18 agustus 2015

Page 1

MAGELANG EKSPRES CMYK

Korane Wong Kedu

SELASA 18 AGUSTUS 2015

TERBIT 20 HALAMAN / HARGA ECERAN Rp3000

Tebar Ikan 17-8-2015 Warga Gelar Festival Kali Kota MAGELANG - Warga RT 3 RW 1 Kampung Potrosaran Kelurahan Potrobangsan, Magelang Utara mempunyai cara tersendiri dalam merayakan Hari Kemerdekaan Indonesia. Mereka menggelar kegiatan Festival Kali Kota, Minggu (16/8). Festival Kali Kota itu merupakakan kegiatan perpaduan dari budaya, kesenian, dan kepedulian lingkungan. “Sebenarnya warga RT 3 sudah pernah mengadakan kegiatan semacam ini pada hari Pers 2015, kemudian kegiatan sejenis digelar kembali yang juga bertujuan menyongsong peringatan HUT RI ke 70,” ucap Ketua RT 3, Ir Habibur Mulyono. ke hal 3

foto:chandra yoga k/magelang ekspres

MUSIK. Rombongan peserta Festival Kali Kota memainkan alat musik bambu di depan menara sirene yang berdiri tepat di saluran Kali Kota.

TESTIMONI Tidur Menjadi Teratur IBU Ainun (61) adalah salah satu dari sekian banyak orang yang mengeluh kesulitan tidur. Idealnya, kelelahan bekerja akan membuat Ibu empat orang anak ini tidur nyenyak. Kenyataannya, ia seringkali tidur larut sekali. Terlalu banyak memikirkan sesuatu berdampak pada kegelisahan yang membawa pada insomnia.Tubuh yang terlalu sering menerima angin, akan mudah sekali terserang penyakit semacam rematik dan asam urat. Penyakit tersebu tbukan hanya diderita oleh Ainun orang lanjut usia seperti ibu Ainun, tapi orang muda pun berpotensi terhinggapi. Hingga Ibu yang bekerja sebagai petani sawit ini mengaku sering merasa tersiksa manakala diserang rematik hingga lututnya terasa sakit, bahkan sulit untuk berjalan. Tentu saja, gangguan tersebut menghambatnya bekerja di kebun dan mengurus pekerjaan di rumah.Sejak tiga tahun lalu ibu yang tinggal di Longkali, Kabupaten Tanah Paseur Kaltim ini merasakan gangguan penyakitnya.Setiap bulan Bu Ainun rutin berobat ke Puskesmas setempat.Namun hasilnya begitu-begitu saja.Sebulan yang lalu, ke hal 3

Niken Anjani Jadi Guru di Film ‘AYAH’ NIKEN Anjani, pesinetron cantik yang sering muncul di layar FTV ini memang sudah kadung jatuh cinta dengan pekerjaannya. Wanita yang baru melepas masa lajangnya ini masih sibuk berakting di FTV karena selain suka akting, ia juga senang dengan cerita FTV yang ringan, muda dan seru. “Kita maininnya kayak refreshing, jadi anak kuliahan, romansa remaja, ke hal 3

foto:eko sutopo/harian purworejo

KOLPSAL. Pengibaran bendera merah putih menjadi ending memukau dalam drama kolosal di alun-alun Purworejo, kemarin.

Anggota Kodim Terluka Insiden Warnai Pentas Drama PURWOREJO - Terjadi insiden kecelakaan di tengah pagelaran drama kolosal aksi perang mempertahankan bendera merah putih, saat Upacara Pengibaran Bendera HUT ke-70 Kemerdekaan RI

di alun-alun Purworejo, Senin (17/8) pagi. Dua pemain dari anggota Kodim terluka akibat terkena ledakan di bagian tangan saat memperagakan adegan pertempuran. Keduanya pun langsung dilarikan ke rumah sakit oleh mobil ambulans yang sudah siaga sebelumnya untuk keperluan upacara HUT RI. Meski

demikian, insiden yang tejadi dengan cepat itu tidak menganggu pemain lain dan jalannya pementasan berdurasi 20 menit itu hingga berlangsung usai. Pertunjukan bertajuk Merah Putih di Dadaku itu dimainkan total oleh puluhan anggota Kodim 0708 Purworejo bersama remaja Karang Taruna

Kelurahan Mranti Kecamatan Purworejo. Komandan Kodim 0708 Purworejo, Letkol Czi Tommy Arief Susanto SIP, mengungkapkan, drama kolosal melibatkan sekitar 200 pemain terdiri atas sedikitnya 78 anggota karang taruna Kelurahan Mranti dan sisanya anggota Kodim 0708. Drama

kolosal yang menggambarkan perjuangan para pahlawan dalam memperebutkan kemerdekaan tersebut digelar untuk memupuk nasionalisme generasi muda. “Sejarah itu perlu, para generasi penerus bangsa tidak boleh melupakan jasa para pahlawannya,” ungkapnya. ke hal 3

Ratusan Hektar Lahan TNGM Rawan Terbakar

UNIK. Warga dusun Bawang, Desa Ngadirejo, Kecamatan Salaman mengikuti upacara bendera peringatan HUT ke- 70 RI di Sungai Tangsi Senin (17/8). foto:solikhah ambar p/magelang ekspres

Rela Mencebur ke Sungai Tangsi Warga Gelar Upacara Unik SALAMAN - Upacara bendera Hari Kemerdekaan Indonesia ke- 70 Senin (17/8) dilakukan secara unik dan nyeleneh oleh warga Dusun Bawang, Desa Ngadirejo, Kecamatan Salaman. Alih-alih

menggelar upacara di lapangan, warga justru menggelar upacara bendera di Sungai Tangsi yang mengalir membelah dusun tersebut. Bahkan, para peserta upacara sebagian besar adalah bapak-bapak yang sudah berusia lanjut, sekitar 70 tahunan. Dengan berbusana Jawa, mereka menceburkan

diri ke dalam sungai dan mengikuti prosesi upacara bendera. Ketua panitia HUT RI Wahyu Aji mengatakan, upacara tersebut merupakan salah satu upaya dalam memperlihatkan kepada masyarakat tentang sulitnya perjuangan meraih kemerdekaan. ke hal 3

MUNGKID - Dari lahan hutan lindung seluas 2.000 hektar yang berada di bawah Taman Nasional Gunung Merapi (TNGM), sekitar 100-200 hektar diantaranya rawan terjadi kebakaran. Dan 10-20 persen lahan rawan tersebut, berada di daerah Kabupaten Magelang. Kepala Seksi Wilayah I Taman Nasional Gunung Merapi, Nurpana Sulaksono mengatakan, kerawanan terjadi lantaran kondisi alam yang kering. Ditambah cuaca musim kemarau yang panas. “Apalagi banyak lahan yang kosong dan gundul paska erupsi Merapi di lahan hutan lindung TNGM,” jelasnya, kemarin. Pihak TNGM sendiri menurutnya sudah melakukan sejumlah langkah antisipasi untuk menghindari kebakaran. Salah satunya berkoordinasi dengan pihak berwajib, TNI

Polri, BPBD, dan masyarakat setempat. Tujuannya, agar tetap bisa menjaga kelestarian alam di sekitar wilayah TNGM. “Kami juga menyiapkan tandon air khusus yang standby di kantor TNGM. Ada satu tangki dengan kapasitas 500 liter, yang siap mengantisipasi jika terjadi kebakaran hutan,” terangnya. Selain itu, lanjut Nurpana, penyuluhan juga telah diberikan ke sejumlah desa yang berada di sekitar Gunung Merapi. Seperti di kawasan Tegal Randu, Srumbung, dan Ngablak. “Patroli secara rutin dan intensif bersama masyarakat juga terus dilaksanakan,” jelasnya. Terkait kebakaran yang terjadi Jumat (15/8) kemarin di kawasan TNGM Jurang Jero, Srumbung, Nurpana mengaku belum mengetahui penyebab pastinya. ke hal 3

Makna Kemerdekaan di Mata Petani Tembakau

Masih Berjuang Melawan Aturan Merugikan Meskipun bangsa ini telah terbebas dari penjajah selama 70 tahun, namun belum sepenuhnya lapisan masyarakat merasakan bebas dari belenggu penjajah. Bagaimana tidak, di hari kemerdekaan ini, petani tembakau di wilayah Kabupaten Temanggung masih harus berjuang melawan aturan yang mengancam keberadan tembakau. SETYO WUWUH, Temanggung

Redaksi, Iklan dan Pemasaran: Jl. A. Yani No 348 Magelang Telp. (0293) 310846

foto:setyo wuwuh/temanggung ekspres

MERAWAT. Seorang petani di Temanggung sedang merawat tembakau yang ditanam di ladang miliknya.

MENIKMATI kemerdekaan bangsa ini yang ke-70, mungkin belum bisa dinikmatii oleh semua lapisan masyarakat. Di tengah hiruk pikuk masyarakat Indonesia merayakan hari kemerdekaan, di Temanggung petani tembakau harus teguh mempertahankan warisan budaya kretek leluhur. Apalagi menjelang musim panen raya saat ini, tidak hanya melawan aturan-aturan yang akan memberangus petani tembakau saja, petani juga dihadapkan dengan rencana pemerintah yang telah mempersiapkan hujan buatan di wilayah Jawa Tengah.

