5 minute read

Sempat Tonton Pawai Setelah Buang Bayi

Next Article
Masih Ambisi

Masih Ambisi

„ Polsek Sewon Tangkap Mahasiswi yang Campakkan Anak di Tempat Sampah

BANTUL, TRIBUN - Unit

Advertisement

Reserse Kriminal Kepolisian Sektor (Polsek) Sewon, Bantul, mengungkap kasus pembuangan bayi di tempat sampah di wilayah

Padukuhan Tanjung, Kalurahan Bangunharjo pada 28 Desember 2022 lalu. Pelakunya, mahasiswi berinisial WLR (23) asal Bima, Nusa Tenggara Barat, telah ditangkap. Kapolsek Sewon, Kompol Suyanto mengatakan kasus itu pertama kali diketahui pada pukul 08.00 oleh warga yang memulung di tempat sampah itu. Warga tersebut menemukan bungkusan plastik yang ternyata berisi jasad bayi perempuan. Penemuan itu dilaporkan ke Polsek Sewon.

“Setelah penanganan TKP (tempat kejadian perkara), kami cari di lingkungan, cari di tempat-tempat persalinan, tidak ada yang melakukan persalinan sesuai dengan ciri-ciri bayi yang ditemukan,” ujarnya saat konferensi pers pada Rabu (18/1).

Proses penelusuran dikembangkan di kos-kosan di sekitar lokasi kejadian ditemukan, dan mendapat informasi yang mengarah ke WLR, namun yang bersangkutan sudah tidak tinggal di kos tersebut.

Hingga pada 16 Januari 2023, pihaknya mengamankan WLR di kos wilayah Sleman. “Dari keterangan awal, disampaikan bahwa ia melahirkan di kamar mandi luar, bukan kamar mandi di dalam kos. Ia melahirkan seorang diri tanpa bantuan orang lain, karena dia merasa malu dan takut dengan keluarga dan temantemannya,” ungkapnya.

Dari hasil interogasi pelaku, setelah dilahirkan, bayi tersebut sempat menangis sekali kemudian terdiam.

Polisi belum mengetahui apakah terdiamnya bayi tersebut karena meninggal atau disebabkan hal lain.

“Yang jelas, ketika ditemukan di tempat sampah sudah dalam keadaan meninggal. Apakah kematian disengaja, itu masih kita dalami,” ucapnya. Seusai melahirkan, WLR menggunting tali pusar anaknya dan membungkus bayi perempuan itu dengan kain, memasukan ke dalam kantong plastik, dan kemudian membuangnya di tempat sampah depan kos. Sementara, plasenta bayinya dibuang di kloset.

“Dia melakukan ini tanpa ada paksaan dari pacarnya, karena pacarnya sudah tidak bisa dihubungi lagi. Tapi, kami juga akan melakukan pendalaman untuk pacarnya, akan kami lihat apakah ada unsur pasal yang dilanggar atau tidak. Untuk saat ini, pacarnya masih di NTB,” katanya.

Lebih lanjut, setelah membuang bayi di tempat sampah, tersangka membersihkan badan, mencuci pakaiannya, dan beristirahat di dalam kamar. Kemudian, sekitar pukul 11.00, ia meninggalkan kos untuk menonton pawai di Jalan Malioboro. Setelah itu, ia tinggal di kos temannya di daerah Sleman.

Malu

WLR mengakui bahwa dia terpaksa melahirkan sendiri dan membuang bayinya karena takut diketahui orang tua dan merasa malu dengan teman-temannya. “Sedih, sebenarnya enggak tega. Tapi, mau gi -

PERBUATAN KEJI z Jasad bayi ditemukan pemulung pada 28 Desember 2022 di Tanjung, Bangunharjo, Sewon, Kabupaten Bantul. z Polisi kemudian melacak pelaku pembuang bayi tersebut, yakni seorang mahasiswi. z Perempuan muda itu mengaku nekat membuang bayinya karena takut dan malu sudah hamil di luar nikah. mana lagi, kan, masih kuliah juga,” ujarnya. Ia juga mengatakan bahwa pacarnya sudah tidak bisa dihubungi lagi. Begitu pacarnya tahu bahwa dia hamil, laki-laki itu langsung memutuskan hubungannya, hingga akhirnya ia melahirkan anak yang telah dikandungnya selama 8 bulan tersebut.

