1 minute read

40 Persen Pedagang Pasar Layani Transaksi Dengan QRIS

YOGYA, TRIBUN - Dinas Perdagangan Kota Yogyakarta terus mendorong pedagang melakukan digitalisasi transaksi dengan QRIS.

Kepala Dinas Perdagangan Kota Yogyakarta, Veronica Ambar Ismuwardani mengatakan untuk meningkatkan digitalisasi dalam transaksi, pihaknya gencar melakukan sosialisasi. Tidak hanya menyasar pedagang saja, tetapi juga konsumen. “Pastinya kami terus mendorong digitalisasi. Kami terus melakukan sosialisasi dan edukasi, baik ke pedagang dan konsumen. Kami juga memanfaatkan berbagai sarana, seperti radio pasar, banner, juga videotron,”katanya, Selasa (17/1).

Advertisement

Agar sosialisasi hingga implementasi berjalan lancar, pihaknya juga bekerjasama dengan perbankan di DIY. Menurut dia, transaksi dengan QRIS dapat membantu pedagang maupun konsumen. Pasalnya cara pembayaran menjadi lebih praktis. “Selain itu juga bisa terhindar dari peredaran uang palsu. Tidak perlu membawa uang tunai banyak,”lanjutnya.

Ia menambahkan ada sekitar 40 persen di Kota Yogyakarta yang sudah melayani pembayaran dengan QRIS. Tidak hanya di Pasar Beringharjo, pedagang di pasar lain juga sudah mulai melayani pembayaran dengan QRIS.

“Selain Beringharjo, ada pedagang di Prawirotaman, Kranggan, dan Demangan yang sudah pakai QRIS,”imbuhnya. (maw)

Pemkot Yogya Perketat Pengawasan Jajanan Chikbul

YOGYA, TRIBUN - Pemerintah Kota (Pemkot) Yogya bakal memperketat pengawasan terhadap jajanan anak yang berpotensi membahayakan kesehatan. Upaya tersebut ditempuh, seiring munculnya fenomena anak keracunan chiki ngebul (chibul) di Sleman, beberapa waktu lalu. Sebagai informasi, jajanan chikbul yang digandrungi anak-anak, belakang- an menuai kontroversi di tengah masyarakat. Sebab, nitrogen cair yang memunculkan asap dan suhu dingin di makanan ringan itu, sejatinya tidak direkomendasikan dari aspek kesehatan.

Sekda Kota Yogya, Aman Yuriadijaya, mengatakan, sampai sejauh ini pihaknya memang belum mendapat laporan terkait jajanan berbahaya di wilayahnya. Na- mun, ia menegaskan, pengawasan bakal diperketat, agar insiden serupa tidak sampai terjadi di Kota Pelajar.

“Kami sudah koordinasikan dengan instansi yang berwenang, agar pengawasan dioptimalkan. Apalagi, surat edaran mengenai jajajan berbahaya juga sudah dikeluarkan pusat,” jelasnya, Selasa (16/1).

Aman pun menyatakan, pengawasan akan dilakukan lintas instansi, dengan melibatkan beberapa lembaga dan dinas di lingkup Pemkot Yogya. Mulai dari Dinas Perdagangan, Dinas Kesehatan, Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga, serta BPOM Yogyakarta.

Menurutnya, di Kota Yogya belum ada aturan khusus mengenai jajanan anak, sehingga kewaspadaan harus ditingkat- kan. Karenanya, Sekda berharap, jenis jajanan yang dipasarkan di masyarakat harus mengantongi aspek legalitas yang dikeluarkan instansi terkait.

“Tapi, landasan dan pedoman soal jajanan anak, kan, sudah ada dari pusat. Itu saja yang dijadikan pedoman, supaya potensi berbahaya pada makanan itu bisa lebih diminimalisasi,” pungkasnya. (aka)

TRIBUN JOGJA/ALMURFI SYOFYAN

MASIH DIKERJAKAN - Kondisi Pasar Gede Klaten, Selasa (17/1). Pembangunan pasar tersebut masih dikerjakan dan ditarget rampung Maret 2023.

This article is from: