2 minute read
Bapanas Akui Beras Masih Mahal
Pemerintah Bakal Tetapkan Harga Acuan Pembelian
JAKARTA, TRIBUN - Pemerintah melalui Badan
Advertisement
Pangan Nasional (Bapanas) berencana menetapkan harga acuan pembelian (HAP) beras medium dan gabah kering panen (GKP). Hal itu menyusul adanya Peraturan
Badan Pangan Nasional Nomor 5 Tahun 2022 tentang
Harga Acuan Pembelian di Tingkat Produsen dan Harga
Acuan Penjualan di Tingkat
Konsumen Komoditas Jagung, Telur Ayam Ras, dan Daging Ayam Ras.
Kepala Bapanas, Arief Prasetyo Adi mengatakan, penetapan HAP tersebut akan ditargetkan rampung pada Januari 2023 ini. “Bulan ini akan selesai karena kita harus siapkan Februari- Maret untuk serap,” ujarnya saat ditemui di Jakarta, Selasa (10/1).
Adapun harga acuan yang akan ditetapkan untuk beras medium sekitar Rp9.000 dan gabah kering petani sekitar Rp4.600 per kilogram (kg). “Nanti akan ada adjustment, tapi ini sekarang dalam finalisasi. Angka itu sudah di kepala kita semua, semua pelaku usaha, kementerian dan lembaga sudah diajak diskusi, meeting satu kali lagi lalu kita putusin,” ungkap Arief.
Arief menjelaskan alasan mengapa penetapan harga acuan beras ditetapkan belakangan setelah penetapan harga komoditas jagung, telur, hingga daging, adalah karena saat ini harga beras masih belum normal. “Kalau harga (saat) ini yang dipakai buat patokan, itu enggak normal. Jadi, sekarang kita hitung betulbetul berapa cost structure biaya produksi setelah ada kenaikan BBM, biaya setelah kenaikan listrik, vertilizer, cost per unitnya itu berapa,” jelas Arief.
Mengutip data Sistem Pe- mantauan Pasar dan Kebutuhan Pokok Kementerian Perdagangan, harga beras medium pada Selasa (10/1) mencapai Rp11.300 per kg.
Angka tersebut naik 2,73 persen dibanding periode yang sama di bulan lalu.
Sementara beras premium juga masih merangkak naik, yang mencapai hingga Rp13.200 per kg. Sedangkan berdasarkan data Pusat Informasi Harga Pangan Strategis (PIHPS), rata-rata harga beras medium mencapai Rp12.750 per kg. Angka tersebut naik, jika dibandingkan pada bulan lalu yang hanya Rp12.500 per kg.
Bapanas mengakui harga beras terpantau masih mahal meski pemerintah sudah mengimpor komoditas tersebut. Arief, mengatakan cadangan beras pemerintah (CBP) yang tersedia saat ini belum mampu meredam kenaikan harga di pasar. Hal itu karena jumlahnya yang masih terbatas dan penyalurannya dari gudang Bulog masih belum optimal.
“Khusus untuk beras, tadi kan harga yang naik itu beras, jadi 200.000 ton yang ditarget masuk Desember 2022, Bulog hanya bisa memasukkan 62.000 ton karena kondisi Nataru itu enggak semua orang juga bisa cepat, karena ada libur, kemudian ombak juga tinggi. Sampai minggu kedua bulan Januari ini, 200.000 ton itu harus masuk. Kemudian, yang 300.000 ton, kita usahakan masuknya jangan kelewat bulan Maret. Karena kalau sudah lewat itu kita udah panen, waktunya Bulog nyerap,” ujarnya. Distribusi Di DKI Jakarta, kata Arief, pihaknya telah menugaskan Bulog untuk menyalurkan CBP sebanyak 2.000 ton. Dari total tersebut, Perum Bulog sudah mendistribusikan beras impor ke Pasar Beras Cipinang sebanyak 1.000 ton pada Selasa, 10 Januari 2023. “Kemudian di Jawa Timur masif dilakukan
JUMLAH TERBATAS z Badan Pangan Nasional mengakui harga beras saat ini mahal meski pemerintah sudah mengimpor komoditas tersebut. z Cadangan beras pemerintah (CBP) yang tersedia saat ini belum mampu meredam kenaikan harga di pasar. z Hal itu karena jumlahnya yang masih terbatas dan penyalurannya dari gudang Bulog masih belum optimal. di outlet-outlet,” kata dia.
Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Perum Bulog, Tomy Wijaya mengatakan Bulog saat ini juga sudah melakukan penyerapan hasil panen. Pemetaan terhadap wilayah-wilayah yang akan menjadi lokasi penyerapan beras/gabah juga telah disusun. “Pemetaan kurang lebih sama dengan sebelumnya, penyerapan terbesar akan terjadi saat musim panen raya sekitar awal April sampai dengan Juli,” kata Tomy.
Dari penyerapan di dalam negeri, Tomy menyebut ditargetkan bisa memenuhi stok minimum CBP. Ia mengatakan, saat ini CBP yang dikuasai Perum Bulog ialah 773.000 ton. Jumlah tersebut termasuk 500.000 ton beras impor yang kini terus masuk ke Indonesia.
Tahun lalu pemerintah melakukan importasi beras untuk memenuhi CBP. Adapun impor 200.000 ton dilakukan di akhir tahun lalu. Sedangkan sisanya 300.000 ton dilanjutkan tahun ini, dengan target akhir Februari impor beras seluruhnya masuk. “300.000 ton masih proses pengiriman. Yang 200.000 ton Kalo dari estimated time of arrival udah semua harusnya,” kata Tomy. (kpc/ktn)