4 minute read

Bocah 8 Tahun Jadi Korban Lato-Lato

 Sekolah Larang Siswa Bawa Mainan Viral

JAKARTA, TRIBUN - Permainan lato-lato saat ini menjadi sebuah permainan yang ramai dimainkan baik dari kalangan anak-anak maupun orang dewasa. Namun siapa sangka, dengan adanya permainan ini salah satu bocah berusia 8 tahun terpaksa harus menjalani operasi mata setelah bermain lato-lato.

Advertisement

Kejadian ini terjadi pada seorang anak laki-laki yang berusia 8 tahun, Kecamatan Sungai Raya, Kabupaten Kubu Raya, Kalimantan Barat. Ayah korban AJ menceritakan saat kejadian tersebut terjadi pada (27/12).

“Waktu itu AN lagi main lato-lato di rumah temannya, terus setelah pulang saya lihat matanya sudah merah,” katanya kepada Tribun, Senin (9/1).

“Terus saya tanya kenapa?, awalnya tidak mau cerita, tapi saya pujuk akhirnya dia cerita, jadi pada saat main, lato-latonya pecah terus serpihannya tertancap di matanya,” katanya.

Setelah mengetahui hal tersebut, ia dan beserta keluarganya segera membawa anaknya ke rumah sakit.

“Awal kejadian itu kita bawa dulu ke Kimia Farma kemudian mendapatkan rujukan dan kita rujuk ke RSUD Soedarso, setelah dirawat ternyata harus di operasi dan berjalan lancar,” katanya.

Untuk kondisi AN saat ini tampak sudah membaik dan mata yang dioperasi masih dapat melihat hanya sedikit kabur atau buram saja. “Sekarang sih sudah mulai membaik, kita juga dikasi obat tetes dimana harus rutin untuk diberikan, cuma pandangan masih kabur dan matanya merah,” jelasnya.

Namun demikian, sempat beredar di media sosial kejadian tersebut bukan terjadi di lingkungan sekolah, melainkan terjadi di rumahnya dan pada waktu libur sekolah. Plt Kepala Sekolah SDN 07 Sungai Raya, Sulistini menjelaskan kebenaran yang terjadi atas informasi yang menyebar di sosial media.

“Yang beredar di media sosial itu sebenarnya bukan terjadi di sekolah, waktu itu hanya mengimbau saja kepada guru-guru untuk melarang anak murid membawa lato-lato di sekolah dan kejadiannya bukan di sekolah,” jelasnya. Bupati Kubu Raya Muda Mahendrawan menanggapi serius terkait permainan Lato-lato yang menciderai mata kiri AN. Keseriusan Bupati Muda, akan segera ditangani dan dibantu dalam pengobatan dengan meminta Dinas Kesehatan Kabupaten Kubu Raya mem-follow up perawatan dan kesehatan AN. “Nanti Dinas Kesehatan yang akan menindaklanjutinya. Sudah saya informasikan hal ini ke Pak Marijan (Kadiskes KKR, red),” kata Muda dan foto liputannya.

Mahendra.

Terkait peristiwa anak yang terkena dampak permainan lato-lato tersebut, Bupati Muda akan mengeluarkan surat edaran. “Nanti kita akan keluarkan surat edaran, agar tidak membawa mainan serupa atau yang dapat menganggu kegiatan belajarmengajar di sekolah,” ungkap Muda. Muda Mahendrawan juga mengatakan dirinya meminta pihak sekolah dan para orangtua untuk mengawasi anak-anak. “Boleh bermain, jika di luar sekolah, dan mohon atensi pada seluruh guru dan orangtua agar mengingatkan dan mengawasi anaknya untuk fokus belajar jika di sekolah,” ujarnya. Selain itu, Muda juga mengatakan bahwa dirinya tidak melarang permainan Lato-lato. Hal ini karena berdampak pada permainan tradisional yang mencegah anak pada green screen atau gadget. Pertimbangan ini ujarnya juga membawa dampak positif bagi anak untuk saling berinteraksi pada teman-teman di lingkungan dan meningkatkan solidaritas dan sosial.

Kepala Dinas Kesehatan Kubu Raya Marijan mengatakan AN sedang dalam pemulihan kesehatan di rumahnya.”Anak tersebut sudah di rumah, dia rawat jalan, dan jika butuh pengobatan atau obat-obatan kita segera memberikannya,” katanya.

AFP/MANJUNATH KIRAN MENAMPI - Seorang petani menampi gabah sebelum menyimpannya di Bengaluru, Senin (9/1).

HATI-HATI

 Permainan lato-lato menelan satu bocah berusia 8 tahun.

 Korban terpaksa harus menjalani operasi mata setelah bermain lato-lato.

 Kejadian ini terjadi di Kecamatan Sungai Raya, Kabupaten Kubu Raya, Kalimantan Barat, Kamis (27/12).

 Pihak sekolah melarang siswa bawa lato-lato.

Marijan mengatakan, anak berstatus pelajar SD tersebut akan menjalani rawat jalan ke dokter awal yang merawatnya. Jika dibutuhkan pendampingan, tim medis Kubu Raya akan senantiasa siap. Kadis Marijan menuturkan kondisi mata kiri AN yang terluka dan mengalami pendarahan akibat permainan lato-lato, akan sembuh kembali pulih seperti semula jika menjalani perawatan medis secara intensif.

Kepala Seksi (Kasi) Pendidikan Madrasah (Penmad) Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Mempawah, Rudiansah memberikan imbauan kepada seluruh madrasah untuk melarang pelajarnya membawa mainan Lato-lato yang saat ini sedang viral.(Tribun Network/ram/ bal/wly)

Putri Raja Thailand Tak Sadarkan

Diri Lebih dari Tiga Minggu

BANGKOK, TRIBUN - Putri Thailand Bajrakitiyabha tetap tidak sadarkan diri setelah lebih dari tiga minggu jatuh pingsan akibat masalah jantung. Demikian dikatakan istana dalam sebuah pernyataan.

Anak tertua Raja Thailand Maha Vajiralongkorn tersebut kehilangan kesadaran pada 15 Desember karena aritmia jantung parah akibat peradangan setelah infeksi mycoplasma, menurut pernyataan yang dikeluarkan oleh istana pada Sabtu (7/1) malam. “Kondisi keseluruhan sang putri adalah dia tetap tidak sadarkan diri,” kata pihak istana. “Dokter terus memberikan obat-obatan dan menggunakan peralatan untuk mendukung fungsi jantung, paru-paru, dan ginjal serta penggunaan antibiotik sambil memantau kondisinya dengan cermat,” katanya.

Putri Bajrakitiyabha jatuh sakit saat mempersiapkan anjingnya untuk ikut berkompetisi di provinsi timur laut Nakhon Ratchasima, tempat dia awalnya dirawat sebelum dibawa dengan helikopter ke Bangkok. Dia adalah salah satu dari tiga anak Raja Vajiralongkorn yang menyandang gelar resmi. Hal itu membuat sang putri memenuhi syarat untuk naik takhta di bawah undang-undang suksesi istana dan konstitusi negara. Raja belum secara resmi menunjuk ahli waris dan belum ada diskusi resmi tentang kemungkinan sang putri naik tahta.

Putri Bajarakitiyabha adalah seorang pengacara dengan gelar master dan doktor dari Universitas Cornell. Ia telah menjabat sebagai duta besar Thailand untuk Austria, Slovenia, dan Slovakia dan berperan di kantor Kejaksaan Agung, Komando Keamanan Kerajaan dan sebagai duta besar Thailand untuk Komisi Pencegahan Kejahatan dan Peradilan Pidana PBB. (kpc)

Diguyur Hujan, Pegunungan di Arab Saudi Menghijau

MEKKAH - Pegunungan Arab Saudi menghijau setelah diguyur hujan deras selama berminggu-minggu.

Peristiwa pegunungan Arab menghijau ini diunggah dalam video akun Twitter media pemerintah Saudi Press Agency (SPA) pada 5 Januari 2023.

Di video ini, tampak pegunungan yang mengelilingi kota suci Mekkah itu diselimuti tanaman hijau dan tumbuhan, jauh dari kesan gersang dan kering seperti biasanya. Akun resmi wilayah Mekkah juga mengabadikan momen ini dalam video, kemudian diunggah ke Twitter dan mendapat 674.000 views hingga Senin (9/1) siang WIB.

Warga Arab Saudi lalu menanggapi unggahan itu dengan membagikan video mereka sen- diri yang menunjukkan penghijauan seperti di Laith, Taif, dan Jeddah. Tangkapan layar dari video media pemerintah Saudi Press Agency pada 5 Januari 2023 menunjukkan pegunungan Arab Saudi menghijau setelah diguyur hujan deras bermingguminggu. Pegunungan ini biasanya gersang.

Salah satu netizen Saudi yang dikutip New Arab (8/1) menulis di Twitter, “Alhamdulillah dan terima kasih kepada Tuhan, kami meminta Yang Mahakuasa mengabadikan (tanaman hijau) sebagai berkah bagi kami dan melindunginya agar tidak hilang”. Warganet lain bernama Ahmad Al-Assaf berkomentar, “Lembah ini tanpa budidaya, dan terima kasih kepada Tuhan, gunung-gunung di se- kitarnya menjadi hijau dan menyenangkan.” Penduduk setempat bersama keluarganya dilaporkan menikmati keindahan alam ini di taman dan kamp liar sekitar wilayah tersebut, seperti Taman Al-Maghmas, Ain Shams, Al-Barza, Al-Bayda, Tafil, dan Hoda Al-Sham. Mereka melakukan berbagai kegiatan, termasuk mengadakan barbekyu dan agenda di luar ruangan hingga dini hari, menurut laporan SPA.

Arab Saudi diguyur hujan lebat di bagian barat dan tengah dalam beberapa pekan terakhir. Imbasnya, beberapa kota terendam banjir di tengah fenomena pegunungan Arab Saudi menghijau. (kpc)

This article is from: