![](https://static.isu.pub/fe/default-story-images/news.jpg?width=720&quality=85%2C50)
2 minute read
Rp10 Juta Demi Iklan Pengganda Uang
Mbah Slamet Pakai Perantara untuk Bertemu Korban
BANJARNEGARA, TRI-
Advertisement
BUN - Keberhasilan Slamet
Tohari atau Mbah Slamet memikat orang sebagai dukun pengganda uang tidak lepas dari kelihaian rekannya, Budi Santoso (BS). Budi berperan mengiklankan praktik perdukunan lewat Facebook. Kapolres Banjarnegara, AKBP Hendri Yulianto menjelaskan, BS yang diketahui merupakan warga Comal, Kabupaten Pemalang tersebut menggunakan kemampuannya menggunakan Facebook untuk mengiklankan penggandaan uang.
“BS hanya mempertemukan antara korban dan tersangka, dan mempromosikan di Facebook. Karena tersangka tidak punya kemampuan dalam menggunakan Facebook. BS mendapat imbalan dari tersangka antara Rp5 juta sampai Rp10 juta,” kata AKBP Hendri, Rabu (5/4). Sementara itu hingga Rabu kemarin total sementara mayat yang telah dievakuasi ada sebanyak 12 orang. “Sudah tiga hari evakuasi. Hari pertama kita menemakan satu mayat, hari kedua sembilan mayat, dan hari ketiga dua mayat,” ujar dia. Kapolres mengatakan tersangka Slamet ketika ditanya identitas mayat di masing-masing lubang tidak dapat menjawab. Ketika dihadirkan kembali di TKP Slamet hanya bisa menjawab dua orang korban lain atas nama Irsyad dan istrinya. Anak kandung korban Irsyad di Kabupaten Pesawaran, Lampung mengaku pernah mendengar komunikasi orang tuanya dengan Mbah Slamet. Irsyad diketahui menjadi korban dengan istrinya, Wahyu Tri Ningsih (41) yang tercatat sebagai warga Kabupaten Pesawaran. Menurut sang anak yang tak mau disebutkan namanya, melalui sambungan telepon, Mbah Slamet sempat meminta sang ibu untuk da-
Bakar KTP
SEJAUH ini dari keterangan
Mbah Slamet, pembunuhan terhadap 12 korban memang sudah direncanakan dengan matang. Tersangka menghilangkan jejak dan bukti-bukti yang terkait dengan peristiwa pembunuhan tersebut.
AKBP Hendri mengatakan, tersangka menghilangkan barang dan identitas korban yang dikubur di kebun miliknya. “Contoh KTP, pengakuan tersangka kebanyakan dibakar agar tidak ketahuan. Dia betul-betul (berusaha) menghilangkan jejak,” kata
BUTA FACEBOOK tang ke sebuah alamat. “Namun, ibu saya sempat tidak mau atau menolak permintaannya,” ungkap sang anak sambil menahan tangis.
Mbah Slamet pakai jasa Budi Santoso untuk pasang iklan dukun pengganda uang di Facebook.
Ia rela merogoh kocek antara Rp5 juta hingga Rp10 juta untuk membayar Budi Santoso.
Hal ini dilakukan demi mendapat korban, karena Mbah Slamet tak bisa menggunakan Facebook.
Entah alasan apa, kemudian sang ibu pun bersedia mendatangi alamat yang diberikan Mbah Slamet. “Ibu saya minta agar hanya tiga hari datang ke sana. Nanti pas pulangnya diantarkan pakai macan putih,” ucap sang anak menirukan perkataan dari Mbah Slamet.
Hendri. Untuk menghilangkan jejak, tersangka juga memilih mengubur para korban di kebun miliknya setelah diberi cairan “ajaib” berupa campuran minuman ringan, potas, dan obat penenang “Dia kubur rata-rata di TKP,” ujar Hendri. Sementara Mbah Slamet saat dikeler ke TKP pada
Senin (4/4) sore mengaku, memilih mengubur di lahan miliknya karena dianggap aman. “Enggak berani kalau di sungai, pasti ketahuan,” kata Slamet. (kpc)
Karena komunikasi tersebut tidaklah masuk akal, maka ia pun tidak mempercayainya. Sejak kepergian sang ibu yang pamit pergi bekerja, komunikasi mereka pun terputus. Hingga akhirnya ia mendapatkan kabar buruk ayah dan ibunya jadi korban pembunuhan Mbah Slamet.
Kabar tersebut ia dapatkan dari kerabat yang tinggal di Solo. Di kampungnya, Irsyad dan istrinya dikenal sebagai perajin tapis. Pada tahun 2021, mereka pamit bekerja ke Jawa untuk mengajar membuat bordir. (tribunjateng/kpc)