1 minute read
Penyehat Tradisional Dorong Kartu Identitas dan Pendampingan
YOGYA, TRIBUN - Asosiasi Penyehat Tradisional (Hattra) DIY mendorong penyehat tradisional di DIY memiliki Surat Terdaftar Penyehat Tradisional (STPT). Menurut Ketua Asosiasi Hattra DIY, Sriyono dari ribuan penyehat tradisional di DIY, baru ratusan saja yang memiliki STPT.
“Penyehat tradisional itu kurang dipandang, karena dulunya ada perdukunan. Sehingga penyehat tradisional itu sekarang dikira perdukunan. Kalau memiliki STPT, artinya penyehat tradisional ini memiliki identitas, sudah terdaftar, sudah diakui oleh Dinas Kesehatan,” katanya dalam DisCast, Kamis (16/2).
Advertisement
TRIBUN JOGJA/CHRISTI MAHATMA WARDHANI
DISKUSI - Ketua Asosiasi Penyehat Tradisional (Hattra) DIY, Sriyono (kiri), Anggota DPRD
Ia mengakui tidak sedikit penyehat tradisional yang masih memakai ilmu kira-kira. Sebab penyehat tradisional tersebut mendapatkan pengalaman dan ilmu secara turun-temurun. Sehingga ramuan yang diberikan tidak terukur dengan akurat.
Untuk itu, ia ingin agar Dinas Kesehatan DIY memberikan pendampingan dan peningkatan kapasitas penyehat tradisional, sehingga aktivitas yang dilakukan aman bagi masyarakat.
“Kami juga membutuhkan pendampingan dan pemahaman dari dinas (Dinkes DIY), bagaimana terkait aturan dan secara hukum seperti apa. Sehingga penyehat tradisional tidak asal-asalan dan tidak membahayakan masyrakat,” ujarnya.
Ia menerangkan ramuan yang diberikan kepada pasien di panti sehatnya aman dikonsumi, karena sudah memalui pengujian dari BPOM dan memiliki label halal. Selama ini rempah-rempah bahan baku ramuan pun dibudidayakan oleh masryakat.
Selama ini, pihaknya bersinergi dengan pokja-pokja untuk menanam berbagai macam tanaman obat. Namun pengeringan dan pemrosesan dilakukannya sendiri. “Supaya pemrosesannya tidak salah, Jadi tamana obatnya kami sudah kerjsama denganmasryakat, tetapi kami yang mengolah,”terangnya.
Sementara itu, Anggota DPRD DIY, Sofyan Setyo Darmawan mengungkapkan penyehat tradisional dapat menajdi alternatif bagi masyarakat untuk mendapatkan kesehatan. Apalagi berkunjung ke penyehat tradisional juga menjadi fenomena tersendiri di masyarakat. Menurut dia, penyehat tradisional sebagai alternatif kesehatan perlu difasilitasi. Menurut dia, kehadiran penyehat tradisional tidak hanya berkaitan dengan kesehatan masyrakat saja, namun berpeluang untuk meningkatkan kesejahteraan maryakat. Mengingat tanaman obat yang digunakan dibudidayakan sendiri oleh masyarakat.
“Nah ke depan mungkin perlu juga didorong agar ada akademi penyehat tradisional. Sehingga ilmu yang turun temurun tadi bisa dikomparasikan dengan ilmu pengetahuan. Di Tawangmangu itu kan ada, ada dokternya tetapi obatnya herbal. Nah, DIY kan belum perlu didorong juga seperti itu,” ujarnya. (maw/ord)