2 minute read

resensi BUkU

Next Article
dari pemBaca

dari pemBaca

Memenangkan Beasiswa, Memenangkan Gengsi

Oleh TUSTI HANDAYANI

Advertisement

Berburu beasiswa luar negeri di dunia maya, itu perkara mudah. Tinggal ketik di search engine dengan kata ‘scholarship’, ‘study grant’, atau beasiswa, pastilah sederet situs penyedia beasiswa akan bermunculan. Tapi, menjadikan mimpi kuliah gratis di luar negeri menjadi nyata, bukanlah barang gampang. Tepatnya gampang-gampang susah! Selain rawan penipuan penyedia beasiswa di situs-situs dunia maya, serentetan persyaratan wajib siap menanti di daftar tunggu. Mulai dari penguasaan bahasa asing yang lebih dari sekedarnya, kemampuan akademik, serta berbagai dokumen. Belum lagi ketika harus menghadapi ratusan saingan, bahkan ribuan untuk memperebutkan beasiswa.

Buku karya Dina Mardiana, alumnus Sastra Perancis Universitas Indonesia ini, mencoba mengurai simpul dalam memenangkan sebuah beasiswa. Penulis mengawalinya dengan standar umum beasiswa, selanjutnya ia menegaskankan agar kita yang mempunyai nilai pas-pasan tidak khawatir. Keaktifan dalam perkuliahan, organisasi, sekolah, seperti aktivis BEM, UKM, OSIS LSM, Karang Taruna, dsb. memiliki nilai tambah dalam penilaian beasiswa.

Sikap hati-hati alias tidak ceroboh juga harus menjadi perhatian dalam mendapatkan beasiswa. Sikap ini dapat ditunjukkan dengan mematuhi segala peraturan, misalnya siswa/mahasiswa tersebut sedang tidak memperoleh dua atau lebih beasiswa di waktu bersamaan, tanpa izin pemberi beasiswa. Karena hal ini dapat memungkinkan terjadinya pembatalan beasiswa. Bahkan, yang lebih parah lagi, pemberi beasiswa akan memberikan cap buruk atau blacklist bagi negara asal penerima beasiswa.

Dalam memenuhi persyaratan beasiswa, ada beberapa dokumen dan surat yang harus dipenuhi. Seperti surat rekomendasi, yang digunakan sebagai salah satu tolak ukur penilaian, selain nilai akademik yang diberikan oleh orang-orang yang berkompeten. Surat rekomendasi dalam pengajuan aplikasi beasiswa, biasanya diminta dari dosen pembimbing, ataupun atasan langsung bagi yang sudah bekerja. Ini dapat dijadikan penilaian dan pertimbangan bagi panitia beasiswa untuk menerima atau menolaknya. Selain surat rekomendasi, dokumen personal statement juga menjadi penting. Dokumen ini bisa menjadi ‘nilai jual’ pelamar beasiswa. Biasanya, personal statement atau pernyataan pribadi merupakan pernyataan yang memberikan gambaran pribadi, kegiatan, cita-cita, asa, dan usaha-usaha untuk mewujudkan cita-cita. Di sinilah tempat untuk menunjukkan segala kemampuan, sekaligus menjadi medan pertaruhan dengan peserta lain.

Dalam buku ini, penulis juga memberikan contoh draft pembuatan surat rekomendasi dan personal statement, contoh pembuatan esai, proposal penelitian, dan CV berstandar internasional. Penulis yang mempunyai hobi berburu beasiswa ini, dengan piawai memberikan gambaran terperinci tentang proses persiapan hingga pasca mendapatkan beasiswa; mulai dari urusan visa, penginapan, komunitas mahasiswa hingga bagaimana berurusan dengan culture shock (gegar budaya), yaitu istilah psikologis untuk menggambarkan kecemasan dan stres akibat lingkungan sosial dan budaya yang berbeda. Tidak lupa, ia melampirkan berbagai daftar penyelenggara beasiswa, mulai dari Amerika Serikat, Australia, Eropa, dan Asia, komplit dengan detail persyaratan, waktu, nominal beasiswa, dan juga alamat lengkap penyedia beasiswa.

Yang jelas membaca buku ringan ini jauh dari kesan menggurui. Ia telah memberikan oase kepada peminat beasiswa studi luar negeri. Bahkan, pembaca sama saja telah berguru langsung dari pengalaman penulis. Diselingi dengan data-data penunjang, menjadikan buku ini patut menjadi salah satu koleksi penghuni rak buku Anda. Selamat membaca dan selamat memenangkan beasiswa!

kUliah gratis ke lUar negeri, maU ? oleh dina mardiana • pt lingkar pena kreativa, juli 2008 • 7 halaman

tustI handayanI, am.d. staf humas uny

This article is from: