2 minute read
Dukung Harpitnas Jadi Libur Bersama, GIPI DIY: Dongkrak Wisatawan Lokal
YOGYA, TRIBUN - Gabungan Industri
Pariwisata Indonesia (GIPI) DIY mendukung usulan hari kejepit nasional (harpitnas) menjadi libur bersama. Usulan tersebut dilontarkan oleh Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf), Sandiaga Uno, belum lama ini. Adanya harpitnas disebut bisa meningkatkan produktivitas pekerja karena bisa berlibur, sekaligus meningkatkan pergerakan wisatawan domestik. Ketua GIPI DIY, Bobby Ardyanto Setyo Ajie mengatakan harpitnas akan mendongkrak kunjungan wisatawan lokal ke DIY. Apalagi, jumlah kunjungan wisatawan lokal mendominasi jumlah kunjungan. “Tentunya GIPI DIY mengapresiasi seandainya hal ini (harpitnas jadi libur bersama) bisa dilakukan. Pasti akan mendongkrak pergerakan wisatawan serta meningkatkan perekonomian pastinya. Market DIY ini, kan, memang wisatawan lokal, porsinya 70 persen, sedangkan 30 persen sisanya wisman (wisatawan mancanegara),” katanya, Rabu (18/1).
Advertisement
Menurut dia, harpitnas menjadi salah satu daya tarik bagi wisatawan untuk berlibur karena memiliki waktu yang lebih panjang. Di tengah low season, usulan Sandiaga Uno menurutnya bisa meningkatkan jumlah kunjungan wisata.
Saat ini, DIY memasuki low season pascalibur Nataru. Masa sepi kunjungan ini akan berlangsung hingga bulan puasa, dan mulai meningkat pada April mendatang saat libur Idulfitri.
Setelah itu kunjungan wisata akan
BPR dan BPRS di DIY Didorong Kembangkan Ekosistem Digital
YOGYA, TRIBUN - Industri Bank Perekonomian Rakyat (BPR) di Yogyakarta, baik kovensional maupun syariah, didorong untuk mengembangkan ekosistem digitalnya. Bukan tanpa alasan, dengan kondisi pasar yang telah jauh berubah, BPR dan BPRS tak boleh ketinggalan zaman agar tetap eksis di era serba modern ini.
Ketua Umum Perhimpunan Bank Perkreditan Rakyat Indonesia (Perbarindo), Tedy Alamsyah, mengatakan, perubahan jargon dari ‘perkreditan’ ke ‘perekonomian’ selaras UU Pengembangan dan Penguatan Sektor Keuangan (PPSK), harus segera disikapi. Pasalnya, BPR diproyeksikan naik kelas dan bisa memberi layanan keuangan layaknya
TRIBUN JOGJA/AZKA RAMADHAN seperti bank umum lainnya.
MUSYAWARAH DAERAH - Pemukulan gong sebagai penanda dibukanya Musyawarah Daerah VIII Perbarindo DIY, Rabu (18/1) di Kota Yogya. Dalam agenda itu, Wulfram Margono secara aklamasi terpilih sebagai Ketua Perbarindo DIY untuk periode 2023-2027.
“Jadi, fokus industri ini sekarang tidak hanya kredit. Ada ruang layanan yang lebih besar, sehingga praktis po- tensinya semakin luas,” tuturnya di sela agenda Musyawarah Daerah (Musda) VIII DPD Perbarindo DIY, di Kota Yogyakarta, Rabu (18/1).
Sebagai informasi, sejauh ini terdapat 56 anggota Perbarindo DIY, dengan rincian 50 BPR konvensional dan 6 BPR syariah. Menurut Tedy, upaya digitalisasi pun menjadi kebutuhan mutlak yang harus dilaksanakan seluruh anggota, meski proses peralihan tak akan semudah membalik telapak tangan.
“Perlahan, secara bertahap, harus digitalisasi. Tapi, kami melihat kesiapannya saat ini belum terlalu mumpuni, banyak tantangan, antara lain kekuatan modal, kesiapan teknologi ,dan SDM (sumber daya manusia). Masih harus didorong,” urianya. Ia berharap, dalam musda kali ini, selain memilih ketua dan jajaran pengurus baru untuk periode 2023-2027,
Perbarindo DIY dapat membuat gebrakan lain. Antara lain, soal program kerja terupdate yang sifatnya linier dengan gerakan pimpinan pusat. Satu di antaranya terkait perluasan ekosistem digital.
Adapun dalam Musda VIII tersebut, Wulfram Margono secara aklamasi terpilih sebagai Ketua Perbarindo DIY untuk periode 2023-2027. Ia menegaskan ambisinya untuk membawa Perbarindo DIY sebagai organisasi yang lebih dinamis dan berintegritas di masa depan. Dijelaskannya, menghadapi perkembangan zaman yang sarat tantangan, dibutuhkan kolaborasi solid di antara anggota Perbarindo DIY, baik BPR atau BPRS. (aka) melandai kembali, dan meningkat pada Juni hingga Agustus. Pada bulan-bulan tersebut menjadi high season bagi wisatawan dalam negari dan pelajar. Masa low season DIY akan masuk pada bulan Oktober, dan mulai meningkat kembali pada Desember.
“Nah, mengingat siklus itu, harpitnas bisa menjaga sehingga enggak down (turun) banget jumlah kunjungannya. Memang masa low season ini harus diperkuat,” terangnya.
Meski dapat meningkatkan jumlah kunjungan, namun harpitnas tidak bisa secara otomatis menambah lama tinggal wisatawan. Bobby mencatat lama tinggal wisatawan lokal masih sekitar 1,7 hari, sedangkan wisatawan mancanegara di atas 2 hari. (maw)