Teknologi & Pekerjaan
"Teknologi mewakili kehidupan saat ini. Kemajuan teknologi telah menciptakan pekerjaan baru �~Yusrin Ahmad Tosepu
YUSRIN AHMAD TOSEPU
SERI KAJIAN : TEKNOLOGI DAN DUNIA KERJA
Dunia berubah di sekitar kita. Masyarakat yang terampil adalah kunci dari pembangunan berkelanjutan dan stabilitas suatu negara. Pendidikan yang berkualitas adalah fondasi untuk meningkatkan kehidupan masyarakat dan pembangunan berkelanjutan. Untuk berkontribusi membangun keterampilan masyarakat untuk sepuluh tahun ke depan dan orang selanjutnya. Pendidikan kita harus melihat ke depan, memahami tren dan kekuatan yang akan membentuk masyarakat kita di masa depan dan bergerak cepat untuk bersiap menghadapi perubahan plus perkembangan masa kini dan masa yang akan datang. Dunia Pendidikan Kita harus bersiap-siap hari ini dan besok hari memungkinkannya generasi muda kita untuk mendapatkan keterampilan yang dapat mereka gunakan dalam pekerjaan dan atau membuat pekerjaan mereka sendiri. Sistem pendidikan harus memungkinkannya setiap orang memiliki kesempatan belajar seumur hidup untuk memperoleh pengetahuan dan keterampilan yang mereka butuhkan untuk memenuhi aspirasi mereka dan berkontribusi untuk masyarakat. Pendidikan kita harus mampu mentransfer pengetahuan yang mendukung kebutuhan dunia kerja dan bisnis sekarang dan di masa medatang dari berbagi bidang kehidupan. Dunia kerja sekarang menghendaki sumber daya manusia yang memiliki kekuatan kreatif yang mendorong kolaborasi dan ahli yang berpengetahuan. Energi unik ini adalah keutungan dan daya saing terbesar di pasar kerja. Untuk itu, dunia pendidikan kita harus menghadirkan Pendidikan Berkualitas dan Keterampilan disegala sektor kehidupan. Pendidikan kita mendukung dan membangun keterampilan untuk semua jenis pekerjaan dan bisnis yang berkembang saat ini. Bahkan dapat menciptakan jenis keterampilan baru, membuat perbedaan abadi untuk kehidupan orang secara global, serta dapat mentransfer pengetahuan lintas batas. Kecanggihan teknologi di masa kini, orang-orang mulai mengkhawatirkan ketersediaan pekerjaan di masa depan. Dengan mesin-mesin yang akan mampu mengerjakan banyak tugas yang saat ini dilakukan oleh manusia. Pemanfaatan teknologi mesin, dan robot menjanjikan efisiensi lebih besar dan layanan yang lebih murah, namun juga mengarah pada hilangnya pekerjaan secara besar-besaran. Fenomena ini sudah mulai terlihat di mana-mana.
TEKNOLOGI & PEKERJAAN
Tak hanya di negara negara maju, di Indonesia pun juga sudah jelas terlihat. Sebagai contohnya, petugas loket tol mulai tergantikan oleh mesin E-toll, pekerja buruh di pabrik-pabrik digantikan oleh mesin otomatis, dan seterusnya. Perusahaan raksasa mesin pencari Google mengumumkan, pihaknya sedang dalam tahap akhir mengembangkan kendaraan yang bisa mengemudi sendiri tanpa supir. Raksasa teknologi IBM sedang mengembangkan komputer yang diberi nama Watson, yang tidak hanya mampu memproses data, tapi juga mempelajarinya. Perusahaan online shop, Amazon, menerapkan sistem kontrol untuk gudang penyimpanan raksasanya yang dioperasikan secara otomatis dan berencana untuk mengirimkan paket dengan pesawat tanpa awak. Masih banyak lagi contoh riil yang ada di luar sana dan ini menjadi bukti bahwa memang teknologi akan mulai mengambil alih pekerjaan–pekerjaan di seluruh dunia. Teknologi AI (Artificial Intelengencia) yang berkembang pesat sekarang ini terus berkembang hingga melewati batas kemampuan manusia sendiri. Jack Ma, pendiri perusahaan besar China, Alibaba, pun juga memperingatkan bahwa AI dan robot "akan membunuh banyak pekerjaan" di masa depan. Menurutnya, AI harus dapat mendukung manusia. Teknologi harus selalu melakukan sesuatu yang membantu manusia, bukan malah melumpuhkannya. Harapan Ma akan masa depan teknologi pun didukung sebuah laporan baru oleh World Economic Forum yang mengemukakan bahwa sebuah kolaborasi antara AI dan manusia dapat meningkatkan pendapatan sebesar 38% dan lapangan kerja sebesar 10%. Laporan tersebut menyangkut 1,200 eksekutif senior dan 72% mengatakan bahwa teknologi AI akan sangat penting bagi organisasi mereka. 61% dari orang yang disurvei dapat melihat pembagian peran antara AI dan manusia dalam tiga tahun ke depan. Selain itu, mayoritas dari pekerja yang disurvei merasa AI akan memiliki dampak positif pada pekerjaan mereka. Berdasarkan sebuah studi yang dilakukan oleh McKinsey Global Institute, setidaknya 400 juta hingga 800 juta pekerjaan di seluruh dunia akan tergantikan oleh mesin pada tahun 2030. Studi tersebut pun menyatakan bahwa pekerjaanpekerjaan baru akan muncul, namun orang-orang kemungkinan harus beradaptasi dengan keahlian-keahlian baru untuk mendapatkannya. Pekerjaan yang paling rentan digantikan oleh mesin termasuk pekerjaan fisik dalam lingkungan yang terprediksi. Sejumlah ahli ekonomi meyakini bahwa akan ada transisi besar-besaran di mana pekerja beralih dari sektor pertanian ke manufaktur. Selain itu, studi tersebut juga merekomendasikan investasi besar dari sektor publik maupun swasta dalam program pelatihan dan transisi tenaga kerja. Meskipun demikian, juga diyakini bahwa pekerja yang mengembangkan keahlian baru dapat memperoleh pekerjaan baru pula. Artinya, tidak semua pekerjaan akan digantikan oleh mesin. Teknologi Menghasilkan Pekerjaan Berbicara dunia kerja sekarang ini, telah terjadi perubahan yang drastis akibat perkembangan teknologi dimana karyawan di tukar dengan mesin. Kondisi seperti ini memberikan alasan bagi pekerja untuk khawatir. Munculnya pengangguran ekonomi menimbulkan kekhawatiran karena tugas-tugas yang secara tradisional dilakukan oleh manusia menjadi — atau beresiko — diambil alih oleh robot, terutama yang diaktifkan dengan kecerdasan buatan.
2
TEKNOLOGI & PEKERJAAN
Berdasarkan release magazine.lucubrates.com, jumlah robot yang beroperasi di seluruh dunia meningkat segera. Pada 2019, 1,4 juta robot industri baru akan beroperasi, meningkat total menjadi 2,6 juta di seluruh dunia. Kepadatan robot per pekerja pada 2018 adalah tertinggi di Jerman, Korea, dan Singapura. Namun di semua negara ini, meskipun tingginya prevalensi robot, tingkat pekerjaan tetap tinggi. Dunia kerja dan industri sekarang ini lebih terpengaruh oleh otomatisasi daripada perekrutan pekerja baru. Meskipun adopsi robot tidak memiliki efek secara keseluruhan mengurangi perekrutan pekerja baru. Untuk alasan ini, efek otomatisasi dapat berbeda di setiap negara yang sakah satunya dipengaruhi oleh jumlah pendatang baru di pasar tenaga kerja. Ya, robot menggantikan pekerja, tetapi tidak jelas sejauh mana. Secara keseluruhan, perubahan teknologi yang menggantikan pekerjaan rutin diperkirakan telah diciptakan lebih dari 23 juta pekerjaan khususnya di negara negara Eropa. Dari tahun 1999 hingga 2016, atau hampir setengahnya peningkatan total dalam pekerjaan selama periode yang sama. Bukti terbaru untuk negara-negara Eropa menunjukkan bahwa meskipun teknologi mungkin menggantikan pekerja dalam beberapa pekerjaan, secara keseluruhan itu meningkatkan permintaan akan tenaga kerja. Misalnya, dibidang bisnis keuangan dan jasa pemasaran, alih-alih merekrut petugas justru menciptakan lebih dari 3.000 pekerjaan untuk bidang manajemen risiko atau analisis data untuk mempertajam algoritma untuk pinjaman digital. Menurut Andrew McAfee, ilmuwan dari Massachusetts Institute of Technology, selain dapat mengurangi peluang pekerjaan, proses perkembangan teknologi ini juga memiliki satu sisi positif, yakni akan tersedia peluang-peluang baru dalam kebutuhan masyarakat. Banyak ekonom yang mengatakan bahwa teknologi tidak akan menggantikan pekerjaan, melainkan ―mentranformasinya‖. Melihat sejarah yang telah lalu, para ekonom tersebut menunjuk revolusi industri abad 18 dan 19 yang tidak berakhir kepada kehancuran. Mereka menyatakan jika teknologi menggantikan sejumlah pekerjaan, pekerjaan baru akan muncul.
3
TEKNOLOGI & PEKERJAAN
Setidaknya di tahun 2019, mesin dan robot diprediksi akan mentransformasi seluruh kategori pekerjaan sekurangkurangnya sebesar 25%. Sebagai satu contoh transformasi pekerjaan, seorang direktur keuangan tahun 1960an menghabiskan banyak waktunya untuk melakukan aritmatika dengan kalkulator yang sederhana dan buku besar keuangan untuk membuat budget departemen. Semenjak munculnya software seperti Microsoft excel yang dapat menyelesaikan pekerjaan tersebut, tugas direktur keuangan tersebut pun berubah, yakni mengatur strategi keuangan, investasi, dan lain-lain. Hal ini menunjukan peningkatan efisiensi dalam bekerja sejalan dengan perkembangan teknologi. Terjadinya fenomena globalisasi dan meningkatnya penggunaan teknologi yang kian mendorong produktivitas perusahaan-perusahaan mengakibatkan gaji para pekerja yang tak kunjung berubah. Laju perkembangan teknologi seperti Artificial Intelligence (AI) yang terus meningkat hanya akan menambah kemungkinan hal-hal seperti ini untuk ikut terjadi. Alhasil, manusia akan harus beradaptasi dengan perubahan yang ada dalam jangka waktu yang lama sebelum dapat mencapai titik normal. Kekhawatiran akan menyusutnya peluang bekerja karena kemunculan tenaga kerja mesin tidak dibenari oleh perusahaan riset pasar bernama Forrester. Mereka memprediksi masa depan yang lebih positif dimana mesin akan menciptakan pekerjaan untuk mengimbangi pekerjaan manusia yang ―dihilangkannya‖. Transformasi pekerjaan melalui korelasi antara manusia dan mesin adalah elemen yang paling menarik. Namun, sebuah ekonomi dimana manusia dan robot bekerja sama masih akan mewakili sebuah revolusi dan bukan yang banyak ditakuti. Namun satu hal yang pasti, teknologi akan terus berkembang dan menciptakan pekerjaan baru.
4
TEKNOLOGI & PEKERJAAN
Kemajuan teknologi mengarah pada penciptaan langsung pekerjaan di sektor teknologi Orang semakin banyak menggunakan smartphone, tablet, dan perangkat elektronik portabel lainnya untuk bekerja, mengatur keuangan mereka, mengamankan asset, meningkatkan provit perusahaan, dsb. Pekerja membuat antarmuka online yang mendorong pertumbuhan ini. Dengan minat konsumen yang berubah dengan cepat, ada lebih banyak peluang bagi orang untuk mengejar karir dalam pengembangan aplikasi seluler dan desain realitas virtual. Teknologi Menciptakan Pekerjaan Teknologi juga telah memfasilitasi penciptaan pekerjaan melalui bekerja secara online atau bergabung dengan apa yang disebut ekonomi pertunjukan. Andela, perusahaan AS yang berspesialisasi dalam pelatihan pengembang perangkat lunak, telah membangun model bisnisnya pada digitalisasi Sebagai contoh, di negera negara Afrika telah melatih 20.000 pemrogram perangkat lunak di seluruh Afrika menggunakan alat pembelajaran online gratis. Setelah memenuhi syarat, programmer bekerja dengan perusahan Andela secara langsung atau bergabung dengan klien Andela lainnya di seluruh dunia. Perusahaan bertujuan untuk melatih 100.000 tenaga pemrogram perangkat lunak. Sembilan puluh persen dari pekerjanya berada di Lagos, Nigeria, dengan situs lain di Nairobi, Kenya, serta Kampala, Uganda Teknologi meningkatkan kedekatan dengan pasar, memfasilitasi penciptaan baru, Teknologi membantu rantai nilai yang efisien. Contoh di negara Ghana, perusahaan Farmerline adalah platform online yang berkomunikasi dengan jaringan lebih dari 200.000 petani dalam bahasa asli mereka dengan menggunakan telepon genggam. Ini memberikan informasi tentang cuaca dan harga pasar serta mengumpulkan data untuk pembeli, pemerintah, dan mitra pembangunan. Perusahaan ini juga memasukkan layanan kredit untuk membantu petani mendapatkan modal usaha. Selama proses adopsi teknologi ini, beberapa pekerja akan digantikan oleh teknologi Teknologi akan banyak menggantikan pekerja yang terlibat dalam tugas rutin yang "dapat dikodifikasi". Banyak sekali contohnya. Lebih dari dua pertiga robot adalah dipekerjakan di industri otomotif, listrik / elektronik, dan logam dan mesin. Salah satu contoh Foxconn Technology di Cina, perakit elektronik terbesar di dunia, memangkas tenaga kerjanya hingga 30 persen ketika memperkenalkan robot ke proses produksi. Ketika robot lebih murah daripada proses manufaktur yang ada, perusahaan menjadi lebih setuju untuk merelokasi produksi lebih dekat ke pasar konsumen. Pada 2017, penggunaan teknologi cetak 3-D memungkinkan perusahaan Adidas untuk mendirikan dua "pabrik kecepatan" untuk produksi sepatu: satu di Ansbach, Jerman, dan yang lainnya di Atlanta di Amerika Serikat, tersingkir lebih dari 1.000 pekerjaan di Vietnam. Pada 2012 teknologi multinasional Belanda perusahaan Philips Electronics menggeser produksi dari China kembali ke Belanda. Banyak Pekerjaan Layanan Akan Diotomatisasi Beberapa pekerjaan layanan juga rentan terhadap otomatisasi. Mobileye of Israel sedang mengembangkan unit navigasi kendaraan tanpa pengemudi. Baidu, raksasa teknologi Cina, bekerja sama dengan King Long Motor Group, Cina, untuk memperkenalkan bus otonom di taman industri. Analis keuangan, yang menghabiskan banyak waktunya untuk melakukan penelitian berbasis formula, juga mengalami PHK.
5
TEKNOLOGI & PEKERJAAN
Sber bank, bank yang terbesar di Federasi Rusia, bergantung pada kecerdasan buatan untuk membuat 35 persen keputusan pinjamannya, dan mengantisipasi kenaikan suku bunga menjadi 70 persen dalam waktu kurang dari lima tahun. Penggunaan Robot" telah menggantikan 3.000 pekerjaan manusia. Di departemen hukum Sber bank. Jumlah karyawan back-office akan menyusut menjadi 1.000 pada tahun 2021, turun dari 59.000 pada 2011. Begitupula Ant Financial, sebuah perusahaan fintech di China, menggunakan data besar untuk menilai perjanjian pinjaman dengan menggunakan teknologi. Namun demikian, tidak mungkin untuk menempatkan angka pada tingkat perpindahan pekerjaan itu akan terjadi secara keseluruhan. Bahkan para ekonom paling terkenal hanya mengalami sedikit keberhasilan dengan latihan ini. Pada 1930 John Maynard Keynes menyatakan teknologi itu akan mengantarkan pada zaman kesenangan dan kelimpahan dalam seratus tahun. Dia merenung bahwa setiap orang harus melakukan beberapa pekerjaan jika mereka mau puas, tetapi tiga jam sehari akan cukup. Dunia di 2019 jauh dari kenyataan seperti ini. Berapa Banyak Pekerjaan yang Terpengaruh? Meskipun mengukur dampak kemajuan teknologi pada kehilangan pekerjaan terus menantang para ekonom, perkiraan berlimpah. Estimasi tersebut sangat bervariasi. Untuk Bolivia, perkiraan otomatisasi pekerjaan berkisar 2 hingga 41 persen. Dengan kata lain, di mana saja dari 100.000 hingga 2 juta pekerjaan Bolivia dapat diotomatisasi pada 2018. Kisarannya bahkan lebih luas untuk ekonomi maju. Di Lithuania, dari 5 hingga 56 persen pekerjaan berisiko terotomatisasi. Di Jepang, dari usia 6 hingga 55 tahun persen pekerjaan dianggap berisiko.
Berbagai macam prediksi menggambarkan sulitnya memperkirakan teknologi berdampak pada pekerjaan. Sebagian besar perkiraan mengandalkan probabilitas otomatisasi yang dikembangkan oleh ahli pembelajaran mesin di Universitas Oxford. Para ahli diminta mengkategorikan sampel 70 pekerjaan yang diambil dari database pekerjaan online yang digunakan oleh Departemen Tenaga Kerja AS sebagai yang dapat diautomasi secara ketat atau tidak.
6
TEKNOLOGI & PEKERJAAN
Mengandalkan probabilitas ini, perkiraan awal menempatkan 47 persen pekerjaan berisiko otomatisasi. Mendasarkan probabilitas pada pendapat para ahli bersifat instruktif tetapi tidak definitif. Selain itu, menggunakan kategori pekerjaan satu negara untuk memperkirakan kemungkinan kehilangan pekerjaan akibat otomatisasi di tempat lain merupakan masalah. Akankah Kita Melihat Perkembangan yang Sama di Semua Negara? Prediksi kehilangan pekerjaan tidak secara akurat memasukkan tingkat penyerapan teknologi, yang seringkali sangat lambat dan berbeda tidak hanya antar negara tetapi juga juga lintas perusahaan di dalam negara. Oleh karena itu tingkat penyerapan mempengaruhi potensi teknologi untuk menghancurkan pekerjaan. Penggunaan telepon seluler, misalnya, menyebar lebih cepat dari teknologi sebelumnya, tetapi Internet secara komparatif lambat dalam banyak kasus, terutama di kalangan perusahaan di sektor informal.
7