7 minute read
Jangan Kendur Berantas Sarang Nyamuk
Dinkes Bantul Catat 34 Kasus DBD di Awal Tahun 2023
BANTUL, TRIBUN - Dinas
Advertisement
Kesehatan (Dinkes) Bantul mencatat hingga Februari
2023 ini sudah ada 34 orang yang terjangkit demam berdarah dengue (DBD). Masyarakat diimbau untuk terus menggencarkan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) di lingkungan masingmasing.
Kepala Seksi Pengendalian Penyakit, Dinkes Bantul, Abednego Dani Nugroho menjelaskan, di bulan Januari kemarin ada 31 kasus DBD di Bantul. Dari jumlah tersebut, paling banyak kasusnya ditemukan di Kapanewon Banguntapan sebanyak tujuh kasus, disusul Sewon enam kasus, serta Kretek dan Pajangan masing-masing tiga kasus. Sisanya menyebar ke kapanewon lainnya dengan jumlah satu sampai dua kasus.
“Kemudian, untuk bulan Februari ini, kami mencatat ada tiga kasus. Dua ditemukan di Kapanewon Sedayu dan satu kasus di Sewon. Sehingga, sampai kemarin untuk kasus DBD di Bantul ada 34 kasus,” ujarnya Rabu (15/2).
Meskipun jumlah kasus
DBD pada awal tahun ini cukup tinggi, angka itu masih jauh di bawah jumlah kasus di tahun lalu. Pada Januari 2022 saja, penyebaran DBD mencapai 168 kasus, kemudian pada Februari 2022 terdapat 75 kasus.
Abed mengatakan, salah satu penyebab masih tingginya kasus DBD di tahun ini karena mulai kendurnya perilaku masyarakat untuk rutin melakukan pemberantasan sarang nyamuk (PSN). Selain itu, ada pula faktor musim yang mendukung laju perkembangbiakan nyamuk.
Abednego menekankan bahwa upaya untuk menekan angka kasus DBD adalah dengan menerapkan PSN, melalui pola 3M (menguras, mengubur, dan mendaur ulang). “Apalagi, dengan musim hujan yang masih terjadi, akan banyak timbul genangan tempat nyamuk bersarang dan berkembang biak,” ucapnya. Kepala Bidang Penanggulangan Penyakit Dinas Kesehatan Bantul, Sri Wahyu Joko Santoso mengatakan, kasus DBD masih didominasi oleh wilayah suburban atau wilayah yang padat penduduk, seperti Banguntapan dan Sewon. “Pola demografis dan kepadatan penduduk bisa menjadi pemicu. Namun paling penting, adalah meningkatkan PSN dan menjalankan pola hidup bersih dan sehat (PHBS) untuk terbebas dari DBD,” tandasnya. Angka kasus DBD yang terbilang banyak juga terjadi di Sleman. Hingga 24 Januari lalu, dilaporkan ada 14 kasus DBD yang tersebar di sejumlah kapanewon. Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Dinas Kesehatan Sleman, Khamidah Yuliati, mengatakan, jumlah kasus DBD di awal tahun 2023 ini dibanding periode yang sama tahun lalu sedikit mengalami peningkatan karena siklus tiga tahunan. Laporan kasus yang masuk
CUKUP TINGGI tersebar di Kapanewon Moyudan, Minggir, Depok, Kalasan, Ngemplak, Tempel dan Turi. Terbanyak ada di Depok dengan tiga kasus.
Kasus demam berdarah dengue (DBD) cukup tinggi saat musim hujan di awal tahun 2023 ini.
Dinkes Bantul mencatat sudah ada 34 kasus DBD di wilayahnya sepanjang JanuariFebruari 2023 ini.
Hal itu disinyalir akibat mengendurnya PSN di tengah masyarakat.
Rentang usia
Adapun rentang usia yang terserang DBD di Sleman bervariasi. Rentang usia 1-5 tahun dilaporkan ada satu kasus dan usia 6-18 tahun empat kasus. Sedangkan, rentang usia 19- 44 tahun tiga kasus, usia 45- 59 tiga kasus, dan usia di atas 60 tahun tiga kasus. “Jadi kasus yang paling banyak pada usia 19 tahun ke atas,” papar Yuli, belum lama ini.
