1 minute read
Negara-Negara Islam Kecam Aksi
Bakar Salinan Al Quran di Swedia
STOCKHOLM, TRIBUN - Aksi pembakaran salinan Al Quran dalam demonstrasi di Swedia telah berbuntut panjang. Selain dikecam sejumlah negara Arab dan negara-negara Islam, aksi tersebut telah merembet ke urusan Pakta
Advertisement
Pertahanan Atlantik Utara (NATO).
Pembakaran itu dilakukan politisi sayap kanan Swedia, Rasmus Paludan, ketika berdemonstrasi di luar Kedutaan Turki di Stockholm pada Sabtu (21/1). Organisasi
Kerja Sama Islam (OKI) menganggap pembakaran salinan Al Quran itu adalah tindakan provokatif yang menargetkan umat Muslim dan menghina nilai-nilai suci Islam.
Dewan Kerja Sama Teluk pun menyampaikan kritik. Arab Saudi menekankan pentingnya menyebarkan nilai-nilai dialog, toleransi, dan hidup rukun berdampingan, serta menolak kebencian dan ekstremisme. Uni Emirat Arab juga menyampaikan penolakannya terhadap semua praktik yang ditujukan untuk mengacaukan keamanan dan stabilitas, yang bertentangan dengan nilai-nilai dan prinsip-prinsip kemanusiaan dan moral. Kuwait mendesak komunitas internasional untuk menghentikan tindakan yang tidak dapat diterima seperti itu, meninggalkan segala bentuk kebencian dan ekstremisme, serta meminta pertanggungjawaban dari para pelaku. Sementara itu, Turkiye sendiri mengutuk pembakaran Al Quran dan menggambarkannya sebagai tindakan keji. Turkiye juga mengatakan keputusan Pemerintah Swedia untuk
AFP/BAKR ALKASEM mengizinkan aksi protes itu sama sekali tidak dapat diterima. Peristiwa itu terjadi di tengah meningkatnya ketegangan diplomatik antara Turkiye dan Swedia. Sebelum unjuk rasa berlangsung, Turkiye telah membatalkan kunjungan Menteri Pertahanan Swedia Pal Jonson dengan mengatakan perjalanan itu kehilangan signifikansi dan maknanya. Kunjungan itu diharapkan bisa meyakinkan Ankara untuk mendukung negara Skandinavia tersebut dalam bergabung de- ngan aliansi militer NATO. Turkiye, sejauh ini, menangguhkan permintaan Swedia dan Finlandia untuk bergabung dengan NATO. Setelah kejadian pembakaran salinan Al Quran, Turkiye bertambah berang. Apalagi, menurut Kementerian Luar Negeri Turkiye, pemerintah Swedia mengizinkan demonstrasi itu tetap berlangsung, meskipun sudah berulang kali diperingatkan.
AKSI UNJUK RASA - Warga Suriah mengambil bagian dalam demonstrasi, Senin (23/1), di kota Al-Bab yang dikuasai oposisi Suriah utara, untuk mengecam pembakaran Alquran oleh seorang politisi Swedia. Politisi sayap kanan Swedia Rasmus Paludan membakar salinan kitab suci umat Islam pada 21 Januari di depan kedutaan Turki di ibukota Swedia.
“Mengizinkan tindakan antiIslam ini, yang menargetkan umat Islam dan menghina nilai-nilai suci kami, dengan kedok ‘kebebasan berekspresi’ sama sekali tidak dapat diterima,” ungkap Kementerian Luar Negeri Turkiye dalam sebuah pernyataan.
Menteri Luar Negeri Swedia, Tobias Billstrom, pun telah menyatakan bahwa tindakan itu mengerikan. “Swedia memiliki kebebasan berekspresi yang luas, tetapi tidak berarti pemerintah Swedia, atau saya sendiri, mendukung pendapat-pendapat yang telah disampaikan itu,” tulisnya di Twitter. (kpc)