Pewara Dinamika November-Desember 2008

Page 39

bina rohani

Berlatih Sabar Oleh Anand Firmansyah

D

an bersabarlah kamu ber­ sa­ma-sama dengan orangorang yang menye­ru Tu­ han­­­nya di pagi dan senja ha­ri dengan mengharap keridhaan-Nya; dan janganlah kedua matamu berpaling dari mereka (karena) mengharapkan per­hi­ as­an kehidupan dunia ini; dan janganlah ka­mu mengikuti orang yang hatinya te­ lah Ka­mi lalaikan dari mengingati Kami, serta me­nu­ruti hawa nafsunya dan ada­ lah ke­a­da­annya itu melewati batas.” (AlKahfi: 28). Firman Allah swt di atas cukup jelas ba­gi kita, yakni kita untuk senantiasa ber­ sa­bar. Bila kita implementasikan dalam ke­hi­dupan sehari-hari, banyak hal yang me­ngharuskan kita untuk bersifat sabar. Mi­sal saja, ketika kita ingin membeli ti­ ket ke­reta api yang waktu itu antrean pem­­be­li­nya sangat panjang, kita pun ha­rus sabar menunggu sampai giliran ti­­ba. Ke­mu­dian, waktu kita berpuasa, pu­a­­sa su­nah atau puasa ramadhan, kita pun ha­rus sabar menahan hawa nafsu. Ju­­ga, ke­ti­ka kita menghadapi anak-anak ke­­cil yang nakal dan bandel, kita pun ha­­rus sa­bar. Contoh-contoh di atas setidaknya bisa mewakili untuk menunjukkan sikap ke­ sabaran yang seharusnya dimiliki oleh se­­tiap orang. Akan tetapi, Allah swt men­­­cip­­ta­kan manusia dalam keadaan ber­su­ku-su­ku dan berbangsa-bangsa, se­ hing­ga ti­dak menutup kemungkinan ci­ ri dan si­fat yang melekat pada mereka akan ber­be­da satu dengan yang lain. Perilaku sabar pun tidak selamanya ki­ta temui dalam kehidupan sehari-ha­ ri. Na­mun, tidak ada salahnya bagi kita yang belum bisa menerapkan si­kap sa­ bar dalam kehidupan sehari-ha­ri men­ co­ba berusaha untuk melatih ke­sa­bar­an di­­ri kita. Kemudian, bagi yang acap­ka­li me­­la­­ku­kan sikap sabar dalam ke­hi­dup­ an se­hari-hari agar senantiasa men­ja­ga rit­­me kesabaran itu dan kalau bisa me­

ning­katkan kesabarannya itu de­ngan se­ la­lu mengingat Allah swt dan meng­ha­ rap ridha-Nya. ‘Sabar’ berasal dari kata ‘shabara’ yang membentuk infinitif (masdar) men­ja­di ‘shabran’ (dari bahasa Arab dan su­dah menjadi bahasa Indonesia). Ki­ta da­­pat meng­artikan sabar sebagai usa­ha me­­­na­han dan mencegah. Sabar

istimewa

itu me­­mi­liki bentuk-bentuk yang oleh pa­ra ula­­ma dibagi menjadi tiga. Per­­ta­­ ma, sabar dalam ketaatan ke­pa­da Allah swt. Kedua, sabar dalam me­ning­­gal­­kan kemaksiatan. Ketiga, sabar da­­lam meng­ ha­dapi cobaan da­ri Allah swt. Dengan demikian, bila kita me­ne­rap­ kan sikap sabar dalam kehidupan sehariha­ri, maka kita tinggal menggolongkan si­kap sabar kita. Alangkah baiknya bi­la ke­ti­ga bentuk sabar di atas dapat ki­ta prak­tek­kan dalam kehidupan kita seha­ ri-hari. Berikut ini adalah beberapa pedoman sa­bar yang terdapat dalam Al Quran dan Hadis. 1. Dari Al Quran: a. “Hai orang-orang yang beriman, min­ta­lah pertolongan kepada Allah de­ngan sa­bar dan shalat, se­sung­guh­ nya Allah beserta orang-orang yang sa­bar.” (Al-Baqarah: 153). b. “Maka bersabarlah kamu seperti o­rang-o­rang yang mempunyai ke­te­ guh­­­an ha­­ti dari rasul-rasul dan ja­ ngan­lah ka­mu me­min­ta disegerakan

(a­zab) ba­­gi me­re­ka…” (Al-Ahqaf: 35). 2. Dari Hadis: a. Rasulullah mengungkapkan: “… dan kesabaran merupakan cahaya yang terang…” (HR. Muslim). b. Rasulullah pernah menggambarkan: “…barang siapa yang mensabar-sa­ bar­kan diri (berusaha untuk sabar), ma­ka Allah akan menjadikannya seo­ rang yang sabar…” (HR. Bukhari). Berangkat dari semua itu, kita un­tuk melakukan sikap sabar dalam kehi­dup­ an sehari-hari ternyata sudah ada tun­ tu­nannya atau petunjuknya di dalam Al Qur­an dan Hadis. Simpul kata, kalau su­­dah ada pedomannya, mengapa kita ha­rus ra­gu-ragu untuk bersikap sabar? Hal yang demikian memang sulit kita la­ ku­kan bila tidak kita coba. Jika kita ang­ gap diri kita ini belum memiliki si­kap sa­bar, pun sulit melakukannya, me­nga­ pa ki­ta tidak berusaha? Pada kesempatan ini penulis berusaha me­nyampaikan masukan tentang ca­raca­ra melatih kesabaran. Pertama, ni­at­ kan usaha melatih kesabaran ini ha­nya ke­pa­da Allah swt untuk meraih ri­dhaNya. Ke­du­a, tingkatkan iman dan taq­wa kepada Allah swt. Ketiga, sebisa mung­ kin mengontrol emosi dan hawa naf­su kapan pun dan di mana pun kita ber­a­da. Meskipun sulit, kalau kita tidak men­co­ banya, maka selamanya kita akan me­­ra­ sa sulit. Keempat, mulailah puasa sunah. Pa­salnya, puasa dapat menjadi mediator ba­gi kita untuk melatih kesabaran. Akhirnya, sebagai penutup, penulis me­nga­jak para pembaca untuk senan­ ti­asa bersikap sabar dalam menjalani kehidupan sehari-hari. Sebab, sabar itu setengah iman. Semoga Allah swt senantiasa membimbing kita agar niat kita untuk berlatih sabar mendapatkan ridha-Nya. Demikian pula, semoga kita juga senantiasa mampu menjalankan segala perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya. Amin.

Istiyani Nuryati, S.Pd. Staf administrasi pada FBS UNY

P e wa r a Di n a m i k a n o v e m b e r- d e s e m b e r 2008

37


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.