5 minute read
Mencari Calon Pengganti Baskara Aji
Tujuh ASN Lolos Seleksi Administrasi Sekda DIY
YOGYA, TRIBUN - Tujuh kondusif dan tidak memancing reaksi masyarakat yang kontra produktif.
Advertisement
“Potensi kerawanan dalam tahapan Pemillu 2024 mulai dari masa kampanye, masa tenang, pemungutan suara, penghitungan dan penetapan sampai pelantikan,” jelasnya.
Artinya, dibutuhkan peran Satpol PP dan Linmas dalam memberikan dukungan kepada Polri sesuai dengan tugas dan kewenangannya berdasarkan kondisi yang terjadi daerah.
“Dalam rangka cipta kondisi menjelang, pada saat dan pasca Pemilu 2024 di daerah masing-masing, jajaran Satlinmas (dapat) meningkatkan kegiatan patroli wilayah guna meminimalisir adanya potensi gangguan tramtibum,” ujar dia.
“(Di samping itu) perlu meningkatkan deteksi dini potensi gangguan trantibum di setap tahapan Pemilu 2024, karena punya nilai strategis dalam penentuan arah kehidupan penyelenggaraan pemerintahan lima tahun ke depan,” lanjut Eko.
Eko menyebut, jumlah kebutuhan anggota Linmas di DIY yang bertugas di TPS pada Pemilu 2024.
“Pemilu 2024 dibutuhkan sebanyak 23.552 orang atau anggota Linmas di DIY,” tuturnya.
Jumlah tersebut berdasarkan data jumlah seluruh TPS di DIY dan dikalikan dua anggota Satlinmas sesuai dengan Pasal 2 ayat (3) Permendagri Nomor 10 Tahun 2009.
“Semoga pelaksanaan Pemilu 2024 dapat berjalan dengan baik dan seluruh Linmas yang bertugas dalam pelaksanaan Pemilu 2024 dapat diberikan kesehatan untuk bisa bersama-sama menyukseskan pelaksanaan Pemilu tersebut,” tandas Eko.(nei/ord)
ASN di lingkup Pemerintah Daerah (Pemda) DIY dinyatakan lolos seleksi administrasi pemilihan Sekretaris Daerah (Sekda) DIY. Mereka bakal bersaing memperebutkan jabatan tinggi madya menggantikan Kadarmanta Baskara Aji, yang akan purna tugas pada Maret mendatang. “Hari ini (kemarin), seleksi Sekda sampai tahap uji kompetensi. Tadi pagi, saya lakukan pembukaan diikuti tujuh calon Sekda,” kata Sekda DIY, Kadarmanta Baskara Aji, saat ditemui di kantornya, Senin (20/2).
Aji mengatakan, mereka yang dinyatakan lolos administrasi mayoritas menjabat sebagai kepala dinas, dan lainnya menjabat sebagai kepala biro dan asisten Sekda.
Mereka adalah Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah DIY, Beny Suharsono; Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan DIY, Kuncoro Cahyo Aji; Kepala Dinas Pariwisata DIY, Singgih Raharjo; dan Kepala Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Menengah DIY, Srie Nurkyatsiwi.
Kemudian, juga ada Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan DIY, Sugeng Purwanto; Kepala Biro Bina Pemberdayaan Masyarakat Sekretariat Daerah DIY, Sukamto; serta Asisten Sekretaris Daerah DIY Bidang Perekonomian dan Pembangunan, Tri Saktiyana.
“Semuanya dari Pemda DIY, tak ada dari Pemerintah Kabupaten/Kota karena tak ada yang mendaftar,” ujarnya.
Aji mengatakan, tujuh calon Sekda yang dinyatakan lolos administrasi berhak mengikuti tahap seleksi selanjutnya, yakni uji kompetensi dan wawancara di mana tim penguji nantinya berasal dari unsur Badan Kepegawaian Negara (BKN).
“Uji kompetensi dari BKN pusat, tempatnya di BKN DIY. Saya minta di situ supaya teman-teman bisa nyambi kerja. Setelah uji kompetensi diberi kesempatan untuk menuliskan makalah dan wawancara,” sambungnya.
Aji melanjutkan, dari rangkaian proses seleksi tersebut akan ditentukan tiga calon Sekda dengan nilai tertinggi. Tiga nama tersebut, kemudian akan diajukan kepada Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X untuk dikirimkan ke pusat. Nantinya, pemerintah pusat lah yang akan menunjuk Sekda terpilih dengan mengeluarkan Surat Keputusan Presiden.
“Dari tujuh calon yang sudah kita nyatakan lolos administrasi ini, semuanya punya kualitas baik. Jadi, tim akan sulit karena tim akan memilih terbaik dari yang terbaik,” ujarnya.
Diumumkan 6 Maret
Sementara Kepala Badan Kepegawaian Daerah (BKD) DIY, Amin Purwani menga-
CALON SEKDA LOLOS SELEKSI z Tujuh nama dinyatakan lolos seleksi administrasi z Mayoritas masih jabat kepala dinas z Selanjutnya calon jalani uji kompetensi dan wawancara takan, tahap pendaftaran dan penerimaan berkas pendaftaran calon Sekda DIY telah dilakukan sejak 9-15 Februari lalu, di mana ada tujuh pendaftar dan seluruhnya dinyatakan lolos administrasi. Selanjutnya akan dilakukan tahap penilaian lanjutan meliputi uji kompetensi pada 20-23 Februari 2023, penulisan makalah pada 27 Februari 2023, serta uji gagasan atau wawancara pada 3 Maret 2023. “Pengumuman akhir hasil seleksi dilakukan 6 Maret 2023,” tuturnya. Adapun beberapa syarat yang harus dipenuhi untuk mendaftar, di antaranya sedang atau pernah menduduki Jabatan Pimpinan Tinggi Pratama (eselon II) atau Jabatan Fungsional jenjang Ahli Utama paling singkat selama dua tahun. Selain itu, telah dinyatakan lulus pendidikan dan pelatihan kepemimpinan tingkat II, kecuali bagi pelamar yang berasal dari pemangku jabatan fungsional. (tro)
Berkhasiat Tinggi, Minum Wedang Uwuh Bisa Jadi Budaya
YOGYA, TRIBUN - Bagi masyarakat Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), pastinya sudah tak asing mendengar istilah wedang uwuh. Namun, barangkali masih banyak masyarakat yang belum tahu, jika ternyata ‘wedang uwuh’ merupakan aset budaya DIY.
Ketua Sentra Pengembangan dan Penerapan Pengobatan Tradisional (SP3T) Dinas Kesehatan DIY, Dr apt Kintoko MSc mengungkapkan, wedang uwuh merupakan minuman yang diracik abdi dalem untuk Raja Mataram, Sultan Agung. Abdi dalem tersebut diminta sang raja untuk membuatkan minuman yang dapat menghangatkan tubuh.
Abdi dalem pun kemudian membuat minuman dari bahanbahan yang ada di sekitar makam raja Mataram di Imogiri. Wedang uwuh memiliki ciri khas warna merah dan hangat.
“Warna merah itu dari secangnya, kemudian hangatnya dari jahe. Kalau komposisi aslinya, wedang uwuh itu ada empat, yaitu secang, pala, jahe, dan tangkai cengkeh. Tetapi, seiring perkembangan waktu, ada bahan-bahan yang kemudian ditambahkan,” papar dokter Kintoko pada DisCast (Dinas Kesehatan DIY Podcast), Senin (20/2). Dalam literasi Bahasa Indonesia, wedang uwuh diartikan sebagai minuman ‘sampah’. Nama sampah (uwuh) ini tersemat lantaran bahan yang dipakai dalam wedang uwuh dianggap tak bernilai, sebab terbuat dari dedaunan yang jatuh.
“Misalnya daun pala, daun cengkeh, ada gagang cengkeh. Itu kan dianggap sebagian besar masyarakat nggak ada nilai ekonominya. Tapi setelah diolah jadi minuman tradisional kan berbeda, dan itu (wedang uwuh) adalah aset budaya DIY,” sambungnya. Selain budaya, wedang uwuh juga mengandung aspek kesehatan. Pihaknya pun telah melakukan penelitian terkait khasiat wedang uwuh. Hasilnya, wedang uwuh kaya kandungan antioksidan, antiinflamasi atau anti radang, imunomudulator yang meningkatkan daya tahan tubuh, juga mengendalikan kadar kolesterol.
Ia menyebut, ada penelitian yang menyebut, Okinawa Jepang memiliki angka serangan jantung hingga stroke rendah karena memiliki budaya minum teh hijau. Menurut dia, DIY juga memiliki minuman khas, yaitu wedang uwuh, yang jika menjadi budaya tentu akan berdampak positif bagi kesehatan masyarakat.
“Nah, DIY ini harus didorong, agar minum wedang uwuh ini jadi budaya. Ibarat kalau belum makan nasi itu belum makan. Nah, harapannya wedang uwuh juga seperti itu. Karena, tidak hanya aspek budaya, tapi juga kesehatan,” terangnya.
Nah, agar wedang uwuh semakin dikenal masyarakat dan jadi minuman sehari-hari, Wakil Ketua Komisi D DPRD DIY, Umaruddin Masdar menyebut, diperlukan branding yang kuat. Apalagi, sudah ada riset yang membuktikan, bahwa wedang uwuh ini berkhasiat menjaga kesehatan masyarakat.
Selain budaya dan kesehatan, wedang uwuh juga memiliki aspek ekonomi. Hal itu karena banyak pelaku UMKM di Imogiri yang masih memroduksi wedang uwuh.
“Kalau minum wedang uwuh ini jadi budaya, tentunya produktivitas akan meningkat. Tak hanya melestarikan warisan budaya, tetapi menyehatkan masyarakat, sekaligus meningkatkan ekonomi masyarakat. Apalagi, bahan-bahannya tak perlu impor,” ujar Umar.
“Untuk itu, diperlukan branding kuat, perlu disampaikan juga khasiatnya. Kalau orang tua kan sudah biasa minum jamu, nah anak muda ini jadi tantangannya. Kita juga harus memanfa- atkan digital marketing dan media sosial untuk mensosialisasikan,” lanjutnya. Sebagai daerah pariwisata, lanjutnya, wedang uwuh berpotensi menjadi oleh-oleh. Ia pun men- dorong, agar wedang uwuh menjadi minuman selamat datang di hotel-hotel hingga jadi minuman suguhan saat acara pemerintah untuk membiasakan minum wedang uwuh. (maw/ord)
DOK. POLSEK JOGONALAN CEK TEMBOK
TOKO - Aparat kepolisian saat mengecek tembok toko modern di Desa Ngering, Kecamatan Jogonalan, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah yang diduga jebol dibobol maling, Senin (20/2).
Maling Jebol Tembok Gasak Rokok dan Susu
KLATEN, TRIBUN - Dugaan aksi pembobolan dan pencurian terjadi di sebuah toko modern yang ada di Desa Ngering, Kecamatan Jogonalan, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, Senin (20/2). Akibatnya, pemilik toko mengalami kerugian mencapai puluhan juta rupiah. Kapolsek Jogonalan, AKP Haryanto mengatakan, pembobolan dan pencurian pertama kali diketahui oleh pegawai toko yang hendak membuka toko pada Senin pagi sekitar pukul 06.30. “Saat masuk ke