Pewara Dinamika Februari 2011

Page 1

VOLUME 12 • NOMOR 38 FEBRUARI 2011

ISSN 1693-1467

P E W A R A

Dinamika UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

DI BALIK SENAM JUMATAN Senam jumatan di UNY tidak hanya untuk usaha menyehatkan tubuh dan menenangkan pikiran. Senam telah menjadi ruang tegur sapa.


MARI SEKOLAH!

Pada tahun 2007, tercatat jumlah buta aksara mencapai 18,1 juta orang dan sekitar 4,35 juta diantaranya tergolong usia produktif (15-44 tahun). Sementara, yang di atas 44 tahun terdapat 13,4 juta orang. Tragisnya dari semua yang buta aksara tersebut sebanyak 70 persen adalah perempuan. Celakanya, menurut Pemerintah RI, daerah sebesar Jawa Timur menyumbang 29,02 persen, disusul Jawa Tengah, Jawa Barat, dan Sulawesi Selatan. Bagaimana dengan daerah-daerah yang masih tertinggal? Anda sudah tahu jawabannya! Lantas kita hanya diam dan terus acuh tak acuk? Sudah saatnya kita saling membantu kembali? Cara paling solutifnya adalah mengajak orang-orang di sekeliling kita untuk sekolah. Karena dengan pendidikan bangsa ini bisa tersenyum. Tentu, pendidikan untuk semua, yang tanpa memandang ras dan golongan! Mari kita bangun gerakan Ayo Sekolah kepada setiap anak bangsa. Karena, dengan Ayo Sekolah mereka dapat mengeja; dapat menulis; dan dapat membangun peradaban. Jangan biarkan “Anak Semua Bangsa” tidur tanpa masa depan. IKLAN LAYANAN INI DIPERSEMBAHKAN OLEH PEWARA DINAMIKA • TEKS: SISMONO LA ODE • FOTO: 3.BP.BLOGSPOT.COM


pena redaksi

P E WA R A

Dinamika UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

PENERBIT HUMAS Universitas Negeri Yogyakarta IJIN TERBIT SK Rektor No. 321 Tahun 1999 ISSN 1693-1467 PENANGGUNG JAWAB Prof. Dr. H. Rochmat Wahab, M.Pd., M.A. (Rektor UNY) PENGARAH Prof. Dr. Hj. Nurfina Aznam, SU., Apt. (Pembantu Rektor I) H. Sutrisna Wibawa, M.Pd. (Pembantu Rektor II) Prof. Dr. H. Herminarto Sofyan (Pembantu Rektor III) PENASEHAT Hj. Sujariyah, M.Pd. (Kepala Biro AUK) Dra. Hj. Budi Hestri Hutami (Kepala Biro AAKPSI) PEMIMPIN UMUM Lena Satlita, M.Si. PEMIMPIN PERUSAHAAN Prawoto, SE. PEMIMPIN REDAKSI Dr. Nurhadi, M.Hum. SEKRETARIS REDAKSI Dian Dwi Anisa REDAKTUR PELAKSANA Sismono La Ode, S.S. REDAKTUR Lina Nur Hidayati, M.M. Rizka, SH. Drs. Wedho Chrisnarto Tusti Handayani, A.Md. Witono Nugroho, S.I.P. Dhian Hapsari.SS. Ariska Prasetyanawati Hayati Nupus DESAIN DAN TATA LETAK Kalam Jauhari FOTOGRAFI Heri Purwanto, SIP. REPORTER Ratna Ekawati, M.A. (FIK) Nur Lailly Tri W., A.Md. (FISE) Dedy Herdito, M.M. (FMIPA) Virga Renitasari, S.S. (FBS) Noor Fitrihana, M.Eng. (FT) Norma Chussnah, S., S.Pd. (FIP) Prayoga, S.I.P. (LPM/Lemlit) Pramushinta Putri Dewanti, S.S. (PPs) SIRKULASI Kusno, S.Pd. Suwanto Sumedi Sudarman Sri Widodo Maryono ALAMAT REDAKSI Jl. Colombo No. 1 Kampus Karangmalang Universitas Negeri Yogyakarta 55281 Telp/Fax 0274 542185 E-mail: pewaradinamika@uny.ac.id Online: www.uny.ac.id

KALAM/PEWARA

KAMI harus siap-siap menghadapi suasana baru. Jika di bulan Januari 2011 kemarin, kami dihadapkan pada situasi­ ser­ba persiapan koordinasi pengerja­an­ majalah untuk tahun 2011, maka di Fe­ bru­­ari ini kami justru dihadapkan tan­ tang­an baru, yakni menjalankan amar keputusan bulan Januari kemarin. Dimana, kami redaksi bersepakat agar majalah tercinta ini dapat terbit sesuai waktunya. Ternyata bukan hal yang mudah untuk menjalankan sesuatu yang telah direncanakan. Situasi lapangan memang fluktuatif. Susah ditebak. Andai kata linear, insya Allah Pewara Dina­ mika akan terus terbit di waktu yang te­ lah di-deadline-kan. Sebenarnya, pengalaman tahun-ta­ hun sebelumnya bisa menjadi pegang­ an untuk manajemen penerbitan saat ini. Tapi apa mau dikata, perubahan ke­ pe­ngurusan redaksi, tetap saja mendapat kendala baru, yang tipenya mirip dengan tahun kemarin. Beberapa nara­ sumber yang telah kami rencanakan­ ter­nyata susah dipastikan dijadwal­wa­ wancaranya karena kesibukan mereka. Tapi itulah risiko yang harus kami hadapi. Semoga untuk edisi selanjutnya, kami telah banyak belajar. Pembaca Pewara Dinamika yang kami banggakan, untuk edisi ini kali, Februari 2011, kami menguak tradisi senam jumat pagi yang dilakukan di rektorat dan fakultas di lingkungan UNY. Tradisi­ini sudah berlangsung hingga 6 tahun ter­ akhir, tapi sejauh waktu itu, apa yang terjadi di balik senam tersebut, ba­gai­ mana kultur yang berkembang se­te­lah senam, dan bagaimana kebijakan­itu lahir belum sempat diwartakan, sehing­

ga mengundang banyak tanya. Sementara itu, untuk rubrik lainnya,­ kami tetap menampilkan tema-tema yang “humanis, religi, cendikia”. Tidak per­ca­ya, simak dan baca rubrik-rubrik tersebut. Jika tidak sesuai, pembaca bisa mengkritik kami melalui rubric surat pembaca dan jika sesuai, pembaca juga pantas menulis komentarnya di surat pembaca. Adil bukan? Untuk rubrik Tips, pengganti rubrik bunga Rampai, Alhamdulillah sudah mulai ada yang ampu, semoga untuk edisi selanjutnya bisa lancar sebagaimana dijadwalkan. Amien. Kami berharap, agar edisi ini kali­ men­da­pat sambutan hangat, tidak ha­ nya­dari pihak rektorat, tetapi juga dari pihak sivitas akademika UNY lainnya maupun pembaca di luar kampus Karangmalang. Karena, sambutan hangat tersebut adalah air bagi dahaga kami bahkan darah bagi tubuh kami. Ya, kami harus jujur soal itu. Sebagaimana kami telah tuliskan di atas, mengelola majalah bukanlah hal yang mudah. Bisa dikata, gampanggam­pang susah. Kadang kami bahagia,­ kadang pula kami terharu, dan kadang pula kami terhanyut oleh campur-aduk bahagia-terharu. Meskipun demikian, mengerjakan Pewara Dinamika adalah sebuah tanggung jawab sosial yang ha­ rus dihadapi dengan penuh tanggung ja­wab pula. Akhirnya, selamat membaca Pewara Dinamika edisi ini kali. Terima kasih atas dukungannya selama ini. Mohon ma­af jika masih ada yang kurang (baca: salah) sebagaimana edisi-edisi sebelum­ nya. Ta­ bik! 

Redaksi menerima tulisan untuk rubrik Bina Rohani (panjang tulisan 500 kata), Cerpen (1000 kata), Opini (900 ka­ta), Puisi/Geguritan/Tembang (minimal dua judul), dan Resensi Media (500 kata). Tulisan harus dilengkapi de­ngan iden­ti­tas yang jelas, nomor yang bisa dihubungi, pasfoto (khusus Opini), serta keterangan dan sampul media (khu­sus Re­sen­si Media). Kirimkan tulisan An­da me­la­lui pewaradinamika@uny.ac.id atau langsung ke kan­tor Humas UNY. Bagi yang dimuat, ho­nor dapat diambil di kantor Humas UNY.

P E WA RA D I N A M I KA F E B RUA RI 2011

1


daftar isi VOLUME 12 • NOMOR 38 FEBRUARI 2011

L A PO RA N U TA M A

Di Balik Senam Jumatan Senam jumatan di UNY tidak hanya untuk usaha menye­ hatkan tubuh dan menenangkan pikiran. Senam telah menjadi ruang tegur sapa antarsivitas akademika UNY.

26

LAODE/PEWARA

HALAMAN 6

48 OPINI

BERITA

Bahasa Politik, Politik Bahasa

MENDAMPINGI DAN BERBAGI matan Praya Tengah, Lombok­Tengah pada Januari, ia disuguhi dengan nuansa pedesaan yang penuh dengan pepohonan rindang. Ia dapat menikmati indahnya hamparan pantai...

DOKUMEN PRIBADI

RIA Arista tak pernah sekalipun mem­bayangkan akan menginjakkan ka­ki di tanah Lombok. Tiba di keca-

Berita Lainnya • Dari KNB untuk Merapi • Kunjungan dari Unnes • Isdiyono, Mahasiswa Berprestasi FIP 2011 • Robot Pemungut Bola Pingpong • Sebuah Solusi dari Mahasiswa FT

Tanggal 21 Februari 2011 silam kita peringati sebagai Hari Bahasa Ibu Internasional (International Mother Lan­ guage Day). Momentum tersebut­se­ ja­tinya tidak boleh dilewatkan... 53 BINA ROHANI 5 BUNGA RAMPAI 54 CERPEN 4 DARI PEMBACA 1 DARI REDAKSI 3 JENDELA 56 POJOK GELITIK 56 PUISI•GEGURITAN•TEMBANG 52 RESENSI MEDIA PERANCANG SAMPUL: KALAM JAUHARI

2

PEWA R A DIN A MIK A F E B R UA R I 2 0 1 1


jendela

KEJATUHAN PADA hari Jumat (11/2/2011) Wakil Presiden Mesir, Omar Suleiman, menyatakan mundur­ nya­Husni Mubarak dari kursi kepresidenan setelah­digoncang demonstrasi selama 18 hari.­ Awalnya Mubarak enggan mundur karena September tahun ini toh akan dilakukan pemilih­ an presiden. Dan ia berjanji tidak akan ikut pemilihan itu. Rakyat Mesir tidak percaya lagi. Tidak ada la­gi kompromi. Sang Presiden harus mundur. Ia sudah terlalu lama memegang kekuasaan dan sudah terlalu banyak memperkaya diri. Kejatuhan Presiden Mesir merupakan keja­ tuh­an presiden di wilayah Timur Tengah dan Afrika Utara, setelah sebelumnya rakyat­Tunisia­ meng­gulingkan presidennya, dengan­alasan yang hampir sama: terlalu lama berkuasa­dan korup, memperkaya diri. Tampaknya, penggulingan kepala pemerintahan negara-negara berbahasa Arab ini me­ rupakan efek domino yang bakal menjalar ke ne­gara-negara lain. Kini, manakala artikel ini ditulis, Libia tengah didera demonstrasi heba­t yang diperkirakan telah merenggut korban­le­ bih­dari 1000 orang akibat terjadi bentrok antara pihak yang menginginkan Khadafi mundur­ dan pihak yang mendukungnya. Negara lain juga tengah dilanda demons­ trasi serupa: Yaman, Bahrain, Jordania, Alja­za­ ir, Maroko, dan tidak menutup kemungkinan negara lain termasuk Saudi Arabia yang kini masih tenang. Indonesia pernah punya pengalaman seru­ pa pada pemerintahan Presiden Soeharto. Ti­ dak mudah bagi seorang penguasa untuk turun­ dengan elegan dari kursi kekuasaannya. Rasa­ nya terlalu sayang untuk meninggalkan kekuasaan, sebuah pencapaian yang tidak semua orang bisa meraihnya. Permasalahannya, kekuasaan itu cenderung korup, yang membuat rakyat (sebagian besar tergolong miskin) merasa diperlakukan tidak adil itu menuntutnya untuk turun. Kejatuhan semacam itu seringkali berujung pada pelarian­ ke luar negeri sebagai bentuk “deportasi” atau

pada konteks tertentu bisa berupa eksekusi terha­dap sang mantan penguasa. Kekuasaan itu tidak hanya berupa jabatan seorang presiden, perdana menteri, atau raja seperti di negara-negara Timur Tengah dan Afri­ ka Utara tersebut, tetapi bisa seperti ketua PSSI atau jabatan-jabatan lainnya. Saya tidak tahu apakah jabatan-jabatan akademik di universitas juga sejajar dengan hal itu? Pejabat yang bisa meraih posisi puncak kekuasaan tanpa mempersiapkan jalan turun dari panggung kekuasaan bisa dikatakan sebagai pejabat yang terbutakan. Seringkali riwayat­ kekuasaannya bakal dijatuhkan oleh orangorang yang awalnya mendukungnya. Orang-orang semacam ini seringkali tidak tahu atau memang tidak mau tahu kapan sebu­ ah akhir itu bakal terjadi. Tidak mudah untuk menyadarinya. Bahkan yang dulunya tampak sebagai akhir bisa berubah menjadi awal. Atau sebaliknya. Bukankah bulan Februari dalam sistem kalen­ der yang dulunya menjadi bulan terakhir­kini menjadi bulan kedua dalam rentang tahunan?­ Di bulan yang tidak mencapai jumlah 30 hari inilah penambahan 1 hari pada tahun kabisat dilakukan. Ini karena dulunya Februari adalah bulan terakhir. Seperti halnya penguasa, masa akhir terasa baru saja sebagai awal kekuasaan. Para penguasa sebaiknya belajar secara fi­lo­ sofis dari para pendaki gunung. Tidak ada seorang pun pendaki gunung yang berketetapan akan tinggal di puncak gunung. Mereka dengan sadar akan mencari jalan turun segera setelah merayakan perjuangan meraih puncak. Di puncak gunung itu, mungkin mereka akan menancapkan sebuah bendera, saling mengambil foto untuk kenangan dokumentasi, atau se­­ ke­dar minum untuk menghilangkan haus. Ke­ mu­­dian mereka akan segera turun sebelum­ cu­a­ca ekstrem menyerangnya.

Dr. NURHADI, M.Hum. Pemimpin Redaksi

P E WA RA D I N A M I KA F E B RUA RI 2011

3


dari pembaca Kirimkan kritik/komentar/tanggapan Anda mengenai Pewara Dinamika maupun persoalan di seputar kampus Universitas Negeri Yogyakarta. Kritik/komentar/tanggapan harap dilengkapi identitas yang jelas dan dapat dikirim melalui pewaradinamika@uny.ac.id atau langsung ke kantor Humas UNY.

Salut untuk Metamorfosis UNY! BELUM juga luntur kebanggaan saya ter­ hadap megahnya GOR UNY, kebanggaan-ke­ banggaan berikutnya muncul secara spo­ radis. Bagaimana tidak. Kampus yang dulu memiliki label tempat mahasiswa ndeso bernaung, kini identitas itu layak ditanggalkan secepat-cepatnya. Gedung-gedung kokoh nan megah bermunculan satu per satu. FMIPA, FIP, FBS, FT, FIK, juga FISE yang telah membelah menjadi FIS dan FE. Kini tak ada lagi gedung FIP yang kusam, tak ada lagi gedung FMIPA yang tua, tak ada lagi gedung FIK yang suram. Bangku reyot, papan tulis dengan kapur mengepul, ruang kelas yang panas. Semua itu selamat tinggal sudah. Berganti dengan gedung-gedung megah dengan nilai seni tinggi, ruangan ber-AC, white board, LCD, ruang audio visual yang lengkap dan modern, juga laptop yang ditenteng dosen dan hampir tiap mahasiswa. Tak lupa, jaringan hot spot tersedia di berbagai sudut kampus. UNY kini telah bermetamorfosis. Per­ ubahan dari IKIP ke UNY menjadikan jurusan-jurusan yang ada semakin lengkap. Tak hanya jurusan dan program studi pendidikan saja, tapi juga berba­ gai jurusan dan program studi non ke­ pen­didikan tersedia di UNY. Dengan jar­gon kampus intelektual, UNY me­ ngusung misi menjadikan mahasiswa UNY Bernurani, mandiri, dan cendikia. Kemudian untuk menyejajarkan diri de­­ngan kampus-kampus hebat dunia, UNY kini tengah go internasional. semua 4

PEWA R A DIN A MIK A F E B R UA R I 2 0 1 1

fasilitas, sarana dan prasarana, didesain untuk mendukung program UNY menjadi kampus dunia itu. Semua perubahan itu terjadi begitu cepat, secepat pergantian waktu itu sendiri. Sebagai mahasiswa UNY, saya turut bangga menyaksikan semua peru-

bahan itu. Perpustakaan dengan fasilitas serba canggih dan modern, Gedung Pascasarjana terbaru dengan fasilitas liftnya, Food Court, Hotel UNY, bahkan­ belakang­an Stadion Sepak bola dan At­ le­tik yang mewah. Maka pertanyaan be­ rikutnya adalah, masih pantaskah UNY memiliki label kampus mahasiswa nde­ so? Tentu tidak! Di tengah kebanggaan itu semua, saya juga berharap agar ku­ alitas akademik terus ditingkatkan. LINA “DHEKA” WAHYUNI mahasiswa Matematika UNY


tips tips TIPS MONEY MANAGEMENT – 1 Ol e h YOG I S WA RA DISETIAP kehidupan manusia, selalu akan ada keinginan untuk memenuhi kebutuhan pokoknya, kebutuhan memiliki rumah, mobil, dan selanjutnya aktualisasi diri. Setiap orang memiliki caranya masing-masing. Ada yang sudah menjadi karyawan, pedagang, investor, atau melakukan kombinasi di antaranya. Pertanyaannya, sudahkah an­da mengelola keuangan anda secara bijak dengan membaginya ke dalam: Tabungan, Deposito, Obligasi, Asuransi, dan Investasi? Tanpa mengurangi isi dari tips Money Management, tulisan ini langsung me­ lom­pat ke topik investasi, kenapa? Kare­ na investasi sangatlah sederhana, investasi adalah bagaimana menyimpan uang Anda supaya memberikan hasil di masa depan. Investasi mengandung resiko, sehingga Anda harus memperhi­ tungkan resiko yang mau Anda tang-

gung dengan mempertaruhkan uang yang Anda miliki untuk mencapai suatu­ tujuan investasi. Lantas, investasi apa yang dimaksud? Yaitu investasi dengan cara mengikutsertakan modal kita di dalam perusahaan yang bonafit (keikutsertaan saham). Silahkan lakukan riset jika Anda ingin berinvestasi dengan bijaksana. Tips­­nya adalah cari perusahaan

yang me­­­mi­­li­ki kriteria, sbb.: (1) te­lah­ meng­­­ukir prestasi laba; (2) produknya eksklu­sif dengan pelanggan­yang bersedia membayarnya; (3) memili­ki sebuah rencana yang sehat dan kepe­mim­ pinan yang kompeten; (4) mem­punyai per­tum­buh­an omzet dan keuntungan bersih; (5) manajemen mempunyai ke­ pe­milikan saham pribadi yang besar; (6) terdaftar sebagai salah satu perusa-

nerja Tabungan, Deposito, Obligasi, dan Investasi dengan modal Rp100.000.000 dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

haan yang likui); (7) mempunyai pinjaman dengan biaya bunga yang rendah. Dengan melihat kriteria di atas, tentunya Anda dapat berpikir dengan mudah perusahaan mana saja yang sesuai. Masa sih Anda tidak percaya dengan kemampuan bank pelat merah seperti BNI, Mandiri, BRI? Beberapa alternatif ki­

teknologi seluler atau komputer untuk memantau harga saham dengan menggunakan jaringan internet. Peluang ini cocok bagi siapa saja yang ingin memiliki kesempatan berinvestasi.

Berapa sih modal yang dibutuhkan? Sudah banyak yang menjadi nasabah sekuritas dengan modal Rp 5 juta. Beragam kalangan seperti dosen, mahasiswa, karyawan, dan pemilik usaha di berbagai kota sering memanfaatkan

YOGISWARA analis BNI Securities Yogyakarta

P E WA RA D I N A M I KA F E B RUA RI 2011

5


laporan utama

DI BALIK SENAM JUMATAN Senam jumatan di UNY tidak hanya untuk usaha menyehatkan tubuh dan menenangkan pikiran. Senam telah menjadi ruang tegur sapa antarsivitas akademika O l e h S I S M O N O L A O DE

M

eski semua sepakat bahwa se­ nam identik dengan aktivitas fi­ sik melalui serangkaian gerakan­ tubuh yang teratur dan artistik,­ tetapi orang-orang pun meyakini bahwa dunia senam bukan perkara sehat bugar semata yang menghasilkan keku­ at­­an, kecepatan, keseimbangan, kelen­ tur­­ an, agilitas, dan ketepatan. Dunia senam telah menjadi ruang publik bagi­ para pesenam. Di sinilah, orang-orang saling bertemu, mengenal, dan bercan­ da apa adanya. Bahkan jika mau jujur,­ ter­kadang senam menjadi ruang identitas instruktur maupun pesenam. Se­nam membuat mereka bisa menunjuk­kan siapa mereka sesungguhnya. Di UNY sendiri, aktivitas senam yang dihelai setiap jumat pagi membenarkan fenomena di atas. Pembantu Rektor­II UNY, Sutrisna Wibawa menegaskan bah­ wa esensi senam bukan terletak pada usa­ha menyehatkan tubuh, tetapi jus­tru senam menjadi ruang komunikasi dan silaturahmi antarsivitas akademika UNY setelah empat hari lama mereka bekerja tanpa henti. Tidak mengherankan, ketika senam dihelai, sebagian besar sivitas akademika UNY menyambut dengan senang. Mereka akhirnya bisa bertemu dalam suatu media senam dan kembali bertegur sapa.

Diawal penemuannya, senam pun di­ peruntukan untuk upacara penyembah sang Dewa Zeus. Kala itu, Gymnastics, sebutan senam, yang berarti telanjang dilakukan secara massal tanpa memakai pakaian. Adalah Frederik Jahn, bapak Gym­nastik, yang kemudian berusaha me­ngombinasikan latihan-latihan gim­ nastik dengan pertunjukan-pertunjukan patriotik. Dia juga menemukan beberapa perelatan senam, diantaranya adalah palang horizontal, palagai sejajar, kudakuda melintang, dan bak lompat. Senam pun makin semarak. Pada permulaaan abad ke-20, senam telah menjadi rencana pendidikan di sekolah-sekolah Amerika. Usaha ini berkat Dr.J.F.Williams, Dr.Dubly sorgen dan Thomas D.Wood. Di Indonesia sendiri, senam sudah dikenal­ sejak zaman penjajahan Belanda. Pada­ waktu itu namanya “Gymnastiek”. Selanjutnya, zaman Jepang senam dinama­ kan “Taiso”. Pemakaian istilah “senam” sen­diri kemungkinkan bersamaan de­ ngan pemakaian kata olahraga sebagai pengganti kata sport. Lantas, apakah senam itu? Sudah pas­ti senam punya multimakna, seper­ ti­disebut di atas. Lantas bagaimana pula­ tradisi senam jumatan di kampus biru ini? Mau tahu lebih lanjut, baca lembar­ an berikutnya di laporan ini. 


FOTO-FOTO:LA ODE/PEWARA DINAMIKAI


laporan utama Inspirasi Gerakan Senam Tak jarang gerakan tinju, taekwondo, boxing, cha cha, salsa, dan dangdut muncul dalam variasi gerakan senam. Gerakan ini tidak muncul sembarangan saja, instruktur perlu memadupadankan agar “jamaah” senam tidak kaget saat melakukan perubahan gerakan. Oleh D H I AN H APS A RI

Tampak sivitas akademika UNY melakukan senam bersama korban letusan merapi di depan GOR UNY.

S

etidaknya itu yang ditanamkan Ch. Fajar Sriwahyuniati, M.Or., pada mahasis­ wa dan instruktur senam bimbingannya untuk mengolah variasi gerakan se­nam. Gerakan apapun dapat menginspirasi­ gerakan senam, tergantung instruktur senam apakah ia dapat mengolah gerakan tertentu menjadi gerakan senam atau tidak. “Gerakan melempar bola basket sekalipun dapat diolah menjadi gerakan senam,” paparnya. Seperti gerakan senam bernama Taibo, misal­nya. Taibo terinspirasi dari gerakan tinju, boxing, dan taekwondo. “Gerakan senam juga dapat terinspirasi dari gerakan dance seperti­ salsa, dangdut, dan cha cha,” tambahnya. Semakin instruktur itu kreatif mengolah materi senam, semakin hidup suasana senam itu sen­ diri.

Variasi Gerakan Kendati variasi gerakan senam dapat berma­ cam-macam, gerakan itu tidak dapat diberikan sembarangan. Gerakan dengan irama cepat tentu tidak dapat diberikan diakhir senam, ataupun sebaliknya gerakan lambat juga tidak dapat dilakukan di bagian tengah di antara gerak­an berirama cepat. Pada dasarnya, gerakan senam itu dimulai dari pemanasan, lalu masuk ke latihan inti dan ditutup dengan pendinginan. Ge­ rakan dimulai dengan sederhana ke yang kompleks, dari yang mudah ke yang sukar, dan dari gerakan lambat ke gerakan cepat. “Masing-masing bagian memiliki gerakan yang bervariasi dan disesuaikan dengan tujuan­ senam itu sendiri.” Tujuan senam ini yang nan­ tinya berhubungan dengan jenis senam yang akan dilatihkan. “Senam diabetes melitus, mi­

FOTO-FOTO: DOKUMEN HUMAS UNY

8

PEWA R A DIN A MIK A F E B R UA R I 2 0 1 1


laporan utama

sal­nya, berbeda dengan senam lansia,” ujar Fajar memperjelas. Namun bisa juga dimungkinkan dalam senam aerobik disertakan variasi-variasi gerakan yang mengambil sedikit senam diabetes melitus ataupun gerakan senam lainnya. “Variasi gerakan itu dimasukkan agar tidak bosan dan kadang juga mengikuti pesanan peserta.” Ketiga bagian senam itu memiliki variasi ge­ rakan yang berbeda. “Bagian pemanasan di­mu­ lai dengan gerakan pelan kemudian masuk­bagian inti mulai lari dan lompat. Terakhir bagian pendinginan untuk menurunkan detak jantung yang tadinya dipompa kencang dengan gerak­ an-gerakan yang lebih cepat di bagian pema­ nasan.” Kalau instruktur yang tidak memiliki wa­wasan dan penguasaan materi , bisa jadi variasi gerakan yang diberikan berbahaya bagi pe­ serta senam itu sendiri. “Contohnya ketika sedang dalam keadaan jantung dipompa cepat,

lalu tiba-tiba gerakan yang tadi cepat langsung berhenti. Otomatis denyut jantung belum dapat menyesuaikan yang demikian itu. Orang yang punya penyakit jantung akan sulit menyesuaikan. Bisa fatal akibatnya.” Setiap pergantian antara satu bagian ke bagian lain yang ideal, menurutnya, dilakukan dengan gerakan yang tidak menggagetkan. “Per­gantiannya pelan-pelan tidak langsung ber­ ubah begitu saja, tapi perlahan-lahan. Untuk itu perlu adanya selingan antara bagian latihan inti dengan pendinginan. Selingan ini juga dimaksudkan agar peserta tidak bosan. Gerakannya dapat diambil dari campuran variasi gerak­an dangdut, cha cha, salsa, ataupun taibo.” Variasi gerakan yang diolah instruktur tentu­ harus mempertimbangkan siapa peserta­se­ nam­­­nya. “Peserta senam boleh meminta ge­rak­­ an senam sesuai dengan tujuan yang diingin­ kan,­meskipun tidak full diberikan pada­senam jumat pagi.” Menggugah Semangat Selain harus dapat mengolah variasi­gerak­ an dengan ciamik, instruktur senam juga­ha­ rus­menguasai lapangan. “Bagaimana cara­dia meng­gugah semangat peserta senam­di be­la­ kang­­nya itu penting. Kadang ada instruktur­senam yang bagus mengolah gerak­dan variasi­ gerakan senam, tapi tidak bisa mengelola la­ pang­an. Otomatis lapangan tidak hidup,” kata Fajar.

Sivitas akademika UNY membaur bersama pegawai Bank BNI dalam senam massal. Tampak kebahagian para peserta.

P E WA RA D I N A M I KA F E B RUA RI 2011

9


laporan utama

Selain mengikuti gerak senam dan alunan musik, para karyawan juga bercanda ria.

10

Instruktur senam yang dapat menggugah semangat ini biasanya disukai dan justru diminta memimpin lapangan tanpa diganti instruktur lain. “Ada fakultas tertentu yang sudah terlanjur senang dipimpin senam oleh instruktur tertentu karena dia pandai membuat meng­ hidupkan suasana mungkin dengan teriakan, mungkin dengan ajakan-ajakan agar tetap semangat.” Lebih dari itu, instruktur senam yang kreatif­ mengolah gerakan senam dan membangkitkan semangat dapat berpengaruh besar pada peserta senam. Wien Pudji Priyanto, M. Pd., contohnya. Ia tidak ragu meminta mahasiswanya mengikuti senam saban jumat pagi. “Dulu wak­tu saya masih mengampu mata pelajaran

PEWA R A DIN A MIK A F E B R UA R I 2 0 1 1

tertentu, saya menyarankan mahasiswa tari mengikuti senam jumat pagi. Tujuannya agar badan mereka bugar, tidak cepat lelah. Menarikan tari tertentu perlu stamina yang bagus.” Di samping itu, mahasiswa yang mengikuti senam jumat pagi juga dapat lebih dekat sebagai keluarga dengan dosen dan karyawan fakultas karena senam jumat pagi ini suasananya informal dan fleksibel. Kulakan Materi Senam Kreasi gerakan senam jumat pagi di UNY berganti-ganti. ”Memang setiap instruktur mempunyai variasi gerakan sendiri-sendiri. Setiap jumat gerakan itu berbeda-beda terserah instruktur mengolahnya,” jelas Endang Rini Su-


laporan utama

kamti, M.S., Ketua Program Studi Pendidikan Kepelatihan Olahraga Fakultas Ilmu Keolahragaan yang juga Wakil Ketua Persatuan Senam Indonesia Provinsi DIY. Instruktur senam harus selalu memiliki stok gerakan senam agar peserta senam tidak jenuh. Untuk itu, instruktur senam sebaiknya mengikuti ajang-ajang senam yang ada ataupun aktif dalam kegiatan di sanggar. Angkit salah satu instruktur senam UNY mengaku mendapat wawasan dan variasi gerakan senam dari berbagai acara senam dan sanggar-sanggar. “Saya mendapat beberapa variasi gerakan dari sanggar seperti Sanggar Puspita, Kartika Dewi, dan Max.” Materi gerakan senam yang didapatkan itu

dibagikan pada teman-teman sesama instruktur senam. ”Dulu ada acara kumpul instruktur se­nam. Kami membahas variasi-variasi gerakan yang akan diberikan pada jumat pagi atau setelah senam itu biasanya ada evaluasi bagaimana tadi gerakan-gerakan senam untuk karyawan dan dosen UNY. Hanya saja akhir-akhir ini jarang ada kumpul instruktur.” Materi senam tidak hanya melulu variasi gerakan, tapi juga musik, ketukan, dan masih banyak lagi lainnya. ”Materi itu ada yang tidak bisa langsung diterapkan untuk senam jumat pagi, ada evaluasi terlebih dahulu agar sesuai­ karena senam jumat pagi UNY kami berikan low impact saja,” tutup Fajar, Penanggung Jawab Materi Senam UNY. 

P E WA RA D I N A M I KA F E B RUA RI 2011

11


laporan utama Bertegur Sapa dalam Keakraban Senam pagi dicanangkan bukan tanpa adanya tujuan yang dimaksud. Tali silaturahmi antarpegawai terus terjalin erat. Tentunya dalam suasana lebih santai dibanding saat menghadapi pekerjaan. Kesehatan lahir batin pun memberi imbas pada produktivitas dan kualitas kerja. Oleh AR I SK A P RA S E T YA N AWAT I

J

am masih menunjukkan pukul tujuh kurang lima belas menit. Halaman rektorat tampak­ digunakan oleh pegawai rektorat dan bebe­ rapa murid-murid PKL untuk pemanasan kecil-kecilan sebelum melakukan senam pagi. Se­kedar menggerakkan tangan ke belakang,­ mem­bungkukkan badan, atau berjinjit dengan­ tumpuan ujung kaki untuk mengusir hawa yang dingin. Obrolan ringan tercipta sembari menunggu seorang petugas yang tengah sibuk mempersiapkan sound system sebagai pengeras suara dari musik pengiring senam pagi ini. Sesekali tampak antarpegawai saling cium pipi kiri dan cium pipi kanan sambil menyunggingkan senyum lebar dan bahkan tertawa riuh menyambut kedatangan rekannya. Sebagian lainnya hanya menjabat tangan rekannya dan saling bertukar kabar. Kegiatan senam pagi te­

lah menjadi ajang bertemu dan berkumpul para pegawai dari berbagai bagian dalam suasana santai dan menyenangkan. Selesainya senam yang memakan waktu se­ ki­tar 90 menit, para peserta senam beriring­ an menuju ke hall rektorat untuk beristirahat meregangkan otot-otot. Kue-kue seadanya dan dua dus air mineral menanti untuk dinikmati. Secara berhimpitan peserta senam yang tubuh dan bajunya sudah berpeluh keringat, duduk menikmati cemilan tersebut. Sekali lagi, ajang tegur sapa terjalin di antara mereka. Obrolan ringan seputar keluarga sampai dengan pekerjaan masing-masing menjadi bahan yang popu­ ler untuk dibincangkan dan didengarkan. “Sudah tentu saya dan rekan-rekan asyik me­ ngobrol sekarang ini karena kegiatan senam pagi suasananya lebih cair dan santai. Tubuh yang

FOTO-FOTO:DOKUMEN HYMAS UNY

12

PEWA R A DIN A MIK A F E B R UA R I 2 0 1 1


laporan utama

segar sehabis senam menambah kesenangan untuk berbagi cerita. Biasanya yang dibahas tentang rumah tangga, anak-anak, atau me­ nyampaikan koordinasi kerja,” ujar Tien Kartika Komara Dewi, staf subbag Perencanaan UNY ini. Dewi, panggilan akrabnya, yang menggemari kegiatan olahraga mengakui dengan mengikuti senam pagi ini memang menjadi alternatif menyegarkan tubuh dan pikiran. “setelah senam

rasanya tubuh segar dan efek pada pekerjaan lebih semangat dan nggak gampang ngantuk. Kalau sekali saja nggak ikut senam pagi, rasa­ nya badan saya nggak enak. Kerja susah konsentrasi dan gampang ngantuk,” tutur Dewi lagi. Selain pegawai rektorat yang terlihat bersuka cita dengan rekan-rekannya, murid-murid PKL yang juga melepas lelah setelah senam pagi­ dengan bergerombol bersama kawan-kawannya dan tertawa gembira karena menanggapi­ obrolan salah seorang rekannya. Yuli Puspita­ sari yang PKL di bagian Tata Usaha, mewakili­ kawan-kawannya mengatakan bahwa ikut se­ nam pagi atas anjuran UNY. “Di sekolah juga kan biasanya jumat pagi diisi kegiatan olahraga.­ Makanya di UNY ini saya dan teman-teman de­ ngan kesadaran ikut senam pagi untuk mencari keringat. Tapi ada juga lho Mbak yang cuma ikut-ikutan!” sergah Yuli disambut ramainya te­man-teman Yuli yang saling menunjuk dan men­colek sebagai bentuk tuduhan siapa saja yang hanya ikut-ikutan senam. “Kalau senam, badan jadi enak, segar. Apalagi kalau cuaca­nya mendung begini. Setelah senam, saya masih punya waktu luang untuk curhat dengan teman-teman. Curhat tentang sekolah, curhat tentang PKL, pokoknya cerita tentang pengalaman apa saja,” tambah siswa SMK Negeri 1 Yogyakarta ini. Imbas dari Senam Pagi Kata bijak mengatakan bahwa di dalam tu-

P E WA RA D I N A M I KA F E B RUA RI 2011

13


laporan utama

Suasana santai setelah senam berakhir. Tampak karyawan UNY asyik ngobrol atau sekadar beristirahat.

14

buh yang sehat terdapat jiwa yang kuat, men­ sana in corpore sano. Semua orang sepakat bah­wa olahraga merupakan hal yang sangat penting untuk menyehatkan tubuh. Olahraga merupakan cara untuk sehat yang paling murah dengan hasil yang mengagumkan untuk kebugaran badan. Manfaat olahraga untuk tubuh kita adalah untuk meningkatkan stamina dan energi, mencegah osteoporosis, membakar kalori, mempercepat metabolisme, mengendalikan kolesterol, mengawetkan organ-organ internal (hati, ginjal), membantu mencegah penyakit jantung, dan beragam manfaat lainnya. Selain manfaat bagi tubuh, olahraga juga mampu memberi dampak positif bagi kinerja seorang pegawai berupa kesehatan mental. Olahraga seperti senam pagi bisa membantu mengurangi stres, memperbaiki konsentrasi, meredakan depresi, meningkatkan kepuasan kerja, meningkatkan produktivitas, meningkatkan ingatan ataupun mengurangi resiko pikun. Olahraga memang bermanfaat bagi otak manusia. Olahraga dapat menaikkan daya tahan tubuh, tentunya jika dilakukan dengan tepat, karena aktivitas itu meningkatkan hormon-hor­ mon yang baik dalam otak seperti adrenalin, serotonin, dopamin, dan endorfin. Hormon­ini berperan dalam meningkatkan daya tahan tu­ buh. Olahraga akan meningkatkan jumlah oksigen dalam darah dan mempercepat alir­an darah

PEWA R A DIN A MIK A F E B R UA R I 2 0 1 1

menuju otak, sehingga daya konsen­trasi dan kreativitas meningkat. Peningkatan ter­sebut membuat seseorang mahir dalam suatu jenis aktivitas dan kepercayaan diri pun akan tumbuh. Mental lebih sehat, pikiran lebih­jernih, dan berkurangnya stress akhirnya memicu timbulnya perasaan yang bahagia. Semarak peserta yang datang mengikuti se­nam pagi ini menunjukkan betapa besarnya kepedulian para pegawai dalam upaya menghidupkan dan membangun kembali gerakan hidup sehat. Pastinya, yang menjadi nilai tambah dari kegiatan senam pagi ini adalah sisi silaturahminya cukup mengena karena kegiatan ini menjadi ajang berkumpulnya para pegawai. Sudah segar lahirnya, batin pun lebih sehat, maka pekerjaan sehari-hari di UNY menjadi le­ bih menantang dan menyenangkan. 


laporan utama 3S: Senam, Semangat, Sehat Pagi ini, Jumat terakhir di bulan Februari, mendung bergelayut di langit Yogyakarta. Sejak semalam hujan deras yang mengguyur, menyisakan jalanan basah dan udara dingin. Namun, cuaca pagi itu tidak mengubah aktivitas warga UNY. Kesibukan mulai terasa. Seperti yang terlihat di halaman rektorat dan halaman dekanat di pelbagai fakultas. Suara musik dan teriakan penyemangat dari instruktur senam mengiringi gerak tubuh para dosen, pegawai, dan mahasiswa. Ya, Jumat pagi saatnya senam pagi! Oleh AR ISK A P RA S E T YA N AWAT I

P

ukul tujuh lewat lima belas menit, di halaman rektorat telah berbaris rapi se­kitar 40 orang yang terdiri dari para pegawai UNY dan beberapa siswa PKL. Mereka bersiap melaksanakan agenda rutin senam pagi dengan didampingi seorang instruktur bernama Meirani. Meirani pun meng­ ajak peserta senam berdoa supaya kegiatan senam pagi yang memakan waktu sekitar 90

menit ini diberi kelancaran dan para pesenam mendapatkan kesehatan. Selanjutnya, alunan musik terdengar keras dan penuh hentakan. Dengan teriakan penuh semangat, Meirani mengomandani para pesenam melakukan pemanasan. Pemanasan (warming up) memakan waktu selama 15 menit dengan dominasi peregangan otot atau streching agar otot lebih lentur. Pema-

P E WA RA D I N A M I KA F E B RUA RI 2011

15


laporan utama

nasan merupakan hal yang wajib ada di setiap olahraga, tak terkecuali senam, karena olahraga melibatkan pergerakan otot, sendi dan tulang dalam intensitas yang cukup besar. Dengan melakukan pemanasan olahraga, maka darah yang kaya akan nutrisi dan oksigen akan meng­ alir ke otot sehingga siap untuk dipacu kerja le­ bih berat. Selain itu, dengan pemanasan para pesenam dapat terhindar dari cidera otot dan cidera sendi, seperti keseleo, salah urat, terki­lir, kram otot, sakit otot, dan sebagainya.

Selanjutnya memasuki tahap inti. Tahap inti pada senam pagi ini terdiri dari senam aerobik dan senam diabetes. Gerakan-gerakan pada tahap inti ini lebih dinamis dan penuh sema­ngat. Para peserta yang mayoritas menggunakan pakaian olahraga berwarna biru ini terlihat lincah dan kompak mengikuti gerakan senam Meirani. Seluruh badan bergerak. Tangan ke atas, bertepuk, melambai; kaki ke samping, ke de­ pan,­bahkan berputar; dan badan bergoyang­ meng­ikuti hentakan musik dan hitungan in­ struk­tur. Keringat pun bercucuran lalu meresap dan membasahi pakaian walaupun langit semakin mendung. Selama 1 jam penuh gerakan inti yang me­ macu kekuatan otot, tulang, jantung, paruparu, dan memperlancar peredaran darah ini dikomandani Meirani, yang sudah 2 tahun menjadi instruktur senam di UNY. Namun, lewat 45 menit kemudian, sebagian peserta senam mulai kepayahan menggerakkan tubuh karena kelelahan, sehingga kehilangan konsentrasi. Gerakan senam yang semula kompak, akhirnya terlihat juga ada yang kebingungan mengikuti gerakan instruktur. Ada pula yang menggerakkan badannya dengan santai saja. Teriakan dan tepukan tidak seriuh di awal tadi. Senam inti ini memang terus-menerus menggerakkan tubuh secara dinamis dan dengan kecepatan stabil. Tiba pada akhir sesi atau pendinginan. Alun­ an suara Anggun C. Sasmi membawakan lagu Mimpi bergema dari pengeras suara. Gerakan

FOTO-FOTO:DOKUMEN HUMAS UNY

16

PEWA R A DIN A MIK A F E B R UA R I 2 0 1 1


laporan utama

pun cenderung melambat diiringi lagu tersebut. Walaupun kelelahan, para peserta tetap tekun mengikuti gerakan pendinginan karena­pendi­ nginan penting dilakukan supaya otot-otot dan persendian kembali meregang. Perlahan, terik matahari mulai menghapus mendung.­Panas­ nya semakin membuat peserta senam berkeri­ ngat. Pendinginan dengan durasi 15 menit te­ lah selesai. Kembali Meirani mengajak peserta senam berdoa sembari menutup senam di Jumat pagi ini. Ditemui saat beristirahat setelah senam, Mei­rani mengakui senang menjadi instruktur­ senam di rektorat pagi hari ini. “Saya senang karena pesertanya semangat, lincah, kompak, tertib, dan cepat mengikuti gerakan yang saya contohkan,” aku instruktur yang tergabung dalam Klub Aerobik UNY ini. Sembari meneguk air mineral, Meirani menjelaskan pen­tingnya berolahraga terutama bagi para pekerja kantor­ an seperti di UNY. “Individu yang senang olahraga seperti senam tadi kesehatannya pasti bagus. Imbasnya ke pekerjaan akan terasa sekali. Konsentrasinya tinggi dan nggak gampang pikun. Badan juga akan terasa segar. Jadi, saya sarankan semua pegawai memiliki kesadaran untuk rajin berolahraga,” ujar Meirani kepada Pewara Dinamika.

menurut usia dan status fisik dan merupakan bagian dari pengobatan diabetes mellitus. Se­ nam aerobik yang menggabungkan beberapa gerakan-gerakan enerjik, kreatif, berirama cepat, mendasarkan gerakannya pada tumpuan kaki, loncat, dan gerakan tangan sesuai dengan fungsi senam secara umum bermanfaat untuk meningkatkan kesehatan jantung dan menjaga stamina tubuh. Senam aerobik jika dipraktikkan dengan benar ternyata bisa menurunkan tingkat depresi seseorang hingga 50%. Senam diabetes dapat menyehatkan jantung, pembuluh darah, paru-paru, otot, tulang,­dan tendo. Penjabarannya, otot jantung bertambah kuat dan bilik jantung bertambah besar, sehing­ ga denyutan kuat dan daya tampung besar; elas­tisitas pembuluh darah akan bertambah tinggi karena berkurangnya timbunan lemak dan penambahan kontraksi otot dinding pembuluh darah, sehingga memperlancar jalannya darah dan mencegah timbulnya hipertensi; elatisitas paru-paru akan bertambah, sehingga kemampuan berkembang kempis juga akan bertambah; kekuatan, kelentukan, dan daya tahan otot akan bertambah karena bertambah besar­ nya serabut otot dan meningkatnya sistem penyediaan energi di otot; penambahan aktivitas enzim pada tulang yang dapat meningkatkan kekuatan, kepadatan dan besarnya tulang, selain mencegah pengeroposan tulang; dan perlekatan tendo pada tulang akan bertambah kuat. 

