BULETIN RUMAH PENDIDIKAN Edisi 1 September - Oktober 2013

Page 1



Assalamulaikum Wr Wb Alhamdulillah Buletin Rumah Pendidikan Sciena edisi perdana ini dapat hadir. Semoga menjadi bagian dari pencerahan yang mampu ikut serta menerangi kehidupan ini menjadi lebih bermakna. Tujuan dari terbitnya Buletin Rumah Pendidikan sebagai format baru dan pelengkap penerbitan yang sebelumnya yakni Warta Madani sebuah buletin Jum'at sebagai media dakwah dan Majalah Online Warta Madani yang beralamatkan di www.wartamadani.com sebagai bentuk dakwah di dunia maya. Edisi perdana ini kami sengaja mengangkat tema tentang “Kembali Fitri atau Tetap Korupsi,� dimana bulan suci ramadhan telah usai dan kita merayakan hari kemenangan yang disebut hari raya idul fitri 1434 H. Tentu karena ini edisi perdana, kami berusaha untuk menyajikan yang terbaik dengan menengahkan rubrik-rubrik yang dapat memberikan pendidikan yang lebih baik. Kami berharap Buletin Rumah Pendidikan menjadi teman saat pembaca santai atau berkeinginan niatan untuk membaca. Semoga menjadi inspirasi baru untuk Islam dan Indonesia lebih bermartabat. Selamat membaca. Wassalamualaikum Wr Wb

? Salam Redaksi,...Hlm: 1 ? Rumah Pendidikan - Makna Di

Balik Kata Niat,..Hlm: 2 ? Ruang Utama - Idul Fitri, Takwa

atau Kembali Korupsi,...Hlm: 4 ? Ruang Keluarga - Membina

Keluarga Harmonis dalam Rumah Tangga,...Hlm: 7 ? Gudang Pengetahuan Gladiator,...Hlm: 12 ? Taman Muhasabah Tanganmu, Menggengam Neraka,...Hlm: 13 ? Teras Kegiatan,...Hlm: 14 ? Ruang Pendidikan Pentingnya Pendidikan Lingkungan Hidup,...Hlm: 16 ? Ruang Kesehatan - Jahe Tanaman Surga Serba Guna,...Hlm: 19 ? Teladan - Tidak Sejahat Firaun,...Hlm: 22 ? Ruang Ekspresi - Cerpen Kehangatan Cinta,...Hlm: 24 ? Ruang Ekspresi - Puisi Sajak-Sajak Misbakhul Munir,...Hlm: 27 ? Ruang Ekspresi - Humor Berdoa Sebelum Makan Gus Dur,...Hlm: 24 ? Sketsa kehidupan - I’m Sorry,...Hlm: 28


SUNGGUH agama Islam merupakan ajaran yang hakiki, sehingga setiap pemeluknya diberikan suplemen berupa kapsul untuk dirinya supaya menjadi manusia agung dengan perilaku yang mencerminkan teladan nabi Muhammad SAW. Salah satu ajarna tersebut adalah berupa kata, “Niat”. Kata yang simple namun memiliki kandungan nilai yang begitu dasyatnya. Rasulullah SAW bersabda: “Segalam amal perbuatan bergantung pada niat dan setiap orang akan memeperoleh pahala sesuai dengan niatnya. Maka barangsiapa yang hijrahnya kepada Allah dan Rosul-Nya, maka hijrahnya itu kepada Allah dan Rasul-Nya. ”. (HR. Bukhari dan Muslim)



HARI raya idul fitri atau hari kemenangan akan segera datang, tanda selesainya ibadah puasa ramadhan. Idul fitri menjadi suguhan bagi penikmat puasa oleh karena hari raya tersebut sebagai sebuah akhir tujuan meski sesungguhnya tujuan utama dari bulan ramadhan adalah menjadi orang-orang yang bertakwa. Namun sebagai suguhan dikarenakan setiap orang sibuk mempersiapkan dan bahkan memikirkannya untuk bisa menikmati hari kemenangan. Berbagai cara dilakukan untuk mempersiakan dan memyambutnya, setidaknya ada 3 ciri khusus yang dilakukan untuk merayakannya. Pertama, idul fitri merupakan kebutuhan lahiriyah yakni pulang kampung atau biasa dikenal dengan sebutan mudik lebaran, Tunjangan Haru Raya (THR) dan beragam kebutuhan lahiriyah lainnya seperti makan enak, baju baru ataupun parcel lebaran. Hal ini menunjukan idul fitri sebagai sebuah suguhan ekonomis. Tidak heran jika dunia perdagangan akan mengalami kenaikan konsumtif. Bahkan berbagai iklan, promosi ataupun sepanduk bertebaran di mana-mana baik di jalan-jalan raya maupun tempat ibadah. Tidak ada salahnya merayakan hari raya idul fitri dengan suguhan lahiriyah, karena itu merupakan naluri dan keinginan manusia untuk tampil lebih beda dari biasanya. Namun akan menjadi persolan lain jika, suguhan lahiriyah seseorang memaksakan diri untuk memikul beban ekonomi baru. Kedua, idul fitri merupakan kebutuhan ruhani yakni seseorang diwajibkan untuk mengeluarkan zakat sebagai sebuah bentuk kepedulian sosial terhadap masyarakat kurang mampu. Ini menjadi point penting hubungan dengan Tuhan teraplikasikan dengan hubungan dengan manusia (hablum minallah hablum minannas).Ketiga, idul fitri memiliki perlambang ketupat yang memiliki arti beragam. (1) Ketupat berasalah dari kata “telu (3) lan papat (4)�. Telu mensimbolkan bahwa bulan ramadhan adalah rukun Islam yang ketiga diwajibkan untuk berpuasa. Sedangkan papat berarti rukun Islam ke empat yakni zakat. Karena setelah di waijbakannya berpuasa, orang yang beriman diwajibkan untuk mengeluarkan zakat fitrah sebelum shalat idul fitri. (2) Ketupat berasal dari bahasa arab “tauifat� yang memiliki arti jamaah, kelompok atau grup. Seluruh umat Islam diwajibkan untuk melakukan ibadah puasa dan mendapatkan suguhan idul fitri yakni shalat id', hal ini menunjukkan sebuah keseragaman dan kebersamaan. Tali persatuan dan kesatuan diutamakan, ketika saudara kita sakit maka kitapun merasakan sakit.


(3) Ketupat memiliki makna dalam bahasa jawa berarti “ngaku lepat” atau mengakui segala kesalahan baik yang disengaja ataupun tidak. Maka tidak heran di masyarakat ada ekspresi ujungujung yang berarti berkunjung dari ujung sampai ujung. Mengapa ujung, karena ujung berarti puncak dan awalan. Ketika kita dilahirkan dalam keadaan suci, kembali ke pangkuan Tuhan harus dalam keadaan suci. Maka kata maaf menjadi sebuah senjata untuk memperbaiki kesucian. (4) Ketupat bermakna “mangku perkoro papat” atau kita memiliki empat beban perkara. Yakni menjaga hawa nafsu, shalat malam, tadarus atau membaca kitab suci dan zakat atau beramal. Mangku bukan berarti sebuah perkara yang memberatkan akan tetapi menjadi sebuah ujian untuk menjadi yang terbaik. Karena selama satu bulan dididik untuk menjadi manusia yang akan kembali fitrah, sahur di pertiga malam menandakan kita supaya gemar shalat malam. Intinya dalam perkara ini diajarkan nilai-nilai keistiqamahan. Sesungguhnya ketupat merupakan sebuah makanan yang enak tentunya, hadir pada saat lebaran. Secara geometri pembuatan ketupatan sangatlah rumit, hal ini menandakan bahwa lika-liku kehidupan manusia amatlah rumit dan terkadang dilumuri banyak dosa. Namun jika membelah ketupat tersebut, sungguh kita akan takjub karena didalamnya ada sebuah warna putih, bersih dan suci. Menandakan bahwa pada ramadhan ini kita di didik hatinya untuk kembali

