6 minute read
Rp10 Miliar Diduga Diselewengkan
Kejari Sleman Selidiki Dugaan Korupsi Dana Hibah Pariwisata SLEMAN, TRIBUN - Kejaksaan
TRIBUN JOGJA/ AHMAD SYARIFUDIN
Advertisement
DITAHANPolisi menggelandang empat tersangka kasus pengedaran ganja lintas provinsi saat rilis kasus tersebut di Mapolresta Sleman, Rabu (8/2).
Polisi Sita 948,41 Kilogram Ganja dari Jaringan Pengedar Lintas Provinsi
SLEMAN, TRIBUN - Jajaran Satuan Reserse
Narkoba Kepolisian Resor Kota (Polresta) Sleman membongkar praktik peredaran narkotika golongan 1 jenis ganja lintas provinsi. Barang haram itu diamankan dari jaringan pengedar Gunungkidul, Sleman, dan Cianjur, Jawa Barat. Barang bukti itu senilai Rp90 juta, mengingat satu gram dijual seharga Rp100.000.
“Kalau ditotal semua, selama pengungkapan satu rangkaian ini berawal dari Gunung
Kidul, Sleman dan Cianjur, Jawa Barat total barang bukti yang berhasil kita amankan adalah 948,41 gram, hampir satu kilogram,” kata
Kasatres Narkoba, Polresta Sleman, AKP Irwan, Rabu (7/2).
Pengungkapan bermula dari penangkapan
BRM (22) warga Wonosari, Gunungkidul, pada
12 Januari 2023, berdasarkan pengembangan penyelidikan di Sleman. Polisi menyita satu bekas bungkus rokok berisi 6,42 gram ganja, satu paket ganja ukuran sedang seberat 18,35 gram, dan satu paket ganja ukuran kecil sebe- rat 3,66 gram. Selang sehari berikutnya, petugas menangkap mahasiswa berinisial AFS (20) di Condongcatur, Depok, Sleman, berikut barang bukti sebungkus plastik klip berisi ranting biji dan daun kering ganja seberat 5,98 gram.
Kemudian, satu puntung lintingan ganja.
Pengembangan penyelidikan berlanjut ke Cianjur. Di kantor jasa pengiriman di Sukaluyu, polisi menangkap BR (27) dan F (21), yang diduga menjadi bandar, pada 14 Januari 2023. Polisi menyita tas kresek warna hitam berisi tiga paket ganja seberat 25 gram, satu kotak bekas bungkus ban berisi 11 paket ganja seberat 220 gram, 33 paket ganja seberat 660 gram, serta satu paket plastik klip berisi batang ganja seberat 9 gram. Hasil penyelidikan polisi, ganja berasal dari wilayah Medan, Sumatra Utara, dan dipasarkan ke Jawa melalui media sosial.
Di hadapan petugas dan awak media, tersangka BRM mengaku baru tiga bulan mengedarkan ganja. Sekali pesan 25 gram, kemudian dipecah jadi beberapa paket. (rif)
Guru Lecehkan Siswi SD, Bupati
Gunungkidul: Pelaku Bisa Dipecat
GUNUNGKIDUL, TRIBUN - Guru yang menjadi pelaku pelecehan seksual siswi sebuah sekolah dasar di Wonosari, Gunungkidul, terancam dipecat. Bupati Gunungkidul, Sunaryanta, mengatakan, hal itu sebagai sansksi berat apabila aparatur sipil negara (ASN) bersangkutan terbukti melakukan pelanggaran fatal.
“Kalau nantinya ada indikasi pelanggaran tingkat berat, yang bersangkutan bisa dipecat,” kata Sunaryanta pada wartawan, Rabu (8/2).
Meski begitu, saat ini ia memilih menunggu hasil pengusutan yang sedang dilakukan oleh Dinas Pendidikan (Disdik) dan pihak terkait. Sunaryanta pun kembali mengingatkan seluruh jajarannya untuk mengawasi kinerja para ASN, karena mereka memiliki aturan yang mengikat untuk bekerja.
“Pengawasan dan pembekalan, itu yang perlu dilaku- kan,” ujarnya.
Sunaryanta sendiri sudah beberapa kali memberikan sanksi disiplin hingga tingkat berat ke sejumlah pegawai. Terhitung sudah empat ASN dikenai sanksi pemecatan.
Kasus dugaan pelecehan seksual itu menyeruak setelah dilaporkan oleh wali pelajar kelas VI tersebut. Pelecehan diduga dilakukan oleh D, oknum guru di sana.
