3 minute read
Tambang Luar Angkasa, Mungkinkah?
from Mineria 10th Edition
by Yudha Bumi
Seiring dengan perkembangan teknologi, muncul tuntutan akan kebutuhan sumber daya mineral yang semakin besar. Logam- logam seperti timah, nikel, tembaga, emas, perak, dan sebagainya menjadi bahan baku penting untuk perkembangan teknologi, seperti pembuatan baterai, kendaraan listrik, dan industri hilirisasi yang sedang gencar memproduksi logam-logam tersebut. Hal ini berdampak pada harga dan permintaan mineral bahan baku logam terkait semakin meningkat. Menurut informasi Harga mineral acuan pada Maret 2022, harga nikel mencapai 23.537,05 USD/ dmt, tembaga 9.888,14 USD/dmt.
Di tengah kebutuhan mineral yang sedang meningkat dan eksploitasi besar besaran, sumber daya mineral di bumi semakin lama akan semakin berkurang. Maka dari itu, para peneliti mencari gagasan baru agar kebutuhan mineral untuk manusia dapat terpenuhi. Pembahasan pertambangan luar angkasa sangat hangat didiskusikan beberapa tahun terakhir. Hal tersebut terkait ditemukannya beberapa asteroid yang mengandung logam mulia yang jumlahnya cukup melimpah.
Advertisement
Asteroid merupakan benda luar angkasa yang berukuran kecil (sekitar 1.000 km) dan mengorbit matahari. Letak orbit asteroid utama ada di antara planet Mars dan Jupiter. Asteroid dapat menjadi sumber berharga bagi perkembangan peradaban manusia karena mengandung berbagai mineral yang diperlukan dalam kehidupan manusia sehari-hari, terutama di tengah peningkatan permintaan bahan logam.
Namun, pertambangan luar angkasa masih menjadi suatu gagasan karena beberapa kesulitan seperti biaya untuk transportasi ke luar angkasa, teknologi identifikasi asteorid yang belum dapat diandalkan, dan tantangan-tantangan lainnya.
Merujuk pada definisi Brian O’Leary dalam mining the apollo and amor asteroids, penambangan asteroid adalah sebuah hipotesis atau kemungkinan penambangan bahan baku yang berada pada asteroid atau benda luar
Penambangan asteorid telah dimulai oleh Badan Eksplorasi Antariksa Jepang, JAXA dengan proyek HAYABUSA (2003) dan HAYABUSA2 yang diluncurkan 3 Desember 2014. Pesawat luar angkasa tak berawak Hayabusa2 mendarat dua kali diatas asteroid Ryugu, yang berjarak lebih dari 300 juta kilometer dari Bumi. Proyek tersebut berhasil membawa sampel asteroid ke bumi. Proyek lain yang masih berlangsung digagas oleh NASA melalui projek OSIRIS-rex. Proyek ini direncanakan untuk mengambil sample asteroid 101955 Bennu. Kedua proyek tersebut telah menjadi permulaan untuk perkembangan pertambangan luar angkasa. Sejauh ini, terdapat dua asteroid yang ditemukan yang mengandung sumber daya mineral bernilai tinggi. Kedua asteroid tersebut dilabeli nama 1986 DA dan 16 Psyche. Asteroid 1986 DA (dijuluki mini psyches) merupakan asteroid yang dekat dengan Bumi yang memiliki kandungan logam dengan taksiran bernilai US$11,65 triliun.
Penambangan luar angkasa bisa menjadi kabar baik bagi Bumi. Penambangan luar angkasa dapat meminimalkan kerusakan planet akibat penambangan logam yang sejauh ini menyumbang kerusakan besar pada ekosistem. Harapannya, dengan berkembangnya teknologi dan ilmu pengetahuan, proses pertambangan luar angkasa ini dapat terwujudkan.