2 minute read
Polres Kulon Progo Gelar Operasi Tilang Manual Langsung Sidang
KULON PROGO, TRIBUN - Satuan Lalu Lintas (Satlantas) Kepolisian Resor Kulon Progo menggelar agenda penertiban lalu lintas dalam rangka Operasi Keselamatan Progo 2023. Operasi dengan sistem tilang manual sekaligus sidang langsung di tempat bagi pelanggar ini diterapkan secara perdana di Kulon Progo, Kamis (16/2).
“Konsepnya tilang manual sekaligus sidang di tempat dan perdana di Kulon Progo. Dalam rangka Operasi Keselamatan Progo 2023, kami menggelar operasi gabungan,” ujar AKP Johan Rinto Damar Jati, Kasat lantas Polres Kulon Progo di sela kegiatan di simpang tiga Serut, Kapanewon Pengasih. Dalam giat ini, Satlantas Polres Kulon Progo menggandeng Kejaksaan Negeri, Pengadilan Negeri Wates, Kantor Pelayanan Pajak Daerah (KPPD) Kulon Progo, dan Jasa Raharja. Apabila ditemukan masyarakat de- ngan pajak kendaraan dalam pengesahan masa tahunan belum dibayarkan, langsung diserahkan ke petugas KPPD dan bisa membayarnya di Samsat Keliling. Operasi gabungan menyasar pengendara yang melanggar aturan lalu lintas. Mulai dari penggunaan knalpot blombongan, kelengkapan kendaraan, beserta surat-suratnya. Menurutnya, kegiatan ini juga menyikapi adanya aduan masyarakat terkait knalpot blombongan yang mengganggu kenyamanan dan ketertiban.
Advertisement
“Banyak aduan dari masyarakat lewat hotline Bu Kapolres dan aduan Satlantas. Sebab (knalpot blombongan) mengganggu kenyamanan dan ketertiban masyarakat, terutama ibu-ibu yang memiliki anak-anak,” ucap Johan. Dalam operasi ini, setidaknya polisi melakukan penindakan berupa tilang terhadap 162 pengendara bermotor dan 264 pengendara
TRIBUN JOGJA/SRI CAHYANI PUTRI PURWANINGSIH berupa teguran. Kegiatan ini diharapkan dapat meminimalkan angka kecelakaan lalu lintas.
CIDUK PELANGGAR - Satlantas Polres Kulon Progo bersama instansi terkait gelar tilang manual sekaligus sidang langsung di Jalan Bhayangkara, Wates, Kamis (16/2).
Seorang pelanggar, Ani Pratiwi ditilang karena tidak membawa kelengkapan surat-surat. “Saya ditilang karena mau berangkat ke pengajian tidak membawa surat izin mengemudi (SIM) dan STNK. Saya cuma bawa uang Rp20.000 dan peralatan mengaji,” ucapnya. Menurutnya, penilangan sekaligus sidang di lokasi kurang efektif bagi pengendara yang dikejar oleh waktu. Ia lebih memilih penerapan e-tilang yang menurutnya lebih efektif tanpa harus menunggu. (scp)
791 Kasus Baru Penyakit DM, Skrining Perlu Digencarkan
DINAS Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Kulon Progo mencatat ada 791 kasus baru diabetes melitus (DM) di wilayahnya sepanjang 2022. Rinciannya, usia
0-18 tahun ada satu orang, 18-30 tahun 9 orang, 30-40 tahun 33 orang, 50-60 tahun 251 orang, dan di atas 60 tahun ada 287 orang.
“Jadi, trennya meningkat seiring bertambahnya usia,” kata Rina Nuryati, Kepala Bidang Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (P2P), Dinas Kesehatan Kabupaten Kulon Progo, Kamis (16/2).
Temuan kasus baru itu menurutnya sebagian besar didapatkan dari hasil skrining pada usia produktif dan lansia. Dinkes Kulon Progo mendapati setidaknya 100 kasus baru DM sejak Januari 2023, berdasarkan pasien yang berkunjung ke fasilitas layanan kesehatan (fasyankes).
“Jadi, masih pasien yang berkunjung ke fasyankes, karena yang bersangkutan sakit. Kalau skrining menyasar ke orang yang sehat untuk dilakukan pengecekan, biasanya mulai pertengahan tahun,” jelas Rina. Dengan banyaknya temuan kasus baru DM pada 2022 lalu, Dinkes Kulon
Progo berupaya memperkuat skrining bagi usia produktif yakni 15-59 tahun di tahun ini. Upaya skrining dilakukan setahun sekali, mulai dari pemeriksaan gula darah, tekanan darah, dan indeks masa tubuh seperti tinggi dan berat badan serta lingkar perut.
Pemeriksaan lingkar perut menurut Rina penting karena seseorang berpotensi terserang DM di masa mendatang. Sementara upaya di promotif dan preventif, pihaknya menggandeng masyarakat yang menjadi kader maupun tergabung dalam PKK untuk mengkampanyekan penyakit DM. (scp)