4 minute read
Ingin Pecahkan Limit Sendiri
Paralimpian Angkat Berat DIY Incar Dua Medali Emas Peparnas 2024
PARALIMPIAN angkat berat DIY, Faris Fadhli Domily bertekad untuk mempertahankan perolehan medali emas pada ajang Pekan Paralimpik Nasional (Peparnas) yang digelar di Aceh-Sumatera Utara pada 2024 mendatang.
Advertisement
Faris mengatakan, pada Peparnas tahun depan kemungkinanan cabang olahraga angkat berat akan mengadopsi aturan baru, yang memuat satu kelas akan dibagi dua kategori, yakni angkatan terbaik dan total angkatan.
“Saya ingin coba optimalkan bisa mendapat dua medali emas untuk dibawa pulang. Perolehan itu bagi saya sangat penting untuk mempertahankan gelar juara di cabor angkat berat di kelas yang saya ikuti,” kata Faris, Rabu (5/4).
Saya ingin coba optimalkan bisa mendapat dua medali emas untuk dibawa pulang. Perolehan itu bagi saya sangat penting untuk mempertahankan gelar juara.
Demi menggapai target itu, Faris saat ini berusaha keras untuk memecahkan limitnya sendiri. Faris pun enggan sesumbar jika total angkatan yang ia dapat saat ini belum bisa memecahkan rekornya sendiri.
Dalam cabor angkat berat, perlombaan tak hanya adu itungan total angkatan satu atlet dengan atlet yang lain. Namun juga memecahkan limit angkatannya sendiri. Di tingkat nasional, Faris memiliki rekor angkatan hingga 190 kilogram. Rekor angkatan ini cukup membuat putra daerah Yogyakarta ini memenangi medali emas kelas 107 pada gelaran Peparnas tahun 2021 lalu. “Nah limit ini harus saya pecahkan dulu untuk bisa melihat, kira-kira target saya bisa tercapai atau tidak di Peparnas nanti,” tukas Faris. Dalam waktu dekat, Faris dan rekan-rekannya akan bersua pada ajang Kejuaraan Daerah (Kejurda) angkat berat. Ajang ini akan dipakai oleh National Paralympic Committee (NPC) DIY untuk melihat seberapa jauh perkembangan atlet jelang Peparnas tahun depan.
“Meski hanya ajang daerah, tapi saya ti-
Jaga Asupan Makanan Selama Ramadan
SELAMA Ramadan, Faris tetap menggelar latihan dengan intensitas yang sama namun waktunya disesuaikan. Cara ini dilakukan agar atlet tetap dalam performa terbaiknya meski menjalani puasa selama sebulan.
“Awalnya ada latihan pagi, tapi kami pindah ke sore. Tujuannya supaya tidak menunggu waktu terlalu lama untuk buka puasa. Latihan sambil ngabuburit, triknya tetap latihan dengan porsi dan menu yang sama, tapi ada toleransi jika atlet tidak fit atau pusing waktu latihan,” jelasnya.
Selain latihan, Faris juga menjaga asupan makanan. “Kami sudah dapat penjelasan dari ahli gizi, jadi pelatda tahun ini benar-benar diperhatikan sampai segi nutrisinya. Mungkin baru bisa optimal selepas bulan Ramadan ini,” katanya.
“Tapi saya pribadi untuk menjaga asupan selama puasa ini dengan memperbanyak protein dan karbohidrat untuk masa otot dan recovery agar memar tidak terlalu lama sehabis latihan. Selain itu jangan sampai dehidrasi,” ucapnya.
Ayam dada fillet dan telur adalah makanan favorit Faris untuk memenuhi kebutuhan nutrisinya. “Kalau ada rejeki lebih daging sapi. Ada konsumsi pisang juga. Di angkat berat ada pre-workout ada suplemen tertentu untuk menunjang power di latihan, meningkatkan mood,” sambung dia. (tsf) dak boleh lengah. Karena Kejurda ini jadi ajang untuk promosi dan degradasi atlet di Pelatda. Kalau ada atlet yang lebih baik dari luar pelatda, bukan tidak mungkin juga saya bisa tergantikan untuk tampil di Peparnas tahun depan,” bebernya. Menurutnya, ajang Kejurda itu tidak akan jauh berbeda persaingannya dengan Peparda tahun lalu. Paralimpian yang sebelumnya tidak mendapat gelar juara, berpotensi untuk menjadi saingan berat di ajang Kejurda kali ini.
“Persaingannya akan mirip dengan event Peparda, yang beda paling hanya euforianya saja. Kejurda tahun ini jadi pintu untuk masuk pelatda, dari luar pelatda bisa banyak juga yang datang,” ujar dia.
Semakin banyak peserta di Kejurda, semakin baik sebuah kompetisi untuk diikuti. Dikatakan Faris, tak hanya kuantitas, namun kualitas kompetisinya akan baik lantaran setiap peserta pasti akan terpacu untuk memenangi perlombaannya.
“Saya harus tetap percaya diri, dan buat saya jauh lebih baik kalau pesertanya banyak. Karena pembinaan juga perlu, agar kualitas kompetisinya bagus, kalau bisa semua kelas terisi minimal satu kelas bisa tandingkan 3-5 orang,” ungkapnya. Selain Kejurda, Faris berharap NPC pusat dapat menggelar ajang Kejurnas sebelum masuk tahun 2024. Pasalnya ajang itu termasuk penting guna meningkatkan mental berlomba setiap paralimpian yang akan bertanding.
“Harapannya ada di bulan November karena cukup ideal jika tahun ini ada dua kejuaraan sebagai sarana untuk try out, apalagi untuk yang baru-baru. Saya rasakan sendiri, di event nasional ada rasa demam panggung. Jadi event nasional ini sangat diperlukan untuk latihan mental,” katanya. Namun Faris telah menyiapkan siasat jika agenda angkat berat nasional tidak terlaksana. “Opsinya try out ke daerah lain, ke Jabar atau provinsi lain. Kalau latihan dilihat lawan itu pasti benar-benar akan terpacu. Bisa tes record , itu sangat bermanfaat akan latih mental,” papar dia. (tsf)
Faris Fadhli Domily
TTL: Yogyakarta, 22 Maret 1993
Tinggi: 169 cm
Berat: 104 kg
Prestasi
Medali perak Kejurnas NPC 2017 Medali perunggu Kejurnas NPC 2019 Medali emas Peparda 2019 Medali Perak Peparna 2021 Papua Medali Emas Peparda 2022
Bupati Halim: Petani Harus Terbuka dengan Inovasi dan Perkembangan Teknologi
BANTUL, TRIBUN - Sektor pertanian masih menjadi sektor unggulan dan prioritas di Kabupaten Bantul, di samping sektor industri kreatif dan pariwisata.
Menyadari besarnya potensi dari sektor pertanian inilah, Pemerintah Kabupaten Bantul berupaya berkomitmen untuk terus memajukan sektor pertanian.
Satu wujud dukungan dan upaya serius Pemkab Bantul dalam memajukan sektor pertanian, yakni dengan memberikan bantuan alat mesin pertanian panen padi (Combine Harvester) kepada kelompok petani di kabupaten bersloga Projo Tamansari ini.
Setelah Gabungan Kelompok
Tani (Gapoktan) di Imogiri dan Potorono beberapa waktu lalu8, kini giliran Gapoktan Tani Mukti Kalurahan Panjangrejo, Kapanewon Pundong, dipilih untuk mendapatkan bantuan alat ini.
Penyerahan bantuan alat mesin ini dilakukan Bupati Bantul Abdul Halim di Balai Pertemuan Kalurahan Panjangrejo, Kapanewon Pundong, Rabu (5/4).
Saat memberikan sambutan, Bupati Abdul Halim Muslih mengingatkan kepada para petani, bahwa Combine Harvester ini satu di antara contoh nyata, bahwa inovasi dan perkembangan teknologi dapat membantu mengangkat sektor pertanian.
“Sektor pertanian, sebagaimana sektor yang lain, perlu sentuhan teknologi anyar untuk meningkatkan produktivitas. Mengingat, kondisi zaman sekarang dan dulu jauh berbeda. Maka, para petani harus melek dan tak boleh menutup diri akan ilmu pengetahuan yang terus berkembang,” papar Abdul Halim.
Halim juga menyampaikan, bahwa saat ini, lahan pertanian makin sempit. Sementara jumlah penduduk semakin meningkat. Untuk itu, ia menegaskan, perlu inovasi-inovasi baru agar meski lahan sempit, hasil panen bisa maksimal.
“Jangan sampai ramalan salah seorang ekonom Inggris, Thomas Robert Malthus, bahwa manusia akan kelaparan karena lahan pertanian terus tergerus itu sungguh-sungguh terjadi. Karena, memang sekarang indikasi itu sudah ada. Banyak lahan pertanian berganti menjadi
TRIBUN JOGJA/ISTIMEWA pemukiman,” sambung Bupati Bantul. Diingatkan juga oleh Halim, bahwa wilayah lain di Indonesia, pernah menjadi lumbung padi yang hebat. Oleh sebab itulah, Indonesia berjuluk negara agraris. “Karena itu, perlu sinergi dan kerja bersama agar krisis lahan pertanian tak menjadikan Indonesia dan Bantul khususnya, kehilangan sumber pangan utama,” tandasnya. Sementara Ketua Gapoktan Tani Mukti, Muhammad Mafud berharap, alat ini betul-betul dapat menggenjot hasil panen padi yang ditanam di wilayah pertanian Panjangrejo. Sebelumnya, Mafud juga sempat membeberkan bagaimana kondisi pertanian di Panjangrejo, baik dari hasil panen hingga kendala-kendala yang dihadapi ketika musim hujan maupun musim kemarau. (ayu/ord)
BANTUAN - Bupati Bantul Abdul Halim Muslih menyerahkan alat mesin pertanian panen padi (Combine Harvester) kepada Gapoktan Tani Mukti Kalurahan Panjangrejo, Kapanewon Pundong, Rabu (5/4).