1 minute read
Ketum PP Muhammadiyah Minta Peserta Pemilu Hindari Praktik Politik Kotor
COKLIT - Proses pencocokan dan penelitian (coklit) data pemilih untuk Pemilu 2024 di rumah ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir di Bantul, Senin (20/2).
BANTUL, TRIBUN - Komisi Pemilihan Umum (KPU) melaksanakan pencocokan dan penelitian (coklit) data pemilih sejak 12 Februari hingga 14 Maret mendatang. Dalam kesempatan Senin (20/2), salah satu sasarannya adalah kediaman Ketua Umum PP Muhammadiyah, Haedar Nashir di Kapanewon Kasihan, Bantul. Seusai coklit, Haedar Nashir berpesan kepada elit politik peserta Pemilu 2024 dan partai politik untuk menggunakan cara-cara yang baik dalam memenangkan persaingan, dan tidak mengejar kemenangan semata. “Saya berharap kepada peserta pemilu, baik Presiden, DPR,
Advertisement
DPRD, yang kuncinya ada di partai politik, agar betul-betul memperbaharui niat political will dan sekaligus proses politik yang baru agar tidak sekedar mengejar kepuasan dan kemenangan semata,” ujarnya. Ia meminta para peserta pemilu dapat mengargai para petugas KPU, Bawaslu, hingga yang bertugas di tempat pemungutan suara (TPS). Terlebih, di tahun 2019 lalu, banyak berita terkait meninggalnya petugas saat pemilu berlangsung. Menurutnya, salah satu praktik politik kotor yang sampai saat ini masih banyak muncul di bawah permukaan dan sulit terdeteksi oleh penegak hukum adalah politik uang.
Dirinya pun berpesan agar para peserta pemilu dapat mengubah cara berpolitiknya. Jika proses politik dilaksanakan secara baik dan bertanggungjawab, imbuhnya, negara Indonesia bisa menjadi negara yang besar. “Semuanya perlu pertanggungjawaban yang tinggi, untuk membawa Indonesia menjadi negara yang berdaulat, adil dan makmur seperti yang dicitacitakan oleh pendiri bangsa,” jelasnya. Ketua KPU DIY, Hamdan Kurniawan mengatakan dalam proses coklit, petugas pemutakhiran data pemilih (pantarlih) yang ditugaskan di seluruh DIY mencapai 12.071 orang. Para petugas ini akan mendatangi warga negara yang telah memiliki hak pilih untuk memastikan warga tersebut terdaftar sebagai pemilih. Ketua KPU Bantul, Didik Joko Nugroho, menjelaskan, coklit merupakan titik awal untuk memutakhirkan data pemilih berbasis keluarga. “Apabila coklit bagus, data pemilih juga cukup bagus. Coklit ini adalah titik awal memutakhirkan data pemilih berbasis keluarga. Dalam proses coklit, bisa ditanyakan apakah di dalam keluarga ada pemilih baru, apakah ada anggota keluarga yang sudah meninggal, apakah ada yang mengalami disabilitas. Sehingga, coklit ini cukup strategis untuk mengakurasikan data pemilih 2024,” jelasnya. (nto)