RATUSAN HEKTAR LAHAN TNGM RAWAN TERBAKAR peringatan kagem sedoyo

MASIH BERJUANG MELAWAN ATURAN isih akeh sing durung merdeko

ke hal 3

Web: magelangekspres.com, E-mail: redaksi@magelangekspres.com, iklanmglekspres@gmail.com


CMYK

SELASA 18 AGUSTUS 2015

Jangan Hanya Simbol Protokoler Alfian dan Juliana Duwis 2015

foto : wiwid arif/magelang ekspres

HADIAH. Walikota Magelang Sigit Widyonindito saat memberikan hadiah kepada Mas dan Mbak Kota Magelang 2015 dalam malam penobatan Duta Wisata di Hotel Atria Kota Magelang, akhir pekan lalu.

MAGELANG SELATAN - Ajang pemilihan duta wisata (Duwis) Kota Magelang diharapkan tak hanya dijadikan seremonial dan ajang pamer fisik para kandidatnya. Akan tetapi, duta wisata terpilih diharapkan mampu menambah daya gedor wisatawan dan promosi Kota Magelang ke kancah nasional maupun internasional. Hal itu dikatakan Wakil Ketua Komisi B DPRD Kota Magelang, Tyas Anggraeni bahwa penyelenggaran ajang pemilihan duta wisata disamping jadi agenda tahunan, sebenarnya dampaknya sangat postif. Menurutnya, kontes putra dan putri terbaik Kota Magelang ini dapat sebagai ujung tombak atau brand embassador di bidang pariwisata. ”Jika peranannya demikian, maka keberadaan duta wisata jangan hanya sebagai simbol atau pelengkap acara-acara protokoler. Namun, akan lebih positif lagi kalau mereka diberdayakan dan jadi embassador wisata di Kota Magelang,” kata Ketua Fraksi Hanura Nasdem (Hannas) ini. ke hal 7

290 Napi Dapat Remisi Dasawarsa 33 Langsung Bebas MAGELANG TENGAH – Tercatat 290 warga binaan Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) II A Magelang mendapatkan keringanan hukuman (remisi) bersamaan dengan momentim peringatan HUT ke-70 RI

Senin (17/8). Dari 290 narapidana, di antaranya 275 narapidana umum mendapatkan remisi umum I dan 33 lainnya mendapat remisi umum II atau langsung bebas. Penyerahan remisi diberikan secara simbolis oleh Wali Kota Magelang, Sigit Widyonindito

kepada perwakilan napi yang mendapatkan remisi, di aula Lapas setempat. Para mantan narapidana yang mendapatkan remisi langsung bebas menggelar aksi sujud syukur. Aksi tersebut digelar di depan pintu lapas, sesaat para mantan ke hal 7

Pemkot Pasang Target Terlalu Tinggi MAGELANG SELATAN – Pemkot Magelang dinilai terlalu berambisi terhadap peningkatan pertumbuhan ekonomi sebesar 6,77 persen atau naik 0,43 pada kuartal III tahun 2015 ini. Dibanding target nasional yang hanya 5,8 persen, target di Kota Magelang ini jauh lebih tinggi. Menurut Ketua Fraksi Hanura

Nasdem (Hannas) DPRD Kota Magelang, Tyas Anggraeni Bekti Prasetyo bahwa pada dasarnya pemasangan target yang tinggi tidak jadi persoalan. Asalkan, besarannya juga harus dapat disandingkan dengan kondisi masyarakat saat ini.”Misalnya, bagaimana dengan tingkat penganggurannya, apakah sudah

terkurangi. Sekarang ini kan masih sama. Ekonomi pun belakangan cenderung melambat,” ujar Tyas, kemarin. Tyas yang juga Wakil Ketua Komisi B DPRD Kota Magelang ini menambahkan, lambannya pertumbuhan ekonomi sekarang telah berdampak terhadap ke hal 7