Pelbagai gaya dalam senam membuat suasana menjadi lebih menyenangkan dan bersahabat.

Membangun hidup Sehat Bukan tanpa perhitungan senam pagi ini di­ pilih senam aerobik dan senam diabetes. Se­nam diabetes adalah senam fisik yang dirancang

P E WA RA D I N A M I KA F E B RUA RI 2011

17


laporan utama Penguasa Gerak Selama 30 Menit Semua mata tertuju pada sosok ini. Ia berada di garis paling depan, bahkan tak jarang berdiri di sebuah panggung. Apapun yang dilakukannya pasti selalu ditirukan orang-orang di belakangnya, mulai dari rektor hingga karyawan UNY. Ya, dia memang seorang pemimpin gerak selama kurang lebih tiga puluh menit. Siapa lagi kalau bukan instruktur senam. Oleh D H I AN H APS A RI

I

nstruktur senam haruslah seorang yang menguasai gerakan senam, sebab dialah yang akan memimpin puluhan orang di lapangan yang mengharap badannya bugar setelah mengikuti senam. Bila instruktur senam tidak atau belum menguasai gerakan senam, biasanya badan tidak menjadi bugar. Alih-alih bugar, bisa jadi badan menjadi sakit-­ sakit. Setidaknya itulah yang diungkapkan Ratna Ekawati, M.A., Humas FIK UNY, “Sebelum ada instruktur senam yang dikoordinir dan diseleksi dengan bagi seperti sekarang, saya ikut senam kok badan malah jadi sakit-sakit. Apa gerakannya yang tidak pas atau bagaimana saya kurang tahu. Setahu saya kalau sudah pen­

18

PEWA R A DIN A MIK A F E B R UA R I 2 0 1 1

dinginan ya tidak ada gerakan yang lonjak-lon­ jak lagi seperti untuk pemanasan.” Kalau se­ ka­rang setelah ada Sekolah Instruktur Senam yang diadakan FIK, gerakan senam menjadi lebih tertata dan menyenangkan, tambahnya. “Mereka kan memang mendapat materi khusus untuk menjadi seorang instruktur, memiliki pengetahuan yang dapat diandalkan, dan me­ ma­hami bagaimana menjadi pemimpin dalam senam, jadi gerakannya pun tidak asal-asalan.” Instruktur Senam Terpilih Seorang instruktur dituntut tidak hanya te­­­­­r­ampil mengolah gerakan senam, ia juga harus menguasai ilmu-ilmu pendukung lainnya se­per­ ti jenis-jenis dan tujuan senam, anatomi, ilmu


laporan utama

gizi, musik, dan ilmu-ilmu lainnya sehing­ga tujuan senam itu dapat tercapai,” papar Endang Rini Sukamti, M.S. Ilmu gizi diperlukan untuk mereka yang mengharapkan tujuan tertentu dengan senam. “Misalnya orang yang mau mengecilkan perut atau tujuan lain yang da­ pat dicapai dengan senam dan me­ngon­sum­ si­makanan tertentu atau tidak mengonsumsi makanan tertentu. Ilmu gizi sebagai pendukung pengetahuan seorang instruktur menjadi pen­ ting.” Pengetahuan tentang musik juga tidak ka­lah penting dibandingkan ilmu gizi, ilmu ana­tomi, dan ilmu-ilmu pendukung lainnya. “Beberapa jenis musik ini perlu dipelajari seo­ rang instruktur untuk panduan mengolah gerakan mulai awal pemanasan, tengah, hing­ ga pendinginan. Ketukan-ketukan dalam musik itu yang dapat dijadikan panduan mengolah gerak agar gerakan senam lebih menyenangkan

dilakukan,” jelas Ratna Budiarti, M.Or, Penang­ gung Jawab Pelaksanaan Senam di Lapangan. Setelah dibekali pengetahuan pendukung, instruktur senam melewati seleksi khusus. Endang Rini Sukamti, M.S., Penanggung Jawab Senam Pagi UNY mengatakan, “Instruktur yang kami terjunkan memimpin senam jumat pagi UNY itu setidaknya sudah berpengalaman se­ lama dua sampai empat tahun memimpin se­ nam atau mendapat pelatihan sebagai se­orang instruktur. Jadi tidak sembarang orang dapat memimpin senam jumat pagi.” Selain berdasarkan pelatihan yang sudah dilakukan, hal terpenting yang tidak dapat ditinggalkan instruktur senam yang terpilih adalah asal mereka yang diutamakan dari UNY. “Kami ingin ada kaderisasi instruktur senam agar ada keberlanjutan,” kata Ratna. Beberapa instruktur senam yang telah mahir memimpin senam sudah mendapat pekerjaan lain di luar kota atau mungkin sudah lulus kuliah lantas pulang kampung. “Kalau tidak dipilih dari UNY sendiri, instruktur senam di UNY akan habis,” demikian ungkap Ratna, saat memberi alasan mengapa lebih mendahulukan mahasiswa UNY sebagai instruktur senam UNY dibandingkan instruktur yang berasal dari luar. Koordinasi dan Tanggung Jawab Saat ini instruktur senam yang mendapat kesempatan memimpin senam jumat pagi UNY sebanyak delapan orang. “Mereka terdiri da­

FOTO-FOTO:DOKUMEN HUMAS UNY

P E WA RA D I N A M I KA F E B RUA RI 2011

19


laporan utama ri empat orang mahasiswa dan empat orang yang sudah sarjana. Instruktur dapat berasal dari mana saja. Artinya dari fakultas apa saja boleh, bahkan ada juga yang dari luar UNY atau umum. Asalkan mengikuti Sekolah Instruktur Senam,” papar Ratna Budiarti yang juga alum­ nus FIK UNY. Delapan orang instruktur yang terdaftar itu mendapat giliran setiap dua minggu oleh pe­nang­gung jawab lapangan yang tidak la­in Ratna Budiarti. Menurutnya selama ia menja­ di penanggung jawab lapangan tidak ada ke­su­ litan yang berarti dalam melakukan tugasnya. “Se­tiap jumat saya stand by di sini (FIK, Red.) untuk berjaga-jaga sejak pagi sebelum senam sam­pai setelah senam,” tegasnya. Ia memang selalu siap sedia menggantikan apabila ada instruktur senam yang mendapat halangan men­dadak. “Biasanya kalau instruktur se­nam tidak dapat hadir di lapangan mereka meng­ hu­bungi saya untuk saya carikan pengganti, kalau terpaksanya tidak ada orang sama sekali ya saya yang akan turun lapangan. Pokoknya harus ada instruktur senam setiap hari jumat.” Tugas lainnya yang dilakukan seorang pe­ nang­gung jawab lapangan antara lain struktur lapangan dan penempatan instruktur. “Semua yang berkaitan dengan lapangan pelaksanaan senam menjadi tanggung jawab saya,” kata Ratna. Tanggung jawab itu diletakkan di pun­ daknya itu karena ia telah memiliki pengalaman senam dan mengikuti pelatihan senam aerobik sejak 1999. Bukan itu saja, Ratna pun telah

20

PEWA R A DIN A MIK A F E B R UA R I 2 0 1 1

mengalungi banyak prestasi senam diantaranya Pra PON Aerobik Gymnastik di Jambi pada 2004 dan Aerobik Fun se-Jawa-Bali. Menjadi Referensi Instruktur-instruktur senam UNY pun kini sudah dapat menjadi referensi. Beberapa di­ an­tara instruktur senam lulusan UNY telah dikontrak perusahaan-perusahaan maupun lem­ba­ga ternama di Indonesia seperti Di­nas Pen­didikan, SGM, Superindo, Dinas Per­hu­bung­ an, dan Pertanian UGM. “Kalau soal instruktur senam kami dapat me­nga­takan instruktur senam UNY berkualitas dan dapat dibanggakan. Mereka bukan in­struk­ tur yang hanya mengolah gerak saja, mereka memiliki pendidikan yang mendukung sehingga dari gerak dan pengolahan irama senamnya pun berbeda dengan instruktur senam yang tidak memiliki pendidikan mendukung,” jelas Endang. Di samping melayani permintaan senam se­ tiap jumat pagi untuk dinas-dinas dan lembaga di Yogyakarta, UNY juga menawarkan senamsenam khusus untuk tujuan tertentu. “Kami memiliki solusi dengan senam. Misalnya me­ re­ka yang ingin menurunkan lemak, mereka yang diabetes, dan tujuan-tujuan lain ada se­ nam khususnya.” Lebih jelasnya, kami memiliki instruktur-instruktur yang terdidik untuk me­ me­nu­h­i semua kebutuhan, baik untuk ke­bu­ garan maupun tujuan khusus, tambah Endang mengakhiri wawancara. 


laporan utama SIS: Tak Sekadar Pelatihan Senam Instruktur yang diterjunkan setiap senam jumat pagi bukan instruktur semabarangan. Mereka harus melewati seleksi dan memiliki pelatihan khusus dari Sekolah Instruktur Senam (SIS). Lembaga yang dibentuk Fakultas Ilmu Keolahragaan UNY ini cukup efektif mengkader mahasiswanya menjadi instruktur senam profesional. Oleh D HI AN H APS A RI

S

ekolah yang dibentuk pada sekitar ta­ hun­2000-an ini telah meluluskan pu­ luh­­an­instruktur senam. Beberapa instruktur senam dari SIS telah menjadi­ instruktur senam profesional di berbagai tempat, baik di instansi pemerintah maupun per­ usahaan besar di Indonesia. Tidak jarang pula yang memenangi kejuaraan-kejuaraan senam aerobik. “Lulusan-lulusan SIS memiliki kualitas yang tidak kalah dengan sekolah instruktur senam lainnya karena selain membekali instruktur dengan pengetahuan yang cukup kami juga dapat menyalurkan instruktur senam ke lem­ baga-lembaga yang memerlukan. Chanel yang dibangun sudah luas,” papar Endang Rini Su­ kam­ti M.S., Penanggung Jawab SIS.

Paling tidak, menurutnya, instruktur yang dapat direkomendasikan SIS sudah memiliki peng­alaman lebih dari dua tahun di bidang se­ nam.­Instruktur yang belum berpengalaman akan terus dilatih dan diberikan pengalamanpeng­alaman yang dapat membentuk dirinya men­ja­di instruktur profesional dan dapat dian­ dalkan di bidangnya. “Pemberian pengalaman ini bisa dengan magang sebagai instruktur se­ nam dan mengikuti acara-acara senam di mana­ pun agar mereka belajar bagaimana kondisi la­ pang­an untuk melihat variasi gerakan senam, peserta senam, lalu mengevaluasi apa yang su­ dah didapatkannya di lapangan.” Mendidik dan Mewadahi Penyelenggaraan SIS bertujuan membekali

P E WA RA D I N A M I KA F E B RUA RI 2011

21


laporan utama dan memberi legalisasi bagi instruktur yang akan berkiprah, mencetak instruktur baru yang siap pakai, dan membentuk wadah atau asosiasi profesi instruktur fitness di wila­yah Yogya. “Instrukur-instruktur yang ter­wa­dahi akan lebih mudah dikoordinasi dan da­ pat­ lebih berkembang.” Mereka yang telah me­mi­ liki wadah dapat saling sharing, evaluasi, men­ da­pat­kan jaringan, dan tersaring atau dapat direkomendasikan. Sekolah Instruktur Senam ini yang dimaksud Endang sebagai wadah dan saringan yang berkualitas. Mereka yang mengikuti SIS tentu akan lebih mudah mendapatkan chanel, terutama untuk mahasiswa yang ingin meringankan beban orang tuanya dengan memiliki penghasilan sen­diri. Angkit Kinasih, misalnya. Ia mengaku mengikuti SIS agar dapat memiliki penghasilan untuk meringankan orang tua dan dapat lebih berkembang sesuai dengan ilmu serta apa yang ia pelajari selama ini. “Saya bisa dapat banyak peng­alaman dan penghasilan sendiri yang da­ pat meringankan orang tua.” Sekolah Instruktur Senam tidak seperti seko­ lah pada umumnya yang membuka pendaftaran secara rutin. Pendaftaran SIS dibuka pada wak­ tu-waktu tertentu saja. “Pendaftaran me­mang belum rutin seperti kalau sekolah-seko­lah pada umumnya. Kadang setahun bisa menye­leng­ garakan pelatihan satu sampai tiga kali. Setiap

akan membuka pelatihan, kami selalu meng­ umumkan lebih dulu melalui media massa, jadi jangan khawatir,” ujar Endang sambil tertawa kecil. Kendati penyelenggaraannya tidak rutin, SIS cukup diminati. “Pesertanya tidak hanya da­ri UNY. Kami membuka kesempatan untuk ma­ha­sis­wa dan umum. Siapapun boleh ikut serta asalkan mendaftarkan diri,” kata En­ dang.­Biaya pendaftaran pelatihan senam ini sa­ma antara mahasiswa dan umum, hanya sa­ ja biaya pelatihannya yang berbeda. “Biaya pe­ la­tihan untuk mahasiswa sebesar satu juta, sedangkan umum satu setengah juta. Kalau bi­ a­ya pendaftarannya sama. Semua seratus ribu.” Kurikulum SIS Pelatihan yang diselenggarakan selama tiga

FOTO-FOTO:DOKUMEN HUMAS UNY

22

PEWA R A DIN A MIK A F E B R UA R I 2 0 1 1


laporan utama

bulan ini melakukan tatap muka setiap tiga kali seminggu dengan sekali pertemuan kurang le­ bih dua jam. Desain pelatihan kombinasi antara teori, praktik, dan lapangan. “Teori diberikan se­ba­nyak 30 persen, praktik 60 persen, dan si­ sa­nya lapangan.” Praktik memang lebih banyak diberikan karena pelatihan ini lebih banyak ber­ hubungan dengan praktik daripada teori, tam­ bah Endang. Teori yang diserap peserta cukup me­narik. Mereka belajar tentang ilmu gizi, ana­

tomi tubuh, dll. Pengajar SIS pun dipilih dari dosen-dosen ber­kualitas di bidangnya dari FIK UNY. Mereka antara lain Bambang Prionoadi, M.Kes., dr. HM Noerhadi, Mkes., Dr dr BM Wara Kushartanti, Prof. Dr. Djoko Pekik Irianto, Endang Rini Su­ kam­ti MS, Danardono S.Pd., Faidilah SPd.Kor. “Dosen-dosen yang dipilih memberikan pela­ tihan berasal dari UNY sendiri. Kelebihan itu yang mungkin tidak dapat ditemukan dari se­ kolah instruktur senam yang lain.” Instruktur senam yang telah mengikuti SIS dan yang belum dapat lebih kentara ben­da­nya. “Kalau sudah ikut SIS biasanya sudah mem­pe­ la­jari banyak hal. Instruktur lebih tahu apa man­faat gerakan yang dilakukan, persendian atau sasaran mana yang lebih diutamakan un­ tuk dibentuk, dan memiliki lebih banyak ko­or­ dinasi gerakan,” aku Angkit Kinasih, salah satu mahasiswa UNY yang mengikuti SIS dan kini telah menjadi instruktur senam. Memang demikianlah tujuan diadakannya pelatihan SIS, “Dengan mengikuti pelatihan ini diharapkan mereka nantinya akan mampu men­ ja­di instruktur senam dan fitness yang andal. Selain itu, mereka akan mampu memberikan materi senam dan fitness dengan benar,” ujar En­dang Rini Sukamti, dosen FIK yang juga ke­ rap menjadi juri pemilihan atlet Yogyakarta. 

Gedung kuliah FIK barat. Ruang gedung ini juga dipakai sebagai tempat melatih dan mengajar Sekolah Instruktur Senam.

P E WA RA D I N A M I KA F E B RUA RI 2011

23


laporan utama SUJARIYAH, M.PD.

Sehat Itu Milik Jasmani dan Rohani TTL: Bantul 4 April 1956 • PENDIDIKAN: S2 Manajemen Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarata (2003)• JABATAN: Kepala Biro AUK UNY (2008-skrg), Kabag Akademik UNY (2007-2008), Kabag Keuangan UNY (19992003).

KESEHATAN menjadi modal utama dalam beker­ ja karena bisa menunjang kualitas pekerjaan. Kesehatan menjadi sangat mahal harganya karena kesibukan yang semakin padat. Oleh karena itulah, di sela-sela kesibukan dalam pekerjaan kesehariannya, pegawai dan pejabat di UNY menyempatkan untuk senam pagi bersama setiap hari Jumat di halaman rektorat maupun di fakultas masing-masing. Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari ba­ dan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif. Kurang lebih demikian yang dimaksudkan Sujariyah, M.Pd., Kepala Biro Administrasi Umum dan Keuangan (BAUK) UNY. Be­rikut petikan wawancara, dengan reporter Pe­wara Dinamika Ariska Prasetyanawati. Sejak kapan senam pagi di hari Jumat dilak­ sanakan di UNY?

Wah, sudah ada sejak 10 tahun yang lalu. Sa­at itu, senam kesegaran jasmani diikuti karyawan tingkat rektorat terdiri dari BAU, BAK, Pasca, Lembaga, Perpustakaan, P3AI, dan UPPL. Tingkat fakultas mengadakan sendiri-sendiri. Mengapa UNY rutin menyelenggarakan se­ nam pagi? Alasan kegiatan senam pagi rutin dilaksana­ kan adalah sebagai ajang silaturahim antarpe­ gawai maupun antarunit. Setelah gaji masuk­ bank, jarang sekali antarpegawai maupun an­ tarunit bertatap muka sekadar untuk bertegur sapa dan ngobrol ringan. Pimpinan dengan staf bisa saling menyapa. Silaturahim yang terjalin kuat bisa membina rasa kekeluargaan. Kebersamaan bisa terjalin dan minat bekerja pun tumbuh. Bagaimanapun, kebersamaan itu penting. Kita tidak boleh meremehkan pekerjaan apa­

FOTO-FOTO: LAODE/PEWARA DINAMIKA

24

PEWA R A DIN A MIK A F E B R UA R I 2 0 1 1


laporan utama

pun dan siapapun. Kita harus menghargai leve­l apapun karena semua pekerjaan mempunyai kontribusi yang penting. Semua punya peran dan semua harus sehat. Oleh karena itu, selain silturahim, dengan senam, tubuh kita menjadi­ bugar. Selama 4 hari kita bekerja dari pukul 07.00 sampai 15.30, sehingga tidak banyak lagi waktu untuk berolahraga. Hari Jumat dipilih karena dianggap sebagai hari pendek. Sasarannya siapa? Yang paling utama pegawai dan pejabat struk­tural UNY. Kalau dosen dan mahasiswa sudah dikelola fakultas masing-masing. Tapi pada prinsipnya, di rektorat ini terbuka untuk semua, baik dosen, mahasiswa, dosen, maupun umum. Halaman rektorat kan sangat luas. Yang penting, alasan atau tujuannya ingin sehat. Nilai akhir yang ingin dicapai dari rutini­ tas senam pagi? Pengalaman saya, ikut senam pagi membuat kejenuhan berkurang karena dalam waktu sekitar 45 menit tidak memikirkan kerjaan dan tugas berat. Benar-benar fun mengikuti senam. Semua bisa membaur. Saya berusaha tidak monoton di barisan depan saja. Kadang saya di te­ ngah, samping kanan, samping kiri, atau di belakang. Jadi bisa menyapa semuanya. Apakah sudah terasa efeknya dengan pro­ duk­tivitas kerja? Saya kira ada. Karyawan yang sering ikut se­nam bisa dibaca niat dan semangat kerjanya­ me­ningkat. Saya pun merasa begitu. Badan te­ ra­sa fresh dan sehat. Kalau nggak ikut senam, badan jadi tidak enak dan sendi-sendi terasa sakit. Dulu 1 jam setelah senam pernah ada latihan menyanyi diiringi instruktur. Tapi tidak begitu banyak peminat karena yang menyanyi hanya itu-itu saja. Suara yang dihasilkan pun dianggap mengganggu konsentrasi kerja. Ternya­

ta, senam saja sudah cukup menyehatkan dan me­nyegarkan badan dan pikiran. Pelaksanaan senam pagi ini bekerja sama dengan siapa? Kerjasamanya dengan Klub Aerobik di FIK. Instukturnya dari sana (Klub Aerobik, red.). Dari peserta senam selalu menjalin komunikasi de­ ngan instruktur. Kalau instrukturnya enak, ya kita bilang enak. Tapi kalau tidak, akan diberi penilaian dan masukan. Ada saja instruktur yang yang menganggap semua peserta senam­ kekuatannya sama dengan dia yang masih muda-muda. Orang tua kan sulit mengikuti variasi gerak cepat yang tidak berulang-ulang. Tidak apa-apa iramanya cepat, tapi sebaiknya gerak­ an sering diulang-ulang. Kalau terlalu variatif, rumit dikuti dan badan jadi sakit-sakit terus kepala pusing. Selain senam pagi, apakah ada tawaran olahraga lain dari UNY? Tawaran olahraga di UNY fasilitasnya cukup banyak. Seperti tenis dan fitnes. Namun, sampai sekarang belum banyak digunakan karya­wan. Mungkin karena pekerjaan yang padat. Menurut Anda, seberapa pentingnya­ kesehatan terkait dengan kinerja seseo­ rang? Sangat penting karena kesehatan me­nun­jang kualitas pekerjaan. Kalau kita­ sehat kan bisa lebih irit karena tidak mem­bu­tuh­kan obat-obat­an me­dis yang ma­hal. Seandainya kita sakit-sakitan, pasti keluarga dan teman-teman jadi­kepikiran. Apa­ lagi untuk seorang perempu­ an yang tidak bisa di­­pung­­ki­ri pu­ nya­ beban­ ganda, baik dalam pe­kerjaan maupun dalam rumah tangga, sehingga wak­tu dan tenaganya terbatas untuk berolahraga. Senam pagi ini bisa jadi alternatif juga. Saya juga menekankan selain kesehatan jasmani, kesehatan batin atau rohani juga sangat penting. Hidup ini harus dinikmati, dihayati, diresapi, dan pasrah. Tapi bukan pasrah yang nglokro (putus asa). Pasrah di sini maksudnya adalah semua yang kita lakukan semata-mata karena ibadah kepada Allah Swt. 

P E WA RA D I N A M I KA F E B RUA RI 2011

25


berita PROGRAM PENDAMPINGAN SMK

MENDAMPINGI DAN BERBAGI

FOTO-FOTO: DOKUMEN PRIBADI

RIA Arista tak pernah sekalipun membayangkan akan menginjakkan kaki di tanah Lombok. Tiba di kecamatan Praya Tengah, Lombok Tengah pada Januari, ia disuguhi dengan nuansa pedesaan yang penuh dengan pepohonan rindang. Ia dapat menikmati indahnya hamparan pantai Pulau Lombok, yang menurut­ nya lebih indah dari pantai di Pulau De­ wata. “Pantainya sangat memukau. Ba­ nyak wisatawan dari dalam dan luar negeri yang datang,” ungkapnya. Keunikan tradisi pun menjadi daya tarik tersendiri bagi mahasiswa jurus­an Pendidikan Administrasi dan Perkan­tor­ an (ADP) ini. Ia terkesan sekaligus he­ran, dengan tradisi pernikahan ma­sya­ra­kat Praya Tengah yang unik. “Tra­di­si disini masih sangatlah kental.­Bah­­kan unik untuk diperbincangkan. Con­­toh­nya adat pernikahan dengan ada­­nya “nyongkolan dan nyulik”. Sela­in­itu dalam bulan Fe­ 26

PEWA R A DIN A MIK A F E B R UA R I 2 0 1 1

bruari akan adan aca­ra “bo­u­nyale” yang di lakukan seta­hun sekali,” ujar mahasiswa angkatan 2007 ini. Keindahan bentangan alam dan keunikan tradisi hanyalah secuil kesan yang didapat Ria. Murid-murid yang ban­del dan kendala bahasa–sebagian­ besar menggunakan bahasa sasak- men­ ja­di tantangan terbesarnya. Ya, ia ber­ a­da di Lombok memang bukan untuk­ ber­tamasya, tetapi dalam rangka­program Pendampingan SMK yang telah­ digulirkan beberapa waktu lalu. Berbagi inspirasi Ria akan berada di Praya Tengah sela­ ma empat bulan, dan bertugas untuk­ men­dampingi SMK 1 Praya Tengah.­Se­ ko­­lah paling tua di Praya Tengah. Me­ng­ ajar merupakan menu wajib yang ha­rus ia jalani. Di ruang kelas itu, ia ber­u­bah dari sosok yang lembut menjadi “agak

keras”. Hal itu dilakukan untuk me­ng­ atasi kebandelan anak didiknya.­“Saya mesti bersuara keras untuk meng­­a­tasi mereka, padahal volume saya tidak bi­ sa keras. Sampai suara saya habis pun mereka tak hiraukan”, ujarnya.­Memang­ kondisi murid disana sangat ber­be­da de­ ngan di Yogya. Tetapi itu hanya di awal. Lambat laun para murid pun mulai bisa diatur. Ketika para murid sedang ramai, maka Ria meminta salah satu murid untuk mengingatkan teman-temannya yang lain. Strategi ini terbukti efektif. Menjadi “guru” di SMK 1 Praya Te­ ngah­merupakan pengalaman luar biasa bagi Ria, yang barangkali tak pernah ia impikan. Ia mendapatkan berbagai­hal dan pengalaman baru, serta tantangan baru. Semua hal itu membuatnya sema­ kin dewasa. Senada dengan Ria, Khaniatul Mas­


berita lakhah juga memetik banyak pelajar­ an dari program Pendampingan SMK ini. Ditempatkan di SMK Negeri 3 Sumbawa, sebuah tempat yang tak pernah sekalipun ia bayangkan untuk dikunjugi, Nia –begitu ia biasa dipanggil- merasa mendapatkan “keluarga” baru. “Nuansa kekeluargaan terasa begitu kuat di SMK 3 ini,” ungkapnya. Selama mengajar pun, Nia berusaha tidak hanya sekadar menyampaikan materi. Tidak semata transfer of knowl­ edge, tetapi juga berbagi inspirasi dan motivasi. “Harapannya banyak anakanak Sumbawa yang melanjutkan ke tingkat yang lebih tinggi,” ujar mahasiswa angkatan 2007 ini.

Program pendampingan SMK ini me­ rupakan kerja sama antara pemda setempat dengan Universitas Negeri­Yog­­ ya­kar­ta. Berlangsung selama­ em­pat bulan dan dengan kontrak sekitar Rp. 1.200.000/bulan. Uang bukanlah ala-

san utama bagi mereka yang mengikuti program ini. Kebanyakan untuk meraih pengalaman dan tantang­an baru, serta mengabdikan ilmu yang diperoleh di masyarakat. “Dimana saja kita berada, kita­harus mampu membagi ilmu yang telah­didapat”, ujar Nia, yang pernah menjabat sebagai sekretaris BEM FISE UNY tahun 2009. Tahun ini sekitar sembilan maha­ sis­ wa FISE UNY mengikuti program ini. Me­reka tersebar di Boyolali, Nusa­ Teng­­ga­­ra, hingga Kalimantan. Hal ini mem­­buk­­ti­­kan bahwa pengabdian ma­ ha­­­sis­­wa UNY menjangkau seluruh nu­ san­­tara. TRIYANTO P. NUGROHO

TUGAS AKHR

ROBOT PEMUNGUT BOLA PINGPONG DALAM rangka menyelesaikan tugas akhir­nya, mahasiswa Fakultas Teknik, Yudi Prasetyohadi menciptakan Robot Pemungut bola pingpong. Robot ini ada­lah mobile robot beroda yang dapat­ mengambil bola pingpong secara otomatis. Gerak perpindahan mobile robot ini dengan cara mengikuti dinding yang ada disamping kiri atau kanan. Manipulator robot ini adalah mekanik pengambilan bola (spinner) yang akan berputar dengan kecepatan tinggi jika digunakan untuk mengambil bola. Setelah didadakan serangkaian uji coba diketahui bahwa catatan waktu rata – rata yang diperlukan robot untuk­ mengambil bola dengan jarak bola terhadap robot 1 m adalah 2,62 detik, untuk jarak bola 2 m adalah 5,11 detik, sedangkan untuk jarak bola 3 m adalah­ 7,84 detik. Sehingga kecepatan rata – rata robot dalam mengambil bola adalah 0,38 m/detik. Mahasiswa jurusan Teknik Elektro ini menjelaskan bahwa perangkat pendukung dari robot adalah mekanik robot, sistem kontrol robot, sistem sensor, dan aktuator robot. Mekanik robot terbuat dari kerangka utama robot, roda penggerak, mekanik pengambil bola,

DOKUMEN HUMAS FT

dan bak penampung bola. Sistem kontrol robot menggunakan 3 buah mikrokontroler AVR, 1 buah mikrokontroler sebagai master dan 2 buah mikrokontroler sebagai slave. Sistem sensor yang digunakan yaitu menggunakan sensor ultrasonik 6 arah yang digunakan untuk mengetahui jarak robot terhadap dinding kanan dan kiri, maupun din­ ding yang ada di depan robot, dan lim­ it switch. Aktuator robot menggunakan motor DC brushless sebagai penggerak roda menggunakan DAC, dan untuk me­ ka­nik pengambil bola menggunakan­

sistem relay. Dengan karya ini, Yudi berharap mam­pu menambah pengetahuan dan pengalamannya dibidang teknologi ro­ bo­tika. Selain itu, dengan adanya­kar­ ya­­ nya ini bisa dijadikan parameter­ per­­kem­bangan teknologi robotika di Fa­ kul­tas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta terutama dalam bidang robotik karena tak dapat dipungkiri Keunggulan dalam teknologi robotik telah lama dijadikan ikon kebanggaan negara-negara maju di dunia. HARYO

P E WA RA D I N A M I KA F E B RUA RI 2011

27


berita PEMBEKALAN ALUMNI

MEMPERBANYAK PILIHAN PEKERJAAN

FOTO-FOTO: DOKUMEN HUMAS FBS

JUMAT (25/2), FBS menyelenggarakan acara Pembekalan Alumni FBS UNY Peri­ ode Februari 2011. Kegiatan yang bertempat di Ruang Seminar gedung PLA FBS ini diikuti 189 mahasiswa. Tujuan kegiatan antara lain membe­ rikan bekal pengetahuan dan mempersiapkan mahasiswa menuju dunia kerja. Sesuai tujuan kegiatan, tema yang diusung kali ini “Meraih Pekerjaan Impian” dengan pembicara Kiki F. Wijaya.­Selain memberikan motivasi, Kiki berba­gi tips dan strategi meraih pekerjaan yang diimpikan. Materi yang disampaikan­an­­ tara lain strategi menjadi­achiever,­cara mendapatkan dan memilih pekerja­an, strategi memasarkan diri, cara melamar dan membuat surat lamaran, hingga strategi menghadapi wawancara kerja. “Perluaslah kapasitas diri kita dan be­­lajarlah sesuatu yang baru sehingga­ kita akan memiliki banyak pilihan. Ke28

PEWA R A DIN A MIK A F E B R UA R I 2 0 1 1

nali pula potensi kita sebelum menentukan pilihan dalam pekerjaan,” ungkap Kiki dalam presentasinya. Di sela-sela kegiatan, peserta diberi kesempatan bertanya maupun berbagi pengetahu­ an. Salah satu peserta, Dhuha, meminta pendapat apa yang sebaiknya dilakukan ketika mendapatkan tawaran pekerjaan dengan iming-iming gaji tinggi dengan syarat harus membayarkan sejumlah uang. Kiki menjawab, “Sekarang ini men­dapatkan pekerjaan dengan jalan

se­ma­cam itu banyak kita jumpai di masyarakat. Ini menandakan tidak adanya kecerdasan spiritual. Pilihlah pekerjaan yang baik karena itu akan memuliakan kita dan pekerjaan kita.” Selama kurang lebih 2 jam, Kiki memberikan presentasi dengan sangat menarik sehingga peserta antusias mengikuti kegiatan dari awal hingga­akhir. Men­jelang akhir acara, Kiki mengambil­ se­buah kutipan sebagai bahan renungan, “tantangan terbesar bagi ikan ketika berenang adalah air, tetapi ikan tidak akan dapat berenang tanpa air. Tantangan terbesar burung adalah udara, tetapi burung tidak akan dapat terbang tanpa udara. Sedangkan tantang­ an terbesar manusia adalah masalah, tetapi manusia tidak dapat hidup tanpa­ adanya masalah,” demikian pesan Kiki mengakhiri. VIRGA


berita KOMPETISI

CDB TERBAIK III NASIONAL DI AJANG IOMBC 2011

DOKUMEN CDB

MARCHING Band UNY “Citra Derap Bahana” (CDB) berhasil menjadi yang terbaik III Tingkat Nasional kelas Perguruan Tinggi kategori Drum Battle dalam Indonesia Open Marching Band Championship (IOMBC). Event yang diprakarsai Yayasan Pondok Pe­san­tren “Darunnajah” Jakarta ini dige­lar di Istora Senayan Jakarta tanggal 18-21 Februari 2011 diikuti 64 peserta dari 6 kategori, yaitu TK, SD, SMP, SMA, Perguruan Tinggi, dan Umum. Marching Band CDB UNY dalam ke-

juaraan ini mengikuti dua kategori bergengsi, Drum Battle dan Guard Contest. Drum Battle berhasil menjadi­Juara III dan Guard Contest memperoleh peringkat VI (Juara Harapan III). Atas prestasi ini MB CDB UNY berhak memperoleh Piala Bergilir dan uang pembinaan­se­ be­sar­Rp750.000,00. Peringkat I Drum Battle diduduki oleh UPN “Veteran” Yog­ ya­karta dan peringkat II disandang oleh Universitas Indonesia Jakarta. Pembantu Rektor III UNY, Prof. Dr. Herminarto Sofyan menyatakan bangga

dan mengapresiasi penuh atas prestasi MB CDB UNY ini dan diharapkan pada keikutsertaan IOMBC tahun depan MB CDB UNY dapat menjadi yang Terbaik I. Di kesempatan terpisah, Nico, Ketua UKM MB CDB UNY mengucapkan terima kasih kepada Jajaran Kemahasiswaan UNY, seluruh pemain, official, dan alumni MB CDB UNY, serta semua pihak yang telah mendukung kesuksesan MB CDB UNY dalam Kejuaraan Nasional IOMBC 2011 tersebut. SYAMSU

P E WA RA D I N A M I KA F E B RUA RI 2011

29


berita UP GRADING PENGURUS

TIDAK ADA ALASAN UNTUK TIDAK BERPRESTASI

FOTO-FOTO: DOKUMEN HUMAS FISE

PENGURUS Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ekonomi, Universitas Negeri Yogyakarta (BEM FISE UNY) mengawali programnya dengan mengadakan up grading pengurus. Acara ini dilangsungkan pada Sabtu hingga Minggu (5-6/2) di Laboraturium IPS Terpadu, Komplek Situs Ratu Boko, Bokoharjo. Pengurus BEM FISE berangkat sabtu (6/7) pagi mengendarai sepeda motor. Tiba di pendopo, mereka diajak untuk games sederhana dengan maksud agar saling mengenal antar individu. Suhadi Purwantara, M.Si, Plt Pembantu Dekan III FISE UNY sempat hadir untuk membuka acara up grading ini. Suhadi mengharapkan agar BEM FSE UNY mampu menjadi trend setter pengelolaan organi­ sasi mahasiswa. Pihak dekanat akan mendukung program-program yang akan dilaksanakan oleh BEM dalam periode ini. Buktinya ang­garan untuk BEM dan organisasi­kemahasiswaa di FISE mengalami peningkatan. “Adanya support penuh dekanat 30

PEWA R A DIN A MIK A F E B R UA R I 2 0 1 1

terhadap BEM membuat tidak ada alas­ an lagi bagi BEM untuk tidak berprestasi tahun ini”, ujar dosen yang juga menjabat Pembantu Dekan I FISE UNY. Sorenya materi disampaikan oleh Andi Rusni, SE. Mengambil tema “BEM dan Gerakan Membangun Peradaban Bangsa”, Andi menyampaikan bahwa­gerak­ an mahasiswa harus mampu mem­be­ na­­ hi sistem yang ada. Tidak ha­ nya me­­num­­bangkan figur semata.­ Pelajar­ an­da­ri peristiwa reformasi 98, gerakan mahasiswa ternyata hanya mampu menum­bangkan Soeharto, tetapi tidak mam­­pu membenahi sistem. Andi menyampaikan pula, BEM harus mampu menyediakan kebutuhan ma­ hasiswa. “Hal ini dilakukan agar BEM tidak terlepas dari fungsinya seba­gai wa­kil mahasiswa dan eksistensi BEM tetap terjaga”, ujarnya. Malamnya, diskusi diisi oleh Triyanto­ P. Ngugroho dan Azwan Nurkholis. Ke­ du­­anya merupakan mantan Ketua BEM FISE UNY periode 2009 dan 2010. Dalam sesi ini lebih banyak diuraikan tentang

kisah perjalanan BEM FISE UNY dari masa ke masa. Triyanto mengungkapkan bahwa­ ek­sis­ten­si BEM sebagai gerakan sosial­ politik akan tetap ada, walaupun­peng­ u­rusnya senantiasa mengalami per­gan­­ tian. Dalam era saat ini, maka gerak­an yang dibangun oleh BEM harus­me­ ngem­bangkan sayap kretifitas.­Gerak­ an intelektual yang sempat menga­lami­ kemunduran harus mampu­dikembangkan kembali. Triyanto juga memberikan solusi agar BEM mampu mengawinkan aspek penelitian-akademis dengan gerakan yang dibangun. “Jadi, penelitian-penelitian yang dibuat harus sinkron dengan gerakan sosial yang dicoba dibangun oleh BEM itu sendiri”, ujar mahasiswa angkatan 2006 ini. Di sisi lain, Azwan berharap bahwa­ hubungan baik yang telah dibangun antara organisasi mahasiswa dengan dekanat dapat dioptimalkan untuk men­ capai berbagai macam prestasi. “BEM tahun ini harus lebih baik dari


berita BEM tahun-tahun sebelumnya”, harap mahasiswa asal Sumbawa ini. Saling memahami Aspek kesolidan dan kerja sama dilakukan dengan out bond di sekitar situs Ratu Boko. Out bond berlangsung dari pagi hingga siang hari. Diisi dengan game-game sederhana, out bond ini juga memberikan refreshing kepada pen-

gurus BEM dengan menikmati pemandangan dan keindahan situs Ratu Boko. Marlina Ayu, kepala departemen Pe­ ngembangan Sumber Daya Mahasiswa (PSDM) menyampaikan bahwa up grad­ ing kali ini memberikan makna untuk saling mengerti dan memahami masing­ -masing individu. “Acara ini memberikan pelajaran untuk saling mengerti dan memahami”, ujar mahasiswa pen-

didikan ekonomi ini. Akhirnya, dengan dilangsungkannya­ up grading, maka saat ini sivitas akade­ mika FISE UNY tinggal menantikan pro­ gram dan prestasi yang akan dicapai­ oleh BEM FISE UNY periode 2011. Pres­ tasi yang diwujudkan dalam agenda mem­bangun kampus, serta berkontribusi dalam agenda perbaikan bangsa. TRIYANTO

PEMULIHAN BENCANA

DARI KNB UNTUK MERAPI

DOKUMEN PRIBADI

BANYAK cara yang bisa dilakukan untuk membantu proses pemulihan pasca­ bencana meletusnya gunung Merapi yang menyisakan kesedihan. Pada hari Selasa (8/2) mahasiswa KNB UNY me­ lakukan aksi sosial ke desa Kalitengah, yang merupakan pemukiman terdekat dengan kaki gunung Merapi. Aksi sosial tersebut berupa kegiatan-kegiatan yang sederhana namun sarat de­ngan makna dan kepedulian. Penanaman pohon merupakan agenda pertama, mengingat lahan di sekitar

merapi sangat membutuhkan proses penghijauan. Mahasiswa KNB melakukan aksi penanaman 25 bibit pohon mahoni dan tanjung di area gundul akibat sapuan awan panas Merapi. Aksi maha­siswa KNB pun dilanjutkan dengan­kunjungan ke daerah pemukiman di ma­ na hunian sementara dibangun. Mahasis­wa KNB melihat proses pemba­ ngun­ an hunian yang terbuat dari bambu dan me­nyerahkan sedikit makanan ringan kepada para relawan yang sedang me­lakukan pem-

bangunan tersebut. Aksi terakhir yang dilakukan adalah kunjungan ke barak pengungsian yang terletak cukup jauh dari desa Kalitengah. Di sana para mahasiswa melakukan kegi­atan yang melibatkan anak-anak dan mem­ berikan bingkisan pada mereka. Ak­si sosial yang dilaksanakan dari pagi­sampai sore hari tersebut merupakan ben­tuk kepedulian dari Mahasiswa KNB terhadap Merapi dan para korban yang membutuhkan bantuan. UMAR

P E WA RA D I N A M I KA F E B RUA RI 2011

31


berita TEKNOLOGI DONOR DARAH

SEBUAH SOLUSI DARI MAHASISWA FT

DOKUMEN PRIBADI

APA yang terjadi bila Palang Merah­Indonesia (PMI) sebagai satu-satunya­pemasok darah bagi orang yang membu­ tuhkan itu ternyata kehabisan stok da­rah? Maka PMI biasanya menginfokan­ kepada keluarga yang butuh darah untuk mencari sendiri ke sanak kerabat­ nya. Hal yang demikian membutuhkan­ waktu yang lama, padahal­seorang yang butuh darah biasanya waktunya­ terbatas sekali. Selain meminta keluarga yang membutuhkan darah untuk mencari sendiri, PMI juga berinisiatif untuk menghubungi suatu komunitas atau organisasi tertentu berharap bisa­ langsung dicarikan ke anggota komunitas yang terdata memiliki golong­an­darah yang sama. Namun, tetap saja­butuh waktu untuk memilih yang se­su­ai golongan darah yang dicari dari buku daftar anggota, kemudian meng­hu­bu­ nginya satu persatu, hal yang biasa terjadi jika organisasi tersebut pendataan anggotanya belum terkomputerisasi atau dengan database yang lengkap. Merujuk pada masalah diatas, Wahid Hariyadi, mahasiswa FT UNY, bermak32

