2 minute read

Bina rohani

Next Article
resensi media

resensi media

Zakat, Kemiskinan, dan pemberdayaan Umat

Oleh WaHTiNi

Advertisement

BENaRKaH akat mampu mengentaskan kemiskinan? Sebuah pertanyaan yang menggelitik. Kita menyaksikan realita bahwa penduduk indonesia yang mayoritas muslim, persentase kemiskinan tetap saja tinggi. apa yang terjadi di balik kemiskinan rakyat indonesia, padahal mayoritas penduduknya mengenal zakat? Di mana peran zakat selama ini? pada masa khalifah Umar bin abdul aziz, hanya selama kurang lebih dua tahun pemerintahan, sudah tidak ditemui lagi orang-orang yang bersedia menerima zakat. Sungguh sebuah prestasi luar biasa yang sangat membanggakan. pengentasan kemiskinan hanya dalam waktu dua tahun. Sementara, di indonesia kian hari justru kian bertambah jumlah orang yang antri menerima zakat.

Menurut Badan amil Zakat Nasional (Baznas) potensi zakat umat islam indonesia mencapai 19,3 triliun rupiah. Sebuah angka yang cukup signifikan di tengah keterpurukan ekonomi indonesia. Berbagai sektor perekonomian yang mampu menghasilkan zakat cukup besar, yakni pertanian, perkebunan, perniagaan, investasi, maupun simpanan (emas, perak, atau deposito). Tidak sedikit konglomerat indonesia adalah orang islam. Bahkan, mereka memegang posisi strategis dalam mengatur laju perekonomian. pertanyaannya, sudahkah mereka ber-zakat? atau, mereka sama sekali tidak/belum tahu tentang kewajiban zakat? perintah zakat dalam al-Quran selalu didahului dengan perintah shalat. itu menunjukkan bahwa posisi zakat dalam islam sangat diutamakan. penyebab lainnya adalah kurang profesionalnya pengelolaan zakat di indonesia. Tidak jarang kita temui amil zakat hanya dibentuk menjelang idul Fitri, itu pun sering hanya untuk menangani zakat fitrah. Sementara, pengelolaan zakat maal masih sangat kurang dipahami masyarakat.

kalam/pewaRa

Pemberdayaan Tak Sekadar Pemberian

Zakat berarti bersih, suci, tumbuh, berkembang, dan berkah. Dari pengertian tumbuh dan berkembang inilah fungsi zakat sebagai media pemberdayaan umat mutlak diperlukan. Selama ini, umumnya zakat disalurkan dalam bentuk materi yang bisa langsung dinikmati oleh mustahik (orang yang berhak menerima zakat). Mereka mendapatkan uang atau bahan makanan yang bisa dikonsumsi untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka. penyaluran zakat bukan dengan cara memberikan ikan yang bisa langsung dimasak, namun bagaimana mendayagunakan kail, sehingga bisa mendapatkan ikan yang lebih banyak. peran inilah yang seharusnya menjadi ‘ruh’ dalam menyalurkan zakat, yakni memberdayakan masyarakat. peran pemberdayaan masyarakat ini bisa berbentuk program pendampingan kelompok kerja, pemberian modal usaha dengan adanya pemantauan, penyuluhan, dan pelatihan, serta kegiatan lain yang intinya ‘memberi modal’ untuk dilanjutkan secara berkesinambungan. Dengan demikian, zakat benar-benar sesuai esensinya -- tumbuh dan berkembang dengan memutar harta tersebut hingga menghasilkan dan berkembang menjadi lebih produktif. inilah esensi pemberdayaan masyarakat melalui za kat, mengelola harta umat untuk umat.

Tantangan Masa Depan

Umat islam percaya bahwa islam adalah agama yang sempurna. islam pastilah mampu menata seluruh sistem kehidupan dari masa kenabian hingga akhir zaman kelak. Kepercayaan itu pasti bukan sekedar keyakinan tanpa pembuktian. allah swt telah menyediakan sistem tersebut, manusialah yang dituntut menerapkannya hingga terlihat hasilnya dan terbukti bahwa sistem itu benar-benar menjadi rahmatan lil ‘alamin.

Tantangan zakat ke depan sebagai berikut. Pertama, sudahkah sistem pengelolaan harta ini menjadi ruh umat islam untuk kemudian diterapkan bukan sekedar menjalankan kewajiban, namun kesadaran untuk menjadi rahmat seluruh alam. Kedua, penyaluran zakat dituntut membangun mental mandiri hingga mustahik bisa menjadi muzakki. Ketiga, amil zakat yang profesional tentu kebutuhan penting untuk menjamin kedua poin di atas terlaksana, yakni penyadaran dan pemberdayaan. Amil zakat tidak hanya memungut zakat, namun mampu menyadarkan dan memberdayakan masyarakat.

Bila zakat sebagai salah satu sistem kehidupan islam mampu menjawab tantangan ini, pengentasan kemiskinan di indonesia tidak akan membutuhkan waktu yang lama. Jauh dari itu semua, konsep islam akan semakin terbuka untuk diterima sebagai sistem hidup seluruh manusia. Wallahu a‘lam.

wahtini ketua dpm Rema UnY 2009

This article is from: