opini
UNIVERSITAS DALAM PARADIGMA BARU O l e h S udaryanto, S ,Pd .
S
kalam/pewara
etiap ayunan langkah kita pasti ada nilai filosofinya. Demikian pula ayunan langkah universitas. Sejatinya, nilai fi losofi terkandung dalam bangunan sinergi antara keunggulan ilmu pengetahuan dan nilai-nilai kemanusiaan. Di ambang jendela globalisasi, sesungguhnya gerak universitas terayun secara mantap dan konsisten. Namun, pelbagai tantangan dan hambatan di era milenium ketiga coba menghadang di tengah jalan. Kita sadari, riak gelombang zaman seolah tak putus. Jika tiang-tiang universitas tak bisa menahannya, akan terbawa arus liberalisa-
36
P ewa r a Di n a mik a a p r i l 2 0 0 9
si. Hal ini perlu disadari semua pihak, khususnya para mandarin kebijakan di gedung utama universitas. Bahwa tugas universitas tak hanya mentransfer ilmu pengetahuan dan teknologi. Lebih daripada itu, universitas diharapkan juga memiliki misi pokok, menghimpun sekaligus mentransfer nilai kepada generasi baru. Mengutip pandangan novelis dan negara wan Inggris, Benjamin Disraeli, universitas harus menjadi tempat penerangan (light), pembebasan (liberty), dan pembelajaran (learning). Seperti dituturkan anggota parlemen Inggris, Lord Sainsbury, universitas berperan sebagai agen pertumbuhan ekonomi di samping tetap memainkan perannya, mendidik kaum muda dan mentransfer ilmu-ilmunya. Pendek kata, universitas senantiasa memiliki peran ganda. Adanya peran tersebut diharapkan mampu menjawab tantangan pada era milenium ketiga ini. Dalam tataran ini bisa kita tegaskan, univer sitas harus mampu mencetak sarjana yang berilmu dan bernilai tinggi. Nilai-nilai yang perlu disemaikan pada orang-orang muda: kerja keras, hormat kepada orang lain, cinta ilmu pe ngetahuan. Persemaian nilai tersebut diharapkan mampu mendukung pembangunan karak ter bangsa (nation character building). Dengan itu, performa bangsa lebih mengemuka dengan tampilnya SDM yang cakap dalam keilmuan dan berkarakter. Lihatlah India, China, dan Korea yang perlahan namun pasti men jadi macan Asia, bahkan menjadi kompetitor Jepang dan Amerika. Ini merupakan tanda pres tasi yang berkilau bagi sesama negara Dunia Ketiga yang mulai bisa menapaki tangga suk ses negara Dunia Pertama. Kesuksesan India, China, dan Korea dipicu oleh besarnya perhatian pemerintah di sana terhadap bidang pendidikan. Untuk itulah, kita perlu juga meniti langkah-langkah mereka. Dalam tataran pendidikan tinggi, perwujudannya bisa diarahkan kepada lingkup universitas dengan satu tema: konvergensi antara nilai-ni-