5 minute read

Target 5 Miliar Dolar Sulit Terwujud

Next Article
Rapuh

Rapuh

„ HIMKI Ingin Jajaki Negara Energy Market untuk Ekspor Mebel dan Kerajinan

YOGYA, TRIBUN - Presiden Joko Widodo telah menargetkan angka ekspor mebel dan kerajinan asal Indonesia mencapai 5 miliar dolar AS pada akhir 2024. Hal itu menjadi tantangan tersendiri bagi Himpunan Industri Mebel dan Kerajinan Indonesia (HIMKI).

Advertisement

Ketua Umum Presidium HIMKI, Abdul Sobur, mengatakan, adanya perang dan pergerakan inflasi di Eropa berefek cukup berat terhadap kondisi global. Karena itu, target ekspor tersebut diprediksi sulit terwujud.

“Di Eropa masih ada perang. Kemudian, di zona Amerika yang pasar kita adalah 54 persen, di sana ada inflasi yang besar. (Sehingga) daya beli terganggu,” katanya kepada awak media di sela-sela Rapat Kerja Nasional (Rakernas) HIMKI 2023 di Santika Premiere Yogyakarta, Rabu (22/2).

Maka dari itu, pihaknya terus berupaya untuk mengoreksi berbagai informasi. Tujuannya untuk mewujudkan proyeksi sistem kerja ekspor mebel dan kerajinan yang berjalan dengan baik. “Tampaknya pada tahun ini kita punya proyeksi di 8-9 persen itu sudah sangat bagus,” ucap Sobur.

Walau demikian, pihaknya tetap optimistis dan terus berusaha menghadapi situasi global yang dinilai cukup kompleks, dengan menjajaki peluang ekspor di

EFEK GLOBAL z Presiden Joko Widodo telah menargetkan angka ekspor mebel dan kerajinan asal Indonesia mencapai 5 miliar dolar AS pada akhir 2024. z HIMKI menilai target itu sulit terwujud dengan kondisi adanya perang di Eropa dan pergerakan inflasi. z Sebagai upaya, HIMKI ingin menggarap pasar dari energy market. beberapa negara. Pasar yang dianggap potensial dan kesempatannya masih terbuka antara lain segmen negara energy market (pasar energi) seperti kawasan Timur Tengah, India, Afrika Selatan, termasuk Argentina, Kanada, dan beberapa negara lainnya.

“Jadi, kami harus mencoba. Kami tidak mengatakan itu terlambat. Tapi, itu adalah suatu kemungkinan yang dapat kami lakukan dengan mencoba arah pasar kami untuk ekspor ke sana,” imbuh Sobur.

Direktur Bina Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hutan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Krisdianto menyebut, kebutuhan pasar ekpor global dari produk mebel dan kerajinan sangatlah besar. Pasar terbesar produk mebel menurutnya adalah kawasan Asia Pasifik, mencakup China dan negara-negara ASEAN, yang kebutuhannya mencapai lebih dari 35 persen. Ia menilai, total output mebel dan kerajinan Indonesia bisa mencapai 500 miliar dolar AS.

“(Artinya) pasar Eropa dan Uni Eropa itu tidak terlalu besar, kalau itu kita lihat dari postur global. Cuma, kita tidak bisa memasuki China, karena dia produser paling hebat. Makanya, paling mungkin kita memasuki Amerika dan Eropa,” tambah Krisdianto.

Restrukturisasi teknologi

Direktur Industri Hasil Hutan dan Perkebunan Kementerian Perindustrian, Merrijantij Punguan Pintaria mengatakan, pihaknya telah mengalokasikan anggaran Rp7,5 miliar untuk restrukturisasi penggunaan teknologi terkini. Pihaknya pun berharap, melalui dukungan investasi injeksi teknologi itu, pelaku industri di Indonesia dapat terus meningkatkan produksi mabel dan kerajinan sekaligus meningkatkan kapasitas ekspor produknya.

“Itu akan kami sosialisasikan restrukturisasi

2023 dan harapannya bisa diserap dalam waktu yang tidak terlalu lama. Karena, kami targetnya hanya menyelesaikan dalam lima bulan,” tutupnya. (nei)

TRIBUNNEWS/HO/ISTANA KEPRESIDENAN/AGUS SUPARTO

TOL IKN - Presiden Joko Widodo (kedua kanan), didampingi Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono (kanan) saat meninjau Proyek Jalan Tol Ibu Kota Nusantara (IKN) Segmen 3B, Ruas KKT Kariangau -Sp Tempadung, Kota Balikpapan, Rabu (22/2). Jalan tol yang membentang dari Balikpapan, Kalimantan Timur, hingga kawasan inti IKN itu memiliki panjang kurang lebih 40 kilometer. Jalan tol ini ditargetkan selesai pada akhir tahun 2024.

Jogja Bussiness Matching Incar Transaksi Hingga Rp1,5 Miliar

YOGYA, TRIBUN - Agenda table top Jogja Bussiness Matching kembali digelar dan tahun ini bisa terlaksana secara tatap muka.

Project Director Tourism Business Matching, Sri Astuti mengatakan ada 40 seller dan 100-an buyer yang bertemu dalam Jogja Bussiness Matching. Agenda ini juga bisa menjadi ajang pertemuan antara buyer. “Buyer dengan buyer juga bisa menjalin kerja sama dalam MICE atau lainnya. Misalnya, salah satu buyer butuh pihak ketiga, bisa juga kerja sama dengan buyer yang lain. Jadi, enggak hanya buyer bertemu seller,” katanya di sela Jogja Bussiness Matching di Artotel Suites

Rencana Kenaikan Tiket Borobudur, Asita Gamang Tentukan Harga Paket Perjalanan

YOGYA, TRIBUN - Pemerintah berencana menaikkan harga tiket masuk Candi Borobudur jadi Rp100.000-150.000 untuk turis lokal dan Rp500.000 untuk turis asing. Rencana kenaikan harga tiket yang masih belum jelas membuat Association of The Indonesian Tour and Travel Agencies (Asita) DIY gamang dalam menentukan harga paket tur. Pasalnya, kontrak telah diteken awal tahun, sehingga ketika harga tiket destinasi wisata naik, pengusaha perjalanan wisata bakal merugi.

