4 minute read
Kebijakan HET Tak Berjalan
KOMISI Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) berencana memanggil Kemeterian Perdagangan (Kemendag) dan Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menyusul adanya temuan minyak goreng curah merk Minyakita yang dijual melebihi harga eceran tertinggi (HET) Rp 14.000 per liter. Direktur Ekonomi, Kedeputian bidang Kajian dan Advokasi KPPU Mulyawan Ranamanggala mengatakan, berdasarkan hasil penyelidikan oleh KPPU dari 7 kantor wilayah KPPU yang ada di Tanah Air, hampir semua daerah tersebut yang menjual Minyakita di atas HET. Ketujuh wilayah itu meliputi Medan, Lampung, Bandung, Surabaya, Balikpapan, Makasar, dan Yogyakarta.
“Minyak goreng Minyakita juga hampir di seluruh kanwil mengalami kenaikan di atas 14.000, sehingga ini mengindikasikan bahwa kebijakan pe- merintah yang menetapkan HET tidak berjalan aturannya. Kami berencana memanggil Kemendag dan Kemenperin guna mengetahui posisi pasti bagaimana produksi dan distribusi Minyakita dan minyak goreng curah,” ujarnya di Jakarta, Senin (30/1).
Advertisement
Selain itu, KPPU juga akan mendalami adanya dugaan penyempitan produksi dan distribusi yang segaja dilakukan oleh pengusaha. “Apakah benar pelaku usaha sekarang membatasi produksi minyak goreng curah maupun kemasan sederhana dengan tujuan untuk meningkatkan penyerapan minyak goreng kemasan premium yang saat ini kurang diminati oleh masyarakat karena selisih (harga) yang cukup jauh,” jelasnya.
Ketua bidang Penguatan Usaha dan Investasi DPP IKAPPI Ahmad Choirul Furqon mengatakan, saat ini minyak go- reng subsidi merk Minyakita mulai sulit untuk dicari. “Kalaupun ada, harganya sudah tidak sesuai HET, bahkan jauh dari batas HET, “ ujarnya, Senin (30/1).
Ia menilai kondisi ini tidak wajar atau terdapat sebuah anomali lantaran kelangkaannya terjadi saat memasuki momentum Pemilu dan Ramadan 2023.
Di sejumlah daerah seperti DKI Jakarta, Jawa Tengah, dan Jawa Timur harganya sudah mencapai Rp16.000. “Yang semakin parah adalah harga minyak goreng subsidi ini sudah melampaui HET dan sangat jauh. Kami mendapat keluhan dari banyak pedagang pasar di berbagai wilayah. Seperti di sejumlah pasar di DKI Jakarta, Jawa Tengah, dan Jawa Timur, harga minyak goreng subsidi ini sudah mencapai Rp16.000. Ttentu ini sangat merugikan banyak pihak,” katanya. (kpc)
Batik Air Buka Rute Singapura dan Malaysia Lewat YIA
KULON PROGO, TRIBUN
- Maskapai Batik Air membuka rute penerbangan internasional langsung (direct flight) Kuala Lumpur (KL) dan Singapura (SIN) melalui Bandara Internasional Yogyakarta (Yogyakarta International Airport/YIA).
Dengan demikian, jumlah penerbangan internasional di bandara yang berlokasi di Kabupaten Kulon Progo itu semakin banyak.
Plt Direktur Utama Batik
Air, Capt. Zwingly Silalahi mengatakan, penerbangan internasional langsung dinilai dapat menyediakan keuntungan bagi setiap tamu, baik pebisnis dan wisatawan, dengan pilihan jaringan penerbangan semakin luas. Serta, mendukung potensi daerah dan negara untuk produktivitas pebisnis, wisatawan mancanegara dan distribusi logistik berbagai negara yang terhubung dari Indonesia.
“Pada hari ini, ada dua rute penerbangan internasional yakni YIA-SIN-YIA yang beroperasi pada Senin, Rabu, Jumat, dan Minggu. Serta, YIA-KUL-YIA pada Selasa, Kamis, dan Sabtu,” katanya, Senin (30/1).
Disebutkan, Batik Air ID 7296 bertolak dari YIA menuju ke SIN pada Senin kemarin tepat pukul 06.00 WIB dengan membawa 124 penumpang. Tiba kembali ke YIA pada pukul 12.21 WIB, Batik Air ID 7296 membawa 25 penumpang. Pendaratan perdana disambut dengan prosesi water salute Dia menjelaskan, Batik Air mengoperasikan pesawat jenis Boeing 737-800 NG.
Armada generasi modern dengan 12 seat bisnis dan 150 seat ekonomi ini baru dikirim dari pabrikan.
General Manager Bandara YIA, Agus Pandu Purnama dan Penjabat (Pj) Bupati Kulon Progo, Tri Saktiyana berharap, bertambahnya penerbangan internasional di YIA bisa menggeliatkan lagi sektor pariwisata dan kunjungan di wilayah setempat. Sementara itu, Deputi Bidang Pemasaran, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Ni Made Ayu Marthini, adanya rute baru Batik Air diharapkan turut mendongkrak tercapainya target kunjungan wisatawan ke Indonesia sebesar 7,4 juta orang pada 2023. Sebelum pandemi Covid-19, mayoritas wisatawan yang berkunjung ke Indonesia berasal dari Singapura dan Malaysia. (scp)
SLEMAN, TRIBUN - Stok minyak goreng kemasan rakyat dengan merek Minyakita yang diluncurkan Kementerian Perdagangan mulai langka di pasaran, termasuk di Sleman. Beberapa pedagang di Pasar Cebongan, Mlati, bahkan sudah kehabisan persediaan. Satu di antara pedagang minyak goreng di Pasar Cebongan, Tuliyem (57) mengatakan, stok Minyakita di tempat usahanya telah habis sejak akhir Desember 2022. “Sudah lama saya enggak jual Minyakita, karena stok di tempat kulakan saya juga kosong,” paparnya kepada Tribun Jogja, Senin (30/1). Disampaikannya, produk minyak goreng tersebut menjadi barang paling banyak dicari oleh ibu rumah tangga yang tinggal di Kapanewon Mlati. Dalam sehari, ia bisa menjual sekitar 30-60 liter Minyakita. Menurut Tuliyem, harganya memang lebih murah dibandingkan minyak gorek merek lain. Pada akhir 2022, harga Minyakita yang ia jual sebesar Rp13.500 per liter. Harga tersebut menjadi yang termurah dibandingkan harga minyak goreng kemasan lainnya. Ia mengaku tak tahu harga terkini Minyakita, karena memang sudah tak menjualnya lagi. Namun, yang jelas, kata Tuliyem, selisih harganya dibandingkan merek lain bisa mencapai Rp3.000-4.000 per liter.
“Contoh perbandingan minyak kemasan saat ini. Misalnya, perbandingan antara Minyakita dengan dengan brand Hemat. Itu (minyak Hemat) harga per liternya Rp17.500. Jadi, perbandingnya, ya, Rp4.000,” imbuh dia.
Ditemui secara terpisah, pedagang lainnya di Pasar Cebongan, Hartini (52), berujar, harga Minyakita saat ini termasuk naik dibandingkan akhir tahun lalu dan sekarang sudah Rp16.000 per liter. “Di tempat saya, stoknya tinggal dua karton saja. Satu karton isinya 12 liter, jadi sekitar 24 liter saja stoknya,” urainya. Ia juga menyebut Minyakita jadi produk paling banyak dicari oleh masyarakat. Sebagian besar yang membeli ialah penjual makanan kaki lima dan ibu-ibu rumah tangga.
Sekretaris Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kabupaten Sleman, Tina Hastani, me- ngatakan, sebagai langkah antisipasi kenaikan harga dan kelangkaan Minyakita, pihaknya selalu melakukan koordinasi dengan berbagai pihak. “Saat ini kami sedang melakukan koordinasi. Untuk pemantauan harga selalu kami lakukan. Bahkan, teman-teman bisa melihat secara online, harga pangan setiap pukul 10.00 WIB (di Kabupaten Sleman) itu diperbarui. Jadi, insyaAllah semua sudah kami persiapkan semaksimal mungkin. Mudah-mudahan tidak ada gejolak yang cukup meresahkan masyarakat,” papar dia.
Permintaan tinggi
Tina turut menyampaikan bahwa Pemerintah Kabupaten Sleman sendiri sering menggelar pasar murah, bekerja sama dengan beberapa distributor yang ada di wilayahnya. Tina turut menyinggung mengenai penyebab harga penjualan Minyakita di atas harga eceran tertinggi (HET) Rp14.000.
“Mungkin karena permintaan (tinggi) dan juga stoknya tidak memenuhi syarat.
Tapi, kami sudah memastikan di semua distributor bahwa stoknya mencukupi,” pungkasnya.
Dikutip dari Kompas.com
Senin (30/1), Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan (Mendag Zulhas) tak menampik bahwa Minyakita langka, lantaran banyak konsumen yang berburu produk tersebut, sehingga stoknya menipis. “Minyak goreng yang dijamin pemerintah itu, repotnya semua orang nyari minyak goreng itu Minyakita, sehingga berebut. Tentu karena rebutan stoknya jadi sedikit,” ujarnya. Oleh karena itu, untuk tetap menjamin produknya ada dan tidak langka, kementeriannya akan mengambil langkah untuk menggenjot pproduksinya. Zulhas mengaku, dirinya telah meminta kepada perusahaan crude palm oil (CPO) agar pasokan bahan bakunya ditambah. Sehingga perbandingan pasokan untuk dalam negeri dan ekspor menjadi 1:6 dari yang semula 1:9. Dengan begitu Zulhas berharap, strategi tersebut bisa membuat perusahaan membanjiri pasokan CPO di dalam negeri. “Kalau dulu ngasih dalam negeri 1, ekspornya 9, kalau sekarang enggak. Suplai dalam negeri 1, ekspornya hanya 6,” terang Zulhas. (nei/ kpc)
Stok minyak goreng kemasan rakyat dengan merek Minyakita yang diluncurkan Kementerian Perdagangan mulai langka di pasaran.
Beberapa pedagang di Pasar Cebongan, Mlati, Sleman, bahkan sudah kehabisan persediaan.
Mendag Zulkifli Hasan menyebut kondisi itu karena Minyakita banyak diburu konsumen.