6 minute read
Bina rohani
Surga Hanyalah Seekor anak Kucing
oleh HeRU FaRHaNI
Advertisement
SURGa hanya seekor anak kucing. Itu berlaku bagi abu Hurairah r.a. Nabi Muhammad saw mengatakan, beliau dan para sahabat sedang berbincang ketika itu, tiba-tiba Rasul bertanya kepada para sahabat, “Maukah kalian kutunjukkan seseorang yang akan masuk surga hanya karena dibawa seekor anak kucing?”
Hampir bersamaan, para sahabat balik bertanya, “Siapakah dia, ya Rasul?” “Dia adalah orang yang sedang melangkah kemari.” Secara serentak mereka membalik arah pandang. Terlihatlah seorang lelaki bergamis putih panjang, di bagian ujung depannya terpotong membentuk (nyaris serupa) setengah lingkaran.
Kisah itu sebenarnya bermula dari kesaksian malaikat Jibril, yang menunjukkan aktivitas abu Hurairah di suatu hari dengan seekor anak kucing. entah bagaimana gambaran Jibril, mungkin dalam konteks sekarang, gambar itu adalah rekaman dari kamera CCTV. Waktu itu abu Hurairah sedang duduk tafakur di lantai masjid. Gamisnya yang panjang membuat ujungnya tergelar. Di atas gamis itulah seekor anak kucing tiba-tiba ndheprok dan tertidur. Ketika abu Hurairah memungkasi dzikirnya, ia terkejut melihatnya. abu Hurairah berdiri di garis batas antara iba dan ragu. Di satu sisi, ia harus menyudahi dzikirnya sebab ia harus bekerja. Di sisi lain, tak tega rasanya jika ia harus membangunkan seekor anak kucing yang tertidur pulas dan kelelahan. Hatinya tergetar. Hati seorang manusia muslim yang sadar, yang paham bahwa kucing juga makhluk Tuhan. Makhluk yang dalam tiap helaan nafasnya juga mengandung dzikir dan tasbih kepada allah.
Dengan hatinya yang lembut dan bijaksana, dia mengambil sikap semua harus dimenangkan. Ia yakin, setiap makhluk Tuhan memiliki hak-hak yang harus ditunaikan. Saat itu juga ia menyobek bajunya, tepat beberapa sentimeter di sekitar anak kucing yang tertidur pulas. Ia bisa pergi melanjutkan tugasnya sebagai manusia secara horizontal dan kucing itu tetap tidur dengan pulas.
Sebuah kisah pemerolehan tiket ke surga hanya karena membantu seekor anak kucing. Dalam kisah abu Hurairah itu, surga hanya seekor anak kucing. Bagi kita, bisa jadi, surga hanya hal-hal sederhana yang lain.
Sekilas semuanya terasa musykil. Mana mungkin hanya dengan tak meng-
IstImewa ganggu seekor anak kucing yang tertidur pulas di baju, seseorang bisa masuk surga. atau, kisah lain, Rasulullah dalam mimpinya mendengar suara langkah kaki Bilal di surga. Setelah diselidiki semua itu terjadi hanya karena Bilal selalu memperbaharui wudhunya setiap kali batal.
Di hadapan allah segala sesuatu penting dan diperhitungkan. Sebagaimana termaktub dalam kalimah-Nya, ”Sesungguhnya allah tidak menganiaya seseorang walaupun sebesar dzarrah, dan jika ada kebajikan sebesar dzarrah, niscaya allah akan melipatgandakannya dan memberikan pahala yang besar dari sisi-Nya (QS an-Nisa 40). Jelas, yang terpenting di hadapan Tuhan bukanlah besar dan kecil aktivitas kemanusiaan di muka bumi. Tetapi, sejauhmana aktivitas penghambaan kita.
Sederhana saja permisalannya. Seseorang melakukan sebuah pekerjaan besar, taruhlah membangun masjid yang menelan dana milyaran rupiah. Seseorang yang lain hanya menyedekahkan 1000 rupiah harta miliknya kepada anak yatim. Dalam aktivitas kemanusiaan di muka bumi, tampaknya sang pembangun masjidlah yang berhak mendapatkan tiket ke surga. Karena, yang dilakukannya adalah pekerjaan besar dan mulia. Sementara, sosok yang menyedekahkan “hanya” 1000 rupiah itu pekerjaan biasa-biasa saja.
Ternyata, pembagian tiket ke surga tak sesederhana itu. Tuhan lebih mengutamakan sesuatu yang tak artifisial, sebab Tuhan lebih mengutamakan yang bersifat motivasi tersembunyi. Jadi, dalam konteks di atas, bukanlah jumlah rupiah atau besar wujud yang dapat dilihat mata yang menjadi titik utama, tetapi bagaimana nominal-nominal itu dibelanjakan. Miliaran rupiah bisa jadi dipenuhi kesombongan, riya’, dan aktivitas penghambaan manusia yang tak total kepada allah. Sementara, nominal 1000 rupiah itu, barangkali diberikan dengan hati bergetar, sedih tak mampu mendermakan jumlah yang besar, sebab itu satu-satunya uang yang dimilikinya. akhirnya, surga bukan besar-kecilnya yang telah kita lakukan dengan kacamata duniawi, tetapi berdasarkan tinggi-rendahnya tingkat penghambaan manusia kepada Rabb. Surga, dengan demikian, bisa jadi hanya seekor anak kucing, memaafkan orang-orang sebelum tidur, selalu memperbaiki wudhunya. Dan, surga mungkin hanya suatu senyuman tulus dan pasrah yang diberikan kepada sebuah kehilangan.
heru FarhanI pemerhati Facebook
cerpen
Topeng aktivis
oleh HeNDRa SUGIaNToRo
perti biasa aldi minta azwar jaga malam bersama di Sekretariat BeM. Di depan komputer aldi memencet huruf demi huruf untuk merampungkan makalah kuliahnya. Ngeprint tinggal menggunakan kertas kuarto yang memang tersedia. Makalah, paper, atau tugas-tugas yang perlu diketik selalu diselesaikan dengan fasilitas organisasi. Mumpung jadi aktivis, pikirnya.