Penasihat DPD Asita DIY, Edwin Ismedi Himna, mengatakan, 60-70 persen anggota Asita DIY bergerak pada market asing atau inbound. Padahal, Candi Borobudur menjadi salah satu daya tarik wisatawan mancanegara untuk berkunjung ke DIY. “Rencana kenaikan tiket Candi Borobudur ini jadi problem juga. Kami sudah berkomunikasi juga dengan TWC (pengelola wisata Borobudur, red), tapi, ya, belum ditetapkan. Biasanya kami hitung kenaikan itu 10 persen, tetapi kalau kami jual paketnya kemahalan, mereka (wisatawan mancanegara) bisa kabur juga,” katanya, Rabu (22/2).

Menurutnya, pesaing Indonesia dalam sektor wisata adalah

Biasanya kami hitung kenaikan itu 10 persen, tetapi kalau kami jual paketnya kemahalan, mereka (wisatawan mancanegara) bisa kabur juga.

Thailand, karena harganya lebih murah dan aksesibilitas mudah. Hal ini menjadi kekhawatiran juga bagi Asita, mengingat kenaikan tarif juga tergantung pemerintah. Selain rencana kenaikan tiket masuk, wisatawan yang tidak diperbolehkan naik ke atas candi juga membuat wisman berpikir ulang untuk ke Borobudur, khususnya wisatawan dari Jepang dan Korea Selatan. “Sudah tiketnya mahal, sampai sana (Candi Borobudur) cuma foto aja, ya buat apa? Jepang itu datang ke Borobudur terus pulang, Korea itu ingin melihat relief dan mendengar penjelasan terkait. Sampai sekarang, wisatawan Jepang itu masih nol, tahun 2022 juga, padahal sebelum pandemi kalau seribu (orang), ada,” lanjutnya.

Tidak hanya berdampak pada agen perjalanan, rencana kenaikan tiket Candi Borobudur juga bakal berdampak terhadap lama tinggal wisatawan di DIY. Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) DIY, Deddy Pranowo Eryono, menyebut, setelah mengunjungi Keraton Yogyakarta dan obyek wisata lain di DIY, wisatawan biasanya akan diajak ke Candi Borobudur.

“Kami jadi kesulitan menambah stay (lama tinggal). Misalnya, tadinya dua hari, terus nambah bisa 3-4 hari. Kami ada keterkaitannya juga dengan Asita,” ujarnya. Kendati demikian, secara umum kondisi perhotelan di DIY disebutnya membaik. Apalagi, banyak kegiatan internasional dan nasional yang dilakukan di DIY.

“Itu juga berdampak, kalau dulu saat pandemi itu bulan Februari cuma 25 persen, terus meningkat jadi 40 persen, sekarang naik jadi 85 persen rata-rata okupansi di DIY,” ujarnya. (maw)

Bianti Yogyakarta, Rabu (22/2). Kegiatan tersebut menurutnya selalu disambut antusias oleh seller maupun buyer di seluruh Indonesia, termasuk DIY. Setelah digelar di DIY, acara yang dirintis sejak 2014 tersebut juga akan digelar di Bandung, Surabaya, Balikpapan, dan Jakarta. Dari gelaran tersebut, ia manargetkan terjadi transaksi sekitar Rp1,5 miliar di masing-masing kota. Target tersebut sengaja dipatok lebih tinggi dari tahun 2022 lalu yang hanya Rp1 miliar.

“Tahun ini kami optimistis bisa mencapai target Rp1,5 miliar. Tahun lalu kami hybrid saja bisa capai target Rp1 miliar. Jadi, tahun ini targetnya kami naikkan,” lanjutnya.

Sekretaris Dinas Pariwisata (Dinpar) DIY sekaligus Plt Kabid Pemasaran Dinpar DIY, Anita Verawati berharap Jogja Bussiness Matching dapat semakin menggairahkan pariwisata DIY. Pasalnya, pascapandemi Covid-19, PemerintahDIY terus berupaya memulihkan industri pariwisata. “Acara ini (Jogja Bussiness Matching) sangat berperan dalam menggerakkan pariwisata. Karena pandemi kemarin, kan, anjlok sekali, kemudian 2022 mulai menggeliat lagi, dan harapan kami ke depan bisa pulih seperti 2019 lalu,” imbuhnya. (maw)

RAKOR - Disnakertrans Bantul menggelar rapat koordinasi dengan pengawas lapangan sebelum pengerjaan Padat Karya 2023..

Pengawas Lapangan Turut Pantau Program Padat Karya 2023 di Bantul

BANTUL, TRIBUN - Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Bantul menggelar berbagai rapat koordinasi dan bimbingan teknis (bimtek) sebelum pengerjaan fisik program padat karya. Salah satunya rapat koordinasi dengan pengawas lapangan (PL), Rabu (22/2).

Kepala Disnakertrans Bantul, Istirul Widilastuti, mengatakan, rapat koordinasi ini diperlukan untuk persiapan pelaksanaan kegiatan fisik yang rencananya dilaksanakan secara serentak pada 20 Maret 2023 mendatang. Rapat koordinasi ini

This article is from: