Pewara Dinamika Agustus 2012

Page 1

Volume 13 • nomor 54 agustus 2012

P e w a r a

Dinamika universitas negeri yogyakarta

issn 1693-1467

l e a d i n g

i n

c h a r a c t e r

e d u c a t i o n

PROGRAM BIDIK MISI

ORANG MISKIN bOLEH KULIAH Stigma Orang Miskin Dilarang Kuliah kayaknya tidak benar. Melalui Program Bidik Misi, mereka bisa kuliah termasuk di UNY.


6 WINDU UNTUK UNY

MARHABAN YA RAMADHAN Subtansi Ramadhan adalah Mendekatkan Diri pada Ketauhidan Allah Swt. Iklan layanan ini dipersembahkan oleh Pewara Dinamika • teks: Sismono la ode • gambar: walpappersku.com


pena redaksi

P e wa r a

Dinamika universitas negeri yogyakarta

PENERBIT HUMAS Universitas Negeri Yogyakarta IJIN TERBIT SK Rektor No. 321 Tahun 1999 ISSN 1693-1467 PENANGGUNG JAWAB Prof. Dr. Rochmat Wahab, M.Pd., M.A. (Rektor UNY) PENGARAH Prof. Dr. Nurfina Aznam, SU., Apt. (Wakil Rektor I) Dr. Moch. Alip, M.A. (Wakil Rektor II) Sumaryanto, M.Kes. (Wakil Rektor III) Prof. Suwarsih Madya, Ph.D. (Wakil Rektor IV) PENASEHAT Setyo Budi Takarina, M.Pd. (Kepala Biro UPK) Dra. Budi Hestri Hutami (Kepala Biro AKI) PEMIMPIN UMUM Dr. Anwar Effendi, M.Si. PEMIMPIN PERUSAHAAN Supandi, S.I.P. PEMIMPIN REDAKSI Dr. Nurhadi, M.Hum. SEKRETARIS REDAKSI Dian Dwi Anisa REDAKTUR PELAKSANA Sismono La Ode, S.S, M.A. REDAKTUR Lina Nur Hidayati, M.M. Rizka, SH. Tusti Handayani, A.Md. Dedi Herdito, M.M. Uswah R. Nirmala, A.Md. Khairani Faizah, S.Pd. Ariska Prasetyanawati Rhea Yustitie Desain dan Tata Letak Kalam Jauhari FOTOGRAFI Heri Purwanto, SIP. REPORTER Ratna Ekawati, M.A. (FIK) Nur Lailly Tri W., A.Md. (FIS) Isti Kistiyananingsih, S.Pd. (FE) Witono Nugroho, S.I.P. (FMIPA) Virga Renitasari, S.S. (FBS) Haryo Aji Prambudi, S.S. (FT) Anton.Suyadi, S.S. (FIP) Pramushinta Putri Dewanti, S.S. (PPs) Binar Winantaka, S.Pd. (LPPMP) Cahyono Adi Widagdo, S.E. SIRKULASI Kusno Hidayat, S.Pd. / Suwanto Sumedi / Maryono / Mujiman ALAMAT REDAKSI Jl. Colombo No. 1 Kampus Karangmalang Universitas Negeri Yogyakarta 55281 Telp/Fax 0274 542185 E-mail: pewaradinamika@uny.ac.id laman: www.uny.ac.id.

Bulan Ramadhan 1433 H telah tiba. Ki­ta pun memasuki bulan yang penuh berkah. Semua aktivitas yang dilakukan­ manusia mengarah pada pen­capaian ketaqwaan terhadap Allah­Swt. Semua pun menyambutnya dengan­suka cita. Bagaimana pun bulan­yang lebih­baik dari seribu bulan membimbing manu­ sia untuk selalu berbuat baik dan meng­ hindar dari perbuatan yang tidak terpu­ ji. Bukan begitu? Meski di bulan ini aktivitas di UNY dikurangi waktunya, tapi bukan berar­ ti aktivitas untuk menerbitkan Pewara Dinamika juga berkurang. Para kru se­ lalu siap setia mengerjakan rutinitas ju­ rnalistik sebagaimana adanya. Segala keperluan rubrik pun terus dilengkapi,­ demi mewujudkan tujuan bersama: me­ nerbitkan majalah Pewara Dinamika se­ suai jadwalnya. Namun karena lain hal, akhirnya cita-cita bersama tersebut be­ lum bisa diwujudkan. Terus terang saja, edisi kali ini dibuat dengan mengejar waktu, tidak heran ji­ ka tenaga yang kami keluarkan begitu­ ekstra. Jika dihitung dengan waktu,­ ma­ka edisi ini dikejar dalam waktu­ku­ rang lebih 10 hari. Senyatanya­pada­ edisi Mei, Pewara Dinamika terbit­ tepat waktu.­Akan tetapi memasuki bulan Ju­ ni, majalah ini tidak bisa diterbitkan­ sesuai waktunya karena ada satu hal, yang tidak bisa disampaikan di forum­ ini. Ya’ sedikit rahasia. Alhasil, berkat kerja keras dan komitmen untuk­mem­ bangun­kebersamaan, akhirnya masa­ lah tersebut dapat diselesaikan. Kali ini kami mengangkat tema ten­ tang beasiswa Bidik Misi. Tema ini ka­ mi anggap menarik karena program pe­ merintah ini sangat membantu anak bangsa yang belum memiliki kecukupan­

ekonomi untuk bisa terus bersekolah sampai jenjang perguruan tinggi. Pro­ gram ini pula mendapat sambutan yang luar biasa dari masyarakat, teru­ tama masyarakat yang kurang mampu. Meskipun demikian, program ini meng­ isahkan beberapa masalah, terutama datang dari pihak sekolah, bagaimana tidak, sebagian dari para penerima bea­ siswa bidik misi ini dianulir hanya kare­ na mereka melakukan manipulasi data dengan berpura-pura menjadi “miskin”. Alhamdulillah berkat kecermatan pihak UNY, akhirnya mereka yang berpura-pu­ ra miskin itu dibatalkan memperoleh beasiswa bidik misi. Pembaca Pewara Dinamika yang setia, pada edisi ini, kami juga tak lupa men­ gucapkan maaf sebesar-besarnya kare­ na edisi ini kali, majalah kebangga­an kita bersama terbit tidak tepat waktun­ ya, sebagaimana yang telah direncakan. Tetapi kami pun tetap bangga ka­rena majalah ini masih diminati dan disenan­ gi pembaca, terutama sivitas akademi­ ka UNY. Untuk itu kami haturkan tabik. Karena, jika tidak, maka kami tidak akan eksis, bahkan dapat teng­gelam da­ lam sejarah “permajalahan” UNY. Terus terang, kami akui Pewara Dina­ mika harus terus dibenahi, bukan hanya perkara manajemennya, tetapi pilihan (angle) beritanya, termasuk kesalahankesalahan teknis lainnya harus juga dibenahi. Dan, ini bisa terwujud jika pembaca turut andil dalam majalah ini, apalagi kalau bukan saran dan kritikan yang sifatnya konstruktif. Jika tidak, maka kami, Pewara Dinamika, bisa sa­ ja akan “hilang”, yang akhirnya akan “meng­hilangkan universitas” dari seja­ rah karena aktivitas dan idenya tidak sempat tertulis. Bukan begitu? Tabik. 

Redaksi menerima tulisan untuk rubrik Bina Rohani (panjang tulisan 500 kata), Cerpen (1000 kata), Opini (900 ka­ta), Puisi/Geguritan/Tembang (minimal dua judul), dan Resensi Media (500 kata). Tulisan harus dilengkapi de­ngan iden­ti­tas yang jelas, nomor yang bisa dihubungi, pasfoto (khusus Opini), serta keterangan dan sampul media (khu­sus Re­sen­si Media). Kirimkan tulisan An­da me­la­lui pewaradinamika@uny.ac.id atau langsung ke kan­tor Humas UNY. Bagi yang dimuat, ho­nor dapat diambil di kantor Humas UNY.

P e wa ra D i n a m i ka a GUSTUS 2012

1


daftar isi Volume 13 • Nomor 54 Agustus 2012

l a po ra n U ta m a

Bidik Misi: Pendidikan Tinggi untuk Mereka yang Miskin

halaman 6

18

dokumen humas uny

Pemerintah Indonesia melalui Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Ditjen Dikti) Kementerian Pendidikan Nasional pada tahun 2010 meluncurkan program bantuan biaya pendidikan Bidik Misi berupa bantuan biaya penyelenggaraan pendidikan dan bantuan biaya hidup kepada 20.000 (plus 10.000 di tahun 2011 dan 2012) mahasiswa yang memiliki potensi akademik memadai dan kurang mampu secara ekonomi di 104 perguruan tinggi negeri di Indonesia.

32 opini

berita

Warisan Budaya Inspirasikan Busana Mahakarya galan kerajaaan nusantara masa lalu­ diberbagai obyek wisata menjadi hal biasa yang sering dilakukan masyara­ kat. Namun apa jadinya ketika...

dokumen humas uny

Menyaksikan warisan peninggalan­ sejarah di museum atau menikmati keindahan bangunan kuno pening­

Berita Lainnya • Mahasiswa FIS Raih Penghargaan XL Award • Mahasiswa FMIPA UNY Juara Ii I-Envex 2012 di Malaysia • Menulis Artikel di Media Massa, Siapa Takut? • “Never Ending to Grow”

Perda Ataukah Kebang­ ga­an Berbahasa Jawa? Rencana Pemerintah Provinsi (Pem­ prov) Jawa Tengah akan membentuk Peraturan Daerah (Perda) tentang Ba­ hasa, Sastra, dan Aksara Jawa... 37 bina rohani 5 bunga rampai 38 cerpen 4 dari pembaca 1 dari redaksi 3 Jendela 16 Liputan khusus 40 pojok gelitik 40 puisi•geguritan•tembang 36 resensi media perancang sampul: kalam jauhari

2

P ewa r a Din a mik a a GUSTUS 2 0 1 2


jendela INISIASI Selama dua hari, Selasa dan Rabu (12—13/6/2012) sebanyak 618-an ribu orang mengikuti SNMPTN, seleksi masuk ke perguruan tinggi negeri di Indo­ nesia. Hanya sebagian kecil saja yang bakal terja­ ring dan menjadi mahasiswa PTN. Sisanya bakal ada yang mendaftar ke PTS, menunggu SNMPTN tahun depan, dan lainnya ada yang melupakan ke­ inginannya untuk menjadi mahasiswa. Ini sebuah inisiasi. Sebuah penyaringan kecil dari sekitar 230-an juta penduduk Indonesia. Pendi­dikan, terutama pendidikan tinggi, telah menjadi sebuah institusi untuk mengubah status sosial seseorang. Dengan menjadi mahasiswa kemudian lulus men­jadi sarjana adalah bekal bagi orang-orang ter­tentu untuk memasuki dunia kerja, memasuki dunia karir yang dapat mengubah nasib seseorang, memperbaiki taraf hidupnya. Bekal pendidik­an tinggi inilah yang seringkali menjadi modal bagi seseorang untuk meraih cita-citanya. Oleh kare­ na itu, tidak mudah bagi seseorang untuk men­ jadi mahasiswa, khususnya mahasiswa PTN. Meski harus dicatat awal-awal bahwa pendidikan tinggi bukanlah satu-satunya penentu keberhasilan hi­ dup seseorang. Robert T. Kyosaki sang penulis bu­ ku Rich Dad Poor Dad bakal menolak peran utama pendidikan bagi keberhasilan seseorang untuk menjadi kaya. Meski demikian, orang-orang semacam Kyosa­ ki juga mengakui perlunya menjadi “pintar” agar dapat menjadi kaya. Bagaimanapun para maha­ siswa dan kaum sarjana seringkali menjadi pilar intelektualitas suatu negara yang menjadi peno­ pang kelas menengah, kelompok penentu peruba­ han sejarah sebuah bangsa. Mengikuti tes SNMPTN adalah sebuah tahap ke­ cil dalam membentuk seorang insan cendikia, men­ jadi kaum kelas menengah. Mungkin pada masan­ ya nanti kelompok ini menjadi kelas penguasa atau mungkin hanya sebagai penopang kelas pengua­ sa. Meski jadi penopang kelas penguasa, seringkali merekalah, kaum cerdik pandai itu, yang menjadi pelaksana utama atas kemakmuran dan kejayaan suatu bangsa. Mungkin sang penguasa adalah se­ seorang atau sekelompok orang kuat yang meme­ gang senjata, tetapi para penasihat dan pelaksana pembangunan negara tersebut tergantung pada kaum intelektualnya. Bisa jadi dalam sejarah mere­ ka tidak tercatat atau tidak seterkenal sang pen­

guasa. Bukankah Haman tidak lebih terkenal dari­ pada Fir’aun dalam sejarah Mesir kuno? Max I. Dimont menulis sebuah buku yang me­ narik tentang peran bangsa Yahudi sebagai peno­ pang kaum penguasa peradaban dunia dalam bu­ kunya yang diindonesiakan menjadi Desain Yahudi atau Kehendak Tuhan. Dalam paparannya, keber­ hasilan dan kejayaan Mesir kuno, Yunani kuno, Ro­ mawi, Kekhalifahan Islam, Eropa Barat, ataupun kini Amerika Serikat tidak lepas dari peran kaum Yahudi sebagai kelompok lapis kedua, kelompok la­ pis para intelektual penopang kekuasaan. Para Yahudi itu menjadi kelas intelektual di balik berkuasanya para bangsa beradab tersebut. Mere­ ka menjadi penopang utama keberhasilan bangsabangsa tersebut dalam menduduki perannya seba­ gai puncak peradaban dunia. Konon dalam sebuah lelucon tentang siapa saja orang-orang yang bekerja di NASA Amerika Seri­ kat (simbol institusi teknologi canggih), salah satu dari empat orang di antaranya adalah orang Yahu­ di. Apakah tidak ada orang Indonesia di dalamnya? Terkait dengan hal itu, tentang orang-orang in­ telektual Indonesia, saya teringat dua nama. Yang pertama Prof. Soedjatmoko, orang Indonesia yang pernah menjadi rektor Universitas Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di Tokyo, Jepang dari 1980— 1987. Kedua, Prof. Nelson Tansu, pria kelahiran Me­dan 1977, ahli teknologi fisika dunia yang ki­ ni tinggal dan mengajar di universitas terkemuka­ Amerika. Jepang dan Turki sempat menyangka le­ laki ini sebagai warga negaranya mengingat nama Tansu adalah nama yang cukup familiar di kedu­a negara itu, dan masing-masing meminta Tansu un­tuk kembali ke Jepang dan Turki. Apakah Anda pernah mendengar nama Soedjatmoko dan Nel­ son Tansu? Hari-hari pada minggu kedua bulan Juni 2012, ratusan ribu lulusan siswa SMA/SMK melakukan migrasi ke kota-kota tempat diselenggarakannya SNMPTN. Mereka melakukan ritual, melakukan ini­ siasi akademik guna menaiki tangga kehidupan mereka menjadi mahasiswa PTN, menjadi calon cendikia.

Dr. Nurhadi, M.Hum. Pemimpin Redaksi

P e wa ra D i n a m i ka a GUSTUS 2012

3


dari pembaca Kirimkan kritik/komentar/tanggapan Anda mengenai Pewara Dinamika maupun persoalan di seputar kampus Universitas Negeri Yogyakarta. Kritik/komentar/tanggapan harap dilengkapi identitas yang jelas dan dapat dikirim melalui pewaradinamika@uny.ac.id atau langsung ke kantor Humas UNY.

Mahasiswa Baru Beruntung Tidak dapat dipungkiri pembangunan UNY saat ini begitu pesat. Kita dapat melihat ge­ dung-gedung baru yang arsitekturnya me­ narik, lingkungan yang bersih, pelayanan untuk pejalan kaki yang nyaman, dan sua­ sana akademis yang meliputi memberi semangat baru untuk tidak berhenti belajar. Keadaan ini sangat berbeda dengan UNY pada 10 atau belasan tahun lalu di saat fasilitas masih terbatas. Kemajuan di tingkat mahasiswa pun sangat menonjol, baik di bidang aka­ de­­mik maupun ekstrakurikulernya. Ma­ sya­rakat dapat melihat tentang UNY me­lalui baliho dan spanduk di depan

pin­tu utama UNY, membaca media, dan melalui kegiatan-kegiatan yang mem­ bawa nama UNY lainnya. Peran serta mahasiswa memberi war­na yang indah untuk mengimbang­i

foto-foto: dokumen Humas UNY

4

P ewa r a Din a mik a a GUSTUS 2 0 1 2

perkembangan fasilitas di UNY. Alang­ kah baiknya jika mahasiswa baru mulai saat ini sudah memetakan apa tujuan kuliah di UNY dan apa saja yang bisa diraih. Mengingat tidak hanya kemam­ puan akademik yang dipertimbangkan untuk mengukur keberhasilan maha­ siswa, sudah selayaknya mahasiswa mengikuti unit kegiatan mahasiswa untuk melatih jiwa kepemimpinan, ke­ pekaan sosial, keterampilan, dan memi­ liki bekal setelah menyelesaikan kuliah. Beruntung mahasiswa baru kini­ dapat memilih beraneka macam Unit Kegi­atan Mahasiswa. jika tidak salah ada sekitar 32 UKM. Pilih satu, lalu­tekuni.­Perca­yalah hasilnya tidak akan mengecewa­kan. Selain memiliki kemam­puan akademik­, mahasiswa da­ pat me­ngem­bangkan ketrampilannya­ maupun memiliki jaringan­yang luas dengan aktif sebagai anggota UKM. Se­ lamat untuk mahasiswa baru! Laila Widjaya Pembaca Pewara

Gedung LPPMP. Salah satu fasilitas baru di UNY yang sebagian ruangannya dapat dimanfaatkan mahasiswa.


tips tips Kiat Cemerlang di Pagi Hari Ol e h Anita A Pagi hari adalah waktu yang tepat untuk­memulai hari dan merencanakan­ kegiatan sampai hari berikutnya. Na­ mun,­persiapan di pagi hari yang tidak matang­membuat satu hari keseluruh­ an­akan menjadi rutinitas yang mem­ bosan­kan dan melelahkan. Maka dari itu, sebaiknya awali pagi hari­Anda de­ ngan hal-hal yang membuat­bersema­ ngat. Namun semangat pagi hari bagi­ sebagian orang masih susah untuk di­ laksanankan. Hal ini dipicu berbagai macam sebab, antara lain adalah rasa­ kantuk, yang membuat otak malas-­ma­ lasan untuk diajak bekerja. Sebenarnya ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk meningkatkan kebugaran otak di pagi hari. Cara-cara untuk meningkat­ kan kemampuan otak di pagi hari anta­ ra lain sebagai berikut: Makanlah seperti sapi. Manusia bu­ kan makhluk memamah biak seper­ ti halnya sapi, namun bisa meniru kebi­ asaan sehat binatang tersebut. Sarapan tidak harus dilakukan sekali dengan por­­si besar, melainkan dibagi menjadi 4 porsi kecil lalu dimakan dengan jeda masing-masing 1 jam sehingga kesann­ ya tidak pernah berhenti makan seper­ti sapi. Kebiasaan ini bisa meningkatkan­ penalaran verbal dan kemampuan me­ mecahkan masalah (problem solving) hing­­ga 35 persen. Sarapan kacang. Kacang-kacangan mengandung senyawa polifenol yang baik untuk kesehatan saraf otak. Se­­bu­­ah penelitian di Swedia membukti­ kan­bahwa sarapan kacang-kacangan bisa me­ning­katkan memori kerja sebe­ sar 19 persen, sehingga lebih lancar di­ ajak berpikir. Jalan-jalan. Berjalan-jalan mengitari­ kompleks untuk sekedar beli sayur­ an­atau bubur ayam di ujung gang bi­ sa meningkatkan fleksibilitas kognitif hing­ga 16 persen, yang berarti lebih mu­dah mengeluarkan ide dan gagasangagasan untuk memecahkan masalah.

1

2 3

4.bp.blogspot.com

Tidak perlu jalan-jalan terlalu jauh, cu­ kup 20 menit saja. Perbanyak protein. Sarapan yang se­hat bukanlah yang mengandung­ banyak gula dan karbohidrat, melain­ kan­protein. Penelitian di Jepang me­ nun­jukkan bahwa protein memberikan­ lebih banyak energi bagi otak untuk berpikir sehingga aktivitasnya menin­ gkat 20 persen saat diberi sarapan pro­ tein, dibandingkan saat sarapan karbi­ hodrat saja. Minum air putih. Begitu bangun ti­ dur, segeralah untuk meminum air putih untuk membantu pulihnya cairan tubuh yang terkuras semalaman. Me­ nyimpan cairan yang cukup dalam tu­ buh­akan memertahankan tingkat air dalam tubuh Anda, sehingga metabolis­ me tubuh baik secara fisik dan mental pun dapat berjalan lancar. Jangan lupa untuk senantiasa menjaga asupan air ide­al sebanyak 7-8 gelas air per hari. Makan cokelat. Salah satu kandung­ an cokelat yang bermanfaat bagi­

4

5

6

otak adalah kafein, yang juga banyak­ ter­kan­dung dalam kopi. Kafein dari co­­­ ke­­­lat lebih efektif meningkatkan­ ke­ mam­puan otak justru karena kadarnya­ lebih sedikit dibandingkan pada kopi. Kafein hanya bermanfaat pada kadar 20-30 mg, selebihnya tidak akan mem­ berikan manfaat tambahan. Jangan bermalas-malasan di tempat tidur. Semakin banyak Anda berma­ las-malasan di tempat tidur, maka An­ da pun semakin lesu dalam mengawali hari. Hal ini karena Anda membiarkan otak menunda kegiatan yang seharus­ nya segera dilakukan. Tak jarang, kare­ na­terlalu lama bermalas-malasan di tem­pat tidur, Anda pun terbawa dalam ti­dur yang lebih dalam dan bangun da­ lam­keadaan lesu. Tak hanya itu, Anda pun akan dilanda kebiasaan menguap se­panjang hari.

7

Anita A mahasiswa UNY

P e wa ra D i n a m i ka a GUSTUS 2012

5


laporan utama Bidik Misi: Pendidikan Tinggi untuk Mereka yang Miskin Pemerintah Indonesia melalui Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Ditjen Dikti) Kementerian Pendidikan Nasional pada tahun 2010 meluncurkan program bantuan biaya pendidikan Bidik Misi berupa bantuan biaya penyelenggaraan pendidikan dan bantuan biaya hidup kepada 20.000 (plus 10.000 di tahun 2011 dan 2012) mahasiswa yang memiliki potensi akademik memadai dan kurang mampu secara ekonomi di 104 perguruan tinggi negeri di Indonesia Oleh R h e a Y ustiti e

B

idik Misi merupakan program 100 Ha­ ri Kerja Menteri Pendidikan Nasional yang dicanangkan pada tahun 2010. Perguruan tinggi yang mendapat­ ban­­tuan Bidik Misi yaitu perguruan tinggi di bawah Kementerian Pendidikan­dan Kebu­da­ ya­an dan Kementerian Agama. Pada­tahun­ 2011, mahasiswa baru penerima­Bidik Misi ber­ tam­bah menjadi 30.000 di 117 perguruan­ ting­­ gi negeri dengan adanya­ tambahan­ ang­gar­an­ dari APBN-Perubahan.

foto-foto: dokumen Humas UNY

6

P ewa r a Din a mik a a GUSTUS 2 0 1 2

Pada tahun 2011 dan 2012, Bidik Misi dilan­ jutkan dikembangkan menjadi 30.000 calon mahasiswa penerima yang diselenggarakan di 87 perguruan tinggi negeri di bawah Ke­ menterian Pendidikan dan Kebudayaan saja. Walaupun demikian, penerima bantuan Bidik Misi di bawah Kemenag angkatan tahun 2010 dan 2011 tetap dibiayai dari DIPA Kemdikbud tahun anggaran 2012. Bidik Misi adalah program bantuan biaya pen­didikan yang diberikan Pemerintah melalui­


laporan utama Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Ditjen Dikti) Kementerian Pendidikan dan Kebudaya­ an mulai tahun 2010 kepada mahasiswa yang memiliki potensi akademik memadai dan ku­ rang mampu secara ekonomi. Program Bidik Misi ini memiliki misi menghidupkan harapan bagi masyarakat kurang mampu dan mempu­ nyai potensi akademik memadai untuk dapat menempuh pendidikan sampai ke jenjang pen­ didikan tinggi serta menghasilkan sumber daya insani yang mampu berperan dalam memutus mata rantai kemiskinan dan pemberdayaan ma­ syarakat. Bidik Misi: menggapai asa, memutus mata rantai ke­ mis­kinan. Itulah jargon dari beasiswa Bidik Misi yang digulirkan pemerintah melalui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Beasiswa Bidik Mi­ si merupakan beasiswa yang diberikan pemer­ intah untuk biaya kuliah dan biaya hidup bagi­ calon mahasiswa yang tidak mampu secara eko­nomi dan berpotensi akademik baik. Yang men­ jadikan alasan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan menyelenggarakan program be­asiswa ini adalah jumlah masyarakat miskin­ yang relatif masih tinggi, masih sedikitnya ma­ syarakat miskin yang mengenyam pendidikan tinggi, meningkatkan peran perguruan tinggi­ dalam mengurangi angka kemiskinan, dan me­ nerapkan prinsip non-diskriminatif pendidikan,

serta untuk mewujudkan pendidikan untuk se­ mua. Melalui beasiswa ini, aspek pendidikan dapat­ menyumbang perannya dalam memutus­rantai kemiskinan, yakni melalui keikutsertaan maha­ siswa dari masyarakat kurang mampu yang me­ masuki jenjang pendidikan tinggi, yang nanti­ nya hasil yang diharapkan akan bermuara pada peningkatan kemampuan kapasitas pengetahu­ an sekaligus kesempatan untuk­memperoleh la­ pangan kerja yang lebih baik atau bahkan da­ pat­menciptakan lapangan pekerjaan sendiri di bidang­nya. Pendidikan tidak hanya dapat menyelesaikan­ masalah kemiskinan struktural, tetapi di sam­ ping itu juga dapat mengangkat derajat dan martabat keluarga yang kurang mampu. Semua­ itu memang harus diakui bahwa lulusan pergu­ ruan tinggi memiliki peluang relatif lebih be­ sar dalam memperoleh kesempatan kerja atau­ pun dalam menciptakan peluang atau lapangan pekerjaan. UNY dan Bidik Misi Menanggapi imbauan Direktur Jenderal Pen­ didikan Tinggi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan tentang pertegasan bahwa per­ guruan tinggi negeri wajib memenuhi kuota beasiswa Bidik Misi yang ditetapkan oleh Ke­ menterian Pendidikan dan Kebudayaan, UNY menyatakan diri siap menjadi PTN yang akan

P e wa ra D i n a m i ka a GUSTUS 2012

7


laporan utama mengelola program Bidik Misi dengan tertib dan transparan. UNY pun tidak mengalami kesulitan men­ cari calon mahasiswa berprestasi yang tidak mampu guna dibiayai dengan beasiswa Bidik Misi. Mengingat pada tahun ini sebaran maha­ siswa penerima Bidik Misi UNY lebih merata di seluruh Indonesia ketimbang tahun lalu yang mayoritas penerima beasiswa Bidik Misi beras­ al dari Jawa Tengah dan Yogyakarta. Hal ini di­ karenakan pendaftaran Bidik Misi sudah me­ rambah ke wilayah online. UNY juga akan menjamin penerima Bidik Misi adalah mahasiswa yang benar-benar ber­ pres­tasi dan memiliki keterbatasan dalam hal ekonomi. Tim Bidik Misi UNY rutin melakukan verifikasi dengan mengunjungi satu persatu mahasiwa penerima Bidik Misi untuk memas­ tikan bahwa beasiswa tepat sasaran. Rektor UNY, Prof. Dr. Rochmat Wahab, M.Pd., M.A. memastikan para mahasiswa penerima Bidik Misi akan dibebaskan dari biaya kuliah dan mendapatkan uang saku Rp 600.000,00 (enam ratus ribu rupiah) setiap bulannya sela­ ma empat tahun atau delapan semester. Hal ini dimaksudkan untuk memberi acuan pada ma­hasiswa penerima Bidik Misi supaya dapat mencapai target menyelesaikan kuliah kurang dari 4 tahun. Rochmat menghimbau agar seluruh siswa mengedepankan kejujuran saat akan mendaf­

8

P ewa r a Din a mik a a GUSTUS 2 0 1 2

tarkan diri di program beasiswa Bidik Misi. Se­ mua tindak kecurangan akan terungkap saat siswa bersangkutan melakukan verifikasi data. “Soal Bidik Misi, dari awal yang kita harapkan­ adalah kejujuran. Semua kebohongan akan ke­ta­ huan saat diverifikasi, kalau perlu kita lakukan visitasi ke rumah mahasiswa bersangkut­an,” kata Rochmat. Ia menegaskan,­jika dite­mu­kan upaya kecurangan, maka konsekuensi­nya ada­ lah sanksi tegas bagi para pelakunya. Misalnya, digagalkan kesempatan memperoleh beasiswa tersebut, baik di PTN yang menerimanya mau­ pun di PTN lain. “Bidik Misi hanya untuk siswa yang benar-benar miskin. Jika ketahuan curang, maka akan dibatalkan kesempatannya,” tam­ bahnya. Sebelumnya diberitakan, ada 75.034 siswa yang mendaftar beasiswa Bidik Misi melalui Jalur Undangan. Dari jumlah tersebut, yang lo­los secara akademis mencapai 15.313 siswa. Adapun untuk jumlah total penerima beasiswa Bidik Misi, sampai saat ini mencapai sekitar 90.000 penerima. Rencananya, jumlah tersebut akan ditambah melalui Anggaran Pendapat­an dan Belanja Negara Perubahan tahun ini. Roch­ mat Wahab, menjelaskan, tahun ini ada 236.811 siswa yang mendaftar SNMPTN Jalur Undang­ an. Dari seluruh jumlah pendaftar, di dalam­ nya juga termasuk 75.034 siswa yang mendaf­ tar program beasiswa bidik misi melalui Jalur Undangan. Padahal dari sekian ribu pen­daf­tar


laporan utama hanya diambil 30.000 calon mahasiswa saja yang sesuai kriteria penerima beasiswa. UNY sendiri merupakan salah satu universitas fa­ vorit rujukan beasiswa bidik misi. Ada kurang lebih 3.422 orang mendaftar dalam program beasiswa Bidik Misi UNY. Bahkan menurut in­ formasi, penerima beasiswa termiskin ada di kampus cendekia ini. Sayangnya sampai tulis­an ini dimuat, data mahasiswa tyermiskin belum­ diperoleh. Miskin bukan halangan berprestasi Takpernah sedikitpun terbersit kata kuliah dalam benak mereka. Mereka hanya memikir­ kan bagaimana mereka dapat makan esok hari dan membantu kedua orang tua mereka bekerja mencari nafkah. Asti Wulandari, mojang kela­ hiran Mergan, Sendangmulyo, Minggir, Sleman dibesarkan dari jerih payah orangtuanya yang tidak mampu. Bapaknya, Rujito, seorang buruh penambang pasir di sungai Progo dan ibunya, Sugiyati, seorang ibu rumah tangga. Realitas yang ada inilah yang membuat Asti tidak bera­ ni mengkhayal bahwa dirinya mampu melang­ kah sampai jenjang pendidikan tinggi. Padahal prestasinya yang selalu menjadi juara 1 selama menuntut ilmu di SMKN 2 Godean. Begitu pula dengan Melinda Dwi Apriliana yang kerap disapa Melinda. Asalnya dari Ban­ jarnegara, kedua orangtuanya hanyalah petani desa di kota asalnya. Kuliah atau sekolah tinggi

takpernah ada di bayangannya sejak ia menge­ nyam pendidikan SMKN 1 Bawang. Prestasinya­ memang segudang, Ketua OSIS SMK, Finalis Du­ ta Wisata Banjarnegara 2009, Ranking I tiap se­mes­ter­nya dan lain lain. Hal ini membuat per­em­puan berparas manis ini cukup dikenal se­lain karena pintarnya. Kondisi Asti dan Melinda yang dianggap mis­ kin namun berprestasi inilah yang membuat guru BK di sekolahnya masing-masing tergugah­ untuk mengusahakan agar mereka dapat me­ nge­nyam pendidikan tinggi. Tahun 2010 adalah tahun mereka lulus SMA, pada tahun ini pula program beasiswa Bidik Misi mulai dilaksana­ kan. Guru BK masing-masing mencoba berkon­ sultasi dengan kepala sekolah terkait agar As­ ti juga Melinda dapat mengenyam pendidikan tinggi. Apa yang diperjuangkan gurunya membuah­ kan hasil. Asti, berhasil lolos seleksi jalur un­ dangan masuk ke Universitas Negeri Yogyakarta­ mengalahkan pesaing-pesaing dari daerah lain, dia resmi tercatat sebagai mahasiswa program studi Pendidikan Teknik Boga di Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta. Sama dengan Asti, berkat bantuan guru BK, Melinda berhasil masuk UNY melalui jalur undangan bidik misi. Tahun 2010 juga, Melinda tercatat sebagai ma­ hasiswa D3 Akuntansi, UNY. Semoga bidik mi­ si akan memutus rantai kemiskinan struktural dan menyejahterakan penerima beasiswa ini. 

Rektor UNY, Prof. Dr. Rochmat Wahab, M.Pd., M.A. didampingi Wakil Rektor I, III, Kabiro, Kabag, dan staf Ahli WR III dalam acara penerimaan mahasiswa bidikmisi UNY.

P e wa ra D i n a m i ka a GUSTUS 2012

9


laporan utama Mari Mengenal Bidik Misi! Pasal 31 (1) Undang-Undang Dasar 1945 yang berbunyi setiap warga negara berhak mendapatkan pengajaran, rupanya dianggap musykil oleh masyarakat mengingat semakin tingginya biaya pendidikan. Program Bidik Misi menjadi salah satu penengah yang bisa menjawab keraguan masyarakat. Oleh Ariska P ra s e tya n awati

P

emerintah melalui Direktorat Jenderal­ Pendidikan Tinggi (Ditjen Dikti) Kemen­ terian Pendidikan Nasional pada tahun 2010 meluncurkan program bantuan bi­­a­ya pendidikan Bidik Misi berupa bantuan bi­a­ya penyelenggaraan pendidikan dan bantu­ an biaya hidup kepada 20.000 mahasiswa yang memiliki potensi akademik memadai dan ku­ rang mampu secara ekonomi di 104 perguruan­ tinggi negeri. Bidik Misi merupakan program 100 Hari Ker­ ja Menteri Pendidikan Nasional yang dicanang­ kan pada tahun 2010. Perguruan tinggi yang mendapat bantuan Bidik Misi yaitu perguruan­ tinggi di bawah Kementerian Pendidikan dan Ke­bu­da­yaan dan Kementerian Agama. Pada ta­­hun 2011, mahasiswa baru penerima Bidik Misi bertambah menjadi 30.000 di 117 pergu­ ru­an tinggi negeri dengan adanya tambahan ang­­gar­­an dari APBN-Perubahan. Pada tahun 2012, Bidik Misi dilanjutkan di­­ kem­bang­kan menjadi 30.000 calon mahasiswa­ penerima darii 87 pergu­ru­an tinggi negeri­ di bawah Kementerian­Pen­didikan dan Kebuda­ yaan saja. Walaupun demi­kian, penerima ban­ tuan Bidik Misi di bawah Ke­menag angkatan tahun 2010 dan 2011 tetap dibiayai dari DIPA Kemdikbud tahun anggaran 2012. Bidik Misi adalah program bantuan biaya­ pen­didikan yang diberikan Pemerintah me­la­ lui­Di­rek­to­rat Jenderal Pendidikan Tinggi (Dit­ jen Dikti) Kementerian Pendidikan dan Ke­bu­ dayaan­ mulai tahun 2010 kepada maha­siswa­ yang memiliki potensi akademik­memadai dan kurang mampu secara ekonomi. Pro­gram Bidik Misi ini memiliki misi menghi­dupkan harapan bagi masyarakat kurang mampu dan mempu­ nyai potensi akademik memadai untuk dapat menempuh pendidikan sampai ke jenjang pen­ didikan tinggi serta menghasilkan sumber daya 10

P ewa r a Din a mik a a GUSTUS 2 0 1 2

insani yang mampu berperan dalam memutus mata rantai kemiskinan dan pemberdayaan masyarakat. Program Bidik Misi bertujuan untuk mening­ katkan motivasi belajar dan prestasi calon ma­ hasiswa, khususnya mereka yang menghadapi kendala ekonomi; meningkatkan akses dan ke­ sempatan belajar di perguruan tinggi bagi pe­ serta didik yang berpotensi akademik memadai dan kurang mampu secara ekonomi; menjamin keberlangsungan studi mahasiswa sampai se­ lesai dan tepat waktu; meningkatkan prestasi mahasiswa, baik pada bidang akademik atau kurikuler, ko-kurikuler maupun ekstra kurikul­ er; menimbulkan dampak iring bagi mahasiswa dan calon mahasiswa lain untuk selalu mening­ katkan prestasi; melahirkan lulusan yang man­ diri, produktif dan memiliki kepedulian sosial, sehingga mampu berperan dalam upaya pemu­ tusan mata rantai kemiskinan dan pemberda­ yaan masyarakat. Menjawab Aspirasi UUD Peningkatan pemerataan akses ke perguru­ an tinggi jenjang pendidikan menengah yang terdiri atas lulusan SMA sederajat atau bentuk lain yang sederajat sampai saat ini masih me­ rupakan masalah di negara kita. Banyak lulus­an jenjang pendidikan menengah yang berprestasi dan merupakan calon mahasiswa yang potensi­


laporan utama

Kemudian ada juga Peraturan Pemerintah­ Republik Indonesia Nomor 48 tahun 2008 ten­ tang Pendanaan Pendidikan, Bagian Kelima,­ Pasal 27 ayat (1), menyebutkan bahwa Pemer­ intah dan Pemerintah Daerah sesuai kewe­ nang­annya memberi bantuan biaya pendidik­ an atau beasiswa kepada peserta didik yang orang tua atau walinya kurang mampu mem­ biayai pendidikannya. Pasal 27 ayat (2), menye­ butkan bahwa Pemerintah dan Pemerintah Da­erah sesuai dengan kewenangannya dapat membe­ri beasiswa kepada peserta didik yang berprestasi. Yang terakhir adalah Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 66 Tahun 2010 ten­ tang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah No­ mor 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan, Pasal 53A yang me­negaskan bahwa satuan pendidikan tinggi yang diselenggarakan oleh Pemerintah atau Pemerintah Daerah sesuai dengan kewenangan masing-masing wajib menyediakan beasiswa bagi peserta didik berkewarganegaraan Indo­ nesia yang berprestasi dan wajib mengalokasi­ kan tempat bagi calon peserta didik berkewar­ ganegaraan Indonesia, yang memiliki potensi akademik memadai dan kurang mampu secara ekonomi, paling sedikit 20% (dua puluh per­sen) dari jumlah keseluruhan peserta didik baru. Diolah dari berbagai sumber.

foto-foto: dokumen Humas UNY

al tidak dapat melanjutkan ke jenjang pendidik­ an tinggi karena berasal dari keluarga kurang mampu secara ekonomi. Selain itu peningkatan akses informasi terhadap sumber penda­naan masih terbatas. Upaya yang dapat dilakukan antara lain dengan menyusun da­ta­base siswa jenjang pendidikan menengah yang memiliki potensi akademik yang memadai­dan kurang mampu secara ekonomi memfasilitasi dan atau menyediakan bantuan biaya pendidikan. Padahal, dalam Pasal 31 (1) Undang-Undang Dasar 1945 dinyatakan bahwa tiap-tiap warga negara berhak untuk mendapatkan pengajaran. Ber­dasarkan pasal tersebut, maka pemerintah pusat dan pemerintah daerah wajib memberi­ kan layanan dan kemudahan, serta menjamin terselenggaranya pendidikan yang bermutu ba­ gi setiap warga negara tanpa diskriminasi, dan masyarakat berkewajiban memberikan dukung­ an sumber daya dalam penyelenggaraan pen­ didikan. Untuk menyelenggarakan pendidikan yang bermutu diperlukan biaya yang cukup be­ sar. Oleh karena itu, bagi setiap peserta didik pada setiap satuan pendidikan berhak menda­ patkan bantuan biaya pendidikan bagi mereka yang memiliki potensi akademik memadai dan kurang mampu secara ekonomi serta beasiswa bagi mereka yang berprestasi Beberapa ketentuan peraturan perundangundangan yang mendukung pemberian bantu­ an biaya pendidikan seperti Bidik Misi ini di an­taranya adalah Undang-Undang Republik In­ donesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Bab V pasal 12 (1.c), yang menyebutkan bahwa setiap peserta didik pada setiap satuan pendidikan berhak mendapatkan beasiswa bagi yang berprestasi yang orang tu­ anya tidak mampu membiayai pendidikannya. Pasal 12 (1.d), menyebutkan bahwa setiap pe­ serta didik pada setiap satuan pendidikan ber­ hak mendapatkan biaya pendidikan bagi mere­ ka yang orang tuanya tidak mampu membiayai pendidikannya.

P e wa ra D i n a m i ka a GUSTUS 2012

11


laporan utama Tertib Melakoni Bidik Misi, Masyarakat Lebih Sejahtera Bukan sembarang orang bisa menerima beasiswa bidik misi ini. Beasiswa ini dirancang khusus untuk si Miskin yang mempunyai minat dan kemauan untuk belajar di perguruan tinggi negeri (PTN) dengan Cuma-Cuma. UNY sendiri tertib sejak awal untuk terus menjalankan program ini. Melalui program ini harapannya pendidikan dapat memutus rantai kemiskinan struktural penerima beasiswa bidik misi. Oleh R h e a Y ustiti e

P

kutan,” kata Rochmat. Ia menegaskan, jika dite­ mukan upaya kecurangan, maka konsekuensi­ nya adalah sanksi tegas bagi para pelakunya. Misalnya, digagalkan kesempatan memperoleh beasiswa tersebut, baik di PTN yang meneri­ manya maupun di PTN lain. “Bidik Misi hanya untuk siswa yang benar-benar miskin. Jika ke­ tahuan curang, maka akan dibatalkan kesem­ patannya,” tambahnya. Kategori miskin ini sudah ada patokannya­. Tidak sembarangan mereka yang memprokla­ mirkan diri sebagai orang miskin maka berhak­ mendapatkan beasiswa pendidikan ini. Beasis­ wa ini memang dirancang untuk mencoba mem­ bantu mengentaskan kemiskinan. Rochmat­Wa­ hab sendiri yang mengatakan bah­wa program ini mempunyai tujuan mulia. Diantaranya ada­lah mencoba memutus rantai kemiskinan, Roch­mat ingin keluarga yang mulanya miskin tetapi anaknya cukup mempunyai bakat dan minat untuk belajar berhak belajar sampai ta­ hap pendidikan tinggi. Oleh karena itulah bea­ siswa ini dirancang DIKTI untuk seluruh PTN yang ada di UNY.

rogram bidik misi adalah sebuah pro­ gram beasiswa yang hampir 3 tahun ini diselenggarakan DIKTI menyangkut masalah menyejahterakan belenggu pen­didikan dari mereka yang dianggap miskin. Rochmat Wahab, Rektor UNY sekaligus Sekre­ taris Umum Panitia Seleksi Nasional Masuk Per­ guruan Tinggi Negeri (SNMPTN) tahun 2012 meng­himbau agar seluruh siswa mengedepan­ kan kejujuran saat akan mendaftarkan diri di pro­gram beasiswa Bidik Misi. Semua tindak kecurangan akan terungkap saat siswa bersangkutan melakukan verifikasi­ data. “Soal Bidik Misi, dari awal yang kita ha­ rap­­­kan adalah kejujuran. Semua kebohongan­ akan ketahuan saat diverifikasi, kalau perlu kita lakukan visitasi ke rumah mahasiswa bersang­

foto-foto: dokumen Humas UNY

12

P ewa r a Din a mik a a GUSTUS 2 0 1 2

Banyak Peminat Sebelumnya diberitakan, ada 75.034 siswa yang mendaftar beasiswa Bidik Misi melalui Jalur Undangan. Dari jumlah tersebut, yang lolos secara akademis mencapai 15.313 siswa. Adapun untuk jumlah total penerima beasiswa Bidik Misi, sampai saat ini mencapai sekitar 90.000 penerima. Rencananya, jumlah tersebut


laporan utama akan ditambah melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan tahun ini. Roch­ mat Wahab, menjelaskan, tahun ini ada 236.811 siswa yang mendaftar SNMPTN Jalur Undang­ an. Dari seluruh jumlah pendaftar, di dalam­nya juga termasuk 75.034 siswa yang mendaftar­ program beasiswa bidik misi melalui Jalur Un­ dangan. Padahal dari sekian ribu pendaftar ha­ nya diambil 30.000 calon mahasiswa saja yang sesuai kriteria penerima beasiswa. Untuk UNY sendiri ada kurang lebih 3.422 orang mendaftar dalam program beasiswa Bidik Misi UNY. UNY adalah salah satu perguru­an tinggi favorit rujukan penerima beasiswa ini. Bahkan menurut informasi, penerima beasis­wa termiskin ada di kampus cendekia ini. Sayang­ nya sampai tulisan ini dimuat, data mahasiswa termiskin belum diperoleh. Evaluasi Bidik Misi UNY 2010-2011 Proses penerimaan mahasiswa melalui ja­ lur beasiswa bidik misi ini benar-benar mela­ lui proses yang cukup panjang. Awal mulanya adalah siswa melakukan pendaftaran serupa SNMPTN atau undangan (sesuai jalur yang dipi­ lih). Setelah itu pihak universitas akan memilih dan menyeleksi kembali. Seperti yang dikemu­ kakan Rochmat Wahab bahwa akan ada verifi­ kasi untuk membuktikan calon mahasiswanya benar-benar miskin dan pantas dibantu. Di UNY sendiri proses ini dilakukan oleh jajaran staff Wakil Rektor I bagian pendidikan. Merekalah yang kemudian menyeleksi lebih lanjut siapa saja yang berhak mendapat beasiswa ini. Sete­ lah melalui proses ini maka jajaran staff Wa­kil Rektor III akan melakukan pendataan mahasis­ wa penerima beasiswa. Setelah proses penda­ taan dan verifikasi inilah UNY akan resmi me­ nerima calon mahasiswa tersebut menjadi ma­hasiswa. Mereka tidak dipungut uang ge­ dung dan bayaran administrasi lainnya. Uang sejumlah Rp. 600.000,00 diberikan langsung melalui ATM penerima beasiswa oleh staff ke­ u­angan jajaran Wakil Rektor II UNY. Bidik Misi di UNY sendiri sudah dilakukan se­jak 2010 sesuai kebijakan yang diberikan DIK­TI. Oleh karena itulah pada tanggal 27 Juni 2012 UNY mengadakan evaluasi dan koordinasi­ anatara jajaran pengurus Bidik Misi UNY dan mahasiswa angkatan 2010 dan 2011 penerima beasiswa tersebut. Ada kurang lebih 900 maha­ siswa yang diundang dalam acara ini, sayang­ nya yang hadir hanya separuh lebih sisanya

tidak diketahui sebab absennya mereka. Dalam evaluasi kali ini Rochmat Wahab selaku Rektor menyertakan permintaan maaf jika dalam pros­ es penyaluran dana beasiswa ini kurang lancar. Rochmat menjelaskan bahwa sumber dana bea­ siswa ini berasal dari Jakarta atau DIKTI pusat. Oleh karena itu ada proses birokrasi yang cukup panjang sebelum uang dapat sampai pada pe­ ne­rima beasiswa. Rochmat juga berpesan kepada seluruh pe­ nerima beasiswa bidik misi yang saat itu ha­dir dalam evaluasi agar mempergunakan kesem­ patan kuliah gratis ini sebaik mungkin. Peran­ sebagai mahasiswa juga hendaknya tidak di­ sia-­siakan. Aktif dalam kegiatan mahasiswa me­rupakan keharusan agar softskill mahasiswa ikut terdidik dan terlatih. Bekerja untuk me­ nambah uang saku pun boleh asalakan tidak me­lu­pakan tanggung jawabnya sebagai akade­ mis yang baik. Sampai saat ini ada beberapa orang penerima beasiswa yang ternyata setelah menerima uang tidak melanjutkan kuliahnya, oleh Rochmat wahab hal ini sangat disayang­ kan mengingat proses seleksi sangat panjang dan rumit. Namun banyak juga diantara mere­ ka yang memiliki indeks prestasi kumulatif (IPK) yang bisa dibilang nyaris sempurna atau nyaris mendapat IPK 4,0. Dalam pertemuan kali ini Rektor kampus cendekian ini terus mengingatkan bahwa kemiskinan bukanlah hal yang mengganggu dalam proses pendidikan. Hal ini justru harus menjadi pemicu agar di keturunan berikutnya kemiskinan dapat dihapuskan melalui pendid­ ikan tinggi yang dapat mereka kejar melalui bantuan beasiswa bidik misi ini. “Maka, jangan menyia-nyiakan kesempatan baik ini!” pungkas

P e wa ra D i n a m i ka a GUSTUS 2012

13


laporan utama Jujur dan Tegas: Identitas UNY Sebagai salah satu dari sepuluh kampus favorit jalur Bidikmisi, UNY terus memfasilitasi program pemerintah ini dengan baik. Termasuk dalam hal pemberian sanksi pada pelanggarannya. Oleh Ariska P ra s e tya n awati

M

enanggapi imbauan Direktur Jen­ deral Pendidikan Tinggi Kemente­ rian Pendidikan dan Kebudayaan tentang pertegasan bahwa pergu­ ruan tinggi negeri wajib memenuhi­kuota bea­siswa Bidik Misi yang ditetapkan oleh Ke­ menterian Pendidikan dan Kebudayaan, UNY menyatakan diri siap menjadi PTN yang akan mengelola program Bidik Misi dengan tertib dan transparan. UNY pun tidak mengalami kesulitan men­ cari calon mahasiswa berprestasi yang tidak mampu guna dibiayai dengan beasiswa Bidik Misi. Mengingat pada tahun ini sebaran ma­ hasiswa penerima Bidik Misi UNY lebih mera­ ta di seluruh Indonesia ketimbang tahun lalu yang mayoritas penerima beasiswa Bidik Misi berasal dari Jawa Tengah dan Yogyakarta. Hal ini dikarenakan pendaftaran Bidik Misi sudah merambah ke wilayah online. UNY juga akan menjamin penerima Bidik Mi­

si adalah mahasiswa yang benar-benar berpres­ tasi dan memiliki keterbatasan dalam hal ekonomi. Tim Bidik Misi UNY rutin melakukan­ ve­ri­fikasi dengan mengunjungi satu persatu mahasiwa penerima Bidik Misi untuk memasti­ kan bahwa beasiswa tepat sasaran. Rektor UNY, Prof. Dr. Rochmat Wahab, M.Pd., M.A. memastikan para mahasiswa penerima Bidik Misi akan dibebaskan dari biaya kuliah dan mendapatkan uang saku Rp 600.000,00 (enam ratus ribu rupiah) setiap bulannya se­ lama empat tahun atau delapan semester. Hal ini dimaksudkan untuk memberi acuan pada mahasiswa penerima Bidik Misi supaya dapat mencapai target menyelesaikan kuliah kurang dari 4 tahun. Wakil Rektor I, Prof. Dr. Nurfina Aznam, SU., A.Pt. juga menyampaikan jika ada mahasiwa penerima Bidik Misi yang tidak lolos verifika­ si karena keadaan ekonominya tidak sesuai de­ ngan yang dilaporkan, maka beasiswa Bidik Misi yang diperolehnya akan dicabut. Namun, mereka yang dicabut kesempatannya ini akan diberi kesempatan untuk tetap kuliah di UNY dengan syarat membayar biaya perkuliahan se­ cara penuh. UNY Menindak Tegas Kecurangan Dalam pedoman Bidik Misi yang dilansir Ke­ menterian Pendidikan dan Kebudayaan, ada li­ ma butir sanksi terhadap pelanggaran pendaf­ taran Bidik Misi, antara lain: teguran tertulis kepada pendaftar dan satuan pendidikan dari instansi terkait apabila terbukti melakukan pe­ langgaran. Surat tembusan akan dikirimkan pa­ da Kepala Daerah kabupaten atau kota dan pro­ pinsi; pencabutan status lulusan seleksi masuk PTN terhadap calon yang terbukti melakukan pelanggaran; pengembalian biaya pendaftar­ an kepada negara dan pembatalan pemberian Bidik Misi terhadap calon yang terbukti mela­ kukan pelanggaran; pembatalan pemberian ser­­ta pengembalian bantuan biaya pendidikan­

14

P ewa r a Din a mik a a GUSTUS 2 0 1 2


laporan utama Salah satu fakta manipulasi data yang per­ nah ditemui Tim Bidik Misi UNY saat observa­ si lapangan adalah adanya keluarga salah satu­ mahasiswa Bidik Misi di Ngawi, Jawa Timur, yang ternyata memiliki rumah dua lantai be­ serta mobil. Tim pun mengambil tindakan te­ gas dengan mencoret kesempatan mahasiswa tersebut memperoleh Bidik Misi. Sejumlah sekolah pun turut merasakan sank­ si atas kecurangan dalam jalur undangan.­Se­ jumlah sekolah diketahui mendaftarkan sis­­wa­ nya yang tidak memenuhi syarat pendaftaran Bidik Misi dengan memanipulasi data siswa yang diajukan untuk program jalur undangan.­ Dari data yang ada, sudah tiga sekolah yang diblack list oleh UNY atas kebohongan­dan kecu­ rang­an yang dilakukannya. “Soal Bidik Misi,­ dari awal yang kita harapkan adalah kejujuran.­ Semua kebohongan akan ketahuan saat diverifi­ kasi. Bidik Misi hanya untuk siswa yang benarbenar miskin. Jadi, jangan pernah melakukan kecurangan karena kesempatan memperoleh beasiswa Bidik Misi akan digagalkan tim veri­ fikasi yang disebar secara acak,” imbau Roch­ mat Wahab, Rektor UNY. 

dan bantuan biaya hidup kepada negara­ter­ hadap penerima Bidik Misi yang terbukti mela­ ku­kan pelanggaran; dan untuk satuan pendi­ dikan yang terbukti melakukan pelanggaran­ diberikan pembatasan hak pendaftaran pada­ seleksi nasional atau seleksi mandiri pada­ta­ hun­ berikutnya. Nyatanya, UNY menemukan berbagai kecu­­ rangan dalam bentuk manipulasi data baik yang dilakukan calon mahasiswa sendiri maupun­se­ kolah selaku pihak yang merujuk siswa lulusan­ nya untuk mendaftar Bidik Misi di UNY. Seperti yang diakui Rochmat Wahab bahwa UNY telah mencoret status mahasiswa dan mengeluarkan 25 mahasiswa dari 400 mahasiswa penerima Bidik Misi yang sudah menjalani masa kuliah­ sebagai konsekuensi­tindakan berbohong­atau manipulasi data. “Mahasiswa­Bidik Misi disya­ ratkan harus berasal dari keluarga tidak mampu dan calon harus berprestasi. Pendaftar Bidik Mi­ si tentu harus jujur mengakui kondisi keuangan keluarganya dan prestasi sekolahnya karena se­ lama kuliah biaya pendidikan dan biaya hidup mereka oleh ditanggung negara,” ujar Roch­ mat Wahab.

foto-foto: dokumen Humas UNY

P e wa ra D i n a m i ka a GUSTUS 2012

15


laporan utama Mahasiswa Mandiri dari Bidik Misi Bidik Misi dirancang sebagai alternatif bagi calon mahasiswa yang tidak mampu secara ekonomi, namun berpotensi akademik baik. UNY sebagai salah satu perguruan tinggi negeri penyelenggara Bidik Misi telah menyiapkan pembinaan bagi mahasiswa penerimanya. Oleh Ariska P ra s e tya n awati

B

yang memasuki jenjang pendidikan tinggi,­ yang nanti­nya hasil yang diharapkan akan ber­ mu­­a­ra pada peningkatan kemampuan ka­pa­­si­ tas­­ penge­ta­hu­an sekaligus kesempatan untuk­ mem­pero­leh lapangan kerja yang baik atau da­ pat menciptakan lapangan pekerjaan sendiri. Pendidikan tidak hanya dapat menyelesai­ kan masalah kemiskinan struktural, tetapi di samping itu juga dapat mengangkat derajat dan martabat keluarga yang kurang mampu. Semua itu memang harus diakui bahwa lulus­ an perguruan tinggi memiliki peluang relatif le­ bih besar dalam memperoleh kesempatan ker­ ja ataupun dalam menciptakan peluang atau lapangan pekerjaan.

idik Misi: menggapai asa, memutus mata rantai kemiskinan. Itulah jargon dari beasiswa Bidik Misi yang digulir­ kan pemerintah melalui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Beasiswa Bidik Mi­ si merupakan beasiswa yang diberikan pemer­ intah untuk biaya kuliah dan biaya hidup bagi­ calon mahasiswa yang tidak mampu secara eko­nomi dan berpotensi akademik baik. Yang menjadikan alasan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan menyelenggarakan program be­a­siswa ini adalah jumlah masyarakat mis­ kin yang relatif masih tinggi, masih sedikitnya masyarakat miskin yang mengenyam pendi­ dikan tinggi, meningkatkan peran perguruan tinggi dalam mengurangi angka kemiskinan, dan menerapkan prinsip non-diskriminatif pen­ didikan, serta untuk mewujudkan pendidikan untuk semua. Melalui beasiswa ini, aspek pendidikan da­ pat menyumbang perannya dalam memutus ran­tai kemiskinan, yakni melalui keikutserta­ an mahasiswa dari masyarakat kurang mampu­

Pembinaan UNY dalam Memandirikan Mahasiswa Program beasiswa Bidik Misi ini diharapkan­ sesuai dengan visi dan misi UNY dalam mela­ hirkan lulusan yang bertaqwa, mandiri, dan cendekia. Sejak menginjakkan kaki di kampus UNY ini, mahasiswa baru yang menerima bea­ siswa Bidik Misi sudah mendapat pembinaan

foto-foto: dokumen Humas UNY

16

P ewa r a Din a mik a a GUSTUS 2 0 1 2


laporan utama

dari UNY. Pembinaan yang pernah dan akan ter­ us dilakukan UNY terhadap mahasiswa pene­ rima beasiswa Bidik Misi berupa pembekal­an tentang kewirausahaan, kreativitas, dan ke­pe­ mimpinan. Salah satu yang ditawarkan UNY adalah mengajak mahasiswa penerima Bidik Misi untuk mengikuti ajang Program Mahasis­ wa Wirausaha UNY. Pembekalan-pembekalan tersebut dapat men­jadi bekal tambahan bagi mahasiswa pene­ rima­beasiswa Bidik Misi untuk mampu meng­ urus diri sendiri, mempunyai jiwa kewirausa­ haan, sehingga setelah lulus dapat mandiri dan mendapat peluang terjun ke dunia kerja atau bahkan menciptakan lapangan pekerjaan sendi­ ri melalui program wirausaha. Wirausaha yang kini marak dilakoni kalang­ an mahasiswa menjadi alternatif yang bisa di­ jalani mahasiswa penerima beasiswa Bidik Mi­ si. Melihat situasi global saat ini, hampir semua bangsa dengan ekonomi yang kuat memiliki wirausaha sebagai penyangga utamanya. Apa­ la­gi dengan kondisi perekonomian global yang sedang tidak menentu akibat krisis harga bahan

pangan dan minyak dunia. Barisan wirausaha, terutama wirausaha muda, seharusnya dapat menjadi salah satu tonggak penguatan pereko­ nomian nasional yang sekarang ini masih ber­ gerak lamban. Untuk dapat menjadi negara maju, jumlah­ wirausahawan haruslah minimal sebesar 2 % dari jumlah populasi penduduk di negara ter­se­ but. Itu berarti Indonesia masih membutuhkan empat juta lebih wirausahawan. Rendah­nya jumlah wirausahawan ini juga menunjukkan bahwa masyarakat Indonesia masih bergan­ tung pada ketersediaan lapangan pekerjaan di sektor formal. Inilah lahan basah yang bisa di­ ambil lulusan perguruan tinggi untuk menjadi­ wirausahawan. Mahasiswa harus menjadi wirausaha muda mandiri yang tangguh dan berkualitas. Caranya dengan mengasah softskill seperti kreativitas dan kepemimpinan. Ada empat prinsip untuk menjadi wirausaha yang tangguh dan berkuali­ tas, yaitu berpikir secara luas, fokus pada kua­ li­tas, kecepatan, dan mampu mengambil mo­ mentum yang tepat. 

P e wa ra D i n a m i ka a GUSTUS 2012

17


laporan utama Miskin itu bukan Penghalang Siapa yang menyangka mereka yang dianggap tidak mampu dapat melakoni pendidikan dengan sangat baik bahkan mereka mendapat Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) nyaris sempurna. Asti dan Melinda adalah salah 2 mahasiswa penerima beasiswa bidik misi yang mewakili peraih IPK nyaris sempurna ini. Oleh Ariska P ra s e tya n awati

T

ak pernah sedikitpun terbersit kata kuliah dalam benak mereka. Mereka hanya memikirkan bagaimana mereka­ dapat makan esok hari dan memban­ tu kedua orang tua mereka bekerja mencari nafkah. Asti Wulandari, mojang kelahiran­Mer­ gan, Sendangmulyo, Minggir, Sleman dibesar­ kan dari jerih payah orangtuanya yang tidak mampu. Bapaknya, Rujito, seorang buruh pe­ nam­bang pasir di sungai Progo dan ibunya, Su­gi­yati, seorang ibu rumah tangga. Realitas yang ada inilah yang membuat Asti tidak berani­ mengkhayal bahwa dirinya mampu melangkah­ sampai jenjang pendidikan tinggi. Padahal pres­ tasinya yang selalu menjadi juara 1 selama me­ nuntut ilmu di SMKN 2 Godean. Begitu pula dengan Melinda Dwi Apriliana yang kerap disapa Melinda. Asalnya dari Banjar­ negara, kedua orangtuanya hanyalah petani de­ sa di kota asalnya. Kuliah atau sekolah tinggi takpernah ada di bayangannya sejak ia menge­ nyam pendidikan SMKN 1 Bawang. Prestasinya­ memang segudang, Ketua OSIS SMK, Finalis Du­

foto-foto: dokumen Humas UNY

18

P ewa r a Din a mik a a GUSTUS 2 0 1 2

ta Wisata Banjarnegara 2009, Ranking I tiap se­mes­ternya dan lain lain. Hal ini membuat per­em­pu­an berparas manis ini cukup dikenal se­­lain karena pintarnya. Kondisi Asti dan Melinda yang dianggap mis­ kin namun berprestasi inilah yang membuat gu­ru BK di sekolahnya masing-masing tergugah­ untuk mengusahakan agar mereka dapat meng­ enyam pendidikan tinggi. Tahun 2010 adalah ta­ hun mereka lulus SMA, pada tahun ini pula pro­ gram beasiswa Bidik Misi mulai dilaksanakan. Guru BK masing-masing mencoba berkonsulta­ si dengan kepala sekolah terkait agar Asti juga Melinda dapat mengenyam pendidikan tinggi. Apa yang diperjuangkan gurunya membuah­ kan hasil. Asti, berhasil lolos seleksi jalur un­ dangan masuk ke Universitas Negeri Yogyakar­ ta mengalahkan pesaing-pesaing dari daerah lain, dia resmi tercatat sebagai mahasiswa pro­ gram studi Pendidikan Teknik Boga di Fakul­ tas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta. Sama dengan Asti, berkat bantuan guru BK, Melin­ da berhasil masuk UNY melalui jalur undangan bidik misi. Tahun 2010 juga, Melinda tercatat sebagai mahasiswa D3 Akuntansi. Rintangan itu pemicu semangat Bagi Asti dan Melinda tidak ada yang tidak bisa dilakukan selama mereka masih mau beru­ saha. Segala keterbatasan yang dimiliki mereka


laporan utama

berdua adalah bagian dari hidup yang memang pantas untuk diperbaiki dan diperjuangkan. As­ ti dan Melinda sama-sama meraih nilai yang di­ anggap nyaris sempurna pada UAN. Kegigihan mereka belajar pun diterapkan dalam kuliah. Sampai saat ini Asti meraih IPK tertinggi yai­ tu 3,89 dan Melinda sedikit dibawahnya 3,84. Dua mahasiswa ini pun tercatat aktif mengikuti kegiatan mahasiswa di kampus. Bagi Asti jelas lebih mudah melakukan kegiatan mahasiswa dibanding Melinda. Kampus melinda berada di Wates maka sudah pasti transportasi menjadi rintangan untuk Melinda agar bisa selalu up to date mengikuti kegiatan di kampus pusat. Lagi-lagi transportasi bukan masalah serius, Melinda bisa membonceng teman atau naik bus jika pergi ke kampus pusat UNY di Karangma­ lang. Asti memang mudah jika akan melaku­ kan kegiatan kampus tapi ia pun juga mempu­ nyai rintangan dalam jarak rumah ke kampus. Tapi, lagi-lagi hal ini bukan masalah yang seri­ us karena selama ini Asti menjangkau kampus dengan sepeda kesayangannya. Dua mahasiswi­ yang berbeda asal ini ternyata punya ba­nyak ke­samaan. Selain hal-hal tersebut mereka juga sama dalam hal keorganisasian yang dibentuk selu­ ruh mahasiwa bidik misi, mereka sama-sama koordinator penerima beasiswa dari jurusann­ ya. Jika Melinda adalah ketua Bakti Sosial yang dilakukan mahasiswa penerima beasiswa un­ tuk kali pertama di tahun 2011 maka Asti ada­ lah ketua Baksos II yang kemarin baru saja di­ laksanakan tanggal 1 Juli dilakukan di Peturen, Margoagung, Seyegan, Sleman Yogyakarta.

purna ini tetap membuat bangga UNY. Rektor UNY, Rochmat Wahab menyalami mahasiswa peberima beasiswa bidik misi yang mempunyai­ IPK lebih dari 3,75. Rochmat mengharap maha­ siswa lain penerina atau bukan penerima bidik misi bisa menyaingi prestasi mereka. Rektor ju­ ga mengingatkan agar mahasiswa selalu­mem­ perhatikan akademisnya baik nilai, tingkah laku juga keahlian-keahlian yang bisa diasah­lebih­ lanjut. Jangan hanya ada satu Asti atau satu Melin­ da saja, namun ada banyak yang bisa diunggul­ kan nilai akademis serta keaktifan organisas­ inya. Manajemen waktu yang baik sebaiknya menjadi PR penting bagi semuanya. Rektor juga mengingatkan bahwa ketidakmampuan yang dimiliki dari penerima beasiswa bidik misi ini sebaiknya juga menjadi pemicu semnagat ber­ saing yang positif bagi mahasiswa yang bukan penerima beasiswa. Terakhir, Prof, Rocmat Wa­ hab berpesan agar mahasiswanya selalu mem­ perhatikan lingkungan dan pergaulannya.­ Ja­­ngan sampai narkoba ataupun zat adiktif la­in­­ nya mengganggu mereka. Dan mereka yang mis­ kin jangan takut untuk bersekolah lebih ting­gi, bidik misi akan membantu sedikit ba­nyak. 

Prestasi harus dipertahankan atau ditingkatkan Dalam evaluasi dan koordinasi penerimaan beasiswa bidik misi juga disebutkan ada banyak lagi mahasiswa yang memperoleh IPK nyaris sempurna. Memang sampai saat ini UNY belum bisa mencetak mahasiswa dengan IPK sempur­ na atau 4,00 namun prestasi yang nyaris sem­

P e wa ra D i n a m i ka a GUSTUS 2012

19


berita tugas akhir

Warisan Budaya Inspirasikan Busana Mahakarya

20

P ewa r a Din a mik a a GUSTUS 2 0 1 2

foto-foto: dokumen humas UNY

Menyaksikan warisan peninggalan se­ jarah di museum atau menikmati kein­ dahan bangunan kuno peninggalan ke­ rajaaan nusantara masa lalu diberbagai obyek wisata menjadi hal biasa yang se­ ring dilakukan masyarakat. Namun apa jadinya ketika berbagai hal yang berhu­ bungan dengan herritage menjadi­ins­ pirasi dan tertuang dalam pola-pola­de­ sain gaun pesta yang memukau. Keindahan ini dapat Anda saksikan di peragaan busana mahasiswa Teknik Busana FT UNY. Gaun malam bernuan­ sa lokal yang dipadupadankan dengan berbagai motif batik dan kain nusantara inilah yang menjadi tema peragaan bu­ sana “New Light Herritage” karya Tugas­ Akhir mahasiswa Pendidikan Teknik Bu­sana Universitas Negeri Yogyakarta yang sukses digelar di auditorium kam­ pus UNY, Jumat malam (25/5). 85 gaun pesta malam karya mahasiswa didomi­ nasi paduan warna-warna trend 2012 seperti warna ungu, hijau dan orange yang hadir dalam bentuk gaun pesta­ pan­jang, mini dress dan gaun pesta mus­lim. “Sebelum merancang karya busana, mahasiswa terlebih dahulu diwajibkan­ banyak membaca literatur pustaka yang berhubungan dengan buku-buku wa­ris­an budaya Indonesia baik itu dari segi arsitektur bangunan kuno, bera­ gam corak kain batik nusantara hing­ ga senjata tradisional yang dimiliki ma­ sing-masing suku dinusantara. Hal ini

penting agar dalam proses pembuatan desain pakaian, mahasiswa tidak hanya sekedar membuat pakaian yang komer­ sil namun mampu memasukkan unsurunsur budaya dan kearifan lokal dalam sentuhan pola yang tergambar dalam busana ready to wear tersebut,” ujar Koordinator Program Studi Teknik Bu­ sana, Sri Emi Yuli, M.Si sesaat se­ belum pagelaran busana di­ mu­lai. Dalam proses pencip­ taan karya yang ter­ inspirasi­ bermacammacam herritage­ nu­­san­ta­ra, maha­sis­wa­ tak tang­gung-tang­gung­­ me­­­ma­suk­kan­ beberapa­ un­ sur filosofi warna. Seperti yang terdapat dalam senjata tradisio­nal­ bambu­runcing khas Kaliman­tan yang menjadi­simbol kekuatan warga masyarakat ka­li­man­ tan.­ Simbol-simbol bambu­

run­­cing yang tajam dan kuat dituang­ kan dalam desain pola pakaian menye­ rupai bambu runcing dibeberapa bagi­ an gaun malam yang ditampilkan para model-model profesional ini. Selain po­ la bambu runcing, yang tidak kalah me­ narik adalah sentuhan kain batik yang dikreasikan pada gaun pesta dengan tek­nik cutting spectacular dan teknik ja­ hit halus yang sebagian besar penyele­ saiannya handmade. Salah satu keunikan pada pagelaran­ busana bernuansa herrtitage kali­ini ada­ lah para desainer tidak banyak­ meng­hadirkan payet, kristal dan manikmanik untuk membuat kesan glamaour pada gaun-gaun malam hasil kreasi ma­ hasiswa. Penggunaan payet­digunakan­ dalam jumlah yang tidak terlalu ba­ nyak karena mahasiswa lebih domin­


berita

an­menggunakan pola jahit manuculat­ ing fabric. Sebuah pola menjahit dengan cara memanipulasi permukaan kain de­ ngan kreasi unik yang lebih simpel dan tidak terkesan glamour. Pola ini akan membuat wanita yang menggunakan

gaun pesta malam terlihat lebih ang­ gun, sederhana namun tetap menawan meski tidak banyak aksesoris peleng­ kap yang ditambahkan pada detail se­ perti mayoritas gaun yang ada saat ini. “Menjadi seorang desainer bukan hanya pandai membuat pakaian yang indah dan laris manis terjual dipakai­ an. Seorang desainer juga harus mam­ pu mengangkat hal-hal yang selama ini mulai dilupakan masyarakat salah satu­ nya adalah warisan budaya yang memi­ liki nilai-nilai kearifan lokal yang ada di Indonesia. Dengan adanya pagelar­ an busana ini diharapkan pengetahuan mahasiswa dan masyarakat tentang ke­

kayaan warisan budaya akan bertam­ bah dan semakin bangga menggunakan desain dengan corak etnik yang dipadu­ kan dengan style modern seperti saat ini,” pungkas Sri Emi Yuli, M.Si. in&hryo

Prestasi Mahasiswa

Mahasiswa Seni Musik Raih Gelar Dunia di Italia

Capaian prestasi internasional maha­ siswa UNY semakin membanggakan. Kali ini, sumbangan prestasi datang dari mahasiswa jurusan pendidikan Se­ ni Musik, FBS. Sebanyak dua kategori mereka raih dalam ajang IV Concercor­so Musicale Europeo yang digelar di Phil­ adelphia, Italia. Kompetisi ini berlang­ sung mulai 5-13 Mei 2012. Mereka ada­ lah Ganter Hanggayuh Puji P, Grahita Tiar Praseti, Danar Gayuh Utama, dan Birul Walidaini. Mereka berhasil meraih Juara II Solo Tunggal (Birul Walidaini) dan Juara II Kwartet Guitar. “Ajang ini merupakan ajang tahunan.­ Untuk mengikutinya, pihak panitialah yang menentukan, jadi tidak semba­ rang negara bisa berpartisipasi,” tutur

Herwin Yogo Wicaksono, M.Pd., selaku pembimbing. Menurut informasi dari pihak Italia, disebutkan bahwa pemil­ ihan negara difokuskan pada prestasi yang telah dicapai. Memang sebelumnya keempat ma­ hasiswa ini telah menorehkan prestasi dengan meraih juara I dalam Kwartet Guitar Festival tingkat nasional dan me­ raih tiga juara sekaligus pada kategori Solo Klasik dengan penyelenggara Dua­ tone, kemudian pada Maret 2011 berha­ sil meraih kategori aransemen terbaik. “Baik universitas, fakultas, dan alum­­ni saling bekerja sama. Kebetulan­ semua capaian ini juga tidak terlepas dari campur tangan Bakti Setiadji, S.Pd. selaku alumni UNY. Ia yang berperan

foto-foto: dokumen humas FIP

dalam mengaransemen instrument yang dimainkan,” tambah Pak Herwin. Ditanya tentang penampilan di Ita­ lia, mereka menjawab sangat terkesan dengan penjiwaan gitar klasik yang di­ mainkan oleh peserta dari negara lain. “Awalnya kami menargetkan, minimal bisa meraih kategori Favorit, tetapi pu­ ji syukur dengan membawakan instru­ ment Fantasia from Indonesia kami ber­ hasil membawa hasil maksimal,” jelas Birul Walidaini. Aransemen Fantasia from Indonesia sendiri mengusung se­ mangat kearifan lokal dengan mengam­ bil esensi dari seluruh musik yang ada di ­Indonesia,” tutup Birul. Kompetisi bergengsi kali ini diikuti oleh 16 negara yaitu Norwegia, Ukrai­ na, Lettonia, Indonesia, New Zeland, Rusia, Spanyol, Turki, Polan, Taiwan, Thailand, Giappone, Korea Selatan, Uz­ bekistan, Iran, dan Italia. Fitriananda

P e wa ra D i n a m i ka a GUSTUS 2012

21


berita Workshop

Workshop Trauma Counseling FIP

22

P ewa r a Din a mik a a GUSTUS 2 0 1 2

foto-foto: dokumen humas UNY

Workshop Trauma Counseling dise­ lenggarakan pada tanggal 11 & 12 Juni 2012 yang mengambil tempat di Ruang Sidang Utama Rektorat UNY. Acara ini dihadiri sekitar 150 orang dari berbagai LSM (Lembaga Swadaya Masyarakat) Konseling, para dosen Psikologi dan do­ sen Bimbingan dan Konseling dari ber­ bagai perguruan tinggi di Yogyakarta serta mahasiswa BK FIP UNY sendiri. Workshop ini merupakan rangkaian perjalanan Prof Luis Downs, Ph.D di In­do­ne­sia. Sebelumnya beliau mengisi Seminar Trauma Counseling dan Kese­ hatan Mental di Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung, kemudian dilanjut­ kan ke Padang. Selama 2 hari penuh, peserta Work­ shop Trauma Counseling mendapat si­ raman ilmu dari pakar bidang konseling traumatic dan kesehatan mental. Prof Luis Downs, Ph.D adalah seorang ahli dan konsultan dalam penanganan trau­ ma dari California University. Beliau su­ dah memberikan layanan di China, Ma­ laysia, Thailand, termasuk di Padang, Indonesia. Workshop di mulai oleh Ketua Pan­ itia sekaligus Ketua Jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan, Fathurrach­

man, M.Si yang didalamnya mengucap­ kan terima kasih atas kesediaan Prof Lu­is Downs, Ph.D memilih jurusan Psi­ kologi Pendidikan dan Bimbingan FIP UNY sebagai wahana berbagi ilmu kon­ se­ling berbasis trauma.­Kemudi­an sam­ butan Dekan Fakultas Ilmu Pendidik­an, Dr. Haryanto, M.Pd yang memberikan apresiasi yang tinggi atas berkenannya­ beliau berkenan untuk menambah be­ kal mahasiswa BK dan peserta work­

shop dalam konseling yang menekan­ kan pada korban yang mengalami tra­u­ma pasca bencana atau gempa. Sebagai moderator sekaligus transla­ ter keynote speaker adalah Ali Rahmadi­ an, M.Pd, Dsen Universitas Pendidikan Indonesia yang menjadi pendamping­ per­jalanan beliau selama di Indonesia. Da­lam paparannya disampaikan bahwa respon seseorang terhadap sesuatu yang berat yang dialaminya tergantung­


berita pada daya resiliensinya. Apabila resili­ ensinya tinggi, maka dia akan meneri­ ma bencana (baik gempa bumi, tsuna­ mi, kehilangan orang yang dicintai da­­lam keluarga dan pertemanan) yang di­a­la­mi­nya, kemudian bisa cepat bang­ kit­kembali dan beraktivitas lagi. Na­ mun bila resiliensinya rendah, maka­ ke­­tika dia mengalami bencana diatas, dia tidak mempunyai gairah hidup, ti­

dak bisa menerimanya sebagai ujian­ dan dia akan terus menerus meratapi­ masalahnya dan kemungkinan fatalnya adalah mengalami kelumpuhan. Fakto­r yang mempengaruhi seseorang juga tergantung dari seretonin di otak da­ lam memberikan self talk yang positif atau negatif. Ini dikarenakan serotonin mem­berikan energi postitif dan nega­ tive seseorang bagi perilaku dirinya.

Workshop ditutup oleh Rektor UNY, Prof Rochmat Wahab, M.Pd, M.A dan peserta memberikan standing applaus kepada Prof Luis Downs, Ph.D. Seba­ gai kenang-kenangan untuk jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan, Prof Luis Downs, Ph.D membubuhkan tanda tangannya di poster untuk dipa­ jang di Laboratorium BK. eva&ant

Kompetisi Antar SMA

FE UNY Gelar Yogyakarta Student Company Competition 2012 Sembilan perusahaan siswa SMA (Seko­ lah Menengah Atas) dan SMK (Sekolah Menengah Kejuruan) di wilayah Kabu­ paten Sleman dan Kota Yogyakarta­ meng­ikuti kompetisi bertajuk “Yogya­ kar­ ta Student Company Competition 2012” . Kompetisi ini terselenggara atas ker­jasama GE Foundation (GE Transpor­ tation dan GE Lighting), Prestasi Junior Indonesia, dan FE UNY (Fakultas Ekono­ mi Universitas Negeri Yogyakarta) dan digelar pada Senin, 21 Mei 2012 di Au­ ditorium FE UNY. Yogyakarta Student Company Competi­ tion 2012 adalah puncak kompetisi ba­ gi siswa-siswi perwakilan dari 9 seko­ lah SMA dan SMK di wilayah DIY dan menjadi langkah awal menuju kompe­ tisi nasional serupa yang akan diadakan di Jakarta pada 22-23 Juni 2012. Sem­ bilan perusahaan siswa tersebut yaitu­ SMA N 1 Sleman, SMK N 2 Depok, SMK N 1 Godean, SMK N 1 Seyegan, SMA Muhammadiyah 5 Yogyakarta, SMK N 1 Yogyakarta, SMK N 7 Yogyakarta, SMK BOPKRI 1 Yogyakarta, dan SMK Piri 3 Yogyakarta. Pada kompetisi kali ini, SMK N 2 De­ pok berhasil meraih juara The Outstand­ ing Creativity Award, SMK N 1 Godean meraih juara The Best Student Company Sponsored by GE Lighting, dan SMK Pi­ ri 3 Yogyakarta meraih juara The Best Student Company Sponsored by GE Tras­ portation. Kompetisi ini adalah ajang untuk me­raih predikat Perusahaan Siswa Ter­

baik wilayah Daerah Istimewa Yogya­ karta (DIY) berdasarkan keterampil­ an dan Inovasi Bisnis. Lomba kali ini mencakup presentasi rencana bisnis, lomba cerdas cermat,dan lomba gelar produk hasil karya siswa SMA dan SMK. Para peserta juga berkesempatan un­ tuk memamerkan dan menjual produk atau jasa mereka sekaligus berinterak­ si dengan masyarakat luas dan mem­ presentasikan rencana bisnis mereka. Gelar produk karya siswa tersebut di­antaranya berupa kerajinan tangan dari daur ulang limbah yang dibentuk menjadi sebuah tas, tempat pensil dan dompet, bantal dari plastik daur ulang, kerajinan dari mendong dan berbagai produk minuman dan makanan kecil. Program Student Company ini dida­ nai oleh GE Foundation, sebuah yayas­ an dari perusahaan GE Indonesia (Gen­

eral Electric Indonesia), ini merupakan program pendidikan dan pelatihan di bidang kewirausahaan bagi para siswa tingkat SMA dan SMK dimana mereka akan terjun langsung ke dalam dunia usaha sebagai pengelola sebuah peru­ sahaan dalam kurun waktu tertentu. “Program Student Company dan berba­ gai kegiatan penunjangnya bertujuan untuk memberikan bekal bagi para me­ reka siap dan mampu menghadapi tan­ tangan ekonomi global di masa yang akan datang,” tutur Robert Gardiner, Di­ rektur Operasional Prestasi Junior In­ donesia. Lanjut Robert, diharapkan siswa-sis­ wi yang berpartisipasi dalam program perusahaan siswa menyadari untuk mempersiapkan diri demi masa depan yang lebih baik. kompetisi ini sangatlah penting bagi mereka untuk kesempa­ tan menunjukkan usaha mereka dalam lingkungan kompetitif. Ini adalah lang­ kah kelanjutan dari pendidikan kewi­ rausahaan yang diterima siswa di seko­ lah. Isti

P e wa ra D i n a m i ka a GUSTUS 2012

23


berita Prestasi Mahasiswa

Robot Pengaman Benda yang Diduga Bom

bom yang diletakkan di beberapa tem­ pat oleh teroris. Fungsi utamanya ada­ lah mendeteksi adanya benda yang di­cu­ri­gai sebagai bom pada radius 100– 200 meter. Kelompok yang terdiri dari Doni Er­ mawan,Dedi Hermawan, Endro Tri Nu­

foto-foto: dokumen humas FMIPA

Teroris di negeri ini tidak hentinya memunculkan cara baru untuk melaku­ kan aksi terror Bom. Kasus BOM sendi­ ri dapat membuat cara pandang negara­ lain terhadap bangsa kita jadi buruk, se­ lain itu juga akan memperlemah pere­ konomian Indonesia. Hal ini memacu sekelompok mahasiswa jurusan Pendi­ dikan Teknik Elektro Fakultas Teknik Uni­ver­sitas Negeri Yogyakarta­ untuk mem­bu­at robot pelacak bom yang di­ ken­­­da­li­kan secara manual oleh kom­pu­­ ter dari jarak jauh dan dapat membe­ri­ kan gambar keadaan disekitar­nya yang di­harapkan dapat mempermudah pen­ carian bom. Robot ini mereka kerjakan selama­ empat bulan terakhir. Namun robot pe­­la­cak bom ini bukan untuk mencari

groho, Hasnanto Riantiarno dan Hadi­ Sutrisno ini menciptakan robot ini de­ ngan suku cadang yang sudah ada di da­ lam negeri. Di antaranya, motor peng­gerak, motor servo sebagai lenga­n penjepit benda yang terdeteksi sebagai bom, pengendali, kamera atau webcam, sensor, controller, dan software (per­ angkat lunak) yang digunakan untuk mendukung proses kontrol. Software ini berfungsi menggerakkan robot dari ja­ rak jauh. Bahan yang paling mahal dan vital digunakan pada robot adalah motor peng­gerak. Ini berfungsi sebagai kaki robot. Kekuatan robot terletak pada dua hal, yaitu motor penggerak dan web­ cam yang diletakkan di atas robot. Mo­ tor penggerak bisa menjadi alat peng­

Program PPL

SEKOLAH KOORDINASI KKN PROGRAM BASIC SCIENCE Untuk pelaksanaan program Praktik Peng­alaman Lapangan (PPL) dan Pene­ litian Tindakan Kelas (PTK) Semester II Program PPG Basic Science Berasrama­ Jurusan Pendidikan Kimia dan Jurusan Pendidikan Biologi FMIPA UNY tahun 2012, FMIPA UNY melaksanakan Work­ shop, Senin, 11/6 di FMIPA . Workshop dihadiri oleh pejabat FMIPA, Kepala Se­

24

P ewa r a Din a mik a a GUSTUS 2 0 1 2

kolah, Wakil Kepala Sekolah bidang ku­­rikulum, dan guru pamong di seko­ lah-sekolah di Yogyakarta yang telah di­ tunjuk, . “Dalam PPL yang akan dilaksanakan­ selain praktik mengajar, juga ada la­ poaran penelitian tindakan kelas yang dikemas dalam wujud artikel ilmiah. Ba­ gi guru pamong ini bisa dipakai untuk

karya penelitian tindakan kelas,” je­ lasnya Ditambahkan, Penelitian Tindakan Ke­las ini diharapkan selesai sebelum Desember karenaDesember sudah ujian dan Januari para mahasiswa tersebut­ sudah kembali ke daerah masing-ma­ sing. witono


berita gerak robot melewati jalan berbatu dan berkelok. Sedangkan kamera untuk melihat keadaan di sekitar area yang terdetek­ si terdapat bom. Gambar-gambar yang tertangkap kamera ini nantinya dipros­ es dan dikontrol melalui software di notebook. “Robot belum mampu men­ deteksi keberadaan bom dalam skala besar yang diletakkan dibeberapa ru­ ang tertentu, karena belum peka terha­ dap sensor dinding,” papar Doni. Anggota tim lainnya, Hadi Sutrisno­ mengatakan robot kreasi mereka ini ma­­sih­lah prototype, nantinya akan le­ bih­­dimodifikasi bentuknya agar terli­

hat lebih baik dari sebelumnya. Namun, bentuk menyerupai tank ini akan terus dipertahankan, hanya ditambah bebera­ pa fasilitas tambahan yang mendukung komunikasi dan kontrol terhadap robot yang lebih maksimal.

“Selain itu, kedepan kami ingin me­ nambahkan sensor logam pada robot ini, sehingga akurasi dalam mendeteksi benda yang diduga bom menjadi lebih­ baik, pungkas Hadi. hryo

Prestasi Mahasiswa

Pentas Seni Tradisi UKM UNY

foto-foto: dokumen humas FBS

Dalam rangka Dies Natalis Universi­ tas Negeri Yogyakarta ke-48, UKM (Unit Kegiatan Mahasiswa) UNY berkolabora­ si mengadakan pementasan seni tradi­ si bertema “Nuansa Pemuda Nusanta­

ra” di Auditorium UNY, Selasa 5 Juni 2012. Menurut dosen jurusan seni tari Fakultas Bahasa dan Seni UNY Ni Ny­ oman Se­riati, M.Hum kegiatan ini mer­ upakan implementasi dari ide Rektor

UNY untuk mementaskan seni tradisi yang melibatkan segenap UKM di UNY. “Agar tidak terkesan didominasi oleh satu UKM maka pentas seni tradisi ini dikemas dalam bentuk drama” kata Ni Nyo­man Seriati. Rektor UNY Prof. Dr. Rochmat Wa­ hab, M.Pd., MA menyebutkan bahwa pagelaran ini cukup strategis untuk me­ madukan seni dari berbagai bi­ dang. Pentas seni ini menampilkan paduan su­ara lagu-lagu dan tarian dari beberapa­daerah di nusantara. Tidak ketinggalan orchestra himpunan ma­ hasiswa seni musik dan ansamble an­ gklung menambah keragaman acara pentas seni tradisi kolaborasi UKM UNY. dedy

P e wa ra D i n a m i ka a GUSTUS 2012

25


berita inovasi

Pemanfaatan Ekstrak Daun Kemangi sebagai Permen Herbal Pencegah Bau Mulut Masyarakat Indonesia kebanyakan meng­ hindari makan-makanan yang ber­potensi menimbulkan bau mulut se­ perti jengkol, durian, petai dan sebagai­ nya. Bau mulut ini selain disebabkan oleh bakteri penyebab bau mulut juga­ disebabkan oleh sisa-sisa makanan yang tertinggal di dalam mulut. Hampir­ 90 persen penyebab bau mulut adalah bakteri penghasil sulfur yang tinggal di bagian belakang mulut. Untuk memberikan alternatif anti bau mulut yang aman dikonsumsi, ma­ ka mahasiswa Program Kreativitas Ma­ hasiswa (PKM) dari Jurusan Pendidikan Kimia FMIPA UNY yaitu Winda Nirmala, Ardi Yuli Wardani, Eko Budiyanto, Hen­ dry Stiyawan, memanfaatkan ekstrak daun kemangi untuk membuat permen herbal pencegah bau mulut. Ketua tim PKM, Winda Nirmala, me­ ngatakan, kemangi memiliki kandung­ an flavonoid bersifat antimikroba yang mampu mencegah masuknya bakteri, virus, atau jamur yang membahayakan­ tubuh. Selain itu, flavonoid berperan secara langsung sebagai antibiotik de­ ngan mengganggu fungsi dari mikroor­

26

P ewa r a Din a mik a a GUSTUS 2 0 1 2

foto-foto: dokumen humas FIS

ganisme. “Selama ini, kemangi biasa diguna­ kan sebagai lalapan pada waktu makan untuk menghilangkan bau mulut. Cara ini masih kurang efektif karena hanya dapat digunakan pada makanan terten­

tu,” lanjutnya. Oleh karena itu, diperlukan terobos­ an baru untuk dapat menghilangkan bau mulut tersebut dengan cara yang lebih efektif misalnya dibuat permen. Ca­ra ini lebih efektif karena permen da­


berita pat dikonsumsi kapan saja, dimana sa­ ja. Ardi Yuli Wardani menambahkan, pembuatan permen herbal dari ekstrak daun kemangi, yaitu mencuci bersih daun kemangi lalu membelendernya sampai halus. Kemudian memeras ek­ strak daun kemangi sambil disaring de­ ngan saringan 200 mesh, dilanjutkan dengan membuat variasi konsentrasi

ekstrak 25%, 50%, 75% dan 100%. Ekstrak daun kemangi kemudian di­ masak sambil dicampur dengan glukosa dan asam sitrat sampai agak lengket di­ lanjutkan dengan meletakkan permen­ pada loyang dan membiarkan selama­1 jam, lalu mencetaknya. Setelah­itu di­­di­ nginkan pada freezer suhu 0o C selama­ 24 jam kemudian mengemas permen da­lam plastik.

“Untuk uji karakteristik permen her­ bal ari ekstrak daun kemangi yaitu Ana­ lisis kadar air, Analisis kadar gula, Uji kadar serat kasar, Analisis Kadaluarsa. Setelah itu dilakukan Uji daya hambat ekstrak daun kemangi (Ocinum canum) terhadap pertumbuhan bakteri Strep­ tococcus viridans dan Uji penerimaan masyarakat (organoleptik),” imbuhnya. witono

Konferensi Internasional

Dosen FIP UNY Unjuk Gigi di Shanghai Eva Imania Eliasa, M.Pd., Dosen Bim­ bingan dan Konseling FIP UNY, mengha­ diri CCE 2012 (Conference on Creative Ed­ ucation) yang terselenggara pada 20-22 Mei 2012 di Grand Mercure Baolong, Shanghai. Selain itu, Eva Imania Eliasa, M.Pd., juga mempresentasikan paper­ nya yang berjudul “Games As A Method Of Creativity In Guidance and Counseling. Konferensi ini merupakan kerja sama antara Wuhan University ,China, dan Science Research Publishing. Tema yang diangkat dalam CCE 2012 adalah “Creativity on Education”, Oleh karena itu sebagian besar paper yang disampaikan adalah kreativitas dari ber­ bagai ilmu pendidikan. Adapun paper yang dipresentasikan oleh Eva Imania Eliasa, M. Pd., menunjuk pada penting­ nya permainan sebagai metode kreativi­ tas dalam Bimbingan dan Konseling. Pa­ per ini merupakan hasil dari penelitian yang diangkat dari tesis pasca sarjana S2 Bimbingan dan Konseling. Dalam papernya dijelaskan bahwa­ kre­atifitas merupakan tuntutan pendi­ dik­an dan kehidupan pada saat ini dan saat yang akan datang. Kreatifitas akan menghasilkan berbagai inovasi dan per­ kembangan baru. Individu dan organi­ sasi yang kreatif akan selalu dibutuh­ kan oleh lingkungannya, karena mereka mampu memenuhi kebutuhan lingkun­ gannya yang terus berubah. Individu dan organisasi yang kreatif akan mam­ pu bertahan dalam kompetisi global­ yang dinamis dan ketat. Kreativitas yang dikemas dalam bentuk permainan­

sangat mempengaruhi personal dida­ lamnya. Dampak permainan telah dibukti­ kan dalam berbagai penelitian, bagi re­ gional, nasional maupun internasional. Hasilnya menunjukkan bahwa permain­ an mempunyai fungsi yang kompleks sehingga memungkinkan guru Bim­ bing­an dan Konseling untuk mengelola permainan menjadi media kreativitas da­lam pemberian layanan, juga menja­ dikan siswa lebih kreatif dan inovatif dalam belajar. CCE 2012 dihadiri oleh sekitar 150 pe­ser­ta dan 100 presenter dari berbagai kalangan pendidikan. Pada hari perta­ ma sesi pleno 1, konferensi diisi oleh Dr.Randy L.Mitchell dari James Madison University, USA yang mengambil judul “Pathways to Student Success:­Effective Transition, Decisions and Engangement”­. Kemudian sesi pleno 2 diisi oleh Dr. Don­ na Sundre dari James Madison University, USA yang mengambil judul “Pathways to Student and Institusional Success : Quality Assessment of Student

Learning”. Lalu sesi pleno 3 diisi oleh Dr.Carol A.Hurney dari James Madison Uni­versity, USA dengan judul “Pathways to Faculty Success : Holistic and Innova­ tive Professional Decelopment”. Pada hari kedua, mulai digelar sesi paralel dengan sejumlah 100 present­ er dari berbagai universitas dari berba­ gai belahan dunia. Presenter diberikan kesempatan 15 menit untuk presenta­ si dan diskusi. Eva Imania Eliasa M. Pd., sendiri­be­ rada pada ruangan B bersama dengan­ Jandia Kam ling dari HongKong Poly­ technic University, Gregory Ching da­ ri Lunghwa University of Science and Tech­nology, Bin Bin Yu dari Soochow­ Uni­ver­si­ty, Anna Lena Musiol dari Cri­ mi­nological Research Institute, Stefan­ Popenici dari Macguire University, Yueh Luen dari National Chengci University, Markus Reowenstrunk dari Aachen Uni­ versity, Gabriel Nsiah dari Valley View University, Zoran Markovic dari Univeri­ ty of Batswana, serta presenter lainnya. eva&ant

P e wa ra D i n a m i ka a GUSTUS 2012

27


berita Seminar

Kembangkan Dunia Pendidikan dengan Program TV Rabu (23/5) HIMA AP FIP UNY (Himpun­ an Mahasiswa Analisis Pendidikan Fa­ kul­tas Ilmu Pendidikan UNY) kembali menggelar seminar pendidikan. Nara­ sumber dalam seminar kali ini adalah Prof. Sadayu Teeravanittakul, Ed.D., dari Burappa Thailand University. Kegiatan ini berlangsung di Aula Program Pasca Sarjana. Sebelum pembukaan acara, pe­ serta disambut oleh Kajur Prodi Mana­ jemen Pendidikan, Dr. Cepi Safrudin AJ, M.Pd. Lantas, acara ini resmi dibuka­ oleh Dekan FIP UNY Dr. Haryanto,­M.Pd. Kegiatan ini dihadiri mahasiswa, dosen ,dan masyarakat umum. Prof. Sadayu mempresentasikan ten­ tang Teacher TV di Thailand yang seka­ rang sedang dikembangkan oleh Burap­ pa University. Teacher TV merupakan si­ aran Pendidikan Internasional dari Ing­gris dan Amerika yang direlai oleh Thailand yang kemudian ditambahkan konten lokal Thailand sendiri. Siaran dari Thailand tersebut disiarkan­kemba­ li ke seluruh dunia. Siaran Teacher­TV di­ harapkan memberikan dampak positif antara lain dapat meningkatkan mana­ jemen pembelajaran, dapat menjadi in­

28

P ewa r a Din a mik a a GUSTUS 2 0 1 2

foto-foto: dokumen humas FIS

spirasi bagi seluruh dunia, memberikan contoh bagaimana guru menerangkan materi dengan baik dan materi lain. Selain itu, Dra. Rini Ningsih, M.Pd., peng­awas SD Kabupaten Bantul juga­ mem­berikan materi tentang pendidik­an

di Yogyakarta. Dra. Rini Ningsih, M.Pd. menjelaskan tentang detail pe­nger­tian pengawas, dimensi kompetensi pen­ gawas, ruang lingkup program pen­ gawasan sekolah. Dilanjutkan menge­ nai supervisi sekolah serta bagaimana­


berita penerapannya dalam bidang akademik, pendekatannya serta bidang garapan supervisi akademik. Selanjutnya seminar dilanjutkan oleh pemaparan dari Dr. Cepi Safrudin­AJ, M.Pd yang mempresentasikan menge­ nai guru di masa depan. Dr. Cepi Safru­ din AJ, M.Pd menjelaskan bahwa kon­ teks pendidikan berubah semakin cepat di era global dan informasi ini. Guru

ha­rus disiapkan agar mampu­menyi­ ap­­kan peserta didik yang siap berkip­ rah di masa depan. Lebih lanjut beliau mengungkapkan bahwa seorang guru di abad 21 haruslah seorang yang mam­ pu mengantisipasi masa depan, lifelong learner, mampu mengajar untuk semua macam karakter siswa dan mampu me­ milih ICT yang tepat. ant

Prestasi Mahasiswa

Mahasiswa FMIPA Ikuti Program Sit In Malaysia Sebanyak 13 mahasiswa Pendidikan Ki­mia RSBI Angkatan 2008 FMIPA UNY mengikuti program Sit In di Universitas­ Putra Malaysia selama satu minggu. Per­ jalanan menuju Universiti Putra Ma­­lay­sia didampingi oleh Dekan FMIPA­ UNY, Dr. Hartono dan Wakil Dekan I, Dr. Suyanta. Kedatangan mahasiswa UNY disambut oleh pelajar UPM di bandara LCCT, Kuala Lumpur. Zainul, peserta program Sit In me­ ngatakan, selama studi banding ke Sci­ ence Faculty Universiti Putra Malaysia, mereka mengikuti beberapa mata kuli­ ah yang berlangsung yaitu Kimia Orga­ nik dan Kimia Industrial. Beberapa aca­ ra perkuliahan tidak bisa diikuti karena

jadwal perkuliahan sebagian sudah se­ lesai seperti praktikal kimia polimer dan kuliah pengajaran mikro. “Mahasiswa dapat berkunjung ke La­ boratorium Kimia untuk mendapatkan tambahan ilmu. Selain menambah wa­ wasan dalam perkuliahan, keakraban terjalin antara mahasiswa UNY dan Sci­ ence Faculty UPM,” lanjut Zainul. Dikatakan, berbagai kegiatan yang dilaksanakan bersama antara mahasis­ wa UNY dan FASSA UPM yang diketuai oleh Haslam Bin Talib antara lain yaitu berkunjung ke Sekolah Kebangsaan (SK) Seri Selangor, Ministry of Science, Tech­ nology and Innovation (MOSTI) Kuala­ Lumpur, perpustakaan Sultan Abdul­

Sa­mad UPM, radio Putra FM, malam bu­daya Malaysia, dialog pelajar kimia,­ Petrosains, dan Himpunan belia satu Malaysia. Ditambahkan, studi banding ini sa­ ngat baik dilakukan untuk menambah pengalaman dan mengetahui kuriku­ lum serta kegiatan pembelajaran ki­mia khususnya di kelas Internasional. Seba­ gai calon pendidik sudah selayaknya ma­hasiswa pendidikan kimia memper­ siapkan diri baik pengetahuan maupun pengalaman sebagai tenaga siap pakai dalam pendidikan yang nantinya sesu­ai dengan disiplin ilmu yang digelutinya­ selama ini. Witono

P e wa ra D i n a m i ka a GUSTUS 2012

29


berita Diskusi

Quo Vadis Pendidikan Indonesia? Perihal pendidikan merupakan hal yang tidak basi untuk didiskusikan, bu­ kan lantaran masalah momentum per­ ingatan Hari Pendidikan Nasional, na­ mun karena refleksi pendidikan yang masih jauh dari harapan. Hadirnya ber­ bagai problem pendidikan mulai dari isu RUU PT, kapitalisme, komersialisa­ si pendidikan sampai polemik pelaksa­ naan Ujian Nasional menjadikan tanda tanya kepada kita semua, mau dibawa­ kemana pendidikan kita sekarang? Beberapa hal tersebut menjadi dasar Departemen Sosial Politik Badan Ekse­ kutif Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Yogyakarta (BEM FIS UNY) mengadakan diskusi edukatif ter­kait polemik Ujian Nasional dengan mengangkat tema “Ujian Nasional: An­ tara Pemetaan Mutu dan Penentu Kelu­ lusan” . Diskusi ini diselenggarakan pa­ da hari Kamis, (10/5) di Aula FE lantai 2. Diskusi ini juga dihadiri puluhan peser­ ta dari berbagai kalangan, baik dari ma­ha­sis­wa, guru se-D.I.Y dan bebera­ pa pemerhati pendidikan. Diskusi yang dimulai pukul 13.00 wib ini dihadiri pu­ la oleh Birokrat kampus seperti Dekan FIS UNY Prof. Dr. Ajat Sudrajat, M. Ag dan Wakil Dekan III FIS Terry Irenewati,

30

P ewa r a Din a mik a a GUSTUS 2 0 1 2

foto-foto: dokumen humas FIS

M. Hum. Acara ini mengundang pembi­ cara yang berkompeten, yakni Drs. Au­ lia Reza Bastian, M. Hum (Dewan Pendi­ dikan D.I.Y), Suwandi, M. Pd (Guru MAN 3 Yogyakarta), dan Vivit Nur Arista Pu­ tra (Aktifis Pusaka Pendidikan). Mengawali acara diskusi tersebut, Prof. Dr. Ajat Sudrajat, M. Ag mengung­ kapkan problema pendidikan adalah pendidikan sendiri telah di rampas oleh penguasa yang sudah tidak lagi mem­ berikan kebebasan kepada dunia pendi­ dikan untuk mengembangkan potensi

secara maksimal, “hak-hak pendidikan para siswa telah dirampas para pengua­ sa, lantaran hanya tidak lulus satu pe­ lajaran saja, gugur semua dan sia-sia per­juangan selama 3 tahun lebih dalam belajar,” tegas beliau dalam sambutan sekaligus membuka acara. Mengkritisi adanya Ujian Nasional,­ Drs. Aulia Reza Bastian, M. Hum, meng­ ungkapkan dari berbagai segi, salah sa­ tunya melihat dari segi filosofis. Menu­ rutnya, Ujian Nasional telah melenceng dari hakikat tujuan pendidikan Indone­


berita

Ahmad/Sari

Kilas Rektor Melepas Tim Roket UNY

dokumen himas Fis

sia, seperti yang diajarkan oleh Ki Hajar Dewantara, mendidik itu menuntun agar dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan, namun pada kenyataan­ nya UN sendiri selalu berdampak pada masalah psikologis, baik pendidik mau­ pun peserta didik. Hal lain yang di kriti­ si lagi adalah UN yang telah melenceng dari pijakan dasar pelaksanaan UN yak­ ni PP 19/2005 Standar Nasional Pendidi­ kan BAB X pasal 68. “Isi aturan tersebut hakikatnya jelas UN sebagai penanda bukan sebagai penentu” tutur Drs. Au­ lia Reza Bastian, M. Hum. Senada dengan Aulia, Suwandi, M. Pd, Guru MAN 3 Yogyakarta mengung­ kapkan carut-marut pelaksanaan akbar tahunan seperti Ujian Nasional se­la­lu menyebabkan pro-kontra. Perha­ tian ma­syarakat terhadap UN sangat besar,­ terbukti tak sedikit diantara masyarakat berkembang adanya plesetan UN sep­ erti Ujian Niat, Uji Nyali, Uji Nasib,­dan lain-lain. Hal ini menandakan tergang­ gunya psikologis masyarakat aki­ bat UN. Kondisi adanya UN telah menjelma menjadi Tuhan baru, banyak­diantara siswa mendadak alim, tobat. Namun prihatinnya, ketika sudah selesai ujian tobat dan alim juga selesai, “Hal terse­ but menunjukkan realitas contoh akibat korban pendidikan yang hanya menge­ jar nilai kuantitas saja tanpa menilai se­ buah proses,” tegas Suwandi. Senada yang diungkapkan kedua­ pem­bicara diatas, Vivit Nur Arista Pu­ tra,­mengungkapkan bahwa pelaksa­ naan UN berimbas pada psikis atau men­tal pendidik dan peserta didik. Cara pandang dan cara mengajar guru men­ jadi pragmatis, “Mengukur keberhasil­ an bukan dari segi hasil, namun seha­ rusnya dari serangkaian proses. Kondisi ini menjadikan sekolah fokus pada mata pelajaran (mapel) yang diujikan, karena UN menyangkut prestise satuan pendi­ dikan. Sehingga kondisi inilah yang me­ nyebabkan potensi adanya kecurangan massal antara pendidik, peserta didik, bahkan sekolah. Semua dilakukan ha­ nya demi satu kata pragmatis yakni LU­ LUS” tegas Vivit.

Rektor UNY, Prof. Dr. Rochmat Wahab, M.Pd., MA melepas Tim Roket UNY yang akan berlaga di Kompetisi Muatan Roket In­ do­ ne­ sia (Komurindo) di Ruang Rapat Kerja Universitas (RKU) Kamis 7 Juni 2012. Komurindo 2012 sebagai ajang kompetisi prestasi di bidang rancang bangun mua­ tan roket bagi mahasiswa Indonesia akan berlangsung di Pantai Congot Kulonprogo Yogyakarta pada 7-10 Juni 2012 diselenggarakan oleh Ditlabmas Ditjen Dikti bekerjasama dengan Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN), Pemkab Kulonprogo, Akademi Angkatan Udara (AAU) dan Universitas Negeri Yogyakarta. Kompetisi ini dii­ kuti oleh 40 tim dari 32 perguruan tinggi se-Indonesia. Dalam Komurindo 2012 ini UNY meloloskan 2 tim yaitu Pasupati dan Ksa­ tria Langit. “Tema Komurindo tahun ini Attitude Monitoring And Surveillance Payload” kata Sumaryanto, M.Kes. Tim roket UNY terdiri dari total 10 orang di­ mana masing-masing tim terdiri dari 5 orang dari jurusan pendidikan teknik elektro dan anggota UKM Rekayasa Teknologi didampingi Wakil Rektor III UNY Sumaryanto, M.Kes dan Wakil Dekan III FT UNY Dr. Budi Tri Siswanto, M.Pd. Tim Ksatria Langit terdiri dari Qodrat Wahyu DS, Fajar Prastya, Anjar Adi Saputro, Bangun Dewantoro, Bayu Prasetyo, Hadi Sutrisno dan Nur Cahyono. Sedang­ kan tim Pasupati terdiri dari Susanto Fibriantoro, Muhtar Lutfi A, Andri Jeni­ awan, Mara Hendra, Eko Dwi Cahyono dan Herianto. dedy

BEM FBS Kembangkan FBS Mengajar Dalam rangka turut serta mencerdaskan kehidupan bangsa dan negara, BEM FBS (Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Bahasa dan Seni) periode 2012 mengembangkan program pembinaan terhadap masyarakat lewat DBBS (De­ sa Binaan Bahasa dan Seni). Program ini dimulai dari daerah Bantaran Sun­ gai Code, Gondokusuman, Terban, Yogyakarta. Di daerah ini, BEM FBS lebih mengedepankan akan terbangunnya nilai-nilai kebudayaan lokal pada warga terutama anak-anak. Silvi Ushliha, koordinator program DBBS menjelaskan, “awalnya kami mel­ akukan beberapa survei tempat, akhirnya ketika melakukan observasi di Banta­ ran Kali Code. Karena di daerah itu antusiasme penduduk sangat tinggi. Se­ lain itu, Ketua Rukun Warga juga mengatakan bahwa anak-anak di daerahnya banyak yang mulai melupakan unggah-ungguh.” Terlepas dari itu, Silvi juga menambahkan bahwa pemilihan lokasi yang dekat akan memudahkan kebersinambungan program. Rencananya DBBS di­ laksanakan pada 30 Mei-30 November 2012.Ditanya program apa yang akan dilaksanakan, Silvi yang juga mahasiswa Pendidikan Bahasa Jerman 2009 men­ gatakan, “Ada beberapa pelajaran yang akan diberikan antara lain lima baha­ sa (Indonesia, Jawa, Inggris, Jerman, Prancis), tari, dan musik, serta pelatihan leadership.” Porsi yang diberikan akan disesuaikan dengan umur peserta yang kebanyakan berusia setingkat TK hingga SMP. Untuk tentor, BEM mengambil dari mahasiswa FBS aktif dari semua jurusan yang nantinya akan diseleksi terlebih dahulu. Hal ini agar selaras dengan tema yang diangkat BEM FBS, “Sedikit Ilmu Kita, Mencerdaskan Mereka”. Fitriananda

P e wa ra D i n a m i ka a GUSTUS 2012

31


opini Perda Ataukah Kebanggaan Berbahasa Jawa? O l e h S uda rya nto, S . Pd

R

encana Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Tengah akan membentuk Pera­ turan Daerah (Perda) tentang Bahasa, Sastra, dan Aksara Jawa menarik un­ tuk dicermati. Peraturan tersebut dibentuk ka­ rena ditengarai bahwa keberlangsungan baha­ sa Jawa kini kian terancam punah. Namun, di sisi lain, ada pula kekhawatiran Perda Bahasa Jawa itu hanya menjadi macan ompong. Apa­ kah Perda atau kebanggaan berbahasa Jawa yang seharusnya kita butuhkan? Prof Dr Suwarna, pakar ilmu pembelajaran bahasa Jawa UNY, dalam sebuah kuliah yang diikuti oleh penulis, menyatakan optimismenya­ bahasa Jawa tidak akan punah. Sebab, kata­nya, bahasa Jawa akan tetap eksis selama penutur­ nya masih menggunakannya. Muncul pertan­ yaan di benak ini: apakah bahasa Jawa akan te­ tap eksis, meskipun di kalangan generasi muda saat ini rasa kebanggaan berbahasa Jawa (de­ ngan beragam dialeknya) sudah hilang? Memang diakui, beberapa pelawak di televi­ si, seperti Cici Tegal dan Parto OVJ (dulu Parto­ Patrio) sebagai orang yang mempopulerkan ba­ hasa Jawa dialek Ngapak. Belum lagi acara TV lokal, Jogja TV yang memiliki siaran Enyong Si­ aran pada pukul 21.30-22.00 wib yang dipan­ du oleh Mbekayu Rahma dan Intan. Sebagai orang Yogya, penulis tergelak-gelak menyimak banyolan dari Cici Tegal dan Parto, juga siaran Enyong Siaran yang terasa unik tersebut. Kebanggaan Berbahasa Dalam kepustakaan sosiolinguistik, apa yang dipopulerkan oleh Cici Tegal dan Parto, juga aca­

Kata Handono, hanya 26,3 persen keluarga yang masih setia berbahasa Jawa, selebihnya memakai bahasa Indonesia. 32

P ewa r a Din a mik a a GUSTUS 2 0 1 2

ra Enyong Siaran dapat disebut sebagai kebang­ gaan berbahasa (linguistic pride). Mereka bang­ ga dapat berbahasa Jawa dialek Ngapak atau dialek Banyumasan. Dan, karena kebanggaan itulah akhirnya mereka menjadi berbeda dan unik dari yang lainnya. Dalam grup Patrio, ha­ nya Parto dan Akri-lah yang memiliki keunikan bertutur ucap dengan dialek Jawa dan Betawi. Sementara itu, dalam grup lawak Srimulat, kita kenal pelawak Asmuni, Kadir, dan Nur­ buat­yang selalu berbahasa Jawa dialek Suraba­ ya dan Madura. Mereka pun akhirnya menjadi sosok pelawak yang unik. Materi lawakan me­ re­ka di panggung terasa segar dan unik pula. Sungguh berbeda dengan para pelawak saat ini. Umumnya para pelawak saat ini hanya meng­ an­dalkan guyonan fisik dan sosok “laki-laki yang feminim”, jauh dari unsur olah-bahasa dan olah-budaya. Deskripsi dunia lawak di atas, penulis ibarat­ kan seumpama cermin yang memantulkan pa­ da deskripsi kehidupan saat ini. Bahasa Jawa ki­ni mulai ditinggalkan oleh para penutur­nya. Menyimak hasil riset Handono (2011) pada peng­gunaan bahasa Jawa di lingkungan keluar­ ga muda di Kota Semarang, justru ironisme ba­ hasa Jawa yang muncul. Kata Handono, hanya 26,3 persen keluarga yang masih setia berbaha­ sa Jawa, selebihnya memakai bahasa Indonesia. Hasil riset lainnya, misalnya, Marmanto (2010) ternyata menemukan adanya kesenjang­ an antara usaha pelestarian bahasa Jawa dan tujuan pelestariannya. Tujuan pelestarian ba­ hasa Jawa, urai Marmanto, ialah menjaga ke­ langsungan hidup bahasa Jawa dari generasi ke generasi. Namun ironisnya, usaha pelestarian bahasa Jawa masih jauh dari yang diharapkan. Dengan kata lain, harapan dan persoalan ten­ tang bahasa Jawa masih terdapat jurang besar. Di lingkup sekolah, bahasa Indonesia dipilih dan digunakan sebagai bahasa pengantar dan bahasa komunikasi ketimbang bahasa Jawa. Guru-guru bahasa Jawa nyaris kurang tertarik untuk berpikir bagaimana cara membuat para siswa jatuh cinta pada bahasa Jawa. Akibatnya, para siswa kurang memiliki kebanggaan ber­ bahasa Jawa. Akibatnya pula, mereka tidak me­


opini miliki nilai penghormatan dan kesantunan ter­ hadap para gurunya. Beberapa Pandangan Kembali ke soal Pemprov Jateng yang ber­ encana menyusun Perda Bahasa Jawa. Usulan publik agar pemerintah daerah menyusun pera­ turan daerah yang dapat melindungi keberlang­ sungan bahasa Jawa sudah sering dilontarkan. Paling tidak, melalui Kongres Bahasa Jawa III di Yogyakarta (tahun 2001) dan Kongres Bahasa Jawa IV di Semarang (tahun 2006), ide penyusu­ nan Perda Bahasa Jawa telah dimunculkan. Ten­ tu saja, ada pro-kontra terhadap ide tersebut. Penulis tidak ingin terjebak pada situasi pro-kontra. Melalui tulisan ini, penulis ingin menyampaikan beberapa pandangan. Pertama­, Pemprov Jateng—juga Pemprov DIY dan Ja­ tim—tidak sekadar memiliki langkah penyu­ sunan Perda Bahasa Jawa semata. Lebih dari itu, pihak pemerintah daerah harus menyusun langkah-langkah yang konstruktif. Misalnya, melakukan penyediaan bahan bacaan berba­ hasa Jawa untuk para siswa dan guru di per­ pustakaan sekolah. Di samping itu, pemerintah daerah perlu men­danai penerbitan bacaan-bacaan berupa ge­ guritan, macapat, cerita cekak, naskah drama,­ hingga novel berbahasa Jawa, selain juga mem­ berikan penghargaan bagi para penulis sastra Jawa. Meminjam pepatah, hidup sastra Jawa dan para penggiatnya saat ini bagaikan hidup segan mati tak mau. Mereka seolah tergusur oleh kondisi, dan memilih menulis karya sastra­ dalam bahasa Indonesia. Kedua, pihak Pemprov Jateng—juga Pem­ prov DIY dan Jatim—dapat menyosialisasikan dan mendorong masyarakat penutur bahasa Ja­wa untuk kembali gemar berbahasa Jawa. Dalam hal ini, peran kedua orangtua dikatakan­ penting. Melalui kedua orangtua, anak-anak akan belajar menggunakan bahasa Jawa secara baik dan santun. Dengan begitu, anak-anak ju­ ga akan belajar tentang kesantunan berbahasa dan sikap menghormati orangtuanya. Di balik penggunaan bahasa Jawa (atau ba­ hasa lokal lainnya), tersimpan nilai-nilai luhur, seperti kesantunan dan penghormatan. Misal­ nya, penggunaan kata makan dalam bahasa Ja­ wa ada beberapa varian, seperti mangan, dahar, dan nedho. Jika berdialog dengan orang yang lebih tua, kata dahar dianggap lebih sopan dan tepat. Sebaliknya, jika berdialog dengan orang

istimewa

yang sebaya atau anak-anak, kata mangan atau nedho dianggap lebih tepat. Akhirnya, kita ikat sebuah kesimpulan: bah­ wa berbahasa Jawa tidak sekadar sebagai pros­ es komunikasi, tetapi juga proses transfer nilainilai dan kearifan lokal, seperti kesantunan,­ peng­hormatan, dan kebanggaan. Untuk itu, Pem­prov Jateng tidak cukup menyusun Perda­ Ba­hasa Jawa yang mungkin biayanya tidak se­ dikit. Alangkah bijaknya jika Pemprov Jateng me­ ngimbanginya dengan langkah-langkah yang telah diusulkan di atas. Mudah-mudahan.

Sudaryanto, S.Pd mahasiswa S2 Linguistik Terapan UNY

P e wa ra D i n a m i ka a GUSTUS 2012

33


opini Bung Hatta dan Keterampilan Menulis Mahasiswa O l e h H E N D RA S U G I A N T OR O

M

ohammad Hatta atau kerap di­ panggil Bung Hatta adalah wakil presiden pertama Republik Indo­ nesia. Hampir menjadi pengeta­ huan umum, tulisan pertama Bung Hatta ber­ judul “Namaku Hindania!”. Tulisan itu dimuat di majalah Jong Sumatera sekitar tahun 1920. Beberapa catatan sejarah menyebut demikian, meskipun tidak menutup kemungkinan untuk ditelusuri lebih lanjut. Banyak tulisan-tulisan yang telah digoreskan Bung Hatta. Ketika kuliah di negeri Belanda, Bung Hat­ ta memasuki organisasi Indische Vereeniging— yang kemudian berubah nama menjadi Indone­ sische Vereeniging, lalu berubah lagi namanya menjadi Perhimpunan Indonesia. Dalam organi­ sasi itu, Bung Hatta menumpahkan pemikiranpemikirannya. Tulisan berjudul “De Economische Positie van den Indonesischen Grondverhuurder” (“Kedudukan Ekonomi Para Penyewa Tanah Orang Indonesia”) dan “Eenige Aantekeningen

Tulisan berjudul “De Economische Positie van den Indonesischen Grondverhuurder” (“Kedudukan Ekonomi Para Penyewa Tanah Orang Indonesia”) dan “Eenige Aantekeningen Betreffende de Grondhuur-ordonnantie in Indonesi” (“Beberapa Catatan tentang Ordonansi Penyewaan Tanah di Indonesia”) dikatakan Bung Hatta merupakan dua tulisan ilmiah pertamanya yang dipublikasikan di Hindia Poetra. 34

P ewa r a Din a mik a a GUSTUS 2 0 1 2

Be­treffende de Grondhuur-ordonnantie in Indone­ si” (“Beberapa Catatan tentang Ordonansi Pe­ nyewaan Tanah di Indonesia”) dikatakan Bung Hatta merupakan dua tulisan ilmiah pertaman­ ya yang dipublikasikan di Hindia Poetra. Beri­ kut pengakuan Bung Hatta, “Itulah permulaan aku membuat tulisan ilmiah, tulisanku pertama dalam Hindia Poetra. Sekalipun pengetahuanku belum banyak tentang ekonomi, aku berusaha­ sedapat-dapatnya buah tanganku berdasarkan ilmiah.” Dilihat dari penuturan Bung Hatta, beliau memang berjuang serius menyelesaikan dua tulisan di atas. Topik penyewaan tanah yang di­ ambil Bung Hatta memang sedang menjadi isu hangat di Hindia Belanda (sebelum bernama In­ donesia) ketika itu. Bung Hatta berkata, “Lama juga waktu yang kupergunakan untuk menga­ rang dua karangan (itu). Kalau aku tak salah, kira-kira enam bulan. Sambil belajar aku me­ nga­rang dan sedapat-dapatnya membaca pula buku yang dapat aku pergunakan sebagai ba­ han atau dasar.” Enam bulan, kata Bung Hatta, untuk menye­ lesaikan dua tulisan di atas. Bung Hatta me­ mang membuat dua tulisan itu tak main-main. Banyak buku yang digunakan sebagai rujukan, salah satunya buku karya E von Bohm Bawerk berjudul Kapital und Kapitalzins (Modal dan Bun­ ga Modal). Dengan menulis disertai membaca berbagai literatur, Bung Hatta belajar banyak hal. Dua tulisan itu menjadi spirit Bung Hat­ ta menghasilkan tulisan lebih lanjut. “Lambat laun itu menjadi kebiasaanku. Aku memperoleh dasar ilmiah bagi buah tanganku dan penge­ tahuanku bertambah dalam dan luas,” tutur Bung Hatta. Dari paparan tentang Bung Hatta di atas, ki­ta bisa mengkaitkannya dengan keharusan bagi mahasiswa mempublikasikan makalah di jurnal ilmiah sebagai syarat kelulusan setelah Agustus 2012. Ketentuan yang dikeluarkan Di­ rektorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Dirjen Dik­ ti) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan le­ wat suratnya Nomor 152/E/T/2012 tertanggal 27 Januari 2012 itu masih memunculkan pole­ mik hingga kini. Terlepas dari pro dan kontra


opini

terkait kebijakan tersebut, menulis ilmiah dan publikasi sebagai bagian dari tradisi intelektu­ al sebenarnya memang perlu dilakukan. Tradisi tersebut perlu dimiliki oleh seluruh akademisi yang berada di perguruan tinggi. Karya ilmi­ ah, kata Prof. Dr. T. Jacob (2001), adalah anak otak seorang akademikus. Menulis sebagai ba­ gian dari komunikasi ilmiah perlu digalakkan untuk memajukan dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan. Tidak sekadar tuntutan kelulusan, menulis ilmiah merupakan bagian dari pertanggung­ jawaban akademik. Segala ilmu, wawasan, dan pengetahuan yang diperoleh mahasiswa di per­ guruan tinggi tentu perlu disebarluaskan bagi kemajuan masyarakat. Lewat menulis ilmiah­, dialektika keilmuan dimungkinkan terjadi. Ma­ ka, mahasiswa perlu membangun kesadaran untuk menempa dan melatih dirinya agar me­ miliki kemampuan menulis ilmiah. Sebagaima­ na dilakukan Bung Hatta, menulis ilmiah ada­ lah sebentuk perjuangan tersendiri. Dalam hal ini, keterampilan menulis ilmiah­ selayaknya dimiliki oleh mahasiswa. Mahasiswa harus tertantang untuk memiliki keterampilan

tersebut bagi pengembangan keilmuannya. Di sisi lain, pihak universitas, terutama pihak ju­ rusan atau fakultas, juga bertanggung jawab mengasah keterampilan menulis mahasiswa. Keterampilan menulis sebagai bagian dari ket­ erampilan berbahasa memang telah dilakukan sejak jenjang pendidikan dasar. Namun, kete­ rampilan menulis bagi mahasiswa, ujar Eti Nur­hayati (2011), bukanlah urusan sederhana menuliskan bahasa ke dalam lambang tulisan seperti anak-anak pada awal masa belajar. Keterampilan menulis bagi mahasiswa perlu­ diasah dan dilatih secara berkesinambungan. Hal ini juga mengingat banyaknya opini yang mengatakan bahwa tradisi menulis di kalangan mahasiswa masih relatif rendah. Mahasiswa perlu terus-menerus diberi inspirasi, motiva­ si, dan apresiasi dalam menulis ilmiah. Bahkan,­ ruang-ruang publikasi yang diterbitkan oleh perguruan tinggi untuk mahasiswanya perlu diperbanyak. Nulla dies sine linea.

HENDRA SUGIANTORO mahasiswa Bimbingan dan Konseling FKIP Universitas PGRI

P e wa ra D i n a m i ka a GUSTUS 2012

35


resensi media Urgensi Pendidikan Karakter O l e h R in a Navi Uta mi Kebanyakan buku yang bertemakan­ pendidikan karakter selalu menekankan keyword kebiasaan (habit), teladan, dan character building. Barnawi dan M. Ari­ fin mampu menyajikan lebih dari seke­ dar kulit pembahasan pendidikan ihw­ al karakter. Kebijakan dan grand design pemerintah tentang pendidikan karak­ ter di Indonesia dimunculkan penulis da­lam buku ini. Menyikapi kebijakan tersebut, penulis melengkapi buku ini dengan strategi dan aplikasinya dalam pembelajaran pendidikan karakter. Stra­ tegi dan Kebijakan Pembelajaran Pendi­ dikan Karakter kiranya memang­sangat tepat disematkan untuk buku ini. Bukan kali pertamanya pemikiranpemikiran penulis buku ini dituangkan ke dalam sebuah tulisan. Selain sering dimuat di berbagai surat kabar seperti­ Kompas, Suara Merdeka, Gerbang, Rin­ dang, dan Media Pembinaan, Barnawi ju­ ga pernah menjadi pemakalah dalam Indonesian’s Teacher Conference dan In­ ternational Conference on Lesson Study. Kejuaraan lomba menulis bagi guru yang diselenggarakan harian Kedaulat­ Strategi & Kebijakan Pembelajaran Pendidikan Karakter Penulis: Barnawi dan M. Arifin • Penerbit: Ar-Ruzz Media, 2012 • Tebal: 108 halaman

an Rakyat juga pernah diraihnya. Se­ dangkan M. Arifin – partner menulis Barnawi dalam buku ini – masih aktif di berbagai kegiatan keorganisasian, salah satunya adalah sebagai kepala bi­ dang advokasi, kajian, dan propaganda Ikatan Mahasiswa Keguruan dan Ilmu Pendidikan Seluruh Indonesia (IMAKIP­ SI) 2010 s.d. 2012. Buku terbitan Ar Ruzz Media ini terbi­ lang cukup kecil dan tipis. Buku ringkas namun berisi ini kiranya sangat cocok untuk dipelajari seseorang yang sering mengantuk terlebih dahulu saat hen­ dak membaca buku-buku tebal. Kenda­ tipun demikian, buku setebal 108 hala­ 36

P ewa r a Din a mik a a GUSTUS 2 0 1 2

man ini mengandung nilai dan manfaat yang tak sebanding dengan ukurannya. Pengkajian mengenai pendidikan karak­ ter dapat disimak dalam buku ini. Pema­ paran penulis pun menggunakan baha­ sa lugas yang mencakup ranah teoritis dan praktis. Kajian teoritis dalam buku ini berupa urgensi pendidikan karakter, hakikat pendidikan karakter, prinsip pendidikan karakter yang efektif, serta kebijakan dan grand design pendidikan­ karakter di Indonesia. Pada kajian praktis, penulis mema­ parkan pengaplikasian pendidikan ka­ rakter di sekolah. Hal tersebut men­ cakup strategi dalam pembelajaran pen­didikan karakter, kedudukan dan si­ fat guru, serta contoh silabus dan RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran)­. Tentunya, silabus dan RPP ini yang su­ dah mengandung muatan pendidikan­ karakter. Penulis menyadari penting­ nya teori manajemen yang mengajar­ kan bahwa setiap kegiatan apabila di­ren­ca­na­kan dengan baik, akan mem­ bawa hasil yang baik pula. Satu analo­ gi dengan pembelajaran yang bermua­ tan pendidikan karakter, apabila telah terencana dengan baik, hasilnya cende­ rung lebih optimal.

Diawali dengan mengedepankan ur­gensi pendidikan karakter, penulis menyajikan fakta-fakta kemerosotan pendidikan karakter bangsa ini yang se­ makin memburuk. Hal ini diduga kare­ na berbagai faktor, diantaranya adalah rendanya pemahaman filosofi teknolo­ gi. Dalam buku ini, penulis mengutip pernyataan dari Setiawan Dani (dalam Kompas, 29 September) bahwa teknolo­ gi dapat menjadi media penghancur umat manusia setidaknya karena tiga hal. Pertama, teknologi cenderung me­ mudahkan. Hal ini cenderung menjebak seseorang menjadi sosok yang manja, tidak menghargai proses, dan hanya ­ingin yang serba instan. Kedua, teknolo­ gi bisa mendekatkan yang jauh, namun juga bisa menjauhkan yang dekat. Sese­ orang yang sangat intens dalam peng­ gunaan teknologi dan hanya berkutat pada teknologi tanpa mengindahkan lingkungan sosial disekitarnya bisa jadi akan merasa asing di lingkungan seki­ tarnya tersebut. Ketiga, teknologi bisa memicu perilaku konsumtif pada peng­ gunanya. Lebih dari ketiga hal tersebut, penyalahgunaan dalam pemanfaatan teknologi kiranya juga terus menjadi momok tersendiri di kalangan remaja. Video asusila dan kekerasan remaja kian meresahkan keberadaannya. Teknologi seolah menjajah karakter anak bangsa dengan sangat halus dan yang terjajah tidak begitu merasa bahwa penjajahan sedang berlangsung. Mengapa perlu adanya pendidikan­ karakter? Bukankah sudah ada pen­di­ dik­­an agama dan pendidikan Pancasila yang keduanya juga mengajar­kan mor­ al, etika, dan baik buruknya­sesuatu? Per­ tanyaan-pertanyaan semacam itu ka­dang kala muncul untuk mengoposi­ sikan kebijakan pendidikan­karakter. Namun, lagi-lagi penulis mampu me­

Rina Navi Utami mahasiswa Universitas Muhammadiyah Purworejo


bina rohani Manusia dalam Dimensi Waktu dan Dimensi Ada O l e h Anwa r Ef e ndi Sebagai makhluk yang berakal, manu­ sia memiliki kemampuan membedakan yang baik dan buruk. Kemampuan itu­ lah yang menyebabkan manusia ber­ beda dengan makhluk lainnya, seper­ ti binatang atau tumbuh-tumbuhan. Potensi akal memungkinkan manusia memiliki daya berpikir (al-quwayah alna­tiqah) sehingga mampu memaha­ mi berbagai macam pengertian untuk menguasai ilmu pengetahuan. Melalui­ daya berpikir manusia dapat menjatuh­ kan pilihan dan melakukan tindakan sesuai dengan pilihannya. Dalam kon­ teks ini, kemampuan melakukan pilihan hanya dimiliki oleh manusia. Pada akhirnya, manusia melakukan tindakan sesuai dengan pilihan-pilihan tersebut. Pilihan-pilihan yang ditetap­ kan manusia berujung pada tujuan hi­ dup yang hakiki, yakni kebahagiaan se­jati dan kematian yang sempurna. Tujuan tersebut menegaskan bahwa ke­ hidupan manusia pada hakikatnya be­ rada dalam dimensi keduniawian dan dimensi keakheratan (Sukardi, 2005). Perjalanan kehidupan manusia di du­ nia diakhiri dengan peristiwa kema­ tian dan kematian merupakan awal­kehidupan yang abadi. Peristiwa kema­tian menggambarkan bahwa ke­ hidupan manusia pada dasarnya bera­ da dalam tegangan dua dimensi, yak­ ni dimensi kesementaraan dan dimensi­ keaba­dian. Nugroho (2011) menyatakan bahwa tegangan itu menegaskan dua eksistensi manusia, yakni eksistensi ‘dalam waktu’ dan eksistensi ‘di luar waktu’. Eksistensi manusia dalam wak­ tu disebut hidup dan eksistensi manu­ sia di luar waktu disebut ada. Dalam di­ mensi hidup horizon imajinasi manusia adalah kefanaan (mati). Sementara itu, dalam dimensi ada horizon imajinasi manusia adalah keabadian. Merujuk pandangan Kierkegaard, Nu­ gro­ ho (2011) menegaskan bahwa ke­te­gang­an antara dimensi waktu dan dimensi ada menimbulkan konsekuensi

grandmall10.wordpress.com

terhadap perilaku manusia. Eksistensi dalam dimensi waktu mendorong ma­ nusia berkembang biak agar spesiesnya­ bertahan dan tumbuh kuat untuk me­ nafkahi hidupnya beserta anak ketu­ runan, untuk meraih kemuliaan dan ke­ja­ya­an. Pada sisi lain, eksistensi da­ lam dimensi ada mendorong manusia­ bergerak ke arah sebaliknya. Upaya me­ ngen­dalikan nafsu, sabar, dan selalu­ siap mengampuni adalah beberapa si­ kap yang dipupuk oleh eksistensi diri yang menyadari adanya dimensi keaba­ dian. Jika dicermati, tampak ada relevansi antara tujuan hakiki hidup dan dua di­ mensi yang ada dalam diri manusia. Ek­ sistensi manusia dalam dimensi waktu dapat disejajarkan dengan tujuan ma­ nusia dalam mencapai kebahagiaan sejati. Selanjutnya, eksistensi manusia dalam dimensi ada dapat disejajarkan dengan tujuan manusia dalam rangka menggapai kematian yang sempurna. Dalam pandangan Stephen Covey, penghayatan terhadap dimensi waktu­

dan dimensi ada akan melahirkan kat­ egori manusia proaktif dan manusia efektif. Manusia proaktif adalah manu­ sia yang peduli pada apa yang dipikir­ kan para pelayat ketika dirinya sudah terbujur sebagai jenazah. Selanjutnya, manusia efektif adalah manusia yang peduli pada kenangan yang akan tum­ buh dalam hati dan pikiran banyak orang ketika dirinya sudah tidak hidup lagi. Muara kategori manusia proak­ tif dan manusia efektif adalah manu­ sia yang memiliki karakter otentik, se­ bagaimana dalil yang diungkapkan Heidegger. Manusia otentik adalah manu­sia yang memiliki ketetapan dan keteguhan hati menghadapi kematian. Ketetapan dan keteguhan hati terhadap kematian tersebut merujuk pada ada­ gium bahwa manusia adalah “Sein-zumTode”, manusia “Ada ke arah Maut” (Nu­ groho, 2011).

Anwar Efendi Kahumas UNY

P e wa ra D i n a m i ka a GUSTUS 2012

37


cerpen

Gadis Kemenangan O l e h L atif Pung k a sni a r Siang ini aku kembali berberdebat denganmu, wanita. Berde­ bat denganmu selalu membuatku geleng-geleng kepala, kau selalu dengan keras kepalamu, mendebat dan selalu tidak mau kalah. Kau mengumpulkan semua argumen untuk mengalahkan semua ucapanku, lalu seperti biasa kita akhi­ ri perbincangan kita dengan satu kalimat terakhir dariku Sudahlah, kau memang wanita yang dilahirkan hanya un­ tuk kemenangan. Kau memang selalu menang wanita, di mana saja, ka­ pan saja, dan untuk apa saja. Keras kepalamu melebihi ba­ tu. Bahkan kau pernah berkata padaku bahwa keadaan apa saja tidak akan pernah membuatmu kalah. “Begitupun dengan kematian?” tanyaku “Iya!” jawabmu lantang. “Bukankah kematian adalah akhir dari segala egomu?” “Kau pikir?” “Iya, karena saat itu kau berhenti bernafas dan menja­ di beku, kedinginan. Kau tidak akan pernah mendebat lagi.­ Apakah kau hendak mendebat malaikat maut? Mendebat Tu­ han?!” “Aku tak akan mati.” “Sekarang kau sedang berargumen, ingin mematahkan analisisku tentang kematian. Kau akan mati dan sudah. Be­ rakhirlah semua tentangmu, tentang suaramu yang lantang itu. Kau akan bisu dalam kematian.” “Lalu ini?” ucapmu seraya melemparkan draf novelmu yang nyaris selesai. “Kau lupa jika aku sekarang menulis?” kau berkata penuh kemenangan. “Tapi tetap saja kau akan mati.” “Aku akan tetap hidup, di dalam hati para pembacaku, pun jika aku mati lebih dulu darimu, aku yakin aku akan tetap hidup dalam hatimu, bukan begitu sayang?” ucapmu sam­ bil merangkulku manja. Lalu seperti biasa kita akhiri perde­ batan kecil kita dengan kata-kata menyerah kalahku. Sudahlah, kau memang wanita yang dilahirkan hanya un­ tuk kemenangan. Ada dua hal yang kutahu tak pernah kau debat dariku. Soal anak kita, dan soal kebutuhanku. Kau selalu menurut tatkala anak kita bangun di tengah malam dan merengek ke­ hausan dan aku memintamu untuk menyusuinya. Kau pas­ ti menurut. Atau jika aku pulang larut lalu ingin meminum kopi buatanmu, kau pasti selalu menyediakannya untukku. Kau memang wanitaku yang teramat penurut untuk hal-hal seperti itu. Namun aku sudah tidak heran saat berdebat de­ nganmu tentang semua hal terkecuali dua hal itu, kau berba­ lik sangat beringas. Selalu menuntut kemenangan, dan ter­ tawa renyah saat aku mengaku kalah. Kau memang wanita malaikat dan iblis, menyatu jadi wanita yang hitam putih. 38

P ewa r a Din a mik a a GUSTUS 2 0 1 2

Tapi bagaimanpun kau, aku adalah ayah dari anak-anakmu dan kita pernah berjanji, akan bersama sampai maut. Pernah suatu kali aku bertanya padamu tentang perihal ketakmau-kalahanmu itu. Kau hanya menjawab dengan ren­ yah, “Aku tak mau kalah denganmu, itu saja.” Kau pasti menyudahinya dengan jawaban yang sama se­ tiap aku bertanya itu. Setiap kali. Kau membuatku kehilangan selera untuk bertanya lagi kepadamu. Akan tetapi lain kali pasti aku akan bertanya lagi tentang hal yang sama. Meski­ pun jawaban yang kudapatkan tetap itu-itu saja. Bibirmu lebar sayang, dan aku tahu dari ibuku itu tanda orang yang banyak cakap. Sepertimu. *** Aku belum terlalu kuat untuk bercerita denganmu, suami­ ku. Belum. Ada sebuah luka yang sangat menyayat di masa laluku. Luka yang telah menjadi borok dan kubiarkan enyah ke dalam bagian ingatan yang paling dalam. Aku malas un­ tuk menceritakan luka yang aku miliki ini untukmu. Dulu, dulu sekali saat aku masih mempunyai keluarga. Kami hidup kurang berkecukupan. Hidup berempat, sesuai dengan anjuran pemerintah. Tetapi tetap saja tak cukup un­ tuk hidup sedikit mewah, jadilah kami berempat hidup den­ gan sangat sederhana. Kami berempat, dua orang tua dan satu kakak laki-laki. Kakak laki-lakiku adalah anak emas di keluarga ini. Meskipun hidup kami sederhana, tetapi segala hal yang diinginkan kakakku pasti diusahakan sepenuhnya oleh ayah dan ibuku. Sedangkan aku tak lebih dari anak yang kelahirannya diharapkan setengah-setangah. Segala sesuatu yang aku inginkan selalu setengah hati pula. Jelas aku mera­ sa cemburu, dan jangan mengangap remeh masalah kecem­ buruan anak kecil. Karena kecemburuan adalah kejahatan anak Adam yang paling purba! “Ibu, dia memakai sandalku,” rengek kakakku, sambil me­ nunjuk ke arahku. “Heh! Kenapa kau pakai sandal milik kakakmu?” Ibuku tak hanya bertanya tapi juga menghardik. “Cepat lepas!” Aku melepaskan sandal milik kakakku, aku diam tak membela diri. Aku memakai sendal itu karena aku memang sudah tak punya sandal. Sandal satu-satunya yang aku punya sudah putus kemarin. Sekarang aku telanjang kaki lagi­. Ka­ kakku menghampiriku dan memukul kepalaku cukup keras, aku menangis meraung-raung, ditinggalkan kakak dan ibuku. Suaraku habis, lelah. Berhenti menangis. Bahkan suatu ketika saat aku kelas dua SMP dan kakakku kelas satu SMA. Kakakku datang bersamaan dengan datangn­ ya dini hari. Menyikap pakaianku, berusaha menyetubuhiku. Ingin merasakan wanita, katanya. Aku meronta sejadi-jadi­ nya berusaha berteriak tapi mulutku disumpal tangannya.


cerpen

g

.or

dia

ime

wik

Tak perlu waktu lama lelaki yang sedang terasuki setan pa­ ling bejat itu berhasil menggagahiku! Setelah selesai dia men­ campakkan aku begitu saja. Aku menangis. Menangis paling tangis. Semua berakhir pada kata diam, dan semua berulang pada isak dan tangis. Sampai suatu waktu aku paham aku selalu dikalahkan ka­ rena aku anak gadis. Bagi kedua orang tuaku aku hanya be­ ban. Lagipula wajahku tidak begitu cantik untuk mengun­ dang lamaran pemuda-pemuda kaya. Setahuku aku menyesal pada waktu itu, karena aku dilahirkan sebagai wanita. Tapi itu tidak berlangsung lama. Selepas aku tamat SMA Terbuka, aku pergi dari rumah orang tuaku. Aku benar-be­ nar pergi, dan tidak berencana untuk kembali. Sampai pada saatnya aku bertemu denganmu, berkata kalau semua kelu­ argaku telah mati. Kita menikah, dikaruniai anak, hidup ba­

hagia denganmu dan aku akan tetap berkata padamu bahwa ketiga anggota keluargaku telah mati, sampai kapan pun. Cukup masa laluku ini untukku saja. Bukan untukmu apal­ agi untuk buah hati kita. Biarkan saja aku saja yang mener­ ima pahit. Aku hanya ingin kau tak menyepelekan wanita, suamiku. Jangan pernah menyepelekannya. Aku suka mende­ batmu, karena aku suka kata-kata terakhirmu jika kau kalah dalam perdebatan yang kita lakukan. Aku tersanjung bak ra­ tu yang titahnya selalu dituruti dan yang terpenting aku se­ lalu punya alasan kenapa aku melakukan hal-hal itu. Alasan selalu ingin menang adalah karena aku selalu kalah...

Latif Pungkasniar mahasiswa Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia, FBS, UNY

P e wa ra D i n a m i ka a GUSTUS 2012

39


puisi•geguritan•tembang Puisi-Puisi Zainal Arifin

Kita bahkan pernah saling bertukar Tanpa kau sadari fikirmu sekarang adalah maksudku dahulu Dan kita lihat ranting yang mengepak tertiup api Api lebam yang lama tenggelam Dan senyumanmulah yang menghanguskan rinduku sekejap.

Sajak di Malam yang Panjang malam ini sungguh panjang bukan sepanjang bintang merentangkan keangkuhan atau bulan yang mencibirkan redupnya. Kita pernah saling merangkul Saat dingin makin menggigil Kau seduh aroma badanku Yang makin bercampur dengan peluhmu. Kita pernah saling menatap Bahkan mata kita hampir keluar Dari sempitnya jarak tertutup gelap Tak menutup jemari kita untuk terus meraba Terus mencari tempat membalikkan telapak yang kuyup.

Kita sendirilah yang membuat malam ini panjang. Meski timur telah berkobar Ternak menggelepar Kita tetap menikmati malam Malam yang kita anggap malam Malam yang siang Malam yang terang Malam yang benar-benar benderang tanpa mereka Bulan, bintang, meteor, komet, atau asteroid sekalipun. Kita yang membuat malam ini gelap. Juga kita yang membuat malam ini terlampau terang. Karena sudah lama kita tak menikmati waktu yang dianggap malam.

Zainal Arifin mahasiswa Pendidikan Seni Kerajian, FBS

pojok gel it ik BERJAMAAH Umarmoyo: Di, teman-teman kita tu lucu bin ngaco. Umarmadi: Lucu gimana? Ngaco gimana?

istimewa

40

P ewa r a Din a mik a a GUSTUS 2 0 1 2

Umarmoyo: Ceritanya, mereka kan sholat berjamaah. Yang 1 jadi imamnya, yang 4 makmum. Umarmadi: Ya. Terus? Umarmoyo: E ... ndilalah. Lagi berdiri pada rokaat kedua, si Imam kentut. Umarmadi: O ya? Imamnya batal dong! Terus? Umarmoyo: Lha kok si Makmum 1 bisik-bisik ke sebelahnya ‘Imamnya kentut’. Umarmadi: Lho, si Makmum 1 batal dong! Terus? Umarmoyo: E ... si Makmum 2 bisikbisik jawab ‘lagi sholat, cuma ada orang kentut kok dikomentari, batal itu!’

Umarmadi: Lho, si Makmum 2 juga batal dong! Terus? Umarmoyo: Dengar teman-teman sebelahnya pada ngomong, si Makmum 3 sambil bersungut-sungut bilang ‘lagi sholat kok pada ngomong, batal semua itu!’ Umarmadi: Weladalah, si Makmum 3 jelas-jelas juga batal dong! Terus? Umarmoyo: Tahu semua temannya batal, si Makmum 4 sambil berbangga hati bilang ‘mosok orang sholat sebanyak ini kok cuma aku yang tidak batal’. Umarmadi : ......................??? ema r '12


l en

sa

RITUAL PENGIBARAN MERAH PUTIH 17 Agustus memang identik dengan pengibaran Merah Putih. Namun bukan berarti tradisi ini menjadi ritual yang tak butuh persiapan. Di UNY dan juga di tempat-tempat lain, ritual persiapan upacara 17 Agustus tetap dihelai secara serius. Bukan sekadar ritual belaka, lebih dari itu, ritual ini menjadi simbol betapa pengibaran Merah Putih tidak semudah yang dipikirkan. Ritual ini juga melambangkan masa lalu republik ini, yang susah payah dan melalui perjuangan panjang mampu mengibarkan Merah Putih. Selamat Hari Kemerdekaan RI. Sekali Merdeka Tetap Merdeka! teks : Sismono La Ode • Fotografer: HERI PURWANTO


dgreetings.com

Segenap redaksi Pewara Dinamika mengucapkan:

Selamat Idul Fitri 2012 / 1433 H

universitas negeri Yogyakarta Jl. Colombo No. 1 Yogyakarta 55281 Telp. 0274-586168 www.uny.ac.id


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.