6 minute read
Rapuh
Seto Enggan Salahkan Bek Lokal PSS
Advertisement
SLEMAN, TRIBUN - PSS Sleman jadi bulan-bulanan lawannya dalam tiga laga terakhir kompetisi BRI Liga 1 2022/2023. Tak satu poin pun mereka dapat dalam laga kontra Persebaya Surabaya, Dewa United, dan Persis Solo. Super Elang Jawa disebut rapuh di lini belakang. Tidak merekrut pemain asing berposisi bek tengah pengganti Tallyson Duarte pada paruh musim lalu pun dianggap sebagai salah satu penyebab barisan pertahanan PSS tak maksimal.
Pelatih PSS, Seto Nurdiyantoro mengakui jika tak ada tambahan pemain asing di posisi bek tengah membuat lini pertahanan menjadi tak maksimal. Kendati begitu, Seto tak mau menilai bek yang dimilikinya saat ini sebagai biang kerok tiga kekalahan beruntun tim.
“Ya (PSS tak jadi datangkan bek asing) jadi salah satu sebab, tapi ini tidak menjadi alasan utama. Bagaimanapun, sebelumnya kami juga pernah memenangkan laga tiga kali berturut-turut tanpa pemain asing di belakang,” kata Seto, Rabu (22/2).
Inkonsistensi menjadi salah satu masalah PSS di paruh kedua. Seto mengakui pemain-pemainnya saat ini belum meningkatkan performanya di lapangan, atau minimal menjaga konsistensi permainan sebelum-sebelumnya. Tak hanya soal inkonsistensi, PSS juga tengah diselimuti masalah klasik yakni kerap kehilangan pemain entah karena cedera atau akumulasi kartu kuning. Melawan Laskar Sambernyawa, Selasa (21/2) kemarin, Jihad Ayoub absen karena akumulasi kartu. Sebelumya, Todd Rivaldo Ferre absen akibat sanksi kartu merah saat timnya menang lawan Barito Putera tanggal 31 Januari 2023. Padahal momen itu adalah saat-saat performanya bersama PSS sedang di atas angin. Bek muda berusia 21 tahun Ifan Nanda sempat tampil mengesankan sampai laga melawan Persik Kediri tanggal 9 Februari 2023 silam. Bahkan satu buah golnya membantu tim merangsek ke peringkat 10 klasemen sementara. Namun setelah laga tersebut, Ifan harus absen saat bertandang ke markas Persebaya Surabaya di Stadion Joko Samudro, Gresik, Jawa Timur karena cedera. Tak hanya Ifan, kiper M Ridwan juga harus menepi sebab cedera. PSS pun menyerah dengan skor mencolok 4-1. Pada laga pekan lalu, Seto bahkan menyebut jika pemainnya yang siap dimainkan hanya 19 orang. Itupun, beberapa pemain yang ada harus bermain bukan di posisi aslinya demi tetap menjaga keseimbangan tim.
Ya (PSS tak jadi datangkan bek asing) jadi salah satu sebab, tapi ini tidak menjadi alasan utama.
“Ya, ini keteledoran kami di tiga laga akhir. Pemain asing memang ada pengaruh, tapi bukan alasan. Pemain lokal juga bisa (berkontribusi maksimal) sebenarnya, asal bisa evaluasi mandiri juga selain apa yang kita berikan,” jelas Seto. Kapten tim PSS, Kim Jeffrey Kurniawan mengamini ucapan Seto. Lebih baik segera berbenah untuk menatap laga berikutnya alih-alih terus meratapi kekalahan pada laga kemarin. “Pemain pernah mengalami situasi ini, itu tidak bisa jadi alasan,” kata Kim. “Kita tetap harus punya motivasi tinggi, karena masih banyak pertandingan yang ditunggu, dan waktunya dekat. Hal yang bagus tidak harus menunggu waktu lama untuk memperbaiki kekurangan yang ada, kita balas di laga berikutnya,” lanjut Kim. (tsf)
Tetap Percaya Pemain
PERTANYAAN mengapa PSS tidak merekrut pemain asing pada bursa transfer paruh musim lalu sempat mencuat ke permukaan. Padahal beberapa nama memang sempat muncul menjadi kandidat pengganti Tallyson Duarte di skuat Super Elja. Seto sempat melontarkan statement jika manajemen dan dirinya telah berkomunikasi dengan calon bek tengah. Ia juga berkata memerlukan jasa pemain asing untuk memperkokoh lini belakang timnya. Namun sampai tenggat waktu bursa transfer paruh musim berakhir pada 31 Januari 2023, manajemen tidak mengumumkan pemain asing lagi di posisi apapun. Walhasil, pada sisa kompetisi nanti PSS tanpa pemain asing di pos belakang.
KESIALAN tampaknya sedang akrab dengan PSS dalam beberapa per-tandingan terakhir. Setelah opsi pemain minim akibat cedera dan akumulasi kartu, mereka harus mendapat hukuman tampil tanpa kehadiran penonton di kandang sendiri.
Hukuman itu bukan turun dari Komisi Disiplin (Komdis) PSSI, melainkan Polda DIY sebagai perangkat keamanan saat laga berlangsung. Sebabnya adalah perusakan bus
ASSI DIY Jaring Atlet Sepak Bola
Jalanan Menuju Fornas VII
YOGYA, TRIBUN - Kepengurusan Asosiasi Street Soccer Indonesia (ASSI) DIY periode 2023-2028 resmi dibentuk dan dikukuhkan pada Selasa (21/2). Organisasi ini berinduk di Komite Olahraga
Rekreasi Masyarakat Indonesia (KORMI) DIY. Terbentuknya kepengurusan ASSI DIY yang baru ini diharapkan mampu mendorong atlet street soccer atau sepak bola jalanan DIY tampil lebih baik di ajang Festival Olahraga Rekreasi Nasional (Fornas) VII di Jawa Barat pertengahan 2023 nanti.
Ketua Umum (Ketum) KORMI DIY, Arif Noor Hartanto mengatakan, cabang olahraga sepak bola jalanan ini jadi pelengkap kontingen DIY di ajang Fornas tahun ini. Sebelumnya saat ajang serupa diadakan di Palembang, DIY belum mengirim atlet di cabor ini.
“Tahun lalu kelembagaan ASSI DIY itu mungkin ibarat rumah belum sepenuhnya terbangun, tapi pada kali ini segala sesuatunya sudah sempurna karena kepengurusannya sudah benar-benar terbentuk,” kata Arif.
Ia meminta Ketua Umum ASSI DIY, Doddy Wibawanto segera membentuk kepengurusan ASSI di tingkat kabupaten/kota. Selain jadi syarat menjadi anggota KORMI DIY, kepengurusan di kabupaten/kota juga menjadi sarana untuk memasyarakatkan cabor street soccer di DIY.
“Dari sana, nanti kita akan menjaring atlet untuk bisa mewakili DIY ke Fornas,” kata dia.
Untuk diketahui, olahraga sepak bola jalanan akan masuk dalam klaster olahraga petualangan dan tantangan di KORMI DIY. Sehingga, kehadirannya akan menjadikan warna baru di dalam KORMI itu sendiri.
Di masa yang akan datang ketika klaster petualangan dan tantangan ini semakin bertambah dengan ragam olahraga, maka akan dikembangkan lagi dengan menggandeng instansi terkait seperti klaster lainnya. Wakil Ketua Umum PP ASSI, R Achmad Supriyanto mengatakan, pihaknya berharap pengurus ASSI DIY untuk bisa langsung bergerak cepat untuk meny-
Sumber terpercaya Tribun Jogja mengungkap bahwa PSS memang tidak akan menambah pemain asing di posisi apapun sampai Liga 1 musim ini berakhir. “Tidak ada tambahan pemain asing. PSS memilih untuk memaksimaksimalkan pemain yang ada,” katanya. Sumber tersebut menyebut, nama bek asing asal Argentina yang baru saja dilepas oleh Persita Tangerang saat itu, Agustin Cattaneo, sempat mengerucut untuk direkrut Laskar Sembada. Akan tetapi, kubu PSS ragu terhadap performa Cattaneo selama membela Persita. Sejatinya PSS sempat ditawari oleh Persija Jakarta untuk menggunakan bek veteran, Otavio Dutra dengan status pinjaman. Namun, PSS sepertinya tidak menerima tawaran tersebut dan memilih memaksimalkan materi yang ada sampai kompetisi musim ini usai.
“Pertimbangannya, PSS masih punya Marckho Sandy Merauje dan Dedi Gusmawan. Ayoub dan Wahyu Sukarta pun bisa dimainkan di belakang,” ucapnya. (tsf)
Imbas Tanpa Suporter di Kandang
rombongan pemain Arema FC oleh sekelompok orang saat bermain di Stadion Maguwoharjo akhir Januari lalu.
Menurut Seto, penampilan anak asuhnya tanpa penonton di kandang cukup berpengaruh terhadap mental pemain. Namun hal itu juga tak bisa dijadikan alasan karena semua yang berada di tim adalah profesional.
