6 minute read
17.528 Pemilih Tak Memenuhi Syarat
PURWOREJO, TRIBUN - Komisi Pemilihan
Umum (KPU) Kabupaten Purworejo menggelar rapat pleno terbuka rekapitulasi daftar pemilih hasil pemuktahiran (DPHP) di Hotel Sanjaya Inn, Kelurahan Kledung Karangdalem, Kecamatan Purworejo, Kabupaten Purworejo, Rabu (5/4).
Advertisement
Dalam kegiatan itu, KPU Kabupaten Purworejo menetapkan sebanyak 620.406 data dalam daftar pemilih sementara (DPS) untuk Pemilu 2024 mendatang. Jumlah DPS itu diperoleh berdasarkan hasil tahapan pencocokan dan penelitian (coklit) yang telah dilakukan beberapa waktu lalu.
“Jumlah DPS yang kami tetapkan dalam rapat pleno terbuka sebanyak 630.406 orang terdiri dari 308.048 pemilih berjenis kelamin laki-laki dan 312.358 pemilih perempuan,” ucap Ketua Divisi Perencana Data dan Informasi KPU Kabupaten Purworejo, Akmaliah, Rabu (5/4).
Lebih lanjut, ia menyebut ada perbedaan jumlah DPS yang baru saja ditetapkan KPU Purworejo dengan hasil singkronisasi DP4 dan daftar pemilih terakhir yang dimuktahirkan atau dicoklitkan, meskipun tidak perbedaannya tidak terlalu besar.
Awalnya, KPU mencoklit sebanyak 620.686 daftar pemilih di Kabupaten Purworejo. Namun, kini ada 620.406 pemilih yang ditetapkan menjadi DPS. Menurut Akmaliah, perbedaan itu terjadi karena saat dicoklit ada beberapa pemilih yang tidak memenuhi syarat.
Akmaliah mencontohkan, ada pemilih yang meninggal dunia, pindah domisili, menjadi TNI/Polri, atau ada data ganda dengan tempat pemungutan suara (TPS) khusus. Jumlahnya mencapai 17.528 orang. Kendati demikian, hal itu dapat tertutupi dengan jumlah pemilih baru yang ada di seluruh Kabupaten Purworejo yakni sebanyak
14.745 orang. Sementara itu, juga masih ada sekitar 3.900 orang yang belum memiliki KTP elektronik.
“Selanjutnya, DPS itu nanti kami umumkan ke kelurahan dan desa lewat Panitia Pemungutan Suara (PPS). Setelah itu, kami mengharapkan masukan dan tanggapan masyarakat apabila ada daftar pemilih yang tidak memenuhi syarat atau malah belum masuk DPS,” ucapnya.
Masukan dan tanggapan masyarakat itu dilaksanakan mulai 12 April - 2 Mei 2023. Setelah itu, perbaikan DPS akan dilaksanakan PPS pada 25 April - 7 Mei 2023. Lalu, ditindak lanjuti secara berjenjang dari PPS menuju Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK) hingga ke KPU Purworejo.
“Nanti akan dilakukan rapat rekapitulasi dan penetapan DPS hasil perbaikan (DPSHP). Lalu, prosesnya akan kembali berulang hingga daftar tersebut ditetapkan menjadi daftar pemilih tetap (DPT), sehingga prosesnya masih panjang,” urainya. Jumlah TPS
Akmaliah menyebut KPU Purworejo juga telah menetapkan jumlah TPS di Kabuaten Purworejo. Ia menguraikan ada sebanyak 2.995 TPS reguler dan TPS lokasi khusus di Kabupaten Purworejo untuk Pemilu 2024.
Adapun, TPS lokasi khusus itu berjumlah 11 tempat. Yakni berada di Rutan Purworejo (1 TPS), Pondok An-Nawawi Berjan (1 TPS), Pondok Al-Iman Bulus di Kecamatan Gebang (3 TPS), Pondok Al-Anwar An-Nur (5 TPS) yang mana 4 TPS di Maron, Kecamatan Loano, Kabupaten Purworejo dan satu TPS di Kecamatan Banyuurip, Kabupaten Purworejo.
“Kemudian yang terakhir, TPS khusus ada di Pondok Darut Tauhid Darus Syafi’i di Desa Kedungsari, Kecamatan Purworejo, Kabupaten Purworejo,” tandasnya. (drm)
Pencuri Gasak Tabung Gas Melon
PENCURIAN tabung gas subsidi (3 kilogram) menimpa seorang pengusaha kuliner lele terbang di Jalan Mayor Kusmanto, Kelurahan Semangkak, Kecamatan Klaten Tengah, Kabupaten Klaten, Selasa (4/4) dini hari.
Aksi pelaku tersebut terekam kamera CCTV dan tersebar di media sosial Klaten. Dalam potongan video tersebut, terlihat seseorang menggunakan helm, jaket, serta celana panjang tampak santai mengambil gas elpiji dari gerobak kuliner lele terbang yang terparkir.
Saat kejadian, suasana terlihat sepi dan gerobak kuliner juga sudah diparkir di satu sisi toko modern berjejaring di Jalan Mayor Kusmanto. Adapun sepeda motor yang digunakan pelaku diparkir di luar pagar toko modern.
Polisi Sita Ratusan Gram
Ganja dan Sabu-Sabu
12 Orang Pengedar dan Pemakai Narkotika Diamankan
KLATEN, TRIBUN - Selama Maret 2023, jajaran Satresnarkoba Polres Klaten meringkus 12 pria diduga pengedar dan pemakai narkoba. Dari tangan para tersangka, polisi mengamankan barang bukti narkotika berupa sabu-sabu seberat
121,3 gram dan ganja 117,86 gram.
“Ungkap kasus selama bulan Maret 2023 terkait peredaran narkoba, kami menangani sepuluh laporan polisi dengan tersangka 12 orang,” ujar Kabag Ops Polres Klaten, Kompol M Aslam, saat memimpin konferensi pers di Mapolres Klaten, Rabu (5/4).
Dari para tersangka narkoba itu, delapan orang di antaranya diduga merupakan pengedar dan satu orang diduga pemakai narkoba jenis sabu-sabu. Selanjutnya, dua orang diduga pengedar dan satu orang di- duga pemakai narkoba jenis ganja. KBO Satresnarkoba, Iptu Suyana menambahkan, dari 10 laporan polisi (LP) yang masuk pada Maret 2023, terdapat dua LP yang menonjol. “Pertama pengungkapan sabusabu seberat 100 gram lebih. Ini dalam kurun waktu selama tahun 2023 paling banyak, 1 ons lebih,” katanya. Awal mula pihaknya mengendus keberadaan sabu-sabu seberat 100 gram lebih itu, berawal dari penangkapan seorang tersangka inisial P.
“Dari tersangka P diamankan sabu seberat 1 gram. Anggota melakukan pengembangan dan diketahui A dan mendapat sabu seberat 1 ons,” jelasnya. Untuk LP kedua berupa ganja diamankan seorang siswa sekolah kursus. Dari tangannya, didapatkan ganja seberat sekitar 100 gram atau 1 ons. “Yang bersangkutan mengatakan barang itu milik temannya di Bandung. Anggota mengejar dan menangkap pemiliknya,” jelasnya. Menurut Suyana, sabu-sabu seberat 121,3 gram itu, jika dirupiahkan senilai Rp157 juta dan ganja seberat 117,86 gram senilai Rp10 juta. Ia pun mengimbau warga untuk tidak mencoba barang haram tersebut karena dapat merusak mental dan masa depan.
Para pengedar tersebut dijerat Pasal 114 subsider Pasal 111 juncto Pasal 132 UU No 35/2009 tentang Narkotika. Atas perbuatannya, mereka terancam pidana minimal lima tahun maksimal seumur hidup atau hukuman mati dan atau denda minimal Rp1 miliar dan maksimal Rp10 miliar. (mur)
Tak Kuat Menahan Hasrat Seksual
Satreskrim Polres Purworejo Tangkap Pelaku Begal Payudara
PURWOREJO, TRIBUNPelaku begal payudara yang beraksi di daerah Kecamatan Kutoarjo, Kabupaten Purworejo, berhasil diringkus jajaran Satreskrim Polres Purworejo, Selasa (5/4). Pelaku diketahui berinisial MI (28) warga Kelurahan Kutoarjo, Kecamatan Kutoarjo. Pria lajang itu diketahui terakhir kali melancarkan aksinya di Jalan Wirotaman sebelah selatan Romansa Kuliner Alun-Alun Kutoarjo. “Pelaku mengaku sudah beraksi lima kali, yang melapor baru tiga orang,” kata Kasi Humas Polres Purworejo, AKP Yuli Munasoni, Rabu (5/4).
Menurutnya, lima orang korban itu didominasi oleh anak sekolah. Sehingga, tersangka disangkakan Pasal 82 Undang-Undang Perlindungan Anak dengan ancaman hukuman miniman lima tahun dan maksimal 12 tahun penjara. Soni menjelaskan, dalam melancarkan aksi, tersangka MI mengendarai sepeda motor lalu memepet korban dari belakang. Kemudian secara tiba-tiba, MI memegang dan meremas anggota tubuh korban, semisal pantat, paha, alat kemaluan, dan payudara. Setelah berhasil melakukan hal tak senonoh itu, MI bergegas kabur dari lokasi kejadian menggunakan se- peda motor. “Motif pelaku karena tidak punya pacar dan sudah lama ingin menikah, lalu menyalurkan hasrat dengan cara itu,” ungkapnya.
Saat ini, pelaku MI sudah diamankan di Mapolres Purworejo untuk proses penyelidikan lebih lanjut. Pihaknya juga akan melakukan pemeriksaan psikiater terhadap pelaku sembari menunggu proses penyelidikan.
Untuk diketahui, penangkapan terhadap MI bermula dari laporan perempuan berinisial SF yang merupakan orang tua korban. Laporan tersebut berkaitan dengan perbuatan tak senonoh yang dilakukan pelaku kepada putrinya, seorang remaja berusia 15 tahun.
Peristiwa pencabulan itu terjadi pada Jumat (31/3) sekitar pukul 06.45 WIB di Jalan Wirotaman. Saat itu, SF sedang mengantar putrinya berangkat sekolah naik sepeda motor. Sampai di lokasi, seorang pria berpostur gemuk datang mengendarai sepeda motor matik dari arah belakang.
Tiba-tiba, pria tersebut langsung memepet SF. “Secara tiba-tiba, pelaku MI ini memegang dan meremas paha bagian kanan atas korban. Setelah itu, MI langsung tancap gas pergi meninggalkan lokasi,” ucapnya. (drm)
5.100 Warga Kota Magelang Teraktivasi IKD
Pemilik usaha kuliner lele terbang, Risti (35) mengatakan jika tabung yang dicuri hanya satu buah. ”Posisinya di dalam gerobak. Gembok dibuka tapi nggak rusak,” ucapnya, Rabu (5/4). Ia mengetahui, jika tabung gas dicuri maling saat hendak mulai berjualan pada Selasa siang. “Dia dari kamera kelihatan santai begitu beraksi. Saya tetap jualan meski gas melon hilang. Saya beli tabung gas lagi. Tabung itu belinya Rp180 ribu,” ucapnya Ia berharap, dengan viralnya kejadian itu membuat pelaku pencuri tabung gas tersebut sadar dan tidak mengulangi perbuatannya. Adapun untuk kewaspadaan dirinya, Risti mengaku telah mengganti gembok gerobaknya dengan ukuran yang lebih besar. (tsf)
PIHAK Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Disdukcapil) Kota Magelang mencatat, sebanyak 5.100 warganya sudah teraktivasi identitas kependudukan digital (IKD). Kepala Bidang Pengelolaan Informasi Administrasi Kependudukan dan Kepemanfaatan Data Disdukcapil Kota Magelang, Ahmad Solikhin mengatakan, 25 persen dari total penduduknya ditargetkan harus teraktivasi IKD.
“Target kami, sebanyak 24 ribu warga harus sudah teraktivasi IKD dari sekitar 120 ribu total penduduk di Kota Magelang. Jadi masih ada sekitar 19 ribu yang belum te- raktivasi dari target tersebut,” ujarnya saat sosialisasi IKD di Kampus Untidar Magelang, Rabu (5/4).
Untuk memperluas jumlah warga yang teraktivasi IKD, sosialisasi terus dilakukan terutama di sekolah maupun universitas. Menurutnya, sasaran para pelajar dan mahasiswa karena dianggap lebih terbuka dengan media digital. “Syarat membuat IKD selain sudah berusia 17 tahun, punya KTP elektronik, dan mempunyai android. Pelajar dan mahasiswa merupakan kategori yang paling akrab dengan media digital. Sehingga, menjadi salah satu sasaran kami untuk ak- tivasi IKD,” ujarnya. Dijelaskan Ahmad, masyarakat tidak perlu khawatir untuk beralih ke IKD. Pasalnya, keamanan datanya telah teruji. IKD tidak menggantikan fungsi adminduk fisik justru banyak keuntungan yang diperoleh. Sebab semua data adminduk terintegrasi dalam satu jangkauan smartphone. Data itu meliputi, kartu keluarga, akta kelahiran, akta nikah, akta perceraian, akta kematian, sertifikat vaksin, bahkan NPWP. “Terdaftar di IKD itu otomatis sudah terdaftar dalam data kependudukan di pusat. Jadi IKD sebagai representasinya,” urainya. (ndg)