menjadi suci. Ketiga ciri khusus idul fitri tersebut menjadi tanda apakah kita telah mendapatkan derajat takwa, seperti yang diterangkan dalam surat al-Baqarah ayat 183?. Sebab puasa merupakan ritual religius yang diwajibkan Allah kepada umat-umat terdahulu, dan umat Nabi Muhammad diharapkan dapat menjadikan para pelakunya sebagai orang yang bertakwa. Kembali Fitri atau Kembali Korupsi Jika melihat tujuan dari ibadah puasa sangat jelas sekali bahwa syari'at Islam mengajarkan untuk menahan diri dari segala hal yang dilarang dan bertujuan untuk meraih tingkatan takwa. Orang yang mencapai derajat pada tingkatan takwa yaitu seseorang yang terpelihara dari segala yang menjerumuskan atau segala hal yang dilarang oleh agama. Ibarat seseorang yang dalam perjalanan ia harus membawa bekal dan tahu tujuan yang diharapkan, jadi agama menjadi bekal untuk mengarungi kehidupan didunia sebagai hamba guna meraih tujuan hidup yaitu kebahagiaan dunia dan akhirat. Sebagaimana takwa berasal dari kalimat fi'il atau kata kerja “tattaquwn, yattaquwn”, yang berarti melaksanakan seluruh hal yang diperintahkan dan menjahui segala hal yang dilarang. Tentu jika seseorang benar-benar memahaminya perilaku tindak korupsi, pastinya tidak ada. Karena dinamakan idul fitri sebagai sebuah sistem manusia kembali ke fitrah lahirnya yakni fitri yang berarti suci. Namun karena seseorang


terobsesi dengan dunia yang lebih mengedepankan hawa nafsu dan paradigma material, puasa sebagai penggekang sistem tersebut tidak memiliki nilai manfaat. Sungguh sangat ironis, menjadikan puasa hanya sebagai ritual tahunan tanpa tahu makna mencegah hawa nafsu dan perilaku materailistik. Puasa ramadhan yang sesungguhnya merupakan cara ampuh untuk melakukan perannya dalam pemberantasan korupsi secara kedirian, akan tetapi hanya ibadah yang dinikmati secara lahiriyah saja. Sehingga setelah orang berpuasa dan menikmati suguhan idul fitri, korupsi tetap jalan. Padahal kita sudah tahu sendiri korupsi merupakan bahaya laten, dimana bangsa ini sudah mengupayakan untuk terus melakukan pemberantasan korupsi. Namun dinamika korupsi di negara ini selalu fluktuatif. Hukum pidana sepertinya sudah tidak efektif oleh karena pelaku korupsi uang rakyat disamakan dengan pelaku maling ayam. Dorongan nafsu yang berasal dari individu untuk memperoleh

materi yang sebanyak-banyaknya dan pengakuan status sosial seperti dikejarkejar yang kemudian menghalalkan segala cara. Maka momentum idul fitri ini kita selayaknya mengkoreksi diri untuk tetap dapat menikmat fitri atau kesucian tersebut dengan beragam cara diantaranya. Pertama, kembali memaknai puasa ramadhan yakni menciptakan kesadaran masyarakat akan pentingnya menguasai hawa nafsu. Kedua, membangun kesadaran masyarakat anti korupsi ditandai dengan perilaku yang baik semisalnya tidak memberikan uang pelicin ataupun melakukan tindakan yang berbau korupsi. Ketiga, melakukan gerakan anti korupsi melalui pendidikan dan peradilan yang efektif. Artinya pendidkan sebagai tonggak awal membangun karakter bangsa yang benar-benar memahami akar budayanya dan peradilan yang efektif mengupayakan mekanisme hukum yang adil serta mengoptimalkan peran KPK sebagai lembaga yang memiliki wewenang dalam persolan korupsi.


S

etiap manusia yang telah membangun bahtera rumah tangga tentunya menginginkan menjadi keluarga harmonis. Di dalamnya mengisyaratkan hubungan timbal balik untuk saling menggasihi dan menyayangi. Keluarga harmonis itulah harapan seseorang dalam berumah tangga. Keluarga harmonis berasal dari dua suku kata, yaitu “keluarga� dan “harmonis�. Kata keluarga memeiliki arti sebuah persekutuan hidup antara pasangan dua jenis manusia yang dikukuhkan dalam ikatan pernikahan, Sedangkan harmonis adalah selaras, damai, saling mencintai dan menyayangi. Jadi secara bahasa dapat disimpulkan keluarga harmonis ialah persekutuan hidup yang dijalin dengan selaras, damai, saling mencintai dan menyayangi antara pasangan dua jenis pasangan manusia yang dikukuhkan dengan pernikahan Keluarga harmonis ditandai oleh keharmonisan hubungan antara ayah dan

ibu, ayah dengan anak, serta ibu dengan anak. Dalam keluarga ini orang tua bertanggung jawab dan dapat dipercaya, semua anggota saling menghormati dan saling memberi tanpa harus diminta, saling mendengarkan jika bicara bersama. Pendidikan kepada anak dilaksanakan dengan teladan dan dorongan orang tua, masalah dihadapi dan dupayakan untuk dipecahkan bersama. Didalam keluarga terjadi perkembangan individu dan t e r b e n t u k ny a t a h a p - t a h a p a w a l pemasyaratan (socialization) dan mulai bijaksana, tanpa mengabaikan baik dan buruk (etika), jelek dan indah (estetika). Hal ini tidak hanya dimaknai secara fisik, tetapi lebih bernuansa nilai fungsional dalam membentuk kehidupan rumah tangga yang dilandasi dengan pemenuhan fungsi-fungsi lahiriah, rohaniah, dan gelombang kehidupan yang diisi dengan nilai-nilai ihsan yang terpadu


sehingga tercapailah terhadap pemaknaan keluarga harmonis. Perumpamaan hidup berkeluarga dalam suatu rumah tangga ibarat burung yang sedang terbang, melaju dengan kedua sayapnya ke suatu tempat yang dituju. Kedua sayap itu simbol bagi suami istri yang saling membantu, melengkapi telah berpacu mengarungi samudra kehidupan. Bagaikan burung yang tidak dapat terbang kalau salah satu sayapnya tidak berungsi, begitu pula halnya dengan suami istri. Tidak akan pernah ditemui keharmonisan, hidup rukun seiring sejalan. Jika antara masing-masing suami istri tidak saling memahami kewajiban masing-masing dan pribadi masingmasing. Jika suami berbuat salah dan ditegur istri hendaklah suami minta maaf dan berjanji tidak akan mengulangi lagi. demikian pula sebaliknya, sehingga kasih sayang antara suami dan istri semakin besar. Jika perselisihan antara suami istri terus berlanjut dan tidak ada solusinya, disebabkan perbendaan pendapat, tentu tidak akan pernah ada rumah tangga yang bahagia. Agama mewasiatkan kepada suami istri agar menunaikan hak dan kewajiban yang telah diamanatkan di pundak mereka. Misalnya seorang istri jangan menuntut persamaan semua hak dengan sang suami. Seorang suami jangan m e n g g u n a k a n ke s e m p a t a n y a n g dianugrahkan Tuhan sebagai kepala rumah tangga untuk menzalimi dan menyakiti istrinya semena-mena. Sesungguhnya kebahagiaan dan

ketentraman jiwa serta badan akan tercapai tingkat kesmpuarnaan ketika suami istri saling pengertian. Karena dari hubungan suami istri akan melahirkan cinta kasih dan kasih sayang. Dalam lembaran yang demikian ini seseorang akan bisa menggunakan segala potensinya dan instingnya dngan caracara yang paling bersih, paling suci, mulia agar hal itu awal tumbuhnya kemesraan, belas kasihan dan keharmonisan. Pada hakikatnya antara laki-laki dan perempuan satu sama lain saling mengikat, merupakan prasyarat bagi kesempurnaan wujud dan saling bergantung satu sama lain. Atas dasar kasih sayang itulah p e m b a n g u n a n ke l u a rga b a h a g i a , harmonis dimulai dan kemudian d i l a n j u t ka n d e n ga n te r w u j u d nya kehidupan kekeluargaan yang stabil di bawah anyaman kasih sayang berkembang menuju dengn pesat perasaan-perasaan luhur. Disebabkan suami menemukan istrinya sebagai teman hidup yang mampu memberi ketenangan, dapat terpercaya kesetiannya. Istri merasakan duka derita kehidupannya dengan memberi siraman kasih sayang terhadap suami sehingga dapat mengurangi jerih ayahnya g e l o m b a n g ke h i d u p a n . I s t r i p u n m e n e m u ka n p a d a d i r i s u a m i nya ketenangan dan ketentraman hidup dalam menghadapi beratnya cobaan dan sulitnya memelihara kehormatan. Dalam pandangan Al-Qur'an lelaki dan wanita (suami istri) bukan cuma menjadi tempat ketenangan satu sama lain,


namun juga menjadi menjadi hiasan, pakaian. Sesuai dengan firman Allah: “…Mereka itu adalah pakaian bagimu dan kamu pun adalah pakaian bagi mereka…” (Q.S. Al-Baqarah: 187) Dengan demikian semakin pandai seseorang dalam menjaganya, maka semakin lama dan awet utuh pula dipakainya. Begitu pula halnya apabila terjadi suami istri yang selalu menjaga dan saling melengkapi sehing ga kehidupan rumah tangga selalu bergairah dan harmonis. Dasar-Dasar Pembentukan Keluarga Harmonis Islam sangat menganjurkan umatnya u n t u k b e r ke l u a r g a d a n m a m p u melahirkan keturunan yang shalih. Karena dengannya manusia dapat menemukan kebahagiaan, ketengan dan cinta kasih dan sayang. Allah berfirman: “Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu istri-istri dari jemismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya di antaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda bagi kaum yang berfikir”. (Q.S. Ar-Ruum: 21) Melalui ikatan perkawinan, manusia dapat saling mengasihi, menjalin hubungan kekeluargaan dan meneruskan keturunan. Kehidupan perkawinan merupakan langkah awal bagi kesinambungan generasi selanjutnya.

Islam juga menyuruh bagaimana sikap suami terhadap istri ialah dengan cara memperlakukan dengan dengan baik sebagaimana firman Allah: “…Dan bergaullah kepada mereka secara patut …” (Q.S. An-Nisa': 19) Dalam syariat Islam bentuk keluarga harmonis telah dicontohkan oleh keluarga Rasulullah saw, dan telah pula dijelaskan aturan kewajiban dan hak dari masing-masing suami istri dengan jelas dalam hal tanggung jawab mengatur pemeliharaan rumah, bahkan hubungan antara orang tua dan anak-anaknya yang dijalin dengan ikatan moral yang luhur dengan kemanusiaan. Fungsi Pembentukan Keluarga Setiap orang dalam melakukan sesuatu, tentunya memiliki tujuan. Demikian juga dalam pembentukan keluarga.lunya masing-masing. Bertolak dari ajaran Islam tujuan berkeluarga adalah sebagai berikut: Pertama, untuk mentaati anjuran agama; sebagai muslim yang baik, hendaknya senantiasa mengacu pada tatanan agamanya. Hidup berkeluarga adalah tatanan syariat Isam yang sangat dianjurkan oleh Allah SWT dan Rasul-Nya. Kedua, mewujudkan keluarga sakinah; dalam keluarga yang harmonis bahagia, hidup tenang tenteram penuh kasih saying. Mendidik anak-anak menjadi anak yang shalih dan shalihah, terpenuhi kebutuhan lahir batin suami istri. Ketiga, nafsu seksual dapat tersalurkan dengan baik; manusia yang normal pasti


memiliki nafsu seksual. Hal ini perlu disalurkan pada jalan yang diridhai oleh Allah. Dan satu-satunya jalan yang diridhainya adalah dengan jalan menikah bagi yang cukup umur ataupun mampu Keempat, mengembangkan keturunan yang sah; berkeluarga, seseorang mengembangkan keturunan yang sah. Mereka akan tumbuh menjadi manusia yang jelas siapa ayah dan ibunya. Setiap o ra n g m e m i l i k i ke i n g i n a n u nt u k mengembangkan keturunannya demi menjaga kelangsungan hidupnya. Hal ini sebagai proses regenerasi manusia agar generasi berikutnya tetap berlangsung. Kelima, untuk menentramkan jiwa; permasalahan hidup yang timbul dapat dipecahkan bersama istrinya. Suami istri dapat senantiasa memadu kasih bersikap mesra dan saling memberi kesejukan. Keenam, keluarga sebagai tempat mendidik anak; anak adalah karunia sekaligus amanah dari Allah. Maka orang tua harus menjaga amanta tersebut dengan sebaik-baiknya dengan jalan mendidiknya. Karena orang tua adalah faktor pendidik bagi anak dan mempunyai peranan paling utaa dalam pertumbuhan kepribadiannya. Fungsi pembentukan keluarga sangatlah beragam, hal ini merupakan fungsi dan tujuan dalam berumah tangga. Upaya Pembentukan Keluarga Harmonis Sebagaimana yang telah penulis ungkapkan di atas bahwa, dalam membentuk kelurga harus diawali dengan proses pernikahan terlebih dahulu yaitu adanya akad hubungan yang telah

dihalalkan oleh llah SWT Rumahku adalah surgaku, sebuah ungkapan paling tepat tentang bangunan keluarga harmonis. Rumah tidak hanya dimaknai fisik tetapi lebih bernuansa nilai fungsional dalam membentuk kepribadian anak manusia guna mencapai kedewasaan dan kesempurnaan hidup yaitu kehidupan rumah tangga yang dipenuhi pemenuhan fungsi dan nilai-nilai lahiriah, nilai ekonomis, biologis, kerohanian, pendidikan, perlindungan, keamanan sosial dan budaya yang terpadu secara harmonis. Dalam hal ini rasulullah SAW telah menjelaskan kepada umatnya berupa prinsip-prinsip pokok yang harus ditempuh sehingga sesuai dengan yang diidam-idamkan oleh setiap pasangan suami istri tercapai dengan baik. Ada lima unsur pokok yang harus diterapkan dalam rumah tangga, yaitu: Pertama, kecendrungan mempelajari dan mengamalkan ilmu-ilmu agama; ajaran Islam adalah unsur pokok dan paling penting dalam pembinaan keluarga untuk terciptanya ketenangan dan kebahagiaan. Kedua, akhlaq dan kesopanan; dalam suatu rumah tangga dapat menciptakan hubungan yang harmonis antara sesama keluarga, tetangga dan lingkungannya. Ketiga, harmonis dalam pergaulan; manusia sebagai makhluk yang lemah tidak dapat berdiri sendiri tanpa bantuan orang lain. Setiap manusia memerlukan terjadinya kerja sama yang kuat kesamaannya. Ke e m p a t , h a ke ka t d a n h i d u p


hemat adalah pangkal kebahagiaan dan ketengan keluarga sedangkan boros dan royal adalah pangkal kehancuran keluarga. Kelima, menyadari kelemahan diri sendiri; menyadari kelemahan diri sendiri sangat perlu karena bila hal demikian disadari maka kelemahan orang lain tidak akan kelihatan. Kelima unsur diatas perlu dihayati dan diamalkan oleh setiap penghuni keluarga sebagai dasar untuk menciptakan kehidupan rumah tangga yang harmonis, bahagia lahir dan batin, suami istri dapat mencapainya dengan cara di bawah ini antara lain: Pertama, memupuk rasa cinta kasih; hendaknya suami istri selalu berupaya memupuk cinta kasih dengan saling menyayangi, kasih mengasihi, hormat meghormati dan rasa saling menghargai. Kedua, memupuk saling pengertian; bahwa suami istri sebagai manusia biasa mempunyai kelebihan dan kekurangan baik secara fisik maupun mental, karena itu hendaknya saling memahami. Ketiga, saling menerima kenyataan; jodoh dan rizki adalah urusan Tuhan, ini harus disadari oleh suami istri. Namun kita diwajibkan untuk berikhtiyar, sedang nasibnya itulah yang harus diterima dengan lapang dada dan jadi masingm a s i n g t i d a k m e n u nt u t d i l u a r kemampuan. Keempat, saling mengadakan penyesuaian diri; setelah megetahui kekurangan dan kelebihan masing-masing suami istri agar dapat menyesuaikan, saling melengkapi dan saling memberikan

bantuan. Kelima, saling memaafkan; sikap ini paling penting untuk menjaga keutuhan dan keharmonisan rumah tanga, karena kesalahan yang sangat sepele tidak jarang menjadi problem yang sangat rumit dan mengancam ketentraman rumah tangga. Keenam, saling bermusyawarah; saling bermusyawarah dalam rumah tangga dapat menumbuhkan rasa tanggung jawab ringan sama dijinjing, berat sama dipikul, diantara suami istri dan anggota keluarga yang lain oleh karena itu masingmasing pihak dituntut untuk jujur, terbuka dan lapang dada, suka memberi dan menerima tidak menang sendiri. Ketujuh, saling mendorong untuk kemajuan bersama; suami istri saling berusaha untuk senantiasa memberi semangat dalam mengerjakan kemajuan karir, apalagi untuk keperluan bersama dan kebahagiaan di masa depan. Namun demikian jika mulai mengarah pada halh a l n e g a t i f, s u a m i i s t r i h a r u s mengingatkan. Rumah tangga adalah surga yang harus dibina, semoga kita saling meyakini bahwa didalam kelurga itulah peradaban Islam akan kembali jaya. Melalui pembentukan kelurga yang harmonis, diharapkan mampu menjadikan keluarga yang diharpkan mampu menjadikan agama Isalm semakin tegak.


G

ladiator bukan Cuma menjadi tontonan, namun juga dapat menjadi jenjang karir. Ini dibuktikan oleh Commondus Lucius Aelius Aurelius (161-192 Masehi). Bermula dari seorang gladiator, ia merintis karir dan akhirnya sukses menjadi seorang kaisar Romawi. Riwayat karirnya meliputi 1.031 pertandingan. Setelah menjadi kaisar pun ia masih tetap bertarung di arena. Karir politik dan olah raganya berakhir sekaligus, ketika dalam suatu pertandingan seorang gladiator yang bernama N a rc i s s u s m e n c e k i k nya hingga tewas.


;“pada hari (ketika), lidah, tangan dan kaki mereka menjadi saksi atas mereka terhadap apa yang dahulu mereka kerjakan.” (QS. An-Nur: 24)

T

ernyTata apa yang ada pada diri kita baik lidah, kaki maupun tangan kelak di yaumul hisab akan di pertannggung jawabkan. Salah satunya anugerh tesebut berupa “Tangan”, lalu ada pertanyaan sederhana; “Mengapa Allah menciptakan tangan berpasangan sebelah kiri dan kanan?”. Sederhananya tangan kanan dan kiri adalah simbol “Keserasian atau Keterpaduan”, antara hamba dengan Sang Khalik. Tangan kanan akan lebih banyak melakukan aktifitas dibandingakan tangan kiri dan Allah sendiri memerintahkan hambanya jika melakukan aktifitas kebaikan harus diawali dengan sebelah kanan. Tangan kiri dan kanan mengajarkan kita memiliki sikap “peduli”, coba rasakan jika tangan kiri kita mengalami sakit atau luka maka tangan kanan akan berusaha mengobatinya dengan mengusap ataupun menaburkan obat ke tangan kiri. Tangan kiri dan kanan mengisyaratkan kepada kita untuk memiliki sikap, “saling bekerja sama”. Tangan kanan memiliki perannya sendiri begitu juga tangan kiri memiliki tugasnya sendiri. Mereka tidak saling berebut tugas, melainkan saling melengkapinya Marilah kita bersyukur anugerah tangan

tersebut dan merenungkan kembali kedua tangan yang di berikan Allah kepada kita. Ternyata kedua tangan ini telah membantu kita melaukan aktifitas kerja baik itu menulis, meminta, memberi, memegang, memencet maupun berjabat tangan. Pantaskah jika kita nodai kedua tangan dengan melakukan dosa, mengambil barang yang bukan hak kita ataupun melakukan maksiat-maksiat tangan seperti memukul, menerima suap. Dan cobalah belajar dan meresapi, andai anda tidak memiliki tangan. Maka marilah kita jaga anugerah kenikmatan tersebut. “Seorang muslim (yang sejati) adalah jika kaum muslimin selamat dari lisan dan tangannya” (HR. Darimi: 2600). Menjaganya dari perbuatan maksiat kewajiban bagi pemiliknya karena tangan merupakan salah satu kenikmatan tuhan yang tidak dapat di beli. Selayaknyalah kita pergunakan tangan kita untuk melakukan hal-hal yang baik seperti memfungsikan tangan sesuai d e n g a n ke m a n f a a t a n n y a , t o l o n g menolong, jika bertemu saudara saling berjabat tangan, bersedekah dan berdoa.


KB-RA Masjid Al-Azhar Semarang memeriahkan bulan suci ramadhan 1434 H dengan memberikan santunan kepada puluhan anak yatim yang hadir di Aula Masjid Al-Azhar Ngaliyan. Santunan berlangsung sangat meriah dihadiri Ketua Yayasan Masjid Al-Azhar Amin Farih, M.Ag, lingkup pegawai sekolahan, orang tua dan masyarakat yang peduli terhadap anak yatim, Senin (29/7). Rasa senang dan bahagia nampak dari raut wajah mereka pada saat menerima santunan dari anak-anak sekolah berupa paket barang kebutuhan, paket lebaran dan sejumlah uang yang dibagikan para siswasiswi KB-RA Masjid Al-Azhar. Niken Murni Ranuningtyas Kepala Sekolah KB-RA Masjid Al-Azhar Semarang mengatakan, “Pemberian santunan mengajarkan kita untuk saling berbagi, dan yang paling inti yakni mengajarkan mencintai anak yatim sejak usia dini kepada anak-anak di lingkungan sekolahan” Iapun menuturkan, kegiatan bantuan kepada anak yatim merupakan amalan rutin ramadhan sejak beberapa tahun silam, kalau tahun lalu kami memberikan santunan di panti asuhan cacat ganda Al-Rifdah Semarang. Sedangkan dana santunan tersebut di dapat dari Yayasan, anak-anak KB-RA A-Azhar dan Masyarakat yang peduli terhadap anak yatim. “Semoga apa yang kita berikan dapat bermanfaat dan berguna serta kepada anak-anak KB-RA Masjid AL-Azhar mampu meneladai sifat Rasulullah yang bergitu mencintai anak yatim,” Kata Niken Murni

KEGIATAN Tadarus Budaya dengan pembicara Dokter Syamsudin dengan mengusung tema, “Puasa Efeknya Terhadap Kesehatan” yang diselenggarakan oleh kumpulan komunitas pecinta budaya seperti Kenduri Hani, Rumah Budaya, dan Rumah Pendidikan Sciena Madani di pinggiran jalan tol Semarang – Solo tepatnya di daerah Jl. Mulawarman 2 Banyumanik, Jum'at (19/7). Menurut Lukman Wibowo, Ramadhan itu patut menjadi renungan khususnya untuk kesehatan, karena menjaga kesehatan merupakan kebutuhan dan Rasulullah lebih mensukai umatnya kuat dari pada umat yang lemah. “Setiap penyakit pasti ada obatnya, sedangkan tujuan puasa adalah menjadi orang bertakwa. Jika kebutuhan ruhani dapat teratasi maka ketenangan akan dicapai sehingga penyakit seperti stres maupun galau akan terobati karena kita telah mendidik hati,” tutur Syamsudin lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Sultan Agung Semarang yang tidak ingin sumpah jabatan kedokteran. Pameran Foto Kegiatan berlanjut dengan pameran foto dari hari Sabtu hingga minggu di halaman sekretariat Rumah Pendidikan Sciena Madani di Banjardowo Genuk Semarang. Pameran foto ini digelar untuk belajar peka terhadap realitas sosial yang sering ditemui di

masyarakat. Lukni Maulana mengatakan, Rumah Pendidikan Sciena Madani menjadi wadah bagi siapa saja, ingin membaca di perpustakaannya, mengelar kegiatan maupun berkumpul membincang permasalahan pendidikan maupun budaya. “Sebab, kita membutuhkan ruang-ruang kebudayaan meski hanya di pingir jalan tol maupun di kampung pedalaman,” katanya


GERAKAN Pemuda Ansor Genuk menyelenggarakan berbagai acara mulai dari sore hingga malam hari, dibuka dengan acara khotmil Qur'an 30 juz bil Ghoib oleh Jam'iyyah Qurra' Wal Khuffadl seKecamatan Genuk dan buka bersama. Malam harinya dilanjutkan dengan shalat tarawih berjamaah serta pengajian umum serta santunan yatim dan dhuafa yang diselenggarakan di Masjid Arosid Banjardowo Rt 2 Rw 6 Genuk Semarang, Minggu (4/8). Kegiatan santunan anak yatim dan dhuafa merupakan kegiatan rutin tahunan diselenggarakan dengan acara pengajian umum Nuzulul Qur'an. Sebagai penceramah KH. Drs. Ahmad Bukhari Masruri ketua PWNU Jawa Tengah Periode 1980-1995. Diiringi oleh lantunan shalawat dari para seniman Ansor yang tergabung dalam grup Ansorun Nada. Muhammad Sodri selaku Ketua GP Ansor Genuk mengatakan, ini hanya salah satu kegiatan para pemuda yang lebih mengutamakan kepedulian sosial. Ansor sendiri memiliki program rutin bulanan yaitu Jambanisasi sebuah program pembangunan toilet bagi warga kurang mampu, mungkin hanya satu gerakan pemuda yaitu Ansor Genukyang benar-benar memiliki kegiatan rutin pembangunan toilet. “Marilah kita saling berbagi dibulan kemuliaan, yaitu bulan dituturnkannya Al-Qur'an dan kita sebagai hamba tentu harus mampu membaca baik membaca Qur'an maupun membaca lingkungan sekitar untuk dapat memiliki rasa kepedulian dan kebersamaan,� pungkasnya KH. Drs. A. Bukhari Masruri menyampaikan pentingnya Al-Qur'an sebagai pedoman hidup yang benar-benar mampu menghidupi kita sebagai hamba dan menghidup kita dengan masyarakat. Artinya Islam itu agama kedamaian dan Qur'an diturunkan dibulan kemulyaan. Maka kalau kamu ingin memiliki rasa kedamaian, maka kamu harus mampu memulyakan orang lain. “Jangan jadikan Islam agama yang keras, tapi agama damai yang memberikan nilai-nilai pendidikan. Pedidikan dakwah tidak hanya menggunakan tangan, bukan memukul secara fisik namun dakwah sesunggunya adalah ketika kamu melihat kemungkaran maka rubahlah dengan tangan yang memiliki arti kecerdasan akal dan hati teraplikasikan oleh tangan. Tidak emosional teraplikasikan dengan pemukulan dan kekerasan,� ungkapnya

HIMPUNAN Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Semarang dan siswa SMK Swadaya Semarang memadati lampu merah di bundaran Tugu Muda Semarang untuk menggalang dana peduli gempa

Aceh dan Malang, selasa (16/7). Aksi penggalangan dana ini sebagai bentuk kepedulian atas nasib bumi pertiwi yang selalu diguncang dengan berbagai bencana alam dan penggalangan dana sepenuhnya untuk korban bencana di Aceh dengan kekuatan bencana 6,2 Sr dan Malang yang terguncang dengan kekuatan 5,9 Sr. Menurut Ketua Umum HMI Cabang Semarang Hasan, ia mengatakan bahwa aksi ini sebagai bentuk rasa kemanusiaan. Jika ada saudara yang sakit kita juga merasakan sakitnya. Semoga adanya aksi solidaritas ini dapat meningkatkan kepedulian kita kepada saudara-saudara di bumi pertiwi dan di bulan ramadhan ini kita dapat merasakan rasa syukur dan semoga sumbangan yang diberikan untuk aksi peduli ini menjadi amal yang shalihah, tuturnya


untuk kemajuan di dunia pendidikan, karena sekarang pendidikan hanya di fokuskan sebatas moral kognitif bukan moral learning. �Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama Allah; (tetaplah atas) fitrah Allah yang Telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. tidak ada peubahan pada fitrah Allah. (Itulah) agama yang lurus; tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui�. (Ar Ruum Ayat 30)

S

istem pendidikan Indonesia lebih banyak dibangun atas dekrit-kebijakan ideologi penguasa, bukan lahir dari kesadaran masyarakat dan ahli pendidikan. Pendidikan sekarang telah mengalami penyakit yang begitu serius dan perlu penanganan yang sistematis, karena pendidikan sebagai proses pembelajaran dan bukan kenikmatan yang hanya di nikmati oleh penguasa dan lapisan sosial tertentu. Penanaman nilai-nilai kepada anak didik sangat di perlukan sebagai upaya membangun kesadaran untuk mengetahui siapa dirinya dan lingkungan hidupnya. Pendidikan nilai merupakan pendidikan yang menekankan keseluruhan aspek sebagai pengajaran dan bimbingan kepada peserta didik agar menyadari nilai kebenaran, kebaikan, dan keindahan. Sebab pendidikan nilai sangat di perlukan

Maka jiwa pendidikan perlu di kembalikan yaitu sebagai pembelajaran yang menanamkan nilai-nilai, termasuk penanaman nilai lingkungan kepada anak didik. Pendidikan lingkungan sebagai jalan untuk memberikan pengenalan dan kesadaran terhadap lingkungan. Aspek etika, moral tidak semata-mata diberikan hanya untuk berinteraksi antar sesama, akan tetapi juga penanaman nilai terhadap lingkungan hidupnya. Pendidikan Lingkungan Problem pencemaran lingkungan banyak mendapat sorotan, karena telah menimpa penghuni dunia masa kini dan generasi yang akan datang. Kalau ditelusuri, faktor utama


terjadinya perusakan lingkungan akibat penggunaan secara besar-besaran produk-produk teknologi modern. Aktivitas manusia di bidang industri yang membakar produk hutan ini telah menghasilkan semburan miliaran ton partikel, gas karbondioksida serta klorofluorokarbon. Emisi karbon ini ditimbulkan dari pembakaran bahan bakar fosil yang tak dapat diperbaruhi, seperti batu bara, gas, dan minyak bumi. Kerusakan hutan khususnya di Indonesia sebagai paru-paru dunia memiliki andil cukup besar sebagai pemicu perubahan iklim dan pemanasan global akibat dari menipisnya lapisan ozon. Kondisi lingkungan dengan dirusaknya hutan, pembakaran, illegal logging, lahan petanian di sulap menjadi area industri dan perumahan. Telah membawa dampak negatif seperti kekeringan. Indonesia merupakan salah satu Negara yang sangat merasakan dampak kerusakan sistem cuaca. Kerusakan sistem cuaca tersebut telah menimbulkan anomaly iklim berupa kenaikan suhu 11,5 derajat celcius di Afrika, sehingga masa udara kering yang berhembus dari Australia bergerak ke hutan Afrika. Fenomena ini mengakibatkan kekeringan di kawasan ekuator, termasuk di dalamnya Jawa, Bali, Nusa Tenggara, dan sebagian Sumatra. Perubahan iklim akan mempersulit Negara berkembang sepeti Indonesia untuk mencapai sasaran pembangunan berkelanjutan dan tujuan pembangunan milenium atau millennium development

goals / MDG's. Perubahan iklim akan mengancam ketersediaan sumber daya alam, menambah parah persoalan yang dihadapi, menciptakan persoalan baru, dan membawa upaya pencarian solusi makin sulit dan mahal. ;�Dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi, sesudah (Allah) memperbaikinya dan berdoalah kepadaNya dengan rasa takut (Tidak akan diterima) dan harapan (akan dikabulkan). Sesungguhnya rahmat Allah amat dekat kepada orang-orang yang berbuat baik�. (Al A'raaf Ayat 65) Sudah jelas diketahui bahwa kerusakan alam dan lingkungan hidup yang dasyat bukan di sebabkan oleh penuaan alam itu sendiri tetapi justru diakibatkan oleh tangan-tangan yang selalu berdalih memanfaatkannya, yang sesungguhnya sering kali mengeksploitasi tanpa mempedulikan kerusakan lingkungan. Krisis lingkungan hidup dan kemanusiaan harus menjadi pusat perhatian bagi pemerintah, masyarakat, ahli pendidikan dan setiap komunitas keagamaan baik LSM maupun organisasi keagamaan. Fenomena tersebut membuktikan bahwa perlu adanya rekonstruksi baru di bidang pendidikan untuk menghadapi tantangan zaman global. Di era postmodern segala sistem dari berbagai ideologi perlu adanya konstruksi baru pada arah epistemologi pada kususnya di bidang pendidikan Format pendidikan yang sesuai kondisi di atas, perlu menyajkan salah satu


strategi dengan mengimplementasikan pendidikan nilai ekologi yang berbasis agama sebagai sumber penanaman jiwa anak didik untuk bisa mengenali arti kehidupan sebenarnya. Karena pendidikan merupakan jenjang awal sesorang mengenal dirinya, dengan mengetahui siapa dirinya ia akan memahami tujuan hidupnya, sebab pendidikan merupakan u p a y a mengintegrasikan fungsi di dunia. Pe n d i d i ka n n i l a i lingkungan merupakan proses belajar mengajar y a n g d a p a t menghasilkan perubahan tingkah laku dan sikap untuk menghargai lingkungan hidup dari mikrokosmos hingga makrokosmos. Maka hal ini bukan hanya penyampaian pesan berupa mata pelajaran, melainkan menanamkan sikap dan nilai siswa yang sedang belajar untuk mengenali siapa dirinya serta di mana ia tinggal Di harapakan dengan penanaman pendidikan nilai lingkungan hidup siswa mampu memperaktekan, melestarikan dan memanfaatkan lingkungan s e s u a i ke b u t u h a n . S i s wa mampu mengetahui peran dan tang gung jawabnya yaitu hubungan tiga dimensi antara Tuhan, alam dan manusia.

Ketiga hubungan itu yaitu pertama, hubungan teosentris atau hubungan dengan Tuhannya yang berarti bahwa setiap manusia adalah mahluk yang tercipta untuk beribadah dan menghambakan dirinya. Kedua, hubungan antroposentris yaitu hubungan dengan manusia yang memiliki arti setiap kehidupan manusia tidak terlepas dengan peran dan kedudukan manusia lainya melalui interaksi sosial, komunikasi dan sosialisasi Ketiga, hubungan ekosentris yaitu hubungan dengan lingkungan yang berarti bahwa manusia memiliki peran dan fungsi untuk menjaga dan merawat alam lingkungan hidupnya. �Untuk menjadi petunjuk dan peringatan bagi orang-orang yang berfikir�. (Al Mu'min Ayat 54)


Indonesia merupakan Negara yang memiliki banyak rempahrempah. Sehingga banyak Negara asing yang ingin menjajah Indonesia, di karenakan banyaknya rempahrempah. Salah satunya yakni tanaman jahe, yang memiliki khasiat dan manfaat Jahe tumbuh dan berkembang dari Asia Pasifik yang tersebar dari India sampai Cina, kedua Negara ini dalam sejarahnya Negara yang pertama kali memanfaatkan tumbuhan jahe.

TANAMAN jahe ialah tanaman obat berupa tumbuhan rumpun berbatang semu, dimanfaatkan oleh bangsa Cina sebagai ramuan obat dan bahan minuman, bumbu masak. Jahe termasuk kedalam suku temu-temuan (zingiberaceae) sefamili dengan temu-temuan lainnya seperti temu lawak, kunyit, kencur, dan lengkuas. Di masing-masing daerah memiliki berbagai macam penyebutan seperti halia (aceh), sipodeh (Minangkabau), jahi (Lampung), jae (Jawa dan Bali), jhai (Madura) dsb. Ciri-ciri tumbuhan jahe memiliki ketinggian 30 cm sampai 1 m, rimpang bila dipotong berwarna kuning atau jingga. Memiliki daun yang sempit, yang panjangnya hanya 15-23 mm dna lebarnya 8-15 mm, tangkai daunya berbulu. Jahe memiliki macam-macam jenis, namun jahe


dapat dibedakan menjadi 3 jenis berdasarkan ukuran, bentuk dan warna rimpangnya. Pada umumnya dikenal kedalam 3 varietas jahe yakni; pertama, jahe putih atau kuning bisa disebut d e n ga n j a h e ga j a h ata u b a d a k . Rimpangnya lebih besar dan gemuk, ruas rimpangnya lebih menggembung dari kedua varietes lainnya. Jenis jahe ini bisa dikonsumsi baik saat

ramuan obat-obatan atau untuk diekstrak oleoresin dan minyak atsirinya. Ketiga, jahe merah, memiliki rimpang berwarna merah dan lebih kecil dari pada jahe putih kecil. Jahe merah selalu dipanen setelah tua dan juga memiliki kandungan minyak atsiri yang sama dengan jahe kecil maupun jahe gajah. Jahe merah ini sangat cocok untuk ramuan obat-obatan.

berumur muda maupun berumur tua, baik sebagai jahe segar maupun jahe obat. Kedua, jahe putih atau kuning kecil atau biasa disebut dengan jahe suntil atau jahe emprit. Memiliki ruas kecil agak rata sampai agak sedikit mengembung. Jahe ini selalu dipanen setelah berumur tua. Memiliki kandungan minyak atsiri yang lebih besar dari jahe gajah. Sehingga rasanya lebih pedas, disamping seratnya tinggi. Jahe ini sangat cocok sebagai

Saatnya membudidayakan Sungguh luar bias, jika kita dapat mengetahui menfaat dan kandungan didaam jahe tersebut. Karena jahe merupakan tumbuhan yang digunakan sejak lama, dan bahkan jahe dapat memperpanjang umur. Tumbuhan jahe memiliki berbagai macam manfaat dari batang hingga daunya. Bisanya b atan g atau rimp an g j a h e digunakan sebagai bumbu masak, pemberi aroma dan rasa pada makanan seperti kue, roti, biskuit, kembang gula. Juga sebagai rasa dan aroma untuk minuman. Jahe juga dapat digunakan pada industri obat, minyak wangi, industri jamu tradisional, diolah menjadi asinan jahe, dibuat acar, lalapan, sekoteng maupun sirup. Bahkan pada era sekarang ini jahe juga bermanfaat untuk pembuatan petisida alami. Dalam perdagangan jahe dapat dijual dalam bentuk segar, kering, jahe bubuk dan awetan jahe. Disamping juga terdapat hasil dari olahan jehe seperti; minyak


astiri dan koresin yang diperoleh dengan cara penyulingan yang berguna sebagai bahan pencampur dalam minuman berakhohol, es krim, campuran sosis dan lain-lain. Bahkan dalam racikan obat tradisonal, jahe dapat berfungsi sebagai karminatif (peluruh kentut), obat anti muntah, pereda kejang-kejang, anti pengerasan pembulu darah, peluruh keringat, anti inflamasi, anti mikroba dan parasit, anti piretik, anti rematik serta merangsang pengeluaran getah lambung dan getah empedu. Itulah sedikit manfaat dari tumbuhan yang satu i n i , s e i r i n g p e r ke m b a n ga n nya j a h e d a p a t dimanfatkan dari berbagai macam olahan obat, makanan, minuman dan industri. Jika kita menyadari tumbuhan ini banyak manfaatnya, maka saatnya kita membudidayakan selain dimanfaatkan untuk pribadi juga dapat dikembangkan menjadi usaha agrobisnis. Bahkan ketika kita memiliki keahilan dalam bidang pengelolaan, kita bisa mengelola agrobisnis tersebut, selain penjualan berbentuk segar. Misalkan untuk pembuatan minuman, makanan maupun industri pengelolaan lainnya. Tumbuhan jahe juga tersirat didalam al-Qur'an, sungguh mulyanya tumbuhan

yang satu ini: “Di dalam syurga itu mereka diberi minum segelas (minuman) yang campurannya adalah jahe�. (QS. AlInsaan ayat 17). Kalo kita mau belajar tentu kita bisa mendapatkan banyak manfaat dan informasi, Muhammad sebagai pembawa risalah menyebutkan jahe dalam ajarannya. Padahal jahe itu dapat tumbuh didaerah subur dan beriklim tropis serta membutuhkan banyak sianr matahari yang tidak terlalu panas. Sedangkan agama Islam diturunkan di Negara arab, yang memiliki curah hujan yang rendah dan tandus tanahnya. Rasul Muhammad telah mengajarkan kepada kita untuk terus belajar yang tidak ada dinegara kita, Allah telah menunjukan kebesarnya karena Ia maha tahu. Di dalam surga kita disuguhi minuman yang memiliki campuran jahe, memiliki kandungan kehangatan. Maka saatnya kita menjadi seorang yang mampu berdiri atas keagungan firman Allah. Pada setiap f ir m a n nya te rd a p at ta n d a - ta n d a kebesaran yang dapat mengispirasi kita menjadi wirausaha yang sukses, salah satunya tumbuhan jahe.


Khalifah Al-Makmun memang kurang disukai oleh rakyatnya. Banyak ulama dan orang salih yang memusuhinya. Bahkan sejarah mencatat beberapa noda hitam dalam masa pemerintahannya.

O

leh kerana itu, acap kali mimbarmimbar agama dimanfaatkan oleh para mubalig untuk menyerukan masyarakat agar lebih bersungguh-sungguh melawan kemungkaran dan kezaliman para penguasa. Namun sejauh itu, tidak ada yang berani menunjuk hidung dan dengan terangterangan mencacinya. Pada suatu Jumaat, Khalifah Al-Makmun mengunjungi Bashrah. Ia ikut sholat di masjid agung kota kelahiran Imam Hasan Al-Bashri itu. Tiba-tiba sang khatib dalam khutbahnya menyebut namanya dengan nada tidak sopan dan membongkar serta menuduh keculasan-keculasan secara kasar. Khalifah mengelus dada. Siapa tahu khatib itu cuma terbawa emosi akibat hawa panas yang sedang menyengat seluruh negeri? Kali yang lain, ketika Khalifah menjalankan sholat jemaah di mesjid yang berbeda,kebetulan khatibnya sama, seperti

pada waktu ia bersembahyang di masjid a g u n g B a s h ra h . D a n k h at i b i t u mengulangi kembali makian serta kutukan-kutukannya kepada Al-makmun. Di antaranya sang khatib berdoa, " M u d a h - m u d a h a n Kh a lifa h ya n g sewenang-wenang ini dilaknat oleh Allah. Maka habislah kesabaran Al-Makmun. Khatib itu diperintahkan untuk datang menghadap ke istana. Setengah dipaksa, khatib tersebut akhirnya mau juga mengunjungi Khalifah. Kepada khatib yang keras itu Al-Makmun betanya, "Kirakira, manakah yang lebih baik, Tuan atau Nabi Musa?". Tanpa berfikir lagi, sang khatib yang galak itu menjawab, "Sudah tentu Nabi Musa lebih baik daripada saya. Tuan pun tahu bukan?" "Ya,ya. Saya fikir begitu", sahut Al-Makmun.


"lalu, siapakah menurut pendapat Tuan yang lebih jahat, saya atau Firaun?". Disini sang khatib terperangah. Ia sudah boleh menduga kemana tujuna pertanyaan itu. Namun ia harus menjawab sejujurnya. Maka ia lantas berkata, "Pada hemat saya, Firaun masih lebih jahat daripada Tuan". Al-Makmun kemudian menegur, "Maaf, Tuan. Seingat saya, bagaimana pun jahatnya Firaun, sampai ia mengaku Tuhan, dan bertindak kejam kepada umat Nabi Musa, malah telah menebus hiduphidup dayang-dayang putrinya yang bernama Masyitah beserta susuannya, pun Nabi Musa diperintahkan Allah untuk berkata dengan lemah lembut kepada si zalim itu. Tolong dapatkah Tuan membacakan buat saya perintah Allah yang dimuat dalam Al-Quran tersebut?� Te r g a g a p - g a g a p s a n g k h a t i b membacakan surah Thoha ayat 44 yang artinya: "Berikanlah, hai Musa dan Harun, kepada Firaun nasihat-nasihat yang baik dengan bahasa yang halus, mudahmudahan ia mau ingat dan menjadi takut kepada Allah". Khalifah Al-Makmun tersenyum sebelum dengan tegas bertitah, "karana itu, pantas bukan kalau saya meminta Tuan untuk menegur saya dengan bahasa yang lebih sopan dan sikap yang lebih bertata krama? Lantaran Tuan tidak sebaik Nabi Musa dan saya tidak sejahat Firaun?. Ataukah barangkali Tuan mempunyai Al-Quran lain yang memuat ayat 44 surat Thaha itu?".

Khatib tersebut tidak bisa menjawab sepatah pun. Hatinya tidak puas, rasanya masih ingin mengutuk Al-Makmun dengan kalimat yang lebih garang dan keras. Akan tetapi, bagaimanapun pahitnya, perintah Allah harus dipatuhi, ayat Al-Quran harus dipegang. Karenanya, sejak saat itu ia berkhutbah dengan nada yang berubah dan isi yang lebih menyentuh. Terbukti, dengan cara itu, makin banyak masyarakat yang terpikat dengan pengajaran-pengajarannya, lalu berbalik langkah dari dunia hitam yang penuh maksiat, untuk bertaubat melaksanakan ibadah yang lebih taat. Melalui mimbar-mimbarnya, ia sudah berani lantang mengutip surah An-Nahl ayat 125 yang berbunyi: �Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk�. Dnyatanya, acap kali manusia dapat menggali mutiara dari lumpur laut yang hitam legam. Sebab dari seekor ular yang berbisa dan menjijikkan, keluarlah berbutir-butir telur yang halal dimakan. Maka patutlah apabila Sayidina Ali bin Abi Thalib pernah berpesan: "lihatlah apa yang dikatakan,dan jangan melihat siapa yang mengatakan".


Sisi-sisi yang menarik antara harapan yang belum tercapai kini menjadi kabut mengikat batin terselimuti dengan angan-angan yang tidak pasti. Kini sisi-sisi itu menjadi kenanggan yang tidak bisa di ukir layaknya indahnya permadani dengan untaian batik Pekalongan dan layaknya ukiran dari Jepara yang mengisyaratkan kelembutan hati.

K

egelapan itu belum berlaku untuk mereka yang mempunyai cita-cita dan di sebuah gubuk kecil dengan tali-tali yang mengikat, telah mengembangkan kain-kain dari plastik untuk berkibar ke angkasa, itulah hamparan serban yang menutup hari-hari ku. Di tempat jauh dari asalku berada. Tampak di sana terbagi beberapa kelompok-kelompok keluarga aku melihanya dengan teliti mereka asyik bersendau gurau, asyiknya mereka bercengkrama dengan seusianya, membuat aku jadi ngiri. Aku juga melihat anak-anak kecil berlarian di hibur oleh badut-badut sewaan yang tidak tahu dari mana asal mereka sesungguhnya, tapi aku sangat senang yang terpenting mereka dapat menghibur teman kecilku. Ibu-ibu asyik berdiskusi eh...atau mereka jangan-jangan sedang mengosip tidaklah, wong mereka masih di depan

tungku untuk melakukan aktivitas seharihari. Aku melihat dengan mataku sendiri seorang bapak yang duduk termenung sendiri di atas drum besar sambil menikmati rokoknya yang tidak bermerk kayaknya rokok cerutu yang di hisap pejabat tinggi. Badanku mulai lemas lunglai sesekali suaraku terkadang tidak dapat di dengar namun sisi-sisi suara hatiku terus berteriak. Mataku tidak dapat mengeluarkan air lagi sebab telah aku tumpahkan waktu pertama kali aku merasakan hijrah di padang sahara yang panas ini, tetapi bukan kegersanggan yang aku temui yang ada hanya teriakan kepedihan dan dingin yang membujur kaku. Aku hanya lemas merasakan pahit getir aroma dunia yang begitu menusuk untuk mereka yang tahan ujian sementara dari Tuhanya, mungkinkah ini hanya cobaan untuk mereka supaya berfikir atau salah siapa semua musibah ini bisa terjadi.


Mendung selalu saja mengelayuti otaku sore ini. Tenda-tenda berjajar rapi sinar mentari sore yang bercahaya tamaran belum juga mampu menyibaknya. Pikiranku benar-benar hanyut dan berkabut awan pekat. Butir-butir air mata nan bening menetes dari mata yang tidak pernah salah, tapi aku tak menghiraukannya. Aku masih ingat pesan ibuku empat hari yang lalu ”Hidup itu harus di jalani dengan sabar dan syukur”. Bagaimana aku bisa sabar jika kaki dan tanganku terpasung oleh aturan yang mengikatku begitu kencangnya! Bagaimana aku bisa syukur jika aku tidak mendapatkan kenikmatan dan kebahagian seperti orang-orang yang ada di atas sana! Aku hanya mampu merintih dan sakit ini akan tersimpan dalam hati. Sementara sore ini senja semakin temaran. Aku tidak lagi mampu merasakan belaian kasih sayang ibu, kemesraan yang tak dapat di ukur dengan waktu, telah lama sejak kecil aku juga sudah kehilangan bapak tercintaku yang belum pernah terlihat dengan mata sempurna ini. Seluruh tubuku mulai letih dan nyaris aku tak mampu untuk mengangkat bobot badanku yang hampir enam puluh kilo gram. Dunia yang kita huni adalah dunia yang seperti besi yang tak bisa memuai, karena aku tak mampu merobohkan tiang-tiang tinggi dengan pencakar langitnya. Gedung-gedung bertingkat telah menjadi alas kami untuk memintaminta. Aku telah di jadikan budak

olehnya Tuhan kau anugerahkan air yang begitu berkahnya bagi mereka yang tinggal di apartemen yang begitu mewahnya, sedangkan kami air itu telah mneghanyutkan gubuk-gubuk reot kami menuju bukit sengsaramu! Apakah ini cobaan buat kami, padahal kami hanya ingin menikmati sedikit mentari pagi akan tetapi kenapa dunia semakin membenci kami! Apakah kau benci pada kami yang tak tau diri ini dan hanya bisa memohon! Hari terus mengambang. Malam berganti dengan pagi, siang berganti dengan sore mereka saling teratur menata dirinya. Aku ingin kembali seperti mereka yang begitu disiplinya mengatur waktu. Tapi malam ini selera makanku kurang bergairah dan tidak tampak enak. Inilah makanan sumbanggan dari donatur yang rela menyumbangkan sebagian rizeki mereka untuk kaum petenda ini. ”Dik Lia sakit ?”. Mencoba berkata kepada saudari kecil itu. ”Tidak kok Mbok, cuman badanku lagi ngak enak”. Jawabku datar. ”Lagi mikirin apa sih, dik?. Kembali lontaran pertanyaan itu datang. ”Ya gini mbok namanya aja lagi ngak ada yang bisa aku kerjain”. Aku hanya pasrah menerima keadaan seperti ini. ”Sudahlah yang berlalu biarlah berlalu, berdoa saja semoga arwah ibumu di terima di sisinya”. ”Ma kasih Mbok, semoga juga aku dapat menerimanya dengan ikhlas”. Setelah Mbok Ijah membersihkan meja makan di bawanya di antara puing-puing


tembok yang ada di sebelah barat dari tendaku. Dunia ini memang kejam, aku di tinggal sendiri hanya Mbok Ijah yang kini merelakan dirinya menjadi ibuku dan sekaligus bapak yang selalu menasehati aku untuk selalu tegar. Kembali pikiranku terguncang badai yang kelam membuat seluruh penghuni kampung itu terbawa arus yang begitu derasnya. Menghancurkan seluruh isi perkampungan dan tidak ada apa-apa selain rongsokan dan pecahan-pecahan genting yang tercecer ketidak rapiannya. Semuanya menimbulkan keluhan untuk semua pengugsi di sini. Mana tanggung jawab pemerintah apa hanya bantuan materi yang kami konsumsi dan kunjugan para pejabat yang hanya meninjau dan melihat. Atau orang-orang yang merasa kasihan pada kami. Aku tidak butuh semua ini, yang aku butukan

sekarang hidupkan desaku yang elok nan indah itu. Ini semua kelakuan penguasaku dan pengusahaku yang telah mengeksploitasi hutanku. Tanahku di huni oleh manusiamanusia bejat yang tak bermoral mereka telah membagun tanah yang tidak berdosa itu denga real stetnya. Tanahku telah berganti fungsi dari tetanaman kehijauan dengan kebulan asap hitam yang menyelimuti bumiku. Cagar budayaku telah di manipulasi menjadi barang unik yang siap di lelang oleh para kolektor. Dan kini hanya para provokator yang hidup. Serta koruptor bencana yang berencana berdasarkan hitungan matematis. ”Adik ayo tidur dah malam lho”. Mbok ijah memandagku lembut, paras matanya sepertui mata ibu. ”Ya..., ntar Mbok tidur di sampingku ya”. Pintaku ” Jangan lupa pakai selimut”. Mbok Ijah yang perhatian padaku, sungguh engkaulah penganti rinduku. Akupun langsung terbaring di kasur yang terbuat dari karpet bekas dengan sulaman bunga-bunga yang bertaburan mesra. Meski harapan dan cita-cita tiada guna jika kita tidak berusaha. Jika program kerja hanya tujuan kita tak akan mencapai kemenangan. Air jangan kau basuh aku dan seluruh penghuni bencana ini mengenagmu kembali. Basuhlah mereka para koruptor, provokator dan para kolektor yang telah meperdagangkan engkau ke meja internasional. Selamat malam air semoga engkau menidurkan kami dalam kehangatan cinta.


Oleh: Misbahul Munir Komeng (Pengiat sastra budaya dan teater) ADA YANG MENJADIKAN Ada yang menjadikanmu kata dalam diam, menggubahnya menjadi ranum dalam sajaksajak Ada yang menjadikanmu suara dalam hening masa, melafalnya sebagai mantra dan doa Ada yang menjadikanmu ada dalam tiada, agar abadi tak hilang dalam lalu lalang PADA JALAN PANJANG Pada jalan panjang, jejakku terbayang membentang. Di tiap persimpangan ku hela nafas sambil menata dan menatap di cakrawala mana cinta kan ku labuhkan

Pada jalan panjang, lukaluka adalah ingin yang berdetak di nadi. Mendesak untuk menjadi nyata. Sedang realita tinggal menyisakan gang-gang kecil untuk di slempitkan doadoa Pada jalan panjang Pada tikungan yang entah, aku di dekap gundah sirna kata namun makna tak kunjung tiba sebagai cahaya Pada jalan panjang Jejakku terbayang membentang pada sebuah persimpangan sambil menata dan menatap di cakrawala mana cinta ku labuhkan. BERCERMIN kau menerawangku aku menerawang bayang-bayang ada yang berkelebat menetaskan tetes di retak retinamu 29 april 2010

Berdoa Sebelum Makan Gus Dur WAKTU Gus Dur menjabat Presiden RI, sekali waktu beliau bertemu dengan para romo (pastor) seluruh Keuskupan Agung Semarang. Dan, tak ketinggalan Gus Dur menyelipkan ceritanya. Ini pastor-pastor itu di sebuah negeri senang berburu binatang buas. Sekali waktu, selesai misa hari Minggu, seorang pastor pergi ke hutan berburu binatang buas. Ia melihat seekor harimau. Langsung sang pastor mengokang senapannya dan menembak: “Dor – dor!” Wah, ternyata tembakannya meleset dan sang harimau balik mengejar sang pastor. Pastor segera berlari mengambil langkah seribu. Tiba-tiba si pastor berhadapan dengan jurang yang dalam. Si pastor langsung berhenti, berlutut, dan mengatupkan tangannya berdoa sebelum diterkam harimau. Berdoa sebelum mati. Selesai berdoa, sang pastor terheran-heran karena ternyata ia masih hidup, tidak diterkam harimau. Waktu ia menoleh ke kanan, dilihatnya harimau itu berlutut di sampingnya dan berdoa sambil mengatupkan kedua kaki depannya, seperti orang Katolik mengatupkan kedua tangannya ketika sedang berdoa. Si pastor lalu bertanya kepada harimau, “Harimau, kamu kok tidak menerkam saya, malah malah kamu ikut-ikutan berdoa seperti saya. Mengapa?” Jawab harimau: “Ya, saya sedang berdoa. Berdoa sebelum makan!”


SETIAP orang memiliki jalan yang berbeda dalam mengarungi kehidupan. Bahkan berharap jalan yang mudah untuk dilalui, layaknya pengendara montor tentu ingin melewati jalan yang tidak terjal dan berlubang. Namun berharap pada jalan lurus dan tentunya mulus, sehingga lancar sampai tujuan dan bahkan tanpa ada hambatan serta rintangan. Berbeda dengan kehidupan, seorang manusia memiliki tujuan dan untuk mengapai tujuan tersebut harus dilalui dengan berbagai cobaan dan rintangan. Karena pastinya seseorang diuji dengan berbagai macam cobaan, bahkan ada isyarat bahwa setiap ujian manusia sesuai dengan kemampuan manusia. Lain lagi dengan permainan sepak bola, dalam mencapai tujuan kemenangan atau tangga juara harus dilalui berbagai kompetisi yang telah ditentukan. Ia harus melewati tangga terendah yakni pada fase group, selanjutnya setelah lolos ia akan maju menuju semi final seperti yang dialami Indonesia.

Dunia sufistik, jalan diartikan dengan tarekat. Memiliki persamaan dengan kata-kata syariah, sabil, shirath dan manhaj yang masingmasing berarti jalan. Sedangkan yang dimaksud dengan tarekat adalah jalan menuju Allah guna mendapatkan ridha-Nya dengan menjalankan perintah serta menjauhi larangan. Dengan menempuh jalan tersebut, para sufi ingin mendapatkan karunia Allah guna memperoleh bahagia untuk bertemu dengan kekasihnya. "Sekiranya mereka tetap berjalan di jalan yang lurus lempang, Pastilah Kami beri mereka minum air berlimpahan. " (QS. Asy Syuara: 16). Hidup bahagia dari kalangan sufi itu diibaratkan seperti ayat diatas yakni dengan air yang melimpah ruah. Inilah yang dimaksud dengan karunia Ilahi yang di disebut dengan air kehidupan. Mengharap ridho Allah, para sufi memiliki jalan lain berupa wirid atau kalimatkalimat pujian terhadap kekasinya. Seperti wirid; ilahi anta maqshidu wa ridlaka mathlubi (Wahai Tuhanku Engkaulah tujuanku dan ridhaMulah yang kucari). Jalan menuju kemangan, kita memiliki sandaran masing-masing, dimana hal tersebut mampu menjadikan seseorang mencapai puncak kejayaan dan tentunya kebahagiaan. Maka saatnya seseorang menentukan jalan masing-masing dan tentunya jalan yang terbaik, serta tidak lupa sebagai umat yang beragama seseorang sebenarnya sudah dituntun dengan huda linnas (pentunjuk bagi umat manusia), jadi petunjuk tersebut bukan ditunjukan kepada umat Islam saja akan tetapi bagi siapa saja yang mampu berfikir. Namun umat Islam terkandang lupa, itulah kekhilafan manusia tentang bagaimana mencari jalan yang sebenarnya.


GP Ansor Banjardowo


SCIENA MADANI


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.