Ar-Rahman Buletin
Edisi I/Jumat, 22 Januari 2016 M/11 Rabiul Awal 1437 H
Mantap, Bupati Bangka Usir Ahmadiyah dari Wilayahnya Bupati Bangka, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, Tarmizi Saat dengan tegas mengusir gerombolan sesat dan menyesatkan jamaah Ahmadiyah dari wilayahnya. Dan tidak menjamin keamanan dan keselamatan gerombolan pemuja nabi palsu itu bila tidak mau keluar dari wilayahnya. Mantap. “Saya minta seluruh warga jamaah Ahmadiyah segera pindah ke daerah lain karena kegiatannya dianggap telah mengganggu ketertiban dan kenyamanan masyarakat,” katanya di Sungailiat, Senin (25/1/2016). Tarmizi Saat menjelaskan, dalam kesepakatan itu jamaah Ahmadiyah menyatakan kesediaan untuk pindah ke daerah lain paling lambat 5 Februari 2016. “Saya berharap pihak Ahmadiyah dapat mematuhi kesepakatan yang sudah ditandatangani itu dan kami akan menjamin keamanan serta keselamatan jamaah itu saat pindah,” ujarnya. Jika sampai batas waktu yang telah disepakati ternyata para jamaah Ahmadiyah masih belum untuk pindah, bupati mengatakan pihaknya dan juga aparat kepolisian tidak dapat menjamin keamanan dan keselamatan mereka. Baca Halaman 6
Waspada! Syiah Berkembang di Tiga Kota Besar Indonesia
Pakar dan Peneliti Aliran Sesat, Ustadz Anung Al Hamat menjelaskan bahwa kekuatan Syiah memang sangat
besar di Kota Bekasi, sehingga kaum muslimin diharuskan untuk terus wasBaca Halaman 6
Ini Pesan Rasulullah dan Sahabat bagi yang Merayakan Tahun Baru Perayaan Tahun Baru Masehi merupakan ritual pesta akhir-awal tahun yang sudah membudaya di seluruh penjuru dunia. Umat Islam pun merasa minder dan aneh kalau tidak turut merayakannya. Padahal tidak ada yang layak dirayakan sama sekali dari Tahun Baru, terlebih memang Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam tegas melarangnya. Larangan merayakan tahun baru diriwayat-
kan oleh Imam Abu Dawud dan an-Nasa`i dalam kitab Sunan-nya: Dari Anas, ia berkata: Ketika Rasulullah saw datang ke Madinah, penduduknya mempunyai dua hari yang biasa dirayakan (Nairuz dan Mihrajan). Tanya Rasul Shallallahu ‘alaihi wa sallam: “Ada apa dengan dua hari itu?” Mereka menjawab: “Kami sudah biasa merayakannya sejak zaman jahiliyyah.” Sab-
da Rasul Shallallahu ‘alaihi wa sallam: “Sesungguhnya Allah telah menggantikan untuk kalian dua hari tersebut dengan dua hari yang lebih baik, yaitu hari Adlha dan hari Fithri.” (Sunan Abi Dawud kitab as-shalat bab shalat al-‘idain no. 1136 dan Sunan an-Nasa`i kitab shalat al-‘idain no. 1567).
Simpanlah baik-baik lembaran ini, didalamnya terdapat lafadz ALLAH SWT.
Baca Halaman 6
2 | Redaksi
Buletin Dakwah
Sudahkah Kita Memperolah Nikmatnya Shalat? Segala puji hanya bagi Allah yang telah memberikan kita karunia shalat lima waktu. Sungguh, shalat adalah solusi terbaik untuk beristirahat, menenangkan pikiran, menyenangkan hati, dan berhenti dari segala aktifitas didunia ini yang tidak pernah ada hentinya. Contoh yang paling jelas dalam pemanfaatan fungsi shalat ini adalah Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam (SAW). Dalam malam-malam yang sunyi dan sepi, beliau bangun menghiasinya dengan dzikir dan doa dalam sujud-sujud yang panjang. Air mata berderai-derai diantara lantunan ayat suci Al-Qur’an yang beliau baca dengan perlahan dan penuh perenungan. Saat Rasulullah SAW penat dan lelah dari tugasnya sebagai juru dakwah, kepala negara, jenderal perang, kepala rumah tangga dan banyak peran lainnya yang beliau emban, maka pilihan istirahat yang terbaik adalah dengan melaksanakan shalat. Beliau berkata kepada Bilal bin Rabbah radhiyallahu ‘anhu: ُلَالِب اَي ِةَالَّصلاِب اَنْحِرأ “Hiburlah kami dengan melaksakan shalat wahai Bilal”. Maksudnya beliau SAW adalah meminta Bilal untuk mengumandangkan adzan untuk melaksanakn shalat. Bagi beliau dan para sahabat yang ada di sekitar Rasulullah, shalat menjadi saat-saat terbaik untuk menenangkan kembali jiwa, pikiran dan anggota tubuh dari berbagai kepenatan. Dengan kita menjalankan ibadah shalat, aliran darah akan menjadi lancar, jiwa dan pikiran kembali rileks dan kembali ke puncak semangat untuk melanjutkan tugas-tugas berikutnya yang sudah ada didepan mata. Saat shalat adalah saat yang paling tepat tepat untuk menyampaikan segala pinta dan
BULETIN DAkwah AL-Rahman Penerbit: PT Nur Rahmat Sentosa NPWP: 71.890.640.7-216.000 Telepon: 081276272676 Rekening: Bank Riau Kepri, No Giro: 144-08-00268 an PT Syariah Islam Mandiri
doa. Sang Penguasa alam semesta ini pada saat itu sangat dekat kepada hamba-hambaNya, siap mendengarkan segala pinta dan juga permohonan hamba-Nya. Tak perlu ragu untuk menyampaikan permintaan besar dan keinginan yang sulit untuk diwujudkan dalam pandangan manusia. Sebab Dia, Allah ‘Azza wa Jalla yang menjadi sumber karunia adalah Dzat yang Maha Kuasa dengan kemahakuasaan yang tidak terbatas. Kerajaan dan kekayaannya lebih luas daripada langit dan bumi, dan tidak terbatas oleh apapun juga. Kehendaknya tidak dapat dihalangi oleh siapapun juga. Maka sungguh berbahagialah dan amat sangat beruntung bagi orang-orang yang dikaruniai kekhusyu’an shalat dalam hidupnya. Ia meraih banyak keutamaan dan lebih banyak ketenangan daripada orang yang tidak pernah merasakannya. “Sesungguhnya beruntunglah orangorang yang beriman, (yaitu) orang-orang yang khusyu’ dalam shalatnya”. (QS. AlMu’minuun 23 : 1-2) Dalam bulan suci Ramadhan 1436 H ini, tentunya kita amat sangat berharap agar bisa diberikan karunia mengecap kekhusyu’an shalat itu, sebagaimana yang dirasakan oleh Rasulullah dan para sahabatnya dan orang-orang yang selalu mendekatkan diri dengan Allah. Sebab orang-orang tersebut telah merasakan kenikmatannya. Sahabat dan saudaraku, setelah kita hidup sekian tahun, sudahkah kita memperoleh nikmatnya shalat? Mari dibulan yang penuh berkah ini, yakni di bulan Ramadhan, kita perbaiki dan evaluasi shalat kita dan amalan kita diluar ibadah shalat agar hingga akhir hayat nanti, hidup kita tenang dan ibadah kita diterima oleh Allah SWT. Aamiin Yaa Rabbal ‘Aalamin.. [Edt; GA]
pimpinan umum: Edi Handoko, pimpinan Redaksi: Warmanizon, pimpinan Perusahaan: Shally Isaura, Manager Keuangan: Rita Purnama Sari, Redaktur: Nur Hamdani, Reporter: Surahmat. Sekretaris Redaksi: Rita, Ombusmen: Edi, Sari. Penasehat Hukum: Handoko Iklan/Event Organiser: cs Redaksi: Jalan KH Ahmad Dahlan No 1, Pekanbaru, Riau. e-mail: redaksi.hikmah@gmail.com
Sisilia: Muslim Harus Peduli Muallaf
Seorang muallaf, Sisilia Prisma Indahayu Utami S.Pd, menegaskan bahwa sebagai Muslim, kita harus peduli dengan muallaf. Hal ini disampaikannya dalam sesi testimoni muallaf, dalam rangkaian kegiatan milad satu dasawarsa YAUMU (Yayasan Ukhuwwah Muallaf), Ahad (27/12/2015) pagi di Masjid Sunan Kalijaga, kampus UIN Yogyakarta. “Waktu baru saja masuk Islam, teman-teman saya masih saja mengajak untuk melakukan doa pagi. Mereka sampai mendatangi saya, tapi saya tetap menolak. Sementara di saat seperti itu, yang dari kalangan muslim malah seolah nggak ada yang peduli,” ia berkisah di hadapan hampir 400-an hadirin. Maka pantaslah kalau saat itu Sisilia merasakan ketidak-nyamanan menjalani hidup. Dirinya membuktikan bahwa menjadi muallaf memang banyak tantangan. Perubahan sikap keluarga secara drastis ia rasakan. “Selama dua tahun awal saya menjadi muallaf, setiap kali pulang pasti selalu disambut dengan tangis berderai. Selalu ada argumen yang dihadapkan kepada saya agar saya kembali menjadi Kristen. Tapi alhamdulillah, selalu saja saya bisa menjawabnya. Karna memang Islam-lah agama yang benar ya,” kenangnya. Ibu satu anak ini pun oleh keluarga dan teman-temannya pernah diperiksakan ke dokter dan tabib. Mereka mengira wanita yang berprofesi sebagai guru itu sakit atau diguna-guna. Setiap kali dokter menyatakan bahwa ia tidak apa-apa, mereka tetap tak pernah percaya. Sisilia benar-benar mendapati bukti bahwa orang Kristen sangat tidak rela bila ada penganutnya yang masuk Islam. Katanya, “Dalam Kristen itu dikatakan, kalo ada satu orang bertobat (masuk Kristen, Red), maka seluruh penduduk surga bersuka cita.” Artinya wajar bila orang Kristen demikian getolnya mengajak orang masuk ke dalam agamanya. “Waktu masih di jakarta, saya bingung harus mengadu ke siapa. Tapi sejak bertemu dengan YAUMU, rasanya saya mendapatkan rumah baru,” tambahnya. Dengan pengalaman seperti itu, maka wanita yang kini berdomisili di Semarang bersama suami ini mengingatkan hadirin untuk peduli kepada muallaf. “Maka sebagai muslim, kita harus peduli dengan muallaf,” tegasnya. [edt]
Simpanlah baik-baik lembaran ini, didalamnya terdapat lafadz ALLAH SWT.
3 | Akidah
Buletin Dakwah
Tahun Baru Perayaan Orang Kafir! Sejak Abad ke-7 SM bangsa Romawi kuno telah memiliki kalender tradisional. Namun kalender ini sangat kacau dan mengalami beberapa kali perubahan. Sistem kalendar ini dibuat berdasarkan pengamatan terhadap munculnya bulan dan matahari, serta menempatkan bulan Martius (Maret) sebagai awal tahunnya. Pada tahun 45 SM Kaisar Julius Caesar mengganti kalender tradisional ini dengan Kalender Julian. Urutan bulan menjadi: 1) Januarius, 2) Februarius, 3) Martius, 4) Aprilis, 5) Maius, 6) Iunius, 7) Quintilis, 8) Sextilis, 9) September, 10) October, 11) November, 12) December. Di tahun 44 SM, Julius Caesar mengubah nama bulan “Quintilis” dengan namanya, yaitu “Julius” (Juli). Sementara pengganti Julius Caesar, yaitu Kaisar Augustus, mengganti nama bulan “Sextilis” dengan nama bulan “Agustus”. Sehingga setelah Junius, masuk Julius, kemudian Agustus. Kalender Julian ini kemudian digunakan secara resmi di seluruh Eropa hingga tahun 1582 M ketika muncul Kalender Gregorian. Januarius (Januari) dipilih sebagai bulan pertama, karena dua alasan. Pertama, diambil dari nama dewa Romawi “Janus” yaitu dewa bermuka dua ini, satu muka menghadap ke depan dan yang satu lagi menghadap ke belakang. Dewa Janus adalah dewa penjaga gerbang Olympus. Sehingga diartikan sebagai gerbang menuju tahun yang baru. Kedua, karena 1 Januari jatuh pada puncak musim dingin. Di saat itu biasanya pemilihan konsul diadakan, karena semua aktivitas umumnya libur. Di bulan Februari konsul yang terpilih dapat diberkati dalam upacara menyambut musim semi yang artinya menyambut hal yang baru. Sejak saat itu Tahun Baru orang Romawi tidak lagi dirayakan pada 1 Maret, tapi pada 1 Januari. Tahun Baru 1 Januari pertama kali dirayakan pada tanggal 1 Januari 45 SM. Orang Romawi merayakan Tahun Baru dengan cara saling memberikan hadiah potongan dahan pohon suci. Belakangan, mereka saling memberikan kacang atau koin lapis emas dengan gambar Dewa Janus. Mereka juga mempersembahkan hadiah kepada kaisar. Hukum Perayaan Tahun Baru Turut merayakan tahun baru statusnya sama dengan merayakan hari raya orang kafir. Dan ini hukumnya terlarang. Di antara alasan statement ini adalah: Pertama, turut merayakan tahun baru sama dengan meniru kebiasaan mereka. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam melarang kita untuk meniru kebiasaan orang jelek, termasuk orang kafir. Beliau bersabda, “Siapa yang meniru kebiasaan satu kaum maka dia termasuk bagian dari kaum tersebut.” (Hadis shahih riwayat Abu Daud). Abdullah bin Amr bin Ash mengatakan, “Siapa yang tinggal di negeri kafir, ikut merayakan Nairuz dan Mihrajan (hari raya orang majusi), dan meniru kebiasaan mereka, sampai mati maka dia menjadi orang yang rugi pada hari kiamat.”
Kedua, mengikuti hari raya mereka termasuk bentuk loyalitas dan menampakkan rasa cinta kepada mereka. Padahal Allah melarang kita untuk menjadikan mereka sebagai kekasih (baca: memberikan loyalitas) dan menampakkan cinta kasih kepada mereka. Allah berfirman, “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil musuh-Ku dan musuhmu menjadi teman-teman setia yang kamu sampaikan kepada mereka (rahasia), karena rasa kasih sayang; padahal sesungguhnya mereka telah ingkar kepada kebenaran yang datang kepadamu.” (QS. Al-Mumtahanan: 1). Ketiga, Hari raya merupakan bagian dari agama dan doktrin keyakinan, bukan semata perkara dunia dan hiburan. Ketika Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam datang di kota Madinah, penduduk kota tersebut merayakan dua hari raya, Nairuz dan Mihrajan. Beliau pernah bersabda di hadapan penduduk madinah, “Saya mendatangi kalian dan kalian memiliki dua hari raya, yang kalian jadikan sebagai waktu untuk bermain. Padahal Allah telah menggantikan dua hari raya terbaik untuk kalian; idul fitri dan idul adha.” (HR. Ahmad, Abu Daud, dan Nasa’i). Perayaan Nairuz dan Mihrajan yang dirayakan penduduk madinah, isinya hanya bermain-main dan makan-makan. Sama sekali tidak ada unsur ritual sebagaimana yang dilakukan orang majusi, sumber asli dua perayaan ini. Namun mengingat dua hari tersebut adalah perayaan orang kafir, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam melarangnya. Sebagai gantinya, Allah berikan dua hari raya terbaik: Idul Fitri dan Idul Adha. Untuk itu, turut bergembira dengan perayaan orang kafir, meskipun hanya bermain-main, tanpa mengikuti ritual keagamaannya, termasuk perbuatan yang telarang, karena termasuk turut mensukseskan acara mereka. Keempat, Allah berfirman menceritakan keadaan ‘ibadur rahman (hamba Allah yang pilihan), “Dan orang-orang yang tidak turut dalam kegiatan az-Zuur…” Sebagian ulama menafsirkan kata ‘az-Zuur’ pada ayat di atas dengan hari raya orang kafir. Artinya berlaku sebaliknya, jika ada orang yang turut melibatkan dirinya dalam hari raya orang kafir berarti dia bukan orang baik. [AW/Atjh, Kons]
Simpanlah baik-baik lembaran ini, didalamnya terdapat lafadz ALLAH SWT.
