1 minute read
106 Bidang Tanah di Desa Ngluwar Terdampak Proyek Tol
MAGELANG, TRIBUN - Proses pembayaran uang ganti rugi (UGR) tol Yogya-Bawen di Desa Ngluwar, Kecamatan Ngluwar, Kabupaten Magelang mencapai Rp71,7 miliar. Nominal tersebut berasal dari total 106 bidang tanah terdampak dengan luasan 74.764 meter persegi.
Kepala Badan Pertanahan Nasional (BPN) Kabupaten Magelang A. Yani mengatakan bahwa bidang tanah di Desa Ngluwar yang terdampak sebenarnya sebanyak 232 bidang. Namun, disetujui oleh LMAN sebanyak 106 bidang. Dijelaskan A. Yani, rata-rata bidang terdampak di Desa Ngluwar merupa- kan lahan pertanian. Sejauh ini berjalan lancar. Tidak ada yang minta tukar guling. Semua minta ganti manfaatnya berupa uang,” ucapnya di sela kegiatan pembayaran UGR di Balai Desa Ngluwar, Kamis (23/2). Kepala Desa Ngluwar, Sunandar mengatakan, tanah kas desa seluas 2,7 hektare turut terdampak proyek tol.
Advertisement
“Itu tanah bengkok semua. Gantinya tidak tergantung luasannya tapi UGR. Misalnya, UGR dapat Rp3 miliar maka harus menghabiskan uang sebesar itu,” ucapnya. Untuk di Desa Ngluwar, nilai tanah pembayaran uang ganti rugi tol
Yogya-Bawen mulai dari Rp800 ribu sampai dengan Rp1,4 juta per meter. “Tapi, ada yang menyampaikan nilai harganya Rp1,9 juta per meter,” ucapnya.
Ia menyebut bahwa warga terdampak tol menyetujui nilai UGR. “Dari awal sebelum tol ini, masih ngasih keterangan, saya sudah tanya kepada warga, mau diterima atau ditolak. Kalau ditolak saya siap paling depan. Ternyata warga menerima semuanya,” urainya.
Mursiti (73), seorang warga negara Malaysia yang tanahnya terdampak pembangunan tol Yogya-Bawen rela terbang jauh dari negeri Jiran menuju Kabupaten Magelang untuk mengikuti proses final pembayaran mega proyek nasional tersebut.
Ia bercerita, tanahnya yang terdampak merupakan warisan dari orang tuanya. Tanah tersebut, dibagikan kepada empat anak yakni Mursiti dan tiga orang adiknya.
“Kalau pada proses kemarin masih bisa dikuasakan ke adik. Tetapi masuk proses pembayaran tidak bisa lagi dikuasakan harus orangnya datang langsung. Untuk luas tanah yang terkena (tol) saya juga tidak paham betul,” ujar alumnus FMIPA UGM itu.
Sementara itu, penerima UGR lain yakni Achmad Zamzani (72) mendadak menjadi miliarder usai menerima UGR sebesar Rp2,1 miliar dari dua bidang yang dimilikinya. “Itu lahan sawah. Bidang pertama luasannya 787 meter persegi, bidang kedua seluas 1.476 meter persegi,” ujarnya. Hasil menerima UGR tersebut, akan digunakan untuk membeli tanah kembali. Sisanya, akan digunakan untuk keperluan lainnya. “Ya untuk beli tanah lagi. Sudah cari-cari penggantinya juga kemungkinan tetap mencari yang di daerah Magelang,” urainya. (ndg)