Edisi II Tahun 2015
Kolaborasi dan Berbagi
BERANDA
3
TABIK PUN Semangat Kolaborasi dan Berbagi
4 7
TIM RE
LEBIH DEKAT
DAKSI
Tubaba Cerdas
LIPUTAN UTAMA FKPD 2015: Bersyukur, Berdaya, Terus Bekerja
14 KABAR
Workshop PTK Kemerdekaan dalam Kolaborasi Estafet Kelas Inspirasi Lampung 2 ... ... Menuju Kelas Berbagi
17 RUANG INTERAKSI
RUBI FGIM: ‘Mak Comblang’ Aktor Pendidikan Kembali untuk Berbagi
20 TOKOH KITA Andreyas Darmaji: Semangat di Balik Kesederhanaan
22 BLOG PM
Dua Belas Purnama
23 GAGASAN
PEMIMPIN REDAKSI: Wido Cepaka Warih
REDAKTUR: Diyon Iskandar Setiawan Taufik Akbar Maya Ruslina Yanita Dewi Retno Dewi Yulianti Septiani Caturasih Suyono
DESAIN DAN TATA LETAK: Ditha Cahya Kristiena
KONTRIBUTOR: Widodo (Pendidik di SDN 04 Indraloka II, Way Kenanga) Rustianingsih (Siswa SDN 01 Marga Jaya, Gunung Agung) Fidella Anandhita Savitri (Pengajar Muda IX Kab. Paser) Meiske Demitria Wahyu (Alumni PM III Kab. Tubaba) Angga Putra Fidrian (Alumni PM V Kab.Tubaba)
KONTRIBUTOR FOTO: Pengajar Muda IX Tubaba Alumni Pengajar Muda Tubaba Relawan Kelas Inspirasi Lampung Tim Indonesia Mengajar
Pahlawan Masa Kini KONTAK REDAKSI:
24 KOTAK CAKRAWALA
Jembatan Keledai Satuan Pengukuran
25
pengajarmuda9tbb@gmail.com +62 852 2847 4281
CERITA ANAK Pengalamanku Bermain di Luar Rumah
26 MENYAPA INDONESIA
Menemukan Harapan - Indonesia Mengajar
28 POTRET 29 CATATAN ALUMNI Untuk PM Yang Tidak Pernah Naik Kapal di Penempatan Rumah Itu Bernama Pendidikan Setahun Mengajar Itu .... 2
Edisi II Tahun 2015
(sampul depan) Siswa SDN 02 Margomulyo, Kec. Gunung Terang, Kab. Tulang Bawang Barat sedang peers teaching
Kolaborasi dan Berbagi
TABIK PUN
Semangat Kolaborasi dan Berbagi
M
enengok kembali perjalanan lima periode Pengajar Muda di bumi Ragem Sai Mangi Wawai, merenungi dari setiap interaksi yang telah dijalani untuk memberi inspirasi dan terinspirasi atas segala usaha bersama. Kami sadar bahwa usaha bersama itu tidak akan terjalin tanpa ada niatan dan tujuan bersama. Layaknya sebuah rantai baja yang saling mengikat satu sama lain, begitulah dengan indahnya sebuah interaksi. Selama lima periode di Tulang Bawang Barat (Tubaba) ini, kami menjadi saksi bahwa mereka para penggerak mampu untuk meneruskan perjuangan ini. Mereka mempunyai semangat dan potensi. Maka dari itu, di periode terakhir ini, izinkanlah kami untuk memberikan apresiasi yang tak terhingga kepada segenap insan yang telah bergerak bersama, saling berbagi demi anak-anak di masa mendatang. Tubaba menjadi saksi bahwa sebuah jalinan telah terjadi antara 17 Kabupaten penempatan Pengajar Muda di seluruh penjuru negeri yang dikemas dalam sebuah wadah bernama Forum Kemajuan Pendidikan Daerah (FKPD). Rasanya tidak bisa kami ungkapkan ketika mereka (para penggerak) saling berbagi atas inisiatif-inisiatif yang telah dilakukan kepada kabupaten lain. Berbagi cerita dan strategi bersama. Mendengarkan dengan seksama terkadang ada haru di sudut mata ketika salah seorang penggerak dengan semangat menceritakan perjuangan mereka. Ikatan emosi juga terjalin pada hostfam baru mereka. Layaknya orang tua angkat yang selalu setia menemani kemanapun mereka pergi, mendampingi dalam setiap sesi dan tempat bercerita. Keluarga baru dari Tubaba yang menjadi kenangan tak ternilai
dalam jejak kehidupan mereka. Semoga interaksi ini terus terjalin dan menular. Terima kasih untuk segenap pihak yang telah bekerja sama dengan kami selama lima tahun ini. Apresiasi tak terhingga untuk semua. Kami sangat yakin bahwa Tubaba siap lepas landas setelah tidak adanya Pengajar Muda, tetapi hati kami tak kan pernah terganti untuk pengalaman berharga ini. Kami mewakili segenap keluarga besar Indonesia Mengajar dari Pengajar Muda 1, 3, 5, 7 dan 9 mohon izin dengan segala kerendahan hati untuk undur diri dari Bumi Ragem Sai Mangi Wawai. Terima Kasih,
Wido Cepaka Warih
PIJAR Tulang Bawang Barat adalah buletin yang diterbitkan oleh pengajar Muda IX Gerakan Indonesia Mengajar, penugasan Kab.Tulang Bawang Barat, Lampung. Redaksi PIJAR Tulang Bawang Barat menerima kiriman tulisan, tanggapan, dan masukan dari pembaca. Alamatkan kiriman Anda ke alamat email pengajarmuda9tbb@gmail.com dengan mencantumkan [PIJAR Tubaba] pada subjek 3
KABAR LEBIH DEKAT
A
da yang baru
di Tulang Bawang Barat.
Bermula dari gagasan yang muncul saat
FKPD (Forum Kemajuan Pendidikan Daerah)
pada November 2014 di Purwakarta, Jawa Barat, pihak Pemerintah Daerah Tulang Bawang Barat (Pemda Tubaba) dengan suka cita menyambut gagasan untuk mengadakan suatu program semisal pengiriman Pengajar Muda Indonesia Mengajar namun dikhususkan untuk Tulang Bawang Barat. Mengingat 5 tahun komitmen Indonesia Mengajar untuk mengirimkan pengajar muda di Tulang Bawang Barat
Tim Tubaba Cerdas foto bersama saat Launching
berakhir di tahun 2015 ini. Bupati dan Dinas Pendidikan setempat sangat antusias untuk
Laksono (pengelola program), Yulia Kusumawati
berkolaborasi dengan pihak indonesia Mengajar,
(pengelola program), Doni Novallian (pengelola
belajar dan meminta pendampingan langsung di sana.
program), Pratika (fotografer), Irul (web designer),
Hingga tercetuslah program Tulang Bawang Barat
Devita Anggraini (project officer), Raudhatul Akmal
Cerdas.
(project officer) dan Dwi Utari (project officer).
Tulang Bawang Barat Cerdas (Tubaba Cerdas)
Api semangat dari Pemda Tubaba semakin
merupakan salah satu program inisiatif Pemda Tubaba
b e r ko b a r s e te l a h d i a d a ka n nya w o rk s h o p
untuk merekrut putra – putri terbaik Indonesia yang
pengelolaan program gerakan mengajar dengan
mana nanti akan ditempatkan sebagai pengajar cerdas
kerjasama tim Indonesia Mengajar di Jakarta, disana
di beberapa kampung tua Tulang Bawang Barat.
m a te r i p e n g e l o l a a n p ro g ra m m u l a i d a r i
Keseriusan Pemda Tubaba dalam menyukseskan
pembentukan visi misi, teknik publikasi, proses
program ini dibuktikan dengan perekrutan Project
rekrutment hingga monitoring dan evaluasi program.
Officer Tubaba yang mana diseleksi dari alumni
Sekretariat Tubaba cerdas pun diadakan dan telah
Pengajar Muda Indonesia Mengajar, hingga terpilihlah
berdiri di Pulung Kencana, Tubaba.
3 orang Project Officer. Tidak hanya demikian,
Serangkaian proses untuk mendapatkan
dibentuklah tim pengelola program yang bernama tim
Pengajar Cerdas pun dilakukan. Publikasi lewat
11 Tubaba Cerdas.
media sosial maupun media cetak mulai digalakkan,
Tim tersebut antara lain: Apri Munzuri (ketua
roadshow pun dilakukan di Universitas Lampung
pelaksana program), Kemis (pengelola program),
dan Universitas Muhammadiyah Metro. Launching
Andreyas Darmaji (pengelola program), Conang Hendo
program Tubaba Cerdas dilaksanakan bertepatan
4
LEBIH DEKAT KABAR dengan Hari Kesaktian Pancasila (1 Juni 2015). Bersamaan dengan launching, dibukalah pendaftaran pengajar cerdas hingga akhir bulan Juli. Seleksi pertama merupakan seleksi administrasi dan esai online. Proses seleksi dilanjutkan dengan direct assessment. Direct assessment merupakan rangkaian proses yang meliputi: self presentation, psikotes, focus group discussion, wawancara, dan microteaching. Peserta
Foto bersama setelah Direct Assessment di Bandar Lampung
yang lolos direct assessment diwajibkan mengikuti medical check up k
calon? Hal ini
mengetahui
dikarenakan
rekam kesehatan
proses seleksi
calon pengajar
belum berhenti
cerdas. Jika telah
sampai di
m e l a l u i
Medical Check
rangkaian proses
Up. Calon
tersebut, barulah
Pe n g a j a r
p e n d a f t a r
Cerdas juga
u
n
t
u
dinyatakan sebagai calon pengajar cerdas.
diharuskan
Foto bersama Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Anies Baswedan saat Pelatihan Fisik di Lanud Astra Ksetra
Mengapa masih
mengikuti pelatihan intensif selama
40 hari. Setelah melalui rangkaian proses seleksi, didapatlah 12 Calon Pengajar Cerdas (CPC). Dalam pelatihan intensif ini, calon pengajar cerdas dibekali dengan kemampuan pedagogis, psikologi, komunikasi dan kepemimpinan. Pengajar cerdas tidak hanya akan menjadi tenaga pendidik yang mampu memantik kembali api pengembangan
Seleksi tahap Direct Assessment
pendidikan namun juga sebagai seorang calon pemimpin masa depan yang memiliki pemahaman akar rumput dalam menyelesaikan
5
KABAR LEBIH DEKAT KABAR berbagai tantangan kepemimpinan selanjutnya. “Tulang Bawang Barat Cerdas merupakan salah satu bukti bahwa Tulang Bawang Barat mampu dan mau berlari menyambut bendera kemajuan pendidikan dan menaruhnya di puncak gunung kejayaan pendidikan. Tidak hanya terhenti di Tubaba Cerdas, berbagai inovasi pendidikan lainnya hendaknya juga tercipta atas dorongan seluruh lapisan masyarakat Tubaba agar rantai semangat yang menjadi penguat
Roadshow Tubaba Cerdas di Kampus Universitas Muhammadiyah Metro
kemajuan Tubaba akan terus terjalin dengan kuat. Ingin mengetahui lebih lanjut tentang Tubaba Cerdas? S i l a
k u n j u n g i
l a m a n
d i
http://tulangbawangbaratcerdas.org“ Oleh: Maya Ruslina Yanita Dewi maya@pm9.indonesiamengajar.org
Bekerja Keras Berpikir Cerdas Berbagi Ikhlas
Sesi Pembelajaran Kreatif di Pelatihan Intensif
6
LIPUTAN UTAMA
P
uluhan penggerak pendidikan dari 17
bupati dan kepala dinas pendidikan kabupaten
kabupaten daerah penempatan Pengajar
penempatan Pengajar Muda. FKPD kedua
Muda berkumpul di Tulang Bawang Barat.
dilaksanakan di tahun 2014 di Purwakarta dengan
Sebuah kabupaten yang baru berusia 6 tahun ini
menghadirkan para penggerak pendidikan dan
menjadi tuan rumah saling bertemu dan berbagi
tahun ini dengan komposisi peserta yang sama
inspirasi para penggerak pendidikan. Mereka
(terdiri dari para penggerak pendidikan) FKPD
adalah orang-orang yang terus bergerak
kembali dihelat dengan konsep yang berbeda dari
memajukan pendidikan di kabupaten masing-
sebelumnya.
masing. Mereka saling bercerita mengenai inovasi
FKPD ini untuk pertama kalinya
pendidikan yang telah mereka lakukan, kemudian
dilaksanakan di kabupaten penempatan Pengajar
bersama-sama merancang inovasi pendidikan yang
Muda dan dihadiri lengkap dari seluruh kabupaten
akan diaplikasikan didaerah masing-masing.
tempat Pengajar Muda bertugas, Aceh Utara (Aceh),
Mereka ada dalam Forum Kemajuan Pendidikan
Bengkalis (Riau), Muara Enim (Sumatra Selatan),
Daerah (FKPD) 2015.
Musi Banyuasin (Sumatra Selatan), Lebak (Banten),
FKPD ini sebenarnya adalah kali ketiga.
Bawean (Gresik, Jawa Timur), Kapuas Hulu
FKPD pertama dilakukan dengan mengundang para
(Kalimantan Barat), Paser (Kalimantan Timur), Majene (Sulawesi Barat), Banggai (Sulawesi Tengah), Sangihe (Sulawesi Utara), Bima (Nusa Tenggara Barat), Rote Ndao (Nusa Tenggara Timur), Maluku Tenggara Barat (Maluku), Halmahera Selatan (Maluku Utara), Fak-Fak (Papua Barat), dan tuan rumah Tulang Bawang Barat (Lampung), dengan total peserta 89 orang.
Banyak cerita yang tercipta. Cerita pertama lahir dari bagaimana tuan rumah Bupati Tulang Bawang Barat, Bapak Umar Ahmad membuka FKPD, 14 November 2015 di Aula Pemda Kab. Tulang Bawang Barat
mempersiapkan tamu pertama dari berbagai penjuru negeri yang datang ke kabupatennya.
7
LIPUTAN UTAMA Pendidikan dan Kebudayaan, yang hadir pada Malam Bercengkrama, tanggal 14 malam. Bapak Anies dalam sambutannya bercerita, “Beberapa waktu lalu kita baru saja menyelenggarakan OSN tingkat nasional, staf saya di kementrian mengabarkan bahwa pelaksanaan OSN di Kota Jogjakarta, saat itu saya langsung bertanya, Sebagai kabupaten baru, banyak infrastruktur
'Mengapa harus di Jogja? Bukankah banyak sekali
dan fasilitas seperti hotel dan penginapan
kota di Indonesia ini yang bisa dijadikan
belum tersedia. Namun hal ini tidak
alternatif tempat?'“.
menghadang semangat panitia lokal FKPD.
“Staf saya menjelaskan alasannya karena
Rumah-rumah guru dan kepala sekolah (SD,
jumlah peserta sampai ribuan dan hanya kota-
SMP, dan SMA/K), bahkan seorang pendeta,
kota besarlah yang memiliki fasilitas hotel yang
yang menjadi panitia lokal, yang berada di
bisa menampung sebanyak itu. Saya lantas
sekitar kecamatan dekat penyelenggaraan
mengemukakan pendapat saya, mengapa tidak
FKPD, 'disulap' menjadi hotel dan penginapan
diinapkan saja para peserta OSN itu di rumah
para peserta FKPD. Dimana para tuan rumah
guru, kepala sekolah, atau bahkan siswa di kota
menjadi Liasion Officer (LO)-nya. Setiap tim
itu, bukankah dengan seperti itu akan ada
kabupaten didampingi LO dan 2-3 orang dari
interaksi diantara mereka? Bukankah dengan
Satuan Kerja Pemerintah Daerah (SKPD)
begitu akan ada saling berbagi? Dan ternyata
Tubaba.
aspirasi saya terlaksana di Tulang Bawang Pengalaman ini menjadi sebuah
Barat ini�. Cerita Bapak Anies ini
ruang interaksi lintas stakeholder. Guru dan
pun disambut tepukan dan
kepala sekolah sebagai tuan rumah sekaligus
anggukan hadirin pada
LO, SKPD menyediakan kendaraan untuk
malam itu.
