1 minute read
BBVet Wates Kuatkan Sistem Kesehatan Hewan dan Kesmavet
YOGYA, TRIBUN - Balai Besar Veteriner (BBVet) Wates menggelar rapat koordinasi (rakor) penyakit hewan dan kesehatan masyarakat veteriner (kesmavet). Tema besar yang diusung adalah “Memperkuat Sistem Kesehatan Hewan dan Kesehatan Masyarakat Veteriner Dalam Menghadapi Tantangan Wabah Penyakit dan Krisis Pangan”.
TRIBUN JOGJA/CHRISTI MAHATMA WARDHANI
Advertisement
RAPAT KOORDINASI - Balai Besar Veteriner Wates menggelar rapat koordinasi (rakor) penyakit hewan dan kesehatan masyarakat veteriner (kesmavet) di Hotel Mercure Yogyakarta, Kamis (23/2).
Kepala BBVet Wates, Hendra Wibawa mengatakan rakor ini rutin diadakan untuk menjalin komunikasi dan koordinasi pihak-pihak terkait kesehatan hewan dan kesmavet di bawah naungan BBVet Wates, yaitu Jawa Tengah, Jawa Timur, dan DIY.
Ia menyebut, sistem kesehatan hewan di wilayahnya sudah terbentuk, namun harus diperkuat. Apalagi, menghadapi berbagai penyakit hewan, yang berdampak pada ekonomi, krisis pangan, dan zoonosis. “Untuk memperkuat sistem kesehatan hewan tentu dari sisi manajemennya, mulai dari pangan hingga produksi. Kalau pakannya sehat, pasti juga akan berpengaruh kepada kesehatan hewan, sehingga bisa reproduksi dengan bagus. Nah, kemudian itu akan menghasilkan produk hewan yang baik juga,” katanya di sela rakor di Grand Mercure Yogyakarta, Kamis (23/2). Belajar dari pengendalian penyakit mulut dan kuku (PMK), tidak ada dampak kepada manusia, namun justru berefek terhadap ekonomi dan krisis pangan, khususnya protein hewani. Produksi yang tidak bagus juga bisa menularkan penyakit ke manusia, misalnya toksoplasma dan tuberkulosis. Untuk memperkuat sistem kesehatan hewan dan kesmavet juga dibutuhkan kerja sama berbagai pihak, termasuk peternak. Peternak diminta segera melapor jika ternaknya sakit, sehingga pengendalian penyakit hewan bisa cepat ditangani.
Tak kalah penting adalah komitmen dari pemangku kebijakan dalam mendukung pengendalian penyakit.
“Kalau tidak ada komitmen juga percuma juga, sehingga harus dilakukan bersama. Dimulai dari sinkronisasi program dari pusat hingga daerah, kemudian komunikasi, koordinasi, hingga evaluasi terus dilakukan. Didukung oleh komitmen dari pemangku wilayah,” lanjutnya. Koordinator Pengamatan Penyakit Hewan mewakili Direktur Kesehatan Hewan, Syafrison Idris, menambahkan, karena BBVet Wates mengampu tiga provinsi, banyak hal yang perlu dikoordinasikan dalam upaya pengendalian dan penanggulangan penyakit, khususnya penyakit menular. “Isu aktual saat ini adalah PMK dan LSD, sehingga rakor ini juga difokuskan pada isu tersebut. Pengendalian penyakit dilakukan sembari melakukan penguatan sistem kesehatan hewan nasional, perlu dilakukan simultan,” tambahnya. (maw/ord)