4 | Akidah
Buletin Dakwah
Apa Kata Golongan Jin tentang Syiah Rafidhah? Sebagaimana disebutkan dalam buku panduan MUI, “Mengenal & Mewaspadai Penyimpangan Syi’ah di Indonesia” secara umum, Rafidhah adalah kelompok Syiah yang berdusta mendukung Ahlulbait dan salah mempersepsikannya, dengan menolak Abu Bakar, Umar dan sebagian besar para sahabat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, disertai sikap mengkafirkan dan mencaci mereka karena diklaim bahwa para sahabat telah mengingkari dan menentang nash wasiat penunjukan Ali bin Abi Thalib sebagai khalifah pasca Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Abu al-Qasim al-Isfahani yang berjuluk Qiwamus Sunnah, ar-Razi, as-Syahrastani, dan Ibnu Taymiah menguatkan asal muasal istilah Rafidhah untuk Syiah Imamiyah Itsna ‘Asyariah adalah karena penolakan mereka terhadap Zaid bin Ali Zainal Abidin bin al-Husain radhiyallahu ‘anhu (79-122 H) yang tetap memuliakan Abu Bakar dan Umar radhiyallahu ‘anhum pada saat pengikutnya meminta beliau untuk mencela dan menista keduanya, sehingga menyebabkan mereka berpaling meninggalkan beliau. Saat itu terlontarlah ucapan beliau kepada mereka, “Kalian telah menolakku (rofadhtumuni).”[1]. Karena ucapan Zaid bin Ali itulah lahir istilah populer ‘Rafidhah’ bagi kelompok Syiah yang menolak Abu Bakar dan Umar dan mencaci keduanya. Adapun Imam Abu al-Hasan al-Asy’ari berpendapat sebab Syiah Imamiyah dinamakan Rafidhah adalah karena penolakan mereka terhadap kepemimpinan (imamah) Abu Bakar dan Umar radhiyallahu ‘anhum.[2] Pendapat ini selaras dengan jawaban Imam as-Syafi’i (w.204 H) ketika ditanya tentang hakikat Murji’ah, Rafidhah, dan Qadariyah oleh murid beliau yaitu Imam al-Buwaithi bahwa, “Siapa yang mengatakan iman cukup dengan perkataan maka dia Murji’ah, siapa yang mengatakan Abu Bakar radhiyallahu ‘anhu dan Umar radhiyallahu ‘anhu bukan imam yang sah maka dia (Syiah) Rafidhah, dan siapa yang mengatakan perbuatan manusia bergantung pada kehendaknya semata maka dia adalah Qadariyah.[3] Dari latar belakang sejarah itulah maka Ahlussunnah, Syiah Zaidiyyah dan Ibadhiyah menyematkan label ‘Rafidhah’ ini untuk Syiah Imamiyah Itsna ‘Asyariyah dan Syiah Isma’iliyah.[4] Oleh sebab identifikasi Rafidhah dalam diri mereka ini, kaum Syiah Imamiyah enggan disebut dengan istilah itu dan lebih suka disebut Syiah saja. Hal itu bertujuan untuk mengelabui umat Islam bahwa mereka sama dengan Syiah Ali generasi awal. Bagi Syiah, seperti ditulis Muhsin Al-Amin, laqab Rafidhah adalah julukan buruk untuk orang yang mendahulukan Ali dalam soal khilafah dan
kebanyakan digunakan untuk maksud mendiskreditkan dan membenci mereka.[5] Demikian pemaparan MUI tentang asal-usul sebutan Rafidhah yang disematkan pada penganut aliran sesat Syiah. Selain itu, para ulama salafus shalih telah menjelaskan sikap mereka terhadap Syiah Rafidhah, yang telah mencaci bahkan mengkafirkan sahabat. ‘Alqamah bin Qais An-Nakha’iy rahimahullah (kibaarut-taabi’iin, w. 62 H). Dari ‘Alqamah, ia berkata : “Sungguh Syi’ah ini telah berlebih-lebihan terhadap ‘Aliy radliyallaahu ‘anhu sebagaimana berlebih-lebuhannya Nashara terhadap ‘Iisaa bin Maryam” [Diriwayatkan ‘Abdullah bin Ahmad bin Hanbal dalam As-Sunnah no. 1115 dan Al-Harbiy dalam Ghariibul-Hadiits 2/581; shahih]. Az-Zuhriy rahimahullah. Telah memberitakan kepada kami Ahmad bin Yahyaa AlHulwaaniy, ia berkata : Telah menceritakan kepada kami Ahmad bin ‘Abdillah bin Yuunus, dari Ibnu Abi Dzi’b, dari Az-Zuhriy, ia berkata : “Aku tidak pernah melihat satu kaum yang lebih menyerupai Nashara daripada kelompok Sabaa’iyyah”. Ahmad bin Yuunus berkata : “Mereka itu adalah Rafidhah” [Diriwayatkan oleh Al-Aajurriy dalam Asy-Syaari’ah, 3/567 no. 2083; shahih]. Maalik bin Anas rahimahullah. Telah mengkhabarkan kepada kami Abu Bakr Al-Marwadziy, ia berkata : Aku bertanya kepada Abu ‘Abdillah tentang orang yang mencaci-maki Abu Bakr, ‘Umar, dan ‘Aaisyah ?. Maka ia menjawab : “Aku tidak berpendapat ia di atas agama Islam”. AlMarwadziy berkata : Dan aku juga mendengar Abu ‘Abdillah berkata : Telah berkata Maalik (bin Anas) : “Orang yang mencaci-maki para shahabat Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam, maka ia tidak mempunyai bagian (dalam Islam)” – atau ia berkata : “bagian dalam Islam” [Diriwayatkan oleh Al-Khallaal dalam AsSunnah no. 783; shahih sampai Ahmad bin Hanbal]. Asy-Syaafi’iy rahimahullah. Telah mengkhabarkan kepada kami Abu Muhammad ‘Abdurrahmaan : Telah menceritakan kepadaku ayahku, ia berkata : Telah mengkhabarkan kepadaku Harmalah bin Yahyaa, ia berkata : Aku mendengar Asy-Syaafi’iy berkata : “Aku tidak pernah melihat seorang pun dari pengikut hawa nafsu yang aku saksikan kedustaannya daripada Rafidhah” [Diriwayatkan oleh Ibnu Abi Haatim dalam Aadaabusy-Syaafi’iy, hal. 144; hasan] (ke halaman 5)
Simpanlah baik-baik lembaran ini, didalamnya terdapat lafadz ALLAH SWT.
5 | Akidah
Buletin Dakwah
Dari Al-Buwaithiy ia berkata : “Aku bertanya kepada AsySyafi’iy : ‘Apakah aku boleh shalat di belakang seorang Rafidhiy ?”. Beliau menjawab : “Janganlah engkau shalat di belakang seorang Rafidhiy, Qadariy, dan Murji’” [Siyaru A’laamin-Nubalaa’, 10/31]. Ahmad bin Hanbal rahimahullah. Telah mengkhabarkan kepadaku ‘Abdul-Malik bin ‘AbdilHamiid ia berkata : Aku mendengar Abu ‘Abdillah berkata: “Barangsiapa yang mencaci-maki, aku khawatir ia akan tertimpa kekafiran seperti Rafidhah”. Kemudian ia melanjutkan : “Barangsiapa yang mencaci-maki para shahabat Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam, maka kami tidak percaya ia aman dari bahaya kemurtadan” [Diriwayatkan oleh Al-Khallaal dalam As-Sunnah no. 784; shahih]. Telah mengkhabarkan kepadaku Yuusuf bin Muusaa : Bahwasannya Abu ‘Abdillah pernah ditanya. Dan telah mengkhabarkan kepadaku ‘Aliy bin ‘Abdish-Shamad, ia berkata : Aku pernah bertanya kepada Ahmad bin Hanbal tentang tetanggaku Rafidhiy yang mengucapkan salam kepadaku, apakah perlu aku jawab ?”. Ia menjawab : “Tidak” [Diriwayatkan oleh Al-Khallaal dalam AsSunnah no. 787; hasan]. Al-Bukhaariy rahimahullah berkata : “Sama saja bagiku shalat di belakang Jahmiy dan Rafidhiy, atau aku shalat di belakang Yahudi dan Nashrani. Jangan memberikan salam kepada mereka, jangan dijenguk (apabila mereka sakit), jangan dinikahi, jangan disaksikan (jenazah mereka), dan jangan dimakan sembelihan mereka” [Khalqu Af’aalil-‘Ibaad, 1/39-40]. Al-Qaadliy ‘Iyaadl rahimahullahu berkata : “Dan begitu pula kami memastikan kafirnya ghullat Rafidhah tentang perkataan mereka bahwasannya para imam lebih utama dari para Nabi” [Asy-Syifaa bi-Ahwaalil-Mushthafaa, 2/174]. Ibnu Hazm Al-Andaaluusiy rahimahullah berkata : “Adapun perkataan mereka (yaitu Nasharaa) atas klaim Rafidhah tentang perubahan Al-Qur’an (maka ini tidak teranggap), karena Rafidhah bukan termasuk kaum muslimin. Ia hanyalah kelompok yang muncul pertama kali 25 tahun setelah wafatnya Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam…. Rafidhah adalah kelompok berjalan mengikuti jalan orang Yahudi dan Nashara dalam dusta dan kekufuran.” [Al-Fishal fil-Milal wan-Nihal, 2/213]. Bangsa Jin pun Membenci Syiah Rafidhah
Allah Ta’ala mengabarkan tentang jin, bahwa mereka menceritakan tentang diri mereka sendiri yang disebutkan dalam FirmanNya (Dan sesungguhnya diantara kami ada orang-orang yang shalih dan di antara kami ada (pula) yang tidak demikian halnya), yakni tidak shalih. (Adalah kami menempuh jalan yang berbedabeda), maksudnya, berbeda-beda pendapat dan jalannya serta berpecah belah. Ibnu Abbas dan Mujahid serta yang lainnya mengatakan, sehubungan dengan makna firmanNya: (Adalah kami menempuh jalan yang berbeda-beda) yaitu di antara kami ada yang beriman dan ada pula yang kafir. Ahmad ibnu Sulaiman An-Najjad di dalam kitab Amalinya, mengatakan, telah menceritakan kepada kami Al-Hasan ibnu Aslam ibnu Sahl Bahasyal, telah menceritakan kepada kami Ali ibnu Sulaiman alias Abu Sya’sa Al-Hadrami, guru Imam Muslim, telah menceritakan kepada kami Abu Muawiyah yang mengatakan, ia berkata, aku mendengar Al-A’masy berkata: “Jin pernah datang menemuiku, lalu kutanya: ‘Makanan apa yang kalian sukai?’ Dia menjawab: ‘Nasi.’ Maka kubawakan nasi untuknya, dan aku melihat sesuap nasi diangkat sedang aku tidak melihat siapa-siapa. Kemudian aku bertanya: ‘Adakah di tengah-tengah kalian para pengikut hawa nafsu seperti yang ada di tengah-tengah kami?’ Dia menjawab: ‘Ya.’ ‘Bagaimana keadaan golongan Rafidhah yang ada di tengah kalian?” tanyaku. Dia menjawab: ‘Merekalah yang paling jelek diantara kami’.” Ibnu Katsir rahimahullahu berkata: “Aku perlihatkan sanad riwayat ini pada guru kami, Al-Hafizh Abul Hajjaj Al-Mizzi, dan beliau mengatakan: ‘Sanad riwayat ini shahih sampai AlA’masy’.” (Tafsir Al-Qur`anul ’Azhim, 8/242). Wallahu a’lam. [AW] _____________________ [1] Lihat al-Hujjah fi Bayani al-Mahajjah, vol.2/478, I’tiqadat Firaq al-Muslimim wa al-Musyrikin, hal.52, al-Milal wa an-Nihal, vol.1/155, Minhaju as-Sunnah, vol.1/8 dan Majmu’ al-Fatawa, vol.13/36
Penganut aliran sesat Syiah, ternyata bukan hanya dari kalangan manusia saja, ternyata dari golongan jin pun ada penganut Syiah Rafidhah.
[2] Lihat Maqalat al-Islamiyyin, vol.1/89
Sebagaimana manusia, golongan jin Muslim yang beriman kepada Allah Ta’ala juga membenci kelompok jin penganut Syiah Rafihah. Hal ini diungkap oleh Al-Imam Ibnu Katsir ketika menafsirkan surat Al-Jinn.
[4] Lihat Minhaju as-Sunnah, vol.1, hal.35, lihat juga Khawarij dan Syiah dalam Timbangan Ahlussunnah wal Jamaah, hal.146147.
Dan sesungguhnya di antara kami ada orang-orang yang shaleh dan di antara kami ada (pula) yang tidak demikian halnya. Adalah kami menempuh jalan yang berbeda-beda. (QS. Al-Jinn: 11).
[3] Lihat al-Dzahabi, Siyar A’lam an-Nubala’, vol.10/31
[5] Lihat A’yanu as-Syiah, vol.1/20
Simpanlah baik-baik lembaran ini, didalamnya terdapat lafadz ALLAH SWT.
6 | Sambungan
Buletin Dakwah Ini Pesan Rasulullah dan Sahabat bagi yang Merayakan Tahun Baru
Imam al-A’zhim Abadi menjelaskan bahwa dua hari yang dimaksud adalah hari Nairuz dan Mihrajan. Keduanya merupakan dua perayaan Jahiliyyah. Hari Nairuz adalah hari pertama dalam perhitungan tahun bangsa Arab yang diukurkan ketika matahari berada pada pada titik bintang haml/aries. Hari Nairuz dalam perhitungan tahun matahari versi bangsa Arab sama dengan hari pertama Muharram dalam tahun berdasarkan bulan (Hijriah). Merayakan hari Nairuz artinya merayakan tahun baru matahari (Masehi). Sementara hari Mihrajan adalah hari pertengahan tahun, tepatnya ketika matahari berada pada titik bintang mizan/gemini di awal musim semi, pertengahan antara musim dingin dan panas (‘AunulMa’bud bab shalatil-‘idain). Ini berarti bahwa hadits di atas dengan tegas menyatakan perayaan tahun baru masehi sebagai perayaan jahiliyyah yang harus ditinggalkan, bukan diikuti meski dengan kemasan yang agak berbeda. Hadits di atas juga hanya membatasi dua hari yang boleh dirayakan hanya pada ‘Idul-Fithri dan ‘Idul-Adlha saja.
Dalam hal ini, shahabat ‘Abdullah ibn ‘Amr sampai menyatakan: Siapa yang membangun rumah di negeri orang-orang musyrik, turut terlibat dalam perayaan Nairuz dan Mihrajan mereka, dan bertasyabbuh dengan mereka sampai ia meninggal, maka kelak akan dikumpulkan bersama mereka pada hari kiamat. (‘Aunul-Ma’bud kitab al-libas bab fi labsis-syuhrah). Pernyataan Shahabat Ibn ‘Amr tersebut terkait sabda Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam: Siapa yang menyerupai satu kaum, maka ia termasuk bagian dari mereka. (Sunan Abi Dawud kitab al-libas bab fi labsis-syuhrah no. 4033. Al-Hafizh Ibn Hajar dan al-Albani menilai hadits ini hasan). Syaikhul-Islam Ibn Taimiyyah dalam kitabnya, Iqtidla`us-ShirathilMustaqim, sebagaimana dikutip Imam al-‘Azhim Abadi dalam kitab ‘Aunul-Ma’bud menjelaskan bahwa hadits ini menyiratkan haramnya tasyabbuh dengan orang kafir. Imam Ahmad ibn Hanbal di antara yang berhujjah seperti ini. Hadits ini, menurut Ibn Taimiyyah semakna dengan firman Allah Ta’ala: Hai orang-orang yang beri-
pada terhadap strategi atau upayaupaya yang akan dilakukan para penganut ajaran sesat Syiah untuk menyesatkan umat Islam di Bekasi. Gerakan Syiah yang sangat terstruktur menjadikan kaum muslimin harus terus waspada dan berusaha mempersiapkan diri dari hal-hal yang setiap saat mengancam umat Islam. Upaya ini harus terus dilakukan, karena melihat kekuatan Syiah yang sampai saat ini sudah sangat mengancam NKRI terkhusus di kota-kota besar yang ada di Indonesia. Kekuatan yang terus dibangun oleh Syiah memang sangat menakjubkan. Pasalnya, ajaran sesat Syiah kini sudah merasuki kotakota besar. “Peta kekuatan Syiah terbesar itu ada tiga, yaitu; Bandung, Jakarta dan Makasar.” ujar Ustadz Anung Al Hamat di Pondok Gede, Rabu (13/1/2016). Kekuatan besar ini tidak mungkin dapat berdiri dengan kuat tanpa penyangga yang mampu membuatnya kokoh sehingga kekuatan Syiah ini dapat dikatakan ‘tak tergoyahkan’.
“Saya yakin, salah satu penyangga Jakarta ini adalah Bekasi.” imbuhnya. Bekasi, kota terbesar keempat di Indonesia yang dikenal sebagai kota para ulama, namanya kini mulai terkotori. Pasalnya, salah satu penyangga kekuatan Syiah terbesar yang ada di kota Jakarta adalah Kota Bekasi. Hal ini dapat dilihat dari besarnya Masjid Al Mahdi milik Syiah yang berdiri tegak di Pondok Gede, Bekasi. “Tidak mungkin jumlah mereka minoritas, tidak mungkin mereka tidak memiliki kekuatan sampai berani membangun masjid yang megah.” tegasnya. Oleh karena itu, kita sebagai umat Islam ahlussunnah wal jama’ah harus tetap waspada terhadap ajaran sesat Syiah yang terus berkembang untuk menjadikan Indonesia seperti Suriah di tahun 2020. “Jadi, Syiah itu bukan hanya sekedar ancaman bagi kaum muslimin, tetapi juga ancaman secara politik. Karena, ajaran mereka (Syiah) ujung-unjungnya kan untuk mengambil alih kekuasaan.” pungkasnya. [DP]
Waspada! Syiah Berkembang di Tiga Kota Besar Indonesia
man, janganlah kamu menjadikan orang-orang Yahudi dan Nasrani sebagai wali-wali (orang yang dekat dan dicintai); sebahagian mereka adalah wali bagi sebahagian yang lain. Siapa di antara kamu menjadikan mereka sebagai wali, maka sesungguhnya orang itu termasuk golongan mereka. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang zhalim. (QS. al-Ma`idah [5] : 51). Wali artinya al-mahabbah alqarb; yang dicintai dan dekat. Demikian dijelaskan oleh Ibn Taimiyyah dalam risalahnya, al-Furqan baina Auliya`ir-Rahman wa Auliya`is-Syaithan. Orang yang merayakan Tahun Baru, artinya sudah terlalu dekat, simpati, dan cinta kepada orang-orang kafir yang menjadi sumber awal perayaan tersebut. Berarti ia bagian dari mereka, meski tidak sampai kafir mutlak/murtad. Merayakan Tahun Baru adalah Bentuk Kebodohan Terlebih fakta ilmiah tahun baru membuktikan “kebodohan” fatal perayaan tersebut. Sebab penentuan tahun dalam kalender masehi benar-benar tidak mencerminkan tahun yang sebenarnya. Klaimnya, kalender masehi dirujukkan pada peredaran bumi mengelilingi matahari yang lamanya 365 hari 5 jam 48 menit 45,1814 detik. Kalau kemudian ditetapkan satu tahun 365 hari, tentu itu bukan tahun yang sebenarnya, sebab masih kurang sekitar 6 jam. Kekurangan tersebut kemudian dibulatkan pada tahun kabisat (setiap 4 tahun sekali) menjadi 366 hari dengan menambahkan satu hari pada Februari menjadi 29 hari (seperti pada tahun 2012). Itu pun untuk tahun yang yang bisa dibagi 100 (seperti tahun 1900) bukan tahun kabisat, kecuali bisa dibagi dengan 400 (seperti tahun 2000). Jadi kalau tahun baru dirayakan setiap tahun oleh bangsa Barat dan pengekornya pada tanggal 1 Januari jam 00.00, sebenarnya itu adalah perayaan palsu. Sebab pada
jam tersebut hitungan sebenarnya belum genap satu tahun. Hitungan menjadi genap satu tahun kalau sudah ditambahkan sekitar 6 jam untuk tahun pertama sesudah kabisat (contoh 2013. Tahun kabisat sebelumnya 2012). Jadi yang benar bukan jam 00.00 tahun baru pada 2013 itu, melainkan “sekitar” jam 06.00 pagi. Untuk tahun kedua sesudah kabisat (2014) “sekitar” jam 12.00, tahun ketiga (2015) “sekitar jam” 18.00, dan tahun kabisat berikutnya (2016) baru sekitar jam 00.00. Penyebutan “sekitar” itu disebabkan memang tidak bisa dipastikan, karena berdasarkan hitungan resminya lebih dari 365 hari itu adalah 5 jam 48 menit 45,1814 detik atau kurang dari 6 jam. Tetapi itu semua tidak menjadi problem bagi para penganut kalender masehi, sebab mereka sudah tidak peduli dengan “kebenaran”, yang penting ramai. Jadi sebenarnya jika mereka benar-benar ingin merayakan Tahun Baru 2014, semestinya bukan tanggal 1 Januari jam 00.00 wib, tetapi jam 12.00 siang. Kepalsuan lainnya, tahun baru masehi dirayakan setiap jam 00.00 tanggal 1 Januari. Di Madura dirayakan jam 00.00, di Surabaya, Bandung, dan Jakarta juga jam 00.00, padahal posisi matahari pada jam 00.00 di keempat daerah tersebut tidak mungkin sama. Ketika di Madura pada jam 00.00 matahari sudah dinyatakan masuk tahun baru, maka pasti di Surabaya, Bandung, Jakarta sampai ke Barat di Sumatera, posisi matahari belum sampai pada fase tahun baru. Gambaran sederhananya, ketika di Madura sudah adzan Maghrib karena matahari sudah terbenam, di Surabaya belum, demikian juga di Bandung dan Jakarta. Beda waktu tempuh matahari antara Madura-Surabaya 3 menit, Madura-Bandung 24 menit, Madura-Jakarta 27 menit. Jadi semestinya jika di Madura ditiup terompet jam 00.00, di Surabaya jam 00.03, di Bandung jam 00.24, dan di Jakarta jam 00.27. [AW/PERSIS, Dr. Nashruddin Syarief M.Pd.I]
Mantap, Bupati Bangka Usir Ahmadiyah dari Wilayahnya “Kami tidak lagi dapat menjamin keselamatan dan keamanan kelompok jamaah Ahamdiyah jika masih tetap bertahan di Kabupaten Bangka sampai dengan batas waktu yang telah disepakati,” katanya. Tarmizi Saat menegaskan pihaknya lebih mengedepankan kondisi daerah yang aman dan tertib serta bebas dari semua ancaman gangguan kamtibmas, se-
mentara keberadaan kelompok Ahmadiyah sendiri dinilai sudah menganggu kenyamanan masyarakat. “Kesepakatan yang disetujui oleh pihak Ahmadiyah untuk pindah ke tempat lain bertujuan untuk saling hormat dimana kelompok itu mungkin akan lebih aman di daerah lain dibanding jika tinggal di daerah ini tetapi ditolak masyarakat,” katanya. [*]
Simpanlah baik-baik lembaran ini, didalamnya terdapat lafadz ALLAH SWT.
7 | Kajian Islam
Buletin Dakwah
Amalan Sebelum Tidur Sesuai Sunnah Rasulullah
Rasulullah sudah memberikan informasinya melalui hadits-hadits shahih, para ulama kemudian mengajarkannya hingga sampai kepada kita. Beberapa amalan sebelum tidur menurut rasulullah yang bisa dilakukan oleh kita antara lain: 1. Sebelum tidur Biasakan Berwudhu Hendaknya tidur dalam keadaan sudah berwudhu, sebagaimana hadits: “Apabila engkau hendak mendatangi pembaringan (tidur), maka hendaklah berwudhu terlebih dahulu sebagaimana wudhumu untuk melakukan sholat.” (HR. Al-Bukhari No. 247 dan Muslim No. 2710) 2. Mengambil Posisi Berbaring Yang Tepat Hindari Tidur Tengkurap Rasulullah menjelaskan posisi tidur yang tepat, “Berbaringlah di atas rusuk sebelah kananmu.” (HR. Al-Bukhari no. 247 dan Muslim no. 2710). Dalam riwayat lain, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam apabila tidur meletakkan tangan kanannya di bawah pipi kanannya.” (HR. Abu Dawud no. 5045, At Tirmidzi No. 3395, Ibnu Majah No. 3877 dan Ibnu Hibban No. 2350) Rasulullah telah melarang tidur tengkurap. Sebagaimana Rasulullah bersabda, “Sesungguhnya (posisi tidur tengkurap) itu adalah posisi tidur yang dimurkai Allah Azza Wa Jalla.” (HR. Abu Dawud dengan sanad yang shohih) 3. Bersihkan Terlebih Dahulu Tempat Pembaringan Kita Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Apabila seorang dari kamu akan tidur pada tempat tidurnya, maka hendaklah mengibaskan kainnya pada tempat tidurnya itu terlebih dahulu, karena ia tidak tahu apa yang ada di atasnya…”. Pada
hadist lain disebutkan kibasannya tiga kali (HR. Bukhari dan Muslim). 4. Tidur Sesegera Mungkin Setelah Isya Tentunya apabila setelah isya ada hal bermanfaat yang dibolehkan menurut syariat, boleh tetap menunda tidur agak malam. Akan tetapi ada hadist yang menyatakan bahwa “Bahwasanya Rasulullah shallallahu ‘allaihi wasallam membenci tidur malam sebelum (sholat Isya) dan berbincang-bincang (yang tidak bermanfaat) setelahnya.” [Hadist Riwayat Al-Bukhari No. 568 dan Muslim No. 647 (235)] Hikmahnya tentu saja akan memudahkan kita bangun untuk qiyamul lail dengan izin Allah. Ketika kita tidur terlalu larut, maka akan membuat kita berat melakukan amal ketaatan ketika disepertiga malam akhir. 5. Membaca Dzikir Dzikir Sebelum Tidur Ada banyak dzikir yang bisa diamalkan oleh seseorang sebelum berangkat tidur, salah satunya dzikir berikut: Allahumma aslamtu nafsii ilaik, wa fawwadh-tu amrii ilaik, wa wajjahtu wajhiya ilaik, wa alja’tu zhohrii ilaik, rogh-batan wa rohbatan ilaik, laa malja-a wa laa manjaa minka illa ilaik. Aamantu bikitaabikalladzi anzalta wa bi nabiyyikalladzi arsalta. Terjemahnya kurang lebih, “Ya Allah, aku menyerahkan diriku kepadaMu, aku menyerahkan urusanku kepadaMu, aku menghadapkan wajahku kepadaMu, aku menyandarkan punggungku kepadaMu, karena senang (mendapatkan rahmatMu) dan takut pada (siksaanMu, bila melakukan kesalahan). Tidak ada tempat perlindungan dan penyelamatan dari (ancaman)Mu, kecuali kepadaMu. (ke halaman 8)
Simpanlah baik-baik lembaran ini, didalamnya terdapat lafadz ALLAH SWT.
8 | Kajian Islam Aku beriman pada kitab yang telah Engkau turunkan, dan (kebenaran) NabiMu yang telah Engkau utus.” Apabila Engkau meninggal dunia (di waktu tidur), maka kamu akan meninggal dunia dengan memegang fitrah (agama Islam)”. Faedahnya jelas, yaitu: Jika seseorang membaca dzikir di atas ketika hendak tidur lalu ia mati, maka ia mati di atas fithrah (mati di atas Islam). (HR. Al-Bukhari no. 6313 dan Muslim no. 2710.) Bacaan dzikir lainnya yang bagus diamalkan sebelum tidur yaitu: Membaca surat Al Ikhlas, Al Falaq dan An Naas. Caranya, baca surat Al Ikhlas, Al Falaq dan An Naas satu kali lalu ditiupkan ke telapak tangan. Pergunakan telapak tangan tersebut guna mengusap seluruh tubuh dari wajah, tangan, kaki sampai area area yang bisa dijangkau. Selepas mengusap, baca lagi surat Al Ikhlas, Al Falaq dan An Naas lalu usapkan hingga total 3 x. (HR. Al-Bukhari no. 5017 dan Muslim no. 2192, Malik dalam al-Muwaththa’, Abu Dawud no. 3902, at-Tirmidzi no. 3402, Ibnu Majah no. 3529, dan an-Nasa-i dalam ‘Amalul Yaum wal Lailah no. 793). Membaca Ayat Kursi alias Quran Surat Al Baqarah 255 sebanyak satu kali. (HR. Al-Bukhari no. 2311/ Fat-hul Baari V/487). Dua ayat terakhir dari surat Al-Baqoroh,berdasarkan sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam “Barangsiapa membaca dua ayat tersebut pada malam hari, maka dua ayat tersebut telah mencukupkan-nya.” (HR. Bukhari dan Muslim). Surat Al Kafirun,berdasarkan sebuah hadits yang mengisahkan bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengajarkan sahabat Naufal untuk membaca surat Al Kafirun sebelum tidur (HR Abu Dawud, Ahmad, dan At Tirmidzi). Surat Al Mulk dan As Sajdah, hal ini berdasarkan penjelasan sahabat Jabir bin Abdillah, beliau berkata, “Tidaklah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam tidur sampai beliau membaca alif lam mim tanzilus sajdah (surat As Sajdah) dan Tabarokalladzi biyadihil mulk (surat Al Mulk)” (HR Bukhari). 6. Shalat witir Jika Khawatir Tak Bisa Bangun Malam Jika khawatir tidak bisa qiyamul lail / bangun malam, di sunnahkan pula shalat witir terlebih dulu sebelum tidur. Dalilnya dari Abu Hurairah berkata, “Kekasihku yaitu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mewasiatkan kepadaku tiga wasiat: (1) berpuasa tiga hari setiap bulannya, (2) mengerjakan dua rakaat shalat Dhuha, (3) mengerjakan witir sebelum tidur.” (HR. Bukhari no. 1981) 7.Bacalah doa Sebelum tidur yang shahih dari Rasulullah Satu hal yang paling utama, Baca doa sebelum tidur. Yang shahih ialah “Bismika allahumma amuutu wa ahyaa“. Dalilnya, dari Hudzaifah, ia berkata, “Apabila Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam hendak tidur, beliau mengucapkan: ‘Bismika allahumma amuutu wa ahya (Dengan nama-Mu, Ya Allah aku mati dan aku hidup).’ Dan apabila bangun tidur, beliau mengucapkan: “Alhamdulillahilladzii ahyaana ba’da maa amatana wailaihi nusyur (Segala puji bagi Allah yang telah menghidupkan kami setelah mematikan kami, dan kepada-Nya lah tempat kembali).” (HR. Bukhari no. 6324) Itulah beberapa amalan sebelum tidur menurut Islam sesuai sunnah Rasulullah. Sebenarnya ada banyak lagi amalan amalan yang bisa dirujuk ke kitab kitab ulama. Salah satu yang tak kalah penting misalnya dengan memperbanyak istighfar serta muhasabah diri. Kita tak pernah tahu bisa jadi itu tidur terakhir kita, kita butuh banyak ampunan dari Allah sebagai bekal mengadap-Nya. (ameera/dbs/arrahmah.com)
Buletin Dakwah
Teror Bukan Ajaran Islam Ledakan beruntun terjadi di sekitar halaman parkir depan kafe Starbucks, Jalan Husni Thamrin, Jakarta Pusat, Kamis (14/1/2016) pagi ini. Pelaku teror meledakkan bahan peledak di perempatan dekat pusat perbelanjaan Sarinah di mana pihak kepolisian langsung melakukan pengejaran terhadap pelaku. Sempat terjadi baku tembak di dekat Starbucks dan pos polisi Sarinah. Polisi pun menutup dan mensterilisasi kawasan itu. Jalan Thamrin hingga Bundaran Hotel Indonesia ditutup untuk dua arah. Menanggapi teror yang dilaporkan menewaskan enam warga masyarakat ini, K. H. Muhammad Arifin Ilham menegaskan bahwa teror bukanlah ajaran Islam. Dalam tausiyah singkat yang disampaikan melalui akun Facebook-nya, Ustadz Arifin menekankan tuduhan bahwa Islam mengajarkan terorisme merupakan fitnah besar. Berikut tausiyah lengkap Ustadz Arifin Ilham tersebut. *** Assalaamu’alaikum wa rahmatullah wa barkatuh. Astaghfirullah, kembali teror terjadi di Ibu Kota negeri kita tercinta. Yang jelas teror bukan ajaran Islam. Membunuh manusia, bunuh diri, membuat onar, menghancurkan bangunan dan membuat masyarakat resah, jelas bukan ajaran Islam yang damai mendamaikan, selamat dan menyelamatkan. Kalaupun perang karena darurat, karena wajib membela kemuliaan Islam. Itupun berperang dengan adab dan akhlak Islam yang tinggi lagi mulia. Tidak boleh membunuh yang menyerah, apalagi yang tidak berperang. Tidak boleh merusak tempat ibadah yang berbeda keyakinan, merusak tanaman pohon. Menuduh Islam mengajarkan terorisme adalah fitnah besar pada ajaran Islam yang mulia ini, kecuali memang rekayasi mereka yang benci Islam atau pemanfaatan orang awam diprovokasi dengan jualannya agama dalih (bukan dalil) untuk berjihad. Ketahuilah, Islam itu Rahmatan lil Aalaamin, Islam itu penebar salam, Islam itu toleransi terhadap perbedaan keyakinan. “Kami tidak mengutus engkau, Wahai Muhammad, melainkan sebagai rahmat bagi seluruh manusia.” (QS. Al-Anbiya: 107) “Apabila kamu dihormati dengan suatu ucapan salam, maka balaslah salam itu dengan lebih baik, atau balaslah (dengan yang serupa)…” (QS. An-Nisa: 86). Rasulullah bersabda, “Sesungguhnya aku adalah rahmat yang dihadiahkan oleh Allah.” (HR. Al-Bukhari) Kita umat Islam sangat berduka dengan saudara-saudara kita yang telah wafat sebagai korban teror ini. Semoga Allah mengampuni saudara-saudara Muslim kita yang wafat. Semoga aparat kita dapat menangkap biang teror ini. Semoga Allah selamatkan kita dan keluarga dari ajaran teror. Semoga Allah selamatkan saudara-saudara kita di Afghanistan, Irak, Palestina, Suriah dan Yaman, dan seluruh kaum Muslimin. Semoga Allah berkahi negeri kita dengan keberkahan, keamanan, kesejahteraan, ketaqwaan pemimpin dan rakyatnya. Aamiin. (banan/arrahmah.com)
Simpanlah baik-baik lembaran ini, didalamnya terdapat lafadz ALLAH SWT.
9 | Muslimah
Buletin Dakwah
Mengatasi Emosi Negatif Orangtua pada Anak
“Abah kenapa ya saya belum bisa menahan emosi saya terhadap anak-anak? Kadang saya mau berusaha menahan emosi saya terhadap anak-anak saya. Tapi gagal. Saya sedih dan sudah faham anak-anak saya masih belajar bukan orang dewasa. “ Apa sih yang membuat orangtua jadi sering emosian pada anak? Yang membuat kita sering emosi pada anak ada dua sebab besar diantara banyak sebab: pertama, ada masalah dengan kejiwaan kita dan kedua, masalah kompetensi orangtua yang minim tentang anak. Jika karena masalah kejiwaan, yang biasanya muncul akibat trauma masa lalu saat orangtua ini jadi anak-anak, cara mengatasinya adalah dengan terapi kesehatan jiwa. Datangi psikolog, psikiater, meningkatkan spiritualitas diri dan lain-lain. Namun demikian, ternyata hasil pengamatan saya, kebanyakan orangtua emosian pada anak bukanlah karena sebab pertama: karena ada masalah dengan emosi atau jiwa orangtua itu, tapi lebih karena sebab yang kedua: kurangnya kompetensi orangtua menghadapi perilaku anak. Kurangnya kompetensi orangtua menghadapi perilaku anak terbagi lagi menjadi dua bagian: pertama, kurangnya atau bahkan gagal pemahaman memahami anak. Contoh kasus tentang ini misalnya diajukan orangtua seperti berikut pada saya: “Abah saya jengkel pada anak saya yang pertama. Kenapa ya kalau teman-temannya datang kok anak saya lebih memilih bermain dengan temannya daripada dengan adiknya? Sampai sewaktu adiknya mau ikut, kakaknya menyingkirkan adiknya sampai menangis? Bagaimana ya Abah agar anak saya lebih menyayangi adiknya?” Karena kurang memahami bagaimana anak tumbuh berkembang, akibatnya seperti kejadian di atas: menyangka dengan kejadian tersebut si kakak tidak menyayan-
gi adik. Menuduh si kakak gara-gara kejadian ini “tidak sayang adik” berlebihan rasanya. Buktinya di waktu atau kondisi lainnya si kakak mau kok main sama adik, benar kan? Tak jarang pula sebagian kakak ini bahkan menjadi pembela si adik jika si adik disakiti temannya. Jika saya jadi orangtua ini, saya akan ambil si adik lalu katakan “adik, tak boleh ikut kakak ya nak! Biar kakak main dengan teman-temannya.” Mau maksa kek adiknya, tetap tidak bisa. Lho kok bisa? Iya, itu namanya menjaga “izzah” si kakak. Boleh kan si kakak sesekali punya “privasi” dengan sesekali tidak main dengan adik? Saya tidak usah jelaskan panjang lebar tentang ini. Biar jelas saya berikan contoh saja agar lebih gampang difahami penjelasannya. Anda seorang ibu. Lagi ngerujak mangga di siang hari yang panas dengan temanteman arisan Anda. Tentu sesama perempuan. Anda tengah asyik menikmati dan bercengkrama, tiba-tiba suami Anda nimbrung di tempat Itu. Apa yang Anda rasakan? Jika sekadar dikenalkan “ini suami saya” wajar-wajar saja. Tapi jika suami Anda dengan inisiatifnya sendiri ikutan dudukduduk disitu apa yang Anda rasakan? Saya tidak tahu jawaban Anda. Tapi ketika saya tanyakan ini kepada ribuan perempuan yang saya tanya jawaban mereka adalah “gak nyamanlah!”, “risihlah”. Lalu wajar tidak jika kemudian suami Anda malah mengatakan. “Kenapa? Nggak sukaaku ikutan? Kok kamu malah milih temani teman-teman kamu sih, sementara aku dari tadi dicuekkin?” “Gubrak” nggak tuh? Wajar kan, kadang Anda ingin berkumpul sesekali dengan teman dan tidak di-
dampingi suami Anda? Apa bedanya dengan anak kita kalau begitu? Tak sedikit orangtua kecewa pada anak bukan karena anaknya mengecewakan tapi karena gagal memahami anak itu sendiri. Kasus yang sama yang sering saya temui diantara yang lain adalah tentang kekecewaan orangtua perihal anak malas belajar, anak tidak mandiri, anak tidak bertanggung jawab, masalah kreativitas anak, mendifinisikan keberanian dan kepintaran anak. Gagal atau kurang memahami akan menyebabkan peluang lebih besar untuk orangtua gagal atau kurang secara tepat memperlakukan anak. Kurangnya kompetensi orangtua yang kedua adalah soal keterampilan orangtua menghadapi tingkah laku anak yang tidak sesuai seperti: berantem, suka memukul, menendang dan perbuatan menyakiti lainnya. Juga dalam menghadapi anak yang lelet, anak yang malas melakukan rutinitas harian (mandi, sikat gigi, tidur, bangun, makan, dll), anak yang sering rewel dan ngamuk, anak yang tukang jajan dan konsumtif, anak yang berlebihan main game, playstation, nonton televisi dan anak yang sering membantah orangtua. Apa yang dilakukan orangtua yang tidak terampil untuk menghadapi perilaku yang tidak sesuai seperti tadi? MENGANDALKAN SENJATA KATA-KATA (banyak bicara). Terlalu banyak bicara pada saat anak berbuat buruk umumnya akan membuat orangtua jadi banyak emosi. Percayalah. Dalam kadar parah, biasanya jika sudah banyak emosi dapat memancing kekerasan orangtua pada anak. Jadi jika dirunut tahapnya adalah: BANYAK BICARA – BANYAK EMOSI- MEMANCING KEKERASAN. Mengapa terjadi? Begini ceritanya. Pada saat anak berperilaku tidak sesuai, biasanya orangtua perasaannya positif atau negatif? Negatif kan? Jika negatif, berarti orangtua kecewa pada anak. Pada saat kecewa menyebabkan orangtua mengeluarkan “serangan” pada anak. Pada saat anak “diserang” anak pun tegang. Pada saat tegang, otak anak melakukan pertahanan diri, otak mereka mengkerut, saling merapat, membuat barisan pertahanan. Akibatnya? Jangankan nasihat, jangankan anak, kita saja orang dewasa, pada saat anak berbuat buruk makan pun tidak enak. Jangankan nasihat, makanan aja tidak masuk kan? Karena nasihat dan kata-kata orangtua tidak masuk, menyebabkan orangtua jadi jengkel kesel pada anak. Jika berulang, inilah yang menyebabkan emosian pada anak. Pernah dengar kalimat semacam ini di ru-
Simpanlah baik-baik lembaran ini, didalamnya terdapat lafadz ALLAH SWT.
