4 minute read
98 Sapi di Kulon Progo Terjangkit LSD
Peternak Diminta Jaga Kebersihan Kandang untuk Cegah Penyebaran
KULON PROGO, TRIBUN - Puluhan sapi di Kabupaten Kulon Progo dikabarkan terserang penyakit lumpy skin diseases (LSD). Dinas Pertanian dan Pangan (DPP) setempat meminta peternak lebih memperhatikan kebersihan sanitasi kandang ternaknya masing-masing.
Advertisement
“Di Kulon Progo, terakhir data yang masuk ada 98 sapi (terserang LSD). Tersebar di 12 kapanewon namun ngeblok-ngeblok (terkonsentrasi), khususnya sentra ternak, tidak menyebar masif,” kata Aris Nugroho, Kepala DPP Kabupaten Kulon Progo, Rabu (22/2).
Seperti diketahui, penyakit LSD sudah menyebar di beberapa daerah, bukan hanya di Kulon Progo. Kendati demikian, penyakit kulit benjolan pada sapi ini bukan termasuk zoonosis sehingga tidak menular ke manusia. Aris menyebut, angka kematian akibat penyakit LSD di wilayahnya sangat kecil. Sebagai upaya pengendalian, DPP Kulon Progo telah memberikan obat bagi sapi yang terjangkit LSD, disertai penyemprotan kandang untuk mencegah vektor penyebaran. “LSD disebabkan oleh virus. Penyebarannya melalui vektor, khususnya lalat, sehingga penting menjaga kebersihan sanitasi kandang. Berbeda dengan penyakit mulut dan kuku (PMK) yang lebih cepat penularannya,” jelas Aris.
Aris mengatakan, Kulon Progo mendapat bantuan alokasi 400 dosis vaksin dari Kementerian Pertanian (Kementan) melalui Dinas Pertanian dan Ketahanan
Pangan (DPKP) DIY. Pemberian vaksin menyasar hewan yang masih sehat namun lokasinya berdekatan dengan daerah wabah. Penyuntikkan vaksin sudah dimulai pekan kemarin. DPP Kulon Progo juga sudah mensosialisasikan melalui media sosial terkait ciri-ciri LSD dan langkah yang harus dilakukan jika hewan ternak terindikasi kena penyakit itu. Harapannya, pengetahuan masyarakat terhadap penyakit LSD lebih meningkat. “Jadi, tidak usah panik. Jika ditemukan benjolan di kulit sapi, segera dilaporkan agar segera ditindaklanjuti,” pungkasnya.
LSD juga telah menjangkiti ternak di Sleman. Dinas Pertanian, Pangan dan Perikanan (DP3) Sleman mencatat, hingga saat ini sudah ada 205 kasus LSD di wilayahnya, terdiri dari 182 suspek dan 23 ternak terkonfirmasi positif, tersebar di 14 kapanewon.
“Tidak bisa dipungkiri, kasus LSD mulai menyebar bahkan sudah ada di 14 Kapanewon di Kabupaten Sleman,” kata Kepala Bidang Peternak, DP3 Sleman, drh Nawangwulan, Senin (13/2) lalu.
Tracing Menurut Nawangwulan, temuan kasus LSD di Sleman semakin banyak karena beberapa faktor. Di antaranya, lalu lintas hewan yang padat, para peternak aktif melaporkan kondisi ternak, dan petugas puskeswan bergerak cepat melakukan tracing. Sejauh ini, kata dia, dari 250 kasus LSD di Sleman, paling banyak berada di wilayah barat, seperti
TERUS MELUAS
Penyebaran penyakit lumpy skin diseases (LSD) terus meluas di wilayah DIY.
Setidaknya 98 sapi di Kulon Progo terjangkit LSD, tersebar di 12 kapanewon.
Di Sleman, ada 205 kasus LSD dengan 182 suspek dan 23 ternak terkonfirmasi positif.
Kapanewon Moyudan, Minggir, dan Seyegan, di mana populasi ternak di sana cukup banyak.
Nawangwulan mengimbau kepada peternak perorangan maupun di kandang-kandang kelompok agar mengantisipasi penyakit itu dengan gerakan kebersihan kandang, minimal seminggu sekali. Selain itu, peternak diminta segera melapor apabila ada ternak yang bergejala LSD, sehingga bisa segera mendapat penanganan. “Kami juga melakukan vaksinasi.
Vaksinasi ini menjadi salah satu upaya yang paling diperlukan dalam pengendalian penyakit (LSD) ini, sehingga (diharapkan) para peternak tidak menolak untuk vaksinasi,” katanya
Pada tahap pertama, Sleman telah mendapatkan 1.300 dosis vaksin LSD dan sudah disuntikkan. Pada tahap kedua, mendapatkan alokasi 900 dosis, namun belum disuntikkan karena vaksinator masih berupaya menyelesaikan capaian realisasi vaksin PMK dosis 1 dan dosis 2. (scp/rif) bertujuan menyamakan persepsi PL sebagai perpanjangan tangan Disnakertrans. Para PL terdiri dari unsur ASN dan masyarakat, mengawasi pekerjaan selama 21 hari.
“Agar tidak ada miskomunikasi, dia nanti yang mewakili dinas dalam proses pelaksanaan fisik, sehingga saat ada kendala di lokasi nanti mereka akan gercep (gerak cepat) bekerja sama dengan ketua kelompok untuk sigap menyelesaikannya,” kata dia. Istirul juga menyatakan bahwa masing-masing PL telah dibekali dengan gambar rancangan proyek yang akan dikerjakan dan harus mencocokkannya, termasuk melaporkan material yang dikirim. “Mereka (PL) harus tahu sistem pelaksanaan fisik di lokasi,” ucapnya. Istirul menekankan bahwa fisik yang dibangun, kualitasnya tidak boleh asal-asalan. “Misalnya, kalau cor jangan sampai ketebalannya kurang dari 10 cm. Kalau dibuat lebih bagus, boleh. Tetapi, kekurangan material ditambah secara swadaya oleh masyarakat,” imbuhnya. Lebih lanjut, sesuai arahan Presiden, semua pihak dituntut menerap- kan birokrasi lincah. PL juga harus tertib administrasi, termasuk dalam pembuatan surat pertanggungjawaban (SPJ). Pengerjaan fisik padat karya akan digelar serentak pada 20 Maret di 238 lokasi, bersumber dana APBD Bantul maupun APBD DIY melalui Bantuan Keuangan Khusus (BKK). Anggaran di 238 lokasi itu senilai Rp100 juta per lokasi. Sedangkan, padat karya dengan anggaran Rp200 juta per lokasi yang bersumber BKK APBD DIY sejumlah 117 lokasi akan digelar setelah Lebaran. (nto/ord)
Pemotor Dominasi Pelanggaran Selama
Operasi Keselamatan Progo 2023
BANTUL, TRIBUN - Kepolisian Resor (Polres) Bantul mencatat berbagai jenis pelanggaran selama masa Operasi Keselamatan Progo 2023 pada 7-20 Februari 2023. Mayoritas pelaku pelanggaran adalah pengguna kendaraan bermotor roda dua.
Dalam operasi tersebut, ditemukan beberapa data mulai kecelakaan lalu lintas, teguran dan tilang elektronik (E-TLE).Kasat Lantas Polres Bantul Iptu Fikri Kurniawan menjelaskan, pelanggaran selama Operasi Keselamatan Progo 2023 didominasi oleh pengendara kendaraan bermotor roda dua yang tidak mengenakan helm, berkendara di bawah umur dan pelanggaran lainnya, termasuk knalpot blombongan. “Selama Operasi Keselamatan Progo
2023, terjadi 19 kasus kecelakaan lalu lintas. Kemudian, ada 10.294 teguran dan tilang elektronik (E-TLE) sebanyak 1.093,” ungkapnya Selasa (22/2). Sedangkan, untuk jumlah pengendara yang tidak mengenakan helm ada 283 pelanggaran, berkendara di bawah umur ada 175 pelanggaran, dan pelanggaran lalu lintas lainnya termasuk knalpot blombongan sebanyak 620 pelanggaran. Terkait penggunaan knalpot blombongan atau tidak standar, pengemudi dikenakan tilang dan kendaraannya diamankan di Polres Bantul. “Nantinya, pemilik bisa mengambil kendaraannya setelah mengganti knalpot blombongan menjadi knalpot standar,” jelasnya. Selain penegakan hukum, kegiatan selama Operasi Keselamatan Progo
2023 ini didominasi kegiatan preemtif, kemudian preventif. “Melalui Operasi Keselamatan Progo 2023 ini juga untuk cipta kondisi bagi masyarakat agar lebih peduli dan mematuhi aturan lalu lintas terutama saat momen libur lebaran nanti,” tegasnya. Kapolres Bantul AKBP Ihsan, mengucapkan terima kasihatas partisipasi dan dukungan seluruh masyarakat Bantul, sehingga Operasi Keselamatan Progo 2023 berjalan dengan aman dan lancar. “Berakhirnya operasi keselamatan, diharapkan masyarakat bukan lagi seenaknya, tetapi tetap dipertahankan bahkan ditingkatkan akan kepedulian dalam keselamatan. Keselamatan adalah hal yang pertama dan utama dalam berkendara khususnya,” tandasnya. (nto)