PEWA R A DIN A MIK A F E B R UA R I 2 0 1 1

sud menyajikan sistem­Teknologi Informasi (TI) yang cepat, mu­dah­dan murah dengan menggabungkan segala kemudahan di atas, yaitu database dan SMS. Mahasiswa Teknik Elektronika ini menyusun metode,“SMS Gateway dengan Database Golongan Darah Suatu Solusi Kebutuhan Informasi Donor Darah” untuk memecahkan­semua permasalahan di atas de­ngan da­sar interface antara mobile phone dan kom­puter. Selain sebagai pemenuhan proyek akhir untuk menuntaskan studinya di Fakultas Teknik, tujuan dibuatnya sms gateway dengan database golong­an darah suatu solusi kebutuhan informa­si donor darah adalah agar dapat meman­

faatkan perangkat keras (Hardware) yang mendukung perancangan antarmuka dengan mobile phone, dapat me­ rancang perangkat lunak (software) untuk SMS Gateway dan akses database dengan Visual Basic 6.0, dan dapat menjelaskan unjuk kerjanya. Pemanfaatan perangkat keras (Hardware) yang mendukung dalam perancangan antarmuka dengan mobile phone menggunakan kabel data Universal Serial Bus (USB). Perancangan perangkat lunak (software) untuk SMS gateway dan akses database dengan Visual Basic 6.0 yang dibuat tampilan dengan 3 buah Tab yang ma­ sing-masing Tab Data Komunitas, Tab Kirim SMS, Tab SMS Masuk. Pemro­gram­ an yang memanggil database yang telah­ dimasukkaan kedalam­Micro­soft Access berupa data komunitas, membaca SMS dari mobile phone dengan menggunakan kode AT Command, dan mengirimkan SMS juga menggunakan­kode AT Command. Unjuk kerja sms gateway dengan database golongan darah suatu solusi kebutuhan informa­si donor darah secara umum sangat memudahkan,


berita karena merupakan aplikasi komputer sehingga­ penyim­pan­an no­­mor telepon dari komunitas lebih ba­­nyak, serta dapat melakukan proses­ oto­ma­ti­sa­si sehingga meringankan pe­ker­jaan mengi­ rimkan SMS. Wahid menjelaskan bahwa karyanya ini dapat digunakan untuk menuliskan pesan dengan panjang maksimum 150 karakter. Database di dalamnya karena

menggunakan Microsoft Access, maka­ data maksimal yang dapat disimpan­ ada­lah 32,768 data. SMS masuk yang dapat dibaca maksimal berjumlah 50 SMS untuk ditampilkan. Dapat digunakan untuk pengguna provider mobile phone 3, Indosat, XL, Telkomsel,­Telkom Flexi, Axis. Dirancang untuk menolak pengisian data dengan nomor telepon yang sama untuk menghindari duplika-

si data. SMS yang masuk­hanya direspon jika format minimal diawali de­ngan “DARAH”, selain itu maka­SMS akan diabaikan. Jika format lengkap dengan kriteria DARAH#GOL.DARAH#NAMA PASIEN#CP# maka data akan ditampilkan, jika format tidak demikian, maka akan dikirimkan SMS balasan bahwa format SMS kurang tepat. HARYO

PRESTASI MAHASISWA

ISDIYONO, MAHASISWA BERPRESTASI FIP 2011

DOKUMEN HUMAS FIP

TAK ubahnya Fakultas yang lain, FIP UNY juga me­ngedakan pemilihan Mahasiswa Berprestasi (MAPRES) periode 2011. Acara pemilihan MAPRES berlangsung hari Jumat Pukul 13.00 WIB (04/03/2011) di ruang Abdullah Sigit. Acara dibuka de­ngan sambutan oleh Prof. Dr. Achmad Dardiri, M.Hum selaku Dekan FIP UNY. Penilaian dalam pemi­ lihan mahasiswa berprestasi ini mempertimbangkan berbagai aspek, seperti presentasi karya ilmiah, tes kepribadian, wawancara bahasa Inggris, dan penilaian portofolio. Dewan Juri dalam pemilihan MAPRES FIP 2011 terdiri dari perwakilan dosen di tiap-tiap Program Studi Fakultas Ilmu Pendidikan UNY. Pemilihan Mapres kali ini diikuti­oleh delapan peserta, yaitu Rendy Roos Han­

doyo (PLB), Widiastuti (MP), Ali Wafa­ Mu­khtar (KP), Isdiyono (PGSD), Danar­ Wi­ja­yanti (PLS), Akhmad Akbarudin­ (TP), Rita Hidayati (TP), Laras Ayni­Wi­ di­astuti (PGSD). Dalam proses pemilih­ an MAPRES kali ini persaingan antar pe­ serta­sangat ketat, sehingga para De­wan Juri harus benar-benar bekerja­ keras dalam menilai setiap aspek dari para peserta. Karena masing-masing peserta merupakan perwakilan terba­ ik dari masing-masing Program Studi. Pada pukul 18.00 WIB, akhirnya Dewan Juri mengumumkan hasil penilaian dari para peserta. Akhirnya keluar sebagai pemenang adalah Isdiyono, mahasiswa Program Studi PGSD angkatan 2008 yang menyi­ sihkan tujuh peserta lainnya. Isdiyono

berhak memperoleh reward dari fakultas dan maju ke pemilihan mahasiswa berprestasi tingkat universitas. Kegigih­ an dan ketekunan akhirnya mampu me­ ngantarkan dirinya meraih kesuksesan. Isdiyono adalah mahasiswa yang sederhana, sehari-hari dia hanya mengguna­ kan sepeda untuk menempuh perja­lan­ an dari rumah menuju kampus. Namun, hal tersebut tak menghalangi niatnya untuk terus menuntut ilmu. Dia juga aktif dalam UKMF Reality yang berkecimpung dalam bidang penelitian. Tak heran jika karya tulis yang dihasilkan juga berkualitas. Adapun karya ilmiah yang ditulisnya adalah “Komik SG (Super Gayus): Media Pembelajaran Anti Korupsi di Sekolah Dasar”. DK & ZULFA

P E WA RA D I N A M I KA F E B RUA RI 2011

33


berita PELATIHAN

KUNCI SUKSES: MENJADI ‘WONG EDAN’ “SIAPA yang berada di ruangan ini me­ rasa sebagai wong edan?”, itulah sapaan pem­buka Firmansyah, SH pembicara se­ si Kewirausahaan dalam pelatihan Stra­ tegi Menembus Peluang Kerja Periode I tahun 2011. Pelatihan yang diadakan oleh Fakultas Ilmu Sosial dan Ekonomi Universitas Negeri Yogyakarta yang di­ a­dakan rutin menjelang wisuda ini di­ tu­jukan bagi lulusan FISE UNY akan mengikuti uacara wisuda. Pada perio­de yang pertama ini diikuti oleh 121 dari 178 peserta yang tercatat mengiku­ti yudisium periode November, Desember 2010 dan Januari 2011. Pelatihan yang diadakan Rabu (16/2) di Ruang Ki Hajar­ Dewantara FISE UNY ini menghadir­ kan­instruktur yang berkompeten­dan mampu memunculkan­ semangat­ para­ pe­serta untuk memenangkan peluang kerja yang ada. Seperti Dra. Magdalena Sukartono yang merupakan trainer SDM yang sering muncul di berbagai­ me­­dia massa Jogja, Firmansyah, SH., en­­treprene­ur muda yang berhasil mera­ ih­berbagai penghargaan atas keber­ha­­ sil­­an usaha­ mandirinya. L. Sari­ yek­ti, S.Psi., Psi yang memberikan motivasi­ba­ gaimana­mengerjakan tes-tes psikotes dan Drs. Hendarto Budiyono,­MM Kepala Kantor Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi DIY yang mema-

34

PEWA R A DIN A MIK A F E B R UA R I 2 0 1 1

FOTO-FOTO: DOKUMEN HUMS FMIPA

parkan tentang peluang kerja yang ada di wilayah provinsi DIY. Firmansyah menginspirasi semangat para peserta dengan menyampaikan ka­ta-kata bijak seperti “Orang-orang yang sukses terus maju, mereka pernah membuat kesalahan, tapi mereka tidak pernah menyerah (Conrad Hilton) “. Hal ini dimaksudkan agar para peserta jika ingin maju dan sukses agar tidak mu-

dah menyerah. Yang dimaksud ‘wong edan’ disini adalah orang yang karena ke-‘edan’annya tersebut mamapu meciptakan sesuatu yang baru, dan bisa diterima dan disukai masyarakat. Karena menurutnya, kadang kita tidak sadar bahwa disekeliling kita banyak potensi yang bisa kita manfaatkan untuk mendapatkan hasil yang ekonomis. Untuk itu Firmansyahmenekankan untuk


berita melihat potensi dan peluang yang ada di sekitar kita. Dalam memasarkan produk yang kita­ciptakan Firmansyah berpesan agar ja­ngan sampai meluapak kemasan, karena kemasan merupakan magnet. Kosu­men diarahkan untuk lebih­tertarik­ de­ngan produk kita karena kesan­perta­ ma dari kemasan itu yang menggoda konsumen untuk memilih produk ki-

ta. Firmasnyah juga mengingatkan,­ men­cip­takan pa­sar dibutuhkan waktu­ yang tidak sebentar, kadang jatuh dan bangun.­“Pelanggan yang melimpah merupakan bagian dari proses, bukan merupakan tujuan akhir.­Ketika kita­ merasa­sudah mencapai­hasil puncak,­ maka disitulah kita­akan ber­hen­ti be­ kerja”, urai Firman membagi tips suksesnya. Firman juga menambahkan

untuk jangan­sampai melupa­kan untuk memanfaatkan teknologi yang ada karena akan sangat memudah­kan jalan menuju gerbang kesuksesan. Selain itu kunci kesuksesan yang lain adalah mengembangkan jaringan dan membentuk tenaga kerja yang mumpuni adalah sebuah keharusan untuk memajukan usaha. SARI

WIRAUSAHA

WARUNG PROGRAM MAHASISWA WIRAUSAHA

FOTO-FOTO: DOKUMEN HUMS FMIPA

SEKELOMPOK mahasiswa dari fakultas MIPA Universitas Negeri Yogyakarta yaitu Gunarno, Hanik Wahyuningsih, Susi Susanti, Rochimatun Hasanah, Wiwik Nurindah Sari, Zahrotul Mufida, Siti Latifah dari jurusan biologi dan Kartika­ Adhi dari jurusan fisika membu­ka wa­ rung mie ayam bakso di Jl. Karangkajen 47 Yogyakarta. Warung yang diberi nama “BangJo UNYIL” dari akronim “Abang Ijo UNY In Lesehan” tersebut dibuka oleh PD 3 FMIPA UNY Drs. Sutiman pada Kamis 3 Februari 2011 dan dihadiri oleh kaprodi biologi Siti Umni­ yatie, M.Si dan dosen jurdik biologi Astuti, MP. Dalam sambutannya Sutiman meng­

ucapkan selamat atas keberanian mahasiswa membuka usaha sekaligus me­ ngucapkan terimakasih pada Astuti, MP atas fasilitas yang diberikan untuk program kewirausahaan mahasiswa, karena DIKTI memang memberikan perhatian besar pada bidang kewirausahaan mahasiswa. Lebih lanjut Sutiman mengingatkan akan perlunya niat untuk bersungguh-sungguh dan jangan setengah hati dalam berbisnis serta kedepannya perlu dipikirkan menu tambahan karena selera masyarakat juga perlu dipelajari. “Kita akan bersaing dalam pasar, har­ga dan marketingnya” kata Sutiman. Menurut Gunarno mereka membuka usaha ini karena hal ini merupakan pro-

gram wirausaha mahasiswa dari UNY dimana mahasiswa diberikan dana untuk memulai usaha, namun dana ini ti­ dak diberikan begitu saja melainkan juga harus mengembalikannya pada kampus untuk digulirkan pada mahasiswa yang membuka program wirausaha lainnya. Setelah diamati ternyata­ warung tersebut cukup laris karena lo­ kasi yang strategis dan harga yang dipasang terjangkau bagi masyarakat. Se­lain menyediakan mie ayam bakso­ di warung ini juga tersedia “Ahha Yoghurt” yang merupakan hasil karya Program Kreativitas Mahasiswa fakultas MIPA. DEDDY HERDITO

P E WA RA D I N A M I KA F E B RUA RI 2011

35


berita PENDIDIKAN KARAKTER

GELIAT KEJUJURAN DI FISE UNY SEKERANJANG penuh roti dan donat ter­ geletak di kursi tunggu depan ruang kuliah lantai 2 gedung Fakultas Ilmu Sosial dan Ekonomi (FISE) UNY timur. Roti-roti itu bukan untuk dipajang, tetapi dijual. Hanya saja tanpa ada penunggunya. Hanya secarik kertas yang berisi daftar harga. Dan pesan singkat “mungkin penjual tidak melihat, tapi Tuhan mahamelihat”. Ya, pemilik roti-roti itu ha­ nya mengandalkan kejujuran dari para­ pembelinya. Semenjak beberapa bulan lalu, mahasiswa FISE telah akrab dengan usaha yang lebih dikenal dengan istilah “warung kejujuran” itu. Tanur Lubis, pemilik warung kejujuran “mirasantika”,­ me­­nga­takan bahwa ada awalnya usaha­ yang dirintisnya itu merupakan tugas dari mata kuliah kewirausahaan. “Pada awalnya merupakan tugas da­ ri mata kuliah kewirausahaan pada semester III. Tetapi karena keuntungannya lumayan, maka saya memutuskan meneruskannya hingga sekarang,” ujar mahasiswa jurusan pendidikan IPS ini. Kemudahan menjadi alasan utama­ banyaknya pembeli. Fibriani, mahasis­ wa jurusan pendidikan IPS angkatan 2009, mengakui bahwa adanya warung kejujuran sangat memudahkan

36

PEWA R A DIN A MIK A F E B R UA R I 2 0 1 1

DOKUMEN HUMAS FISE

ma­ha­sis­wa. Terutama dalam membeli­ makanan untuk mengganjal perut di se­la-sela waktu kuliah. “Memudahkan. Apalagi ketika pagi nggak sempat sarapan,” ujarnya. Tantangan terbesar dari warung kejujuran ini terletak pada “kejujuran” itu sendiri. Resiko kerugian, misalnya saja roti atau uang yang dicuri, merupakan sebuah hal yang biasa dalam dunia bisnis. Bisa jadi, model warung kejujuran

seperti ini merupakan sebuah “tes” bagi orang-orang sekitar. Soraya, salah se­o­­rang pembeli, mangatakan bahwa ada­nya warung kejujuran dapat menja­ di parameter kejujuran sivitas akade­mi­ ka FISE UNY. Tanur mengakui bahwa tidak ada rasa khawatir dalam dirinya menggeluti usaha warung kejujuran ini. Ia berkeyakinan bahwa masih ada nilai kejujuran yang ada dalam tiap nurani orang.


berita Pembentukan Karakter “Tujuan tidak langsung kami, agar dapat membentuk karakter jujur dalam diri mahasiswa”, ungkap Tanur, maha­ siswa angkatan 2009 ini. Karakter­tak dapat dibentuk hanya melalui penyam­ paian teori di ruang kelas semata.­Karak­ ter lahir dari sebuah pembiasaan.­Orang yang terbiasa jujur, maka dalam diri­nya akan terbentuk karakter kejujuran.­

Pembentukan karakter menjadi tantangan terbesar dalam dunia pendidikan. Hal ini didasarkan pada fungsi lem­baga pendidikan yang tidak hanya­ sebagai tempat transfer of knowledge semata. Menjawab tantangan itu, semenjak­ beberapa tahun terakhir, FISE UNY telah me­nggelorakan pendidikan karakter­ ba­gi mahasiswa. Bahkan pendidikan ka­

rak­­ter menjadi mata kuliah wajib dalam kurikulum tahun 2009 dan dilanjutkan hingga kini. Selain itu, untuk mendukung wacana ini diada­kan pula beberapa kali seminar pendidik­an karak­ter. Adanya warung kejujur­an–yang dimotori oleh mahasiswa–men­ja­di­ indikasi jelas geliat FISE UNY dalam pembentukan karakter. TRIYANTO

KUNJUNGAN

KUNJUNGAN DARI UNNES

FOTO-FOTO: DOKUMEN HUMAS FMIPA

SERATUS delapan mahasiswa jurusan pen­didikan IPA Fakultas MIPA Universi­ tas Negeri Semarang berkunjung ke Fakultas MIPA Universitas Negeri Yog­ yakarta pada Senin, 7 Februari 2011. Rom­­bongan yang didampingi ketua­ program studi IPA Dr. Sudarmin, M.Si serta dosen pendidikan IPA FMIPA­Un­ nes Arif Widiatmoko, S.Pd., M.Pd dan Parmin, S.Pd., M.Pd disambut oleh ketua­ program studi IPA FMIPA UNY Dr. Dadan Rosana dan segenap mahasiswa prodi IPA FMIPA UNY.

Dalam sambutannya Dadan Rosana mengatakan bahwa prodi IPA di FMIPA UNY telah memasuki tahun ke-4 dan tahun ini akan mengajukan akreditasi­ dan kunjungan studi banding ini dapat meningkatkan kemampuan dari 2 universitas untuk saling belajar, karena prestasi mahasiswa prodi IPA FMIPA UNY di Pimnas cukup membanggakan. Sedangkan Sudarmin mengungkapkan bahwa kunjungan ke FMIPA UNY ini selain dalam rangka menjalin silaturahmi juga sekaligus merupakan program

kegiatan lapangan dimana mahasiswa dapat belajar berorganisasi dan sharing­ pengalaman karena di FMIPA Unnes belum terbentuk Hima Ilmu Pengetahuan Alam serta melihat sarana prasarana prodi IPA di UNY. Pada kesempatan ini mahasiswa prodi IPA Fakultas MIPA Universitas Ne­geri Semarang juga diajak mengunjungi laboratorium pendidikan IPA dan kompleks ormawa FMIPA Universitas Nege­ ri Yogyakarta. DEDY HERDITO

P E WA RA D I N A M I KA F E B RUA RI 2011

37


berita STUDI BANDING

STUDI BANDING PENDIDIKAN SOSIOLOGI UPI PROGRAM Studi Pendidikan Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ekonomi UNY pada Senin (21/2) kedatangan rombongan mahasiswa Pendidikan Sosiologi­ Uni­versitas Pendidikan Indonesia (UPI). Kedatangan mahasiswa dan dosen Pendidikan Sosiologi UPI Bandung dalam rangka studi banding ke Prodi Pendi­ dikan Sosiologi FISE UNY. Selaku ketua rombongan Dr. Ely Maleha yang juga Pembantu Dekan I FPIPS UPI dan Kaprodi Prodi Pendidikan Sosiologi UPI, menuturkan dalam sambutannya bahwa rombongan dari UPI bandung berjumlah 100 mahasiswa dan 12 orang do­ sen dari prodi pendidikan sosiologi. Selain dalam rangka menjalin komunikasi antar prodi dan melepas kerinduan antar sesama mantan Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK), kunjungan kali ini juga dalam rangka belajar banyak hal pada Prodi Pendidik­ an Sosiologi FISE UNY, mengingat Pendidikan Sosiologi FISE UNY telah lama berdiri dan tentu saja memiliki banyak pengalaman yang bisa ditularkan. Dikemukakan Ely, Prodi Pendidikan Sosiologi UPI berdiri pada tahun 2009 tetapi baru

38

PEWA R A DIN A MIK A F E B R UA R I 2 0 1 1

FOTO-FOTO: DOKUMEN HUMAS FISE

menerima mahasiswa tahun 2010, sehingga masih perlu banyak berbenah, salah satunya dengan belajar dari Prodi Pend Sosiologi di kota lain. Kedatangan rombongan dari UPI di­ sambut Dekan FISE UNY Sardiman AM,

M.Pd., di awal sambutannya Sardiman­ mengemukakan sulitnya menjual prodi ilmu sosial sehingga perlu kiranya­ untuk menjalin ikatan kerjasama an­tar­­ prodi untuk lebih mengembangkan­dan menjual prodi ilmu sosial. Dituturkan


berita pula bahwa Prodi Pend. Sosiologi­UNY di lingkungan masyarakat Jogja­dan Jawa Tengah mendapat respon yang cu­kup baik. Itu dibuktikan dengan­tingginya minat calon mahasiswa yang ingin masuk ke Pendidikan Sosiologi, bahkan di FISE peminatnya paling tinggi diantara prodi yang non ekonomi. Di akhir sam­butannya Dekan FISE mengemukakan beberapa program

unggulan yang ada di Fakultas dan Prodi seperti keber­adaan Laboratorium mi­ cro teaching, laboratorium outdoor di kompleks Ratu Boko, Pelatih­an Strategi Menembus Peluang Kerja bagi Mahasiswa yang akan diwisuda hingga kemitraan 7 Lembaga Pendidikan Tinggi Kegururan (LPTK) sebagai bentuk dukungan pengembangan Prodi. Diakhir acara diadakan diskusi, ta­nya

jawab antara mahasiswa UPI bandung­ dengan prodi Pendidikan Sosiologi­FISE UNY. Beberapa pertanyaan­yang diuta­ ra­kan mahasiswa UPI antara lain tentang kegiatan kemahasiswaan, prakti­ kum untuk mahasiswa, informasi­ lo­­­wong­an kerja bagi lulusan dan kearif­ an­­lokal yang dikembangkan oleh prodi­ Pend. Sosiologi FISE UNY. GRENDI

LIMARTS

DISKUSI ILMIAH MENUJU SELEKSI PKM-GT/AI

HUMAS FBS

LINGKAR Ilmiah Mahasiswa Language and Arts (Limlarts) mengadakan diskusi tentang penulisan karya ilmiah PKM GT/AI di Pendopo Pusat Kegiatan­Mahasiswa. Diskusi yang dilakukan pada Jumat (18/2) menghadirkan Ari Kusmiatun, M. Hum, dosen Bahasa dan Sastra­ In­donesia yang telah banyak terlibat da­lam karya ilmiah mahasiswa. Menu­ rut Ari Kusmiatun, PKM-GT/AI mem­ per­ timbangkan tiga kriteria dalam ke­­pe­­nu­­lis­an, “karya yang baik itu mem­ per­­timbangkan orisinalitas ide, bersifat keilmiahan atau memiliki kajian, dan juga reasonable, dapat diaplikasikan.” PKM GT dan PKM AI merupakan program kegiatan mahasiswa kategori gagasan tertulis dan artikel ilmiah yang

diadakan oleh Direktorat Pendidikan Tinggi (dikti) setiap tahun. Karena urgennya kegiatan ini, pihak Limlarts berupaya memfasilitas mahasiswa FBS untuk terlibat aktif. Menurut Ketua Limlarts, Damai, pengadaan kegiatan disku­ si dilakukan agar mahasiswa FBS terta­ rik ikut PKM- GT/AI, setelah itu kami berharap banyak karya mahasiswa FBS yang lolos seleksi. Banyak pertanyaan yang muncul da­ ri para peserta diskusi, terutama­ ten­tang bagaimana pengelolaan ide. Kesem­patan ini tidak disia-siakan pem­ bi­cara,­menurutnya ada tipe orang yang ke­ku­rangan ide dan orang tipe ini lebih baik merapat dengan teman yang memiliki ide untuk memberikan kontribu-

si. Selanjutnya, ada tipe kedua, yakni orang yang kebanyakan ide dan tipe ini justru lebih ‘berbahaya’ karena tulisannya cenderung tidak fokus pada satu masalah. Bagi saya, lanjut Ari, “Jadilah orang yang tidak pelit untuk berbagi ide dengan teman lain.” Dalam diskusi yang berlangsung selama dua setengah jam ini, Ari Kusmiatun memberikan inspirasi kepada peserta, “berlatihlah untuk peka tentang sesuatu yang orang lain tidak peka. Ja­ ngan juga ragu dengan ide brilian da­ lam otakmu, toh seandainya karyamu tidak lolos, godok lagi ide itu agar lebih matang demi kompetisi berikutnya,” lanjutnya. FEBI

P E WA RA D I N A M I KA F E B RUA RI 2011

39


berita BEASISWA

DI FBS, ANTUSIAS BEASISWA TINGGI

FOTO-FOTO: DOKUMEN HUMAS FBS

PENDIDIKAN adalah hak yang dimiliki oleh setiap orang. Siapapun pasti ingin mendapatkan ilmu yang berguna­bagi hidupnya. Namun apabila dana menja­di kendala untuk mendapatkan ilmu,­tentu saja masih banyak cara untuk­meng­ usahakannya. Salah satunya adalah de­­ ngan mengajukan beasiswa.­“Saya ingin­ meringankan beban orang tua saya. Sebisa mungkin saya membiayai­kuliah saya sendiri. Salah satunya dengan­ memberi les privat, terlebih lagi jika saya mendapatkan beasiswa ini tentu akan sangat membantu,” tutur Windy Rianti, mahasiswa PBI ’08. Tidak heran antusiasme mahasiswa­ FBS untuk mendapatkan beasiswa begitu tinggi. “Quota FBS untuk beasiswa Peningkatan Prestasi Akademik (PPA) dan Bantuan Belajar Mandiri (BBM) adalah 486 orang. Sedangkan yang mendaftar sebanyak 1040 orang. Oleh karena itulah, selain diseleksi do­sen pendamping dan ketua jurusan, organisasi kemahasiswaan (ormawa) juga dilibatkan,” tutur Drs. Hajoko Insan­Kamil, Kasubbag Kemahasiswaan FBS UNY. Soal keterlibatan ormawa di lingkung­­ an FBS mendapat sambutan­Pembantu­ 40

PEWA R A DIN A MIK A F E B R UA R I 2 0 1 1

Dekan (PD) III FBS, Herwin­Yogo­Wicaksono. Menurut PD bidang­ Kema­ha­sis­wa­ an ini, “Tidak mudah­untuk­mengetahui­ ma­na mahasiswa­yang benar-benar la­ yak­ untuk mendapat­­kan­­ beasiswa. Maka bantuan BEM dan rekomendasi­dari DPM sangat membantu­dalam proses seleksi.” Sementara itu, Jumat (26/2), terjadi antrian panjang di ruang A Pusat Kegi­ atan Mahasiswa FBS. Para calon penerima beasiswa ini siap berdesak-desakan untuk mendapatkan legalisasi sertifikat dari Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) FBS UNY. Hal ini penting karena sertifikat yang dipertimbangkan untuk syarat mendapatkan beasiswa hanya kegiat­ an-kegiatan yang berlangsung selama 2010-2011 dan harus diketahui pihak

BEM FBS. Selain keterlibatan BEM FBS, kegiat­ an ini juga melibatkan pihak Dewan Perwakilan Mahasiswa (DPM) FBS, ter­u­ ta­ma dalam hal pengawasan penya­lur­ an beasiswa. “Kami mengadakan advo­ kasi bagi mahasiswa yang mengajukan beasiswa BBM. Caranya, mereka harus mengisi formulir, menyerahkan surat keterangan tidak mampu, dan menja­ lani wawancara. Selain itu, ada pula survei lapangan yang dilakukan tanpa sepengetahuan mahasiswa tersebut. Jika memenuhi syarat, maka DPM akan memberikan surat rekomendasi untuk PD III,” jelas Sumaryanto, salah satu perwakilan DPM FBS UNY.” DIYAN ZH


berita KARYA MAHASISWA

MESIN PEMBUAT SUSU KEDELAI

FOTO-FOTO: DOKUMEN HUMAS FT

LIMA mahasiswa FT UNY berhasil­men­­ ciptakan alat pembuat susu kedelai­da­ lam rangka penyelesian Proyek Akhir­ mereka. Kelima mahasiswa tersebut ada­­lah Didit, Fajar, Zaka, Maryanto dan Norman yang merupakan mahasiswa dari jurusan Teknik Mesin. Tujuan perancangan mesin ini adalah untuk mempermudah Usaha­Kecil­

Menengah (UKM) atau industri­rumah­ tangga dalam pembuatan susu­kedelai.­ Mereka mengungkapkan bahwasanya­ kedelai merupakan salah satu tanaman­ polong-polongan yang memiliki kan­ dung­­an protein sehingga bila diolah men­jadi minuman ataupun makanan antara lain dapat meningkatkan meta­ bo­­ lisme tubuh, menguatkan sistem

imun­tubuh, menstabilkan kadar gula­ da­­rah, melindungi jantung, dan lain-la­ in. Selain itu, proyek ini bertujuan untuk­ mengetahui mekanisme dan konstruk­si mesin, komponen mesin yang dibutuhkan, pemilihan jenis materi­al yang akan dipakai, penghitung­analisis ekonomi dan pembuatan gambar kerja. Konsep perancangan mesin pembu­ at susu kedelai dimulai dengan proses­ penggilingan, kemudian­ melakukan­ pro­­ ses penyaringan, dan yang terakhir­proses pemanasan. Untuk­ menjaga­keste­ rilannya, maka bahan yang berkontak­langsung dengan­ kedelai­maupun sari kedelai dibuat menggunakan­bahan­stainless-steel. Sedangkan dalam pro­ses pembuatannya,­ tim ini dibagi untuk penyelesaian tiap bagian. Zaka ber­tanggung jawab untuk pembuatan lengan mesin; Fajar mengerjakan poros­pisau; Maryanto pada roda gigi lurus dan batang gigi sedangkan Norman ber­tugas untuk membuat rangka me­sin ini. Dengan pembagian tugas tersebut, tim ini mampu menyelesaikan alat ini sesuai dengan waktu yang ditargetkan yakni, 3 minggu. HARYO

P E WA RA D I N A M I KA F E B RUA RI 2011

41


berita UNIT KEGIATAN MAHASISWA

TRAINING MANAJEMEN ORGANISASI AL ISHLAH

FOTO-FOTO: DOKUMEN HUMAS FISE

Leadership Kunci Organisasi TAK dapat disangkal, bahwa dengan­ba­­ nyaknya minat mahasiswa untuk­meng­ geluti dunia organisasi kemahasis­waan harus diimbangi dengan peningkatan­ kapasitas dan kualitas. Bertempat di Ru­ ang Ki Hajar Dewantara FISE UNY (10/2) Unit Kegiatan Mahasiswa Fakultas (UKMF) Al-Ishlah Fakultas Ilmu Sosial dan Ekonomi Universitas Negeri­Yog­yakarta (FISE UNY) bekerja sama dengan Pro­ fetika Training Center mengadakan­tra­ i­ning “Manajemen Organisasi” Meng­ hadirkan trainer diantaranya Sujo­ no da­ri Profetika Training Center, Sigit­Nur­ syam Priyanto­yang merupakan Presi­ den Badan Eksekutif Mahasiswa Republik Mahasiswa (BEM REMA) UNY tahun 2008, dan Dwi Budiyanto, penulis Prophetic Learning dan Dosen UNY. Acara dihadiri 75 peserta yang berasal dari berbagai fakultas yang ada di UNY. 42

PEWA R A DIN A MIK A F E B R UA R I 2 0 1 1

Dalam sambutannya, Diar Rosdayana Ketua UKMF Al-Ishlah FISE UNY me­ nyampaikan bahwa sangat tepat untuk menyelenggarakan training tentang manajemen organisasi di awal-awal pe­ ri­o­de kepengurusan ini. Hal ini dapat­

menjadi bekal dalam mengarungi arena organisasi ke depannya. “Harapannya dengan diadakannya agenda ini dapat menjadi pemicu bagi kemajuan organi­ sasi kemahasiswaan”, ujar mahasiswa jurusan PKnH angkatan 2008 ini.


berita Leadership jadi elemen vital Leadership atau kepemimpinan memegang peranan paling vital dalam sebuah organisasi. Kepemimpinan ini harus dimiliki oleh semua elemen, tidak terbatas pada pimpinan atau ketua saja. “Semua elemen organisasi harus mempunyai leadership agar organisasi dapat berjalan dengan penuh inovasi dan ke­teraturan. Jiwa leadership meliputi jiwa memimpin, dan tak kalah pentingnya ialah jiwa untuk dipimpin. Karena tidak semua orang mampu dipimpin dengan baik”, ungkap Diar, yang tahun­ lalu menjabat sebagai Ketua Himpunan Mahasiswa Pendidikan Kewarganegaraan dan Hukum (Hima PKnH).

Sujono yang hadir sebagai trainer dalam acara ini mengungkapkan bahwa persoalan bangsa Indonesia saat ini yang paling menonjol adalah ketiadaan kepemimpinan yang kuat. Kukuh, salah seorang peserta yang datang menambahkan bahwa pemimpin saat ini tidak bisa mencari solusi yang tepat bagi permasalahan bangsa. Sujono juga menyampaikan bahwa fungsi kepemimpinan antara lain ialah mencari (path finding), mengarahkan­ (di­rec­ting), mengawasi (controlling), me­ lin­dungi (protecting) serta perenung­an (reflecting). Seorang pemimpin harus mam­pu memberdayakan potensi, membangun komitmen, mendistribusikan

amanah dengan tepat, menyatukan potensi yang dimiliki serta mampu untuk mensinergikan potensi. Jiwa leadership itu bisa dilatih dan ditumbuhkan. Ada orang yang mungkin­ sejak kecil telah mempunyai­bakat ke­ pe­­mimpinan, tetapi ada pula yang me­­­ ne­­mukan jiwa kepemimpinan setelah dia menjadi orang yang de­ wa­sa.­Di sinilah fungsi dari sebuah or­ganisasi, yaitu agar dapat melatih dan menumbuhkan jiwa kepemimpinan­mahasis­ wa. Hal ini juga diamini oleh Wahyudi Iman Satria, mahasiswa peraih­emas olahraga panahan sekaligus­pengurus harian UKMF Al Ishlah. TRIYANTO

ORGANISASI MAHASISWA

PELANTIKAN ORMAWA FMIPA

HUMAS FMIPA

PROSES terbentuknya jatidiri bukan ha­ nya dituntut efektifitasnya dalam per­ ku­li­ah­an namun juga terakumulasi­ men­jadi jatidiri pada masa depannya,­ de­mi­ki­an petuah Dekan FMIPA Dr. Aris­ wan pada pelantikan organisasi mahasiswa FMIPA Universitas Negeri Yogya­ kar­ta di ruang seminar MIPA pada Ju­mat 18 Februari 2011. “Oleh karena itu sela­

mat bagi anda yang telah dipercaya menjadikan dukungan bagi MIPA dan marilah kita bawa MIPA dalam tatanan bersama dan kita berikan yang terbaik untuk MIPA.” Lanjutnya. Pada kesem­ pat­an ini juga hadir PD 3 FMIPA Drs. Su­timan, kasubag kemahasiswaan­Sri Ayati, S.Pd beserta dosen pendamping­ ormawa mipa yang dilantik meliputi

Dewan Perwakilan Mahasiswa, BEM RE­ MA FMIPA, himpunan mahasiswa ma­ te­matika, himpunan mahasiswa fisika, himpunan mahasiswa kimia, himpunan mahasiswa biologi, himpunan mahasiswa ipa, unit penelitian KSI-MIST, unit teater Sekrup, unit pencinta alam Hancala, dan unit kerohanian Haska JMF. DEDY HERDITO

P E WA RA D I N A M I KA F E B RUA RI 2011

43


berita SNMPTN

PENDAFTARAM UJIAN TULIS SNMPTN

FOTO-FOTO: DOKUMEN HUMAS UNY

UNY masih memandang penting menyelenggarakan seleksi mandiri karena kita masih memberikan kesempatan­ bagi yang belum diterima SNMPTN, di­­ samping UNY juga membutuhkan­be­ be­­­ra­pa prodi keahlian khusus seper­ti­­ olah­raga, seni, dsb yang jika kita­mem­ be­ri­kan kesempatan lewat undang­an­ jangan-jangan mereka tidak masuk. Demikian dikatakan Rektor UNY, Prof. Dr. Rochmat Wahab, MPd., MA., pa­da acara Konferensi Pers sosialisasi SNMPTN tahun 2011 yang diselenggarakan oleh Panlok SNMPTN Yogyakarta, Jumat, 4/2, di UNY. Hadir pada ke­ sempatan tersebut Rektor UNY, Rektor UIN Sunan Kalijaga, Prof. Dr. H. Musa Asy’ari, Ketua Panlok , Prof. Dr. Nurfina Aznam, SU., Apt (UNY), Dr. Ir. Budi Prasetyo Widyobroto, DEA, (UGM), Prof. Dr. 44

PEWA R A DIN A MIK A F E B R UA R I 2 0 1 1

H. Siswanto Masruri, M.A, (UIN) dan humas dari 3 perguruan tinggi tersebut. Lebih lanjut dikatakan, akhir-akhir­ ini ada modifikasi dengan adanya­per­­ kem­­bangan baru tentang jumlah­sis­ wa yang bisa didaftarkan lewat jalur undang­an berdasarkan akreditasi seko­ lah­dan jenis kelasnya. Bagi sekolah­ yang boleh mendaftarkan siswanya­le­ wat­jalur undangan, jatah yang dida­­

pat­tidak harus diambil semua, jika­ peluangnya kecil karena yang di teri­ ma­­lewat jalur ini memang sedikit. Se­ dang­kan,­bagi sekolah yang belum terakreditasi masih bisa mendaftarkan­ SNMPTN lewat jalur ujian tertulis. Ketua Panlok, Prof. Dr. Nurfina Az­ nam,­SU., Apt, mengatakan, Kepala sekolah yang mendaftarkan siswanya­ diharapkan kejujurannya dalam meng­ i­ sikan data di komputer. Bagi­seko­ lah­ /Kepala sekolah yang tidak jujur­ da­ lam mendaftarkan siswanya akan mendapat­hukuman yaitu tidak akan diikutkan­dalam SNMPTN selama 3 tahun. Dengan­begitu bisa dihindari kerugian-kerugian yang tidak perlu. Pada tahun 2011 ini UNY menerima sekitar 5109 mahasiswa baru yang disaring lewat jalur SNMPTN undangan


berita prestasi 690 orang, undangan bidikmisi 400 orang, ujian tulis 1976 orang. Sementara itu untuk jalur seleksi mandiri menerima 2043 orang. Sementara itu , Rektor UIN mengatakan, UIN tahun ini akan menerima sekitar 3500 calon mahasiswa untuk 34 prodi S1 dari 7 fakultas. Akan dijaring dari Ujian tulis SNMPTN 40%, undang­ an 15%, bidikmisi 5%. Sedangkan yang 40% lewat jalur prestasi reguler 1 dan 2 serta jalur mandiri dan SPMBPTN yang ada. Kita masih memerlukan yang 40% ini karena sifatnya yang khusus UIN. UIN juga menampung dari pesantren-pesan­ tren yang spesial untuk keagama­an. Dr. Ir. Budi Prasetyo Widyobroto,

DEA, mengatakan, Hak yang diberikan­ kepada sekolah dan mengusulkan bah­ wa Siswa yang mendapatkan tiket undangan itu tidak berarti pasti diterima. Artinya masing-masing perguruan tinggi masih berhak untuk menyeleksi dan

punya faktor-faktor koreksi yang dimiliki untuk menyeleksi. Undangan diizinkan untuk mendaftar di dua perguruan tinggi dan masing-masing bisa memilih 3 prodi. Diharapkan prodi yang dipilih yang benar-benar mantap. Jika hanya ingin memilih satu prodi juga boleh. ”Seleksinya ada dua tahap yaitu pertama di perguruan tinggi pilihan I, sehingga semua perguruan tinggi yang ada pilihan I nya semua dikirimkan kemudian diseleksi mana yang diterima. Yang tidak diterima baru dilempar ke perguruan tinggi pilihan kedua. Baru­secara serentak akan diumumkan,” tambahnya. WITONO NUGROHO

SUMPAH PNS

DOSEN HARUS MEMILIKI KESEIMBANGAN DOSEN-dosen muda harus punya komitmen tinggi dan makin besar kontribusinya bagi universitas. Bagi yang sudah S2 sepanjang ada kesempatan di prodi­ nya untuk segera melanjutkan studi ke S3. Dosen terikat dengan tugas tri dharma perguruan tinggi, yaitu kita harus me­miliki keseimbangan. Tidak boleh habis waktunya untuk mengajar, tapi juga untuk meneliti dan menghasilkan karya ilmiah dan pengabdian kepada masyarakat. Demikian ditegaskan oleh Rektor UNY, Prof. Dr. Rochmat Wahab, M.Pd., MA., pada acara Pengambilan Sumpah/ Janji PNS, Rabu, 16/2, di ruang sidang rektorat UNY. Hadir pada kesempatan­ tersebut, jajaran pimpinan tingkat uni­ ver­sitas dan fakultas.

HERI P/PEWARA DINAMIKA

Lebih lanjut dikatakan, dosen muda silahkan berkontribusi yang sebesar-besarnya misalnya dengan mendampingi

kegiatan kemahasiswaan. Karena kalau sudah senior biasanya sudah sibuk de­ ngan berbagai kegiatan akademik lainnya. Ini sangat membantu karir dosen. Kepedulian sosial penting bagi seti­ ap­pegawai UNY. Jadilah orang yang bisa diterima oleh masyarakat disekitar­ nya, berbuat baik dan memberikan kon­tribusi positif bagi masyarakat se­ ki­ra­rnya. Ini bisa memberikan citra po­ si­tif masyarakat dan memperkokoh keberadaan UNY ditengah masyarakat. WITONO NUGROHO

P E WA RA D I N A M I KA F E B RUA RI 2011

45


berita PENEMUAN

TEH HERBAL KEMANGI

FOTO-FOTO DOKUMEN HUMAS FISE

TUMBUHAN kemangi tidak asing lagi­ ba­gi masyarakat Indonesia dan sering­ dijumpai di pasar tradisoinal ataupun dipajang di rak-rak pasar swalayan­yang dijual dalam ikatan-katan kecil.­Dengan harga yang bisa dibilang relatif­murah masyarakat biasa membelinya­sekedar­ untuk lalap atau sebagai bumbu­aromatik dalam masakan. Kemangi lazim­digunakan dalam sajian khas Betawi seperti­ laksa ataupun nasi ulam. Di Jawa Barat kemangi alias surawung diguna­kan dalam beragam masakan Sunda yang lezat seperti­ulukutek oncom leunca (tumis leunca), pais lauk (pepes ikan), laksa bogor ataupun karedok. Sementara di dae­ rah Jawa Timur­daun kema­ngi disajikan dengan nasi krawu, botok, rawon, trancam (urap), pencek tempe ataupun ikan bumbu pesmol yang rasanya kurang pas dan juga kurang nikmat tanpa daun kemangi. Dalam khazanah masakan khas Manado—seperti bubur gurih komplet—juga dibubuhi­kema­ngi sebagai pelengkap sajian. Di Eropa­��� kemangi disuling dan diambil­minyak at46

PEWA R A DIN A MIK A F E B R UA R I 2 0 1 1

sirinya yang banyak digunakan seba­ gai­­ bahan­ campuran pembuatan­ obat atau pun untuk perawatan tubuh seper­ ti sabun mandi, biang parfum, body lo­ tion,­­ mi­nyak gosok,­ permen pelega teng­­gorokan,­ dan juga minyak aroma­ te­­ra­­pi. Kemangi­ termasuk sayuran ka­ ya­provitamin A. Setiap 100 g daun kemangi terkandung 5.000 SI vitamin A. Kelebihan lainnya, kemangi termasuk sayuran yang banyak mengandung mi­ neral kalsium dan fosfor, yaitu sebanyak 45 dan 75 mg per 100 g daun kemangi. Bangsa Indonesia sendiri s��������� ecara turun-temurun memanfaatkan kemangi untuk mengatasi perut kembung atau

masuk angin. Apabila kita menghadapi masalah-masalah dengan bau badan,­ bau mulut, atau ASI macet, dapat diatasi dengan membiasakan diri mengonsumsi lalap kemangi segar. Sari daun kemangi berkhasiat menyembuhkan diare, nyeri payudara, batu ginjal, gangguan pada vagina, dan juga dapat meng­atasi albuminaria, yaitu adanya konsentrasi albumin di dalam urin. Begitu banyak manfaat kemangi tersebut sehingga mendorong sejumlah mahasiswa fakultas MIPA Universitas Negeri Yogyakarta yaitu ����������������� Chanel Tri Handoko, Savitri Satya Sulistyani, Andri Eko Prasetyo dari jurusan pendidikan kimia


berita

DEDY HERDITO

KILAS “Bukit Dua Belas” Jambi Hadir di FBS

DOKUMEN HUMAS FBS

dan Artika Kristianingrum dari jurusan pendidikan matematika menyuguhkan cara lain mengkonsumsi kemangi yaitu dibuat teh herbal. ”Sayuran sederhana ini ternyata menyimpan banyak sekali khasiat yang belum diketahui orang-orang awam. Oleh karena itu perlu suatu kajian lebih lanjut untuk memanfaatkan potensi lain dari daun kemangi, salah satunya de­ ngan pemanfaatan daun kemangi menjadi teh agar lebih mudah dikonsumsi oleh masyarakat,” kata Artika Kristianingrum, ” Di samping itu, sampai sekarang sepertinya masih belum ada badan usaha yang memproduksi teh dari daun kemangi secara besar. Hal ini tentu saja menjadi salah satu peluang usaha bagi masyarakat yang mungkin saja memberikan keuntungan yang lumayan di te­ngah sulitnya mencari lapangan pekerjaan saat ini.” lanjutnya. Savitri Satya Sulistyani mengungkap cara membuat teh herbal kemangi, bahan-bahan yang diperlukan adalah daun kemangi­5 ons, Umbi jahe 1 kg, Gula­pasir 2,5 kg, Serai 5 batang, Daun pandan 10 lembar. Langkah awal adalah menyiapkan bahan dasar (daun kemangi) dan mencucinya hingga bersih kemudian me­ngeringkan daun kemangi sampai benar­-benar kering. Sementara itu jahe­dicuci, dibersihkan dan dikupas, lalu diparut bersama serai dan pandan. Kemudian mencampur parutan jahe, serai, dan daun pandan tersebut­ lalu diperas dan dituangkan hasil perasan ke wa­jan­dan dibuang ampasnya. Air perasan dimasak dengan api kecil dan menambahkan setengah bagian gula pasir dan diaduk hingga mengental baru mencam­purkan lagi dengan sisa setengah bagian gula pasir lainnya, kemudian diaduk lagi. Adonan terus diaduk hingga kristal basah menjadi ke­ ring sambil kristal-kristal yang besar­ dihancurkan. Setelah semua kristal ke­ ring, kemudian dicampur dengan kemangi yang sudah dikeringkan dan menghaluskan campuran dengan mortar kemudian mengayaknya dan teh herbal kemangi siap dikonsumsi.

PADA Rabu malam (9/2) Teater Orion Mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP Universitas Negeri Jambi Angkat­ an 2007 mementaskan teater “Bukit Dua Belas”. “Bukit Dua Belas bercerita tentang kehidupan Suku Anak Dalam yang semakin­ tergusur akibat perambahan hutan. Kega­ lauan yang mereka rasakan menjadi titik mula dari kisah yang ditulis dan disutradarai Aaart S. Jauhari ini. Selain itu, teater ini juga mengangkat ritual pengobatan tradisional yang terangkum dalam tarian Basale,”jelas pimipinan produksi, Diani Savitri. Teater yang memukau penonton ini dipentaskan di Stage Tari Tedjokusumo FBS UNY dan terselenggara atas kerja sama dengan Sanggar Kesenian Kolaborasi FBS UNY. “Pentas Kunjungan adalah sebuah program yang dilakukan oleh Sangkala dan bekerjasama dengan pihak luar. Tujuan dari program ini menjadikan kampus FBS sebagai ruang silaturahmi berkesenian baik dengan pihak internal maupun eksternal. Hal tersebut mengingat visi dari Sangkala FBS UNY adalah menciptakan iklim kesenian produktif di tingkatan mahasiswa,” tegas M. Sirotol Mustaqim, Seksi Acara pada malam itu. Selain dihadiri oleh dekan FBS, dosen JPBSI, acara ini juga mendapat apresiasi dari para penonton yang sebagian besar adalah keluarga Pelajar Jambi dan BH Community Yogyakarta Sementara, Dra. Yusra Dewi, M.Pd., dosen pengampu mata kuliah drama menu­ turkan, “Teater ini adalah ujian akhir mata kuliah pertunjukan serta dipentaskan di luar Jambi, seperti Gedung Kesenian Jakarta, Palembang, dan kali ini di Jogja. Selain dapat bertukar pengalaman, kami juga ingin mengenalkan budaya Jambi, khususnya kehidupan suku anak dalam kepada masyarakat.” DIYAN ZH

Lulusan Prodi PKO Otomatis Bergelar Lisensi D PSSI KAMIS pagi (17/2), FIK UNY mendapat kunjungan dari PSSI yang diwakili oleh 4 orang pengurus PSSI Pusat dan PSSI Yogyakarta.”Kepelatihan terkait erat dengan pendidikan. Belum banyak pelatih yang memiliki latarbelakang ilmu kepelatihan. Hal ini sangat terkait dengan peraturan AFC (Asian Football Fede­ ration) sebagai badan sepakbola tertinggi di Asia yang mensyaratkan pelatih memiliki latarbelakang ilmu kepelatihan. Berdasarkan peraturan tersebut, maka diperlukan kerjasama dengan lembaga pendidikan tinggi yang memiliki displin ilmu kepelatihan, jelas sumaryanto sekaligus sebagai salah satu perwakilan PSSI.” Senada, Koordinator Pelatih PSSI, Hendra Agus menegaskan bahwa ada perbedaan mendasar antara pelatih yang asalnya dari pemain dengan pelatih yang berasal dari lulusan sekolah kepelatihan. Perbedaan tersebut terkait dengan pengalaman dan pengetahuan mengenai jenis-jenis latihan. Audiensi juga diisi dengan presentasi mata kuliah prodi Pendidikan Kepelatih­ an Olahraga konsentrasi Kepelatihan Sepakbola oleh dosen FIK, Komarudin, S.Pd. Menuturnya, matakuliah yang diambil pada konsentrasi Kepelatihan Se­ pak­bola tidak jauh berbeda dengan materi training PSSI Lisensi D. Oleh karena itu, standar lulusan FIK bisa dipakai. Selain Dekan FIK ikut serta hadir PD I, Ke­tua Jurusan Pendidikan Kepelatihan, Sekjur Pendidikan Kepelatihan, serta pengurus UKM Sepakbola UNY. RATNAE

P E WA RA D I N A M I KA F E B RUA RI 2011

47


opini BAHASA POLITIK, POLITIK BAHASA O l e h S U DA RYA N T O

T

anggal 21 Februari 2011 silam kita­ pe­r­ingati sebagai Hari Bahasa Ibu In­ ter­­nasional (International Mother Lan­ guage Day). Momentum tersebut seja­ ti­nya ti­dak boleh dilewatkan. Terlebih bagi­ bang­sa In­do­ne­sia; suatu bangsa yang memili­ki bahasa­ibu (bahasa lokal) yang berjumlah ra­tus­ an dan tersebar di seluruh Nusantara. Pertanya­ annya, apakah bangsa ini memiliki komitmen pada perkembangan bahasa ibu? Bagaimana peran politik bahasa kita? Di tengah tarik-ulur pembahasan RUUK DIY saat ini, sejatinya persoalan bahasa ibu/lokal telah meng-ada di dalamnya. Namun, pemba­ hasan RUUK DIY selama ini lebih banyak di­­ teropong dari kajian politik. Padahal, mengutip Chilton (via Subagyo, 2009), bahasa terlibat da­ lam aktivitas politik apapun. Dalam pesta de­ mo­­krasi seperti Pilpres dan Pilkada, misal, se­­ ca­­ ra tidak langsung melibatkan bahasa di da­­­lam­nya, termasuk bahasa ibu/lokal. Bahkan, jika kita telisik sejarah kemuncul­ an Hari Bahasa Ibu Internasional (HBII) pada 21 Februari, ternyata tidak jauh dari spektrum “po­litik”. Momentum HBII muncul dari tragedi wafatnya empat orang mahasiswa Universitas Dhaka dalam mempertahankan bahasa ibunya, bahasa Bengali (kini Bangladesh). Sejak itu, peringatan kemerdekaan bahasa Bengali terus diadakan. Oleh UNESCO lalu ditetapkan sebagai Hari Bahasa Ibu Internasional hingga kini. Menyimak hal aktual (RUUK DIY) dan histo­ rikal (HBII) di atas, seharusnya kita makin me­ ngerti akan satu hal. Bahwa, bahasa ibu/lokal tetap perlu menjadi perhatian kita saat ini. Te­ gasnya, kita memerlukan adanya political will dan political action terhadap bahasa ibu/lokal.

Dalam pesta demokrasi seperti Pilpres dan Pilkada, misal, secara tidak langsung melibatkan bahasa di dalamnya, termasuk bahasa ibu/lokal. 48

PEWA R A DIN A MIK A F E B R UA R I 2 0 1 1

Dengan begitu, sebagai bangsa kita telah mampu memartabatkan bahasa ibu/lokal, dan menyejajarkan bahasa ibu/lokal dengan bahasa nasional dan bahasa internasional. Namun, situasi kekinian mengabarkan hal lain. Di ruang publik di sudut mana pun, selalu­ bertabur kosakata asing. Misalnya, istilah “No Smoking in the Room” yang menegaskan bahwa di ruang ini bebas asap rokok. Istilah lainnya, incumbent, download, charge, dsb, juga terbia­ sa di lidah kita akhir-akhir ini. Padahal, jika kita­ mau membaca kamus, istilah-istilah asing itu telah memiliki padanan kata dalam bahasa Indonesia. Di sini, kita akan diuji tentang nasionalisme bahasa: mengapa kita terbiasa bertutur dalam bahasa asing? Benarkah karena kita lebih me­ rasa bergengsi ketika berucap bahasa Inggris ketimbang bahasa Indonesia? Jika jawaban­nya benar, inilah salah satu tanda bahwa nasio­ nalisme bahasa kita kian meranggas. Kita semakin kehilangan identitas ke-indonesia-an, yang salah satunya berwujud bahasa tuturan/ ucapan. Bagaimana bahasa ibu/lokal kita? Sama saja! Sebagai penutur bahasa Jawa, kita makin jarang menyimak orang-orang berkomunikasi dalam bahasa Jawa. Seolah bahasa Jawa sirna ditelan waktu. Buktinya, generasi muda saat ini jauh dari budi pekerti, sopan santun, dan penghormatan kepada generasi tua (orangtua, guru, kakek-nenek). Mereka, generasi muda itu, cen­ de­rung bersikap cuek, tak peduli, bertutur la­ yaknya orang tak mengenal etika, dsb. Kiranya, hal yang perlu kita pahami ialah mengapa kesemrawutan etika dan budaya itu terjadi. Mengapa nilai-nilai lokal yang tersimpan di dalam mutiara bahasa seolah sirna? Ke manakah pendidikan dan pendidik bahasa ibu/ lokal itu berjalan? Menyikapi hal itu, kurang bijak jika kita menyalahkan orang lain yang mungkin memiliki kesalahan pula. Untuk itu, kini saatnya kita becermin-diri dan berbuat halhal yang bervisi perbaikan dan pengembangan bahasa ibu/lokal. Pertama, bagi pihak keluarga. Ibarat kata, ke­ luarga ialah fondasi sebuah bangunan. Maka,­ penguasaan dan pembiasaan berbahasa ibu/ lokal ditumbuhkan oleh orangtua kepada anak-


opini

O h , j e b u l e ... ...terbalik!

KALAM/PEWARA

anaknya. Penguasaan dan pembiasaan berbahasa ibu/lokal merupakan suatu fondasi bagi bangunan kebahasaan anak di masa mendatang, selain ditanamkan nilai-nilai lokal seperti sopan santun, hormat kepada orangtua, tanggung jawab, dsb. Kedua, bagi pihak sekolah/guru. Setelah di lingkup keluarga, penguasaan dan pembiasaan berbahasa ibu/lokal dapat dilakukan di lingkup sekolah. Dalam hal ini, ada empat kompetensi yang harus dicapai oleh siswa, yaitu menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Keempatnya saling kait-mengait dan merupakan kompetensi di bidang kebahasaan (bukan sekadar pengetahuan bahasa, melainkan juga praktik berbahasa). Ketiga, bagi pihak pemerintah daerah (Pemda). Di era otonomi daerah seperti sekarang, sejatinya pihak Pemda berpeluang mengembangkan bahasa ibu/lokal masing-masing. Misalnya,

lewat penyelenggaraan lomba pidato bahasa Jawa, Indonesia, Arab, dan Inggris. Selain itu, pengadaan referensi/bahan bacaan yang berba­ hasa lokal maupun kearifan lokal di perpusta­ka­ an sekolah patut diprioritaskan (asalkan bertujuan pada gerak kemajuan daerahnya). Akhirnya, melalui momentum HBII ini, kita makin tergugah dan berbenah guna memfungsikan bahasa ibu/lokal sebagai bagian dari identitas keindonesiaan kita yang konon mulai hilang. Dengan begitu, politik bahasa kita dapat mengobarkan kecerdasan bangsa, dan terutama, dapat mendukung gerak maju bangsa Indonesia di era global saat ini dan masa depan. Tak ada yang tak mungkin jika kita mau berusa­ha. Selamat Hari Bahasa Ibu Internasional!

SUDARYANTO, S.Pd. peneliti linguistik, penulis buku Menguangkan Ide

P E WA RA D I N A M I KA F E B RUA RI 2011

49


opini MAHASISWA DAN FORUM KEPENULISAN O l e h H E N D RA S U G I A N T OR O

H

ampir dalam berbagai kesempatan mengemuka perihal rendahnya budaya menulis di perguruan tinggi. Hal ini kerapkali memunculkan keprihatinan dan menjadi kegelisahan. Perguruan tinggi yang notabene dihuni kalangan akademisi-intelektual ternyata belum mampu menunjukkan sebuah budaya menulis yang baik. Padahal, menulis merupakan salah satu bagian dari tradisi intelektual yang selayaknya dimiliki warga perguruan tinggi. Pertanyaannya, benarkah budaya menulis di perguruan tinggi memang rendah? Secara kuantitatif, tak ada data konkret me­ ngenai seberapa rendah budaya menulis di perguruan tinggi. Yang perlu diperhatikan, ma­ sya­rakat perguruan tinggi bukan berarti tidak menulis sama sekali. Dosen dan mahasiswa memiliki tugas akademik, salah satunya menulis. Sebut saja misalnya mahasiswa yang kerapkali mendapatkan tugas menulis makalah dan/ paper terkait mata kuliahnya. Sebagian dosen pun sering menulis di jurnal-jurnal ilmiah. Dengan mengetahui fakta ini, opini masih rendahnya budaya menulis di perguruan tinggi memang perlu dicermati lebih lanjut. lantas, bagaimana memandang opini rendahnya budaya menu­lis di perguruan tinggi? Memang terdapat aktivitas menulis di perguruan tinggi, namun hal ini lebih dikarenakan tugas akademik. Mahasiswa cenderung menu­ lis hanya memenuhi tuntutan kuliah. Selain tugas kuliah, mahasiswa amat jarang mengha­ silkan karya tulis. Jika pun ada mahasiswa yang mengikuti lomba karya tulis atau kerapkali muncul di rubrik-rubrik surat kabar, maka boleh dikatakan masih bisa dihitung dengan jari. Mahasiswa memang menulis di surat kabar, tapi hanya berkutat pada nama-nama yang itu-itu saja. Begitu pula mahasiswa yang mengikuti dan tertarik dengan ajang penulisan karya

Mahasiswa cenderung menulis hanya memenuhi tuntutan kuliah. 50

PEWA R A DIN A MIK A F E B R UA R I 2 0 1 1

tulis ilmiah hanya mahasiswa-mahasiswa tertentu. Artinya, tidak seluruh mahasiswa memandang aktivitas menulis sebagai bagian dari tugas pokok mereka. Bahkan, aktivitas menulis bagi sebagian besar mahasiswa justru menjadi beban. Fatalnya, mahasiswa yang sudah malas menulis malah tak bersedia belajar menulis. Plagiarisme pun menjadi siasat mahasiswa dalam menyelesaikan tugas-tugas menulisnya. Plagiarisme yang saat ini telah menjadi permasalahan nasional­ memang berusaha diberantas, namun bukanlah pekerjaan mudah. Pasalnya, hampir tidak dimungkinkan bagi dosen memeriksa tugas-tu­­ gas menulis dari sekian banyak mahasiswa.­Da­ lam satu mata kuliah, satu dosen bisa meng­­ajar ratusan mahasiswa berbeda kelas. Malah dimungkinkan satu dosen tidak hanya mangam­ pu satu mata kuliah, bahkan mengajar lebi­h dari satu fakutas dan/ perguruan tinggi. Pada titik ini, integritas dan kejujuran mahasiswa menjadi hal utama dan penting untuk mengatasi plagiarisme. Untuk membangun integritas dan kejujuran­ mahasiswa dalam menulis kiranya penting­ un­­­tuk menciptakan ruang-ruang pembinaan­ agar mahasiswa memiliki ketrampilan menu­ lis.­Upaya membangun budaya menulis di ka­­ lang­­an mahasiswa tidak berhenti pada ceramah­ dan nasihat, tetapi juga diperlukan ruang pembinaan yang berkesinambungan. Pelatihan-pe­ latihan kepenulisan yang kerapkali­dilaksana­­ kan layak diapresiasi. Yang perlu menjadi­ ca­­tat­an, pelatihan-pelatihan kepenulisan tidak­ lah­cukup. Pelatihan kepenulisan yang berlangsung beberapa jam atau beberapa hari belum menjamin mahasiswa memiliki minat dan konsisten mengasah kemampuan menulisnya. Ruang pembinaan­ berupa forum kepenulisan yang rutin dilaksa­ nakan merupakan strategi tersendiri memba­ ngun budaya menulis. Lewat forum kepenu­ lis­­ an, mahasiswa bisa saling belajar dan me­­­mo­tivasi untuk mengasah kemampuan me­ nu­lis. Dorongan berkarya akan terasa di ka­lang­ an mahasiswa dengan adanya forum kepe­nu­ lis­an. Lewat forum kepenulisan, potensi menulis mahasiswa juga dimungkinkan mengalami ak-


opini

ISTIMEWA

tualisasi. Adanya opini masih rendahnya buda­ ya menulis di perguruan tinggi boleh jadi akibat minimnya ruang-ruang pembinaan. Mahasiswa tidak memiliki pandangan luas terkait dunia ke­ penulisan. Yang diketahui mahasiswa mungkin hanyalah mengerjakan tugas-tugas menulis kuliahnya. Dengan adanya forum kepenulisan, masing-masing mahasiswa bisa berbagi ilmu, pengetahuan, dan pengalaman mengenai dunia kepenulisan. Terkait dengan potensi menulis mahasiswa boleh jadi tidak terbatas. Artinya, mahasiswa sebenarnya memiliki potensi menulis yang luar biasa, namun tidak ada ruang untuk meng­ aktualisasikan potensi itu. Maka, penggalian dan pengembangan potensi menulis tentu ti­ dak sekadar menulis dalam konteks akademik. Mahasiswa memiliki potensi menulis tidak ha­ nya pada ranah kepenulisan ilmiah, tapi juga kepenulisan non-ilmiah. Ranah kepenulisan fiksi juga seyogianya bisa dikembangkan. Potensi-potensi inilah yang menuntut danya ruang pembinaan agar setiap potensi menulis mahasiswa terwadahi dan terorganisasi maksimal. Dengan adanya forum kepenulisan, mahasiswa diarahkan untuk menulis di mana pun sesuai potensinya. Tidak hanya mengikuti lomba-lomba kepenulisan, tapi juga bisa menghasilkan tulisan untuk bisa dikonsumsi publik secara lu-

as. Mahasiswa perlu memiliki kepercayaan diri untuk menghasilkan tulisan sebagai kontrol sosial. Tulisan-tulisan yang dihasilkan mahasiswa merupakan bagian dari upaya mencerdaskan kehidupan masyarakat. Dengan terpacunya mahasiswa menulis, ide, gagasan, dan pemikirannya tentu bisa terbaca luas. Apalagi bagi mahasiswa Universitas Nege­ ri Yogyakarta (UNY), tulisan-tulisannya sedikit banyak akan bisa mencitrakan kampus ini. Jika kita saksikan, geliat menulis di kalangan mahasiswa cenderung terasa di Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga (UIN Suka) Yogyakarta. UNY tentu tidak akan kalah jika mahasiswa-mahasiswanya terus-menerus ditumbuhkan spi­ rit menulis, termasuk dengan adanya ruangru­ang pembinaan memadai. Mahasiswa UNY tidak hanya berprestasi di ajang kompetisi penulisan karya ilmiah, tapi juga bisa menghasilkan karya tulis lainnya dalam bentuk buku. Begitu membanggakan jika banyak mahasiswa UNY menerbitkan buku-buku yang akan menja­ di warisan intelektual. Begitu juga mahasiswa UNY bisa merajai media massa dengan tulisantulisannya yang termuat. Bukankah begitu?

ISTIMEWA

HENDRA SUGIANTORO aktivis Pena Profetik Yogyakarta

P E WA RA D I N A M I KA F E B RUA RI 2011

51


resensi media Perempuan Buta-Tuli Penakluk Dunia O l e h S YA I FUL H E R M AWA N PEREMPUAN itu bernama Helen Keller. Lahir pada tanggal 27 Juni 1880 di Tuscumbia. Sebuah kota kecil di Barat Laut Alabama, Amerika Serikat. Akibat virus yang menyerangnya pada usia 19 bulan, Helen kehilangan indra penglihatan dan pendengaran selamanya. Mes���� kipun hidup terasa hampa, sepi tanpa bisa melihat dan mendengar, namun Helen Keller tak mengenal rasa putus asa. Justru dengan kekurangan tersebut ia memiliki kelebihan di antara anakanak sebayanya. Mata batinnya yang peka mampu melihat lebih dalam dari­ pada orang pada umumnya. Helen mengungkapkan pada saat inderawi fisik­ le­nyap, satu-satunya yang bisa diandal­ kan yaitu dengan mengolah rasa. Ia adalah perempuan pertama buta-­ tuli yang mampu mengguncangkan du­­nia dengan fakta pada tahun 1900 He­­­len menjadi mahasiswa buta-tuli per­ ta­ma yang diterima di Radclife Colle­ge. Pada akhir Maret 1903 buku the story­on my life ini, telah terbit dan diterjemah­ kan ke dalam 50 bahasa termasuk In­ do­­nesia dan menjadi bestseller­ hingga sekarang. Buku ini termasuk karya otobiografi Helen Keller di mana bagian­bagian tulisan­nya ini mengandung sejarah perjalanan hidupnya Helen Keller yang bergulat dengan mata batinnya dalam mendeskripsikan apa yang dira­ sakan, apa yang diraba sehingga mampu memahami sifat orang dan kehidup­ an sekitar dengan mengesankan. Pada 28 Juni 1904 Helen berhasil meraih gelar sarjana –sesuatu yang belum pernah dicapai oleh orang lain seperti dirinya. Ia memiliki guru pribadi yang sangat peduli dan menyayangi Helen. Dia adalah Anne Sullivan yang menge­ nalkan huruf braile kepada Helen Keller sehingga prestasi dan intelektualnya tidak kalah dengan mahasiswa lainnya. Ia juga rajin menjadi pembicara publik. Dalam pidatonya yang pertama kali pada 13 Februari 1913, ia mampu berbicara di depan publik di Montclair, 52

PEWA R A DIN A MIK A F E B R UA R I 2 0 1 1

AKU BUTA DAN TULI SEJAK BAYI Judul asli: The Story On My Life • Penulis: Helen Keller • Penerbit: Kayla Pustaka, 2010 • Tebal: 180 Halaman

New Jersey. Hingga puncak perjalanan hidupnya yang difilmkan tahun 1955— pada tahun itu juga Helen mendapat Academy Award dengan judul film The Unconquered, sebuah film biografinya. Helen Keller dalam buku ini menga­ jak kita untuk bercermin, berintrospek­ si diri, dan berbagi kisah pengalaman batinnya yang penuh inspiratif. Seolah Helen berteriak pada dunia “Ini aku si buta-tuli yang bisa menaklukkan du­ ni­a”. Dunia batinlah yang menginspirasi indra manusia. Ini persis yang dikatakan Helen pada bagian buku ini: “Keindahan matahari terbenam yang di­ lihat oleh kawanku yang melintasi bu­ kit lembayung memang luar biasa. Na­ mun matahari terbenam di dalam mata batinku membawa suka cita yang lebih murni karena itu merupakan perpaduan dari berbagai keindahan yang kita keta­ hui dan hasrati” (hal 92). Pengalaman batin tersebut digambarkan Helen secara detail layaknya seorang dokter bedah

yang membedah dan mengotopsi mayat dengan rinci setiap bagian. Buku ini merupakan catatan pergulatan batin selama hidupnya. Dalam kondisi cacat fisik, ia anggap sebagai suatu mukjizat dari Tuhan dengan mendokumentasikan kenyataan, mimpi, imaji­­nasi, dan daya spriritual murni yang dimaknainya menggunakan katakata. Hal itulah yang cenderung sering dilu­pakan –bahkan diacuh tak acuhkan oleh mereka yang konon memiliki fisik sempurna. Tulisan Helen Keller ini sekiranya mam­pu menjadi hikmah kepada kita­ agar senantiasa selalu mensyukuri karunia Tuhan yang telah kita terima. Mes­ki sebagian orang di sekitar kita me­ miliki cacat fisik, tak seharusnya mem­buat kita menjadi arogan, antipati. Malahan sebaliknya mampu memberi motivasi hidup agar selalu ada slo­gan yang selalu hidup di sanubari ki­ta semua,”Sebaik-baik manusia adalah mereka yang bermanfaat bagi yang lain”.

SYAIFUL HERMAWAN mahasiswa Fakultas Bahasa dan Seni UNY


bina rohani Meneladani Kemandirian Nabi O l e h V I V I T NUR A R I S TA PUT RA SETIAP memeringati hari maulud nabi, kadang kala kita hanya pandai mengagumi tanpa bisa meneladani. Muhammad Syafii Antonio dalam bukunya Mu­ hammad The Leader and The Manager me­ngatakan, satu fragmen kehidupan Nabi yang jarang sekali disorot orienta­ l­is dan dicontoh kaum muslimin pada umumnya ialah profesi Muhammad sebagai seorang entrepreneur (wirausaha). Padahal jika dikalkulasikan, Muham­ mad berwirausaha atau berdagang lebih lama waktunya ketimbang menjadi menjadi Nabi dan Rasul. Anak Abdullah tersebut berinisitif magang dagang (in­ ternship) pada usia 12 tahun. Pada umur 17 tahun Muhammad sudah dapat mandiri dengan berdagang hingga usia 37 ta­­hun. Sedangkan Muhammad diangkat­ menjadi Rasul pada­usia 40 tahun­dan meng­akhiri hidup usia 63 tahun.­Ini ar­ ti­­nya rentang waktu menjadi pe­da­gang­ yaitu 25 tahun, atau selisih dua tahun le­bih banyak ketimbang menjadi Rasul yang selama 23 tahun. Keputusan ini diambilnya karena tekanan kondisi­psiko������ logis dan sosial sejak ditinggal ayah­nya ketika berada dalam alam pre­na­tal (kandungan), Muhammad hanya­hidup bersama Ibunya selama 6 tahun.­Selanjutnya diasuh Abdul Muthalib hing­ga usia 8 tahun. Setelah ditinggal per­gi kakek­ nya, kemudian dibawa oleh Abu Thalib. Jika pembaca membuka Sirah Naba­ wiyah, lanskap sosial paman Rasulu­llah ini tergolong sederhana dan apa adanya. Rangsangan kondisi­lingkungan­ yang pe­nuh keprihatinan­inilah yang memak­sa Muhammad memilih ber­da­ gang sebagai jalan hidup dan men­cu­ku­ pi­­ kebutuhan sendiri di usia 12 tahun. Pa­da usia muda ini Muhammad sudah me­lakukan traksaksi dagang ke Syam (Yaman). Peristiwa ini dapat dimaknai dengan ekspor impor barang. Kesemua ini terjadi bukan secara alamiah belaka. Ada intervensi atau campur tangan dari­ Allah untuk mensetting manusia pari­ pur­na ini dengan memupuk kemandiri­

USAMATEHA78.DEVIANTART.COM

an sejak dini. Jika orang memutuskan untuk mandiri dalam mengambil tanggungjawab hidupnya dan berserah diri kepada Allah sembari berikhtiar mencapainya, ihwal ini otomatis akan menambah keberimanan seseorang serta berdampak pada kesalihan pribadi dan sosialnya. Itu­lah mengapa Ustad Hasan Al Banna menempatkan khadirul alal khasby (berkuasa atas keuangannya sendiri) pada fase keempat dalam muwashafat atau standar kompetensi yang harus dicapai­ seorang muslim. Setelah aqidah­ nya, iba­dahnya benar, dan akhlaknya baik. Kemandirian seseorang akan me­ ning­­­­­katkan kualitas hidup dan meme­ ng­a­­­­ruhi cara pandang orang lain terha­ dap­diri kita. Kata orang Jawa,­pribadi­ man­diri akan lebih (diwongke) dimanu­ sia­kan, dan dihargai. Bahkan Imam Ah­ mad mengatakan salah satukriteria se­o­rang mufti (pemberi fatwa) ialah man­­diri. Penulis pun lebih dapat memahami kenapa perantau itu jauh lebih­ sukses daripada warga pribumi. Karena warga pendatang sudah berikrar untuk mandiri di tanah orang. Berlepas diri dari segala ketergantungan orang lain. Niat awal ini akan memaksa diri­un­ tuk­berfikir, potensi apa yang dapat diberdayakan dan dikerjakan agar dapat menghasilkan uang. Kesemuanya ti­dak berangkat dari zona nyaman. Ka­re­na begitulah orang-orang besar di­ la­ hir­ kan. Tokoh besar yang lahir dari­rahim

sejarah pada umumnya berada dalam lingkungan tertekan dan jauh dari kenyamanan. Muhammad terlibatnya urusan dagang sejak kecil. Maka tak heran jika banyak suara hadis sahih keluar dari beliau terkait aspek dagang. Sabda itu mun­cul dari orang yang paham realitas­ dagang secara teori dan praktik. Bahkan­ Nabi berpidato di Haji Wada’ untuk meng­ingatkan kepada umatnya agar ber­­da­gang secara fair atau jujur dan mem­­berikan pesan moral agar umat­Is­ lam tidak merugi di akhirat nanti­kare­ na pola bisnis yang riba, haram, dan tidak bermoral. Akhirnya, firman Allah yang menegaskan “Sesungguhnya telah ada pada diri Rasulullah suri teladan yang baik bagimu yaitu bagi orang-orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut nama Allah (Q.S. Al Ahzab: 21) sangat cocok dalam konteks ini. Tidak hanya ditafsirkan meneladani dari sisi aqidah, ibadah, dan akhlak saja, tetapi juga dari segi kemandirian dan setiap jejak aktivitas hidupnya tanpa mengurangi dan melebihkan baginda Nabi. Jika Anda mengaku umat Muhammad, se­jauh mana Anda mengenal ��������� dan meneladaninya?

VIVIT NUR ARISTA PUTRA santri Ponpes Takwinul Muballighin

P E WA RA D I N A M I KA F E B RUA RI 2011

53


cerpen

Miss Ceroboh O l e h YOS I PRA S T I W I AMEL meraih tasnya tergesa setelah memasukan sebotol air mineral, handuk kecil, sepatu kets dan kamus bahasa inggrisnya yang tebel. “Mi, Amel berangkat,” buru-buru ia raih tangan bundanya­ seraya mencium kedua pipi wanita paruh baya dengan sema­ ngat. Dalam mulutnya masih ada sisa-sisa roti yang belum ter­kunyah sempurna. Toh, masih sempet juga dia minum su­ su di detik-detik terakhir keberangkatannya. Hampir seti­ap pagi selalu begitu, terburu-buru dan tergesa-gesa, bagai pi­ nang dibelah kapak.. Padahal bangunnya pagi, sejak subuh malah tapi tetep aja membuat abangnya, Faisal mengklakson­ motornya beberapa kali dari depan rumah. “Iya Bang, bentar…” Amel berjalan cepat ke depan. Bunda­ nya dari belakang menggeleng-gelengkan kepalanya. Padahal sebenarnya tujuan Faisal menekan klakson bukan hanya agar Amel segera keluar tapi juga menyapa orang yang lalu lalang di depannya, sok akrab. “Selalu aja lama, ngapain aja, sih” Faisal menyodorkan helm ke Amel. “Namanya juga cewek, Bang, kayak gak pernah ngerasain aja” Amel merajuk sambil duduk di belakang abangnya. Faisal­ melotot, siapa juga yang pernah jadi cewek, batinnya keki. “Hati-hati, Sal, gak usah ngebut,” Bunda melambaikan tangan disambut kiss bye Amel yang lebay. Faisal cuma ngangguk-angguk aja, udah jelas di benaknya kalo dia mau ngebut demi ngeliat jam tangannya yang menunjukan pukul 6.50 am. Sampai di perempatan depan gang perumahan, Amel me­ ra­­sa dadanya berdegup kencang. Ya Allah, hari ini ada jam olah­raga, kok rasanya tas Amel ringan. Buru-buru dibukanya­ tas ranselnya, dilongoknya isi tasnya sampai kepalanya menyodok punggung Faisal. Hmm, kok ada boneka Tedy, ini pasti kerjaan Cima, batinnya mengingat adik bungsunya tadi nempel terus di dekat tasnya kayak perangko. “Apaan sih, Mel?” Faisal protes diseruduk kepala Amel tanpa aba-aba terlebih dahulu. “Aduh, Bang, kaos olahraga Amel ketinggalan…” Amel menggigit bibirnya, takut-takut. Ciiit… motor Faisal berhenti seketika. “Ameeeeel….” *** Bunda tergopoh-gopoh menuruni tangga rumah. Dilihatnya Amel tertidur pulas di sofa ruang tengah. Padahal hujan turun mulai rintik-rintik turun dari langit, sebagian mampir di genteng rumah. “Amel, hujan tuh.” Digoyang-goyangkannya tubuh Amel perlahan, Amel diem aja. Begitu Bunda menggoyang rada­ keras, kepala Amel malah ikut goyang mengikuti irama go­ yang­an bundanya. 54

PEWA R A DIN A MIK A F E B R UA R I 2 0 1 1

“Mel…tanaman kacang ijo,” Bunda berbisik pelan. “Hmmm…biarin Nda, jangan diutak-utik” Amel menjawab malas. “Beneran nih? Di luar hujan sayang…” kali ini Bunda membesarkan volume suaranya. Seketika Amel bangkit dari tidurnya. Oh no, kacang ijo­ku, batin Amel gelagapan. Dilihatnya kacang ijo yang baru tum­ buh dihantam air hujan dengan butir-butirnya yang deras. Satu tanaman terkulai, yang dua sekarat. Amel meringis ke arah bundanya. Maklum selama ini Amel sangat menjaga tiga helai tanam­ an kacang ijonya yang baru tumbuh. Tak seorangpun boleh menyentuh dan memindahkan tanaman itu. Bahkan ia menuliskan pengumuman di dekat tiga tanaman itu, “Barang siapa menyentuh/memindah­kan/merusak tanaman ini jika lelaki akan dijadikan budak, jika wanita maka setali tiga uang.“ Tak heran, keluarga Amel milih menghindari dari area kacang ijo yang ditaruh di halaman samping. “Makanya, jadi orang jangan lelet dong,” Faisal menyulut kekecewaan Amel. “Ih…, bukannya pada nolongin,” protes Amel. “Lho, katanya gak boleh disentuh,” “Minimal ikut belasungkawa kek,” Amel menyusut ingusnya. Mau tak mau Faisal trenyuh juga ngeliatnya. “Duh Mel, jangan segitunyalah, kan besok bisa bikin lagi.­ Gak usah nangis.” “Abang emang baik,” serta merta Amel mendekat, mena­ rik kaos belakang abangnya ke arah hidungnya sambil tersenyum penuh kemenangan. “Ameeeel….” Faisal tertipu dengan tipu daya adiknya. *** Sebetulnya bukan cuma sekali dua kali aja sih Amel cero­ boh menjalani masa remajanya yang harusnya cerah ceria tiada tara dan tiada duanya. Tepatnya, ceroboh seolah udah jadi solmetnya Amel. Di mana ada Amel, selalu ada kecerobohan. Perpaduan antara sifat terburu-buru sekaligus leletnya membuat cerobohnya nyaris selalu sempurna. Untungnya, biar Amel yang ceroboh, dampaknya seringkali justru menerpa orang-orang di sekitarnya. Pernah Amel lupa gak bawa buku PR Matematikanya. Padahal semalaman suntuk sudah ia kerjakan mati-matian dengan minta ajarin Faisal. Eh, yang dibawanya justru buku kerja ayahnya yang tadi pagi tergeletak di meja makan. Toh, Amel gak ambil pusing. Hukuman berdiri di luar kelas malah Amel pake buat mengganti jam tidurnya yang terampas semalam. Dengan posisi berdiri bersandar, Amel lelap sampai ngiler dan baru sadar ketika dibangunkan seorang guru piket yang memberitahu bahwa ayahnya datang untuk meng­


cerpen ambil buku kerjanya. “Emang gue ceroboh ya?” tanya Amel dengan muka bloon ketika ia makan bersama dua temannya, Nisa dan Lika. “Banget!” Lika menjawab spontan. Ia anak keturunan Cina.­ Matanya sipit seperti babahnya tapi kulitnya coklat seperti mamahnya. Gabungan Cina dan Jawa yang unik. “Baru nyadar ya?” komentar Nisa selanjutnya. Ia anak ketiga dari sembilan bersaudara di rumahnya. Bukan berarti­ orangtuanya gak ikut menyukseskan program KB lho. Tapi­ me­reka ikut KB setelah adik Nisa, Nayla lahir, adik yang ke­ sembilan. Amel menggeleng-gelengkan kepala tak percaya. “Lo tuh lelet banget sekaligus suka terburu-buru,” Lika meng­habiskan es jeruknya. “Terburu-buru itu sodaranya setan lho,” tambah Nisa. “Maksud Lo, Bang Faisal en Cima itu setan?” Nisa melongo, Lika terkikik mendengarnya. *** Amel melirik penunjuk waktu di hapenya. KALAM/P EWARA Hu­aa…udah jam sore­ ang­ kot nih. Bentar lagi ang­kot terakhir bakal lewat. De­ngan cepat Amel keluar dari gang sekolahnya. Sebenarnya ekskul Jurnalistik­ udah selesai sejak sejam yang lalu. Tapi sejak perte­ ngah­an rapat redaksi majalah sekolah tadi, Amel udah tertidur dan tak ada yang berniat membangunkannya. Bukan karena gak tega karena muka Amel sok imut saat tidur tapi karena profil yang mereka angkat untuk majalah sekolah bulan itu adalah Amel, miss ceroboh. Jadi, cukup kedatang­an Amel untuk mewakili bahwa ia bersedia jadi profil, gak peduli dalam keadaan sadar maupun tidur. Amel baru bangun ketika Lani mengarahkan megapho­ ne ke telinganya sambil menyanyikan lagu Indonesia Raya. Mimpi Amel tentang padang rumput musnah seketika disambut cengiran Lani. Baru saja Amel keluar gang ketika angkot terakhirnya berangkat. “Woi… angkot… tungguin…!” Amel berteriak sambil me­ ngejar angkot kuning favoritnya jika pulang telat. Apa daya, si sopir asyik menggunakan earphone di kupingnya. Bahkan gak sempet ngeliat kaca spion. Sementara sang kenek radarada budek. Jadi, kalo orangnya di belakang, dia gak denger. Amel tertunduk nyerah. Salahnya juga sih, tadi nolak pulang bareng Abangnya. Alasannya sih rapat redaksi majalah, padahal Amel tadi sempat berharap bakal pulang bareng Ali, redaktur majalah yang ceking dengan kacamata minus empat.­Bukan apa-apa, kalo pulang bareng Ali, Amel suka dijajanin ice cream di pojok sekolah. Setelah mengumpulkan kekuatan, Amel berencana nelpon Abangnya. Pasti dimarahin nih, tadi gak mau pulang bareng, sekarang minta dijemput lagi, batinnya. Tiba-tiba sebuah se-

peda motor berhenti di dekatnya. Seorang lelaki mengangkat kaca helmnya, “Ngapain di sini? Mau pulang gak?” suara Faisal memecah ketertegunan Amel yang sakral. “Bang…” Amel menarik nafas lega. “Buruan, Bunda suka khawatir kalo kamu pulang telat,” “Jadi tadi Abang sengaja jemput Amel?” “Pede banget sih. Abang dari rumah Ridwan, ambil buku trus ngobrol-ngobrol dulu. ������������������������������� Baliknya lewat sini malah ketemu kamu. Kenapa sih seneng banget ya pulang bareng aku?” “Idih, Bang Faisal kegeeran tuh. Angkot terakhir udah lewat Bang. Sore ini Abang jadi my hero deh,” Amel duduk di motor sambil bersenandung riang. “Makanya gak usah lelet jadi orang. Telat kan jadinya bla bla bla,“ “Iya-iya Bang,” Amel meng­­ hentikan pidato fa­vo­­rit abang­nya sambil­ mi­kirmi­­kir tentang kece­ro­ boh­an­nya yang ter­la­lu­ sering. Baru separuh perjalanan, jalan di depan mereka macet. Tumben banget, ini kan bukan Jakarta, batin Faisal. “Ada apa, Bang,?” kepala Amel melongok ke depan, ke arah sumber dari segala sumber kemacetan. “Ada kecelakaan. Angkot mau nyalip truk, eh di depannya ada truk juga, jadi tabrakan,” seorang tukang becak tak jauh dari lokasi menjelaskan. Amel buru-buru istighfar melihat kondisi di depan. “Bang, angkot itu. Itu angkot yang tadi harusnya Amel naiki…” dadanya berdegup kencang tak karuan. Antara takut, sedih dan syukur jadi satu, rame rasanya. “Itu tandanya Allah masih sayang Amel. Ada hikmah di balik keleletan Amel naik angkot,” Faisal menimpali. “Berarti lain kali boleh lelet terus?” “Yee, itu namanya ceroboh. Gak usah dipelihara, deh. Meski ada hikmahnya, Allah juga ngingetin Amel buat gak ceroboh. Tuh, kalo ceroboh dan tergesa-gesa jadinya kecelakaan, kan?” Amel mengangguk-angguk kayak burung pelatuk. Duh, ya Allah, makasih ya udah nolongin Amel. Amel janji mau coba ngilangin kebiasaan buruk Amel. Amel berdoa dalam hati. Sore itu rasanya hangat sekali ketika Amel sadar bahwa Allah masih sayang dia dengan menunjukan kejadian yang meng­i­ngatkannya akan kecerobohannya.

YOSI PRASTIWI mahasiswa Pendidikan Luar Biasa UNY, angkatan 2006

P E WA RA D I N A M I KA F E B RUA RI 2011

55


puisi•geguritan•tembang KALA M/PEW ARA

Sajak Barno Pulang kemanakah aku harus kembali? dari terik dan dingin ragaku tak lagi sanggup pada siapakah aku bersandar dari ketidaktenteraman hati jiwaku lelah sekali sungguh... adakah tempat disana dimana aku bisa singgah sejenak dan berbagi adakah di sana aku bisa berteduh dan hangat aku kira aku bisa tak merindukan lama sekali aku pergi setiap kali aku terhenti dan lelah setiap kali aku ingin pulang ke rumah.

matahari semakin condong aku tak bisa lagi mengeja aku tak mampu lagi memeta sermakin gelap semakin senyap mungkin sudah jauh sekali dan aku tak lagi ingat jalannya aku ingin pulang.... aku ingin pulang....

BARNO mahasiswa Pendidikan Bahasa Inggris UNY.

POJOK GE L IT IK

KALAM/PEWARA

Siapa Bilang Aku Salah Masuk?

Umarmoyo: Kok bersungut-sungut ada apa? 56

PEWA R A DIN A MIK A F E B R UA R I 2 0 1 1

Umarmadi: Ada ibu-ibu ngaco. Umarmoyo: Ngaco bagaimana? Umarmadi: Ceritanya nih, karena kebelet gara-gara kebanyakan minum, aku buru-buru ke kamar kecil. Umarmoyo: Terus? Umarmadi: Orang yang di dalam kamar kecil khusus pria nggak keluar-keluar. Sementara kebelet-ku sudah nggak ketahan lagi. Umarmoyo: Terus? Umarmadi: Aku nyelonong aja masuk ke kamar kecil sebelahnya yang khusus wanita. Umarmoyo: Terus?

Umarmadi: Nah, ketika aku keluar, sudah ada ibu-ibu yang nunggu di depan pintu. Umarmoyo: Kaget? Umarmadi: Iya. Dengan nada marah ibu itu bilang, “Mas, Sampeyan salah masuk. Ini khusus wanita!” katanya sambil menunjuk simbol wanita di atas pintu. Umarmoyo: Terus? Umarmadi: Kujawab saja, “Siapa bilang aku salah masuk, ini juga khusus wanita!” kataku sambil menunjuk sesuatu yang ada di diriku. Umarmoyo: ........................................? EMA R '11


L

S EN

A

ROMANTISME BATIK DI HALL REKTORAT Meski telah berlalu, sekitar pertengahan Mei 2010, pameran batik di hall rektorat UNY masih susah untuk dilupakan. Serbaserbi ­batik di pernak-pernik yang di helai begitu memanjakan mata. Sungguh menakjubkan! Tidak mengherankan jika ba­nyak pengunjung mengabadikan kenangan indah itu. Sekadar ikut bangga akan khasanah kekayaan budaya bangsa ini. TEKS : SISMONO LA ODE • FOTOGRAFER: HERI PURWANTO


UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA Jl. Colombo No. 1 Yogyakarta 55281 Telp. 0274-586168 www.uny.ac.id


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.