Hari H seminar pun berlangsung. Pelaksanaannya bisa dibilang lancar. evaluasi kegiatan menjadi ritual rutin pasca melangsungkan hajat besar organisasi. aldi pun tak lupa memanipulasi kuitansi untuk bisa dapat tambahan 10 ribu. Bergerak di seksi PDD, aldi bertanggung jawab mengurusi spanduk, membeli rol film, dan mencetak pamflet publikasi. Harga-harga itu teramat mudah untuk ditambahi, meski sekedar seribu setiap barangnya. *** aktivasi massa telah dilakukan. Mahasiswa demonstran menyatukan barisan. Mahasiswa berjumlah 100 kepala meneriakkan tuntutan pemberantasan korupsi. aldi, sang koordinator lapangan, tak henti-hentinya menyenandungkan yelyel dan lagu-lagu pengobar semangat.
“Korupsi telah menyebabkan penderitaan rakyat bertambah besar. KekuasaantelahdimaknaipemimpinsebagaisaKekuasaan telah dimaknai pemimpin sebagai sarana memperkaya diri. Kita lihat saja berapa kasus korupsi di lembaga-lembaga negara. Bahkan, anggota DPR yang nyata-nyata wakil rakyat juga tak lepas dari perilaku korupsi,” aldi berseru lantang di depan gedung DPRD.
Terik panas tak menyurutkan para demonstran. Biarlah kucuran keringat menjadi saksi perjuangan membebaskan pertiwi dari kezaliman. Kuncikekuatanmahasiswayangtelah Kunci kekuatan mahasiswa yang telah menghunjam: idealisme, kecerdasan, sikap kritis, kepekaan sosial, keberanian, dan pengorbanan. Setiap fase sejarah selalu melahirkan orang-orang besar, dan mereka bersedia menyematkan diri menjadi pejuang-pejuang zaman untuk mengawal reformasi. Merekatampildigardadepandengan Mereka tampil di garda depan dengan keberaniannya untuk dikenang sebagai pahlawan melalui pengorbanannya.
“Pahlawan yang lahir dari kondisi keterpurukan sebuah negara disebut sebagai pahlawan kebangkitan. Kitalah pahlawan kebangkitan yang akan membangkitkan Indonesia kembali dari keterjajahan. Rakyat masih tertindas dan sulit mengenyam kesejahteraan,” tutur aldi seperti menyambung lidah anis Matta untuk mencari pahlawan Indonesia . ***
JaM 9 kuliah pagi. Satu per satu soal ujian Statistika dibagi. Mahasiswa bersiap mengernyitkan dahi. apalagi aldi yang hampir tak pernah membuka buku catatan. Kesehariannya selalu dihabiskan untuk rapat, rapat, dan rapat. aktivitas organisasi menyita pikirannya, sehingga tak sempat dan menyempatkan diri memasukkan rumus-rumus hitung di otaknya. Di saat teman-temannya bingung dengan soal yang serba njlimet, aldi tenang-tenang saja mengintip kertas ajaibnya. Ternyata, dia sudah menyiapkan sontekan yang dilipat-lipat di saku bajunya. Rumus-rumus Statistika tertera rapi dan tinggal diotak-atik di atas lembar jawaban.
“Mau makan siang? Ini perut sudah nyanyi, keroncongan nih,” aldi mengajak Peno ke kantin barat gedung organisasi mahasiswa seusai ujian.
“Boleh, asal ditraktir,” Peno menyanggupi. Mereka memesan dua mangkok soto ayam dan es jeruk. Tak habis pusing buat aldi ketika harus membayar jajan dengan uang organisasi.
***
Habis ashar, aldi mengikuti pertemuan panitia seminar tentang kekerasan terhadap anak. Saatnya laporan keuangan, aldi memberikan kuitansi senilai 15 ribu. Uang yang untuk jajan 6 ribu siang tadi diikutkan dalam kuitansi pengeluaran.
Kemarin aldi ditugasi membeli kertas asturo 5 warna dan double tip. astri, bendahara kegiatan, memang memercayai aldi. aldi dikenal sebagai sosok moralis di lingkungan organisasinya. Selain tak pernah absen demo, aldi juga lengket dengan sekretariat BeM. Setiap hari tak pernah tak ada wajahnya. Rekan-rekan sesama aktivis menyukai aldi yang rajin bersih-bersih sekretariat, sehingga tampak rapi dan nyaman untuk beraktivitas.
“as, minta uang 100 ribu untuk membuat spanduk. Sekalian jaga-jaga kalau ada kebutuhan mendesak.” Tanpa keberatan astri menyerahkan selembar gambar Soekarno-Hatta.
Seusai rapat aldi langsung tancap gas ke warnet. Setiap ada tugas membuat makalah, aldi tak ambil pusing, dipindahkannya artikel-artikel dari internet. aldi tampaknya tahu benar dosennya tak mungkin memeriksa keseluruhan tugas mahasiswa. Untuk memastikan setiap pekerjaan orisinal atau tidak, dosen selalu padat dengan kesibukannya. Mustahil mengamati tugas-tugas mahasiswa yang mencapai 50an lebih.
“Nanti malam aku tidur di sekretariat. Kamu mau menemaniku? Biasa, aku harus menyelesaikan tugas dari dosen.” Se-