4 minute read

Dibanderol Rp9.450 Per Kilogram

 Beras Impor Bulog Kini Tersedia di Jaringan Ritel Modern

JAKARTA, TRIBUNBeras impor Bulog kini mulai tersedia di jaringan ritel modern. Langkah ini diyakini bisa membantu masyarakat memenuhi kebutuhan berasnya. Beras impor kualitas medium tersebut dijual di ritel modern dengan harga Rp 9.450 per kilogramnya atau Rp47.250 untuk kemasan 5 kilogram. Di pasar tradisional, pengusaha beras di Pasar Induk Beras Cipinang menjual ke pengecer beras Rp8.900 per kilogram, dan melepas harga ke konsumen Rp9.450 per kilogram.

Advertisement

“Beras Bulog ini beras medium yang harga eceran tertingginya Rp 9.450 per kilogram. Hypermart sudah ada, Ramayana sudah, Indogrosir, Transmart, ini sudah,” ujar Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi saat peninjauan di Hypmart Puri Jakarta, Rabu (8/2).

Dengan masuknya beras Bulog tersebut secara bertahap ke toko ritel besar, Arief meminta Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) sebagai asosiasi pengusaha ritel untuk segera mendistribusikan beras tersebut ke ritel modern yang kecil seperti Alfamart dan Indomaret. Dia berharap dengan masuknya beras Bulog tersebut ke ritel bisa membantu masyarakat lebih mudah dan dekat dalam memenuhi kebutuhannya akan beras.

“Masyarakat bisa memilih silahkan, beras Bulog kalau dulu kualitasnya tidak bagus tapi sekarang Dirut Bulog menjamin kualitasnya bagus kalau kualitas enggak bagus, kembalikan. Itu jaminan dari kita,” kata Arief.

Direktur Perum Bulog, Budi Waseso mengklaim dengan harga beras itu, ritel tidak mendapatkan

POTONG RANTAI DISTRIBUSI keuntungan atau margin sama sekali. “Kita bantu semuanya untuk seluruh

 Beras impor kualitas medium Bulog kini mulai tersedia di jaringan ritel modern.

 Harganya dibanderol Rp 9.450 per kilogramnya atau Rp47.250 untuk kemasan 5 kilogram.

 Bulog menyebut langkah ini untuk memotong mata rantai distribusi yang membuat harga beras jadi mahal.

Indonesia, nantinya akan tersedia beras Bulog dengan harga yang sama untuk stabilitas. Ini nanti jajaranya (pihak ritel) enggak ambil margin, ini luar biasa,” ujar Budi Waseso dalam kesempatan yang sama. Pria yang kerap disapa Buwas itu, menjelaskan alasan dipilihnya ritel modern sebagai tempat penyaluran beras medium adalah untuk memotong mata rantai distribusi yang membuat harga beras jadi mahal dan di sisi lain karena ritel modern ada di mana-mana. Nantinya akan tersedia beras Bulog ini di seluruh minimarket dengan harga yang sama untuk stabilitasi.

“Seluruh Indonesia, anggota Aprindo semua laksanakan kegiatan ini dan Bulog akan memenuhi kebutuhan yang akan diminta, InsyaAllah. Ritel Indomaret dan Alfamart itu lebih dekat dengan masyarakat termasuk Transmart, jadi akan tersebar semuanya,” jelas Buwas. Sementara itu, Ketua Umum Aprindo, Roy N Mandey mengatakan, selama dua hari ini pihaknya telah menerima 150 ton beras khusus untuk

Hypermart di Puri Jakarta

Barat. Sementara, jumlah beras yang tersalurkan untuk ritel Ramayana, Indogrosir, dan Transmart sudah mencapai 200 ton beras. Pihaknya pun menargetkan dalam minggu ini beras Bulog akan bisa masuk ke ritel Alfamart dan Indomaret.

“Minggu ini karena lagi dihitung karena tersebar dan distribusi center-nya ada di mana-mana. Bulog juga sudah siap menyuplai beras kualitas medium ini di seluruh wilayah Indonesia,” pungkasnya. Untung sedikit

Roy mengklaim pihaknya hanya mengambil keuntungan sedikit lantaran tujuannya ingin membantu pemerintah dalam hal ketersediaan dan harga. “Bagi kami, intinya satu, ketersediaan pangan, dan menjaga ketersediaan harga. Masalah masyarakat nanti datang membeli barang yang mana marginya sangat tipis dan kecil tapi masyarakat bisa beli yang lain. Bisa belanja gula, beras, atau biskuit, belanja jajanan,” kata Roy. Roy menambahkan, pihaknya mendapatkan keuntungan sedikit lantaran ada biaya yang dikeluarkan untuk biaya pengangkutan beras dan biaya transportasi pengantaran. Belum lagi masalah penyimpanan yang menurut dia juga membutuhkan biaya. “Harus mengatur pengirimannya ke toko-toko di daerah cakupan distribusi kita. Nah, itu ada biaya penyimpanan kan. Sampai toko di taruh di rak. Ada biaya merchandise -nya juga . Produk itu dipasang di rak karena ada barang yang harus dipisahkan. Jadi kita ada biaya merchandise. Semuanya itu sudah termasuk,” papar Roy. (kpc)

Kementerian PUPR Lelang Ulang Proyek

Tol Gedebage-Tasikmalaya-Cilacap

JAKARTA, TRIBUN - Kementerian Pekerjaan

Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) akan melakukan tender/lelang ulang proyek jalan tol Gedebage-Tasikmalaya-Cilacap (Getaci).

Direktur Jenderal Bina Marga Hedy Rahadian menyampaikan, alasan dilakukannya lelang ulang karena tidak tercapainya dukungan pembiayaan atau financial close. Sebab itu, pada lelang ulang nanti, Kementerian PUPR akan memperketat syarat kemampuan finansial dari investor-investor yang mengikuti lelang ulang agar persoalan financial close tidak terjadi lagi.

“Dua bulan lagi (lelang ulang),” ujar Hedy di Kantor Kementerian PUPR, Rabu (8/2). Hedy mengatakan, proses konstruksi kemungkinan mundur karena adanya lelang ulang. Meski begitu, proses pengadaan tanah terus dilakukan. Dengan adanya lelang ulang, konsorsium tol Getaci sebelumnya telah dibubarkan. Nantinya, lelang Jalan Tol Getaci dengan solicited atau proyek pembangunan yang diprakarsai pemerintah.

“Ini proses formal nya masih sedang dijalankan. Kemudian nanti kita akan lelang setelah selesai proses formal,” ucap

Hedy. Sebagai informasi, Jalan Tol GedebageTasikmalaya-Cilacap sepanjang 206,65 kilometer (km) melintas di dua provinsi. Yaitu, Provinsi Jawa Barat sepanjang 171,4 km dan Provinsi Jawa Tengah sepanjang 35,25 km, dengan total panjang 206,65 km. Untuk tahap 1, yakni Seksi 1 JC Gedebage-simpang susun (SS) Garut Utara, dan Seksi 2 SS Garut Utara-SS Tasikmalaya. Kemudian tahap 2, terdiri dari Seksi 3 SS

Tasikmalaya-SS Patimuan, dan Seksi 4 SS Patimuan- SS Cilacap. (ktn)

REVITALISASI HALTE - Pengunjung untuk melakukan swafoto di halte Bundaran Hotel

WARTA KOTA/ANGGA BHAGYA NUGRAHA

Kadin Buka Gudang di Australia untuk

Tampung Produk UMKM DIY

YOGYA, TRIBUN - Kamar Dagang dan Industri (Kadin) DIY membuka warehouse atau gudang di Australia sebagai basis pemasaran produk usaha mikro, kecil, dan memengah (UMKM) asal DI Yogyakarta.

Wakil Ketua Umum Bidang UMKM Kadin DIY, Hermawan Ardiyanto, mengatakan, pengenalan pasar menjadi salah satu kendala UMKM DIY menembus segmen ekspor. Di samping itu, harga produk juga kurang bersaing, padahal dari sisi kualitas termasuk kelas premium.

“Pengenalan pasar ini kendalanya. Kami ingin UMKM ini lebih agresif, sehingga Kadin DIY ini memfasilitasi untuk membuka warehouse di Australia sebagai basis marketing produk-produk Yogya,” katanya, Rabu (8/2).

Menurutnya, dibandingkan Vietnam dan Thailand, harga produk asal Indonesia sulit bersaing karena lebih mahal. Rata-rata negara lain mengirim produknya dalam kontainer, sedangkan DIY cenderung dalam bentuk ritel. “Nah, makanya ini juga kami akan konsolidasikan dalam bentuk kontainer dengan program pemerintah,”sambungnya. Dengan pembukaan warehouse di Australia, ada dua strategi pemasaran yang bisa ditempuh, yaitu wholesale (skala besar atau grosir) dan direct sale (langsung ke konsumen). Meski warehouse tersebut direncanakan dibuka di Melbourne, namun pemasaran juga bisa ke Sydney, bahkan New Zealand dan negara Asia Pasifik lainnya. Ia menargetkan gudang tersebut mu- lai beroperasi dua bulan ke depan. Selain untuk mengenalkan produk UMKM DIY, warehouse di Australia juga dapat memangkas harga. “Jadi, orang Australia tahu (produk UMKM DIY) dan pengirimannya juga dari sana (Australia) bukan dari Indonesia,” ujarnya. Pelaku bisnis asal Australia, Peter Craven menyebut produk handicraft (barang kerajinan) DIY di pasar Australia sangat potensial. Produk lain yang tak kalah menarik adalah fesyen dan makanan. Pembukaan warehouse di Australia pun dirasa perlu, terutama untuk distribusi produk.

“Regulasi Australia terhadap produk impor cukup ketat, sehingga selain warehouse, diperlukan kurasi yang ketat agar produk tersebut berkualitas,” ungkapnya. (maw)

This article is from: