6 minute read

Dua Wisatawan Terseret ke Palung Parangtritis

 Potensi Gelombang Tinggi Hingga Empat Meter di Pantai Selatan

BANTUL, TRIBUN - Dua orang wisatawan, termasuk seorang warga negara asing (WNA), terseret ombak Pantai Parangtritis, Bantul, Senin (20/2). Beruntung, keduanya berhasil diselamatkan tim SAR yang sigap memberikan pertolongan.

Advertisement

Koordinator SAR Satlinmas Wilayah 3, Arief Nugraha, menjelaskan, kedua korban yakni Listyorini (32) warga Kota Depok , Jawa Barat, dan Piorre Francois (37) warga negara

Prancis, datang ke pantai

Parangtritis sekitar pukul 11.30 WIB. “Kedua korban langsung bermain air di pantai, tanpa sadar ke daerah palung dan terseret ke tengah,” ujarnya.

Melihat kejadian itu, petugas piket SAR Satlinmas Wilayah 3 bersama petugas piket Dit Polairud melakukan upaya operasi pertolongan. Para petugas memberi upaya pertolongan kepada korban dengan berenang mendekatinya.

Beruntung, kedua korban dapat diraih dan dibawa ke pantai untuk kemudian dibawa ke pos guna mendapat pertolongan lanjutan.

Arief mengimbau kepada wisatawan untuk selalu waspada dan tidak berenang di pantai. Wisatawan diimbau untuk berhati-hati dengan karakter Pantai Parangtritis yang berpalung. Meski kondisi gelombang saat kejadian sedang normal, korban berenang di area palung. “Seperti kejadian hari ini (kemarin), senang main air, tapi ternyata tidak pandai berenang dan akhirnya terseret ke area palung,” ucapnya.

Pihaknya pun sebenarnya sudah banyak memberikan rambu, termasuk rambu tanda lokasi palung.

“Kami imbau pada wisatawan untuk selalu mematuhi rambu-rambu yang sudah kita pasang dan juga mengindahkan imbauan dari petugas langsung di lapangan,” katanya.

Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) sebelumnya juga sudah memprakirakan gelombang tinggi menerjang kawasan pantai selatan dari Senin (20/2) hingga Selasa (21/2). Tinggi gelombang berpotensi mencapai maksimal 4 meter. Meski demikian, nelayan di Bantul memutuskan untuk tetap melaut. Mistok, seorang nelayan di Pantai Depok, Bantul mengatakan dirinya sudah mengetahui tentang informasi gelombang tinggi dari BMKG. Meski demikian, ia memilih untuk tetap melaut meski dengan durasi terbatas yakni dari pukul 06.00-09.00. Saat itulah kondisi ombak sedang landai. “Gelombang tinggi biasanya terjadi siang dan sore hari,” ujarnya. Dirinya berangkat melaut pada pagi hari, namun hasil tangkapan diakuinya sedikit. Pasalnya angin dengan kecepatan sekitar 10 knot tiba-tiba menerjang lokasi dirinya menebar jaring. Angin kencang biasanya akan disertai dengan gelombang tinggi, dan hal itu membuatnya khawatir kapal bisa terbalik, sehingga ia memutuskan untuk mendarat. “Saya memutuskan kembali ke daratan dengan membawa hasil tangkapan dua ekor bawal,” imbuhnya. Terkait rencana melaut ke depan, dirinya akan mencari informasi terlebih dahulu. Melalui aplikasi di smartphone miliknya, ia bisa mengetahui ketinggian gelombang dan kecepatan angin. “Kalau masih aman, kita melaut. Namun, jika tidak aman, kami memilih libur melaut,” ucapnya.

TETAP HATI-HATI

 Gelombang tinggi dan angin kencang berpotensi menerjang kawasan pantai selatan dalam beberapa hari ini.

 Wisatawan diimbau untuk lebih waspada dan berhati-hati saat bermain di area pantai.

 Dua wisatawan sempat terseret ombak menuju area palung saat bermain di Pantai Parangtritis, namun bisa diselamatkan.

Waspada Sekretaris SAR Satlinmas

Rescue Istimewa Wilayah IV Bantul, Nugroho, mengungkapkan, sejumlah nelayan dari Pantai Samas hingga Pantai Baru masih ada yang melaut. Menurutnya, nelayan tidak mempermasalahkan soal gelombang tinggi, tetapi lebih kepada angin. Maka dari itu, dirinya pun meminta nelayan untuk selalu waspada dan segera mendarat jika angin menerjang.

Nugroho mengatakan, pantai di Bantul masih aman dikunjungi wisatawan meski ada gelombang tinggi. Namun demikian, wisatawan tetap diimbau mematuhi arahan dari tim SAR.

Adapun BMKG memprakirakan angin berembus dari Barat Daya-Barat Laut dengan kecepatan 6-15 knot dan berpotensi tinggi gelombang laut mencapai 2,5-4 meter pada 20-21 Februari hingga pukul 19.00 WIB di perairan Yogyakarta diprakirakan. Sedangkan tanggal 21-22 Februari hingga pukul 19.00 WIB diprakirakan angin berhembus dari Barat Daya-Barat Laut dengan kecepatan 6-20 knot dengan ketinggian gelombang laut 1,25-2,5 meter. (nto)

Warga Kalasan Hilang di Lereng Merapi, Upaya Pencarian Terus Berlangsung

SLEMAN, TRIBUN - Seorang warga Purwomartani, Kalasan, Sleman, M (68) dilaporkan hilang dan sepeda motornya ditemukan di Bukit Klangon lereng Merapi, wilayah Glagaharjo Cangkringan pada Jumat (17/2).

Operasi SAR gabungan untuk pencarian sejak Sabtu (18/2) hingga Senin (18-20) petang belum juga membuahkan hasil.

“Betul, (operasi pencarian) hari ini masih nihil. Besok pagi masih pencarian lagi,” kata Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik badan

Penanggulangan Bencana

Daerah (BPBD) Kabupaten

Sleman, Bambang Kuntoro, Senin kemarin.

Warga tersebut dilaporkan itu diketahui meninggalkan rumah sejak Minggu (8/1) lalu dengan membawa sabit dan tali serta mengendarai sepeda motor Kharisma AB

4381 IE. Saat itu, M sempat disapa warga dan mengatakan hendak jalan-jalan ke sawah. Namun, sejak hari itu, ia tidak pulang ke rumah.

Setelah dipastikan bahwa motor yang ditemukan di Bukit Klangon adalah milik M, operasi pencarian kemudian dilakukan oleh relawan dan pihak terkait. Menurut Bambang, operasi SAR gabungan pada Minggu (19/2) sempat menemukan sabit. Namun, keberadaan M belum ditemukan. “Arit ditemukan kemarin. Orangnya belum ketemu. Hari ini tidak menemukan apa-apa. (Kondisi cuaca) dua hari lalu enggak hujan. Hari ini hujan dan berkabut,” terang dia. Operasi pencarian oleh tim SAR gabungan dimulai pukul 08.00 WIB. Tim dibagi menjadi delapan search rescue unit (SRU) dengan empat area pencarian. Antara lain di area penemuan motor dan sabit, sungai, area Kalimati hingga Kali Bebeng serta Bukit kukusan dan area Pronojiwo. Upaya pencarian juga melibatkan drone, yang diterbangkan untuk mela- kukan pemetaan area yang dicurigai dan sulit dijangkau. Hasilnya, M belum juga ditemukan. (rif) ketinggian gelombang laut selatan DIY.

Penanganan Longsor Gedangsari Terkendala Tanah Labil

GUNUNGKIDUL, TRIBUN - Upaya penanganan terhadap tanah longsor di Kalurahan Tegalrejo, Gedangsari, Gunungkidul hingga kini masih berjalan, meski ada sejumlah kendala.

Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Gunungkidul, Sumadi, mengatakan bahwa pihaknya baru melakukan pengecekan. “Tadi kami melakukan pengecekan lokasi longsor bersama instansi terkait,” jelasnya, Senin (20/2).

Pihak yang dilibatkan antara lain Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) dan Dinas Pekerjaan Umum Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman (DPUPRKP). Sebab, longsor juga berdampak terhadap akses jalan kabupaten setempat. Menurut hasil pengecekan, upaya penanganan longsor masih sulit dilakukan, mengingat kondisi tanah masih labil lantaran adanya aliran air di dalam tanah. “Masih belum memungkinkan untuk penanganan dan evakuasi,” kata Sumadi.

Longsor setidaknya mengancam empat rumah lantaran posisinya dekat dengan longsoran. Meski tidak terdampak langsung, seluruh penghuni rumah sudah diminta untuk mengungsi.

Sumadi mengatakan, empat kepala keluarga (KK) kini masih diungsikan ke tempat lebih aman. Pihaknya pun akan mengirimkan bantuan jika nantinya di- perlukan.

“Kami terus berkoordinasi dengan pemerintah kalurahan setempat,” ujarnya.

Longsor yang terjadi pada Kamis (16/2) siang lalu tersebut membuat akses Kalurahan Tegalrejo dan Mertelu hingga kini terputus. Warga kini harus melewati jalan memutar yang lebih jauh.

Kepala Bidang Bina Marga, DPUPRKP Gunungkidul, Wadiyana membenarkan pihaknya sudah melakukan pengecekan. Namun, ia menyatakan belum bisa berkomentar banyak perihal upaya penanganannya. “Akan kami koordinasikan dulu dengan pimpinan,” katanya. (alx)

Motor Bawa Arang Terbakar di Jembatan Ngeplang Kulon Progo

SEPEDA motor berpelat AB 4024 CU milik Suparno (43), warga Godean, Kabupaten Sleman, terbakar di Jalan Sentolo-Nanggulan, tepatnya di Jembatan Ngeplang, Kapanewon Sentolo, Kabupaten Kulon Progo, Senin (20/2). Diduga, kobaran api berasal dari arang yang dibawanya. “Korban mengakui saat mengambil arang masih terasa hangat, namun tidak memperkirakan arangnya akan me- nyala,” terang Iptu Triatmi Noviartuti, Kasi Humas Polres Kulon Progo. Dijelaskannya, kejadian bermula ketika korban yang bekerja sebagai pedagang arang kulakan arang kayu dari Kokap untuk dibawa pulang ke rumahnya di Godean. Saat itu, korban mengangkut sebanyak dua karung arang dengan menggunakan motor Honda Grand. Saat melintas di Jembatan Ngeplang, arang yang dibawa oleh korban menya- la hingga akhirnya membakar motor yang dikendarainya. Api bahkan membakar hingga 95 persen kendaraannya. Kendati demikian, kata Novi, tidak ada korban dari insiden ini. Kobaran api yang melalap motor korban berhasil dipadamkan oleh polisi menggunakan alat pemadam api ringan (APAR). Akibat dari insiden tersebut, korban mengalami kerugian mencapai Rp2.500.000. (scp)

YOGYA, TRIBUN - Pemerintah Kota Yogyakarta harus serius mengatasi permasalahan sampah di Kota Yogyakarta. Selama ini, Linmas Satpol PP diterjunkan untuk mengawasi depo sampah di Kota Yogyakarta. Tujuannya agar Kota Yogyakarta nol sampah anorganik.

Ketua DPRD Kota Yogyakarta, Danang Rudyatmoko mengatakan, urusan sampah menjadi prioritas, sehingga harus holistik dan terintegrasi.

Penerjunan Linmas Satpol PP pun bukan untuk menakut-nakuti masyarakat yang akan membuang sampah. Namun untuk menjaga kedisiplinan masyarakat dalam memilah sebelum akhirnya membuang sampah ke depo. Danang menyebut sampah yang dihasilkan Kota Yogyakarta mencapai 290 ton per hari. Padahal TPST Piyungan mulai mendekati masa kritis dan 2027 mendatang sudah over load sampah.

“Kedisiplinan itu muncul ketika sudah ada kesadaran dadi masyarakat sendiri. Kedisiplinan itu harus ditanamkan, memang berat, untuk mendisiplinkan juga memerlukan pelecut. Linmas Satpol PP itu hanya m negakkan disiplin masyarakat,” kata Danang dalam

TRIBUN JOGJA/NETI RUKMANA PAPARANKetua Komisi A

DPRD DIY, Eko Suwanto memaparkan informasi mengenai tugas dan peran Satlinmas DIY dalam pelaksanaan Pemilu 2024 di Madu Nusantara, Senin (20/2).

z DPRD Kota Yogyakarta Menyapa

Urusan Sampah Harus Menjadi Prioritas

acara DPRD Kota Yogyakarta Menyapa di Kampung Wisata Purbayan, Kotagede, Senin (20/2). Dalam kegiatan tersebut, Danang mengapresiasi upaya pemilahan sampah yang telah dilakukan oleh Kampung Purbayan yang telah melakukan pengelolaan sampah melalui bank sampah. Menurut dia, Kampung Purbayan bisa menjadi percontohan sehingga bisa ditularkan kepada kampung lain di Kota Yogyakarta.

Ia juga menyoroti pembuang sampah liar yang membuang sampah di Kota Yogyakarta. Tidak sedikit warga perbatasan yang memilih untuk membuang sampah di Kota Yogyakarta. Meski tidak melarang, tetapi ia meminta untuk mengikuti aturan.

“Kalaupun tidak membayar retribusi, ya ikutan aturan di Kota Yogyakarta. Dipilah dulu sampahnya,” ujarnya.

Wakil Ketua Komisi A DPRD Kota Yogyakarta, Endaruwanto EC menganggap Kota Yogyakarta masih gagap dalam penanganan sampah. Jauh sebelum pandemi Covid-19, problem sampah sudah terjadi. Dan ketika TPST Piyungan tiba-tiba hanya menerima sampah organik, Kota Yogyakarta masih belum siap.

This article is from: