resensi media
Mari Meng-uang-kan Artikel O l e h jau h a ro t u l fa rida TAHUKAH Anda berapa jumlah royalti yang diterima Mohammad Fauzil Adhim, penulis buku best sel ler Kupinang Engkau dengan Hamda lah, per tiga bulan? Jawabnya, sejumlah Rp 15 juta! Harap diingat, royalti itu baru dari satu bukunya, Kupinang Engkau dengan Ham dalah, yang sudah naik cetak lebih dari lima kali. Belum lagi kisah sukses Habiburrahman El-Shirazy, Andrea Hirata, dan J.K. Rowling. Mereka, para penulis sukses itu, sejatinya sama seperti kita: manusia biasa. Hanya saja, mereka telah mendayagunakan otak kreatifnya melalui menulis (buku). Terbukti, tulisan-tulisan mereka hingga kini laris bak kacang goreng. Alhasil, mereka pun kini tengah menangguk laba dan penghargaan. Itulah buah manis yang mereka peroleh dari aktivitas yang bernama kepenulisan. Termasuk di dalamnya, kepenulisan artikel di media massa. Buku Menguangkan Ide ini, sepertinya, saya kira, menawarkan gagasan ke arah sana. Ia memberikan semacam inspirasi bagi kita, agar kita mau melirik potensi di balik menulis, khususnya artikel di media massa. Buku ini terdiri atas lima bab, di antaranya, Pengantar (hlm. 3), Berkenalan dengan Artikel (hlm. 24), Cara dan Syarat Mengirimkan Artikel (hlm. 44), Cara Pintar Menulis Artikel (hlm. 52), serta Peluang dan Hambatan Menulis Artikel (hlm. 93). Ada dua hal yang bisa dianggap seba gai unsur kelebihan buku ini ketimbang buku-buku sejenisnya. Pertama, buku ini dikemas dengan gaya populer, des kriptif, dan sarat contoh nyata. Hal itu wajar, mengingat penulisnya telah berkecimpung lama di dunia kepenu lisan, seperti menjadi anggota Forum Lingkar Pena (FLP) Yogyakarta, serta malang-melintang di media massa lokal 44
P ewa ra Din a mik a a p r i l 2 0 1 0
Menguangkan Ide, Kaya dari Menulis Artikel Sudaryanto • Pertama, Maret 2010 • Leutika, Yogyakarta • xiii + 154 halaman
maupun nasional, dan lomba-lomba kepenulisan. Kedua, buku ini sarat dengan ungka pan/kata-kata bijak yang inspiratif, terutama dari penulis sukses, seperti Mohammad Fauzil Adhim. Ada kemungkinan, penulis buku ini sangat mengagumi penulis buku Kupinang Engkau dengan Hamdalah itu. Bagi kita, ungkapan/kata-kata bijak itu dapat menjadi alat penyemangat untuk tetap eksis menulis. Sekalipun, misalnya, artikel yang kita kirimkan ke media massa dito lak terus-menerus. Ketiga, buku ini ditulis mirip buku pan duan menulis (how to writing), sehingga kesan bahwa menulis itu sulit, dirun tuhkannya. Dalam beberapa bagian, pe-
nulis buku ini menyajikan kiat-kiat dalam menulis artikel yang pas, mu dah diikuti, serta praktis. Akhir dari setiap bagian buku ini, selalu men dorong para pembaca untuk sese gera mungkin berpraktik menulis. Di sini, penulis ingin membuktikan bahwa menulis (artikel) itu mudah, gampang. Namun, buku Menguangkan Ide ini, rasanya tak jauh dari kesempur naan sebuah karya (buku). Di bebe rapa helai halamannya, dinilai sepi dari ilustrasi/gambar yang mendu kung isi dari bagian/bab tertentu. Mestinya, penulis buku ini dapat mengikuti penulis sukses Herno wo dalam mengemas buku-buku nya, terutama genre-serial kepenu lisan, seperti Quantum Writing dan Mengikat Makna yang best seller. Terlepas dari itu, selebihnya, kita patut memberikan dua acungan jempol bagi penulis buku ini. Paling tidak, seorang dosennya, yang juga guru besar Universitas Negeri Yogyakarta (UNY), Prof. Dr. Haryadi, telah membe rikan hal itu. “Pengalaman Sudaryanto sebagai penulis artikel dan petunjuk prak tis yang disajikan akan memotivasi kha layak pembaca untuk berlatih menjadi (calon) penulis,” begitu tulisnya. Pungkasnya, buku ini dengan sisi le bih dan kurangnya, dapat mengantarkan kita pada kesadaran bahwa menulis pun bisa dijadikan sebagai topangan hidup. Baik topangan prestasi maupun ekonomi Anda. Jadi, bila Anda saat ini masih ragu-ragu atau bimbang tentang: apakah betul jadi penulis di Indonesia bisa hidup sejahtera, maka, saya katakan, buku Sudaryanto ini, ialah jawaban konkritnya! Selamat membaca!
Jauharotul Farida, S.Pd.Si. Guru SDIT Alam Nurul Islam