Kepala Disdik Gunungkidul, Nunuk Setyowati mengatakan D sudah mengakui perbuatannya setelah pihak sekolah memberikan klarifikasi.
“Sekolah juga melakukan mediasi secara internal antara wali pelajar, D, hingga komite,” jelas Nunuk.
D menyampaikan permohonan maaf yang diterima oleh wali pelajar bersangkutan. Permasalahan pun dianggap berakhir setelah ada kesepakatan. Meski begitu, Nunuk menyatakan akan tetap mendalami dugaan tersebut. D juga akan dikenai sanksi disiplin berupa mutasi.
“Rencananya akan dimutasi keluar dari Wonosari,” katanya.
Kasus pelecehan terhadap anak juga terjadi di Gamping, Sleman. Jajaran Polresta Sleman masih berupaya melakukan pendekatan kepada para korban pencabulan anak oleh ketua remaja masjid di Gamping itu. Pasalnya, tidak semua korban mau menerima pendampingan dari psikolog. Penyelidikan polisi, diperkirakan ada 20 orang korban, namun baru empat yang melaporkan.
“Ada beberapa korban yang tidak mau (pendampingan). Dia merasa tak ada masalah. Kami masih pendekatan untuk korban bisa konseling ke psikolog,” kata KBO Reskrim Polresta Sleman Iptu M Safiudin. (alx/ rif)
BPBD Bantul Gelar 102 Operasi
Tangkap Tawon Selama Januari 2023
BANTUL, TRIBUN - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bantul telah melakukan 102 operasi tangkap tawon (OTT) selama bulan Januari 2023. Selain itu, tercatat ada lima orang warga yang menjadi korban sengatan tawon vespa dalam sebulan itu.
Manajer Pusat Pengendalian Operasi
Penanggulangan (Pusdalops) BPBD Bantul, Aka Luk Luk Firmansyah, mengatakan, OTT dilakukan hampir di seluruh kapanewon di Bantul. Dari 102 OTT selama Januari, paling banyak dilakukan di Kapanewon Bantul sebanyak 13 tindakan, disusul Kasihan 9 tindakan, dan Sewon 7 tindakan.
“Selama bulan Januari, kami juga mendapat laporan ada lima warga yang tersengat tawon, tapi tidak ada yang sampai dirawat di rumah sakit. Ratarata hanya merasakan lebam, nyeri, serta gatal.” ujarnya, Rabu (8/2).
Selain OTT, BPBD Bantul juga melakukan animal rescue, di mana selama Januari terdapat 45 tindakan. Terbanyak dilakukan di Sewon dengan 25 tindakan.
Adapun di tahun kemarin, BPDB Bantul telah melakukan OTT sebanyak 385 titik. Kepala Bidang Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan (Damkarmat)
BPBD Bantul, Irawan Kurnianto, menyampaikan, banyaknya OTT tersebut menurutnya lantaran masih banyaknya perkebunan dan hutan di Bantul dan memicu tawon untuk bersarang di rumah warga maupun pepohonan di kawasan tersebut.
Ia menilai, jika jauh dari pemukiman dan tidak membahayakan warga, sarang tawon akan dibiarkan. Selama ini, yang ditangani Damkarmat adalah sarang tawon yang berpotensi membahayakan warga, terlebih jenis tawon vespa.
Irawan mengungkapkan, selama ini penanganan tawon berdasarkan laporan dari masyarakat. Evakuasinya rata-rata dilakukan saat malam hari demi keamanan petugas Damkarmat maupun warga. “Apabila ada masyarakat ada yang membutuhkan bantuan evakuasi satwa dan tawon vespa, bisa menghubungi kami di 0274-6462100 atau call center 122,” katanya. (nto)
Negeri (Kejari) Sleman tengah melakukan penyelidikan dugaan penyelewengan atau korupsi dana hibah pariwisata dari Kementerian Pariwisata yang disalurkan ke Kabupaten Sleman pada tahun anggaran 2020. Nilai dana yang diselewengkan ditaksir mencapai sekitar Rp10 miliar. Kejari sejauh ini sudah ada 10 orang dari kalangan dinas, sipil, dan pelaku wisata yang diperiksa sebagai saksi. Mereka adalah pihak-pihak yang diduga mengetahui tentang dana tersebut. “Sepuluh saksi yang diperiksa itu, ya, mereka yang berhubungan dengan dana hibah itu. Yang tadi disampaikan, (sipil, dinas dan pelaku wisata), sudah kita periksa semua itu. Untuk lebih detailnya, belum bisa kami sampaikan. Cuma seperti itu,” kata Kasi Pidana Khusus Kejari Sleman, Ko Triskie Narendra, Rabu (7/2). Triskie mengatakan, perkara dugaan penyelewengan dana hibah pariwisata ini masih dalam penyelidikan, yang dimulai sejak awal tahun 2023. Bukti permulaan perkara ini ditemukan kejaksaan dari data intelijen, kemudian didalami. Triskie enggan menyebutkan lebih detail data tersebut karena menurutnya masih rahasia dan belum bisa diungkapkan ke publik. “Jadi memang benar, kami sedang melakukan penyelidikan. Jadi, yang dapat saya sampaikan itu. Kami masih mencari fakta hukum. Apakah ditemukan fakta pidana atau tidak, di dalam dugaan penggunaan dana hibah pariwisata untuk Kabupaten Sleman tahun anggaran 2020,” katanya. Informasi yang dihimpun Tribun Jogja, dana hibah Kementerian Pariwisata tahun 2020 yang disalurkan ke Kabupaten Sleman senilai Rp68 miliar. Tujuan hibah tersebut untuk membantu pemerintah daerah dan pelaku pariwisata seperti industri hotel, restoran, maupun desa wisata yang sedang merosot karena terdampak pandemi Covid-19.