“Prosesnya (melahirkan) sakit, tapi mau gimana lagi, mau kasih teman juga malu,” katanya.

Kini WLR hanya bisa menyesali perbuatannya.

Polisi menjeratnya dengan Pasal 306 ayat 2 KUHP jo Pasal 305 KUHP dan atau Pasal 308 KUHP tentang meninggalkan anak yang mengakibatkan kematian dengan ancaman hukuman sembilan tahun penjara. (nto)

14 Sapi di Sleman Suspek LSD, Lima Ternak Dinyatakan Positif

SLEMAN, TRIBUN - Kasus penularan lumpy skin disease (LSD) pada ternak di Sleman bertambah. Sejak ditemukan pertama kali pada 23 Desember 2022, saat ini setidaknya ada 14 sapi suspek penyakit infeksius tersebut, dengan lima di antaranya dinyatakan positif.

“Per hari ini (18 Januari ) yang terkonfirmasi positif sudah ada lima (sapi). Dua di Beran Kidul, satu di Kepuharjo, dan dua di Argomulyo, serta suspeknya 14,” kata Kepala Dinas Pertanian Pangan dan Perikanan (DP3) Kabupaten Sleman, Suparmono, Rabu (18/1).

Menurutnya, keberadaan sapi terpapar LSD cepat terdeteksi berkat tracing oleh petugas puskeswan.

Umumnya, sapi yang terpapar penyakit serupa cacar kulit ini mengalami bentol-bentol kecil di sekitar area leher dan muka. Selain itu, demam dan kurang nafsu makan.

TRIBUN JOGJA/SANTO

DITANGKAP

Sapi yang positif telah diisolasi dan dilakukan pengobatan serta pemberian vitamin dan pakan yang berkualitas. Hasilnya, menurut Suparmo- no, dua sapi yang positif pertama di Beran Kidul, sudah menunjukkan pemulihan cukup baik. Pemerintah Kabupaten Sleman juga menggulirkan program vaksinasi LSD bagi sapi dan kerbau di wilayahnya. Peluncuran vaksinasi dilakukan oleh Bupati Kustini bersama Sekretaris Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan hewan, Kementerian Pertanian, Makmun, pada Rabu (18/1) di kandang Kelompok Ternak Andini Mangambar, Padukuhan Mulungan Kidul, Sendangadi, Mlati, sekitar 2 kilometer dari lokasi temuan dua sapi positif di Beran Kidul. Suparmono mengatakan, jawatannya bergerak cepat menanggulangi LSD. Sebab, 95 persen peternak di Sleman berskala kecil, rata-rata hanya memelihara beberapa ternak dan akan kesulitan ketika ada sapi terkena virus. “Kami telah mengajukan 3.000 dosis vaksin LSD, tapi yang baru datang 1.300 dosis dan hari ini kami mulai lakukan penyuntikan,” kata Suparmono.

Muhammad Prakosa, Dubes RI untuk Italia, Tutup Usia di Umur 62 Tahun

Pihaknya menargetkan ada 3.000 ternak yang akan divaksin, terdiri atas 29.495 sapi potong, sapi 3.281 perah. dan 184 kerbau. DP3 Sleman ke depannya akan mengajukan pengiriman vaksin lagi. Adapun 239 dosis vaksin yang sudah datang disuntikkan ke sapi dalam jarak radius 10 kilometer dari temuan sapi positif, sisanya untuk sapi perah di wilayah Cangkringan dan Pakem. Bupati Sleman, Kustini, berharap, melalui vaksinasi LSD, sapi yang sakit bisa sembuh dan tentunya dapat meningkatkan imunitas. Meski ternak sudah divaksin, ia mengimbau para peternak agar tetap menjaga kebersihan kandang dan menjaga asupan makanan ternak. Menurut dia, pemerintah tidak bisa berjalan sendiri dalam upaya penanganan LSD, karena butuh kerja sama semua stakeholder, terutama peternak. Ketika mendapati ada ternaknya yang memiliki ciri-ciri LSD, peternak diharapkan segera mengarantinnya dan melapor agar segera mendapat pengobatan. (rif)

Dikenal Sebagai Sosok Baik Hati dan Ringan Tangan

Kabar duka datang dari Kedutaan Besar RI di Italia. Muhammad Prakosa, Duta Besar (Dubes) RI untuk Italia meninggal di Roma, Italia pada Selasa 17 Januari 2023 kemarin.

Kabar duka tersebut sampai ke warga Padukuhan Gersik, Kalurahan Sumbermulyo, Kapanewon Bambanglipuro, Bantul yang merupakan lokasi rumah duka. Supandi, Ketua RT 03, Gersik, mengatakan, begitu mendapat kabar duka pada pukul 18.00 Selasa (17/1) kemarin, ia bersama warga lainnya langsung bergerak mempersiapkan segala sesuatunya di rumah duka. Seperti, membersihkan area rumah duka, menyiapkan kursi untuk pelayat, dan lain-lain.

“Dari informasi, jenazah bisa datang Jumat (20/1) atau Sabtu (21/1) besok, karena ada proses upacaranya dulu. Rencana dimakamkan di makam keluarga dekat dengan makam bapak-ibunya,” ujar Supandi saat ditemui di rumah duka pada Rabu

(18/1). Ia mengungkapkan, makam keluarga tersebut berada dalam satu kompleks di belakang rumah inti, peninggalan dari kakek almarhum. Sebelumnya, Prakosa disebutnya tinggal di Patehan, Yogyakarta. Meski tinggal di Patehan, Prakosa semasa hidupnya sering berkunjung ke rumah tersebut. Hingga akhirnya, sekitar 3 tahun lalu, Prakosa menempati rumah tersebut. “Sebagai ahli waris, beliau kemudian membangun pendopo di rumahnya. Pendopo itu sering dipakai warga, tanpa ada pungutan,” katanya. Menurutnya, Prakosa dikenal sebagai sosok baik hati. Warga merasa banyak dibantu, bahkan sejak sebelum Prakosa resmi menempati rumah tersebut. Prakosa turut turun ke tengah masyara- kat dan membantu mencarikan berbagai dana tanggung jawab sosial perusahaan (CSR) untuk pembangunan wilayah tersebut.

“Pak Prakosa membantu mencari CSR untuk membangun jalan, jembatan, lampu penerangan, dan yang terakhir ada ambulans. Walaupun beliau tinggal di sini belum lama, baru sekitar tiga tahun, tapi sudah banyak membantu, apa yang dibutuhkan warga dicarikan,” katanya.

Supandi menyatakan bahwa Rabu kemarin belum ada keluarga inti yang tiba di rumah duka.

Hal itu dibenarkan oleh Budi Nur Cahyo, kerabat almarhum Muhammad Prakosa. Budi yang merupakan warga Kota Yogyakarta juga baru bisa datang para Rabu pagi untuk membantu warga bergotong-royong menyiapkan rumah duka.

“Saya juga belum tahu penyebab meninggalnya, pokoknya kami dikabari dan warga gotong royong. Belum ada informasi pemulangan jenazah, kerana dari luar negeri. Pokoknya kita siapsiap,” katanya. Dalam rilis KBRI Roma, Duta Besar Muhammad Prakosa meninggal pada usia 62 tahun 10 bulan. Sebelumnya, ia dikenal sebagai anggota DPR dari Fraksi PDI Perjuangan dan pernah menduduki jabatan Menteri Pertanian pada Kabinet Persatuan Nasional era Presiden Abdurrahman Wahid. Kemudian, menjadi Menteri Kehutanan pada era Presiden Megawati Soekarnoputri, hingga tahun 2004.

DPC PDI Perjuangan Bantul turut memberikan dukungan dan menyiapkan upacara pemakaman di rumah duka Gersik. Dalam siaran persnya, Ketua DPC PDIP Bantul Joko Purnomo yang juga Wakil Bupati Bantul menyatakan pihaknya sudah menyiapkan tenda, kursi, dan sound system untuk perlengkapan upacara pemakaman, termasuk menu-

TRIBUN JOGJA/SANTO ARI gaskan Satgas PDI Perjuangan untuk membantu pemakaman. “Kami membantu keluarga duka untuk mempersiapan pemakaman, yang diperkirakan dua hari lagi, sekiranya hal tersebut akan dilakukan di Jogja. Meskipun demikian kami masih menunggu kabar dari keluarga almarhum,” katanya. (Santo Ari)

RUMAH DUKA - Warga bergotong royong menyiapkan rumah duka atas meninggalnya Duta Besar (Dubes) RI untuk Italia, Muhammad Prakosa, di Gersik, Sumbermulyo, Kapanewon Bambanglipuro, Bantul, Rabu (18/1).

This article is from: