Footprint Vol.2 2017

Page 1

PROGRAM STUDI SARJANA ARSITEKTUR SEKOLAH ARSITEKTUR, PERENCANAAN, DAN PENGEMBANGAN KEBIJAKAN INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG KOREA ARCHITECTURAL ACCREDITING BOARD

FOOTPRINTS SARJANA Vol.2/2017 Dokumentasi Studio 2016-2017

Kurikulum 2013 dirancang untuk merespon perubahan dan perkembangan keilmuan yang terjadi di masyarakat serta kebutuhan akan sarjana arsitektur yang mampu menjawab tantangan perubahan tersebut. Dokumentasi ini adalah kumpulan beberapa karya terpilih dari setiap studio dan mata kuliah, ditambah dokumentasi dari kegiatan-kegiatan ekstrakurikuler dalam kurun waktu Agustus 2016 - Juli 2017. The Undergraduate Program of Architecture, Institut Teknologi Bandung aims at educating bachelor level students who are prepared as junior architects practicing at national and international levels with the advancements related with technology, environment, social and cultural consciousness.

FOOTPRINTS sarjana

Program studi sarjana arsitektur, Institut Teknologi Bandung bertujuan untuk mendidik sarjana S1 arsitektur yang siap magang menjadi arsitek junior baik di dalam maupun di luar negeri serta diharapkan memiliki beberapa keunggulan yang terkait dengan kemampuannya merespon konteks teknologi, lingkungan, sosial dan budaya di Indonesia.

CANBERRA ACCORD

Dokumentasi Studio 2016-2017

The curriculum of 2013 designed to respond to the dynamic changes and current developments of knowledge and society, and the need for architecture program’s graduates to work on those challenges. This documentation is a collective work of undergraduate programme consisted of multiple studios, courses, and extracurricular activities during the period of 2016-2017.

www.sappk.itb.ac.id www.ar.itb.ac.id

Vol. 2 / 2017

School of Architecture, Planning and Policy Development Institut Teknologi Bandung (ITB) Labtek IX B Ganesha 10, Bandung 40132 Indonesia

FOOT PRINTS sarjana ISSN 2540-8798

Vol. 2 / 2017


Š 2017 Program Studi Arsitektur Institut Teknologi Bandung dan Para Penulis. Dilarang memperbanyak bagian atau keseluruhan isi buku ini dalam bentuk apapun tanpa persetujuan tertulis dari Program Studi Arsitektur ITB. No part of this book may be reproduced in any manner whatsoever without written permission from the Architecture Program, ITB.

FOOTPRINT adalah produksi dari Program Studi Arsitektur, Sekolah Arsitektur, Perencanaan dan Pengembangan Kebijakan, Institut Teknologi Bandung.

FOOTPRINTS is a production of the Architecture Program, School of Architecture, Planning, and Policy Development, Institut Teknologi Bandung, Indonesia.

Dicetak di Bandung, Indonesia. Printed in Bandung, Indonesia.

PROGRAM STUDI ARSITEKTUR SEKOLAH ARSITEKTUR, PERENCANAAN DAN PENGEMBANGAN KEBIJAKAN School of Architecture, Planning, and Policy Development Institut Teknologi Bandung (ITB) Labtek IX B Jl. Ganesha 10 Bandung 40132 Indonesia T (022) 253 0706 F (022) 253 0705 W www.sappk.itb.ac.id www.ar.itb.ac.id ISSN 2540-8798 (Complete Set) ISSN 2540-879009 (Vol. 2) foto sampul : Mochammad Donny Koerniawan


TIM REDAKSI 2016-2017

Pembina Aswin Indraprastha Ketua Redaksi Aswin Indraprastha Koordinator Tim Kania Atthaya, Tifany Claudia Desain dan Layout Adi Nur Khamim, Aries Fadli Prayoga, Nikolas Fiansa, Yahya Ayyash, Nabila Putri, Haidar El Haq, Joshua Aditya Narasi Keshia Simatupang, Anindya Nailaiffa, Rayi Ruby, Mutia Ayu, Haryono Kurniawan, Ahmad Aufa Adyancha, Gideon Simangunsong, Maharani Stavira, Shafira Aisyah Fitri

in harmonia progressio

Dokumentasi Cindy Claudia, Mahira Putri, Nikita Eka Nurwita, Tri Miranda, Faradillah Hillman, Fikri Anam, Eka Kurniawan, Fasya Amasani, Lanna Elvira Penerjemah Yessy Zakaria Dan semua kolega serta mahasiswa yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu.

Foto (kanan) Rizkia Amalia

i

ii


Pengantar

Pengantar

Dekan Sekolah Arsitektur dan Perencanaan Pengembangan Kebijakan Institut Teknologi Bandung

Ketua Program Studi Sarjana Arsitektur Sekolah Arsitektur dan Perencanaan Pengembangan Kebijakan Institut Teknologi Bandung

Aswin Indraprastha, PhD, IAI.

Prof. Dr. -Ing. Widjaja Martokusumo

Dean School of Architecture, Planning and Policy Development Institut Teknologi Bandung

Sebuah kebanggaan tersendiri bagi saya untuk menuliskan pengantar pada publikasi karya mahasiswa Arsitektur SAPPK ITB FOOTPRINTS yang kedua. Publikasi ini sudah dimulai sejak dua tahun lalu, dan mendapatkan antusiasme serta sambutan yang baik dari para pemerhati pendidikan arsitektur, kolega dosen/staf pengajar dan mahasiswa sendiri. Kegiatan publikasi ini merupakan sebuah tradisi perekaman (dokumentasi) yang baik, dan perlu dijaga secara bersama keberlanjutannya. Pendidikan Arsitektur tidak bisa lepas dari catatan perjalanan sebuah proses pembelajaran. Untuk itulah, penerbitan FOOTPRINT Volume 2, mencoba untuk merekam proses tersebut. Sesuai dengan makna yang tersurat di dalam FOOTPRINTS, publikasi ini sedikit banyak ingin menyampaikan jejak-jejak langkah dari kegiatan pembelajaran Arsitektur, khususnya matakuliah studio, pada Program Sarjana Arsitektur.

Tedjo,dengan PhD FOOTPRINTS Vol. 2 memuat sejumlah karya mahasiswa mulai dari tahun Baskoro pertama sampai tahuan keempat, yakni matakuliah Dasar-dasar Perencanaan dan Perancangan dan Teknik Komunikasi dan Presentasi, Studio Konstruksi dan Bahan, Studio Gubahan Bentuk, Studio Perancangan Tapak dan matakuliah Studio Perancangan Arsitektur. Masing-masing matakuliah studio memiliki tujuan pembelajaran sendiri-sendiri, namun satu dengan lainnya saling terkait untuk membekali mahasiswa dalam mencapai kompentesi sarjana arsitektur. Selain itu terdapat juga sejumlah kegiatan ekstra kurikuler yang menjadi bagian dalam menempuh pendidikan di ITB. Kegiatan ekstra kurikuler tersebut terdiri atas ekskursi, kuliah tamu, workshop, konferensi dan sayembara desain. Apresiasi yang tinggi dan ucapan terima kasih kepada semua yang terlibat di dalam penyusunan dan The problem FOOTPRINTS is rooted in theVol. design of rusunawa, which fails to take into khusus account the of inhabitants. penerbitan 2 ini. Ucapan terima kasih secara juganeeds ditujukan kepada When para the city administration evicts residents from a compact and bustling kampung, they take away not only their koordinator, pembimbing studio dan para asisten akademik yang telah mengkontribusikan waktu, houses, but also their informal livelihoods and social capital. Rusunawa, with their austere focus on only the basic tenaga dan pikiran bagi kelangsungan proses pembelajaran di studio. Sebagai penutup, saya mengajak human needs, are more suited to those working in the formal sector. anda sekalian untuk menikmati karya-karya terbaik dari mahasiswa kami. yang kami banggakan People evicted from Pasar Ikan in Luar Batang, North Jakarta, face a similar fate, having been ordered to move to Rawa Bebek Rusunawa in East Jakarta, more than 25 kilometers from their former homes and the sea. Many Bandung, Pasar Ikan Oktober residents 2017 are fishermen. Dozens of families are being crammed into 21-square-meter, kitchenless units designed for single workers. The city, however, has promised to relocate them to more family-appropriate apartments once complete. Rawa Bebek boasts sparkling-clean elevators and toilets, but the displaced residents are at a loss as to how to make a living at the rusunawa, which is located far from public transportation access.

vi iii

Head of Undergraduate Program of Architecture School of Architecture, Planning and Policy Development Institut Teknologi Bandung

FOOTPRINTS Vol. 2 merupakan refleksi hasil-hasil Studio Perancangan Arsitektur dan studio-studio serta mata kuliah lain dalam kurun waktu Augustus 2016 hingga Juli 2017, atau dari awal Semester I 2016-2017 hingga akhir Semester II 2016-2017. Sebagai sebuah refleksi, dokumentasi ini mengungkapkan beberapa proses perbaikan terus-menerus yang kami lakukan, terutama pada studio dan workshop terkait dengan capaian yang diharapkan, lingkup dan metode pembelajaran yang dilakukan. Ini kami lakukan karena kami menyadari bahwa hanya dengan evaluasi diri yang kontinyu, memperbaiki apa yang kurang dan mempertahankan apa yang sudah baik, sebuah proses dapat menghasilkan keluaran yang direncanakan. Selain refleksi program kurikuler, dokumentasi ini mencatat beberapa program ekstra kurikuler yang telah Baskoro PhD Studi maupun oleh mahasiswa seperti capaian prestasi mahasiswa dalam dijalankan Tedjo, baik di Program berbagai sayembara kolaboratif dan kegiatan-kegiatan yang memiliki nilai positif seperti kuliah tamu, kuliah lapangan, workshop kolaboratif dan lainnya yang kami jalankan dengan tujuan untuk meningkatkan atmosfir akademik yang baik. Kami menyampaikan apresiasi dan terima kasih kepada tim mahasiswa dan kolega yang telah mendedikasikan waktu dan pikirannya untuk berkontribusi dalam penyusunan FOOTPRINTS Vol. 2 ini. Selamat menikmati karya-karya mahasiswa dalam FOOTPRINTS Vol. 2 ini dan silakan beri masukan untuk perbaikan pembelajaran arsitektur di ITB.

Bandung, Oktober 2017

vii iv


Daftar Isi Contents

SEMESTER 3

SEMESTER 5

SEMESTER 7

SEMESTER 2

Studio Perancangan Arsitektur I Architectural Design Studio I

1

Studio Perancangan Arsitektur III Architectural Design Studio III

43

Studio Perancangan Arsitektur V Architectural Design Studio V

Studio Konstruksi dan Bahan I Construction and Material Studio I

31

Studio Perancangan Tapak Site Planning Studio

65

Pendekatan Algoritmik 101 Algorithmic Approach

Studio Konstruksi dan Bahan II Construction and Material Studio II

71

SEMESTER 4

SEMESTER 6 11

Studio Perancangan Arsitektur IV Architectural Design Studio IV

53

Studio Komputasi Arsitektur Architectural Computation Studio

21

Studio Struktur dan Bentuk Architectural Computation Studio

79

Studio Gubahan Bentuk Form Composition Studio

35

Teknik Komunikasi dan Presentasi Communication and Presentation Techniques

143

Pengantar Rekayasa dan Desain II Introduction to Engineering and Design II

147

Esai Dosen 151 Lecturer's Essays

SEMESTER 8

Studio Perancangan Arsitektur II Architectural Design Studio II

v

89

Studio Tugas Akhir Final Project

EKSTRAKURIKULER 107

Ekstrakurikuler 157 Extracurricular

vi


TAHUN Di tingkat 2 mahasiswa mulai mengenal sistem studio sebagai inti pembelajaran arsitektur. Studio Perancangan Arsitektur merupakan studio utama yang melatih integrasi pengetahuan dan kemampuan teknis yang diberikan di mata kuliah penunjang studio dan beberapa studio lain yakni Studio Konstruksi dan Bahan, Studio Gubahan Bentuk dan Studio Komputasi. Kompetensi perancangan arsitektur yang diharapkan setelah menyelesaikan tingkat 2 adalah menguasai dasar- dasar perancangan bangunan privat maksimal dua lantai dengan luas sekitar 300m2 serta menguasai beberapa pengetahuan dasar tentang material, struktur dan konstruksi, nilai-nilai arsitektur yang mendasari sebuah karya arsitektur dan gubahan massa/ruang.

SEMESTER 3

2

In their 2nd Year, students will be properly introduced to the studio system as the core learning method of architecture. Architectural Design would be the first studio which will allow students to train their abilities in integrating the technical knowledge and skills they’ve obtained in studio supporting courses and few other studios, including Construction and Material Studio, Shape Composition Studio, and Computation Studio. Architectural design competence which is expected to be obtained after the students completed their 2nd year is that they would master several basic knowledges in designing a two-stories building at maximum with an area of approximately 300 sqm, and also several basic knowledges covering materials, structures and construction, architectural values which would underlie architectural creations, and composition of mass/space

SEMESTER 4

Studio Perancangan Arsitektur I Architectural Design Studio I

1

Studio Perancangan Arsitektur II Architectural Design Studio II

11

Studio Konstruksi dan Bahan I Construction and Material Studio I

31

Studio Komputasi Arsitektur Architectural Computation Studio

21

Studio Gubahan Bentuk Form Composition Studio

35


Studio ini bertujuan untuk melatih sensitivitas terhadap standar, antropometri, tektonika, organisasi spasial dan fungsional pada program ruang yang sederhana dan terbatas. Tugas terakhir pada studio ini melatih pendekatan 'luar ke dalam' sebagai pendekatan yang menekankan pada ekspresi tektonika dan karakter material.

This studio aims to nurture sensitivity towards standards, measurements, anthropometry, and tectonics in addition to the spatial and functional organisation of a simple and limited facility. The final project of this studio is a design exercise with 'outside-inward' approach with focus on the tectonic expression of the design and the characteristics of the materials.

AR2190

STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR I

Architectural Design Studio I

Pembimbing | Mentors : Arif Sarwo Wibowo, ST, MT, Dr.Eng Bambang Totopambudi, Ir. Dibya Kusyala, ST., MT. Christina Gantini, ST, MT, Dr. Eko Purwono, Ir., MSArch.S Dr. Eng. Hanson Endra Kusuma, M.Eng Hidayat Amir, Ir. Indah Widiastuti, ST, MT, Ph.D Permana, ST, MT Ir. Titiek Savitrie, MT Ir. Tri Yuwono, MT

3

4


AR2190 1. Unsur-unsur arsitektur 2. Antropometri dan organisasi 3. Bentuk dan tektonika PROYEK 1 Merekam Unsur-Unsur Arsitektur Recording Architectural Elements

PROYEK 2 Antropometri & Organisasi Ruang Anthropometry & Space Organization

PROYEK 3 Bentuk & Tektonika Forms and Tectonics

Pengetahuan tentang unsurunsur arsitektur wajib dimiliki oleh seorang calon arsitek. Hal pertama yang harus dilakukan oleh seorang calon arsitek adalah merekam unsur-unsur tersebut sebagai bagian dari proses pengayaan pengetahuan sebelum melakukan perancangan. Dalam tugas ini, mahasiswa diminta merekam unsurunsur arsitektur yang terdapat dalam sebuah bangunan dengan cara: pengamatan, pengukuran, perekaman digital, penggambaran ulang dan pemaparan apresiasi terhadap unsur-unsur arsitektur tersebut.

Antropometri dan organisasi ruang adalah pengetahuan dasar yang wajib dimiliki oleh seorang calon arsitek. Kepekaan terhadap antropometri tubuh adalah penting agar hasil rancangan dapat dipergunakan secara baik, tanpa ada kendala dalam berkegiatan. Hasil rancangan yang mempertimbangkan antropometri tubuh manusia akan memberikan kenyamanan dan kemudahan dalam penggunaannya Selain standar antropometri, mahasiswa diminta untuk merekam/mencatat berbagai kegiatan dalam sebuah rumah (kamar tidur, dapur dan kamar mandi) dan hubungan ruang antar ruangan-ruangan tersebut terkait dengan aktifitas dan sirkulasi yang terjadi.

Desain bangunan dengan prinsip tektonik tidak hanya menjawab kebutuhan konstruksi dan struktur, melainkan juga mengemasnya ke dalam suatu bentuk seni yang indah apabila ditunjukkan sebagaimana adanya. Tugas ini mengarahkan mahasiswa untuk merancang paviliun 80 m2 bermasa tunggal di taman-taman tematik.Paviliun ini akan difungsikan sebagai ruang pameran dan menjadi ikon taman tersebut. Setelah mengerjakan tugas ini mahasiswa diharap sudah menguasai teknik merancang dengan mempertimbangkan tapak, dan yang terpenting mampu merancang bangunan dengan struktur yang sederhana namun memiliki prinsip-prinsip tektonik.

Knowledge about elements of architecture is essential for a future architect. The first thing that needs to be done by a future architect is to record all the elements as a part of knowledge enrichment before actually designing something. In this assignment, the students are asked to record all the architectural elements which exist in a building by: observation, measurement, digital recording, redrawing, and presentation of appreciation for the architectural elements.

5

Anthropometry and space organization are the basic knowledges that are essential for a future architect. A sense for anatomical anthropometry is important, therefore the design results can be utilized well as it was meant to be, with no or little hindrance in human actions which involve them. The results of the design which takes human body anthropometry into consideration will provide comfort and ease in their use. Aside than anthropometry standards, students are asked to record various activities that happen inside a house (bedroom, kitchen, and bathroom) and how every room are interrelated based on the happening activities and circulation.

Designing a building with tectonic principles will not be only answering the needs of construction and structure, but also packaging it into a beautiful work of art. This assignment directs students to design a single-massed pavilion of 80 sqm in theme parks. This pavilion will be functioned as an exhibition space and acts as the central icon of the park. After performing this assignment, students are expected to be able to master design techniques with the consideration of footprints, and the most important thing is to be able to design a building with a simple structure but with tectonics principles applied. In this assignment, the students are asked to design a pavilion with an area of 80sqm in a public park in Bandung.

PROYEK 1 Merekam Unsur-Unsur Arsitektur

6


PROYEK 2 Antropometri & Organisasi Ruang

PROYEK 3 Bentuk & Tektonika

Perancangan interior dengan konsep modern ini memang dirancang fungsional. Pada kamar anak dan kamar utama terdapat bukaan besar ke halaman belakang, demikian pula pada ruang makan juga terdapat akses dan bukaan besar ke inner court yang diharapkan mampu memberikan kesan visual yang menarik bagi usernya.

Mutia Ayu

Interior villa ini dirancang secara fungsional dengan eksplorasi material pada bagian lantai , dinding dan ornamen yang terdapat di dalamnya. Villa ini dilengkapi dengan minibar dan ruang keluarga yang hanya dibatasi oleh sliding glass door dengan taman bagian dalam. Pola sirkulasi pada villa ini dibuat dengan analisis antropometri sehingga diharapkan mampu memberikan kenyamanan yang ideal bagi penggunanya.

7

Guntur Damanik

8


Bangunan ini menggunakan tektonika dari baja pipa yang berpotensi untuk dilengkungkan. Karena menggunakan penutup atap membrane, struktur dinding (tiang) dibuat miring dan ditarik menggunakan sling baja untuk membuat atap membrane tegang dan mempertahankan bentuknya. Bagian lengkung / truss memberi gaya tarik keatas pada membrane dan mewujudkan bentuk yang diinginkan.

Konsep bangunan menggunakan modul-modul lengkung dengan proporsi golden section. dibuat 3 modul dengan skala yang berbeda. modul kerangka bangunan disusun semakin membesar ditengah dan mengecil ke bagian ujung menghasilkan bentuk simetris. modul bangunan menggunkan bahan beton, yang dihubungkan dengan gording atap baja ringan C dan struktur kayu pada bagian teras yang dapat dinikmati visualnya oleh pengunjung.

This building uses tectonics from steel pipes which have potential to be warped. Because a membrane roofing is used, wall structure and posts are made to be slanting and pulled using steel slings to keep the membrane roofing tensed, maintaining its form. The trussed part provides upward force on the membrane and giving the intended form.

Concept of this building is using arcs with golden sectional proportions. Three models were built with different scales. The model of the frame is engineered to be larger in the middle sections, and then getting smaller in its tips, creating a symmetrical shape. Building module used concrete as material, which is connected with light steel roofing C and wooden structure on the terrace, which can be enjoyed by the visitors

Anthony Derry

9

Reliya Annisa Putri

10


Organisasi fungsional dalam sebuah rumah tinggal merupakan aspek penting yang dilatih dalam studio ini. Melalui dua tugas, mahasiswa dilatih untuk membuat kajian perseden terhadap suatu karya arsitektur dan kemudian belajar merancang rumah tinggal dua lantai di atas lahan kapling seluas 200-400 m2 di sebuah kompleks perumahan dengan luas lantai keseluruhan 150-250 m2.

Functional organization in a house is an important aspect that is being introduced in this studio. Through the two assignments, students practice to make a precedent study towards an architectural creation, and then learn to design a twostories house on a plot of 200-400 sqm land in a housing complex, with a total floor area of 150-250 sqm.

AR2290

STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR II

Architectural Design Studio II

Pembimbing | Mentors : Arif Sarwo Wibowo, ST, MT, Dr.Eng Bambang Totopambudi, Ir. Dibya Kusyala, ST., MT. Christina Gantini, ST, MT, Dr. Eko Purwono, Ir., MSArch.S Dr. Eng. Hanson Endra Kusuma, M.Eng Hidayat Amir, Ir. Indah Widiastuti, ST, MT, Ph.D Permana, ST, MT Ir. Titiek Savitrie, MT Ir. Tri Yuwono, MT

11

12


PROYEK 1 Apresiasi Karya Arsitektur

AR2290 1. Apresiasi karya arsitektur 2. Perancangan Rumah Tinggal

PROYEK 1 Apresiasi Karya Arsitektur Appreciation of Architectural Project

PROYEK 2 Merancang Rumah Tinggal Designing a House

Studi perseden berupa kajian, apresiasi, kritik terhadap suatu karya arsitektur merupakan salah satu cara mengasah kepekaan dan menambah wawasan dalam merancang. Tugas ini ditujukan agar mahasiswa dapat memperoleh pengetahuan dan wawasan tentang perancangan rumah tinggal dengan cara melakukan studi dan menganalisis rancangan rumah tinggal terbangun.

Sebuah keluarga menengah yang terdiri dari ayah, ibu, serta 2 orang anak (jenis kelamin diasumsikan bersama dengan pembimbing) dengan 1 orang asisten rumah tangga, bermaksud membangun sebuah rumah baru di atas lahan kapling seluas 200400 m2 di sebuah kompleks perumahan di bagian Utara Kota Bandung. Pemilik proyek mengharapkan rumah tinggalnya berlantai dua dengan luas lantai keseluruhan 150-250 m2. Selain itu, diharapkan rumah mereka dapat menampung kerabat yang berkunjung dan menginap satu dua malam.

Precedence study as a form of study, appreciation, critics against an architectural project is one of the methods to nurture sensitivity and improve their design insights. This assignment aimed so that the students can obtain the knowledge and insight about designing a house by performing a study and analyzing as-built design of a house.

13

A middle-class family consisted of a father, a mother, and two children (with sex determined together with the mentor), with a household assistant, intends to build new house on top of a 200-400 sqm patch of soil in a housing complex, in the northern part of Bandung. The owner of the project expects his house two be two-storied, with a total floor area of 150-250 sqm. Aside than that, their house is expected to be able to accommodate visiting relatives who would stay one or two nights.

14


PROYEK 2 Merancang Rumah Tinggal Bangunan utama terlihat seperti 3 massa bangunan yang bertumpuk, namun sebenarnya hanya 2 massa bangunan. Massa bangunan pertama dijadikan untuk ruang publik sedangkah massa bangunan kedua pada lantai pertama digunakan untuk ruang servis dan ruang privat pemilik rumah.

The main building appears like three different building masses stacked on top of each other, which in fact there are only two building masses. The first building mass was designed to be a public space, while the second building mass on the first floor is intended to be a service room and private room of the owner.

Fardhani Yodiatama - Studio Air Putih

Anna Maulida Tazkia - 99% The Guild

Fauzi Ardiansyah - House for Tree

Anna Maulida

Kania Atthaya - Villa Tugendhat 15

16


Christopher Toby 17

Rumah dirancang dengan dua massa bangunan yang memisahkan rumah utama dengan area servis serta garasi. Ruang keluarga memiliki jendela yang dapat dibuka seluruhnya sehingga menyatu dengan teras halaman di bagian depan.

Rancangan bangunan dibuat tinggi dan mewah untuk tamu-tamu yg datang, lantai dasar merupakan ruang-ruang umum yang dibuat luas untuk sirkulasi tamu dan keluarga, sedangkan ruang-ruang pada lantai dua bersifat privat dan untuk kamar-kamar tidur.

The house is designed with two masses which divide the main house with the service area and garage. The family room has a window that can be completely opened, therefore joining the room with the terrace in the front.

The house was designed to be tall and luxurious to accommodate visiting guests. The ground floor is consisted of public rooms designed to be roomy enough for circulations of families and guests. While the rooms in the second floor are intended to be more private, such as bedrooms.

Anthony Derry 18


Rancangan bangunan menyesuaikan profil kavling yang tersedia dengan memaksimalkan bukaan menghadap ke arah Selatan yang juga merupakan halaman samping rumah. Wajah bangunan memiliki konsep yang lebih masif karena orientasi menghadap ke arah Timur sehingga mengurangi panas matahari.

Fauzi Ardiansyah

19

The design of the building is adapted to the profile of the land, by maximizing the opening towards the south where the side lawn of the house lies. The faรงade of the building is built upon a more massive concept oriented towards the east, therefore reducing the heat of the sun.

Bangunan utama terlihat seperti 3 massa bangunan yang bertumpuk, namun sebenarnya hanya 2 massa bangunan. Massa bangunan pertama dijadikan untuk ruang publik sedangkah massa bangunan kedua pada lantai pertama digunakan untuk ruang servis dan ruang privat pemilik rumah.

The main building appears like three different building masses stacked on top of each other, which in fact there are only two building masses. The first building mass was designed to be a public space, while the second building mass on the first floor is intended to be a service room and private room of the owner.

Grace Nathania

20


AR2250

STUDIO KOMPUTASI ARSITEKTUR

Architectural Computation Studio

Workshop studio ini bertujuan mengenalkan dan melatih kemampuan mahasiswa dalam hal komputasi untuk proses pemodelan, rendering, dan dokumentasi arsitektural serta pemodelan berbasis komponen. Studio ini berfokus kepada pemahaman konsep dan alur kerja dari setiap perangkat lunak yang digunakan baik untuk pemodelan 3D, penggambaran menggunakan CAD dan rendering, maupun pemodelan berbasis BIM (Building Information Modeling).

This workshop studio aims to introduce basic computational methods and skills. It has three modules with specific emphasis on 3D modeling and rendering, computer-aided drawing documentation, and component-based modeling. The studio focuses on understanding the concept and work flow of every software used; be it for 3D modeling, CAD drawing and rendering, as well as BIM-based modeling.

Pembimbing | Mentors: Heru W. Poerbo, Ir., MURP, Dr. –Ing. Mochammad Donny Koerniawan, Dr. Eng Agus Suhardjono Ekomadyo, Dr. Aswin Indraprastha, ST, MT, M.Eng, Ph.D, Moch. Prasetiyo E. Y., Ir., M.Arch, MAUD, Dr. Hidayat Amir, Ir.

21

22


AR2250 1.Drawing & drafting 2.3D modeling 3.Digital fabrication 4.Building Information Modeling TUGAS 1 Produksi Gambar Teknik Technical Drawing Production

TUGAS 3 Fabrikasi Digital Digital Fabrication

Pengenalan CAD dilakukan dengan memahami prinsip kerja, perintah-perintah dan fitur menggambar teknik, memproduksi dokumen gambar serta standar informasi dalam gambar yang berlaku. Dalam proses membuat gambar (drafting), mahasiswa dilatih memiliki kepekaan terhadap dimensi dan besaran-besaran dalam elemenelemen gambar sekaligus kedalaman informasi yang ditampilkan pada gambar.

Prinsip fabrikasi digital menggunakan perangkat Laser Cuter dikenalkan agar mahasiswa memiliki pemahaman tentang cara kerja dan mekanisme proses fabrikasi berbasis data digital.

CAD was introduced by understanding the working principles, commands and technical drawing feature, producing a graphic document, and rules and information standards in a drawing. In a drafting process, students are trained to have a sensitivity for dimensions and scales in the drawing elements while also having a sensitivity for the depth of information in a drawing. TUGAS 2 Pemodelan Tiga Dimensi Three-Dimensional Modeling

Pemodelan 3D merupakan kemampuan melakukan abstraksi transformasi 3D menggunakan perangkat digital. Pada proses ini, mahasiswa dilatih untuk melakukan eksplorasi kreatif membuat model 3D secara detil terhadap salah satu elemen arsitektur.

TUGAS 1 Produksi Gambar Teknik

AR2250 DR. ENG. M. DONNY KURNIAWAN

The principles of digital fabrication using laser cutter as a supporting equipment, therefore the students will be having an understanding in the working methods and mechanisms of fabrication process based on digital data.

MENGGAMBAR TEKNIK DENGAN SOFTWARE KOMPUTER AUTOCAD

DR. -ING. HERU W. POERBO

FATHIA AYUNIA MAULANI

15 FEB 2017

15214025

1/1

TUGAS 4 Building Information Modeling

Prinsip dan dasar-dasar pemodelan BIM dikenalkan agar mahasiswa memiliki pemahaman, pengetahuan dan ketrampilan pemodelan berbasis BIM yang menitikberatkan pada komponen atau elemen bangunan. Principles and basics of BIM modeling are introduced so that students will have an understanding, knowledge, and skill to perform BIM-based modeling, which emphasizes on the components or elements of a building.

3D modeling is a skill in performing a 3D transformation abstraction using a digital aid. In this process, students are trained to perform a creative exploration in creating a detailed 3D model based on one of the architectural elements. AR2250 DR. ENG. M. DONNY KURNIAWAN MENGGAMBAR TEKNIK DENGAN SOFTWARE KOMPUTER AUTOCAD

23

DR. -ING. HERU W. POERBO

FATHIA AYUNIA MAULANI

15 FEB 2017

15214025

1/3

24


Tugas produksi gambar teknik membekali mahasiswa pengetahuan, ketrampilan dan standar informasi pada dokumen gambar teknik.

TUGAS 2 Pemodelan 3D

Technical drawing production assignment provides students with the knowledge, skills, and information standards on a technical drawing.

Tugas pemodelan 3D membekali dan melatih ketrampilan pemodelan 3D dan juga kemampuan melakukan transformasi dari informasi atau gambargambar 2D.

PRODUCED BY AN AUTODESK EDUCATIONAL PRODUCT

Assignments in 3D Modeling provide and train students with 3D modeling skills, and also transformations from information or 2D images.

PRODUCED BY AN AUTODESK EDUCATIONAL PRODUCT

PRODUCED BY AN AUTODESK EDUCATIONAL PRODUCT

PRODUCED BY AN AUTODESK EDUCATIONAL PRODUCT

PRODUCED BY AN AUTODESK EDUCATIONAL PRODUCT PRODUCED BY AN AUTODESK EDUCATIONAL PRODUCT

PRODUCED BY AN AUTODESK EDUCATIONAL PRODUCT

Marestu Rizki N

2/3

PRODUCED BY AN AUTODESK EDUCATIONAL PRODUCT

25

26


SAMBUNGAN 2

SAMBUNGAN 1

TAMPAK ATAS

TAMPAK SAMPING

TAMPAK SAMPING

TAMPAK ATAS

Sambungan 1 merupakan detail sambungan kayu dengan beton. Referensi detail sambungan kayu dengan beton tersebut diambil dari detail sambungan Glulam Arch Pavilion.

TAMPAK ATAS

TAMPAK SAMPING Sambungan 3 merupakan detail sambungan kayu dengan beton. Referensi detail sambungan kayu dengan beton tersebut diambil dari detail sambungan Vanke Tsing Tao Pearl Hill Visitor Center.

Sambungan 2 merupakan detail sambungan kayu dengan beton. Referensi detail sambungan kayu dengan beton tersebut diambil dari detail sambungan METLA Forest Research Center.

TAMPAK DEPAN

TUGAS 3 Fabrikasi Digital

SAMBUNGAN 3

TAMPAK DEPAN

Tugas ini adalah tugas pengenalan metode dan proses fabrikasi, dimulai dari pemodelan 3D, persiapan fabrikasi dengan perangkat potong digital, dan proses perakitan (assembly). Tujuannya adalah memberi dasar dan prinsip pembuatan purwarupa (prototype) dengan perangkat fabrikasi digital.

This assignment introduces methods and processes of fabrication; starting from 3D modeling, fabrication preparation with digital cutting equipment, and assembly process. The goal of this assignment is to provide basic principles in prototyping through the use of digital fabrication equipment.

TAMPAK DEPAN

Sumber: Archdaily.com, 4 Maret 2017

Sumber: Igor-barteczko.blogspot.com, 4 Maret 2017

ISOMETRI ISOMETRI

ISOMETRI

Sumber: Archdaily.com, 4 Maret 2017

EXPLODED ISOMETRI

AR2250

EXPLODED ISOMETRI

NAMA

DR.ENG. MOCHAMMAD DONNY K

STUDIO KOMPUTASI ARSITEKTUR

EXPLODED ISOMETRI

KOORDINATOR

TUGAS 2:

MEMODELKAN DETAIL SAMBUNGAN DENGAN SKETCHUP

PRODI ARSITEKTUR SAPPK - ITB

PEMBIMBING

22 MARET 2017

15215014

1/1

NIM

DR.PRASETYO EFFENDI

SEMESTER II - 2016/2017

TANGGAL

TANIA FITRIANI

������������������� ���������

�����������

����

�������� ���������

���������

����

� �

���������

���

�����������

� �

����������������� ����������

� �

� �

27

����������������� ����������

������ ������������ ����������

���������������� ���������������� ��������� �����������������������

�������� ����������

�����

������������� �������������������

�����������

����

�������������������

�������������

����������

���

���������������������

�������

��������� ���

����������

�����

28


TUGAS 4 Building Information Modeling

Tujuan tugas BIM adalah mengenalkan secara prinsip, cara dan alur kerja pemodelan berbasis komponen, yang berbeda dengan metode pemodelan 3D sebelumnya. Mahasiswa dikenalkan sistem BIM yang saling terkait antara informasi dan model virtual 3D.

The aim of BIM assignment is to introduce the principles, methods, and process of component-based modeling, which would have different characteristics from the previous 3D modeling. Students are introduced to BIM system, in which information is interrelated to 3D virtual models. AKSONOMETRI

EXPLODED AXONOMETRY

POTONGAN PERSPEKTIF

TUGAS 4

STUDIO KOMPUTASI DALAM PERANCANGAN PRODI ARSITEKTUR SAPPK - ITB SMT 2 - 2016/2017

KOORDINATOR

PEMODELAN BIM DASAR

NAMA

DR. ENG. MOCHAMMAD DONNY KOERNIAWAN

ADITYA BAYU BUDIMAN

PEMBIMBING

NIM

DR. ING. HERU WIBOWO POERBO

15215024

TANGGAL

19 MEI 2017

2/4

GAMBAR REFERENSI

Referensi yang diambil untuk pemodelan BIM dasar ini berupa rumah tinggal 2 lantai dengan fasilitas carport, 1 ruang tamu, 1 ruang keluarga, 1 ruang makan, 1 dapur, 3 kamar mandi, 4 ruang tidur, dan fasilitas untuk asisten rumah tangga berupa kamar ART, kamar mandi, dan ruang jemur. Rumah ini dilengkapi dengan taman di bagian depan dan belakang serta teras.

SCHEDULES

TUGAS 4

STUDIO KOMPUTASI DALAM PERANCANGAN PRODI ARSITEKTUR SAPPK - ITB SMT 2 - 2016/2017

29

PEMODELAN BIM DASAR

KOORDINATOR

NAMA

DR. ENG. MOCHAMMAD DONNY KOERNIAWAN

ADITYA BAYU BUDIMAN

PEMBIMBING

NIM

DR. ING. HERU WIBOWO POERBO

15215024

TANGGAL

19 MEI 2017

4/4

30


Studio ini memberikan pengetahuan tentang sifat mekanis, kimiawi, termal dan karakter bahan dasar, serta persyaratan penggunaannya dalam konstruksi komponen bangunan bertingkat, baik rangka maupun dinding pendukung. Mahasiswa diberikan pemahaman tentang prinsip konstruksi yang mencakup komponen vertikal dan horizontal yang berperan sebagai struktur bawah (pondasi) dan struktur atas (kolom, balok, dinding, lantai, atap); berbentuk rangka atau bidang dengan sambungan sendi, rol, dan jepit, serta konstruksi finishingnya; dan kemampuan untuk menerapkannya pada desain bangunan dengan modul ruang bervariasi. Mahasiswa juga dibekali dengan pengetahuan dan keterampilan menggambar konstruksi mengacu pada standar gambar teknik internasional.

This studio provides knowledge on mechanical, chemical, thermal nature and characteristics of the basic materials (wood, concrete, steel, bricks) and the terms of their use in the construction of a two-storey building components in two structural systems: frame and bearing walls.

AR2120

STUDIO KONSTRUKSI DAN BAHAN I

Construction & Material Studio I

Students are given the understanding of the construction principles which includes vertical and horizontal components in frame or plane form with roller, pins, and rigid joints which act as sub-structure (foundation) and super-structure (columns, beams, walls, floors, roofs); as well as construction finishing, and the ability to apply the knowledge to building designs with varying spaces. Students are also provided with the knowledge and skills of construction drawing by referring to the international standard of technical drawings.

Pembimbing | Mentor: Bambang Totopambudi, Ir. Hidayat Amir, Ir. Lily Tambunan, Ir., MT, Dr. Andry Widyowijatnoko, ST, MT, Dr.-Ing. Mochammad Donny Koerniawan, DR. Eng Dibya Kusyala, ST, MT

31

32


AR2120 1. Konstruksi Kayu dan Bambu 2. Konstruksi Baja 3. Konstruksi Beton 4. Konstruksi Pondasi Dangkal TUGAS 1 Konstruksi Kayu dan Bambu Wood and Bamboo Construction

TUGAS 2 Konstruksi Baja Steel Construction

Pengetahuan konstruksi kayu sangat penting sebagai dasar pemahaman tentang struktur dan konstruksi. Kayu bisa menjadi bahan yang sangat mudah untuk dikerjakan, namun bisa juga menjadi sangat kompleks dengan berbagai teknik takikan dan sambungannya. Mempelajari konstruksi kayu yang pada dasarnya berbasis pada garis atau batang, akan dapat memberikan bekal pengetahuan tentang kekakuan sambungan dan selanjutnya kekakuan rangka atau portal.

Di dalam tugas ini, mahasiswa diminta untuk merancang bangunan dengan material utama beton di atas pelat lantai beton yang diasumsikan menjadi pondasi rakit dengan ketebalan 20 cm. Pada tugas ini mahasiswa difokuskan untuk menggambar konstruksi bagian atas bangunan (upper structure).

Knowledge about wood construction is important as a basis for structures and constructions. Wood can be a material that can be easily processed, and it can also be a highly complex material with the necessary notches and joints techniques. Learning about wood construction which relies on a straight line or a shaft will provide students with knowledge about the rigidity of joints, and furthermore, rigidity of frames or portals.

TUGAS 1 Konstruksi Kayu

Guntur Damanik, Mutia Ayu, Raden Cecylia, Faza Nugraha

Bangunan yang dirancang memiliki atap berjurai dengan penutup atap yang dipakai dapat berupa tiles (seperti genteng atau sirap) atau lembaran (seperti fibercement atau corrugated metal sheet). In this assignment, students are asked to design a building with steel as its main material, on top of a concrete slab which is assumed to be the foundation assembly with a thickness of 20 cm. In this assignment, the students are asked to focus in drawing the upper structure construction of a building. The designed building will have a dangling roof, with the covering material shall be tiles (e.g. roof tiles or shingled roof) or sheets (e.g. fibercement or corrugated metal sheet).

TUGAS 3 Konstruksi Beton dan Kombinasi Concrete Construction and Combination

TUGAS 4 Konstruksi Pondasi Dangkal Shallow Foundation Construction

Di dalam tugas ini, mahasiswa diminta untuk merancang bangunan dengan material utama beton di atas pelat lantai beton yang diasumsikan menjadi pondasi rakit dengan ketebalan 20 cm. Pada tugas ini mahasiswa difokuskan untuk menggambar konstruksi bagian atas bangunan (upper structure).

Tugas merancang pondasi dangkal melatih kemampuan mahasiswa untuk menentukan dan merancang pondasi dangkal dalam sebuah kasus bangunan tunggal sederhana. Pengetahuan tentang sistem struktur, konstruksi rangka dan material bangunan diaplikasikan pada tugas ini.

In this assignment, students are asked to design a building with concrete as the main material on top of a concrete slab, assumed as an assembly foundation with a thickness of 20 cm. In this assignment, the students are asked to focus in drawing the upper structure construction of a building.

Assignment in designing a shallow foundation trains the students in deciding and designing shallow foundations in a case of simple building. The knowledge in structure system, frame constructions, and building materials are applied in this assignment.

James WIlliam, Haryono Kurniawan, Aryasena Joti

Nikolas Fiansa, Kristina Andre Agung, Kevin Eligius Marseli 33

34


Studio ini membahas prinsip-prinsip komposisi dan melatih kemampuan mahasiswa membuat gubahan arsitektural dua dimensi, gubahan ruang dan bentuk arsitektur, gubahan bentuk massa tunggal dan massa jamak dengan berbagai pertimbangan. Studio ini memberikan latihan menggunakan berbagai pendekatan serta latihan untuk presentasi lisan dan grafis.

This studio discusses design principles and trains students' ability to design twodimensional architectural composition, space and form arrangement, single and multiple objects’ composition based on several considerations.

AR2210

STUDIO GUBAHAN BENTUK

Form Composition Studio

This studio gives exercises for students in using various approaches as well as oral and graphic presentations.

Pembimbing | Mentors : Woerjantari K. Soedarsono, Ir., MT, Dr. Budi Rijanto, Ir., DEA Baskoro Tedjo, Ir., MSEB, Ph.D Agustinus Adib Abadi, Ir. MSc., Dr. Achmad Deni Tardiyana, Ir., MUDD Budi Faisal, Ir., MAUD, MLA, Ph.D. Christina Gantini, Ir., MT, Dr. Allis Nurdini, ST, MT, Dr. Titik Savitrie, ,Ir. MT Dibya Kusyala, ST, MT.

35

36


AR2210 1. Gubahan Fasad 2. Gubahan Massa Tunggal 3. Gubahan Massa Jamak 4. Tektonika Bahan TUGAS 1 Gubahan Fasad Facade Composition

TUGAS 2 Gubahan Massa Tunggal Single Mass Composition

komposisi adalah susunan berbagai unsur untuk membentuk suatu bangunan utuh yang mengandung konsep dan hubungan antarunsurnya. Salah satu unsur ruang yang paling dasar adalah bidang pada desain tampak/fasade bangunan, yang merupakan hasil dari pengolahan unsur pembentuk seperti atap, dinding, atau bukaan. Dalam tugas ini mahasiswa akan melatih kemampuan mendesain fasade bangunan dengan menggarisbawahi pada nilai estetika dan ekspresi bangunannya.

Esensi dalam perancangan arsitektur adalah gabungan dari massa dan ruang, dimana komposisi massa akan menciptakan ruang, dan ruang menjadi media agar bentukan massa tersebut dapat dinikmati dengan baik. Salah satu pendekatan oleh arsitek dimulai dengan menggubah massa. Metode paling dasarnya adalah dengan mengenali sifat dari massa tersebut, kemudian digubah menjadi bentuk yang menarik. Massa arsitektural digubah untuk menciptakan kesan tertentu. Dalam tugas ini mahasiswa akan berlatih menggubah massa menggunakan metode aditif dan substraktif.

Composition is done by composing several different elements to build a single complete building that still retains the concept and the relation of its elements. One of the most basic element of space is designing the building faรงade, which would be the result of combining several building components e.g. roofing, walls, or openings. In this assignment, the students will be able to hone their skills in designing building faรงade with emphasis in esthetics and expression of the building. TUGAS 3 Gubahan Massa Jamak Plural Mass Composition

Banyaknya perumahan yang di bangun akhir2 ini diiringi dengan pembangunan taman2. Taman yang dirancang dengan baik berfungsi seperti penyejuk di tengah perumahan dan dapat menaikkan harga jual rumah. Pada tugas ini mahasiswa akan melatih kemampuan merancang taman lingkungan pada skala perumahan. Taman ini dapat digunakan baik untuk rekreasi aktif maupun pasif, bernuansa dan berkesan modern. The increasing number of housing complex that are being built recently also increases the number of public parks that are being built. A well-planned park should function like an air refresher for the housing complex, and will also act as a leverage for the housing price. In this assignment, the students will practice their ability in designing a public park on a scale of a housing complex. This park should be able to be used for active and passive recreational purposes, with a modern feel and impression.

37

The essence of architecture design is the combination of mass and space, where the composition of mass will create space, and space will be the media in which the shape of the mass can be enjoyed well. One of the approaches used by architects is to compose a mass. The most basic method is by recognizing the characteristics of the mass, and then to compose it into an interesting form. Architectural masses are composed to create a certain impression. In this assignment, students will practice mass composition with additive and subtractive methods.

TUGAS 1A Gubahan Fasad Solid

Lanna Elvira

Marcellina Nathania T.

Kania Atthaya Ulfa

Eka Kurniawan

Marcella Gandakusumah

Slamet Zarkasih

Tugas Gubahan Bentuk melatih kepekaan terhadap pola baik 2D maupun 3D, komposisi, proporsi dan material -Lanna ElviraTUGAS 1B Gubahan Fasad Transparan

TUGAS 4 Tektonika Bahan Material Tectonics

Tektonika adalah bentuk arsitektur yang dihasilkan oleh seluruh komponen struktur yang saling berhubungan dalam sebuah sistem dengan sambungan-sambungan tertentu. Dalam arsitektur, ditekankan pada sifat material dan sambungan dalam logika struktur. Pengembangan tugas ini akan melalui pendekatan induktif (dimulai dari komponen terkecil struktur) dan deduktif (dimulai dari gagasan besar dan abstrak). Dalam tugas ini mahasiswa akan meningkatkan kemampuan untuk mengembangkan bentuk tertentu sebagai gubahan ruang luar dan dalam dengan memperhatikan karakter materialnya Tectonics are the forms of architecture formed by all of the structural components, conjoined in a system with specific joints. In architecture, this science is emphasized in the characteristics of each material and joint in structural logic. The development of this assignment will be done through inductive approach (starting from the smallest structural element) and deductive (from the bigger idea and abstract). In this assignment, students will improve their ability to develop certain forms as an outdoor and indoor space composition by paying attention to the characteristics of the materials.

Anthony Derry

Hanifa Nur Amalina

Rozan Abdul Kadir

Marcella Gandakusumah

Eka Kurniawan

William Abil Bobby S.

38


TUGAS 2 Gubahan Massa Tunggal

Haidar El Haq

M. Raushan Fikri

Theofillus Terry TUGAS 4 Tektonika Bahan Karton

TUGAS 3 Gubahan Massa Jamak

Putri Belinda

Slamet Zarkasih

39

Nurul Azizah Hatami

Shazkia Aulia S. D.

Eka Kurniawan

40


TUGAS 4B Tektonika Bahan Sedotan

TUGAS 4D Tektonika Bahan Sumpit

Anindya Nailaffa

Ikyu Tirtodimedjo

TUGAS 4C Tektonika Bahan Stik Es Krim

Marcellina Nathania Tjandra

Diajeng Nashukha Ramadhanty

Lanna Elvira

Ikyu Tirtodimedjo

Audita Ilhami Rifdah

Guntur Damanik

TUGAS 4E Tektonika Bahan Tusuk Gigi

Aliefianto Nandya Saputra

41

Fathia Almia Tsara Amana

Nabila Putri Fauzia

42


foto oleh: Tubagus Muhammad Aziz Sulaiman


TAHUN Di tingkat 3 studio perancangan sebagai inti pembelajaran mulai mengenalkan masalah dan isu desain yang semakin kompleks, dimulai dari perancangan bangunan publik berlantai sedang, perencanaan dan teknik rekayasa tapak, konstruksi bangunan tinggi dan bentang lebar dan eksplorasi inovasi desain arsitektur berdasarkan pemahaman akan prinsip-prinsip struktur.

3

In the 3rd year, design studio as the core method of learning starts to introduce problems and issues in design that is everincreasingly complex. This begins from designing a public building with a medium story, footprint planning and engineering techniques, high-storied and wide-span building construction, and innovations in architectural design based on the understanding of structural principles.

Studio-studio pendukung Studio Perancangan Arsitektur ditujukan untuk melengkapi pemahaman rancangan arsitektur sebagai kesatuan yang utuh dan teritegrasi antara sistem struktur dan konstruksi serta material bangunan, konteks lingkungan, utilitas dan fisika bangunan.

Supporting studios of Architectural Planning Studio are aimed to complete the understanding of architectural design as a single, unified whole and integrated between structural system and construction, construction materials, environmental context, utility, and building physics.

SEMESTER 5

SEMESTER 6

Studio Perancangan Arsitektur III Architectural Design Studio III

45

Studio Perancangan Arsitektur IV Architectural Design Studio IV

55

Studio Perancangan Tapak Site Planning Studio

67

Studio Struktur dan Bentuk Structure and Form Studio

81

Studio Konstruksi dan Bahan II Construction and Material Studio II

73


Studio ini melatih kemampuan merancang bangunan publik baik tunggal maupun jamak dengan tingkat kompleksitas sedang. Tugas pertama merancang bangunan infill dengan pemahaman tektonik pada konteks urban bersejarah, berupa bangunan 2-4 lantai dengan luas sekitar 200-400 m2. Pada tugas kedua, mahasiwa diminta merancang bangunan jamak dan fungsi jamak 2-3 lantai pada kawasan non urban dengan luas +/-1.500 m2, lahan datar. Lingkup tugas meliputi analisis lokasi dan kondisi daerah perencanaan, konsep perancangan, hingga prarancangan arsitektur. Perancangan mempertimbangkan konstruktibilitas, perilaku, peraturan, barrier free dan hemat energi.

This studio will improve students’ skills in designing a public building, singular or plural, with a medium level of complexity. The first assignment is to design an infill building with a tectonic understanding of a historical urban context, as a 2-4 storied building with an area of 200-400m2.

AR3190

STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR III

Architectural Design Studio III

On the second assignment, the students will be designing a plural building with a plural function of 2-3 stories in a non-urban environment with an area of +/- 1,500 m2, flat soil. The points to be considered in this assignment including location analysis and condition of planning area, design concept, up to the architectural design. The design shall take behavior constructability, barrier free regulations, and energy efficiency into consideration.

Pembimbing | Mentors : Aswin Indraprastha, Ph.D Dr. Eng Arif Sarwo Wibowo Bambang Totopambudi, Ir. Baskoro Tedjo, Ph.D Christina Gantini, ST, MT, Dr. Bambang Setiabudi, ST, MT, Dr.Eng Eko Purwono, Ir., MSArch.S Hidayat Amir, Ir. Indra Budiman Syamwil, Ir., MSc., Ph.D Muhammad Jehansyah Siregar, Ph.D Moch. Prasetiyo E. Y., Ir., M.Arch, MAUD, Wiwik Dwi Pratiwi, Ir., MES, Ph.D

45

46


AR3190 1. Pendekatan Fungsional 2. Pendekatan Sistem Bangunan

PROYEK 1 Pendekatan Fungsional “Dalam - Ke Luar” (Inside - Out) Pada Bangunan Publik Inside-Out Approach in Designing Public Building

PROYEK 2 Model Fungsi Campuran Pada Kawasan Padat Di Pusat Kota (Urban Infill) Mixed-Use Building in Urban Area using Urban Infill Approach

Metode mendesain adalah suatu upaya untuk memecah masalah-masalah desain, mencari solusi dari masing-masing masalah tersebut, dan menyatukan kembali menjadi satu kesatuan utuh. Metode mendesain mempengaruhi pendekatan bagaimana persoalan desain dikenali. Pendekatan yang dikenal misalnya pendekatan bentuk, lingkungan, hemat energi, fungsional, dan lain – lain. Tugas ini menekankan pada pendekatan fungsional ‘inside-out’ yang beresensi untuk merumuskan dan mendesain bangunan berdasarkan kebutuhan spesifik pengguna, tujuan utama dari bangunan serta mengakomodasi semua kebutuhan teknis dari penggunanya. Melalui tugas ini, mahasiswa akan berlatih untuk mengenali, memahami dan merumuskan masalah-masalah desain yang berkaitan langsung dengan pengguna dan tipologi fungsi bangunan yang diberikan.

Kawasan pusat kota Bandung saat ini tengah bertransformasi. Apartemen, hotel, dan bangunan komersial kian menjamur di tengah lahan sempit kota Bandung akibat tingginya kunjungan wisatawan domestik di akhir tahun dan banyaknya lembaga – lembaga pendidikan. Melihat tingginya kebutuhan dan permintaan akan bangunan dengan fungsi hunian dan komersial, maka melalui tugas kedua ini, mahasiswa akan berlatih untuk merancang pada kendala lahan terbatas serta merancang ruang dalam dengan kualitas yang baik dan memenuhi persyaratan pencahayaan dan penghawaan alami yang baik untuk ruang-ruang utama. Selain itu, mahasiswa diharapkan dapat merancang bangunan berkarakter yang merespon dengan baik konteks lingkungan sekitarnya dengan tetap memperhatikan persyaratan universal aksesibilitas, memecahkan masalah keamanan dan keselamatan, serta akses penyelamatan diri pada kondisi darurat.

Design methodology is an effort to decompose design problems, find solutions of each problem, and compose it back in a unity. Design methodology will affect how we recognize each design problem. The kind of approach we usually use are form, environment, energy-saving, functional approach, etc. This task emphasizes inside-out functional approach in order to formulate design buildings based on specific needs of the users. Through this task, the students will learn how to recognize, understand, and formulate design problems that relate directly to the users and the buildings function typology given.

47

Bandung downtown is transforming. Hotel and apartments are spreading rapidly in this not-so-vast area because of high local tourists visit in holiday seasons and numerous education institutions. Seeing these high demands and needs of residential and commercial buildings, therefore through this second task, the students will learn to design in limited area and make good quality inner spaces that meet natural lights and ambience requirements for the main rooms. Besides, the students is expected to be able to design characterized buildings that give good responses to the surroundings and fulfill universal accessibility requirements, solve security and safety problems, and also self-rescue access in emergency situations.

PROYEK 1 Klinik Mata di Jalan Diponegoro, Bandung Luas bangunan 550m2 Luas lahan 1200m2

Jeremy Meldika Dari segi bentuk, denah bangunan yang dirancang bentuknya merespon bentuk lahan tersedia yang berada di sudut persimpangan. Sebagai respon terhadap pojok persimpangan jalan, area pojok bangunan dibuat melengkung. Selain itu, desain secara keseluruhan dibuat sederhana tanpa banyak ornamen. Hal ini memiliki tujuan untuk membuat pengguna klinik lebih rileks dan tidak cepat stress. Terlebih lagi, kontras antara bagian luar yang terdiri atas material batu alam yang kasar dengan bagian dalam yang dilapisi cat dengan warna yang cerah dan halus memberikan kejutan tersendiri bagi para pengguna.

From the perspective of forms, the floorplan of a designed building should respond to the form of the available soil which exists on a corner of a crossing. As a response to the corner of a crossing, the corner area of the building is made to be curved. Aside than that, the overall design is made to be a simple one without using many ornaments. This was aimed to reduce the stress levels of the clinic’s visitors and make them more relaxed. Moreover, the contrast between the exterior which uses rough-cut natural rocks with the interior which is painted with bright and soft color would provide a welcome surprise for the visitors.

48


PROYEK 1 Klinik Mata di Jalan Diponegoro, Bandung Luas bangunan 550m2 Luas lahan 1200m2

PROYEK 1 Kantor Cabang Bank BJB di Jalan Diponegoro, Bandung Luas bangunan 550m2 Luas lahan 1200m2

Fitra Febrina

Devinna Febriani Bangunan bank didesain merespon site dengan keterbukaan tetapi tetapi tetap memberikan rasa aman pada pengguna yang sebagian besar terdiri atas nasabah. Bangunan ini memiliki dua lantai yang terdiri dari lantai dasar yang berfungsi sebagai ruang aktivitas publik bank dan lantai atas yang berfungsi sebagai kantor dengan sirkulasi publik dan private yang terpisah.

49

The building of the bank is designed to respond the site with openness, however it should provide a feeling of safety for its users, which are mainly its customers. This building has two stories which are the ground floor as the bank’s main activity space, and the upper floor as the office, with separated public and private circulation space.

Kantor Cabang BJB Diponegoro didesain dengan mengusung konsep simple dan tropical. Geometri utama bangunan terdiri dari bentuk-bentuk sederhana, yaitu prisma segitiga siku-siku yang ditumpuk diatas 2 lapisan balok. Geometri sederhana ini memberikan kesan simple dan clean. Bentuk atap yang miring menguatkan kesan tropis pada bangunan, didukung dengan pemakaian material kayu pada fasad bangunan. Detail lanskap sekitar bangunan dibentuk sedemikian rupa agar ada pertemuan antara elemen vegetasi rumput dengan bebatuan, yang berkiblat pada desain lanskap milik Yoji Sasaki. Sirkulasi kendaraan dibuat mengelilingi bangunan untuk mengatasi keterbatasan lahan serta mempermudah jalur kendaraan mulai dari drop off hingga parkir.

Branch office of BJB Diponegoro was designed with a simple and tropical concept in mind. The geometry of the main building is formed by simple shapes, which is a right triangle prism, stacked upon two layers of beams. This simple geometry provides a simple and clean feeling. Slanted shape for the roof emphasizes tropical atmosphere of the building, supported with the use of wooden material for the façade. The details on the landscape around the building were designed to allow combination between grassy vegetations with the rocky elements, referring to Yoji Sasaki’s landscape design. Circulation of vehicles is made to circle the building to facilitate the limitations of the space, while at the same time provide an ease for the vehicles to drop-off and to park. 50


PROYEK 2 Hotel Budget di Jalan Tirtayasa, Bandung Luas bangunan 1500m2 Luas lahan 1200m2

Eksplorasi sosok bangunan sebagai konsekuensi dari program dan sistem bangunan diwujudkan dalam model/maket yang memperlihatkan tampilan dan salah satu sisi dalam bangunan.

Exploration of the shape of the building as a consequence from the program and the system of the building is realized on the model which shows the appearance and one side of the interior.

Annissa Maharani

51

52


Studio ini adalah studio lanjutan dari AR 3190. Studio perancangan ini bertujuan melatih kemampuan merancang bangunan atau sekumpulan bangunan publik dengan tingkat kompleksitas sedang pada konteks urban. Proses di dalam studio meliputi analisis konteks, konsep perancangan dan gambar pra-perancangan arsitektur. Perancangan diharuskan mempertimbangkan sistem membangun dan utilitas, desain perilaku, keselamatan, barrier-free dan isu keberlanjutan. Tugas diberikan berkelompok maupun individual. Tugas 1 berupa perancangan massa dan fungsi bangunan cukup kompleks (komersial/mixed-use) di lahan miring seluas 1.500 m2 dan tinggi maksimal 3 lantai. Sementara tugas 2 berupa bangunan mid-rise (residensial, kantor, maupun hotel) maksimal 8 lantai pada lahan seluas 5.000 m2.

This studio is a continuation studio of AR 3190. This studio aims to provide a skillset in designing a building or public building compound with medium complexity in an urban context. The process taught including context analysis, design conceptualizing, and preliminary architectural drawing. The design is supposed to consider building construction and utility system, behavioural design, safety, barrier free and sustainability issues.

AR3290

STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR IV

Architectural Design Studio IV

Assignments are given in group or individually. First assignment is designing a building/compound with medium complexity (commercial/mixeduse) on a sloping area of 1,500 sqm with a maximum of 3-storey height. Second assignment is designing a midrise (residential, office, or hotel) with a maximum of 8 storey height on a 5,000 sqm area.

Pembimbing | Mentors : Aswin Indraprastha, Ph.D Dr. Eng Arif Sarwo Wibowo Bambang Totopambudi, Ir. Baskoro Tedjo, Ph.D Christina Gantini, ST, MT, Dr. Bambang Setiabudi, ST, MT, Dr.Eng Eko Purwono, Ir., MSArch.S Hidayat Amir, Ir. Indra Budiman Syamwil, Ir., MSc., Ph.D Muhammad Jehansyah Siregar, Ph.D Moch. Prasetiyo E. Y., Ir., M.Arch, MAUD, Wiwik Dwi Pratiwi, Ir., MES, Ph.D

53

54


AR3290 1. Pendekatan Eksploratif & Kontekstual 2. Pendekatan Sistem Bangunan

PROYEK 1 Pendekatan Eksploratif Kontekstual Kasus Proyek: Bandung Creative Center Contextual-Explorative Approach in Designing Public Building

PROYEK 2 Pendekatan Sistem Bangunan Kasus Proyek: Kantor Sewa Midrise di Pusat Kota Building System Approach in Designing Office Building

Di tugas ini mahasiswa diberikan kesempatan untuk mengeksplorasi dan mengembangkan konsep desain dari program yang diberikan, pada lahan miring yang cukup luas dengan pendekatan desain yang integratif, artinya proses kreatif dalam pencariaan bentuk dilakukan sejalan dengan rencana program, sirkulasi dan penentuan besaran- besaran ruang atau fasilitas.

Di tugas 2 ini mahasiswa lebih diarahkan pada pemahaman salah satu tipologi bangunan yang cukup umum, dengan standar dan kriteria yang mengikat. Kantor sewa merupakan tipologi bangunan yang cukup fleksibel dengan persyaratan fungsional yang lebih sedikit jika dibandingkan dengan tipologi lainnya, misalnya apartemen, hotel atau rumah sakit.

Tujuan utama tugas ini adalah melatih pendekatan eksploratif- kontekstual dalam menemukenali persoalan desain terkait fungsi dan konteks tapak yang menunjang kebutuhan dan aktifitas sebuah creative center serta secara kritis merumuskan kriteria-kriteria desain yang akan dikembangkan dalam konsep desain

Tujuan utama tugas ini adalah melatih pendekatan sistem bangunan dalam memahami persoalan desain terkait fungsi dan sistem bangunan keseluruhan yang menunjang kebutuhan dan aktifitas sebuah kantor sewa dengan segenap fasilitasnya serta secara kritis merumuskan kriteriakriteria desain yang akan dikembangkan dalam konsep desain

In this assignment, students are provided with a chance to explore and develop design concept from the assigned task, which involves a slanted soil wide enough with an integrative design approach. In that sense, creative process in seeking the right form is done parallel with the goal of the program, circulation, and determining other space or facility measurements. The main goal of this assignment is to practice explorative-contextual approach in finding and identifying design problems related to function and footprint context which supports the need and activities of a creative center, and critically formulating the design criteria which will be developed in the design concept.

PROYEK 1 Bandung Creative Hub di Jalan Siliwangi, Bandung Luas bangunan 600m2 Luas lahan 1500m2

In this second assignment, students are more directed towards an understanding of one of the more general building typology, with binding standards and criteria. Rented office is of the more general building typology that is flexible enough with less functional requirements compared with other typologies e.g. apartment, hotel, or hospital. The main goal of this assignment is to practice building system approach in understanding design problem related with function and overall building system which supports the needs and activities of a rented office with all the facilities and critically formulating the design criteria which will be developed in the design concept.

Thea Oribel 55

56


Ulama Andika

57

Ulama Andika

58


59

60


PROYEK 2 Kantor Sewa di Jalan Lingkar Selatan, Bandung Luas bangunan 2000m2 Luas lahan 6000m2

61

Ulama Andika

62


63

64


AR3110

Studio ini membahas prinsip-prinsip perencanaan dan perancangan tapak dan memberikan latihan/tugas kecil untuk setiap topik bahasan. Topik pembahasan meliputi: kaidah pembentukan bangunan dan ruang luar, prinsip-prinsip perancangan sistem sirkulasi pada tapak , elemenelemen ruang luar, fungsi dan tipologi bangunan dan lingkungan (tapak), dan rekayasa tapak. Mata kuliah ini juga memberikan latihan-latihan untuk merancang pada tapak dengan kontur miring, perancangan permukaan (grading) dan perancangan sistem drainase tapak. Tugas-tugas diberikan secara sistematis dan terstruktur sesuai dengan topik bahasan. Pada akhir perkuliahan, mahasiswa diberi latihan untuk dapat merencanakan dan merancang tapak dengan menggabungkan seluruh topik bahasan.

This studio focuses on the principles of site planning and landscape design. The topics discussed in this studio are relationship between building and its outdoor space, outdoor space design and its elements, circulation within a site, building and site typology, also site engineering.

STUDIO PERANCANGAN TAPAK

Site Planning Studio

Students do some exercises such as designing in a steep site, site grading, and drainage planning. In the final coursework of this studio, students must do an exercise that comprises all of the topics.

Pembimbing | Mentors: Budi Rijanto, Ir., DEA Firmansyah, ST, MT, Dr. Moch. Prasetyo E. Y., Ir., M.Arch, MAUD, Dr. Budi Faisal, Ir., MAUD, MLA, Ph.D RR. Dhian Damajani, Ir., MT, Dr. Agustinus Adib Abadi, Ir., M.Sc, Dr. Agus Suhardjono Ekomadyo, ST, MT, Dr. Titik Savitrie, Ir., MT

65

66


AR3110 1. Sirkulasi dan Zonasi 2. Tapak di Kawasan Desa Wisata

TUGAS 1 Studi Pergerakan (Sistem Sirkulasi) dan Merancang Zoning Study on Circulation and Zoning

TUGAS 2 Merancang Tapak Di Kawasan Desa Wisata Site Planning of a Tourism Village

Merancang tapak adalah sebuah proses mengatur komposisi zona fungsional dan zona pergerakan serta menata area terbangun dan area tidak terbangun. Dalam tugas ini, hal pertama yang harus dipelajari oleh mahasiswa adalah standarstandar pergerakan dalam tapak, baik pergerakan manusia, kendaraan, maupun barang. Kemudian, mahasiswa melakukan perancangan zonasi. Dalam hal ini, mahasiswa mengalokasikan zona dalam tapak untuk menempatkan fungsi bangunan. Melalui tugas ini, mahasiswa diharapkan agar mempunyai pengetahuan tentang standar pergerakan dan kebutuhan aktivitas pada tapak, serta mampu menempatkan bangunan publik dalam tapak sesuai dengan standar teknis dan peraturan lingkungan yang berlaku.

Dalam tugas ini, mahasiswa belajar merancang tapak massa jamak pada lahan miring dengan mempraktekkan semua pengetahuan teoretis yang telah diperoleh dari perkuliahan sebelumnya. Lokasi yang digunakan dalam tugas ini adalah Dusun Cisoka yang dalam perancangannya dikembangkan menjadi desa wisata. Kriterium perancangan yang ditekankan dalam tugas ini adalah rancangan tapak yang mesra dengan alam dan berkelanjutan. Tugas ini melatih keterampilan mahasiswa untuk merancang tapak dengan kerumitan lebih dari satu massa dengan mengintegrasikan pengetahuan tentang prinsip kebutuhan dan penggunaan peta, analisis tapak, perancangan gubahan dan tata letak bangunan, serta penyelesaian rancangan tapak.

Site planning is a process of managing the composition of solid and void zone, along with built-up zone and unbuilt zone. In this task, the first things the students had to learn were the standards of circulation in site planning: humans, vehicles, and goods circulation. Then, the students had to design the zoning plan.

In this task, the students learnt to plan site with plural mass on sloping land by applying all theoretical knowledge they had gained from the previous classes. The location used in this task was Cisoka Village which, in the designing process, would be developed to be tourism village.

In this case, students had to allocate the zones on site based on the functions of the buildings in each zone. Through this task, the students learnt about the standards of circulation and mobilisation on site, were able to place public buildings on site in accordance with the existing technical standards and environmental regulation.

The main criterion of this task is a site plan that is sustainable and intimate with the nature. This task is a medium for the students to improve their skills in planning a complicated site with more than one mass by combining their knowledge of map needs and usage principals, site analysis, mass planning, building placement, and site plan completion.

67

68


TUGAS 2 Merancang Tapak di Desa Wisata Konsep utama dari bangunan ini adalah Lingkaran dan jari-jarinya sehingga secara keseluruhan tapaknya didominasi bentuk lingkaran. Hal ini dikarenakan, ingin membuat satu titik temu dengan jarak yang sama dan difungsikan untuk melihat pemandangan ke arah lereng bukit. Selain itu, diharapkan mampu mengintegrasikan setiap fungsi dari bangunan komunitas yang ada dan nantinya dapat mengarahkan pengunjung menikmati keindahan alam Cisoka.

Main concept of this building is a circle and its spokes; therefore, its footprint is dominated by the shape circle. The main reasoning of this concept is to create a singular meeting point with equal distancing, with a function to observe the scenery facing the hillside. Aside than that, it is expected to integrate every function of existing community buildings and later would direct the visitors to enjoy the beautiful vistas of Cisoka.

Bagoes 69

The main concept is to maintain the best view towards the hills which is made from a wide area of tea plantation. The orientation of the building in the footprint is engineered so that the best view is not hindered, while still paying attention to the hierarchy of footprint design.

Bima Rahma

Fitra Febrina Dengan memanfaatkan lahan perkebunan teh sehingga konsep yang diambil yaitu Hug the Greeneries yang difungsikan sebagai pusat pelatihan dan pengolahan teh. Masing-masing dari bangunan inu memiliki perimeter kebun teh tersendiri. Massa utama pada bangunan ini berbentuk curve dengan view kebun teh secara menyeluruh.

Gagasan yang dibawakan adalah mempertahankan best view kea rah lembah yang merupakan hamparan kebun the yang luas. Sebisa mungkin orientasi bangunan dalam tapak tidak mengalangi best view tersebut, akan tetapi tetap memperhatikan hierarki dari rancangan tapak.

By leveraging the tea plantation, therefore the chosen concept which is Hug the Greeneries would fit well with the tea training and processing center. Each of the building has its own tea plantation perimeter. The main mass of this building has a curved form with a view to the whole tea plantation.

Homestay ini dibuat terbuka dan menyatu dengan alam, karena tiga ruangan intinya dibuat terpisah sehingga harus melewati ruang luar untuk berpindah tempat. Terasnya dikelilingi dengan perkebunan teh yang tertutup, berfungsi sebagai "pagar" agar privasinya tetap terjaga.

This homestay is made to be open and one with the nature, because it has its three main rooms separated, therefore the users have to travel through the external room to change places. The terrace is surrounded with an exclusive tea plantation, also function as a “barrier� to protect the privacy.

Denietta 70


AR3120

Studio Konstruksi Bangunan II ini memberikan pengetahuan sifat, karakteristik dan pesyaratan bahan bangunan lanjut dan mampu menerapkan sesuai dengan kegunaannya pada konstruksi elemen bangunan lanjut.

This Building Construction Studio II provides the understanding of characteristics and requirements of advanced building materials, and how the students can apply them according to their use in an advanced building element construction.

Selain itu, mahasiswa juga diajarkan tentang tahapan dan pihak-pihak yang terlibat dalam pembuatan bangunan mulai dari konsep sampai bangunan digunakan, proses lapangan mulai dari pembersihan sampai pengujian hasil konstruksi, berbagai metode dan teknologi membangun, serta mampu merancang konstruksi secara rasional.

Aside than that, students are also taught about the steps and the involved parties in creating a building from conceptualizing until the building is ready to be used, the field processes from the cleaning until construction results evaluation, various methods and technologies in building, and designing a construction rationally.

STUDIO KONSTRUKSI DAN BAHAN II

Construction and Material Studio II

Pembimbing | Mentors: Mochammad Donny Koerniawan, Dr.Eng Bambang Totopambudi, Ir. Hidayat Amir, Ir. Lily Tambunan, Ir., MT, Dr. Permana, ST, MT Dewi Larasati, ST, MT, Ph.D

71

72








 



1387

4'

3000

3

3000

3

2

Project delivery is a procedure of doing project, which include designing, construction, and the handover from the contractor to the client. During the project delivery process, many obstacles can appear, starting from properness study, planning, auction, until constructing. Architect as the building planner needs to understand building manifestation and all the problems and consequences that may come from a design so that the architect can make a good design and doesn’t make any problems during the building constructions. or wide span buildings.

73

Melalui tugas ini, mahasiswa akan mempelajari jenisjenis, prinsip kerja, metode konstruksi, dan penggunaan pondasi, basement, dan retaining wall. Through this assignment, students will learn about the varieties, working principles, construction methods and the utilization of foundation, basement, and retaining wall. TUGAS 4 Konstruksi Kayu Rekayasa untuk Bangunan Berbentang Lebar Long -span Engineered Wood Construction

Melalui tugas ini, mahasiswa akan mempelajari tentang perkembangan teknologi, sistem struktur dan konstruksi bangunan, prinsip, serta metode konstruksi bangunan kayu rekayasa untuk bangunan berbentang lebar. Through this assignment, students will learn about technological advancements, structure system and building construction, principles, and construction methods of a wooden building, engineered for a wide-span building.

Melalui tugas ini mahasiswa berlatih untuk memahami jenis – jenis konstruksi, penggunaan, profil, varian, sambungan, dan alat sambung baja, serta memahami sistem dan prinsip kerja konstruksi rangka batang baja dua dan tiga dimensi, busur, kubah, serta kabel baja pada bangunan berbentangan lebar.

3000

TUGAS 3 Konstruksi Baja untuk Bangunan Berbentang Lebar Long-span Steel Construction

1

1

1388

Project delivery merupakan tata cara penyelenggaraan proyek yang meliputi tahapan pekerjaan perencanaan sampai dengan pelaksanaan konstruksi lapangan dan serah terima proyek dari kontraktor kepada pemberi tugas. Tugas ini dirancang agar mahasiswa mempelajari proses terjadinya suatu bangunan mulai dari tahap desain sampai dibangun, khususnya pada bangunan mid-rise atau high-rise atau berbentang lebar.

TUGAS 2 Konstruksi Pondasi Dalam, Basement, dan Retaining Wall Deep Foundation, Basement and Retaining Wall Construction

3000

2

TUGAS 1 Project Delivery Process

4

3000

4

3000

AR3120 1. Project delivery process 2. Konstruksi Basement 3. Konstruksi Bentang Lebar 4. Konstruksi Bangunan Tinggi

TUGAS 2 Konstruksi Pondasi Dalam, Basement, dan Retaining Wall

3600 A

3600 B

3600 C

3600 2207 D

E'

3600 E

3600 F

3600 G

2247 H

H'

1 2

  7



  

1'

 



 



  







Through this assignment, students will practice in understanding kinds of construction, the use of profiles, variants, joints, and steel jointings, while understanding the system and working principles of 2D and 3D steel beam framing construction, arcs, and wide-span building. TUGAS 5 Konstruksi Beton Precast untuk Bangunan Mid-Rise Precast Concrete Construction for Midrirse Building

Melalui tugas ini, mahasiswa diharapkan untuk memahami teknik pembuatan, keunggulan, kelemahan, dan metode konstruksi beton precast pada bangunan mid-rise hasil rancangan mahasiswa. Through this assignment, students are expected to understand the technique of creation, the advantages and disadvantages, and the construction method of precast concrete in a mid-rise building that has been designed by the student.

74


TUGAS 4 Konstruksi Kayu Rekayasa untuk Bangunan Berbentang Lebar

Susy Prajna Sari, Jovani Debora, Vebryan R .

75

76


Ananda Rahmat, Angkasa Putra, Hadist Alamanda Sri Rahma,Billy Agathon,Kharis Putri

Media maket studi berskala dan berbahan kayu Balsa digunakan untuk mengeksplorasi solusi masalah naungan bentang lebar dengan batasan karakteristik material rangka. Inovasi gubahan massa dan ruang arsitektur muncul dari proses kreatif dan pemahaman terhadap prinsip struktur dan konstruksi.

77

Scale model with Balsamic wood as the main material is used to explore the solution to the problem of wide-span coverage with the characteristics of frame material as the limitation. Innovation in mass composition and architectural space shall rise from the creative process and understanding about the principles of structure and construction.

78


AR3250

Studio Struktur Bentuk ini membahas hubungan antara struktur, bentuk dan bahan; juga membahas sistem struktur rangka, struktur bidang aktif dan bentuk aktif. Mahasiswa diajarkan untuk menghasilkan bentuk yang kreatif dan inovatif dengan pendekatan perancangan struktur, seperti teknik origami.

Form Structure Studio provides understanding about the relation between structure, form, and material. This studio also teaches about frame structure system, active plane structure, and active form. Students are taught to produce creative and innovative forms using structural design approach, such as origami technique.

Pendekatan non struktural untuk menghasilkan bentuk seperti analogi, geometri, fungsi dan lainnya juga diajarkan. Setelah itu mahasiswa diajarkan untuk memadukan bentuk akhir tersebut dengan logika strukturnya.

Non-structural approach to produce forms such as analogy, geometry, function, etc. are also being taught. Afterwards, the students are taught to combine the final form with the structural logic.

STUDIO STRUKTUR DAN BENTUK

Structure and Form Studio

Pembimbing | Mentors: Achmad Deni Tardiyana, Ir., MUDD Bambang Totopambudi, Ir. Hidayat Amir, Ir. Andry Widyowidjatnoko, ST, MT, Dr. Mochammad Donny Koerniawan, Dr. Eng Moch. Prasetiyo E. Y., Ir., M. Arch., MAUD, Dr. Lily Tambunan, Dr. Titik Savitrie, ST., MT' Dibya Kusyala, ST., MT Rakhmat Aditra Fitranto, ST., MT

79

80


AR3250 1. Sistem Batang 2. Sistem Bentuk Aktif 3. Sistem Permukaan Aktif 4. Sistem Struktur Vertikal TUGAS 1 Sistem Batang Frame System

TUGAS 2 Sistem Bentuk Aktif Active Form System

Sistem struktur batang tarik – tekan dibentuk oleh susunan elemen – elemen linear yang membentuk segitiga atau kombinasi segitiga yang dianggap tergabung pada titik hubung sendi sehingga menjadi bentuk rangka yang stabil. Melalui tugas ini, mahasiswa diharapkan mampu memahami hubungan bahan, geometri, struktur, gaya dan bentuk, serta mengelaborasi berbagai kemungkinan desain dan aplikasinya pada struktur lain sehingga tercipta bentuk yang kreatif, inovatif, dan structurally sounded.

Sistem bentuk aktif adalah sistem yang memiliki hubungan antara bentuk dan struktur yang dekat dan dapat menghasilkan bentuk yang unik sehingga mahasiswa diharapkan mampu mengelaborasi bentuk dengan pertimbangan sistem struktur ini dan memahami sistem kerjanya.

Push-pull beam structure system is made of linear elements composition that forms triangles or combinations of triangles which is perceived as connected in the joint, therefore becoming a stable frame. Through this assignment, students are expected to understand the relation between materials, geometry, structures, forces and shapes, and understanding beam-based structure systems. TUGAS 3 Sistem Permukaan Aktif Surface Active System

Sistem permukaan aktif adalah sistem yang memiliki hubungan yang erat antara bentuk dan sistem konstruksi. Bidang permukaaan atau selubung dalam suatu bangunan dapat dirancang dengan ketebalan tertentu untuk memikul beban. Melalui tugas ini, mahasiswa diharapkan untuk dapat mengelaborasikan bentuk dengan pertimbangan sistem struktur permukaan aktif. Surface active system is a combination of form and construction system. Building enclosures can be designed as load-bearing systems. Through this assignment, student will practice to elaborate form, articulated from its construction of active structure.

81

Active form system is a s system which has a relation between form and a nearby structure, and can produce a unique shape, therefore students are expected to be able to elaborate shapes with consideration of this structure system and understanding how it works.

TUGAS 1 Sistem Batang

Callista

TUGAS 4 Sistem Struktur Vertikal Vertical Structure System

Sistem struktur vertikal adalah sistem yang khusus untuk bangunan bertingkat tinggi. Inti dari sistem struktur ini adalah bagaimana menyalurkan gaya secara horizontal dari tiap lantai dan menyalurkannya secara vertikal ke pondasi. Sistem struktur vertikal adalah sistem struktur yang berupa gabungan dari berbagai sistem struktur. Melalui tugas ini, mahasiswa diharapkan dapat mengelaborasikan bentuk dengan pertimbangan sistem struktur vertikal.

Beatricia

Bima

Darma

Vertical structure system is a system which specifically applied in a high-rise building. The main point of this structure system is how to channel forces horizontally for each of the floors and channel it vertically to the foundation. Vertical structure system is a structure system which results from the combination of various structure systems. Through this assignment, students are expected to be able to elaborate forms with the consideration of vertical structure system.

Clara

82


TUGAS 2 Sistem Bentuk Aktif

TUGAS 3 Sistem Permukaan Aktif

Andanti

Josephine

Nadhira

Albert

Taufiq

Bahrul

Jully Agata 83

Wilson

Gemma 84


TUGAS 4 Sistem Struktur Vertikal

Josephine

Amir

Devinna 85

86


TAHUN Studio-studio di tingkat empat yakni: AR4090 - Studio Perancangan Arsitektur V dan AR4099 - Studio Tugas Akhir menekankan pada kemampuan mandiri untuk memahami persoalan-persoalan desain, menyusun program dan melakukan perancangan yang komprehensif dan integratif.

Studios in the 4th year: AR4090 – Architectural Design Studio V and AR4099 – Final Project Studio emphasizes on the self-sufficiency of each student in understanding design problems, composing programs, and making comprehensive and integrative design. Aside than that, several elective courses that can be taken have various topics, led by competent lecturers with supporting backgrounds.

Selain itu, beberapa mata kuliah pilihan yang dapat diambil, memiliki topik beragam yang diampu oleh dosen-dosen yang memiliki latar belakang dan kompetensi yang sesuai.

SEMESTER 7 Studio Perancangan Arsitektur V Architectural Design Studio V

4

SEMESTER 8 89

Pendekatan Algoritmik Dalam Perancangan 101 Algorithmic Approach in Design

Studio Tugas Akhir Final Project Studio

107


Studio AR-4090 Perancangan Arsitektur V berisi latihan kemampuan menyusun program dan gagasan rancangan yang tanggap terhadap konteks urban berkepadatan tinggi dan merancang secara komprehensif bagi bangunan bertingkat sedang dengan fungsi campuran termasuk fungsi hunian. Matakuliah studio ini berisi latihan merancang Arsitektur dengan beberapa pilihan pendekatan perancangan yang dilakukan secara lengkap dan menekankan pada konsistensi berpikir mulai dari merumuskan permasalahan, mengembangkan konsep hingga gagasan rancangan awal dengan dua kasus perancangan yang substansi permasalahanannya dikembangkan dari apresiasi lahan dan tema perancangan.

AR-4090 Architectural Design V Studio consists of practice in composing a program, adaptive design ideas against high-density urban context, and comprehensive design for a midrise building with combined functions including housing.

AR4090

STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR V

Architectural Design Studio V

The course of this studio is filled with practice for architectural design with several different approaches done thoroughly, and emphasizing on the consistency of thinking from the problem formulation, concept development, up until early design proposal with two design cases, which the substance of the issue was developed from the appreciation of soil and design theme.

Pembimbing | Mentors : Agustinus Adib Abadi, Dr. Achmad Deni Tardiyana, MAUD Bambang Setia Budi, Dr. Eng Dewi Larasati, Dr. Eng Hanson Endra Kusuma, Dr. Eng Himasari Hanan, Dr.-Ing Heru W. Poerbo, Dr.-Ing Ismet Belgawan Harun, Ph.D Indra Budiman Syamwil, Ph.D Mohammad Jehansyah Siregar, Ph.D Wiwik Dwi Pratiwi, Ph.D

89

90


AR4090 1. Kawasan Perumahan 2. Mixed-use

PROYEK 1 Perancangan Kawasan Perumahan Housing Project

PROYEK 2 Perancangan Bangunan Fungsi Campuran di Pusat Kota Mixed-use Project at the Center of the City

Pada proyek 1 ini, mahasiswa diminta untuk merencanakan dan merancang kawasan perumahan. Tugas ini bertolak dari pengamatan kasus perumahan di Kota Bandung yang cenderung mengalami proses sprawling, dimana perumahan yang berbentuk rumah darat dan berkepadatan rendah berkemban secara acak di pinggiran kota. Selain itu perkembangan perumahan seperti ini akan memberikan dampak pada semakin berkurangnya ruang terbuka hijau perkotaan dan berkurangnya lahan-lahan pertanian produkif. Oleh karena itu, studio V ini mencoba untuk memperkenalkan hunian berkepadatan mengengah dan tinggi sebagai bagian untuk megatasi persoalan perkotaan diatas.

Pada tugas 2 ini mahasiswa diminta untuk merancang sebuah bangunan fungsi campuran yang berkepadatan tinggi di pusat kota dengan memperhatikan permeabilitas bagi pejalan kaki. Permeabilitas bagi pejalan kaki merupakan aspek kualitatif yang memungkinkan gerakan orang untuk mencapai tujuannya dengan lebih mudah dan singkat. Selain itu mahasiswa dilatih untuk dapat memahami konteks pusat kota secara aktifitas, pergerakan orang, massa bangunan, dan pengorganisasian ruang yang rumit. Dalam merancang bangunan fungsi campuran ini, mahasiswa diminta untuk memerhatikan beberapa aspek keseimangan antara kebutuhan privasi penghuni apartment dan kebutuhan interaksi dan ekspresi pengguna fungsi komersial, diantaranya adalah aspek permeabilitas, ruang terbuka, akses visual, konsep penggunaan ventilasi dan pencahayaan alam, desain formal, dan yang terakhir yaitu sosial penghuni.

In this first project, students are required to plan and design a housing area. This assignment stems from observation of housing issues in Bandung City, in which they often undergo a sprawling process where housings in the form of land houses and low density developed randomly in the urban fringe. Aside than that, the development of such housings will result in the decreasing number of urban open green space and productive agricultural spaces. Therefore, this Studio V intends to introduce middle and high-density housings as a solution to the aforementioned problems.

PROYEK 1 Kawasan Perumahan

In this second assignment, students are requested to design a mixed-function building with a high density in the city center while still paying attention to the permeability of pedestrians. Pedestrians’ permeability is a qualitative aspect which allows the mobility of the people to reach their destinations with ease and in a shorter time. Aside than that, students will practice to understand the concept of city center in terms of activities, people mobility, building mass, and complex space organization. In designing this mixed-function building, students are required to pay attention to several aspects of balance between the needs of privacy for the occupants of the apartment, and the needs of interaction expression for the occupants of the commercial function, among them the permeability aspect, open space, visual access, ventilation usage concept, natural lighting, formal design, and the last one which is social aspect of the occupants.

91

92


93

94


PROYEK 2 Mixed-use

95

96


97

98


99

100


Mata kuliah ini bertujuan untuk mengenalkan dasar-dasar, prinsip, metode dan teknik komputasional untuk proses eksplorasi dan analisis geometri. Melalui pendekatan algoritmik, mahasiswa dilatih untuk berpikir prosedural dalam menemukan masalah-masalah geometri, eksplorasi kreatif dengan dasar pemahaman terhadap anatomi geometri dan relasi dengan pengelolaan data dan implementasinya pada pembuatan purwarupa (prototype) dan pemodelan serta analisis lingkungan.

This course aims to introduce the basics, principles, methods, and computational techniques for the exploration process and geometry analysis. Through the algorithmic approach, students are trained to think procedurally in finding geometrical problems, creative exploration with geometric anatomy as the basic understanding, and relation between data management and its implementation on the prototyping stage, modeling, and environmental analysis.

AR4121

PENDEKATAN ALGORITMIK DALAM PERANCANGAN

Algorithmic Approach in Design

Dosen| Lecturer : Aswin Indraprastha, Ph.D

101

102


AR4121 1. Pemodelan Parametrik 2. Pemodelan dan Simulasi Lingkungan

PROYEK 1 Pemodelan Parametrik Parametric Modeling

PROYEK 2 Pemodelan dan Simulasi Lingkungan Environmental Modeling and Simulation

Pemodelan parametrik menggunakan metode dan prosedur komputasi untuk men-generasi suatu objek. Prosedur komputasi atau algoritma, melibatkan setidaknya tiga komponen sebagai sebuah fungsi, yakni: variabel, operator, dan parameter.

Mendesain bangunan yang responsif terhadap kondisi lingkungan memerlukan selubung bangunan sebagai faktor utama yang menjadi perantara antara iklim lokal, terutama radiasi matahari, dengan kondisi dalam ruangan yang diinginkan. Orientasi, komposisi spasial, desain dan jenis kanopi, pola bukaan dan jenis material bukaan adalah beberapa aspek penting yang harus diperhatikan untuk menciptakan kondisi termal dalam ruangan yang optimal melalui strategi pasif.

Aplikasi pemodelan parametrik dapat dijumpai mulai dari pemodelan pola-pola baik 2D maupun 3D, struktur parametrik, jalinan bidang-ruang dalam bentuk anyaman, lipatan, ataupun aplikasi pola menggunakan fungsi dan rumus tertentu. Tugas ini melatih mahasiswa untuk mengerti cara suatu definisi atau prosedur atau algoritma dalam Rhino/GH bekerja dalam membuat objek, sekaligus mengembangkan dan menjelaskan definisi tersebut. Parametric modeling utilizes computational method to generate objects. Algorithm-based approach uses three components: variable, operator and parameter. The parametric application in architectural design ranged from 2D and 3D modeling, parametric structure, weaving , folding patterns and others. Through this assignment students were trained to understand basic principles of computational method through algorithm using Rhinoceros + Grasshopper software, and to explore, to expand their knowledge to develop their own algorithm.

Metode komputasi dapat memfasilitasi pemodelan, simulasi, dan penghitungan kinerja selubung bangunan berdasarkan kondisi termalnya pada tahap desain konseptual. Salah satu keunggulan dari metode ini adalah pendekatan parametrik yang memungkinkan kita dapat membuat beberapa skenario, atau alternatif dalam setiap kali simulasi. Tujuan tugas ini adalah melatih mahasiswa dalam memahami pendekatan parametrik dalam pemodelan dan simulasi lingkungan dan dapat menerapkan dalam proses desain di tahap konseptual Responsive design of its surrounding environment requires enclosures that mediate outdoor condition and indoor environment. Building orientation, spatial composition, shading devices, material and layout of the openings are significant aspects to be considered to create optimum indoor thermal condition. Computational method facilitiates modeling, simulation and calculation of performance of the building enclosures. One of the advantage using parametric method is ability to analyse using what-if scenarios to evaluate various design elements. The goal of this assignment is to train students to understand parametric approach on modeling and simulating environment factors that has effect on the building design and able to implement it to the design processes.

103

104


105

106


AR4099

Studio ini membahas prinsip-prinsip perencanaan dan perancangan tapak dan memberikan latihan/tugas kecil untuk setiap topik bahasan. Topik pembahasan meliputi: kaidah pembentukan bangunan dan ruang luar, prinsip-prinsip perancangan sistem sirkulasi pada tapak , elemenelemen ruang luar, fungsi dan tipologi bangunan dan lingkungan (tapak), dan rekayasa tapak. Mata kuliah ini juga memberikan latihan-latihan untuk merancang pada tapak dengan kontur miring, perancangan permukaan (grading) dan perancangan sistem drainase tapak. Tugas-tugas diberikan secara sistematis dan terstruktur sesuai dengan topik bahasan. Pada akhir perkuliahan, mahasiswa diberi latihan untuk dapat merencanakan dan merancang tapak dengan menggabungkan seluruh topik bahasan.

Pembimbing | Mentors:

Agustinus Adib Abadi, Ir., MSc., Dr. Andry Widyowijatnoko, ST, MT, Dr.-Ing. Baskoro Tedjo, Ir., MSEB, Ph.D Achmad Deni Tardiyana, Ir., MUDD Arif Sarwo Wibowo, ST, MT, Dr. Eng RR. Dhian Damajani, Ir., MT, Dr. Basauli Umar Lubis, Ir., MSA, Ph.D Bambang Totopambudi, Ir. Woeryantari K. Soedarsono, Ir., MT, Dr. Surjamanto, Ir., MT, Dr. Indah Widiastuti, ST, MT, Ph.D Widjaja Martokusumo, Prof., Ir., Dr.-Ing. Christina Gantini, Ir., MT, Dr. Agus Suharjono Ekomadyo, ST, MT, Dr. Sugeng Triyadi, Prof., Ir., MT., Dr. Firmansyah, ST, MT, Dr. Allis Nurdini, ST, MT, Dr. Ismet Belgawan H., Ir., MSc., Ph.D

107

This studio focuses on the principles of site planning and landscape design. The topics discussed in this studio are relationship between building and its outdoor space, outdoor space design and its elements, circulation within a site, building and site typology, also site engineering.

STUDIO TUGAS AKHIR

Final Project

Students do some exercises such as designing in a steep site, site grading, and drainage planning. In the final coursework of this studio, students must do an exercise that comprises all of the topics.

Hidayat Amir, Ir. Budi Rijanto, Ir., DEA Eko Purwono, Ir., MSArch.S Dewi Larasati, ST, MT, Ph.D Budi Faisal, Ir., MAUD, MLA, Ph.D Himasari Hanan, Ir., MAE, Dr. -Ing. Boedi Darma Sidi, Ir., MSA, Dr. -Ing. Aswin Indraprastha, ST, MT, M.Eng, Ph.D Iwan Sudrajat, Ir., MSA, Ph.D Hanson Endra Kusuma, ST, M.Eng, Dr.Eng Lili Tambunan, Ir., MT, Dr. Moch. Prasetiyo E.Y., Ir., M.Arch, MAUD, Dr. Tri Yuwono, Ir., MT Permana, ST, MT Heru Wibowo Poerbo, Ir., MURP, Dr. -Ing. Indra Budiman Syamwil, Ir., MSc., Ph.D Bambang Setiabudi, ST, MT, Dr.Eng Mochammad Donny Koerniawan, Dr. Eng

108


Perumahan Benedictus Bagustantyo Pembimbing: Dr.-Ing Boedi Darma Sidi

109

110


Resor Benedictus Thomas Pradipta Pembimbing: Dr.-Ing Himasari Hanan

0

12

ATAP RUMBIA BALOK NOK 3/30

CELAH CAHAYA

RENG 2/3

125

LEMBAR INSULASI & PAPAN KAYU LANGIT-LANGIT 2/20 RANGKA ATAP 5/12

195

200

720

200

BALOK TARIK ATAP 5/12 PLAT PAKU

200

PAPAN KAYU PENUTUP INSTALASI LISTRIK 2/20 RANGKA KAYU PENUTUP INSTALASI LISTRIK 5/7 BALOK KELAPA Ø 24 PLAT BAJA, BAUT, DAN MUR TOP PLATE 5/10

200

20

420

DETAIL LANGIT-LANGIT SKALA 1: 10

LISPLANG 3/30 PAPAN KAYU DINDING 2/20 STUD 5/10

KOLOM KELAPA Ø30 PAPAN KAYU LANTAI 2/20 SILL PLATE 5/10 RANGKA KAYU LANTAI 5/10 BALOK BETON 30/40

KOLOM BETON Ø40 BATAS PASANG ( 0.9 MDPL) 40 170

300

500

2500

500

300

Kerikil Putih

1200

BATAS SURUT ( 0.3 MDPL)

PERMUKAAN TANAH BAWAH LAUT 100

700

2500

700

100

4100

POTONGAN PRINSIP

DETAIL JETTY

SKALA 1: 50 PROGRAM STUDI ARSITEKTUR SEKOLAH ARSITEKTUR PERENCANAAN DAN PENGEMBANGAN KEBIJAKAN INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

111

SKALA 1: 20 AR 4099

REFELECTIVE MALDIVEN VAN JAVA

KOORDINATOR

NAMA

Ir. TRI YUWONO, M.T.

BENEDICTUS THOMAS PRADIPTA

PEMBIMBING

NIM

Dr.-Ing. Ir. HIMASARI HANAN, MAE

15213099

STUDIO TUGAS AKHIR SEMESTER II - 2016/2017

RESORT TERAPUNG DI PULAU KARANG BERAS, KEPULAUAN SERIBU

112


Pusat Perfilman Dane Amilawangi Pembimbing: Dr. Adib Abadi

113

114


Life Style Center Diah Fitria Ardhani Pembimbing: Aswin Indraprastha, PhD

115

116


Life Style Center Freddy Tjahyadi Pembimbing: Dr.-Ing Himasari Hanan

117

118


Pusat Penelitian Gabby Utchka Pembimbing: Ir. Tri Yuwono, MSA

119

120


Apartemen Salsabila Adelia Putri Pembimbing: Dr. Christina Gantini

121

122


Masjid Agung Arif Satya Wirawan Pembimbing: Dr. Eng Bambang Setia Budi

123

124


Museum M. Hero Umar Renaldi Pembimbing: Ir. Budi Riyanto, CES, DEA

125

126


PASARCIHAURGEULIS

bentuk bangunan

KEterbukaan

program ruang

PARTI REDIFINING TRADITIONAL FLEKSIBILITAS

PASARCIHAURGEULIS

program ruang

Optimalisasi kegiatan pada lahan

ruang serba guna

02.00

ruang warga

12.00

area bazaar zona pertokoan

FAcade

massing

wire mesh, monocrome color MATERIAL to blend with the context

site

pasar tradisional

pERTOKOAN dan TEMPAT MAKAN

15.00

PERTOKOAN dan TEMPAT MAKAN

21.00

pasar tutup

19.00

pasar malam dan kegiatan warga

zona makanan zona kios

18

ruang warga

JAM

POLA KEGIATAN EKSISTING zona pasar basah

LOADING BARANG 02.00

context

window walls, transparant materials

PASAR TUMPAH 06.00

PASAR BUKA 04.00

PASAR TUTUP 11.00

high density housing

RUANG WARGA

RSG

AREA PASAR TUMPAH

AREA BAZaAR

AREA MAKANAN

9

JAM

massing concept

Pasar Muhammad Zakky Ibrahim Pembimbing: M. Jehansyah Siregar, PhD

127

128


Stadion Olah Raga Victorina Arif Pembimbing: Baskoro Tedjo, PhD

Penutup Atap PTFE

profil atap istora & gbk

PTFE merupakan material penutup atap berjenis membran transparan. PTFE digunakan karena dapat memasukkan cahaya matahari tetapi tidak panas.

transformasi bentuk atap

Penutup Atap Metal bentuk lengkung gelombang tenang ---> bergelombang datar ---> menaik

Shell Structure Struktur menggunakan Ba ja Hollow Ceiling PTFE Transparan memperlihatkan struktur

Struktur Penyangga Atap menggunakan Ba ja Hollow d;40cm Portal Penyangga Atap Menggunakan kolom beton ukuran 150cmx200cm, sedangkan balok beton ukuran 80cmx100cm.

Atap membentang sejauh 86m

129

130


Terminal Bandar Udara Retno Rasmi Rosati Pembimbing: Ir. Permana, MT

131

132


Apartemen Annissa Zakira F Pembimbing: Dr. Lily Tambunan

133

134


Pusat Perbelanjaan Catherine Pembimbing: Dr. -Ing Andry Widyowijatnoko

135

136


Syahr Banu-Museum Astronomi

Nur Maksum-Masjid Raya

Aulia Prakoso-Terminal Bandara

Mudita Lau-Gedung Konser

Andrea Langi-Art Center

Elfine Owen-Terminal Bandara

Ayuningdyah-Resor Air Panas

Arlene Dupe-Resor di Kawasan Wisata

Devlin Setiawan-Senior Residence

Ferry Fernando-Lifestyle Center

Julia Dahlan-Pusat Seni Budaya

Maria Anggita-Wellness Retreat

Aysha Nurshabira-RS Kanker

Catharina Kartika-Fashion Gallery

Dwiki Fajar-Sudirman Air Terminal

Wahyu Muharril-Museum Mandalika

Shifa Khoirunnisa-Stasiun KA

Retnasih-Perpustakaan Umum

Chindy Mathilda-Rusunawa

Debora Ulibasa-Terminal Bandara

Ditrisa Taranadia-Glamping Resort

Putri Karimah-Museum Dirgantara

Nurul Rahma-RS Ibu dan Anak

Indra Ramadhan-Sirkuit Sentul

Dini Aghnia-Terminal Bandara 137

Karimah Sediadi-Perumahan Nelayan Irene Debora-Perpustakaan Digital

Ghina Mardhiana-Islamic Center 138


TAHUN Di tingkat 1, mahasiswa masih berstatus mahasiswa SAPPK (Sekolah Arsitektur, Perencanaan, dan Pengembangan Kebijakan) dan belum masuk dalam program studi arsitektur. Di tingkat ini mahasiswa mendapat dua mata kuliah yang berkaitan dengan arsitektur maupun perencanaan wilayah yakni: AR1101- Dasar Perencanaan dan Perancangan di semester 1 dan PL1202 - Teknik Komunikasi dan Presentasi di semester 2. Masing-masing mata kuliah tersebut berbobot tiga SKS.

1

In freshmen year, the student of School of Architecture, Planning and Policy Development followed the Commmon Year Program by ITB that composed basic science and engineering courses compulsory to all students. In the 2nd semester there are two courses related with Architecture and Planning mandatory to all students: Communication and Presentation Techniques and Introduction to Engineering and Design where students from SAPPD were working collaboratively with students from other faculties.

SEMESTER 2 Teknik Komunikasi dan Presentasi 141 Communication and Presentation Pengantar rekayasa dan Desain Introduction to Engineering and Design

147


PL1202

TEKNIK KOMUNIKASI DAN PRESENTASI

Communication and Presentation Mata kuliah Teknik Komunikasi dan Presentasi memberikan latihan pemahaman dan penggunaan beberapa media presentasi grafis dan teknik-teknik komunikasi baik tertulis maupun lisan. Komunikasi dan presentasi grafis mencakup komunikasi dan presentasi dasar (garis, huruf, warna); grafik dan diagram; sketsa, perspektif dan orthogonal; fotografi. Komunikasi dan presentasi tulisan mencakup tulisan argumentatif dalam menulis esai/ artikel. Komunikasi dan presentasi lisan mencakup strategi presentasi dan penggunaan berbagai alat bantunya.

Communication and Presentation Skill course provides training in using some media of graphic presentation, and skills in verbal and written communication. Graphic presentation includes basic presentation (lines, letters, and colors), pictures and diagrams, sketches, perspectives and orthogonal, also photography. Verbal and written communication includes argumentative writing (essay/ article), oral presentation and its tools.

KU1201

PENGANTAR REKAYASA DAN DESAIN

Introduction to Engineering and Design

Pembimbing | Mentors: Firmansyah, ST, MT, Dr. RR. Dhian Damajani, Ir., MT, Dr. Tubagus M. Aziz Soelaiman, ST, MA Achmad L. Syaiful, ST, MT Ahmad Zuhdi Allam, ST Fajrin Aziz, ST Krisna Adi P., ST Meuthia Citra Pandansari, ST, MDs. Athina Ardhyanto, ST Nissa Aulia Ardiani, ST, MSc. Laras Primasari, ST, MPD, MUDD

141

142


TUGAS 1 Sketsa

PL1202

Sketsa Render Maket TUGAS 1 Sketsa Suasana Impromptu Sketch

Pada awal dan akhir dari perkuliahan ini mahasiswa diminta untuk membuat gambar sketsa suasana dengan melihat langsung di lapangan selama 2 jam. Objek gambar yang diambil adalah bangunan dan suasana yang ada di dalam kampus ITB, digambar dalam kertas berukuran A4.

TUGAS 2 Render tekstur dan Material Material and Texture Rendering

Pemahaman mengenai material dari suatu bangunan atau elemen arsitektural dibutuhkan bagi mahasiswa arsitektur, agar dapat menyampaikan ide atau gagasan dalam bentuk sketsa. Selain untuk menambah perbendaharaan pengetahuan mengenai variasi material yang ada dalam satu suasana, Tugas Render Tekstur juga melatih mahasiswa untuk Melalui tugas sketsa suasana, mengasah kemampuan sketsa mahasiswa diharapkan mampu lebih detail. dan terbiasa menggunakan Dalam tugas ini, mahasiswa sketsa untuk mengkomunikasikan diminta untuk membuat 3-4 kotak persoalan maupun ide/ berisi render tekstur material yang gagasannya. Aspek yang dinilai sudah ditentukan dalam 1 (satu) dari tugas ini adalah kesan ruang kertas A4. Tingkat kedetailan, skala, yang terbentuk, proporsi bentuk, dan bayangan merupakan aspekproporsi gambar terhadap media aspek yang ditekankan dalam gambar, kedetailan material, serta pembuatan tugas ini. kerapian dalam penulisan kop gambar. Understanding material properties Students required to draw sketch by and being able to represent direct observation at ITB campus. through rendering is essential for By this assignment, student were communicating architecture. Aside trained to accustomed using hand to gain knowledge of material sketches to capture environment, properties, this assignment trained communitcating his idea using students to draw or render texture in quick drawings. Aspects to be more detail fashion. considered in this assignment were spatial composition, proportion, Students were required to draw material detail and visualization. various material textures in series of boxes. texture details, scale and shaded were aspects to be considered in this assignment.

143

TUGAS 3 Maket Model Making

Salah satu keluaran yang diharapkan dalam mata kuliah Teknik Komunikasi dan Presentasi adalah mahasiswa mampu bekerjasama dalam tim, sebagai bentuk aplikasi dari pembelajaran yang telah dipelajari, agar dapat menjadi modal yang baik dalam dunia professional setelah lulus. Selain itu, pengetahuan mengenai ragam material serta cara pembuatan maket pun dibutuhkan bagi mahasiswa arsitektur sebagai salah satu media komunikasi ide/gagasan selain sketsa. Dengan bentuk maket yang telah disediakan, mahasiswa tinggal mempelajari komposisi bentuk yang baik serta cara membuat maket yang kokoh dan kuat. Pengerjaan tugas dilakukan secara berkelompok, dinilai dari kualitas maket yang dihasilkan serta kontribusi setiap individu dalam kelompok.

Angel

In the third assignments, students were trained to be able working in a group to construct model of spatial composition. Through this assignment, students were introduced to model making method, material properties for model and 3D spatial composition.

Zanetta

144


TUGAS 2 Render tekstur

Mahmud Tantowi

Calista Pranoto

TUGAS 3 Maket

Muhammad Arkan Haqqi Calista Pranoto Gabriella Mayang L Mohammad Ilham

Alya Putri M. Refardian Yanuar Rahmanto Aulia Muthia Gani Amin G

Mata kuliah ini menarik, ternyata mengerjakan tugas-tugas yang ada tidak semudah yang dibayangkan. Namun saya tetap mengerjakannya dengan sabar dan ikhlas

Tugas maket memberikan pengalaman pertama merancang bentuk dengan dimensi yang presisi, terutama di tugas maket ini dari segi pertimbangan ketebalan bahan dan cara menyusunnya. Sangat menyenangkan.

-Mahmud Tantowi-

Selvia Diwanty

-Muhammad Arkan, dkk.-

M. Arkan Haqqi

145

146


KU1201

Automata TUGAS 1 Instalasi Kria Automata Automaton Installation

Tugas ini merupakan kesempatan mahasiswa untuk mendapatkan pengalaman berkecimpung di dunia seni rupa dan desain. Luaran dari kerja kelompok pertama ini berupa automata sederhana yang berfungsi dengan baik serta memiliki nilai estetika yang baik pula. Melalui diskusi kelompok, mereka menentukan ide automata yang akan mereka buat dan kemudian mereka eksekusikan melalui kerja kelompok yang selalu diawasi dan diberi arahan oleh pembimbing selama lima minggu. This collaborative works was intended for SAPPD students and students from Facuty of Arts and Design. The prototype of automaton installations were constructed to be mechanically functional and aesthetically pleasing. This 5 weeks works were wupervised by mentors from SAPPD and the Faculty of Arts and Design. Manggala Prajna, Ghina Imarah A, Rizky Ramadhan, Maharani Stavira, Riris Renta T. Sinaga, Chubbiansyah Qori, Dary Rahmat Ramadhan, Farid Anwar Terinspirasi dari suasana Tahun Baru Cina, “Gong Xi Fa Cai� ditujukan sebagai souvenire tahun baru berbentuk barongsai. Karya ini menjadi menarik karena barongsai dapat bergerak meyerupai barongsai asli karena prinsip automata. Selain itu, warna merah menyala yang menjadi warna barongsai dan lautan api juga membuat karya ini menonjol dari karya-karya lainnya.

147

148


ESA I DO SEN

Mutia Ayu Cahyaningtyas,Tengku Nathasya, Siti Amalia, Christ Adiel Then, Rizky Arie, Fachri Dwiansyah, Kenny Lisanputera, Edwin Prajna “Indonesia Membangun� terinspirasi dari cita-cita bangsa indonesia untuk bergerak maju. Pembangunan dalam berbagai aspek merupakan wujud nyata dari pembangunan bangsa. Kelompok ini ingin memberikan sebuah karya automata dimana pembangunan sebuah gedung dibangun menggunakan metode pembangunan yang efektif dan efisien sehingga pembangunan dapat dilakukan dengan cepat dengan kualitas bangunan yang baik.

149

foto : Tubagus Muhammad Aziz Sulaiman

150


Dr. Agus S. Ekomadyo

Kelompok keahlian Perancangan Arsitektur Dosen Mata Kuliah Teori Desain

"Design Thought": Berpikir Mendalam Melalui Desain Di mana pendidikan tinggi (PT) arsitektur dalam era teknologi disruptif seperti saat ini? Apakah produksi arsitektur, termasuk oleh para mahasiswa, akan semakin didominasi penggunaan perangkat lunak, sebagai keniscayaan zaman, yang dikhawatirkan akan menyebabkan produksi desain arsitektur yang semakin instan? Tulisan Sudaryono (2017) tentang “Pendidikan Asembling” menggambarkan dilema peran pendidikan di universitas saat ini, apakah tetap memainkan peran penemuanpenemuan (discovery) dalam ilmu pengetahuan, atau ikut dalam arus utama kebutuhan industri yang lebih berorientasi pada cara berpikir merakit (assembling). Dilema ini sebenarnya sudah sejak berlangsung sejak lama, ketika pola pendidikan tinggi lebih mengajarkan pengetahuan praktis untuk menyelesaikan permasalahan, sementara filosofi universitas adalah lembaga yang mengembangkan pengetahuan yang universal. Istilah kuliah sendiri diadopsi dari tradisi pembelajaran masyarakat Islam, yaitu “kulliyyah” yang berarti mempelajari hal-hal yang bersifat holistik, dan ini berbeda dengan pelajaran tentang penggalan pengetahuan khusus yang disebut “juziyyah” Kontroversi peran PT apakah sebagai lembaga untuk pengembangan ilmu pengetahuan ataukah sebagai lembaga pemasok sumber daya manusia untuk kebutuhan industri sebenarnya telah berlangsung lama. Di Indonesia, ketika masih menjabat sebagai Menristek, B.J. Habibie mengritik keras sistem pendidikan tinggi yang tidak berorientasi pada pasar, yang kemudian direspon oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan saat itu Wardiman Djojonegoro dengan kebijakan “Link and Match” yang mendekatkan lulusan PT dengan kebutuhan industri. Kontroversi peran PT sebenarnya telah muncul sejak awal didirikannya PT di Eropa. Di awal abad ke-19, dengan dipelopori oleh Wilhelm von Humbold, para akademia membentuk perguruan tinggi yang berorientasi pada pengabdian pada pengembangan ilmu pengetahuan dan nilai-nilai luhur kemanusian. Kemudian muncul PT berbasis riset untuk kepentingan penyelenggaraan negara yang berkembang di Jerman pada pertengahan abad ke19, namun PT model ini mendapat reaksi dengan munculnya PT berbentuk Technische Hochschule untuk menghasilkan sarjana teknik untuk memasok tenaga kerja industri (Yuliar dan Djodikusumo, 2011:70-71). 151

Dilihat dari sejarahnya, PT Arsitektur terbentuk dari tradisi pemenuhan akan kebutuhan industri. Berkembangnya PT Arsitektur sering dikaitkan dengan Gerakan “Art and Craft” dan Bauhaus di Eropa, sebagai bagian dari gerakan Modernisme di awal abad ke-20. Modernisme sendiri merupakan lahir dari merepresentasikan perkembangan industrialisasi di dunia. Di Indonesia, PT Arsitektur lahir di dalam sebuah Technischne Hoegeschool, yang awalnya didirikan untuk memasok kebutuhan insinyur yang dihasilkan di dalam negeri Hindia Belanda saat itu. Hal ini sangat wajar, mengingat karena disiplin arsitektur dari awal peradaban manusia tumbuh dari tradisi kerja. “Tecton” sebagai akar kata arsitektur mempunyai makna yang dekat dengan “Techne”, yang dalam Bahasa Yunani berarti pengetahuan yang didapatkan melalu proses bekerja, yang dibedakan dengan “episteme” yang berarti pengetahuan yang didapatkan melalui proses pengamatan dan pemikiran mendalam. Dalam buku Footprints: Sarjana Volume 2/2017 ini, memang “techne” terlihat kuat pada produkproduk arsitektural yang dihasilkan oleh mahasiswa

...disiplin arsitektur dari awal peradaban manusia tumbuh dari tradisi kerja. “Tecton” sebagai akar kata arsitektur mempunyai makna yang dekat dengan “Techne”, yang dalam Bahasa Yunani berarti pengetahuan yang didapatkan melalu proses bekerja...

Arsitektur Institut Teknologi Bandung ini. Ada pengetahuan tentang kekuatan, kegunaan, dan keindahan yang dieksplorasi melalui tugas-tugas studio. Para mahasiswa bekerja dan mencoba menyelesaikan aneka permasalahan ke dalam karya-karya desain arsitektur yang dihasilkan. Rangkaian produk arsitektur yang disajikan dalam buku ini memberikan gambaran tentang lingkup kerja arsitek beserta pengetahuan arsitektural yang menyertai. Meski demikian, dalam beberapa foto terdapat ekspresi dominan saat mahasiswa bekerja, yaitu ekspresi rasa ingin tahu. Ekspresi rasa ingin tahu adalah bentuk komunikasi non-verbal yang menunjukkan bahwa mahasiswa tengah mempelajari sesuatu. Lebih sekadar kumpulan produk-produk arsitektur, buku Footprints ini merupakan dokumentasi tentang “belajar” (learning). Belajar sendiri digambarkan sebagai sebuah upaya untuk “menemukan jalan”: belajar merupakan proses orang untuk merasakan jalan menemukan suatu “dunia” lewat usaha berkesinambungan melalui tindakan gabungan dari pihak manusia dan non-manusia (Human and Nonhuman Agencies) (McFarlane, 2011:12). Produk-produk arsitektural yang tersaji sesungguhnya merupakan mediator bagi proses belajar yang terjadi di benak mahasiswa (dan juga dosennya). Sorot mata saat menggambar atau membuat maket menggambarkan adanya tambahan pengetahuan saat berbuat. Desain sebenarnya juga merupakan kegiatan belajar, karena setiap bekerja desainer akan memperoleh pengetahuan sifat dasar suatu masalah dan aneka cara terbaik untuk mendapatkan solusinya (Dorst, 2003:16). Belajar lewat desain merupakan proses untuk mendapatkan pengetahuan yang berorientasi pada kecocokan (Saliya, 2003: 204-205). Melihat desain sebagai proses belajar inilah konsep “design thought” yang menjadi judul tulisan ini dimunculkan, yang diartikan sebagai “proses berpikir yang mendalam”. Istilah ini dikembangkan penulis hasil diskusi dengan Ilya Maharika yang mengritik penggunaan istilah “design thinking” yang dianggap kurang mencerminkan orientasi akademis yang kuat. Dengan pendekatan “design thought”, bisa

dijelaskan mengapa pemikiran beberapa arsitek banyak dirujuk oleh arsitek lainnya. Berbeda dengan para saintis yang mengungkapkan pemikiran mendalamnya lewat aneka tulisan ilmiah, arsitek mengungkapkannya melalui karya-karyanya. Dalam beberapa kali kuliah Teori Desain Arsitektur yang diampu penulis bersama Basauli Umar Lubis, ditampilkan beberapa arsitek yang

Desain sebenarnya juga merupakan kegiatan belajar, karena setiap bekerja desainer akan memperoleh pengetahuan sifat dasar suatu masalah dan aneka cara terbaik untuk mendapatkan solusinya. Melihat desain sebagai proses belajar inilah konsep “design thought” yang menjadi judul tulisan ini dimunculkan, yang diartikan sebagai “proses berpikir yang mendalam”.

152


mempunyai pemikiran-pemikiran yang sangat berpengaruh bagi perkembangan dunia. Para arsitek peraih penghargaan Pritzker, seperti Jean Nouvel, yang banyak mengeksplorasi aspek puitis dalam arsitektur, atau Glenn Murcutt yang mengeksplorasi materialitas arsitektur, dinilai mempunyai pengaruh kuat bagi pengetahuan arsitektur dunia karena adanya pemikiran yang mendalam yang terepresentasi pada karyakarya desain mereka. Beberapa arsitek selain berkarya juga menuliskan pemikiran-pemikiran arsitekturalnya, seperti Bernard Tschumi atau Rem Koolhas, yang menyebabkan pemikiran keduanya bukan sekadar dirujuk oleh kalangan arsitek tetapi oleh disiplin-disiplin lain. Apakah mungkin pemikiran mendalam (thought) dikembangkan dalam Perguruan Tinggi Arsitektur, mengingat lembaga ini terbangun lebih berorientasi pada kerja? Selama pendidikan arstitektur masih berada dalam insititusi universitas, maka jawabannya adalah ya. Sebagai bagian dari universitas, maka pendidikan Arsitektur juga punya tanggung jawab untuk mempelajari fenomena yang bersifat universal dan menyebarkan temuantemuannya kepada masyarakat. Kembali ke isu pendidikan asembling di awal tulisan ini, Sudaryono (2017) menyebut dua arus utama peran universitas: yang berorientasi pada “discovery” untuk membuat penemuan-

Dengan demikian, buku Footprints menjadi penting sebagai suatu inskripsi dari proses belajar dan mengembangkan pengetahuan melalui kegiatan desain arsitektur.

penemuan baru melalui kegiatan ilmiah secara kolektif untuk menyelesaikan masalah-masalah mendasar dalam kehidupan manusia, dan yang berorientasi pada “assembling” untuk menghasilkan sumber daya yang kompetitif merepson perkembangan industri. “Design thought” akan lebih cocok berkembang pada PT dalam arus pertama, di mana desain merupakan proses belajar untuk mendapatkan pengetahuan-pengetahuan baru yang merespon permasalahan-permasalahan kehidupan. Menilik perkembangan pendidikan tinggi di dunia dan di Indonesia, ada tantangan bagi ITB untuk semakin bertransformasi dari Technische Hoegeschool yang berorientasi penyediaan tenaga kerja handal menjadi universitas yang berorientasi pada pengembangan pengetahuan. Hal ini tercermin dalam visi ITB “menjadi Perguruan Tinggi yang unggul, bermartabat, mandiri, dan diakui dunia serta memandu perubahan yang mampu meningkatkan kesejahteraan bangsa Indonesia dan dunia” dan dan misi ITB untuk “menciptakan, berbagi dan menerapkan ilmu pengetahuan, teknologi, seni, ilmu sosial, dan ilmu humaniora serta menghasilkan sumber daya insani yang unggul untuk menjadikan Indonesia dan dunia lebih baik” (Rencana Strategis ITB 2016-2020). Dengan demikian, maka mulai ada tuntutan agar agenda perkuliahan bukan sekadar pemberian pengetahuan praktis untuk mahasiswa, tetapi ada aspek sumbangsih untuk permasalahan dan kemajuan bangsa Indonesia dan masyarakat dunia. Sebagaimana sebuah upaya “discovery”, maka kegiatan akademis dalam Pendidikan Tinggi Arsitektur pun menuntut kerja kolektif, sehingga semiakin dimungkinkan agar tugas-tugas mahasiswa bersinergi dengan kegiatan penelitain dan pengabdian masyarakat dari para dosen demi pengembangan dan kemanfaatan ilmu pengetahuan.

desain arsitektur perlu diletakkan juga sebagai proses belajar (learning), bukan sekadar ekspresi kreativitas atau penyelesaian masalah-masalah praktis semata. Bahkan lebih dari itu, desain arsitektur perlu dilihat sebagai evolusi, bagaimana proses belajar yang terjadi merupakan bagian dari proses perkembangan dan perbaikan terus menerus. Sejatinya, desain merupakan kerja manusia untuk mendapatkan kecocokan sebagai upaya adaptasi terhadap berbagai kemungkinan dan perubahan. Buku footprint adalah inskripsi bangaimana pengetahuan arsitektur berkembang dari masa ke masa di dalam Program Studi Arsitektur ITB. Ia hadir sebagai sebuah penanda manusia yang berpikir mendalam (vita contemplativa) dalam sebuah kerja (vita activa). Referensi Cross, N. (1982). Designerly Ways of Knowing, Design Studies. Vol.3 No.4 October 1982 Dorst, Kees (2003). Understanding Design: 175 Reflection on Being Designer. Bis Publishers, Sydney McFarlane, C. (2011). Learning the City: Knowledge and Translocal Assemblage. West Sussex, UK: Blackwell Publishing. Rencana Strategis Institut Teknologi Bandung 2016 - 2020 Saliya, Y. (2003) Perjalanan Malam Hari. Lembaga Sejarah Arsitektur Indonesia dan Ikatan Arsitek Indonesia Jawa Barat, Bandung. Sudaryono (2017). Pendidikan Asembling. Artikel dalam Kompas, 29 Agustus 2017. Yuliar, S. dan Djodikusumo, I. (2009). Tech-Novation. Pemikiran tentang Perluasan Peran ITB dalam Sistem Inovasi Bangsa. Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Institut Teknologi Bandung.

Dengan demikian, buku Footprints menjadi penting sebagai suatu inskripsi dari proses belajar dan mengembangkan pengetahuan melalui kegiatan desain arsitektur. Di sini mulai terlihat pola, bahwa pada tingkat-tingkat awal mahasiswa mulai belajar tentang pengetahuan praktis untuk menyelesaikan permasalahan desain. Pada tingkat akhir, mahasiswa mulai mampu merespon suatu permasalahan dalam kehidupan masyarakat dan mengujicobakan gagasangagasannya dalam proyek-proyek desain. Di sini pemikiran mendalam melalui desain bisa berperan penting, ketika mahasiswa (dan dosennya) mencoba mengartikulasikan aneka solusi desain dengan mengaitkannya aneka pemikiran lain yang relevan Ketika menjadi bagian dari universitas, maka

153

154


Tubagus Aziz Sulaiman, ST., MA

Kelompok keahlian Perancangan Arsitektur Dosen Mata Kuliah teknik Presentasi dan Komunikasi

Teknik Presentasi dan Komunikasi: Tujuan, Harapan dan Evaluasi Mata kuliah PL1202 yang bernama Teknik Komunikasi dan Presentasi, atau biasa disebut Tekompres, dibentuk sejak sistem Tahap Persiapan Bersama (TPB) diterapkan di Sekolah Arsitektur, Perencanaan, dan Pengembangan Kebijakan (SAPPK) ITB. Mata kuliah ini merupakan salah satu materi yang dibuat oleh fakultas (SAPPK) sebagai bagian dari persiapan mahasiswa untuk memasuki Program Studi (Prodi), baik Perencanaan Wilayah dan Kota (PWK) maupun Arsitektur. Beberapa materi yang dibutuhkan sebelum masuk ke salah satu Prodi dimasukkan ke dalam mata kuliah ini, agar mahasiswa paham dan mudah beradaptasi terhadap materi-materi yang diajarkan di tingkat 2 (dua). Kode mata kuliah ini menggunakan ‘PL’ di depannya, tetapi bukan berarti isi materi ataupun silabus sepenuhnya dari program studi PWK. Penggunaan kode hanya untuk ‘menitipkan’ mata kuliah fakultas ini di salah satu Program Studi, tetapi pada pelaksanaannya, mulai dari persiapan hingga penilaiannya dijalankan oleh kedua Prodi. Isi dari Silabus dan SAP merupakan ‘ramuan’ dari kebutuhan masing-masing Prodi, sehingga pada pelaksanaannya pun diisi oleh dosen dan asisten dari PWK dan Arsitektur. Mata kuliah ini pun diarahkan oleh fakultas atau tim perumus sebagai media pembelajaran praktis/teknis, sedangkan yang bersifat teoritis ada di mata kuliah TPB SAPPK lainnya (AR1101). Tujuan Tujuan adanya Mata Kuliah ini adalah untuk memberikan pengenalan, pemahaman dan penguasaan teknik-teknik komunikasi dan presentasi dalam bidang perencanaan wilayah dan kota serta perancangan arsitektur. Baik dalam bidang PWK maupun Arsitektur, dibutuhkan sekali kemampuan dalam mempresentasikan ide atau gagasan, baik dalam bentuk grafis, tulisan, maupun lisan/oral. Untuk grafis dan tulisan pun diperlukan kemampuan dengan tangan (free hand) ataupun dengan bantuan alat (komputer). Namun, penggunaan ketiga bentuk presentasi tersebut memiliki proporsi yang berbeda untuk masing-masing Prodi. Bidang PWK lebih dibutuhkan kemampuan menulis dan presentasi lisan dan sedikit porsi untuk grafis, sedangkan dalam bidang Arsitektur lebih dibutuhkan kemampuan presentasi grafis, sedangkan presentasi lisan menjadi proiritas kedua, dan kemampuan menulis memiliki porsi yang paling kecil. Dengan adanya mata kuliah ini, diharapkan 155

mahasiswa dapat menguasai setidaknya delapan poin kompetensi. Sebagian (4 dari 8) kompetensi yang disebutkan di dalam silabus merupakan kemampuan yang dibutuhkan di dalam bidang Arsitektur. Keempat kompetensi tersebut adalah kemampuan dalam menggunakan sketsa dalam mengkomunikasikan persoalan atau ide, menggambar perspektif (1 dan 2 titik hilang), mengetahui dan menguasai teknik gambar orthogonal (denah, tampat, potongan), serta bekerja sama dalam tim. Sebenarnya masih ada banyak kemampuan dasar lainnya yang diperlukan dalam tahap awal bidang Arsitektur, seperti kemampuan berimajinasi akan ruang atau bentuk, membuat konsep, dan kreatifitas. Akan tetapi, karena keterbatasan waktu, tidak semua luaran kompetensi dapat ditampung dalam mata kuliah ini. Pelaksanaan Pada pelaksanaannya, dalam mata kuliah ini dibagi menjadi 2 (dua) sesi kuliah, yaitu sesi PWK dan sesi Arsitektur. Masing-masing sesi mendapat sekitar 8 minggu perkuliahan, yang diikuti oleh setengah angkatan fakultas, lalu di minggu ke-9 perkuliahan ditukar dan dimulai sesinya dari awal. Jadi setengah angkatan dalam 8 minggu pertama akan belajar di Prodi Arsitektur (AR), lalu 8 minggu terakhir di Prodi PWK, sedangkan setengah angkatan lainnya berlawanan. Setiap Program Studi memiliki beban tugas masing-masing sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai, lalu pada akhir semester nilai dari AR dan PWK akan digabung dan dirata-rata menjadi satu nilai mata kuliah. Nilai dari perkuliahan yang memiliki beban 3 SKS ini selain menentukan IPK Tahap Persiapan Bersama (TPB), juga akan menjadi penentu dalam memutuskan apakah mahasiswa dapat masuk Program Studi yang diminati atau tidak, jika memiliki persaingan melebihi dari kapasitas Prodi. Di dalam sesi Arsitektur, selama 8 minggu akan diisi oleh materi yang cukup banyak dan padat, dengan pemberian tugas di setiap minggu, mulai dari pertemuan pertama sebagai tahap identifikasi kemampuan hingga penutup sebagai evaluasi pembelajaran. Berdasarkan luaran kompetensi yang diarahkan dalam silabus, maka tugas-tugas yang diberikan adalah berupa gambar tangan dalam bentuk sketsa

bebas, gambar orthogonal, proyeksi isometri, dan penggambaran perspektif 1 dan 2 titik hilang. Dalam mata kuliah ini pun diberikan materi mengenai pembuatan maket sebagai media pembelajaran dalam tim sekaligus memperkenalkan material dan alat pembuatan maket yang akan berguna dalam membuat model kawasan di PWK maupun bangunan di Arsitektur. Selain itu, diajarkan juga pengenalan material bangunan melalui gambar tekstur dan render material bangunan, sebagai pendukung dalam pembuatan sketsa bebas kedepannya. Evaluasi Berdasarkan evaluasi yang dilakukan pada mata kuliah PL1202 semester II tahun 2016-2017, ada beberapa hal yang dibahas baik oleh mahasiswa maupun dari para dosen/pembimbing di Arsitektur. Pertama adalah penggambaran potongan yang belum tersentuh di mata kuliah ini dan sangat diperlukan dalam bidang Arsitektur, padahal potongan dapat termasuk di dalam penggambaran orthogonal walaupun bukan yang utama. Selain itu, waktu untuk mempelajari materi yang relatif banyak pada mata kuliah ini dirasa kurang oleh mahasiswa. Dalam seminggu, PL1202 mendapat waktu 2 jam kuliah dan 3 jam di studio, sedangkan pengerjaan tugas bisa memerlukan waktu 2 hari setidaknya dan bimbingan atau tatap muka dengan pembimbing setidaknya 2 kali. Dengan diberikannya 7 materi dalam 8 minggu, tentu bukan hal yang mudah agar dapat diterima dengan baik oleh seluruh mahasiswa, apalagi jika diberikannya hanya melalui teori.

Tugas penggambaran potongan yang belum tersentuh di mata kuliah ini dan sangat diperlukan dalam bidang Arsitektur, padahal potongan dapat termasuk di dalam penggambaran orthogonal walaupun bukan yang utama. Selain itu, waktu untuk mempelajari materi yang relatif banyak pada mata kuliah ini dirasa kurang oleh mahasiswa.

Kendala lain yang ditemui hanyalah teknis atau operasionalnya, sedangkan mengenai substansi sudah cukup, bahkan berlebih bagi mahasiswa dan kurang bagi para dosen Arsitektur. Sampai saat ini, mata kuliah ini bisa dibilang menjadi ‘tulang punggung’ Program Studi masing-masing dalam membuat mahasiswanya dapat beradaptasi pada sistem pembelajaran ITB pada umumnya serta siap menghadapi bidang studi yang diminatinya di tingkat selanjutnya.

156


Selain aktivitas belajar mengajar, arsitektur ITB juga aktif mengadakan kegiatan kokurikuler dan ekstrakurikuler bagi mahasiswa. Beberapa kegiatan juga melibatkan atau bekerja sama dengan universitas atau pihak lain di luar ITB. Kegiatan tersebut berupa Joint Studio, Design Workshop, Seminar, Kuliah Tamu, Pameran Tugas Akhir, Summer Camp Program, dan lain-lain.

Selain aktivitas belajar mengajar, Program Studi Arsitektur ITB juga aktif mengadakan kegiatan kokurikuler dan ekstrakurikuler bagi mahasiswa. Beberapa kegiatan melibatkan atau bekerja sama dengan universitas atau pihak lain di luar ITB. Kegiatan tersebut berupa Kuliah Lapangan, Joint Studio, Design Workshop, Seminar, Kuliah Tamu, Pameran Tugas Akhir, Summer Camp, dan lainlain.

Besides teaching and providing studio activities, the Department is also actively conducting some co-curricular and extracurricular activities for students. Some activities are held in joint collaborations with other universities or institutions. The activities are including Joint Studios, Design workshops, Seminars, Guest Lectures, Final Project Exhibitions, Summer Camp Programs, etc.

ekstra kurikuler ekskursi kuliah tamu

excursion guest lecture

konferensi

conference

workshop

workshop

sayembara

design competition


Agustus 2016

Ekskursi Bali Akhir tahun 2015, sekitar 80 mahasiswa dan 4 dosen pembimbing mengadakan kegiatan ekskursi ke Yogyakarta. Rombongan mengunjungi beberapa objek seperti Sendang Sono, Taman Sari, hotel Greenhost dan rumah seniman Agus Suwage. Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan wawasan dan pengalaman dari objek-objek arsitektur secara visual dan taktil, serta sebagai kegiatan penyegaran pikiran dan perasaan ditengah jadwal kuliah dan studio di kampus.

159

At the end of 2015, 80 students and 4 lecturers had an excursion to Yogyakarta as one of the Field Trip programmes. Objects visited were Sendang Sono, Taman Sari, Greenhost Hotel, and an artist's residence (Agus Suwage's House). This excursion was aimed to give knowledge and experience to the students about good design. Also, the program acted as a revitalizing program for students after the study terms have ended.

Setelah kegiatan ekskursi, tim mahasiswa menyelenggarakan pameran hasil ekskursi di galeri Arsitektur dan membuat dokumentasi ekskursi yang berisi catatan dan sketsa serta esai tentang obyekobyek yang dikunjungi.

Following excursion, students held an exhibition at Architecture Galery and publised a documentation book contains their assignments during visiting various objects in form of writings, sketchs and essays.

160


2016-2017

Kuliah Tamu

Pada akhir Agustus 2016 hingga akhir April 2017, beberapa praktisi dan profesional membawakan kuliah tamu dengan topik sesuai dengan bidang profesinya, berbagi pengalaman-pengalaman yang berharga untuk disampaikan, atau berdiskusi tentang strategi- strategi terkait dengan metode desain, keprofesian yang diperlukan dalam berpraktek. Semua materi presentasi dan video telah dipublikasi di ar.itb.ac.id dan di-channel youtube.com

161

Some professionals were invited to give a lecture in Guest Lecture sessions that is being held every Friday. All architecture students and practitioners are welcomed to join these sessions. Each guest lecturer delivers a topic related to their expertise, shared their valuable experiences or even their innovation and thinking during their professional terms.

162


Agustus 2016

Arte-Polis 6 Arte-Polis 6 merupakan program konferensi dua tahunan keenam yang diselenggarakan oleh Program Studi Arsitektur. Tahun 2016, tema yang diangkat adalah: Imagining Experiences: Creative Tourism and the Making of Place. Tema ini menjadi relevan ditengah gencarnya programprogram pariwisata yang digagas pemerintah bersama para pelaku industri pariwisata. Selain konferensi yang menghadirkan beberapa nara sumber yakni: Dr. Arief Yahya (Menteri Pariwisata), Prof. Feng Han (Tongji University, Cina), Prof. Greg Richards (Breda University of Applied Sciences, Belanda), dan Dr. Lenia Marques (Bournemouth University, Inggris), terdapat diskusi panel dengan tajuk Pendekatan Strategis dalam Pengembangan Pariwisata Kreatif dengan nara sumber: Hiramsyah Thaib (Komite Percepatan Pengambangan Destinasi Wisata), Ridwan Kamil (Wali kota Bandung), Popy Rufaidah (UNPAD), Dony Oskaria (Trans Studio), dan Endah W. Sulistiani (BEKRAF). Arte-polis 6 is the sixth biennial conference program which has been routinely held by Architecture Department. On year 2016, the theme was “Imagining Experiences: Creative Tourism and the Making of Place.” The theme became relevant in the middle of tourism program campaign boom by the government and other tourism industry actors. Aside of the conference which invited several main speakers such as Dr. Arief Yahya. (Minister of Tourism), Prof. Feng Han (Tongji University, PR of China), Prof. Greg Richards (Breda University of Applied Sciences, The Netherlands), and Dr. Lenia Marques (Bournemouth University, United Kingdom), there was also a panel discussion themed “Strategic Approach in Developing Creative Tourism” with invited speakers: Hiramsyah Thaib (Committee of Tourism Destination Development Acceleration), Ridwan Kamil (Mayor of Bandung), Popy Rufaidah (UNPAD), Dony Oskaria (Trans Studio), and Endah W. Sulistiani (BEKRAF).

163

September 2016

Indonesialand Indonesialand adalah program yang diselenggarakan oleh Selasar Sunaryo Artspace berupa pameran, workshop dan diskusi. Pameran sendiri diikuti oleh arsitek, seniman, konsultan arsitektur dan perguruan tinggi. Indonesialand hadir dengan mendefinisikan estetika arsitektur dalam mengisahkan masyarakat berarsitektur, di Indonesia. Indonesialand merupakan agent provocateur yang memelopori selasar kuratorial fenomena jukstaposisi arsitektur dan arsitektural di Indonesia, dengan turut mengisometrikan dimensi Negara, warga, dan kapital. Program Studi Arsitektur menghadirkan instalasi bambu tensegriti dengan tema: Script of Tectonic dengan bimbingan Dr. -Ing Andry Widyowijatnoko dan Rakhmat Aditra, MT. Proses desain instalasi dikembangkan menggunakan metode komputasi dan optimasi material bambu. Indonesialand is a program held by Selasar Sunaryo Artspace in forms of exhibition, workshop, and discussion. The exhibition itself is followed by architects, artists, architect consultants, and universities. Indonesialand existed by defining architectural esthetics in telling the story about architectural societies in Indonesia. Indonesialand can be perceived as an agent provocateur which pioneered curatorial corridor for juxtaposition phenomenon of architects and architectural in Indonesia, by putting Country, Citizens, and Capital dimensions into an isometric plane. Department of Architecture presented a tensegrity bamboo installation themed “Script of Tectonic” under the guidance of Dr.-Ing Andry Widyowijatnoko and Rakhmat Aditra, MT. The process of installation design was developed using a computational method and optimization of bamboo material.

164


September 2016

Riset Kolaborasi VR

Riset kolaborasi VR (Virtual Reality) adalah kerjasama antara Program Studi Arsitektur dengan College of Architecture and Engineering, Shibaura Institute of Technology, Jepang. Riset kolaborasi ini melibatkan beberapa mahasiswa sarjana dan pasca sarjana di bawah bimbingan Aswin Indraprastha, Ph.D dan Prof. Michihiko Shinozaki. Kegiatan studi ini memodelkan kembali kawasan koridor jalan Braga Bandung dalam bentuk Immersed Virtual Reality menggunakan Head Mounted Display Oculus Rift DK-2. Laporan studi berhasil masuk dalam Prosiding konferensi CAADRIA 2016 di Souzhou, China dan dalam bentuk thesis oleh Fauzan Alfi Agirrachman. Virtual Reality Collaborative Research is a collaboration project between Department of Architecture with the College of Architecture and Engineering, Shibaura Institute of Technology, Japan. This collaboration research involved several undergraduate and graduate students under the supervision of Aswin Indraprastha, Ph.D and prof. Michihiko Shinozaki. This study activity remodels Braga Street Corridor of Bandung in a form of Immersed Virtual Reality using a Head Mounted Display Oculus Rift DK-2. The report of the study was submitted for conference proceeding of CAADRIA 2016 in Souzhou, China, and as a thesis by Fauzan Alfi Agirrachman.

165

Oktober 2016

Diskusi Panel BIM

Penerapan BIM di Indonesia dapat dilihat beragam, tergantung dari jenis proyek, pemilik proyek ataupun kesiapan tim desain dari suatu konsultan dalam mengadopsi BIM. Hal ini tentu merupakan strategi tersendiri bagi konsultan dalam mengimplementasikan BIM untuk meningkatkan kompetensinya. Diskusi panil yang menghadirkan narasumber dari kalangan praktisi dan akademisi ini memiliki maksud menemukenali kebutuhan akan standar, platform atau protokol bagi penerapan teknologi BIM dan melihat hubungan antara kebutuhan dan proyeksi kebutuhan akan implementasi teknologi BIM di Indonesia dengan kesiapan penyelenggara pendidikan. Beberapa narasumber yang diundang adalah: Ir. Kharis Alfi, PDW, Badan Litbang IAI�Jakarta, Ir. Wawan Setiawan, PT. Pembangunan perumahan,Ir. Wilfred, PT. Wika� Beton, Ir. Stanley Wangsadiharja, Universitas Pelita Harapan, Ir. Ahmad Irsan, Universitas Islam Indonesia dan Ir. Anto Sudaryanto, PT. Intiland Development, Tbk. The implementation of BIM in Indonesia can be seen as various, depending on the type of the project, project owner, or even the readiness of the design team of the consultant in implementing BIM to improve its competence. The panel discussion which has invited several sources from professionals and academicians intended to finding and identifying needs of standard, platform, or protocol in the application of BIM and wo see the relation between the needs and needs projection for BIM technology implementation in Indonesia with the readiness of educational institutions. Several invited speakers are Ir. Kharis Alfi-PDW, Badan Litbang IAI-Jakarta, Ir. Wawan Setiawan-PT. Pembangunan Perumahan, Ir. Wilfred-PT. Wika-Beton, Ir. Stanley Wangsadiharja-Universitas Pelita Harapan, Ir. Ahmad Irsan-Universitas Islam Indonesia and Ir. Anto Sudaryanto-PT. Intiland Development, Tbk. 166


Oktober 2016

November 2016

Archiprix SEA

World Architecture Festival Archiprix South East Asia merupakan kegiatan dua tahunan yang diselenggarakan oleh the National University of Singapore didukung Hunter Douglas sejak 2012 dengan tujuan mengajak desainer muda berbakat untuk mengenal dunia praktek profesional. Sekolah Arsitektur, Perencanaan dan Pengembangan Kebijakan (SAPPK) menjadi tuan rumah kegiatan workshop dan sayembara desain Archiprix SEA pada tanggal 16-19 Oktober 2016 Proyek akhir kelulusan terbaik dari sekolah Arsitektur, Rancang Kota dan Arsitektur Lansekap di seluruh dunia diundang untuk berpartisipasi. Diantara 53 tim peserta, terpilih 20 tim dari 7 negara ASEAN mengikuti final di SAPPK ITB hingga akhirnya tim dari Architectural University Hanoi menjadi juara 1, diikuti juara 2 Assumption University, Bangkok dan juara 3 Universitas Gajah Mada, serta juara harapan Chulalongkorn University, Bangkok dan National Univerity of Singapore. Archiprix South East Asia is a bi-annual event held by National University of Singapore to bring together young architecture students in international design competition. School of Architecture, Planning and Policy Development (SAPPD) ITB became co-host in 2016 Archiprix SEA to held design competition of final projects. 53 participants from 20 teams of 7 countries participated in this competition and finallyArchitectural University of Hanoi honored as first prize, followed by University in Bangkok, Universitas Gajah Mada as Second and Third Winner respectively. The National University of Singapore and Chulalongkorn University honored as Honorable Winners.

167

World Architecture Festival (WAF) adalah kegiatan tahunan yang diselenggarakan oleh komunitas arsitektur, industri, dan arsitek-arsitek kenamaan dunia. Dalam program ini terdapat kompetisi desain yakni WAF Student Charrette dimana peserta dari seluruh dunia dapat mengirimkan gagasan desain untuk dilombakan. Program Studi Arsitektur berhasil masuk sebagai finalis dalam ajang ini dengan menyajikan proposal bertajuk: Reviving Plesiran. Sebuah gagasan untuk memadukan generator komersial yakni pusat perbelanjaan dan simpul-simpul serta koridor warga di kawasan pemukiman di bantaran sungai Cikapundung, Bandung. Tim WAF 2016 terdiri dari: Adinda Yuwono , Azhari Pradityo ,Fathina Izmi Nugrahanti, Fitra Febrina , Julia S. Dahlan, Mudita Lau ,Nadhira Khanza dan Yoval Julianto di bawah bimbingan Prof. Widjaja Martokusumo dan Dr.-Ing Andry Widyowijatnoko. In 2016, Architecture Department of ITB awarded as a shortlist to be in final session of World Architecture Festival- Student Charrette in Berlin. The team proposed: Reviving Plesiran. An integrative approach to combine commercial generator and community pocket space at the dense area in city center of Bandung. The WAF 2016 team are: Adinda Yuwono , Azhari Pradityo ,Fathina Izmi Nugrahanti, Fitra Febrina , Julia S. Dahlan, Mudita Lau ,Nadhira Khanza dan Yoval Julianto under supervisoon from Prof. Widjaja Martokusumo and Dr.-Ing Andry Widyowijatnoko.

168


November 2016

Gaung Bandung Gaung Bandung merupakan acara tahunan IMAGunadharma yang mengangkat isu-isu arsitektur, ruang publik dan lingkungan binaan. Program Gaung Bandung 2016 mengangkat tema: Hijau Kini, Hijau Nanti yang berisi beberapa kegiatan untuk memperkenalkan dan mensosialisasikan pentingnya penghematan energi pada lingkungan binaan untuk terwujudnya lingkungan yang lebih hijau di masa kini dan masa datang. Kegiatan - kegiatan yang dimulai sejak awal Agustus hingga Nopember 2016 antara lain: 1. Creative Campaign melalui pemasangan beberapa instalasi dengan pesan-pesan kesadaran dan infografis, diletakkan di beberapa tempat di kota Bandung. 2. Workshop: Hunian Berteknologi Ramah Lingkungan dengan mengundang beberapa narasumber dari GBCI, Teknik Lingkungan dan Teknik Sipil ITB. Workshop ini menghasilkan 10 purwarupa desain rumah berteknologi ramah lingkungan. 3. Expo yang berisi seminar, pameran dan festival yang merupakan puncak acara Gaung Bandung 2016. Acara seminar sendiri menghadirkan dua pembicara tamu yakni Dr. Ken Yeang dan Budiman Hendropurnomo dari DCM Jakarta.

Selamat kepadaIMA-G, sebagai alumnus ikut bangga meskipun tidak bisa datang -Sugeng Rahardjo-

Gaung Bandung is an annual event held by Gunadharma student union that usually raise contemporary issues on architecture, public spaces and environment. The 2016 event had the topic of: Green Today, Green Tomorrow that has some activities to increase public awareness to the importance of energy efficiency in built environment. Some of the events including: Creative Campaign, Workshop and Expo which invited two keynote speakers: Dr. Ken Yeang from Malaysia and architect Budiman Hendropurnomo from DCM design consultant, Jakarta.

169

170


Februari-April 2017

Februari 2017

Kolaborasi UPH

Ekskursi Biro Arsitek

Program Studi Arsitektur melalui mata kuliah Pendekatan BIM dalam Perancangan (AR-4222) melakukan join workshop dengan Universitas Pelita Harapan (UPH), Tangerang. Dalam kolaborasi ini, lima kelompok gabungan mahasiswa ITB dan UPH membuat instalasi kinetik baik dengan sistem digital menggunakan sensor dan microcontroller, maupun secara manual. Kelompok mahasiswa ITB mendesain komponen adaptif dengan BIM sedangkan kelompok dari UPH mendesain sistem mekaniknya. Architecture ITB and Universitas Pelita Harapan (UPH) held a joint workshop to collaborate implementation of adaptive components using BIM and physical computing to design a prototype of kinetic installations. There are several types of installation that has different approaches, method of construction and materials.

Untuk menambah wawasan tentang praktik keprofesian dan isu-isu terkini terkait industri konstruksi, Ikatan Mahasiswa Arsitektur Gunadharma mengadakan beberapa program ekskursi ke biro-biro arsitek,s alah satunya adalah biro arsitek Andra Matin di jakarta. Program ini diinisiasi oleh mahasiswa dengan bimbingan dosen-dosen muda: Dibja Kusyala, MT dan para asisten studio. To improve the insight about professional practice and latest issues related with the construction industry, Ikatan Mahasiswa Arsitektur Gunadharma (Architecture Students Union Gunadharma) held several excursion programs to visit architecture bureaus, one of them is Andra Matin architect bureau in Jakarta. This program is initiated by students under the supervision of junior lecturers: Dibja Kusyala, MT and studio assistants.

Lima mahasiswa tingkat tiga dari Universitas Muhammadiyah Jakarta (UMJ) melakukan join studio pada Studio Perancangan Arsitektur III (AR-3290). Kelima mahasiswa ini masing-masing dibimbing oleh dosen pembimbing dalam kelompok studiokelompok studio.

Februari-April 2017

Kolaborasi UMJ 171

Architecture is more like a hobby than a profession -Andra Matin-

Some students from Universitas Muhammadiyah Jakarta did their Architectural Design Studio project in Architecture ITB as a joint studio programme. Their works under supervision from ITB lecturers and at the end of the project, presentation and reviews held in the studio. 172


April 2017

Pameran IFI

Februari 2017

Workshop Heritage Huib Akihary, seorang sejarahwan di bidang arsitektur, memberikan pelatihan/ workshop di bidang pelestarian bangunan cagar budaya dengan lebih menitikberatkan pada proses pencarian data yang diberi nama digging 4 data. Workshop ini merupakan salah satu bentuk kerjasama antara KK Sejarah, Teori dan Kritik Arsitektur ITB dengan Paguyuban Pelestarian Budaya Bandung, atau yang lebih dikenal dengan Bandung Heritage. Workshop ini diikuti oleh peserta dari kalangan profesional, akademisi/peneliti dan mahasiswa.

Program Studi Arsitektur bekerjasama dengan Institut Francais Indonesia (IFI) menyelenggarakan pameran, diskusi dan studio review dengan menghadirkan Christophe Aubertin dari Studio LADA, Perancis. Pameran bertajuk Arsitektur Masa Depan dilangsungkan di Galeri Arsitektur. Diskusi yang mengangkat isu-isu keprofesioan bekerjasama dengan Inisiatif Arsitek Bandung yang dihadiri oleh para arsitek muda dan studio-studio arsitek di Bandung serta mahasiswa. Architecture Department collaborating with Institut Francais Indonesia (IFI) held an exhibition, discussion, and studio review by inviting Christophe Aubertin from Studio LADA, France. The exhibition was themed “Future Architects” and was held in the Architecture Gallery. A discussion about issues related with professionalism, collaborating with Bandung Architect Initiative, participated by young architects, several architecture studios of Bandung, and architectural students as well.

173

Huib Akihary, a historian in architecture, provided training/workshop in heritage building preservation with emphasis on data seeking, named “digging 4 data”. This workshop is one of the collaboration form between History Competence Group, Architectural Theorems and Critics of ITB, and The Bandung Heritage. This workshop is followed by participants from professionals, academicians/ researchers, and students.

Salah satu cara dalam memahami bangunan bersejarah adalah dengan mengerti bagaimana menggali data yang akurat tentang bagunan tersebut -Arif Sarwo Wibowo-

174


Juli 2017

AA Visiting School

Program Studi Asitektur ITB bersama Bandung Creative City Forum (BCCF) dan AA Visiting School menyelenggarakan program Streetware South East Asia: Bandung mulai 5-14 Juli 2017. Sebanyak 20 peserta dari kalangan mahasiswa sarjana, pasca sarjana dan profesional muda mengikuti kegiatan survey dan analisis, workshop desain, simposium dan presentasi final dibimbing oleh para fasilitator dari AA School dan Thinkcity, Malaysia. Kegiatan workshop dilaksanakan di Roemah Seni Sarasvati, di jalan Jendral Sudirman, Bandung, yang juga merupakan kawasan studi untuk topik Streetware kali ini. Architecture Department of ITB together with Bandung Creative City Forum (BCCF) and AA Visiting School held Streetware South East Asia program: Bandung from 5th until 14th of July, 2017. As much as 20 participants from undergraduate, postgraduate, and young professionals followed survey and analysis, design workshop, symposium, and final presentation, under the guidance if the facilitators from AA School and Thinkcity, Malaysia. The workshop was hel in Roemah Seni Sarasvati, in Jendral Sudirman Street, Bandung, which was also the research area for the-then Streetware theme.

175

Juli 2017

Live Design Discourse

Live Design Discourse adalah sebuah workshop yang diinisiasi pada pertemuan Tri-Nations di Bangkok. Pelaksanaan perdananya diadakan di Kuala Lumpur dengan melibatkan partisipasi dari PAM, SIA, ASA, dan IAI pada 25-27 Juli 2017. Kegiatan ini merupakan salah satu rangkaian acara Kuala Lumpur Architectural Festival. Delegasi dari program studi Arsitektur ITB, Fitra Febrina terpilih sebagai salah satu mahasiswa arsitektur dari Indonesia untuk acara ini. Live Design Discourse ini merupakan wadah bagi peserta untuk mengeksplorasi dan menentukan penyelesaian masalah melalui pendekatan/proporsi arsitektural terhadap suatu lokasi/site. Kegiatan ini melibatkan 4 praktisi dan 4 mahasiswa dari masing-masing negara (Malaysia, Singapore, Thailand, dan Indonesia). Live Design Discourse is a workshop which was initiated on a Tri-Nations meeting on Bangkok. The grand implementation was held in Kuala Lumpur with the involvement of PAM, SIA, ASA, and IAI on 25th-27th of July, 2017. This activity was one of the series of events in Kuala Lumpur Architectural Festival. Delegation from Architecture Department of ITB, Fitra Febrina was elected as one of the architecture students from Indonesia to participate in this event. Live Design Discourse was an event for the participants to explore and decide upon the solution of a problem through architectural approach towards a location/site. This activity involves for professionals and four students of each country (Malaysia, Singapore, Thailand, and Indonesia).

176


Sayembara

Sayembara

Rumah Wisata Nusantara 2016

Juara 1 Perorangan (Wakatobi) Ivan Hendratta berhasil memenangkan sayembara desain Rumah Wisata Nusantara. Karya Ivan berhasil menang untuk destinasi Wakatobi, Sulawesi Tenggara. Konsep desain karya Ivan menggali potensi dan kearifan lokal suku Bajo yang umumnya menempati rumah panggung yang dibangun di atas laut. Bentuk dari rumah tradisional ini umumnya persegi panjang atau bujur sangkar dengan atap pelana. Dalam desain ini Ivan menyodorkan empat konsep dalam desain rumah wisata yang terinspirasi dari rumah suku Bajo: Interaksi: rumah yang menciptakan interaksi antara penduduk asli dengan wisatawan. Introduksi wajah: rumah yang menampilkan wajah baru arsitektur nusantara yang mencerminkan karakter arsitektur Wakatobi. Lokalitas: pembangunan rumah menggunakan tenaga dan material setempat yang tepat guna. Alam: rumah wisata yang memperkuat potensi alam Wakatobi dan menyatu dengan alam

177

Ivan Hendratta achieved victory on a National Tourism House design contest. His creation succeeded in achieving the first place for Wakatobi, Sulawesi Tenggara tourism destination. Ivan’s design concept was built open the local wisdom and potential of Bajo native tribe, who usually live on a stage house built upon the sea. The shape of this traditional house is usually rectangular or square, with a saddle-shaped roof. In his design, Ivan offered four concepts in designing a tourism destination house which was inspired by Bajo tribe’s house: Interaction; a house that would create an interaction between the locals with the visitors; Face introduction: a house that would show a new face of national architecture which reflects the architectural characteristics of Wakatobi locale; Locality: Development of the house would use local resources and material; Nature: a tourism destination house which will strengthen Wakatobi’s natural potential and be able to blend in with the nature.

FuturaArc 2017

First Prize Student Category Tim mahasiswa yang terdiri dari : Inas Raras Maheningtyas, M Ridho Kharisma Putra, Bimo Wicaksana, Asmita Puspasari, Fadhil Hafizh Sadewo berhasil mendapatkan First Prize dalam Student Category pada kompetisi internasional FutureArc 2017. Kompetisi ini merupakan kompetisi internasional tahunan yang diselenggarakan oleh Building and Construction Authority, Singapura A group of students consisted of: Inas Raras Maheningtyas, M Ridho Kharisma Putra, Bimo Wicaksana, Asmita Puspasari, and Fadhil Hafizh Sadewo succeeded in achieving the First Prize of the Student Category in the international competition of FutureArc 2017. This competition was an annual international competition, held by Building and Construction Authority, Singapore. 178


Pengalaman bersayembara Secara kolaboratif sangat menyenangkan terutama karena kita mendapatkan ilmu dan cara pandang baru -Natasha Tanuwidjaja-

Sayembara

Sayembara

Parahyangan Design Competition

Ecohouse Competition 2017

Juara 3

Juara 1 dan Juara Harapan 2 Ulama Andika dan Anisa Chandra Kharimah yang telah berhasil menjadi juara 3 dalam ajang kompetisi Parahyangan Design Competition 2017 yang diselenggarakan oleh Program Studi Arsitektur Universitas Katolik Parahyangan, Bandung (20 Maret- 10 Mei 2017). Pada ajang kompetisi dengan tema Urban Infill ini, tim mengajukan proposal berjudul “the Silk Lane“ yang berupa kawasan edukasi, seni dan kerajinan tangan dipadu dengan ruang terbuka hijau di kampung Babakan Ciamis. Ulama Andika and Anisa Chandra Kharimah succeeded in achieving the 3rd Place in Parahyangan Design Competition 2017, held by Architecture Department of Universitas Katolik Parahyangan, Bandung (20th March- 10th May, 2017). In this competition themed “Urban Infill”, the team proposed “the Silk Lane,” which was meant to be a region of education, art, and handicraft, combined with an open green space in the village of Babakan Ciamis.

179

Tim Ganesha Atlantis: Natasha Tanuwidjaja, Galen O'Neil Aleorus dan rekan tim dari FTSL-ITB berhasil keluar sebagai Juara 1. dan tim Kuya Bhayanaka: Widya Ayu Anindita serta rekan dari FTSL-ITB berhasil keluarsebagai Juara Harapan II, dalam kompetisi Ecohouse Design Competition VII dengan topik: "Bangunan Hunian Tinggi di Kawasan Reklamasi". Sebuah lomba rancang bangunan berwawasan lingkungan tahunan tingkat nasional yang diselenggarakan oleh Universitas Gajah Mada, pada 8-10 Mei 2017. Ganesha Atlantis Team: Natasha Tanuwidjaja, Galen O'Neil Aleorus and their teammates from FTSL-ITB achieved the first postion, and Kuya Bhayanaka team: Widya Ayu Anindita and their teammates from FTSLITB achieved the fifth position in the Ecohouse Design Competition VII with a theme of: "High-rise Housing in a Reclamation Area ". This was a national construction design competition, held by Universitas Gajah Mada, on 8th-10th of May, 2017.. 180


Sayembara

TL Expo 2016

Juara 1

Diah Fitria Ardhani dengan tim yang terdiri dari mahasiswa Teknik Lingkungan dan Teknik Sipil ITB berhasil menjadi Juara I dalam Lomba Maket Kawasan Perumahan Berbasis Lingkungan yang diselenggarakan oleh Departemen Teknik Lingkungan, Universitas Diponegoro, Semarang, 22 Oktober 2016. Selain membuat maket, tim ini berhasil memperoleh nilai tertinggi untuk karya tulis dengan judul: “Aplikasi Konsep Infrastruktur Berwawasan Lingkungan Untuk Mendukung Masyarakat Urban yang Produktif di Kawasan Perencanaan Perumahan Bumi Sudha ,Kota Cirebon“. Diah Fitria Ardhani with a team of students from Environmental Engineering and Civil Engineering of ITB achieved the first winner in Environmental-based Housing Area Model Competition, held by Environmental Engineering Department of Universitas Diponegoro, Semarang, 22nd October, 2016. Aside than making a model, this team also achieved the best score for their paper, titled: “The Application of Environmental Friendly Infrastructure Concept to Support Highly Productive Urban Society in Planning Area of Bumi Sudha, Cirebon City.”

Sayembara

Asian Contest of Architectural Rookies Award 2016

Finalis Sayembara

Sayembara TKI-MAI XXXIII 2017

Juara 1

Tim mahasiswa: Stella Mariss (15214028), Taufiq Samadyadi (15214031), dan Jovani Debora (15214079) dengan judul desain “Re-humanizing Jatinegara : Walkable Mixed-Use Neighbourhood” berhasil menjadi juara 1 pada sayembara TKIMAI (Temu Karya Ilmiah- Mahasiswa Arsitektur se Indonesia) ke-33 yang mengangkat tema Transit Oriented Development & Mixed Used Building.

Bennedictus Bagustantyo menjadi finalis (5 besar) dalam ajang the 5th Asian Contest of Architectural Rookies Award (ACARA) 2016 yang diselenggarakan oleh Universitas Indonesia bekerjasama dengan the Asian Architecture Rookies Award. Ajang ini merupakan ajang kompetisi khusus untuk mahasiswa arsitektur tingkat tiga seluruh Indonesia. Bennedictus Bagustantyo succeeded in becoming one of the finalists in the 5th Asian Contest of Architectural Rookies Award (ACARA) 2016, held by Universitas Indonesia in collaboration with Asian Architecture Rookies Award. This event is a special competition event for all the architectural students who are in their third year in Indonesia.

A team of students: Stella Mariss (15214028), Taufiq Samadyadi (15214031), and Jovani Debora (15214079) with their design titled “Rehumanizing Jatinegara: Walkable Mixed-Use Neighbourhood” achieved the first position on 33rd TKIMAI (Students Science Meet - Architecture Students of Indonesia) contest, themed Transit Oriented Development & Mixed Used Building. 181

182


Oil Rig Design Competition 2017

Juara 1

Bintang Widya Laksmi (Arsitektur 2014) yang bersama tim Lophelia ITB yang terdiri dari mahasiswa Teknik Perminyakan dan Teknik Kelautan berhasil menjadi juara 1 pada Oil Rig Design Competition yang diselenggarakan oleh Society of Petroleum Engineers Chapter Curtin University di Kota Miri, Sarawak, Malaysia. Lomba ini berlangsung pda tanggal 4 – 8 Juli 2017 di Kampus Curtin University Kota Miri, Sarawak, Malaysia. Bintang Widya Laksmi (Architecture Department, 2014) together with Lophelia ITB consisted of Petroleum Engineering and Ocean Engineering students achieved the first winner in Oil Rig Design Competition.

ASHRAE Engineering Challenge 2016

Victorina Arif beserta tim ITB dari Fakultas Teknik Mesin dan Dirgantara berhasil menjadi Juara II pada ASHRAE Applied Engineering Challenge dengan judul desain: Low-Energy Paddy Vertical Farming Concept. Victorina Arif together with her team from Faculty of Mechanical Engineering and Aeronautics of ITB succeeded in achieving the second winner in ASHRAE Applied Engineering Challenge with the title of their design: Low-Energy Paddy Vertical Farming Concept.

Oil Rig Design Competition ITS 2017

Mohammad Thareq Defa bersama tim ITB berhasil menjadi Juara 3 dalam Oil Rig Design Competition di Petroleum Integrate Days (PETROLIDA) 2017 yang diselenggarakan oleh Society of Petroleum Engineers Institut Teknologi Sepuluh Nopember Student Chapter.

Juara 2

Pagelaran Arsitektur Utopia 2017

Peserta Pameran RUANG SENI JALANAN

Pagelaran Seni Arsitektur - UTOPIA

KONSEP RANCANGAN

by: Divisi Studi dan Inovasi Ikatan Mahasiswa Arsitektur Gunadharma ITB LATAR BELAKANG

Lokasi Paviliun Di bawah jembatan Pasupati, Jalan Cihampelas, Bandung Kota, Jawa Barat

MODUL

Juara 3

GAMBAR DETAIL Balok Kayu 200/200

Paku 2mm Balok Kayu 200/200

Plat Besi Mur Baut Beton

ISOMETRI

AKSONOMETRI Right Side Left Side Stair

DESAIN AKHIR

02

01

Ikatan Mahasiswa Arsitektur Gunadharma berhasil masuk dalam seleksi pameran terbatas dalam rangka Pagelaran Arsitektur Utopia yang diselenggarakan oleh Program Studi Arsitektur Universitas Katolik Parahyangan, Bandung, pada April 2017

183

Architectural Students Union Gunadharma of ITB succeeded in being selected to participate in a limited exhibition for Utopia Architecture Event, held by Architecture Department of Universitas Katolik Parahyangan, Bandung, April 2017.

Oil Rig Design Competition UNPAD 2017

Juara 1

Mohammad Thareq together with his team from ITB succeeded in being the third winner in Oil Rig Design Competition in 2017 Petroleum Integrate Days (PETROLIDA), held by Society of Petroleum Engineers, Institut Teknologi Sepuluh Nopember Student Chapter.

Widya Ayu Anindita, mahasiswa sarjana arsitektur bersama tim Chadvick-ITB dari Teknik Perminyakan dan Teknik Kelautan berhasil menjadi juara 1 pada Oil Rig Design Competition dalam rangka Boreyes International Energy Fair 2017. Kegiatan ini diselenggarakan oleh Universitas Padjajaran, Bandung. Widya Ayu Anindita, undergraduate student of Architecture Department together with team Chadvick-ITB from Petroleum Engineering and Ocean Engineering Achieved the first position in Oil Rig Design Competition for Boreyes International Energy Fair 2017. This event was held by Universitas Padjajaran, Bandung. 184


Mahasiswa

The Students

185

186


Dosen

The Faculties

187

188


189


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.