Ia mengimbau kepada masyarakat untuk selalu menerapkan PHBS dan gerakan masyarakat hidup sehat (Germas). Selanjutnya, melakukan PSN minimal
5-7 hari sekali. “Usahakan ada gerakan satu rumah satu Jumantik (G1R1J), untuk melakukan pemantauan jentik di rumah dan pekarangan masing-masing,” kata dia. (nto/rif)
Tanah Bergerak Ancam Enam Rumah Warga Prambanan
SLEMAN, TRIBUN - Hujan deras dengan durasi cukup lama memicu peristiwa tanah bergerak di Padukuhan Losari 1 RT 4, RW 6 Wukirharjo, Prambanan, Sleman, Rabu (15/2) dini hari. Setidaknya enam rumah warga setempat terancam terdampak kejadian itu.
Tanah yang bergerak lebih kurang seluas satu hektare dan memicu sejumlah kerusakan. “Kerusakan menutup akses jalan dan menimpa tembok teras (rumah warga),” kata Staf Bidang Kedaruratan dan Logistik, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sleman, Tri Tukijo. Lokasi tanah bergerak itu memang berada di dekat area permukiman. Enam rumah warga yang terancam terdampak material tanah bergerak antara lain milik Ngadimo (berisi 3 jiwa), Kamiso (3 jiwa), Fajar (3 jiwa), Giono (2 jiwa), Slamet Widodo (3 jiwa) dan rumah Mikem.
Tri mengatakan, kondisi tanah di sekitar lokasi masih cukup labil, sehingga pada Rabu (15/2) pagi belum bisa dilakukan pembersihan. Warga bersama pihak kalurahan, TNI-Polri, relawan, dan TRC BPBD Sleman rencananya akan melakukan gotong royong pembersihan material pada Kamis (16/2) ini. “Gotong royong besok pagi (hari ini) untuk memindahkan alir- tanah bergerak yang terjadi pada Rabu (15/2) mengancam beberapa rumah warga di Losari 1 RT 4, RW 6 Wukirharjo, Prambanan, Kabupaten Sleman. Peristiwa itu juga membuat akses jalan tertutup. an air supaya tidak masuk ke rumah Bapak Giyono,” terang dia.
Kepala Pelaksana BPBD
Kabupaten Sleman, Makwan mengatakan, hujan deras disertai angin kencang juga berdampak tanah longsor di beberapa titik wilayah. Di antaranya, di Jalan GedangCandi ijo Sambisari hingga di Sendang dan Mangol RT 02
RW 05 Gayamharjo Prambanan. “Tanah longsor menutup akses jalan dan saluran air,” terang Makwan.
Selanjutnya, di Kalinongko Kidul, Gayamharjo Prambanan dampak hujan deras mengakibatkan tanah longsor susulan. Kondisi ini mengancam rumah warga di bawahnya dan hingga kemarin belum terkondisi.
Di Kapanewon Cangkringan, hujan deras mengakibat-
Kasus Percobaan
Pembunuhan di Seyegan, Polisi
Bakal Konfirmasi
Ulang Keterangan Tersangka
kan pohon tumbang menimpa kandang di Glagaharjo. Kemudian, di Argomulyo, sebuah pohon kelapa diameter 25 sentimeter tumbang melintang di jalan, namun sudah terkondisi.
Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Sleman, Bambang Kuntoro mengatakan, tanah longsor yang terjadi di Kalinongko Kidul Gayamharjo merupakan longsor susulan. Ada empat rumah warga yang terancam terdampak material longsor. Pihaknya masih menunggu hasil asesmen untuk penanganannya. “Apakah harus relokasi atau bagaimana. Kalau itu memang membahayakan dan biaya untuk membuat taluttanggul lebih banyak dari relokasi, ya, mending relokasi,” tuturnya. (rif)
SLEMAN, TRIBUN - Kepolisian Resor Kota (Polresta) Sleman bakal mengonfirmasi ulang keterangan tersangka dalam kasus dugaan percobaan pembunuhan berencana terhadap seorang pria di Seyegan. Hal itu menyusul adanya keterangan dari keluarga korban yang membantah adanya praktik dukun pengganda uang. Selain itu, korban juga meninggal dunia tak lama setelah upaya pembunuhan terhadapnya.
