru Tak Sesuai Harapan
GUNUNGKIDUL, TRIBUN - Akhir pekan kemarin bersamaan dengan libur Tahun Baru 2023. Momen ini pun dimanfaatkan masyarakat untuk berwisata ke Gunungkidul, terutama kawasan pantai. Pantauan Tribun Jogja di Pantai Kukup, Minggu (1/1), wisatawan tampak memadati bibir pantai. Arus masuk-keluar pun seakan berlangsung tanpa henti.
Advertisement
Meski begitu, keramaian tersebut dinilai tidak sesuai harapan. Seperti yang diungkapkan oleh Marjo, pedagang setempat. “Ini malah hampir tidak ada bedanya dengan akhir pekan biasa,” tuturnya ditemui sore kemarin. Marjo juga menyebut saat libur Natal kemarin juga kondisinya serupa. Adapun kebanyakan wisatawan berasal dari DIY dan Jawa Tengah. Menurutnya, kurangnya pengunjung bisa terlihat dari kelapa muda dagangannya. Sebelum pandemi misalnya, sekitar 150 butir kelapa bisa habis dalam dua hari. “Sekarang ini justru masih banyak yang tersisa kelapanya,” ujar Marjo.
Para wisatawan disebutnya mulai berdatangan sekitar pukul 09.00 WIB. Ada pula yang datang sejak Sabtu (31/12) malam, untuk menikmati momen malam pergantian tahun. Namun ia tetap mensyukuri kondisi tersebut. Sebab jika dibandingkan saat pandemi, aktivitas wisata justru nyaris tanpa pengunjung. “Meski perkiraannya meleset, setidaknya tetap ada wisatawan,” tutur Marjo.
Kepala Dinas Pariwisata Gunungkidul, Mohamad Arif Aldian juga mengakui jika tingkat kunjungan libur akhir tahun tidak sesuai perkiraan. Sebagai gambaran, saat libur Natal kemarin terdapat lebih dari 32 ribu wisatawan. Ia menilai kondisi cuaca yang kurang mendukung berpengaruh terhadap tingkat kunjungan. Namun angka wisatawan saat libur Natal lalu diklaim tetap lebih tinggi dibanding akhir pekan biasa. “Ada peningkatan sekitar 19,69 persen dibanding akhir pekan biasanya,” tuturnya, belum lama ini. Bantul Di Bantul, dari target 150.000 orang yang berkunjung ke sejumlah objek wisata yang dikelola Pemkab Bantul, sampai Sabtu (31/12) tengah malam baru mencapai sekitar 102.000 orang. Data tersebut terhitung mulai dari 24-31 Desember 2022. Meski belum termasuk Minggu (1/1), namun diperkirakan tetap tidak akan mencapai target. Kasi Promosi dan Informasi Wisata, Dinas Pariwisata
Bantul, Markur Purnomo
Adi mengatakan, pada malam pergantian tahun, kunjungan ke Pantai Parangtritis hanya sampai di angka 18.096 orang. Sedangkan di Pantai Samas sampai Pandansimo hanya sebanyak
1.911 orang. Kunjungan ke Goa Selarong 171 orang dan Goa Cerme 23 orang.
Selama Minggu kemarin pun diprediksi jumlah kunjungan wisatawan tidak akan mencapai lebih dari 20.000 orang. Dia menyebut faktor tidak tercapainya target kunjungan wisata karena kondisi cuaca. “Selain itu Nataru kali ini kan tidak ada cuti bersama,” jelasnya, Minggu (1/1).
Pria yang akrab disapa Ipung ini mengatakan, tahun lalu jumlah kunjungan wisatawan selama Nataru dari 24 Desember 2021 sampai 1 Januari 2022 juga hanya 138.000 wisatawan. Menurutnya, kondisi hujan dan perkiraan cuaca Badan
Jangan Lagi Ada Pandemi
SENYUM cerah memancar dari wajah para pedagang kuliner di Pantai Parangtritis.