“Pengaruh ada, tapi seharusnya tidak jadi hal yang besar untuk pemain. Dengan atau tanpa penonton secara kualitas harus terjaga. Pemain harus tunjukkan yang dia punya. Ini jadi evaluasi bagi pemain. Mungkin kami mentok di situ,” beber pelatih asal Kalasan, Sleman ini.
Dalam inkonsistensi ini, Seto berharap besar kepada seluruh pemain agar cepat bangkit karena masih banyak pertandingan yang harus dilakoni PSS untuk menyelesaikan kompetisi musim 2022/2023. “Harapan ini tidak lantas menjadikan pemain dan seluruh elemen tim menjadi putus asa untuk melanjutkan kompetisi. Kesempatan kami untuk tampil lebih baik masih ada. Ini butuh sesuatu yang serius dari staf pelatih dan pemain,” ungkap Seto. (tsf)
Soft Tenis dan Kickboxing
Ikut Program Puslatda
iapkan tim untuk tampil di Fornas di Jawa Barat mendatang. “Semoga street soccer DIY bisa berkembang dan bekerja sama dengan banyak pihak untuk semakin berkembang di masyarakat,” tegasnya.
Sementara itu, Ketum ASSI DIY, Doddy Wibawanto mengutarakan siap untuk bekerja sama, bahu membahu, menjalankan organisasi ASSI DIY dengan semangat komitmen, konsisten, konsekuen dan sukarela untuk meraih kesuksesan.
“Semoga dengan adanya kepengurusan ASSI DIY ini, kami mampu mengirimkan tim untuk berpartisipasi dalam Fornas VII di Jawa Barat,” ucapnya.
Dalam kesempatan tersebut, Doddy juga berterima kasih atas kesempatan dan kepercayaan yang telah diberikan pada saya sebagai Ketum ASSI DIY periode ini. “Kepercayaan ini akan kami maksimalkan untuk mencoba memasyarakatkan olahraga sepak bola jalanan kepada segenap lapisan masyarakat sebagai olahraga rekreasi masyarakat yang menyenangkan,” pungkas dia. (tsf)
YOGYA, TRIBUN - Sekitar 800 atlet turut serta dalam program Pemusatan Latihan Daerah (Puslatda) Babak Kualifikasi (BK) Pekan Olahraga Nasional (PON) tahun ini. Jumlah tersebut jauh lebih besar dari perkiraan awal yang hanya mencapai angka sekitar 750 atlet saja. Ketua Umum (Ketum) KONI DIY, Djoko Pekik Irianto mengungkapkan, program Puslatda BK PON kali ini dibagi dalam dua kategori, yakni Puslatda Reguler yang dikelola KONI DIY dan Puslatda Mandiri yang dikelola masingmasing Pengurus Daerah (Pengda) cabor.
“Puslatda Reguler ada 146 atlet dan Puslatda Mandiri kami perkirakan ada lebih dari 700 atlet. Untuk Puslatda Reguler ini berisikan elit atlet DIY dengan ketetapan kriteria tertentu, sedangkan untuk Puslatda Mandiri ini berisikan atlet-atlet potensial,” kata Djoko, Rabu (22/2). Jumlah atlet yang saat ini tergabung dalam program Puslatda BK PON KONI DIY berasal dari 31 Pengda Cabor yang masuk dalam program Puslatda Reguler dan ada 59 cabor yang masuk da- lam program Puslatda Mandiri. “Terakhir, ada dua cabor yang melaporkan data atlet dan kesiapannya menggelar Puslatda BK PON, keduanya yakni PESTI (soft tenis) dan KBI (kick boxing),” jelas Djoko Pekik.
Djoko Pekik berharap, DIY bisa meloloskan atlet sebanyak-banyaknya ke ajang PON XXI Aceh-Sumut 2024. “Kita berharap sebanyak mungkin atlet lolos BK PON. Tapi semoga saja, untuk yang lolos sesuai kriteria KONI DIY bisa mencapai 250 atlet,” jelasnya. Untuk menunjang kelancaran Puslatda BK PON, KONI DIY membentuk tim monitoring bernama Satgas Puslatda. Tim ini memantau secara langsung perkembangan program latihan semua cabor dan memaksimalkan pelaksanaan Program Puslatda.
“Tim monitoring ini juga bertugas memotivasi atlet maupun cabor yang tengah menjalani latihan. Lalu, sesegera mungkin memberikan solusi jika ada masalah, baik teknis maupun non teknis dan membantu pelatih dalam mengimplementasikan program latihan,” beber Pramana selaku Ketua Satgas Puslatda DIY. (tsf)