Skema pemberian bantuan adalah 70 persen untuk sektor hotel dan restoran. Sementara, 30 persen sisanya untuk penanganan ekonomi dan sosial para pelaku wisata, mulai dari destinasi wisata maupun desa wisata. Namun, dalam penyaluran bantuan tersebut diduga ada pihak tertentu yang mengambil untung dan menyelewengkan dana senilai total Rp10 miliar.
“Lebih kurang nilainya segitu. Itu yang sudah kami sampaikan, karena masih kami dalami. Masih kami cari. Tidak bisa kami sampaikan detail, karena fakta-fakta masih kami gali,” kata Triskie.
Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Sleman, Ishadi Zayid, saat dikonfirmasi secara terpisah, enggan berkomentar terkait kasus dugaan korupsi tersebut. “ Ora komentar soal kuwi aku (Saya tidak berkomentar soal itu) Mohon dimaklumi ya. Ndak malah gaduh (khawatir jadi gaduh),” katanya. Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Sleman, Harda Kiswaya mengaku prihatin dengan kabar dugaan penyelewengan dana hibah tersebut. Menurutnya, kabar tersebut baru dugaan, dan dirinya berharap tidak terjadi kejadian seperti itu. “Karena itu dugaan, mudahmudahan tidak terjadi apa-apa, Tidak ada komitmen mau korupsi. Komitmen kami, melayani yang terbaik buat masyarakat,” kata Harda. Pengajuan Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran (PHRI) Sleman, Joko Paromo mengaku sudah mendengar kabar tersebut. Ia memastikan bahwa
CARI FAKTA z Dana hibah pariwisata dari Kementerian Pariwisata yang disalurkan ke Kabupaten Sleman pada tahun anggaran 2020 diduga diselewengkan pihak tertentu. z Nilai dana yang diselewengkan ditaksir mencapai sekitar Rp10 miliar. z Kejaksaan Negeri Sleman sejauh ini sudah memeriksa 10 orang yang mengetahui tentang dana tersebut. penyaluran dana tersebut di PHRI sudah sesuai prosedur. Sebab, apabila ada data yang tidak benar atau tidak sesuai syarat, otomatis ditolak pemerintah pusat. “Barang-barang, kuitansi, sudah sesuai prosedur. Kalau ada yang lain, kami tidak tahu menahu juga, ya. Saya berharap, kalau ada hal yang kurang baik, mohon nanti kalau mau diselidiki ya monggo, itu haknya pemerintah. Teman-teman di kita sih, normal,” kata Joko. Menurut Joko, ada sekira 15 hotel dan restoran anggota PHRI Sleman yang menerima bantuan dana hibah pariwisata tersebut, ditransfer melalui rekening dari pemerintah pusat. Penyaluran berdasarkan mekanisme pengajuan dari masing-masing penerima. Besaran dana yang diterima tiap hotel dan restoran berbeda-beda. Disinggung terkait kemungkinan adanya oknum yang meminta potongan dana saat pencairan kepada penerima, Joko menyebut tidak ada. “Saya coba tanya (anggota PHRI), memang enggak ada, yang saya tahu sesuai prosedur saja,” kata dia. (rif)
ISTIMEWA
TEROBOSAN - Suasana agenda diseminasi inovasi daerah berbasis design thinking di Ruang Yudhistira, komplek Balai Kota Yogya, Rabu (8/2). Diharapkan program tersebut mampu mendorong kualitas ASN untuk berinovasi.