transportasi peserta selama FKPD dan antar jemput ke bandara di Bandar Lampung, Dinas Pendidikan yang memastikan jalannya acara, serta masyarakat yang terwakili oleh komunitas Ragsa, bahu membahu dalam menyukseskan jalannya FKPD, yang menjadi wadah untuk memajukan pendidikan daerah. Konsep yang dilakukan tuan rumah FKPD, Tulang Bawang Barat, mendapat apresiasi Bapak Anies Baswedan, Menteri
8
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Bapak Anies Baswedan dalam Malam Bercengkrama di Halaman Rumah Dinas Bupati
LIPUTAN UTAMA
FKPD dilaksanakan tanggal 14 dan 15
Pemaparan Program Gerakan Desa Cerdas Kab. Halmahera Selatan
November 2015. Pembukaan secara resmi dilakukan di hari pertama tanggal 14 November 2015 dan dibuka langsung oleh Bupati Tulang Bawang Barat Bapak Umar
Ahmad, Direktur Eksekutif Indonesia Mengajar Ibu Evi Herawati Trisna, dan Ketua Yayasan Gerakan Indonesia Mengajar yang juga perwakilan dari Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Bapak Hikmat Hardono. Setelah pembukaan peserta dibagi ke dalam 3 panel, Panel Gerakan Mengajar, Panel Peningkatan Kapasitas, dan Panel Kegiatan Pendidikan. Pembagian panel ini ditentukan sendiri oleh peserta. Pembicara pada setiap
Cerita tentang sejarah dan perjalanan Tubaba Cerdas, Kab. Tulang Bawang Barat
panel adalah para peserta FKPD sendiriyang t e l a h melakukan inovasi pendidikan di daerah masing-masing. Pada Panel Gerakan Mengajar, Gerakan Desa Cerdas dari Halmahera Selatan berbagi cerita bagaimana sejarah, proses seleksi, tantangan yang dihadapi, dan kunci sukses bagaimana gerakan ini terus sukses hingga berlanjut pada angkatan kedua. Pembicara kedua berasal dari tuan rumah, Tulang Bawang Barat, yang baru saja menginisiasi gerakan yang sama, Tulang Bawang Barat Cerdas. Perbedaan antara Gerakan Desa Cerdas dengan Tulang Bawang Barat Cerdas, terletak pada pengelolaan di awal. Gerakan Desa Cerdas pengelolaan awalnya adalah kolaborasi antara Pengajar Muda Indonesia Mengajar in service dengan Dinas Pendidikan, sedangkan Tulang Barat Cerdas sejak awal sudah membentuk project officer sendiri yang terdiri dari Dinas Pendidikan, Penggerak kabupaten
KPR (Kemah Pemuda Rote) oleh (terdiri dari guru, kepala sekolah, dan pengawas), serta officer yang Sepp Feni di Panel Kegiatan berasal dari Alumni Pengajar Muda yang direkrut sendiri secara Pendidikan
independen. Selain itu pada Panel Gerakan Mengajar turut berbagi 9
LIPUTAN UTAMA sebuah gerakan serupa yang merupakan murni inisiasi masyarakat. Berasal dari Kecamatan Rambang di Musi Banyuasin. Namanya Rambang Mengajar. Gerakan yang memanggil para sarjana yang berasal dari Kecamatan Rambang untuk kembali dan ikut turun tangan dalam pendidikan di Rambang. Panel Peningkatan Kapasitas membahas berbagai kegiatan yang bertujuan untuk meningkatkan kapasitas para pelaku pendidikan sehingga tercipta ekosistem pendidikan
Ridwan Sangkota, Pagimana Bersekolah, Banggai
yang lebih baik. Pada panel ini turut berbagi Jejaring Kreativitas dan Guru Magang dari Paser, Angkatan Pelopor dari Maluku Tenggara Barat, RUBI dari berbagai daerah seperti Lebak, Bima, dan Tulang Bawang Barat, Guru Figur dari Kapuas Hulu, Education Sharing Program Bengkalis, dan Anak Fak-Fak Mengudara. Disana para peserta saling berbagi mengenai kunci sukses terwujudnya kegiatan-kegiatan tersebut, salah satunya adanya kolaborasi
Kembali kumpul dengan teman sekabupaten menceritakan inspirasi yang didapat di ruang panel
berbagai pihak. K e m a h Pemuda Rote membuka panel
Kegiatan Pendidikan, dimana kegiatan ini memotivasi dan membuka pandangan pemuda Rote mengenai mimpi. Kegiatan ini pun sebagai bentuk kepedulian masyarakat terhadap masa
Peserta terus saling bercerita saat istirahat di Mushola
depan pemuda yang menjadi ujung tombak masa depan bangsa. Selain itu ada Dhurung Elmo dari Bawean yang memanfaatkan kearifan lokal masyarakat guna meningkatkan kesadaran masyarakat untuk terus belajar. Kolaborasi antar elemen pun terjadi di Pagimana, Banggai, dimana pemuda, masyarakat, Camat, serta UPTD bersama-sama berjuang untuk memutus alasan putus sekolah karena jarak dengan adanya Pagimana Bersekolah. Seorang guru sederhana dari Aceh Utara menginisiasi Payabakong Says Hello, dengan mengajak mahasiswa untuk memperkenalkan bahasa Inggris. Festival Anak Sangihe memfasilitasi anak pulau untuk mengenal kota dan ke-Indonesia-an. Pun dengan Kemah Budaya Lebak yang
10
Peserta FKPD merancang inisiasi inovasi pendidikan
LIPUTAN UTAMA
Inisiasi Pendidikan yang sudah dan akan dilakukan Kapuas Hulu
Peserta dari kabupaten lain melihat inisiasi yang akan dilakukan Kab. Fak-Fak
memperkenalkan kebudayaan sendiri yang mulai ditinggalkan generasi muda. Setelah sesi panel selesai, peserta kembali
Peserta FKPD aktif bertanya mengenai strategi inisiasi kabupaten lain
Sesi Wrap Up dan Moment ‘Ternyata” dengan Bapak Hikmat Hardono
untuk mengumpulkan nomor kontak peserta lainnya untuk nantinya bisa saling berinteraksi setelah FKPD ini.
berkumpul dengan tim satu kabupaten. Disana
Setelah itu Bapak Hikmat Hardono, meminta
peserta berbagi mengenai insight, hal menarik, dan
para peserta seluruhnya berkumpul untuk berbagi
inspirasi apa yang didapat dari panel yang diikuti
cerita mengenai pengalaman apa yang didapat
yang memungkinkan bisa diaplikasikan di daerah
peserta selama 2 hari ini. Banyak “moment ternyata”
sendiri. Esoknya, di hari kedua peserta kembali
yang diceritakan para peserta.
berkumpul dengan teman satu kabupaten untuk
“Ternyata, kemajuan pendidikan Indonesia
berdiskusi untuk selanjutnya merancang inisiasi
dimulai dari gerakan sederhana di setiap lingkup
pendidikan yang akan dilakukan di daerah. Inisiasi-
kecil dan tugas Indonesia Mengajar hanya berbagi
inisiasi yang dirancang banyak terinspirasi dari
inspirasi” (Bapak Agus Wahono, Tulang Bawang
kabupaten lain yang disesuaikan dengan
Barat). “Ternyata, inspirasi itu datang dari mana
karakteristik daerahnya. Setelah itu setiap kabupaten mempresentasikan apa yang telah
saja, termasuk dari ujung Indonesia, Papua” (Bapak
dirancang dan sebagian anggota lain berkeliling ke
Widodo, Tulang Bawang Barat). “Ternyata, forum ini adalah memang forum
stand kabupaten lain untuk bertanya dan menggali strategi yang mungkin bisa menambahkan strategi
kemajuan” (Ibu Femi, Sangihe). “Ternyata, kemajuan pendidikan harus
untuk di daerahnya. Di hari itu pun peserta diminta
dilakukan sama seperti merebut kemerdekaan,
“Ternyata, masih banyak pahlawan yang dilahirkan Ibu Pertiwi” (Ali Sofyan, Banggai)”
setiap daerah harus bergerilya” (Bapak Nazaruddin, Aceh). “Ternyata, masih banyak pahlawan yang dilahirkan Ibu Pertiwi” (Bapak Ali Sofyan, Banggai).
Moment “Ternyata” 11
LIPUTAN UTAMA
Penggerak Kab. Majene berfoto bersama plano rencana inisiasi pendidikan yang dirancang dan Bapak Hikmat Hardono
Penyerahan kenang-kenangan dari Pemda Tubaba kepada Kabupaten peserta FKPD oleh Ibu Evi Herawati Trisna
“Ternyata, bukan hanya saya saja yang 'gila',
Pengajar Cerdas, Tulang Bawang Barat, sekaligus
semua orang disini 'gila' memajukan pendidikan”
penutupan FKPD disana. Peserta diperbolehkan
(Bapak Sepri Y.A. Feni, Rote Ndao).
melihat dan bertanya mengenai inisiasi Tulang
“Ternyata, dari Dhurung Elmo saya sadar
Bawang Barat Cerdas kepada officer dan Calon
bahwa pendidikan harus melibatkan masyarakat,
Pengajar Cerdas. Di ujung acara Wakil Bupati Bapak
dari Pagimana Bersekolah KPR saya tahu bahwa
Fauzi Hasan, menyampaikan apresiasi setinggi-
pemuda sebagai penerus bangsa haruslah diajak, dan
tingginya kepada seluruh peserta, panitia, LO, dan
dari Tulang Bawang Barat saya sadar semua pihak
seluruh pihak yang terlibat. Dalam pidatonya
harus terlibat” (Ibu Sriatun, Paser).
tersebut Bapak Fauzi mengatakan, “Jika kita hanya fokus memikirkan mengenai input, maka kita tidak akan bisa menjadi tuan rumah FKPD ini, karena kita tidak memiliki hotel dan penginapan, tapi kita fokus pada proses, proses bergerak bersama menyukseskan FKPD ini, fokus pada usaha untuk memajukan pendidikan”.
“Ternyata, strategi kemajuan pendidikan itu bergerak, iuran, Foto bersama peserta FKPD Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Bapak Anies Baswedan
semangat membangun daerah, kerja sama multiaktor” (Wira, Bengkalis)
“Ternyata, strategi kemajuan pendidikan itu bergerak, iuran, semangat membangun daerah, kerja sama multiaktor” (Bapak Wira, Bengkalis). Sorenya, peserta mengunjungi Camp
12
Oleh: Ditha Cahya Kristiena ditha@pm9.indonesiamengajar.org
LIPUTAN UTAMA
GA L E R I F K PD 2015
13
KABAR
Foto bersama setelah pelaksanaan
Workshop PTK Kec. Gunung Terang,Tulang Bawang Barat
1
0 Oktober 2015 menjadi sejarah baru di Kecamatan Gunung Terang, Kabupaten Tulang Bawang Barat, pasalnya secara swadaya para guru beserta K3S mengadakan pelatihan karya tulis ilmiah dengan mengusung metode workshop. Workshop ini memokuskan pada penulisan penelitian tindakan kelas (PTK). Kegiatan ini dilaksanakan karena adanya kebutuhan pemahaman lebih dalam mengenai penelitan tindakan kelas, sebagai salah satu syarat kenaikan golongan dalam jenjang karier PNS, khususnya guru. Metode workshop dipilih karena adanya permintaan para peserta untuk membuat perencanaan dan mini PTK. Workshop PTK ini dilaksanakan di SDN 01 Gunung Agung, Kec. Gunung Terang,dan dibuka langsung oleh Koordinator Pengawas Kec. Gunung Terang, Bapak Bukhori.Terlihat antusias para peserta. Mereka aktif bertanya saat sesi dan saat praktek. Sesekali terdengar gelak tawa dari banyolan beberapa guru. Mereka terlihat menikmati, walaupun beberapa mengaku kesulitan karena baru saja menerima materi PTK. Tapi yang penting, mereka masih tetap berusaha mencoba. “Lah, Mbak.. ternyata PTK itu kegiatan seharihari kita, ya?”, seru seorang guru saat tengah belajar praktik membuat perencanaan PTK. “Yo ternyata ra angel-angel tho, kita bikin saja ya Mbak, gak usah bayar-bayar mahal buat naik golongan!”, 14
seru peserta yang lain sambil
menyeringai tawa. Banyak hal baik yang terjadi. Baru pertama terjadi di Gunung Terang adanya konsep “dari dan untuk” Gunung Terang. Mulai dari pemateri yang
Pak Supri menjelaskan mengenai PTK
berasal dari guru dan kepala sekolah di Kecamatan Gunung Terang, Pak Supri dan Bu Rohmah yang pernah mengikuti pelatihan sampai skala nasional. Kegiatan ini pun menunjukkan bahwa Gunung Terang memiliki sumber daya yang bisa diberdayakan. Selain itu, kegiatan ini pun memberikan kepercayaan, kepercayaan diri bagi si pemateri bahwa mereka bisa menyampaikan apa yang sudah didapatnya, kepercayaan diri bagi peserta bahwa mereka ternyata bisa membuat PTK karena PTK adalah hal biasa yang setiap hari mereka hadapi, juga kepercayaan pada sumber daya dari kalangan sendiri, tak perlu mendatangkan pemateri jauh-jauh jika diantara mereka sendiri sudah ada yang berkompetensi. Oleh: Ditha Cahya Kristiena ditha@pm9.indonesiamengajar.org
KABAR KABAR
KEMERDEKAAN DALAM KOLABORASI Semangat kemerdekaan RI ke-70 begitu terasa di seluruh pelosok Indonesia. Serentak mengibarkan bendera merah putih dan menyanyikan lagu Indonesia raya. Bila menilik kembali sejarah kemerdekaan, ada orang-oranghebat yang berperan dalam mewujudkan cita-cita bersama. Mereka bahu membahu menopang impian kemerdekaan dengan tindakan nyata. Kiranya semangat itu tak pernah luntur hingga kini. Kolaborasi menjadi kunci keindahan perayaan HUT Kemerdekaan RI ke70. Semua terlibat, karena kemerdekaan adalah milik kita bersama.