Kaur Bin Ops (KBO) Reskrim Polresta Sleman, Iptu M Safiudin, mengaku baru mendengar adanya bantahan keluarga korban dari awak media. Ia mengaku akan segera berkoordinasi dengan penyidik yang menangani
Bupati Gunungkidul Gelar Jamuan
Makan untuk Tenaga Honorer
GUNUNGKIDUL, TRIBUN - Sebanyak 180 tenaga harian lepas (THL) dari Dinas Lingkungan Hidup (DLH) diundang makan bersama oleh Bupati Gunungkidul Sunaryanta, Rabu (15/2). Jamuan makan ini berlangsung di kawasan di Pantai Sepanjang, Tanjungsari.
Sunaryanta mengatakan makan bersama ini jadi salah satu upaya untuk meningkatkan semangat kerja para THL. “Ini yang ketiga kalinya saya ajak mereka makan bersama,” kata Sunaryanta.
Ratusan THL ini bekerja di bawah Unit Pelaksana Teknis Kebersihan dan Pertamanan (UPTKP), DLH Gunungkidul. Tugas mereka di antaranya menangani sampah di berbagai lokasi, termasuk di tempat wisata. Menurut Sunaryanta, apa yang dilakukan para THL ini tidaklah mudah. Mereka harus bekerja sejak subuh hingga jelang sore setiap harinya demi menjaga kebersihan di Gunungkidul. “Peran mereka sangat penting, makanya perlu ada penyemangat seperti makan bersama,” jelasnya. Kepala DLH Gunungkidul, Harry Sukmono, mengatakan, sebagian dari ratusan THL ini ditempatkan di kawasan pantai. Itu sebabnya, Pantai Sepanjang dipilih sebagai lokasi makan bersama.
Ia menilai jamuan makan tersebut tak hanya memotivasi para
THL, tetapi juga mempererat hubungan baik antara lembaga dan pegawainya.
“Ini jadi ajang berkumpul guna menjaga soliditas antar pegawai kami,” kata Harry. Seorang di antara THL tersebut, Rudi Priharyono, mengaku senang dengan jamuan makan dari orang nomor satu di Gunungkidul tersebut. Apalagi, ini sudah ketiga kalinya dilakukan. Menurutnya, kegiatan ini memperkuat kedekatan antarpegawai hingga dengan kepala daerah. Juga, membuat mereka semakin semangat bekerja.
“Jelas senang dengan acara seperti ini, karena setidaknya kami bisa terhibur,” ujar Rudi. (alx)
DPP Kulon Progo Usulkan
29 Peternak Dapat Ganti Rugi PMK
DINAS Pertanian dan Pangan (DPP) Kabupaten Kulon Progo per Desember 2022 telah mengusulkan pemberian ganti rugi untuk 29 hewan ternak yang mati akibat penyakit mulut dan kuku (PMK). “Total usulan per Desember 2022, ada 28 sapi dan satu domba,” kata Aris Nugroho, Kepa- la DPP Kulon Progo, Rabu (15/2). Tahap pertama, ganti rugi ternak menyasar 15 sapi dan satu domba yang mana telah tersalurkan semuanya. Sementara tahapan kedua menyasar 10 sapi. Ganti rugi sebanyak tujuh ekor ternak telah disalurkan oleh Menteri Pertanian RI, Syahrul Yasir
Limpo saat mengunjungi Rajendra Farm, Selasa (14/2) kemarin.
“Sudah masuk rekening, kemarin diserahkan simbolis oleh Pak Menteri di Rajendra Farm. Tinggal tiga ekor yang belum (cair). Tahapan (pencairan) mengikuti dari pusat,” ucap Aris. Dikatakannya, kriteria pe- ternak yang menerima ganti rugi yakni hewan ternaknya mati setelah terjangkit penyakit PMK. Tiap peternak menerima bantuan sebesar Rp10 juta. Pencairan ganti rugi ternak oleh pemerintah pusat berdasarkan urutan pelaporan peternak ke dinas terkait di masing-masing wilayah. (scp)
Jombor Kidul Kini Punya TPS 3R
BUPATI Sleman, Kustini, meresmikan Tempat Pengolahan Sampah (TPS) reduce, reuse, dan recycle (3R) Gumegrah di Jombor Kidul, Kalurahan Sinduadi, Kapanewon Mlati, Rabu (15/2). Keberadaan fasilitas ini diharapkan bisa mempercepat penanganan permukiman kumuh di wilayahnya.
Dalam sambutannya, Kustini mengungkapkan kebanggaannya bahwa masyarakat
Jombor Kidul memiliki inovasi untuk penanggulangan sampah. Aksi tersebut dinilai menjadi bentuk kepedulian untuk membangun Sleman menjadi lebih baik. Kustini juga mengingatkan perlunya sosialisasi terkait pengelolaan sampah kepada msyarakat. Terlebih, untuk mempermudah pengolahan, juga diperlukan kesadaran dan pemahaman dari masyarakat terkait pemilahan sam- perkara tersebut, untuk mengonfirmasi ulang kepada para tersangka.
“Coba nanti saya akan berkoordinasi dengan penyidik untuk dikonfirmasi lagi ke pihak tersangka,” kata Safiudin, Rabu (14/2).
Menurut dia, pihaknya akan mengkonfirmasi hal tersebut ke penyidik agar segera menindaklanjuti dengan menghubungi pihak keluarga korban. Ia berkomitmen untuk menindaklanjuti perihal bantahan tersebut. “Nanti saya sampaikan ke penyidik,” ujar dia. Seperti diberitakan sebelumnya, seorang warga Seyegan, S, jadi korban percobaan pembunuhan oleh sekelompok orang pada Sabtu (28/1) pah organik dan anorganik. Dengan begitu, TPS3R Jombor Kidul dapat menjadi percontohan yang baik bagi kalurahan lain.
“Ini nanti akan menjadi contoh bagi padukuhan lain di Kabupaten Sleman. Saya mengharap kepada seluruh masyarakat, mari bersamasama kita pilah sampah di mulai dari rumah tangga, supaya masyarakat bisa bersih dan sehat dengan memilah dini hari. Korban sempat diracun, dipukul besi, dan ditabrak mobil oleh pelaku DP dan komplotannya. Ia sempat dilarikan ke rumah sakit namun akhirnya meninggal dunia beberapa hari kemudian di tengah perawatan. Polresta Sleman telah merilis kasus percobaan pembunuhan itu pada Kamis (2/2) lalu. Pelaku yang ditangkap adalah DP (18) UR (46), M alias Imung (42) dan SB alias Monro (29). Saat itu, Safiudin mengatakan, berdasarkan keterangan tersangka, motif percobaan pembunuhan itu karena pelaku sakit hati setelah uang Rp50 juta yang dijanjikan untuk digandakan oleh korban tak kunjung ada hasil. sampah,” tutur Kustini. Lurah Sinduadi, Senen Haryanto, menyampaikan, pembangunan tersebut dilaksanakan oleh Pemerintah Pusat melalui Pemerintah DIY dengan memberikan anggaran senilai Rp1 miliar. “Dana Rp1 miliar bukan hanya untuk pembangunan TPS 3R, tetapi termasuk penataan kawasan dan lingkungan yang ada di Padukuhan Jombor Kidul,” tuturnya. (nei)
Pihak keluarga menolak keterangan tersangka bahwa korban adalah dukun pengganda uang. Pihak keluarga menilai keterangan pelaku hanya alibi di hadapan pihak berwajib untuk meringankan hukuman. Istri korban Sulistyaningsih, mengatakan, justru DP yang meminjam uang Rp50 juta ke suaminya, namun tak kunjung dilunasi hingga saat ini. “Suami saya itu bukan dukun. (Suami saya) sudah diracun, dibunuh, dan masih difitnah seperti itu. Saya gak terima. Suami saya hilang, uang tidak dikembalikan, dan sekarang difitnah,” kata Sulistyaningsih, ditemui di Padukuhan Jingin, Margomulyo, Selasa (14/2). (rif)