Baru saja mereka mendapat limpahan rezeki di momen pergantian tahun 2022 ke 2023. Dagangannya laris, pengunjunganya ramai sejak Sabtu (31/12) sore hingga tengah malam.
Karyati satu di antara pedagang kuliner itu merasakan hal itu. Di lembaran yang baru ini, dia berharap tidak ingin lagi menjumpai pandemi Covid-19.
Sebab selama dua tahun berturut-turut dagangannya sepi karena aktivitas wisata di Pantai Parangtritis lumpuh. “Biasanya enggak sampai seramai ini. Sudahlah di 2023 jangan ketemu Covid-19. Covid sudah hilang,” katanya, di Parangtritis, Minggu (1/1).
Dia mencoba mengenang saat-saat getir pandemi Covid-19 melanda tanah air.
Bersama puluhan pedagang kuliner lainnya, ia terpaksa tutup dengan waktu yang cukup lama. “Libur terus waktu ada Covid itu. Dua tahun sepi sekali,” ujar perempuan yang berjualan air mineral dan mi instan ini.
Harapan yang sama juga dirasakan oleh pedagang bernama Sumiati. Dia berha- rap 2023 wisatawan di Parangtritis semakin ramai. “Tambah rezekinya. Enggaj usah lagi ada Covid-19,” ungkapnya. Pedagang lain bernama Rinawati juga berharap demikian. Namun ia sangat berharap proses percepatan pemulihan ekonomi bisa berjalan lancar. Sehingga wisatawan yang berkunjung ke Pantai Parangtritis dapat membelanjakan uangnya kepada para pedagang. “Harapannya 2023 lebih baik lah. Lebih baik semua. Jangan lagi ketemu Covid-19, sama pemulihan ekonomi juga harus terus,” pungkasnya. (hda)
![](https://assets.isu.pub/document-structure/230131115438-960247d50b248239a5c688a768f7bf1f/v1/2604c3a052cdee1aa79a21f8ecba542d.jpeg?width=720&quality=85%2C50)
PELANCONG BERKURANG
Jumlah kunjungan wisata di Bantul dan Gunungkidul saat libur Nataru tak seperti yang diharapkan.
Kondisi cuaca yang cenderung hujan dan ancaman gelombang tinggi dinilai menjadi faktornya.
Wisata alam seperti kawasan pantai jelas merasakan dampaknya, karena tidak seramai libur tahun baru sebelum pandemi.
Pelancong diduga lebih tertarik mengabiskan waktu di kawasan perkotaan, untuk mengantisipasi cuaca buruk
Meteorologi, Klimatilogi dan Geofisika (BMKG) tahun ini juga mempengaruhi kunjungan wisatawan.
Karena BMKG menyebut cuaca ekstrem terjadi selama libur Nataru ini, mulai dari hujan lebat hingga kemungkinan gelombang tinggi. Dengan demikian, kata Ipung, wisatawan dalam menyambut malam tahun baru 2023 lebih terpusat di perkotaan seperti Tugu Yogyakarta dan kawasan Titik Nol Kilometer.
Tidak hanya di wilayah Yogyakarta namun juga di wilayah Bantul perkotaan, di antaranya Lapangan Paseban dan Pasar Seni Gabusan (PSG). “Saya mendapat informasi Paseban penuh. Ada kecendrungan wisatawan memilih menghabiskan malam tahun baru 2023 di perkotaan, karena jika terjadi hujan lebih mudah mencari tempat untuk berteduh. Sementara ke pantai mungkin terlalu jauh,” jelasnya.
Meski tidak mencapai target, namun kunjungan ke pantai khususnya Parangtritis tetap tinggi jika dibandingkan hari biasa. Kunjungan ke Parangtritis di hari biasa hanya dikisaran 2.000-3.000 orang. Sementara selama Nataru mencapai 6.000-9.000 orang.
Kepala Dinas Pariwisata Bantul, Kwintarto Heru Prabowo menyampaikan, meskipun ada kenaikan wisatawan pada momen libur akhir tahun ini di banding hari-hari baisa, namun ia mengaku kalau kondisi pariwisata di Bantul sejatinya belum pulih sepenuhnya dari pandemi. Sebab sampai saat ini jumlah kunjungannya masih dibawah sebelum pandemi atau belum sama dengan tahun 2019 lalu. (alx/hda)
Pemkab Libatkan Ahli Geologi
Perbaikan Jalan di Desa Wisata Srikeminut BANTUL, TRIBUN - Pemkab Bantul akan meminta ahli geologi untuk menganalisis kondisi tanah di kawasan Desa Wisata Srikeminut, Kalurahan Sriharjo, Bantul. Analisis itu dibutukan agar kejadian amblesnya jalan di kawasan itu tidak terulang. Bupati Bantul, Abdul Hamil Muslih mengatakan, amblesnya jalan di Sriharjo lantaran adanya fenomena alam, di mana tanah di kawasan itu tidak stabil.
“Ini akan kami konsultasikan ke ahli geologi. Saya sudah perintahkan pada Dinas PU untuk mengundang ahli geologi dan ahli teknik sipil untuk melakukan penelitian ini,” ujar Halim di sela-sela meninjau kesiapan pengamanan tahun baru. Analisis ahli geologi diperlukan lantaran dimungkinkan terjadi dorongan air dari bawah permukaan tanah. Secara konstruksi, jalan di Desa Wisata Srikeminut itu telah dipasang semacam pagar beton. Namun justru terjadi penurunan permukaan tanah yang berakibat jalan tersebut ambles.
“Jadi ahli geologi kami perlukan untuk rekomendasi apa yang tepat, bagi konstruksi bangunan di lokasi seperti itu. Karena teknik sipil saja tidak cukup. Jadi kami akan bertanya pada ahli geologi, agar dia melakukan penelitian setelah itu mereka merekomendasikan konstruksi bagusnya seperti apa, supaya enggak berulang-ulang,” ujar Halim. Sebagai informasi, jalan di Desa Srikemunit sepanjang 50 meter itu belum lama ini selesai diperbaiki dan tinggal menunggu serah terima dari kontraktor ke Pemkab Bantul. Tetapi tanah di kawasan itu labil hingga mengakibatkan jalan di sana ambles. Dari analisis sementara, terdapat aliran air yang berada dibawah jalan yang mengarah ke sungai. “Jadi kami putuskan untuk membuat kajian dengan mendatangkan tim ahli dari UGM. Selasa besok kami baru bertemu dengan UGM,” kata Kepala DPUKP Bantul, Aris Suharyanta. Menurutnya, jalan tersebut sudah tiga kali diperbaiki, namun setelah perbaikan selalu muncul masalah. “Kali ini yang paling dalam amblesnya sampai sekitar 1,5 meter,” pungkasnya. (hda)
Seorang Pria Tersambar Kereta
KULON PROGO, TRIBUN - Seorang pria tewas setelah tertabrak kereta api (KA) di lintasan rel KA di Dusun Ngulakan, Kalurahan Hargorejo, Kapanewon Kokap, Kulon Progo. Diketahui, identitas korban bernama Mardiyono (51) yang merupakan warga setempat. “Benar, telah terjadi orang tertabrak kereta api pada Sabtu (31/12/2022) kemarin malam,” kata Iptu Triatmi Noviartuti, Kasi Humas Polres Kulon Progo,
![](https://assets.isu.pub/document-structure/230131115438-960247d50b248239a5c688a768f7bf1f/v1/237edfac542422be5005e5dcc4af5d07.jpeg?width=720&quality=85%2C50)
Minggu (1/1).
Novi menjelaskan, kejadian pertama kali diketahui oleh petugas polsuska setempat sekitar pukul 19.30 WIB. Dia kemudian memberitahu ke saksi 1, Jemingan (47) tentang adanya orang tertabrak kereta di lintasan KA di Dusun Ngulakan, Kalurahan Hargorejo, Kapanewon Kokap. Saat itu, korban yang diketahui bekerja sebagai petani ini sudah dalam keadaan tergeletak dan meninggal dunia. Kemudian, Jemingan dan saksi 2, Dedi (32) mengecek ke lokasi kejadian. Lalu, mereka menghubungi bhabinkamtibmas setempat dan dilaporkan ke kepolisian setempat. Selanjutnya, petugas piket Polsek Temon bersama tim inafis Polres Kulon Progo mendatangi lokasi kejadian. Dari olah tempat kejadian perkara, keadaan korban sudah meninggal dunia dengan kondisi tubuh tercecer. Kemudian dibawa ke RSUD Wates untuk dilakukan visum. Terpisah, Kapolsek Kokap, AKP Zainuri menambahkan, polisi masih mendalami dugaan kematian korban. Termasuk mendalami riwayat kehidupan dan kesehatan korban. Karena, korban belum berkeluarga. “Apalagi lokasi kejadian bukan di perlintasan KA tanpa palang pintu,” katanya. (scp)
Angka Kriminalitas Meningkat
ANGKA kriminalitas di wilayah hukum Polres Kulon Progo sepanjang 2022 mengalami peningkatan dibandingkan tahun sebelumnya. Di tahun ini, kasus kriminalitas sebanyak 457 kasus, lebih banyak dari tahun 2021 lalu. “Pada 2022, angka kriminalitas naik 18 kasus atau 4,1 persen menjadi 457 kasus dibandingkan tahun lalu (2021),” kata AKBP Muharomah Fa- jarini, Kapolres Kulon Progo, Jumat (30/12). Dari jumlah tersebut, angka penyelesaian kasus mengalami kenaikan tiga kasus atau 0,86 persen. Di tahun ini, ada 348 kasus yang telah diselesaikan dibandingkan pada 2021 hanya 345 kasus. Fajarini menyebut, kriminalitas didominasi oleh kasus penipuan sebanyak 75 kasus dan pencurian de- ngan pemberatan 57 kasus. Berdasarkan pemetaan wilayah gangguan keamanan sepanjang 2022, Polsek Wates menempati peringkat teratas sebanyak 61 kasus. Kemudian Polsek Galur 36 kasus dan Polsek Pengasih 35 kasus. Sementara, Polsek Samigaluh menduduki peringkat terakhir dari 12 polsek se-Kulon Progo. (scp)
Tim Ganjal Ban Disiagakan
PARA pelancong yang hendak berlibur ke Gunungkidul perlu berhati-hati. Sebab terdapat sejumlah titik rawan kecelakaan di sejumlah jalur. Salah satu titik rawan tersebut berada di Tikungan Slumprit, Hargodumilah, Patuk. Tikungan ini berbentuk belokan tajam dengan tanjakan/turunan yang terbilang ekstrem. Meski demikian, wisatawan tak perlu khawa- tir. Sebab Pos Pengamanan (Pospam) Hargodumilah sudah menyiapkan antisipasi. Kepala Pospam Hargodumilah, Iptu Paryadi mengatakan, pihaknya sudah menyiapkan tim ganjal ban khusus di Tikungan Slumprit. Menurutnya, tak sedikit pengendara yang hampir celaka saat melintasi Slumprit. Hal ini disebabkan karena mereka belum hafal kondisi jalannya. Itu sebabnya petugas hingga peralatan disiapkan di Pospam. Ketika ada kendaraan yang mengalami kendala atau mogok saat menanjak, petugas akan langsung bergerak. “Nanti petugas akan langsung menahan mobil secara bersama-sama lalu mengganjal ban dengan alat yang sudah disiapkan,” jelas Paryadi. (alx)
TRIBUN JOGJA/ISTIMEWA
BERI PEMAPARAN - Kepala BPJS Kesehatan Cabang
Yogyakarta, Prabowo (kiri) bersama Kepala Bidang
Penjaminan Manfaat Rujukan (kanan) memaparkan komitmen FKRTL untuk pelayanan peserta JKN dalam acara penandatanganan Perjanjian Kerja Sama (PKS) dengan FKRTL, Rabu (28/12).
BPJS Kesehatan Yogyakarta Minta FKRTL Optimal Layani Peserta JKN
YOGYA, TRIBUN - BPJS Kesehatan Cabang Yogyakarta meminta seluruh Fasilitas Kesehatan Rujukan Tingkat Lanjutan (FKRTL) yang bekerja sama untuk memberikan layanan tanpa diskriminasi dan tanpa iur biaya kepada peserta Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN). Hal ini dilakukan sebagai salah satu upaya meningkatkan kepuasan peserta JKN.
“Kami sampaikan kembali kepada FKRTL komitmen apa yang harus dijalankan untuk bekerja sama dan melayani peserta JKN. Kami memotret beberapa hal di tahun 2022 sebagai bahan evaluasi. Tahun 2023 kami akan fokus pada layanan peserta, tentu kami akan lebih rewel kepada FKRTL demi kepentingan dan kepuasan peserta,” kata Kepala BPJS Kesehatan Cabang Yogyakarta, Prabowo, usai menandatangani Perjanjian Kerja Sama (PKS) dengan FKRTL, Rabu (28/12).
![](https://assets.isu.pub/document-structure/230131115438-960247d50b248239a5c688a768f7bf1f/v1/199b91e42a875c30748bcf75e218df8d.jpeg?width=720&quality=85%2C50)
Dia menjelaskan, pihaknya akan terus memantapkan komitmen FKRTL terhadap pelayanan peserta JKN. Setidaknya ada 13 komitmen yang harus dijalankan. Selain tidak ada diskriminasi dan iur biaya, beberapa komitmen lain diantaranya memenuhi sarana prasarana terutama Intensive Care Unit (ICU) kemudian mengoptimalkan fungsi petugas Pemberi Informasi dan Penanganan Pengaduan Rumah Sakit (PIPP RS).
Integrasi antrean ke dalam Aplikasi Mobile JKN juga menjadi komitmen penting untuk mempercepat layanan di fasilitas kesehatan. “Jika komitmen-komitmen tersebut dilaksanakan, peserta akan merasakan layanan yang optimal. Misalnya saja, komitmen antrean yang terintegrasi dengan Aplikasi Mobile JKN,” jelasnya.
Dengan mengambil antrean dari aplikasi, peserta dapat datang ke fasilitas kesehatan saat mendekati jam kunjungannya. Inovasi ini mampu memangkas waktu tunggu sehingga stigma antrean yang lama dapat dipatahkan melalui antrean online ini.
Sementara itu, Direktur Rumah Sakit Siloam Yogyakarta, S. A. Erich Richardo mengatakan, pihaknya sebagai salah satu mitra BPJS Kesehatan berkomitmen penuh membe- rikan layanan terbaik bagi peserta JKN. Salah satunya dengan realisasi peningkatan layanan melalui renovasi bangunan untuk ruang rawat jalan ibu dan anak, layanan ortopedi, serta neurologi. Hal ini dilakukan agar pasien JKN semakin nyaman dan representatif.
“Ruangan ini nantinya bisa digunakan oleh semua pasien dari penjaminan apapun, termasuk JKN. Jadi tidak ada perbedaan baik itu pasien umum, asuransi maupun JKN. Sejak awal bekerja sama di tahun 2019, kami tetap dengan komitmen yang sama untuk mengikuti regulsai, tidak mengenakan iur biaya maupun layanan yang diskriminatif kepada peserta JKN,” ulasnya. (rls/ord)