Seorang nenek mengikuti lomba makan kerupuk
Camat dan perangkat kecamatan mengikuti lomba senam pinguin
Kemerdekaan dalam Permainan Olahraga Anak Retno Dewi Yulianti retno@pm9.indonesiamengajar.org
ESTAFET KELAS INSPIRASI LAMPUNG 2 ...
K
ualitas pendidikan suatu bangsa terlihat dari sejauh mana elemen-elemen masyarakat ikut andil. Kelas Inspirasi (KI) hadir sebagai gerakan para profesional untuk turun ke Sekolah Dasar selama sehari untuk berbagi cerita dan pengalaman dengan anak-anak. Gerakan ini bertujuan untuk merangsang mimpi dan tumbuh kembang anak-anak untuk menggapai cita-citanya. Tahun ini adalah yang kedua kali terselenggaranya KI Lampung. 15 Oktober 2015, delapan sekolah menjadi saksi bahwa banyak orangorang yang mau terlibat dan turun tangan. Para profesional yang biasanya disebut dengan inspirator memiliki latar belakang bidang pekerjaan. Sebagian inspirator berprofesi sebagai dokter, pramugari, pengrajin boneka, ahli teknologi terapan, guru, desainer pakaian, dosen, insinyur, kepala sekolah taman kanak-kanak, dsb. Tentunya, latar inspirator ini sangat penting untuk merangsang wawasan
Seorang relawan inspirator sedang mempraktikan pembelajaran IPA
Relawan inspirator bermain bersama
15
KABAR anak-anak untuk bermimpi ingin menjadi seperti apa kelak. Hal ini tentu mendukung situasi dan kegiatan pembelajaran yang positif. Selain itu, ini merupakan wujud penjejaringan antara para inspirator dan para penggiat pendidikan di sekolah yang tertuju untuk bersama-sama membangun pendidikan. Mereka dapat berjejaring dan memulai inisiatif kegiatan pendidikan yang serupa, serta memunculkan inovasi pendidikan. Dampak lain, khususnya bagi inspirator adalah mengetahui realita pendidikan di sekolah dasar. Selain itu juga menjadi solusi bagi mereka yang ingin berkontribusi dalam dunia pendidikan di Indonesia. Mereka merelakan diri mengambil cuti dari pekerjaan hanya untuk berbagi. Seperti dalam pepatah tajik “lebih baik menyalakan lilin, daripada mengecam kegelapan�.
Siswa dalam Kelas Inspirasi
“
Hanya ada satu negara yang pantas menjadi negaraku, ia tumbuh dengan perbuatan, dan perbuatan itu adalah perbuatanku BungSiswa Hatta,1928 dalam Kelas Berbagi
... MENUJU KELAS BERBAGI Kehadiran relawan inspirator di KI Lampung 2 membawa sebagian mereka untuk hadir di kelas sekolah penempatan Pengajar Muda untuk berbagi di Kelas Berbagi. Inspirator memiliki latar bervariatif. Mamik adalah kepala sekolah TK swasta di Lampung, Nadir sebagai ahli web design, Mustafidz perawat, Aya dosen desain komunikasi visual, Toni guru bahasa inggris, Anita mahasiswa Jurusan Sosiologi Universitas Lampung, dan Tria sarjana Manajemen Kebijakan Publik dari Universitas Gadjah Mada. Kehadiran para Inspirator ini diharapkan dapat merangsang wawasan anakanak Tubaba mengenai profesi dan pengalaman menarik, serta memotivasi mereka agar terus melanjutkan sekolah ke jenjang yang lebih tinggi dan menimbulkan jalinan silaturahmi antara para Inspirator dan pemangku pembelajaran di sekolah sehingga tercipta interaksi positif. Kelas Berbagi 16
Oleh: Diyon Iskandar Setiawan diyon@pm9.indonesiamengajar.org
RUANG INTERAKSI KABAR
RUBI FGIM: ‘MAK COMBLANG’ AKTOR PENDIDIKAN
P
ertengahan bulan Maret 2015, awal dari sosialisasi Festival Gerakan Indonesia Mengajar tahun 2015 di Kabupaten Tulang B awang Barat, Lampung. Beberapa wahana disosialisasikan mulai dari tingkat kabupaten hingga di tingkat gugus-gugus kerja guru di setiap kecamatan. Salah satu wahana yang disosialisasikan adalah RUBI (Ruang Berbagi Ilmu. Panitia RUBI FGIM 2015 terbagi menjadi dua tim besar. Tim panitia pusat di Jakarta yang bertugas untuk merekrut relawan fasilitator training dan narasumber. Tim panitia lokal (di Tulang Bawang Barat) yang bertugas mempersiapkan segala sesuatunya di daerah. Selama bulan Mei, panitia lokal mengadakan beberapa kali pertemuan baik itu untuk membahas struktur panitia, kurikulum pelatihan, TOR yang dibutuhkan relawan narasumber, hingga persiapan-persiapan teknis lapangan yang rinci. Sedangkan panitia beserta relawan di Jakarta juga mempersiapkan materi dan teknis pemberangkatan. Proses menuju RUBI memunculkan berbagai hal menarik dan interaksi antar sesama relawan panitia pusat, relawan panitia lokal ataupun antar keduanya. Persiapan yang berlangsung selama musim penghujan, membuat relawan panitia lokal harus nekat menerobos hujan di jalanan lumpur desa selama 20 menit hingga 2-3 jam untuk sampai ke tempat rapat. D u d u k bersama tanpa membedakan status honorer, guru PNS, kepala sekolah, pengawas atau
pun mahasiswa saat rapat persiapan, menjadi hal yang menarik bagi mereka yang terbiasa duduk rapat dalam suatu kedudukan atau golongan tertentu yang sama. Relawan panitia dari daerah selatan dan utara, saling berbagi pengalaman m e re k a s a a t m e m p e r s i a p k a n d a n mengadakan kegiatan, juga saling berbagi harapan untuk pendidikan yang lebih baik lagi di Tulang Bawang Barat. Tak berbeda, relawan narasumber dan panitia di Jakarrta juga mengalami interaksi unik di antara mereka. Berasal dari profesi yang berbeda-beda, ada guru SD, pegawai swasta, reporter media, pegawai PLN, konsultan pajak, trainer, mahasiswa, pilot maskapai penerbangan, hingga seorang direktur pengawasan keuangan. Saling mengenal serta turun tangan mempersiapkan bahan materi dan simulasi kegiatan. Hingga akhirnya mereka memulai interaksi dengan relawan panitia lokal. “Awalnya mungkin kita koordinasi dulu dengan Pengajar Muda di daerah, soalnya sebaya, jadi lebih nyaman mungkin ngomongnya. Sama bapak ibu panitia lokal, agak segan ngobrolnya. Takut” “Mbak, nelepon relawan pusatnya bagaimana ya? Bingung bagaimana ngobrolnya. Orang Jakarta soalnya, kita dari daerah gini”. 17
RUANG INTERAKSI
Menjadi mak comblang dari dua pihak untuk memulai interaksi itu, mungkin menjadi salah satu hal menarik bagi Pengajar Muda di FGIM 2015 ini. Hingga akhirnya mendengarkan cerita dari bapak ibu relawan panitia lokal yang menelepon atau ditelpon terkait persiapan RUBI Tubaba sambil senyum merekah. Ataupun mendapatkan chat info relawan panitia dari Jakarta yang ternyata bisa mengobrol lama dengan bapak ibu panitia lokal tanpa ada sekat batasan umur. 6 Juni 2015, rombongan relawan narasumber dan panitia dari Jakarta tiba di Tulang Bawang Barat dijemput langsung oleh Bapak Apri Munzuri, Kabid Dikdas Dinas Pendidikan Kabupaten Tulang Bawang Barat dan disambut di sekolah tempat pelaksanaan RUBI Tubaba oleh relawan panitia lokal. Menjelang sore hari, semua relawan mempersiapkan diri. Bersiap untuk sarasehan bersama, membicarakan banyak hal tentang pendidikan. Sarasehan berlansung di teras rumah Pak Conang, Pengawas Sekolah Dasar di Kecamatan Gunung Agung, dan rumah beliau pun menjadi tempat penginapan relawan narasumber dari Jakarta. Minggu, 7 Juni 2015, pukul 07.00 relawan panitia sudah bersiap di tempat kegiatan, memakai ruangan-ruangan kelas di SDN 01 Kibang Budi Jaya, Kecamatan Lambu Kibang. Pukul 08.30, RUBI Tulang Bawang Barat dibuka oleh Dinas Pendidikan Tulang Bawang Barat dan Bapak Isgiyono selaku Ketua Panitia Lokal di Tulang Bawang Barat. Cuaca tak menentu, hari dibuka dengan hujan deras berangin lalu cerah kemudian hujan deras turun lagi. Jalan-jalan berlumpur dan licin, tetapi peserta dari kedua 18
daerah, hadir tepat waktu. Dari 164 peserta yang terdaftar sebagai perwakilan setiap gugus kerja di 8 Kecamatan, yang hadir menjadi sekitar 200an peserta di 3 materi. RUBI Tubaba terbagi menjadi tiga materi ruangan, Ruang Materi Guru Kelas Tinggi, Ruang Materi Guru Kelas Rendah dan Ruang Materi Leadership dan Manajemen Berbasis Sekolah untuk Kepala Sekolah. Hingga akhirnya acara selesai pukul 16.00, banyak keseruan yang terjadi di ruang-ruang materi. Apreasiasi, senyum-senyum merekah, obrolanobrolan lepas, bersalaman dan pelukan sampaijumpa-lagi menutup hari dengan senja yang berwarna di langit. Hal baru untuk para penggerak pendidikan di Tulang Bawang Barat ketika membicarakan konsep RUBI, nilai-nilai kerelewanan, iuran bersama, hingga isi materi dan cara penyampaian. Ternyata dalam keterbatasan, bisa dilakukan dengan lancar. Beberapa panitia lokal awalnya ragu-ragu dengan konsep-konsep ini. Kehadiran relawan narasumber yang masih muda juga menambah kekhawatiran dari panitia pelaksana lokal. Apa yang terjadi dan terlihat, ternyata terlaksana dengan baik dan lancar. Bagi mereka, indikatornya adalah jarangnya peserta keluar dari ruangan dan banyak gelak tawa yang terdengar. Itu adalah pertanda sukses dan lancar. “Ternyata bisa�. Di ruang-ruang kelas materi, banyak peserta yang mendapat kenalan baru yang bisa diajak untuk bertukar pendapat atau wawasan tentang pendidikan. Uniknya, ini secara spontan berlangsung, banyak yang saling bertukar kontak dan mengobrol seperti sudah mengenal dekat. Ya, RUBI juga adalah “mak comblang�. RUB I menja di wa ha na st imulus, memancing para penggerak pendidikan daerah memikirkan dan melaksanakan ide-ide untuk dilaksanakan di daerah. Sekat jabatan, geografis, profesi juga kekhawatiran menjadi tantangan menarik dan bukan masalah untuk diterabas demi berbagi solusi. Karena ruang berbagi itu menjadi milik semua orang. Oleh: Septiani Caturasih Suyono septiani@pm9.indonesiamengajar.org
RUANG INTERAKSI KABAR
K
enangan masa lalu merupakan hal indah untuk diceritakan, tetapi terasa sulit ketika dijalankan. Kenangan itu akan kembali ketika kita kembali merasakan apa yang pernah diliat, diberi, dan dipelajari. Seperti halnya kehadiran Asril ,Pengajar Muda angkatan I Tulang Bawang Barat (Tubaba). Asril saat itu mengajar di SDN 01 Indraloka I pada periode 2010-2011. Setelah purna tugas, ia menjadi salah satu trainer dari sebuah konsultan pendidikan, yang dipimpin oleh Bapak Munif Chatib yang terkenal dengan karya-karyanya dalam konsep “Sekolahnya Manusia”. groufie dengan Setelah 5 tahun, tepatnya 25 November 2015, Asril Mas Asril mendapat kesempatan melatih “Multiple Intelligence”(MI) dalam pelatihan Tubaba Cerdas. Ia pun memakai kesempatan ini untuk kembali mengenang masa-masa ketika masih mengajar di desa penempatannya dahulu. Hal ini pun dimanfaatkan untuk berbagi bersama para guru dari peserta sedang Kecamatan Way Kenanga, Kecamatan Gunung Agung, dan membuat karya Kecamatan Gunung Terang tentang MI dan strategi pembelajaran di kelas. Pelatihan yang diselenggarakan di SDN 01 Bangun Jaya selama satu hari ini membawa respons yang luar biasa dari para guru dan kepala sekolah. Seperti pernyataan dari Bu Musmiati, pendidik di SDN 01 Tunas Jaya, “Pelatihan tentang MI belum pernah diberikan metode kreatif sehingga banyak dampak dan manfaatnya, terutama domino kata bagaimana mengetahui macam-macam kecerdasan anak dan strategi pembelajaran bersama mereka”. Semua guru dan kepala sekolah yang hadir sangat antusias mengikuti materi yang diberikan. Meskipun menghabiskan waktu dari pukul 09.00 boneka jari hasil pagi hingga 16.30 sore, antusiasme peserta karya peserta masih sangat terasa. Hal ini terlihat ketika mereka membuat strategi pembelajaran dengan parodi, puisi, flash card, dan wayang. Dahulu menginspirasi, kali ini pun masih mengabdi. Asril datang jauh-jauh untuk membuat tidak melupakan kenangan suka ular tangga maupun duka, melainkan ia memiliki misi mendorong agar pendidikan di Indonesia, di mana pun hal itu membawa kemajuan nusa dan bangsa. menonton video pembelajaran Oleh: Diyon Iskandar Setiawan diyon@pm9.indonesiamengajar.org
workshop multiple intelligence
KEMBALI UNTUK BERBAGI 19
TOKOH KITA
ANDREYAS DARMAJI
Semangat di Balik Kesederhanaan
S
epintas tidak ada yang spesial ketika melihat sosok yang satu ini. Seorang yang sederhana tepat disandangkan ke p a d a nya . D a l a m r u a n g a n ya n g berukuran 4x5 berserakan kertas putih penuh dengan tinta yang terpatri daftar peserta siswa yang mengikuti Olimpiade Sains Kuark. Dinding triplek terpajang 3 gitar klasik yang sudah menjadi sarang bagi laba laba dan hanya satu masih lengkap senarnya. Diatas meja tumpukan bundel kertas berbagai kegiatan tersusun meninggi. Hanya laptop dan printer yang terlihat canggih diatas meja coklat yang usang itu. Kelabang dilantai dengan plesteran yang terkelupas mondar mandir melihat beberapa anak muda mendatangi rumah guru sekolah SDN 01 Gunung Agung Kecamatan Gunung Terang Tulang Bawang Barat. 20
Ternyata itu ruangan yang sederhana tadi hanya kamar singgah untuk Bapak yang bernama Andreyas Darmaji yang juga merupakan koordinator OSK Center dan juga guru kelas di SD yang terletak di wilayah Unyil, Kecamatan Gunung Terang, Tulang Bawang Barat. Sehari harinya bapak dari dua anak ini mengajar dan berkegiatan ekstra kurikuler di SDN 01 Gunung Agung. Namun jika hari Sabtu dan Minggu kegiatan berkurang ayah dari dua orang anak ini pulang ke kediamannya di Desa Merapi, Gunung Sugih, Kab. Lampung Tengah. Hal yang sangat biasa bagi pak Andreyas untuk melaju seorang diri dengan kuda besinya. Awal keterlibatannya di dunia pendidikan adalah saat datangnya seorang Kepala SMP ke kediamannya dan memintanya untuk membantu mengajar di sekolahnya karena di SMP tersebut kekurangan guru. Pemikiran dan refleksi sederhana muncul dalam benaknya, “ b a g a i m a n a j i k a a n a k s aya ya n g bersemangat sekolah dan mau belajar tetapi di sekolah tidak ada guru�. Mengajar dengan kreatif, keleluasaan berekspresi dan terus berinovasi dalam ranah pendidikan merupakan semangat beliau untuk berangkat jauh dari kampungnya. Pak Andreyas memiliki komitmen untuk selalu berguna dan terus mengembangkan diri ditempat pengabdiannya. Bagi beliau lebih baik pulang kampung jika tidak memberikan perubahan ke arah yang lebih baik. Mengalami banyak tantangan dalam dunia pendidikan merupakan hal biasa
TOKOH KITA KABAR dialami Pak Andreyas. Pernah suatu waktu di sekolah sebelumnya Pak Andreyas tidak diterima sepenuhnya oleh para rekan kerjanya dikarenakan terobosan yang diinisiasinya menggangu kenyamanan semu yang sudah membudaya bagi rekan lainya. Tapi pak Andreyas tidak berputus asa, berkat kegigihannya dan keyakinannya Pak Andreyas terus berusaha mengubah sekolahnya ke arah yang lebih baik, mulai dari kedisiplinan, pembinaan karakter siswa sampai hal peningkatan prestasi siswa seperti melatih Drum Band dan memberikan les tambahan gratis untuk siswanya. Tidak hanya di ranah siswa, Pak Andreyas mampu menginspirasi para tenaga pendidik di kecamatannya. keterlibatan beliau ditunjukkan dengan kegiatan di tingkat gugus yakni menjadi motor penggerak bagi guru untuk membuat kisi-kisi soal ujian tengah maupun akhir semester. Tidak hanya itu, di bidang pramuka pun Pak Andreyas sangat dikenal baik dan supel. Bapak yang memiliki rasa humor tinggi ini juga hobi memainkan alat musik seperti gitar. Sering di beberapa aktivitas di waktu senggang Pak Andreyas menghibur rekan rekannya dengan petikan gitar klasik. Bahkan suatu sore di Camp Calon Pengajar Cerdas, Pak Andreyas dengan gitarnya memainkan lagu band Gong 2000 berduet dengan Ketua Yayasan Gerakan Indonesia Mengajar Bapak Hikmat Hardono dan membuat suasana sore yang hangat selepas pelaksanaan FKPD 2015 di Tulang Bawang Barat. Berkat berbagai pengalaman dan kegigihannya, Pak Andreyas kini menjadi salah satu tim Pengelola Program Tulang Bawang Barat Cerdas. Cerita Tulang Bawang Barat Cerdas tidak terlepas dari paparan Pak Andreyas dan rekan-rekan penggerak lainnya kepada Pemerintah Daerah Tulang Bawang Barat sepulang dari Forum Kemajuan Pendidikan Daerah tahun 2014 di Purwakarta, sehingga program Tulang Bawang Barat Cerdas di-
launching di bulan Juni. Sebagai seorang tenaga pendidik yang profesional Pak Andreyas harus memanajemen waktu agar semua kegiatannya terlaksana secara maksimal. Di balik dedikasinya Pak Andreyas, tentulah ada keluarga tercinta yang terus memberikan semangat di Desa Merapi, Kabupaten Lampung Tengah. Bagi Pak Andreyas, tanpa dukungan istri dan anak-anaknya beliau tidak mungkin bisa melaksanakan berbagai kegiatan seperti ini. Pak Andreyas berharap semangatnya ini bisa diduplikasi oleh generasi muda sekarang ini, bahwa menjadi pengabdi negara tidak memandang tempat dan dengan siapa kita harus mengabdi, tetapi niatkan dalam diri bahwa dimana pun kita b e ra d a k i t a h a r u s m e n j a d i ya n g bermanfaat dan mampu memperbaiki menjadi lebih baik. Oleh: Taufik Akbar taufik@pm9.indonesiamengajar.org
21
BLOG PM
dua belas purnama Dua belas purnama telah kita lewati diantara ego dan penghayatan Namun kita tangguh dalam menghadapi perjalanan Dua belas purnama telah kita jalani Waktu itu milik kita Bersama para manusia pemangsa karya Dua belas purnama ... Kita menjadi saksi kegairahan anak singkong menyingkap rahasia alam semesta ketegaran seorang nenek dalam mengasuh sang buah hati hingga menua bersama Impian Si Bisu mendengar suara keluar dari mulut emasnya Dan kuasa Tuhan dalam rezekinya di kebun karet Terkadang duka pun menghampiri menguji semangat dalam cucuran air mata Namun tak elaknya sebuah pelangi Hangatnya keceriaan, senyuman seragam merah putih Menjadi penyemangat Para Oemar Bakri pencari jati diri Dua belas purnama.. Kutunduk hormat Para Oemar Bakri di tanah ini kita bertujuh pejuang dalam dua belas purnama dalam mengukir senyuman para penerus bangsa kutegak bangga pada pusaka merah putih Tulang Bawang Barat, 2 Desember 2015
Oleh: Taufik Akbar taufik@pm9.indonesiamengajar.org Klik http://bit.ly/1Q2n3Gf atau kunjungi indonesiamengajar.org/cerita-pm 22
GAGASAN KABAR
Oleh: Retno Dewi Yulianti retno@pm9.indonesiamengajar.org
S
uatu malam seorang Kepala Sekolah TK di desa mencurahkan isi hatinya pada saya. Beliau merasa menjadi seorang kepala sekolah TK bukanlah hal yang mudah, berbagai tantangan ikut mengiringi. Dari dukungan orang tua untuk menyekolahkan anaknya, pungutan liar dari bantuan pemerintah, dukungan masyarakat di sekitar, serta kondisi geografis yang ada. Lalu apa yang terjadi selanjutnya, kepala sekolah itu tak menyerah dengan keadaan. Ia justru menganggap sebagai suatu usaha untuk meningkatkan kualitas dirinya. Ia mengorbankan waktunya untuk menempuh jenjang S1, memperbanyak jaringan pertemanan, mengikuti pelatihan untuk menunjang kapabilitas serta memperkaya metode kreatif, dan pengembangan TK. Kami benar-benar salut melihat realitas tersebut. Betapa banyak tenaga pendidik yang merasakan kondisi yang sama. Mengajar sehari penuh selama seminggu dengan upah minim. Mengabdi selama puluhan tahun menantikan kepastian. Tak ayal tenaga pendidik berangkat pagi-pagi buta untuk mengikuti pelatihan atau pertemuan di kabupaten. Mereka bersusah payah membuat strategi pembelajaran kreatif agar anak-anak memahami materi yang disampaikan. Membangkitkan semangat belajar anak yang ikut membantu orang tua di ladang. Di sisi lain tenaga pendidik masih disibukkan dengan urusan administratif. Bagi kami inilah sosok pahlawan masa kini. Orang-orang yang memiliki ketangguhan, keberanian, dan sifat rela berkorban untuk memperjuangkan dunia pendidikan. Mereka adalah orang biasa yang memiliki semangat luar biasa. Bekerja untuk bangsa Indonesia dengan cara Indonesia. Secara sadar mereka mengetahui bahwa perubahan Indonesia diawali dari pendidikan. Perjuangan pahlwan pendidikan ini telah menghasilkan karya besar. Sosok-sosok tangguh, pembawa Indonesia menuju perubahan. Menjadikan Indonesia mampu dikenal dan bersaing secara berimbang dengan negara lain. Atas hasil pengorbanan mereka, siswa haus akan pengetahuan, dan menikmati proses pembelajaran. Mengutip pesan dari Bapak Anies Baswedan bahwa “Kita ke depan bukan apa yang dikerjakan, tetapi perubahan apa yang sudah tampak�. Begitulah pendidikan, apa yang dibangun tidak hanya untuk saat ini, namun untuk jangka panjang. Menciptakan generasi berkualitas untuk kemajuan Indonesia.
“Kita ke depan bukan apa yang dikerjakan, tetapi perubahan apa yang sudah tampak�
Pahlawan Masa Kini 23
KABAR KOTAK CAKRAWALA KABAR Kotak Cakrawala merupakan salah satu rubrik khusus yang memuat tulisan mengenai metode pembelajaran kreatif baik dari Pengajar Muda maupun guru-guru di sekolah dasar. Pada edisi ini, Bapak Widodo (Pendidik di SDN 04 Indraloka II) akan membagikan metode belajar menggunakan Jembatan Keledai untuk materi satuan pengukuran
Jembatan Keledai Satuan Pengukuran
Latar Belakang Anak-anak sering kesulitan dalam menghafal materi, terutama menghafal satuan pengukuran (km, hm, dam, m, dm, cm dan mm). Tingkat kesulitan sering terletak pada urutan nama satuan tersebut. Mengapa perlu menggunakan metode yang berbeda? Tentunya agar siswa cepat paham, hafal nama dan urutan satuan pengukuran.
Apa saja yang perlu dipersiapkan? Ÿ Ÿ Ÿ Ÿ
Spidol Lem Alat tulis Kertas HVS
Bagaimana langkah kerjanya? Ÿ Siswa diminta untuk membuat kelompok 7 orang per
kelompok Ÿ Setiap anak memposisikan diri pada setiap tangga jembatan
(km, hm, dam, dst.) Ÿ Siswa diminta memahami setiap posisinya dan berkumpul
kembali ke kelompok untuk berdiskusi Jembatan keledai hasil karya anak didik SDN 04 Indraloka II
Ÿ Siswa diminta membuat jembatan keledai dari urutan satuan
ukur yang tadi ditempatinya dan menuliskannya di kertas HVS, dihias dan ditempel di dinding kelas.
Hal apa saja yang bisa didapatkan? Anak-anak jadi lebih mudah mengahafal dan memahami konversi satuan pengukuran sesuai dengan urutan tempatnya.
kamu harus datang malam dengan cantik manis-manis (km, hm, dam, m, dm, cm, mm)
24
CERITA ANAK KABAR
Pengalamanku Bermain di Luar Rumah
H
allo... Perkenalkan nama saya RUSTIANINGSIH. Saya sekarang sekolah di SDN 01 Marga Jaya, saya sekarang duduk di kelas 5. Saya akan menceritakan pengalaman saya tentang bermain di luar rumah. Waktu sepulang sekolah, aku dan temanteman berjanjian akan berpetualang ke ladang dan sesampainya di rumah aku langsung berganti pakaian. Dan sehabis itu aku makan, selesai makan aku mengajak adikku untuk ikut berpetualang. Sampai di depan pintu, tiba-tiba ada temanku yang datang yaitu Revi. Dan kita langsung berangkat menghampiri teman-teman yang lainnya. Sampai di jalan aku melihat pohon yang sangat banyak. Waktu itu aku dan adikku dibonceng oleh Revi, tidak lama kemudian aku sampai di rumah Vebi. Ternyata Vebi tidak ada di rumah dan aku langsung menghampiri Dewi. Tiba-tiba begitu aku menghampiri Dewi, Dewi langsung keluar dan kita bersama untuk menghampiri temanku yang satu lagi yaitu Vike. Begitu aku sampai di rumahnya aku terkejut melihatt Vebi. Ternyata Vebi ada di rumah Vike. Aku, Dewi, Vike Merta dan Vebi mulai berangkat ke kebun Karet. Sebelum berangkat ke kebun Karet, aku dan teman-temanku melewati jalan adventure sepeda. Dan aku mencoba melewatinya. Teman-temanku sangat senang sekali. Sesudah main di jalan adventure, kita langsung melanjutkan perjalanan. Aku dan teman-temanku melewati sumur yang adi dalamnya dipenuhi dengan sampah. Dan aku melihat Pohon Kenitu, aku dan teman-temanku ingin makan buah Kenitu. Tapi sayang sekali pohonnya sangat tinggi dan aku pun juga tidak bisa memanjatnya. Aku dan teman-temanku sangat sedih karena tidak bisa mengambil buah kenitu itu. Dan kita langsung melanjutkan perjalanan. Aku dan teman-temanku beristirahat sejenak. Sambil beristirahat, kita juga menemukan Pohon buah Asam yang sangat besar. Kita memakan buahnya, rasanya sangat masam. Begitu selesai mencari buah asam, aku dan teman-temanku melihat pohon mangga. Aku dan teman-temanku ingin mencari buah mangga, tapi orangnya tidak ada. Dan kita langsung menuju kebun karet. Tidak lama kemudian, aku dan temantemanku sampai di kebun Karet. Kebun ini dulu menjadi kenangan. Karena dulu Indonesia Mengajar
(IM) mengajak kita semua kesini. Dulu kita bermain penyamaran seperti orang Dayak dan penyamarannya menggunakan tumbuhan dan kayukayu yang ada disitu. Aku dan teman-temanku melanjutkan perjalanan, disana juga aku melihat kandang Ayam yang sangat besar. Aku dan teman-temanku menuju ke belakang kandang itu dan baunya sangat tidak enak. Karena baunya bau kotoran Ayam. Aku dan teman-temanku langsung lari dan aku berhenti sejenak. Aku dan teman-temanku melihat di padang rumput ada banyak sekali hewan kambing dan juga sapi. Disitu juga aku mendengar suara manusia tapi tidaka da orangnya. Aku dan teman-temanku langsung lari karenak ketakutan. Aku dan temantemanku menuju Pohon Karet yang lebat. Dan aku juga melihat lapak karet/penimbangan karet. Kita semua mau beristirahat disitu, tapi sayang baunya bau karet. Jadinya aku dan teman-teman tidak jadi istirahat. Aku dan teman-temanku melihat sumur tua yang juga dipenuhi sampah. Aku dan temanteman mau menuju kebun Karet, tapi kebun karetnya terlihat sangat seram. Jadi kita tidak jadi masuk ke kebun Karet. Aku dan teman-teman lari ke jalan. Sampai di jalanan, aku dan teman-temanku melihat rumah angker. Dan aku terus berjalan di situ, juga ada orang yang bertanya dimana arah SP2. Dan aku menjawab jalan ini lurus sampai jalan poros belok ke kanan, nanti sampai tugu belok lagi ke kiri. Dan orang itu menjawab terima kasih. Dan kita juga menjawab sama-sama. Kita terus melanjutkan perjalanan. Temantemanku mulai haus, yaitu Vike dan Vebi, dia membeli makanan ke warung dan aku menunggu di Pos Siskamling. Sambil menunggu, aku mencari buah Kenitu. Teman-temanku sudah kembali dan kita langsung pergi. Aku melihat mangga yang matang, tapi tidak boleh dicariin. Aku langsung pergi, kita semua pulang ke rumah Vike. Kita main jalan sepeda yang tadi, tidak lama kemudian aku dan teman-temanku haus. Dan aku minta minum ke rumah Vike. Dan kita istirahat. Waktu pun sudah menunjukkan waktu sore, aku dan adikku pamit untuk pulang kepada Vike. Sudah dulu ya petualangan kita hari ini. Sampai jumpa lagi. Oleh: Rustianingsih siswa SDN 01 Marga Jaya, Gunung Agung
25
KABARINDONESIA MENYAPA
D
i a w a l s e m e s t e r b a r u , s aya
acara, beberapa saat saya bergeming. Tidak
mengobrol santai dengan kepala
menyangka akan terkumpul massa sebanyak
sekolah saya. "Pak, ndak adakah
ini. "Datang 100 orang saja sudah syukur."
rencana bikin pertemuan wali murid dalam
Begitu pikir saya tadinya. Rasa bahagia karena
waktu dekat? Jadi ke depannya enak kalau
dugaan meleset jauh membuat senyum
sudah ada komunikasi di awal."
otomatis terkembang sampai pipi pegal.
"Rencana saya memang begitu, Bu Della. Kemungkinan di akhir bulan Agustus."
memberikan sambutan, disusul kepala sekolah
Saya nyengir girang ketika beliau
dan ketua komite. Setelah itu, saya meminta
benar-benar serius akan mengadakan forum
para wali murid untuk berdiri dan menyanyikan
pertemuan. Sebuah gebrakan yang
lagu Indonesia Raya. Sebagian tertawa,
kelihatannya sederhana, tapi memberikan
mungkin 'lucu' karena belum terbiasa memulai
setitik harapan baru untuk kemajuan
acara dengan bernyanyi lagu kebangsaan.
pendidikan di SDN 001 Tanjung Harapan.
Sebagai dirigen yang memandu
Hari yang dinanti pun tiba. Yang
nyanyian, saya berkesempatan menatap mata
biasanya melaut, mengurus anak, pergi ke
dan menangkap ekspresi wali murid. Beberapa
tambak, kali ini semua bergegas menuju satu
yang ada di barisan depan memejamkan mata,
tempat: gedung serbaguna desa. Sekitar 400an
seperti khusyuk sekali menghayati lagu. Bulu
wali murid berkumpul. Dalam foto, baru
kuduk saya merinding. Rasanya ingin ikut
separuhnya yang hadir. Pada saat acara dimulai,
memejamkan mata juga, menikmati syahdunya
gedung penuh, bahkan sampai ada yang tidak
lantunan Indonesia Raya.
kebagian bangku. Sebagai moderator yang membuka
26
Satu per satu perwakilan desa
Setelah selesai bernyanyi, sesi diskusi dimulai. Pak Kepsek melempar topik tentang
MENYAPA INDONESIA KABAR
Menemukan Harapan - Indonesia Mengajar seragam, buku pelajaran, dan kebersihan
ini baru pertama kalinya dilakukan. WOW! Baru
lingkungan sekolah.
pertama dan terkumpul 400an wali murid?!
Cukup banyak yang mengacungkan
Saya speechless. Asli.
tangan antusias, mengajukan pertanyaan dan
Meminjam kata-kata Pak Hikmat
ide-ide, serta memberi masukan. Diskusi
Hardono, "...bahwa pahlawan sejati kemajuan
berlangsung seru, sayangnya waktu terbatas.
pendidikan adalah masyarakat itu sendiri."
Usai acara, beberapa wali murid berkomentar,
Teringat obrolan dengan seorang
kegiatan seperti ini harusnya lebih sering
pemuda desa yang pernah saya tulis di sini,
diadakan.
sepertinya saya tak perlu repot-repot mencari
Pertemuan menyenangkan dengan
harapan di Tanjung Harapan. Bibit itu ada dari
wali murid ini membuat saya jadi berpikir.
dulu. Kami, para Pengajar Muda, hanya
Berarti sebenarnya, warga siap mendukung dan
membantu memupuknya. Sejatinya,
berpartisipasi, hanya menunggu siapa yang
masyarakat sendirilah yang menanam dan
mau menginisiasi.
merawatnya.
Di tahun kelima ini, peran Pengajar
Sekarang, melihat 'pohon harapan'
Muda bukan lagi yang menginisiasi, namun
tersebut tumbuh dengan lebat berkat
memastikan apa-apa yang dibangun secara
kerjasama semua pihak, rasanya..........
gotong royong selama 5 tahun terakhir dapat
:)
dilanjutkan secara mandiri. Makanya, saya gembira sekali pak Kepsek dan Komite berinisiatif membuat forum seperti ini, yang ternyata disambut baik oleh para wali murid. Dari cerita warga, pertemuan seperti
Oleh: Fidella Anandhita Savitri Pengajar Muda IX Kab. Paser, Kalimantan Timur Klik http://biit.ly/1LRWpbv atau kunjungi indonesiamengajar.org/cerita-pm
27
KABAR POTRET
Diskusi dalam Hiking Pramuka SDN 04 Indraloka II
Lampung Peduli Pendidikan tahun 2014 Membentuk rumah dengan sedotan
Meniru pesawat terbang saat Kegiatan Belajar & Bermain Keceriaan siswa SDS Terang Agung saat mau menerima rapor
Anggota Polantas Polres Tulang Bawang di SDN 05 Indraloka II dalam Kelas Berbagi
Guru SDN 01 Bangun Jaya melatih olahraga 28
Siswa SMK Muhammadiyah melatih Pramuka siswa SDN 02 Sumberjaya
CATATAN ALUMNI
Untuk PM yang Tak Pernah Naik Kapal di Penempatan
B
arusan saja saya diminta
apa yang harus saya lakukan. Awe
sharing mengenai
memberikan kalimat yang sangat
bagaimana sih
saya amini: Mungkin gak ada hari
pengalaman waktu menjadi
yg luar biasa, tapi pengalaman
Pe n g a j a r M u d a ( P M ) . D u a
kumulatif dari hari-hari biasa itu
narasumber lainnya adalah PM
adalah pelajaran yang luar biasa.
angkatan 1 dan 2 yang juga adalah
Mengapa demikian?