10 | Muslimah mah: “Kenapa sih gak dengerin! Harus berapa kali sih ayah/ ibu bilang?!” Tak jarang pula, pada tingkat yang parah emosian pada anak berpeluang untuk memancing kekerasan orangtua pada anak. Inilah biang kerok kekerasan yang sebenarnya, selain warisan masa lalu. Kompetensi yang kurang memancing kekerasan orangtua pada anak. Tanyalah pada orangtua yang melakukan kekerasan pada anak: apakah mereka meyayangi anak mereka? Tentu saja iya. Apakah mereka nyaman dan ingin terus-terusan menyakiti anak? Tentu saja tidak! “Bahkan saya juga dari dulu tahu teorinya: memukul anak itu tidak bagus!” Tapi mengapa mereka masih melakukannya? Karena tidak tahu bagaimana lagi caranya? Alias tidak tahu cara lain. Jadi apa solusinya? Tingkatkan kompetensi Anda. Belajar lah untuk meningkatkan kompetensi Anda. Insya Allah ada perbedaan. Meski tidak langsung merubah perilaku, tapi saya berani menjamin ada perbedaan orangtua yang sering belajar dengan yang tidak. Ketika Anda belajar, Anda akan menemukan ternyata ada banyak cara untuk mengatasi perilaku anak yang tidak sesuai selain dengan mengandalkan katakata dan kekerasan. Seperti apa? Terlalu panjang saya jelaskan, buku tentang tema ini saja sudah saya tulis ratusan halaman. Silahkan baca buku saya kelima yang soal disiplin anak. Di pelatihan saya jelaskan seharian dari pagi sampai maghrib! Masih kurang? Gabung di komunitas yuk-jadi orangtua shalih untuk sharing. Masih kurang? Saya persilahkan alumni telepon saya via telepon tiap rabu-kamis (sementara ini) untuk saya bimbing langsung. Masih kurang juga? Undang saya ke rumah! Semoga yang terakhir ini tidak Anda lakukan. Bayangkan jika 50 ribu alumni pelatihan saya minta dikunjungi ke rumah, sepertinya umur saya di dunia tidak akan mencukup untuk menjangkau semuanya. Jadi, siapa mau ikut belajar? Oleh: Ihsan Baihaqi Ibnu Bukhari Fasilitator Pelatihan Orangtua di 25 Propinsi 80 kota di Indonesia dan 7 Negara Penulis buku-buku best seller parenting www.auladi.net
Buletin Dakwah
Agar Menyenangkan ketika Dipandang Suami Rumah tangga harmonis adalah dambaan setiap pasangan suami istri. Harmonisnya rumah tangga ditentukan oleh banyak faktor. Salah satu faktor yang berperan penting adalah istri yang baik. Semua istri shalihah tentu saja senantiasa berusaha menjadi istri yang baik bagi suaminya. Meski tidak mudah. Bahkan bisa jadi memerlukan perjuangan panjang dan pengorbanan terutama mengalahkan dan menundukkan ego istri. Namun kecintaan dan ketaatan istri kepada Allah akan menjadi modal yang Insya Allah akan memudahkan upaya istri. Salah satu sifat istri yang baik adalah menyenangkan jika dilihat suami, sebagaimana sabda Rasulullah SAW, “Sebaik-baik istri ialah yang menyenangkan jika engkau (suami) melihatnya, taat jika engkau menyuruhnya, serta menjaga dirinya dan hartamu di saat engkau pergi.” (HR. Ath-Thabrani) Berdasarkan hadis diatas, maka seorang istri harus selalu menjaga penampilannya agar dalam pandangan suaminya menyenangkan untuk dilihat. Istri harus senantiasa membuat suami terpesona dengan penampilannya. Hal ini akan menjadi benteng yang akan menjaga suami dari godaan wanita lain. Rasulullah SAW mengingatkan pentingnya hal ini agar suami menyalurkan hasratnya hanya kepada istrinya, sebagaimana tersirat dalam sabdanya, “Sesungguhnya perempuan itu (di mata pria) apabila berhadapan sangat menggoda, bila membelakangi juga dalam penampilan menggoda. Maka jika salah seorang diantaramu melihat seorang perempuan, hendaklah mendatangi isterinya. Sesungguhnya yang demikian itu dapat mengatasi apa yang ada dalam hatinya.” (HR Muslim) Oleh karena itu tampil menyenangkan suami adalah satu perkara yang sangat penting bagi seorang istri. Perkara ini pada saat sekarang sering dianggap sepele oleh para istri. Buktinya mereka berpenampilan seadanya ketika berada di rumah, namun justru berdandan cantik saat akan ke luar rumah. Seharusnya seorang istri hanya tampil cantik dihadapan suaminya dan menjaga penampilannya saat keluar rumah. Berikut ini beberapa hal yang perlu dilakukan agar menyenangkan saat dipandang suami: 1. Tampil cantik dan rapi di rumah
Saat suami ada di rumah, pakailah baju yang disukai suami, dalam keadaan tersetrika rapi, dan harum baunya. Jangan memakai baju yang sudah kusam dan lusuh, apalagi robek sana sini, meski istri nyaman memakainya. Istri yang mengenakan baju yang bagus dan rapi, selain membuat sedap dipandang suami, juga menunujukkan rasa terima kasih kita pada suami atas nafkah yang sudah diberikan. Tanamkan komitmen istri sudah tampil rapi dan cantik saat suami pulang ke rumah. Usahakan semua urusan dapur sudah selesai sebelum suami pulang, sehingga istri dapat menyambut kepulangan suami dengan penampilan yang mempesona suami. 2. Rawat tubuh dengan baik Seorang istri hendaknya merawat tubuhnya agar selalu tampil menarik. Jaga berat badan agar tetap ideal. Jauhkan dari bau badan, dan jaga tetap harum. Pakailah parfum dengan wangi yang disukai suami. Demikian juga jaga agar tidak tercium bau yang tidak sedap dari mulut. Lakukan perawatan sederhana dengan biaya terjangkau. Manfaatkan bahan yang tersedia di rumah, seperti air cucian beras untuk masker wajah. 3. Cantik dan wangi saat tidur dengan suami Saat tidur dengan suami adalah saat yang juga penting, karena saat itu adalah saat istimewa yang hanya menjadi milik suami. Seorang istri hendaknya berganti baju yang bersih, bahkan sangat dianjurkan berpakaian khusus, yang dapat membangkitkan gairah suami. Bukankah Rasulullah SAW pernah bersabda bahwa sebaik-baik istri adalah yang mampu membangkitkan gairah suaminya? pakailah parfum agar badan harum. Harum yang tercium juga akan menyenagkan suami dan menambah gairah suami. Demikian beberapa hal yang dapat mebuat istri menyenangkan bila dilihat suami. tentu saja bukan hanya penampilan fisik dihadapan suami yang harus diperhatikan seorang istri. Hal yang juga tidak boleh dilupakan adalah kecantikan hati. Karena itu seorang istri harus senantiasa menjaga hatinya dan amal ibadahnya, agar terpancar darinya kecantikan hati yang terpancar atas dasar keimanan kepada Allah SWT. Arum Harjanti (ummi-online/muslimahzone.com)
Simpanlah baik-baik lembaran ini, didalamnya terdapat lafadz ALLAH SWT.
11 | Remaja
Buletin Dakwah
Apakah Kita Sudah Beriman?
Tahun-tahun belakangan ini muncul beragam acara kurang berkualitas di televisi kita. Mulai dari sinetron, infotainment, reality show, yang semuanya ditayangkan setiap hari. Pagi infotaiment, siang sinetron, malamnya reality show. Masyarakat dipaksa untuk menelan beragam acara televisi yang tidak ada unsur mendidiknya. Mirisnya, banyak dari acara-acara tersebut yang dibumbui dengan adegan atau perkataan yang bernilai celaan dan hinaan kepada pihak lain. Sebut saja acara A di saluran B, hampir setiap malam reality show yang dicampur dengan musik ini ditayangkan. Penontonnya penuh hingga tumpah ruah di depan panggung acara. Mulai dari ibuibu, bapak-bapak, remaja dan tidak ketinggalan anak-anak mereka juga diajak turut serta. Biasanya ada bintang tamu yang khusus dihadirkan dan berbeda pada setiap acara. Mulai dari awal mulainya acara hingga selesai, acara ini hanya diisi dengan gurauan, musik, dan tidak ketinggalan hinaan atau celaan kepada bintang tamu atau sesama pembaca acara. Mereka tidak peduli bahwa ada anak-anak yang juga ikut menonton di
studio. Akibatnya, sekarang ini budaya menghina atau dalam bahasa ‘gaulnya’ membully, sudah sangat kuat masuk ke dalam masyarakat. Ada yang kurang rasanya bila saat berkumpul dengan teman-teman tidak saling menghina. Ada yang bilang ini adalah wujud kasih sayang antara sahabat. Begitukah antar sahabat saling berkasih sayang? Mungkin kita perlu mengkaji kembali hadis Nabi shallaLlahu ‘alaihi wa sallam. Beliau bersabda: “Seorang mukmin bukanlah orang yang banyak mencela, bukan orang yang banyak melaknat, bukan orang yang keji (buruk akhlaqnya), dan bukan orang yang jorok omongannya.” (HR. Tirmidzi, Ahmad, dll). Bagaimana mungkin saling mencela dan menghina meskipun itu ditujukan untuk bercanda bisa disebut sebagai bentuk kasih sayang? Allah melalui Rasul-Nya jelas memberikan definisi seorang mukmin, yaitu mereka yang menjaga perkatannya. Bukan yang mudah mencela meskipun itu hanya bercanda. Hal ini berbeda kasusnya apabila kita menunjukkan keburukan orang lain namun dengan tujuan yang haq.
Menunjukkan keburukan tidak harus dilakukan dengan cara menghina atau mencela. Ki-
ta bisa melakukannya dengan cara-cara yang santun dan tidak menyakiti. Islam mengijinkan beberapa keadaan yang membolehkan kita untuk menunjukkan keburukan orang lain, misalnya ketika ada seseorang bertanya perihal orang yang ingin menikahinya. Meskipun begitu, kita juga hanya berhak menyampaikan seperlunya saja, tidak boleh sampai menghina atau mencela. Jadi, sudahkah kita beriman? Sumber: fimadani.com (fauziya/muslimahzone.com)
Simpanlah baik-baik lembaran ini, didalamnya terdapat lafadz ALLAH SWT.
12 | Tips
Buletin Dakwah
Rahasia Kecantikan Alami Wanita Muslimah
Sebagai wanita, Anda perlu tau tips dan rahasia kecantikan alami wanita muslimah. Untuk cantik tak selalunya mahal, Islam telah mengatur banyak hal, termasuk di dalamnya kecantikan dan kesehatan bagi para wanita. Rahasia kecantikan alami wanita muslimah pada dasarnya bersumber dari kecantikan batin. Sebab secantik apapun kecantikan fisik, tanpa dibarengi dengan kecantikan batin, maka kecantikan tersebut hanya akan bertahan
beberapa waktu saja alias tidak abadi. Rahasia kecantikan alami wanita muslimah memadukan dua kecantikan yang cukup penting bagi wanita, yakni kecantikan lahir dan batin. Atau lebih sering dikatakan sebagai inner beauty. Untuk lebih jelasnya, berikut ini beberapa tips dan rahasia kecantikan alami wanita muslimah yang bisa Anda coba untuk meningkatkan kualitas kecantikan diri Anda; 1. Wudhu merupakan ra-
hasia kecantikan alami wanita muslimah yang cukup luar biasa. Wudhu bukan hanya sekedar rutinitas pekerjaan ibadah saja. Wudhu memiliki khasiat luar biasa untuk menjaga kesehatan dan kecantikan kulit. Sebuah penelitian menyebutkan bahwa rutinitas membasuh kulit muka sebanyak lima kali dalam sehari akan mencegah terjadinya kanker kulit sekaligus menjadi facial wajah yang membantu membersihkan kulit wajah. Dengan demikian rahasia kecantikan alami wanita muslimah akan terpancar secara jelas. 2. Memakai celak. Rahasia kecantikan alami wanita muslimah lainnya adalah dengan memakai celak mata sebagaimana disunnahkan oleh Rasulullah saw. Memakai celak ternyata tak hanya akan memperindah mata, namun juga mampu melindungi mata dan menjaga kesehatan mata.
3. Rajin bersiwak. Bersiwak merupakan tradisi Rasulullah dalam membersihkan gigi setiap saat dengan menggunakan kayu siwak. Para wanita muslimah dapat mengikuti cara Rasulullah ini untuk menjaga kesehatan dan kualitas gigi. 4. Menutup aurat. Jilbab juga kerudung disamping merupakan syariat ajaran Islam juga berfungsi untuk melindungi tubuh maupun rambut dan kepala seorang wanita dari paparan cahaya matahari secara langsung. Kontak cahaya matahari yang terjadi secara terus menerus akan berakibat pada terjadinya resiko kanker kulit. Namun demikian, walaupun terdapat banyak kebaikan dari apa-apa yang disyari’atkan Islam, kita tetap harus meluruskan niat dengan sematamata melakukan amalan wajib maupun sunnah hanyalah demi menggapai ridho Allah. Sumber: sisterfox dengan sedikit perubahan (fauziya/muslimahzone.com)
Tips Menyimpan Makanan di Kulkas Lemari pendingin atau biasa kita sebut kulkas saat ini memang menjadi bagian penting yang menunjang aktifitas ibu rumah tangga. Maka penggunaannya pun harus diperhatikan agar manfaat yang kita harapkan dari adanya kulkas di rumah dapat kita rasakan, bukan malah sebaliknya. Kebiasaan kita sehabis berbelanja bahan makanan dan sayur mayur adalah langsung menyimpannya di kulkas. Padahal menyimpannya menjadi satu di kulkas akan mengurangi kesegaran makanan. Maka berikut muslimahzone akan menyajikan tips menyimpan makanan di kulkas dengan benar, agar makanan awet dan segar. Tips ini diambil dari aritunsa.com. Penyimpanan makanan dalam kulkas yang tidak diperhatikan dengan benar akan menyebabkan pembusukan makanan dan penyakit. Sebab bakteri tercipta akibat kontaminasi dari makanan lain, air, kotoran manusia, serangga yang tetap hidup dan lain-lain. Proses memasak ternyata tak sepenuhnya dapat mengatasi masalah bakteri pada sayur maupun bahan makanan yang kita simpan dalam kulkas. Tapi hal itu dapat dicegah sete-
lah mengetahui apa yang salah dalam menyimpan makanan dalam kulkas dan bagaimana cara yang benar. 6 Kesalahan Menyimpan Makanan di Kulkas Ada beberapa kesalahan yang biasa kita lakukan tanpa sadar saat menyimpan makanan dalam kulkas. Berikut ini 6 kesalahan yang dimaksud: 1- Menyimpan buah dan sayur dicampur jadi satu pada laci kulkas yang sama 2- Buah dan sayur segar disimpan dalam wadah kedap udara lalu dimasukkan dalam kulkas, hal itu justru akan membuat buah dan sayur tersebut cepat layu dan membusuk 3- Menyimpan bumbu di kulkas hanya akan membuatnya tidak tahan lama 4- Tidak memperhatikan suhu yang tepat, suhu udara pada refrigrator seharusnya 1 derajat celcius lebih rendah dibandingkan suhu yang disarankan. Misalnya daging unggas disarankan disimpan pada suhu 5°c, maka aturlah suhu dalam refrigerator agar 4°c 5- Menyimpan makanan terlalu banyak dalam kulkas, justru akan membuat sirkulasi udara dan unit
bekerja lebih keras untuk menjaga agar suhu tetap dingin 6- Menyimpan makanan panas dalam freezer atau refrigerator Beberapa kebiasaan menyimpan makanan dalam kulkas tersebut ternyata salah. Lalu apa yang harus dilakukan agar cara menyimpan makanan dalam kulkas benar. Cara Tepat Menyimpan Makanan dalam Kulkas Berikut ini cara tepat menyimpan makanan di kulkas yang bisa kita biasakan mulai sekarang agar terhindar dari segala kemungkinan yang tidak baik. 1. Memisahkan buah dan sayur Memisahkan sayur dan buah dalam satu laci kulkas bukan tanpa alasan. Kebanyakan buah-buahan mengeluarkan gas yang disebut ethylene dan banyak pula jenis sayuran yang sensitif terhadap gas tersebut sehingga membuatnya cepat membusuk. 2. Buang makanan yang membusuk Jika terdapat makanan yang membusuk, misalnya sayuran atau buah, cepatlah dipisahkan dan dibuang agar tidak mengkontaminasi makanan lainnya.
3. Meletakkan susu dan yogurt di rak paling atas Susu dan yogurt diletakkan pada rak paling atas agar makanan yang berbau tajam tidak merusak rasa produk olahan susu. 4. Daging dan seafood disimpan di rak paling bawah Pastikan memisahkan makanan ini (daging dan seafood) dari makanan lain untuk mencegah terjadinya kontaminasi silang. 5. Jangan mencampur makanan matang dan mentah Sebaiknya makanan matang diletakkan di lemari es bagian atas. Sedangkan daging segar seperti ikan dan daging sapi diletakkan di bagian bawah. Di bawahnya irisan daging dan terakhir daging unggas. 6. Dinginkan makanan panas terlebih dahulu Jangan sekali-kali menyimpan makanan panas langsung dalam kulkas. Biarkan mendingin sebelum dimasukkan ke dalam kulkas. Makanan panas akan cepat basi jika disimpan dalam kulkas. Demikian tips menyimpan makanan di dalam kulkas. Semoga bermanfaat. (fauziya/muslimahzone. com)
Simpanlah baik-baik lembaran ini, didalamnya terdapat lafadz ALLAH SWT.