2 minute read
Tak Perlu Sampai ke Kota
Masyarakat Boleh Takbir Keliling Sambut Lebaran
Pesan kami, takbir keliling cukup di wilayah masingmasing. Tidak perlu ke kota, ke Paseban, karena akan rawan kemacetan, (hingga) tawuran, pengeroyokan.
Advertisement
BANTUL, TRIBUN - Masyarakat diperbolehkan untuk menggelar takbir keliling pada momen menyambut Idulfitri 1444 H/2023 ini. Namun begitu, warga diminta untuk tetap tertib dan tak perlu berkeliling terlalu jauh.
“Boleh dong takbir keliling. Sekarang kan tidak ada pembatasan, Covid-19 sudah melandai, dan tidak ada lagi PPKM (pembatasan kegiatan), sehingga silakan masyarakat untuk melaksanakan takbir,” ujar Kapolres Bantul, AKBP Ihsan, Rabu (19/4). Namun demikian, ia berpesan agar masyarakat dapat melaksanakan takbir keliling di wilayah masing-masing. Misalnya, warga Imogiri cukup melakukan takbir keliling di sekitar Imogiri, tidak perlu ke wilayah lain. Imbauan tersebut untuk mengantisipasi terjadinya potensi kerawanan, baik kemacetan maupun kejahatan jalanan.
“Pesan kami, takbir keliling cukup di wilayah masing-masing. Tidak perlu ke kota, ke Paseban, karena akan rawan kemacetan, (hingga) tawuran, pengeroyokan. Namanya orang banyak ketemu,” ucapnya. Kapolres menambahkan, pihaknya akan melakukan pengamanan saat pelaksanaan takbir keliling. Seluruh kekuatan yang ada di Polres Bantul, bahkan hingga staf yang biasanya bertugas di kantor, juga akan dilibatkan. Terlebih, takbir keliling tahun ini diperkirakan akan terjadi dua kali.
“Saat ini saja setelah subuhan sudah mulai banyak warga yang keluar bersama-sama. Ketika saya tanya, mereka bilang ‘dalam rangka gladi bersih takbir keliling, komandan’,” ucapnya.
Diwawancarai secara terpisah, Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Bantul, Agus Budi Raharja, memastikan, sesuai hasil rapat koordinasi dengan Polres Bantul, tidak ada larangan untuk takbir keliling di tahun ini. “Tidak ada larangan, silakan masyarakat yang akan melaksanakan takbir keliling, namun diharapkan takbir keliling hanya di wilayahnya masing-masing. Misalnya hanya di sekitar wilayah kepanewon dan diharapkan masyarakat tetap menjadi ketertiban saat menggelar takbir keliling,” ucapnya. Sementara itu, Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Bantul mengimbau agar masyarakat dapat saling menghormati terkait kemungkinan perbedaan dalam penentuan 1 Syawal
1444 Hijriah tahun ini. Kepala Kemenag Bantul, Amad Sidqi mengimbau kepada masyarakat untuk saling menghormati satu sama lain terkait perbedaan itu. “Diharapkan tak ada konflik dan mempermasalahkan perbedaan ini. Kami akan memfasilitasi tempat salat Idulfitri meskipun berbeda dengan pemerintah,” ujarnya. Hilal
Adapun Muhammadiyah sudah memutuskan bahwa 1 Syawal 1444 Hijriah jatuh pada Jumat, 21 April 2022. Sementara, pemerintah baru akan melakukan sidang isbat pada 20 April 2023. Amad menjelaskan, jika hilal tidak terlihat sampai batas tiga derajat, dilakukan istikmal atau penyempurnaan Ramadan 30 hari. Dengan demikian, 1 Syawal jatuh pada Sabtu, 22 April 2023.
Berdasarkan hisab, 20 April itu hilal baru terlihat sekitar 0,75 derajat sehingga kemungkinan kecil hilal bisa terlihat. Ia menjelaskan, dalam menentukan 1 syawal, pemerintah menggunakan metode rukyat atau pengamatan hilal, sedangkan Muhammadiyah menggunakan metode hisab.
Metode rukyat hilal telah sesuai kesepakatan asosiasi kementerian agama di Asia Tenggara yang memiliki karakteristik dan geografis dan konjungsi waktu sama antara Indonesia, Brunei Darussalam, Singapura, dan Malaysia.
Namun demikian, baik metode hisab dan rukyat atau pengamatan langsung hilal memiliki landasan hukum masing-masing, sehingga masyarakat diminta untuk saling menghormati dan menghargai. (nto)