sahabat-sahabat saya. Waktu
Karena satu kata bernama
mereka bercerita tentang
'Keberlanjutan'.
pengalaman mereka, sangat
Saya bersyukur sekali
menginspirasi tentunya.
karena dengan ditempatkan di
Bagaimana harus naik kapal,
Tulang Bawang Barat (Tubaba),
bagaimana lokasi penempatan
saya bisa bercerita dari perspektif
mereka sulit, diceritakan bukan
yang berbeda. Bahwa Indonesia
untuk mengundang rasa iba tapi
Mengajar tidak hanya
memang begitulah pengalaman
mengirimkan anak-anak kota
indah mereka.
yang selama setahun dipuja/i
Tiba juga saat bercerita
menyelesaikan masalah
dan tanya jawab menceritakan
pendidikan di suatu desa. Saya
kisah sehari-hari. Membangunkan
bercerita bagaimana kita sebagai
anak beramai-ramai satu
warga sipil wajib ikut ambil bagian
kampung untuk pergi sekolah,
dalam pergerakan untuk peduli
tidur bersama murid di masjid
pendidikan. Saya bisa menyiarkan
desa, hal-hal 'romantis' yang saya
bahwa masalah pendidikan tidak
tidak alami saat saya menjadi
bisa diselesaikan oleh satu pihak
pengajar muda. Saya tidak iri,
saja, pentingnya kolaborasi
karena saya tahu konsekuensi atas
sebagai kunci. Lagi-lagi, tentang
pilihan yang saya ambil. Saya tidak
keberlanjutan.
juga menyesal, karena saya paham
Saya juga bilang bahwa
menjadi Pengajar Muda bukanlah kerja sendirian, tapi kerja tim. Bagaimana PM 1 mentransfer ilmu dan pengalaman ke PM 3, bagaimana PM 3 merecoki PM 5, dan seterusnya hingga temanteman PM 9 yang tengah memegang tongkat estafet ini dengan kuat. Saya rasa, inilah esensi jadi Pengajar Muda. Seperti bangsa ini, ada banyak pemikiran dan kepentingan di kepala dan hati namun bila kita bersamasama punya visi yang kita perjuangkan, maka akan lebih mudah untuk bersatu.
Visi akan suatu keberlanjutan. Bahwa suatu hari kita semua -pengajar muda- akan meninggalkan Tubaba, bahwa tidak boleh ada ketergantungan akan bantuan di Tubaba, bahwa mereka mampu untuk bergerak sendiri dan maju. Karena merekalah yang empunya tanah itu. Saya tidak bisa tidak bersyukur atas segala yang Tuhan i zi n ka n te rj a di di T u b a b a .
31 29
KABARALUMNI CATATAN
Mungkin terlalu wow bila kita
dan meneguhkan mereka yang
mengklaim bahwa Tubaba Cerdas
ragu bahwa para putra/i daerah
adalah suatu bukti keberlanjutan,
sanggup membangun daerahnya
tapi paling tidak menurut saya
sendiri.
Rumah Itu Bernama Pendidikan
3
tahun yang lalu, tepatnya
pada November 2012,
inilah (salah satu) jawaban atas
Dan akhirnya ketika
doa dan pengharapan macan-
teman-teman PM 9 ada di hari
macan Tubaba yang telah nyata.
terakhir sebelum kembali ke
menginjakkan kaki di Tulang
Saya tidak bisa tidak
Jakarta, kita semua bisa
Bawang Barat. Saya kesana
terharu melihat segala persiapan
tersenyum gembira karena kalian
membawa sebuah misi,
untuk FKPD dimana Tubaba
telah menyerahkan tongkat
keberlanjutan. Pelatihan
menjadi tuan rumahnya yang saya
estafet itu kepada orang-orang
Indonesia Mengajar memberikan
percaya akan sangat baik. Betapa
yang tepat. Mungkin suatu saat
berbagai macam gambaran
tidak ada yang mustahil yang bisa
nanti baru akan kita dengar kisah-
tentang apa itu keberlanjutan,
Tuhan buat, dari daerah yang
kisah keberhasilan lain seperti
bagaimana cara mencapai sebuah
awalnya menolak perubahan, kini
kami para PM pendahulu
keberlanjutan dan apa saja yang
siap menjamu para penggerak
mendengar kisah keberhasilan
harus disiapkan menuju
daerah yang haus akan
Tubaba saat ini.
keberlanjutan.
perubahan.
Saya pertama kali
Saya kira, saya hanya
Sekali lagi, kuatkan kaki
akan mengajar saja disana.
Terima kasih teman-
yang lelah dan harapan yang
teman semua. Terima kasih
mungkin melemah. Tinggal
Kami, Pengajar Muda
teman-teman yang sudah banyak
beberapa kilometer lagi untuk
Tulang Bawang Barat,
melakukan 'extra miles' untuk
menyelesaikan pertandingan
dipertemukan dengan orang-
penempatan kesayangan kita.
kalian dengan manis. Setelah itu,
orang yang memiliki satu nafas,
Saya sungguh-sungguh
akan ada jalur lain yang harus
ikut jadi bagian dari solusi. Para
berdoa agar FKPD ini bisa
teman-teman jalani dengan penuh
penggerak ini tidak hanya urun
menumbuhkan kepercayaan diri
syukur. Sebelum itu, mari nikmati
angan tapi mereka mau turun
pada seluruh stakeholder di
waktu yang masih ada sebaik-
tangan untuk memperbaiki
Tubababahwa mereka mampu.
baiknya :)
pendidikan di Tulang Bawang
Semoga FKPD ini mengkonfirmasi
Barat. 5 tahun itu akhirnya tiba juga, Indonesia Mengajar akan mengakhiri perjalananya di satu
30
kabupaten setelah 5 tahun. Cerita
tentang rumah yang sedang
rumah ini untuk kebaikan Tulang
Pengajar Muda Tulang Bawang
dibangun, tentunya dengan
Bawang Barat . Rumah itu
Barat sejak angkatan 1-3-5-7-9
meneruskan pondasi yang telah
bernama Pendidikan.
akan ditutup tahun ini dan tahun
dibuat. PM 5, mengajak orang-
FKPD adalah bagian dari
i n i p u n Fo r u m Ke m a j u a n
orang yang sudah dikenalkan
proses mempercantik rumah
Pendidikan
Daerah
untuk berkolaborasi ikut ambil
tersebut, dengan berbagai
d i s e l e n g ga ra ka n d i Tu l a n g
peran dalam membangun rumah
sentuhan dari para penggerak dari
Bawang Barat.
bersama ini. PM 7, mengajak lebih
daerah lain sudah pasti akan
Arga, Koordinator PM 3,
banyak orang dan mengisi rumah
memperkaya pendidikan di
menyampaikan saat transisi
dengan kegiatan-kegiatan yang
Tulang Bawang Barat. Sebuah
dengan PM 5 bahwa Pengajar
akan membuat nyaman dan betah
daerah yang pada awalnya seakan
Muda di Tulang Bawang Barat
tinggal di rumah. PM 9,
menolak perubahan, saat ini akan
punya perannya masing-masing.
menyelesaikan
dan
menjadi tuan rumah dari
Kita seperti sedang membangun
mempercantik setiap sisi rumah
perubahan yang terjadi di daerah
sebuah rumah. PM 1 membangun
sebelum diserahkan kepada para
lain. Setidaknya sampai saat ini itu
pondasi yang kokoh, PM 3
p e n g g e ra k ya n g ke m u d i a n
menjadi kabar baik bagi kami.
mengenalkan kepada orang-orang
meramaikan dan memanfaatkan Oleh: Angga Putra Fidrian Alumni Pengajar Muda V Tulang Bawang Barat
Setahun Mengajar Itu ...... “Mengajar itu tentang belajar, dengan mengajar disini saya belajar pada para pembelajar hebat yang tetap berjuang walau tanpa sorotan” Ditha, SDN 02 Margomulyo “Mimpi, itulah rasanya bagaimana hidup dan mengajar setahun. Menarik pelajaran bahwa tujuan hidup untuk selalu belajar dan memberi. Mimpi bukanlah hal fana, melainkan membangun mimpi anak negeri” Diyon, SDN 01 Bangunjaya “Saya belajar lebih tentang ekspektasi dan tetap berdiri teguh” Maya, SDN 04 Indraloka II
“Belajar akan pengorbanan, kesabaran, dan rasa optimis akan perubahan, karena perubahan itu nyata atas dasar usaha” Retno, SDN 02 Sumberjaya “Alam memberikan kekuatan untuk survive. Kesediaan hati yang tulus untuk mendengarkan membuat kita mengerti bahawa setiap orang itu istimewa dan luar biasa” Septiani, SDN 01 Margajaya “Berterima kasih atas dukungan semesta. Terus bekerja mencari solusi lebih mulia dari pada terus mengutuk. Mengasah kesabaran pribadi menghadapi tantangan untuk satu tanggung jawab mencerdaskan anak bangsa” Taufik, SDN 05 Indraloka II “Belajar untuk memahami, mendengarkan, dan menyelami sendi kehidupan pejuang pendidikan. Setahun mengajar, seumur hidup terinspirasi” Wido, SDS Terang Agung
31
INDONESIA MENGAJAR
Angkatan I Periode 2010-2011
Angkatan III Periode 2011-2012
Angkatan V Periode 2012-2013
Angkatan VII Periode 2013-2014
Angkatan IX Periode 2014-2015
Segenap Pengajar Muda Indonesia Mengajar Tulang Bawang Barat mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dan mendukung tugas kami selama lima tahun secara estafet.