bina rohani
Berlatih Sabar Oleh Anand Firmansyah
“
D
an bersabarlah kamu ber sama-sama dengan orangorang yang menyeru Tu hannya di pagi dan senja hari dengan mengharap keridhaan-Nya; dan janganlah kedua matamu berpaling dari mereka (karena) mengharapkan perhi asan kehidupan dunia ini; dan janganlah kamu mengikuti orang yang hatinya te lah Kami lalaikan dari mengingati Kami, serta menuruti hawa nafsunya dan ada lah keadaannya itu melewati batas.” (AlKahfi: 28). Firman Allah swt di atas cukup jelas bagi kita, yakni kita untuk senantiasa ber sabar. Bila kita implementasikan dalam kehidupan sehari-hari, banyak hal yang mengharuskan kita untuk bersifat sabar. Misal saja, ketika kita ingin membeli ti ket kereta api yang waktu itu antrean pembelinya sangat panjang, kita pun harus sabar menunggu sampai giliran tiba. Kemudian, waktu kita berpuasa, puasa sunah atau puasa ramadhan, kita pun harus sabar menahan hawa nafsu. Juga, ketika kita menghadapi anak-anak kecil yang nakal dan bandel, kita pun harus sabar. Contoh-contoh di atas setidaknya bisa mewakili untuk menunjukkan sikap ke sabaran yang seharusnya dimiliki oleh setiap orang. Akan tetapi, Allah swt menciptakan manusia dalam keadaan bersuku-suku dan berbangsa-bangsa, se hingga tidak menutup kemungkinan ci ri dan sifat yang melekat pada mereka akan berbeda satu dengan yang lain. Perilaku sabar pun tidak selamanya kita temui dalam kehidupan sehari-ha ri. Namun, tidak ada salahnya bagi kita yang belum bisa menerapkan sikap sa bar dalam kehidupan sehari-hari men coba berusaha untuk melatih kesabaran diri kita. Kemudian, bagi yang acapkali melakukan sikap sabar dalam kehidup an sehari-hari agar senantiasa menjaga ritme kesabaran itu dan kalau bisa me
ningkatkan kesabarannya itu dengan se lalu mengingat Allah swt dan mengha rap ridha-Nya. ‘Sabar’ berasal dari kata ‘shabara’ yang membentuk infinitif (masdar) menjadi ‘shabran’ (dari bahasa Arab dan sudah menjadi bahasa Indonesia). Kita dapat mengartikan sabar sebagai usaha menahan dan mencegah. Sabar
istimewa
itu memiliki bentuk-bentuk yang oleh para ulama dibagi menjadi tiga. Perta ma, sabar dalam ketaatan kepada Allah swt. Kedua, sabar dalam meninggalkan kemaksiatan. Ketiga, sabar dalam meng hadapi cobaan dari Allah swt. Dengan demikian, bila kita menerap kan sikap sabar dalam kehidupan seharihari, maka kita tinggal menggolongkan sikap sabar kita. Alangkah baiknya bila ketiga bentuk sabar di atas dapat kita praktekkan dalam kehidupan kita seha ri-hari. Berikut ini adalah beberapa pedoman sabar yang terdapat dalam Al Quran dan Hadis. 1. Dari Al Quran: a. “Hai orang-orang yang beriman, mintalah pertolongan kepada Allah dengan sabar dan shalat, sesungguh nya Allah beserta orang-orang yang sabar.” (Al-Baqarah: 153). b. “Maka bersabarlah kamu seperti orang-orang yang mempunyai kete guhan hati dari rasul-rasul dan ja nganlah kamu meminta disegerakan
(azab) bagi mereka…” (Al-Ahqaf: 35). 2. Dari Hadis: a. Rasulullah mengungkapkan: “… dan kesabaran merupakan cahaya yang terang…” (HR. Muslim). b. Rasulullah pernah menggambarkan: “…barang siapa yang mensabar-sa barkan diri (berusaha untuk sabar), maka Allah akan menjadikannya seo rang yang sabar…” (HR. Bukhari). Berangkat dari semua itu, kita untuk melakukan sikap sabar dalam kehidup an sehari-hari ternyata sudah ada tun tunannya atau petunjuknya di dalam Al Quran dan Hadis. Simpul kata, kalau sudah ada pedomannya, mengapa kita harus ragu-ragu untuk bersikap sabar? Hal yang demikian memang sulit kita la kukan bila tidak kita coba. Jika kita ang gap diri kita ini belum memiliki sikap sabar, pun sulit melakukannya, menga pa kita tidak berusaha? Pada kesempatan ini penulis berusaha menyampaikan masukan tentang caracara melatih kesabaran. Pertama, niat kan usaha melatih kesabaran ini hanya kepada Allah swt untuk meraih ridhaNya. Kedua, tingkatkan iman dan taqwa kepada Allah swt. Ketiga, sebisa mung kin mengontrol emosi dan hawa nafsu kapan pun dan di mana pun kita berada. Meskipun sulit, kalau kita tidak menco banya, maka selamanya kita akan mera sa sulit. Keempat, mulailah puasa sunah. Pasalnya, puasa dapat menjadi mediator bagi kita untuk melatih kesabaran. Akhirnya, sebagai penutup, penulis mengajak para pembaca untuk senan tiasa bersikap sabar dalam menjalani kehidupan sehari-hari. Sebab, sabar itu setengah iman. Semoga Allah swt senantiasa membimbing kita agar niat kita untuk berlatih sabar mendapatkan ridha-Nya. Demikian pula, semoga kita juga senantiasa mampu menjalankan segala perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya. Amin.
Istiyani Nuryati, S.Pd. Staf administrasi pada FBS UNY
P e wa r a Di n a m i k a n o v e m b e r- d e s e m b e r 2008
37