Berhasil Menyatukan Persepsi Warga

Mengunjungi Kampung Antinarkoba Wates Prontakan, Magelang

TINGKAT penyalahgunaan narkoba di wilayah Kampung Wates Prontaan, Kelurahan Wates, Kecamatan Magelang Utara cukup tinggi di era tahun 1990an. Di masa lalu kampung tersebut, sangat mudah didapati pemuda tengah menenggak minuman keras (miras) bahkan di jalan umum. Berangkat dari keprihatinan warga, kini kampung RW IV Wates disulap sangat kontradiksi menjadi Kampung Antinarkoba sekaligus satu-satunya di Kota Sejuta Bunga. Upaya positif gerakan warga ini tidak lepas dari peranan Ketua RW IV Wates Mursito Wahyu Sampurno. Pria kelahiran Magelang, 29 Januari 1960 ini mengaku butuh waktu lama untuk menyatukan persepsi warga tentang bahayanya miras dan narkoba. Nano sapaan akrabnya mengatakan, di awal ia menjabat sebagai Ketua RW IV pada tahun 2005 memang kondisinya sudah mulai berubah. Tadinya, lanjut dia, masyarakat begitu mudah menenggak miras, ikut perjudian, maupun terlibat narkoba. Namun hal negatif itu mulai tereduksi. “Awalnya hanya muncul keprihatinan saja. Tapi lambat laun warga di sini mulai tersadar. Kami bersama kepolisian, aparat kelurahan, tokoh masyarakat dan tokoh agama mulai bergerak membentuk tim sosialisasi. Semua warga kita ajak urun rembug,” ujarnya. Langkah awal yang dilakukan, kata dia, yakni melarang aktivitas warung remang-remang yang menjual miras di kampung itu. Kala itu, pihaknya mengancam akan memberi sanksi sosial apabila masih ada warga yang menjual miras.”Belum mengarah ke sanksi pidana memang karena tindakan awalnya hanya preventif. Meski begitu cara ini ternyata terbukti (berhasil). Pada tahun 2009 sudah tidak ada lagi,” kata Nano. Ia melanjutkan, setelah program itu berjalan, pihaknya bersama tim juga getol melakukan pengawasan ke sudut-sudut kampung. Bila menemukan adanya aktivitas semacam pesta miras, pihaknya tak segan melaporkannya kepada pihak berwajib.”Setelah dipantau ternyata zero (kosong). Kemudian muncul lagi gagasan baru, agar memberikan ruang kepada kalangan muda dengan kegiatan positif. Biar mereka tidak terjerumus lagi, kami rasa perlu membuat wadah untuk aktivitas mereka. Salah satunya melalui kegiatan keagamaan,” jelasnya. Nano menuturkan, trik tersebut nampaknya sangat berhasil. Tidak hanya pedagang yang berhenti menjual barang haram itu, mayoritas remaja pun mulai membenci perilaku negatif.”Kalau sudah benci artinya mereka tidak akan balik lagi. Itu yang buat masyarakat percaya sekaligus memberanikan diri menamakan Kampung Prontaan sebagai Kampung Antinarkoba pada tahun 2012,” jelasnya. Upaya warga ini juga mendapat dukungan penuh dari orang nomor satu di Kota Sejuta Bunga, yaitu Walikota Sigit Widyonindito. Apresiasi yang tinggi diberikan kepada warga RW IV Kelurahan Wates saat kampung tersebut dicanangkan sebagai Kampung Antinarkoba, Miras, dan Perjudian pada 25 November 2014. Hingga kini, pencanangan itu masih berlaku dan akan terus dipertahankan demi generasi muda yang bermartabat, cerdas, dan terhidar dari perilaku negatif maupun menyimpang. Tak ayal, jika semua warga di RW IV Wates akan menyeleksi ketat setiap pendatang baru, dengan mencari ditel latar belakang mereka.”Tiap warga baru, baik itu kos maupun pindahan, kita minta supaya lapor ke Ketua RT masing-masing. Dengan harapan minimal kita tahu pendatang itu tujuannya apa (pindah) dan latar belakang mereka, sebagai upaya preventif perilaku menyimpang,” pungKetua RW IV Wates kasnya. (wid) Mursito Wahyu Sampurno

Tak Lagi Lihat Orang Minum Miras di Jalan PUBLIK tentu masih ingat dengan wilayah RW IV, Kelurahan Wates, Magelang Utara, yang pada akhir tahun 2014 lalu telah mencanangkan sebagai kampung antinarkoba. Pencanangan itu sekaligus menjadi satu-satunya kampung di Kota Sejuta Bunga yang punya tekad untuk memberdayakan masyarakatnya bebas dari narkoba, minuman keras, dan perjudian. TIDAK ada yang berbeda memang, lokasi RW IV Kelurahan Wates dibanding dengan kampung-kampung lainnya. Letaknya yang berada di sisi utara Jalan Urip Sumoharjo dan berbatasan dengan Kabupaten Magelang, membuat suasana kampung ini terkesan sejuk dan bersih. Namun, ada salah satu hal yang membedakan kampung bernama Wates Prontaan ini karena terdapat satu papan di lapangan bertuliskan Kampung Anti Narkoba RW IV Kelurahan Wates. Lantas, seperti apa sebenarnya peranan pencanangan itu? Wartawan Magelang Ekspres pun tertarik untuk mengunjungi kampung yang nyaris satu tahun telah mencanangkan sebagai kawasan antinarkoba, antimiras, dan antijudi tersebut. Menurut Ketua RW IV, Mursito Wahyu Sampurno, keberadaan kampung antinarkoba di wilayah setempat sebenarnya sudah terealisasi sejak tahun 2012 lalu. Hanya saja, saat pencanangannya belum terstruktur seperti saat ini. Ia mengatakan, munculnya pencanangan kampung antinarkoba ini berawal dari sikap keprihatinan yang melihat konsumsi miras adalah hal yang sangat umum. Bahkan, pada tahun 1990-an, sudah jadi pemandangan biasa apabila ada warga menenggak miras di jalan dan gang. Ia mengaku, kala itu miras dianggap bulan minuman yang berbahaya bagi kesehatan tubuh.”Memang kondisi awal sangat memprihatinkan. Khususnya miras, bahkan di sepanjang jalan bisa dilihat yang ada hanya orang-orang sedang minum (miras),” katanya saat ditemui di kediamannya, Senin (17/8). Berangkat dari kesadaran segelintir masyarakat setempat, kemudian muncul gagasan untuk menghentikan budaya negatif tersebut. Kesadaran itu timbul setelah masyarakat, umumnya dari kalangan dewasa, prihatin karena sebagian konsumen miras itu adalah kalangan remaja dan anak-anak.”Kita tidak ingin generasi penerus salah pergaulan dengan budaya seperti itu. Karena itu, pada tahun 2005 silam kita beri sanksi sosial kepada mereka yang masih nekat mabuk-mabukan,” ucap Nano, sapaan akrabnya. Pria yang sudah menjabat sebagai Ketua RW IV Ke-

CMYK

foto: dok

ANTINARKOBA. Walikota Magelang saat meresmikan pencanangan Kampung Anti Narkoba RW IV Kelurahan Wates Magelang Utara, 25 November 2014 lalu. Sejak diresmikan, sampai saat ini belum ada satu kasus pun terkait narkoba, miras, dan perjudian di kampung tersebut, hingga pencanangan itu benar-benar dinyatakan berhasil pada tahun pertama. lurahan Wates sejak tahun 2005 ini membeberkan bahwa awalnya dia melibatkan tokoh agama, tokoh masyarakat, dan warga, memberikan sosialisasi tentang bahaya miras, narkoba, dan judi melalui pertemuan warga setempat secara rutin. Kegiatan itu melibatkan Babinsa, Babinkamtibmas, LPM, aparat kelurahan, dan lainnya secara perlahan namun masif. Akhirnya, pada tahun 2012, RW IV Kelurahan Wates menjadi bebas narkoba dan miras.”Tahun 2012 kami canangkan sendiri kampung antinarkoba dan miras. Hingga tahun 2014, tidak ada satupun warga sini yang terlibat persoalan negatif itu. Sebab, kami janjikan untuk memberi sanksi sosial bila ada salah satu warga yang terbukti mengonsumsi barang haram tersebut,” jelasnya. Sejak dicanangkan oleh Walikota Magelang Sigit Widyonindito, yang dihadiri pejabat pemerintah, aparat kepolisian, dan warga ini, lingkungan RW IV Wates kini semakin tertib. Meski begitu, secara insidentil, Kampung Wates Prontaan yang berada di sebelah timur Jalan Urip Sumoharjo itu selalu dipantau dari tim yang terdiri dari Forum Kemitraan Polisi dan Masyarakat (FKPM) Kelurahan Wates, Babinkamtibmas, Babinsa, LPM, dan masyarakat setempat. “Tidak hanya lingkungan RW IV tetapi lingkungan lain juga mendapat pemantauan dari tim. Sampai saat ini, hasil evaluasi selalu bagus dan tidak ditemukan satu pun kasus narkoba, miras, maupun judi, walaupun pengawasannya dilakukan insidentil,” ungkap Nano. Menurut Nano, pada dasarnya penentuan kampung antinarkoba tidak sulit dilakukan daerah lainnya yang tertarik. Asalkan, mampu mewadahi para kalangan muda dengan kegiatan keagamaan dan hal positif lain di luar kesibukan mereka.”Kuncinya ada

di proses memberikan wadah kalangan muda dan semua masyarakat terlibat dalam kegiatan keagamaan dan sosial. Dengan begitu, meski di usia remaja biasa sedang labil, pondasi mereka tetap kuat untuk menuntut masa depan,” tandasnya. Dihuni oleh 540 orang terdiri dari 150 kepala keluarga, RW IV Wates, katanya, saat ini menyeleksi ketat terhadap warga baru yang tinggal. Salah satunya dengan mengontrol dan mengawasi warga baru yang tinggal di tempat kos.”Warga yang kos, wajib melaporkan ke RT masing-masing. Ini jadi langkah preventif agar tidak terjadi penyalahgunaan. Mereka diminta mengisi buku tamu, termasuk tujuan datang ke sini untuk apa, juga wajib melampirkan surat keteragan dari sekolah, perguruan tinggi, institusi maupun penyedia kerja,” pungkasnya. Sementara itu, Walikota Magelang, Sigit Widyonindito memaparkan, pencanagan kampung antinarkoba di RW IV Wates, Magelang Utara pada 25 November 2014 merupakan hasil dari kegiatan aktifnya blusukan ke kampung-kampung melalui kegiatan “Mlaku-mlaku Tilik Kampung” yang pihaknya lakukan tiap akhir pekan.”Dari kegiatan Mlaku-mlaku Tilik Kampung ini banyak sekali keuntungannya. Tidak hanya melihat dan mengunjungi kampung-kampung tapi juga menyerap aspirasi masyarakat. SKPD terkait juga wajib mencatat setiap hal yang dirasa urgen,” ujarnya. Sigit juga punya impian realistis bahwa ke depan ia berencana menelorkan -kampung-kampung antinarkoba lainnya. “Kampung antinarkoba di Wates jadi embrio pembentukan kampung-kampung lainnya agar membentuk kepribadian masyarakat yang agamais dan menghindari perilaku negatif,” ucapnya. (adv/wid)


CMYK

WONOSOBO EKSPRES Korane Wong Wonosobo

SELASA 18 AGUSTUS 2015

ECERAN Rp3000

Izin Toko Modern Perlu Ditinjau Ancam Eksistensi Pasar Tradisional WONOSOBO – Maraknya pasar modern selama kurun waktu beberapa tahun terakhir dikhawat-

irkan semakin membuat pasar tradisional semakin sulit berkembang. Untuk itu, perizinan toko modern perlu ditinjau ulang. Supaya, pedagang tradisional bisa merasakan dampaknya. “Sebenarnya izin toko modern

itu perlu ditinjau. Karena, di Kabupaten Wonosobo untuk toko modern sangat marak. Bahkan, jumlah hampir menyamai pasar tradisional,” kata Anggota DPRD Kabupaten Wonosobo, Rofik Aziz, kemarin.

Menurutnya, jumlah toko modern yang ada saat ini hampir menyamai pasar tradisional. Sebab, pedagang tradisional yang terdiri dari para pedagang pemilik ruko, kios dan los jumlahnya juga sebanding.

“Ada sekitar 39 pasar yang terbagi dalam pasar daerah dan pasar desa. Kemudian, sudah ada sekitar 25 toko modern. Jumlah ini sangat membahayakan, apabila perizinannya tidak ditinjau,” katanya.

Menurutnya, pihaknya tidak antipati terhadap keberadaan toko-toko modern. Sebagai salah satu jenis usaha yang mampu menyerap tenaga kerja, pihaknya memberikan apresiasi positif. ke hal 11

Janjikan Kepuasan Lebih

OLAHRAGA

Grand New Avanza dan Grand New Veloz

Pemain Timnas Meriahkan Tarkam WONOSOBO - Sejumlah pemain bintang sepakbola tanah air yang sering bermain di liga-liga ternama tingkat nasional terlihat merumput di sejumlah tournamen antar kampung (tarkam) yang dihelat di Kabupaten Wonosobo. Dalam pertandingan open turnamen Jlamprang Cup Kecamatan Leksono, sebuah klub asal Tosari Jaraksari Kecamatan Wonosobo mendatangkan lima hingga enam pemain yang sering nongol di sebuah pertandingan liga Indonesia dan liga super. Ketua Panitia Jlamprang Cup, Eko Tri Sukmono saat dikofirmasi kemarin (17/8) di lapangan Desa Jlamprang membenarkan bahwa dalam pertandingan tersebut sejumlah kesebelasan menghadirkan pemain bintang baik dari tim nas U-19, U-23 maupun pemain liga super. “ Tahun ini turnaman sepak bola yang kita helat menjadi cukup istimewa. Karena banyak kesebelasan yang menghadirkan pemain bintang,” bebernya. Bahkan katanya, ada satu klub yang separuh pemainnya diisi oleh pemain-pemain berkelas tersebut. “ Yang kita lihat ada pemain yang pernah memperkuat timnas U-23, seperti Maldini Pali, Wawan Febriyanto, dan beberapa pemain muda yang tergabung dalam klub besar seperti PSIM, Persiba Bantul, PSIS, Persitema bahkan ada pemain yang pernah memperkuat Persib Bandung seperti ke hal 11

foto: agus supriyadi/wonosobo ekspres

TANDING. Salah satu pemain bintang yang pernah memperkuat timnas U-23 Wawan Febriyanto membela kesebelasan Keong Racun Tosari dalam open Turnamen Jlamprang Cup, kemarin (17/8).

WONOSOBO - PT Toyota Astra-Motor (TAM) bekerjasama dengan Nasmoco Group selaku diler resmi Toyota di Jawa Tengah dan DIJ meluncurkan line up ke-9 generasi terbaru Avanza, yaitu Grand New Avanza dan Grand New Veloz, Sabtu (15/8), di Diler Nasmoco Wonosobo, Jalan Banyumas Km 3. Keduanya hadir dengan penampilan lebih kokoh, eksklusif, dan menawan dibalut konsep desain ekste-

rior dan interior terbaru serta didukung teknologi mesin dual VVT-i. Berbagai fitur terbaru termasuk fitur keamanan terlengkap di kelasnya ditawarkan Grand New Avanza dan Veloz. Sehingga menjanjikan kepuasan jauh lebih baik kepada pengendaranya. “Grand New Avanza dan Grand New Veloz hadir untuk memenuhi ekspektasi pelanggan terhadap produk MPV keluarga yang berkualitas dan cocok untuk kondisi infrastruktur jalan di Indonesia,” papar managing Director Nasmoco Group, Fatrijanto. ke hal 11

foto: agus supriyadi/wonosobo ekspres

REMISI. Upacara pemberian remisi di lapangan olahraga Rutan Kelas II B Wonosobo, kemarin.

Remisi Terminim 15 Hari, Maksimal 7 Bulan WONOSOBO - Kementerian Hukum dan HAM Republik Indonesia (Kemenkumham RI) memberikan remisi umum kepada 92 narapida di Rumah Tahanan Negara (Rutan) Kelas II B Wonosobo, dalam upacara pemberian remisi di lapangan olahraga rutan setempat, kemarin (17/8). Kalapas Rutan Kelas II B Wonosobo, M Tohari mengemukakan, remisi umum ini merupakan remisi umum I. Rinciannya 1 orang menerima remisi umum pengurangan masa menjalani pidana selama 7 bulan, 4 orang menerima remisi 6 bulan, 14 orang menerima remisi 5 bulan, 19 orang menerima remisi 4 bulan, 10 orang menerima remisi 3 bulan, 33 orang menerima remisi 2 bulan, dan 11 orang menerima remisi antara 15 hari sampai 2 bulan. “Jumlah ini lebih banyak dibanding tahun lalu yakni 42 orang penerima remisi,” bebernya. Menurutnya, pengurangan masa menjalani pidana atau remisi, bagi mereka yang telah menunjukkan prestasi, dedikasi dan disiplin yang tinggi dalam mengikuti program pembinaan, serta telah memenuhi syarat yang ditentukan, seperti halnya yang diamanatkan Undang-Undang No 12 Tahun 1995 tentang Pemasyarakatan dan Keputusan Presiden nomor 174 tahun 1999 tentang remisi.

Melalui remisi, tambahnya, juga dapat mempercepat proses kembalinya narapidana dalam kehidupan masyarakat. Agar, ke hal 11

foto: erwin abdillah/wonosobo ekspres

LAUNCHING. Penampilan Grand New Veloz saat Launching perdana di d iler Nasmoco Wonosobo, Sabtu (15/8).

Membedah Makna Lima Patung pada Monumen Perjuangan Kemerdekaan

Bahu Membahu Mengusir Kebiadaban Penjajah Perjuangan rakyat Wonosobo dalam mempertahankan kemerdekaan ternyata tidak mudah, penuh cucuran darah keringat dan air mata. Mereka selama masa perjuangan fisik dari tahun 1945 hingga 1949 mencatatakan sejarah perjuangan bangsa yang memancarkan sifat patriotisme dan loyalitas tinggi. AGUS SUPRIYADI, Wonosobo SEBAGAI simbol atas perjuangan mereka, pada tahun 1980, Pemkab Wonosobo mendirikan tugu monumen perjuangan kemerdakaan di pintu masuk kota dari arah selatan. Berdasarkan buku monumen perjuangan kemerdekaan Kabupaten Wonosobo, tugu tersebut dibangun berlokasi dimana terjadi serah terima antara pemerintahan pendudukan Belanda dan pemerintah sipil Kabupaten Wonosobo pada saat memasuki kembali ibu kota sesudah perang gerilya selama clas ke II. Tugu tersebut menggambarkan persatuan dan perjuangan antara berbagai elemen masyarakat yang berupaya keras mengusir penjajah belanda. Lima patung manusia yang berada di monumen tersebut. Pertama ada patung petani, sebagai lambang bagian terbesar penduduk dan menjadi penumpu utama dalam penyediaan bahan makanan bagi para pejuang. Patung pemuda sebagai lambang angkatan muda yang berdiri di garis depan dengan semboyan hidup atau mati. Selanjutnya patung ibu sebagai lambang kaum perempuan yang memiliki andil besar dalam perjuangan di garis depan dan di belakang mengurus obat, logistik dan perawatan. Berikutnya patung pamong praja sebagai lambang aparatur pemerintah yang berjiwa repub-

foto: agus supriyadi/wonosobo ekspres

TEGAP. Monumen Perjuangan Kemerdekaan Kabupaten Wonosobo berada di Jalan Banyumas .

liken. Terakhir patung prajurit sebagai lamban seluruh jajaran angkatan bersenjata yang patriotik, pantang mundur dan tidak kenal menyerah selaku bhayangkara negara. Sedangkan bangunan pendukung dalam tugu monumen tersebut meliputi patung garuda, tugu kemerdekaan bersisi lima melurus keatas, platform tugu bebentuk segi lima dan terdapat relief yang berjumlah lima berisi lukisan peristiwa yang terjadi. ke hal 11 Iklan dan Pemasaran: Karangkajen (Sruni) No 112 Wonosobo Telp. 0286 322018

CMYK


PURWOREJO EKSPRES Korane Wong Purworejo dan Kebumen

SELASA 18 AGUSTUS 2015

Eceran Rp 3.000

September, Persediaan Air Bersih Habis PURWOREJO- Persediaan 400 tangki air bersih yang dipersiapkan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Purworejo diperkirakan akan habis pada pertengahan September 2015 ini. Kondisi ini perlu mendapat perhatian mengingat berdasarkan prediksi dari Badan Meteorologi dan Geofisika (BMKG), musim kemarau akan terjadi hingga bulan November nanti. Hal itu disampaikan Kepala Pelaksana BPBD Purworejo Boedi Hardjono saat dimintai keterangan melalui Kabid Logistik dan Kegawatdaruratan Hardoyo, Senin (17/8). “Dibandingkan musim kemarau di tahun 2014, kemarau tahun ini lebih panjang,” ucap Hardoyo. Menurutnya, pada tahun 2014 kemarau terjadi dari Juli hingga Oktober, tetapi untuk tahun ini akan usai pada bulan November mendatang. “Dari 400 tangki dengan kapasitas per tangki 5.000 liter, hingga 10 Agustus kemarin, BPBD sudah mengeluarkan 140 tangki,” lanjutnya. Lebih lanjut dijelaskan, cepat habisnya persediaan air bersih itu akibat ada pertambahan lokasi baru yang meminta bantuan air bersih pada setiap pekannya. “Untuk mengatasi hal itu, kami telah mengajukan penambahan anggaran dalam ke hal 11

LALU LINTAS

foto: lukman hakim/purworejo ekspres

SERAHKAN. Ketua PC NU Kabupaten Purworejo saat menyerahkan SK kepada para pengurus lembaga dan lajnah yang berada di bawah koordinasi NU.

NU Waspadai Bangkitnya Ideologi Komunis PURWOREJO - Munculnya benih-benih ideologi komunis yang belakangan santer di perbincangkan banyak kalangan mendapat sorotan dari Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama Kabupaten Purworejo. Seluruh pihak harus mulai mewaspadainya jika komunis

benar-benar bangkit. Hal tersebut diungkapkan ketua PC NU Purworejo, KH Hamid Ak dalam sambutannya di acara pelantikan lembaga dan lajnah yang berada di bawah NU Kabupaten Purworejo, akhir pekan lalu. Acara yang dilangsungkan di

PP Al Falah Lugosobo Kecamatan Gebang Purworejo itu dihadiri oleh ratusan warga NU dari seluruh MWC se Kabupaten Purworejo. “Pendidikan wawasan kebangsaan harus senantiasa kita kuatkan untuk memben-

tengi diri keluarga serta lingkungan sekitar kita masingmasing dari bahaya laten komunis serta ideologi lain yang mengancam NKRI,” katanya. Lebih lanjut, KH Hamid berpesan agar para pengurus lembaga yang dilantik

ini nantinya dapat berjuang sesuai dengan kewenangan masing-masing. Konteks perjuangan juga mesti disesuaikan dengan tujuan yang sama yakni mempertahankan NKRI. ke hal 11

foto: eko sutopo/purworejo ekspres

KECELAKAAN. Sejumlah pengendara nampak memeriksa moge pasca terjadinya kecelakaan di ruas jalan raya PurworejoJogjakarta KM 20, Minggu (16/8).

Makan Badan Jalan, Bus Senggol Moge PURWOREJO- Insiden kecelakaan lalu lintas terjadi antara bus Sumber Alam nopol AA 1404 AC dengan motor gede (moge) nopol B 6695 SEA, di ruas jalan raya Purworejo-Jogjakarta Km 20, tepatnya di Desa Bapangsari, Kecamatan Bagelen, Minggu (16/8) pagi. Meski tidak terdapat korban jiwa, kejadian itu sempat membuat arus kendaraan di jalur tersebut macet hingga lebih dari 2 kilometer. Iskandar, pengendara moge yang juga teman korban mengatakan, kecelakaan itu berawal saat rombongan moge berjalan beriringan usai melakukan touring dari arah Jogja. Sampai di lokasi kejadian, Moge yang dikendarai salah satu dari anggota rombongan, Agakhan (37) yang juga berprofesi sebagai lawyer, bersenggolan dengan sebuah bus hingga terbalik dan melintang di tengah jalan. “Peristiwa kecelakaan itu terjadi saat bus dan pick melaju dari arah Purworejo menuju Jogja, berusaha menyalip dari kanan dengan kecepatan tinggi. Pada saat bersamaan dari arah Jogja datang rombongan moge di depannya, lalu bersenggolan,” ucap Iskandar. Menurutnya, diduga bus yang sedang mendahului kendaraan lain itu melaju terlalu banyak makan badan jalan. Sehingga ketika berpapasan dengan moge dari arah berlawanan maka terjadi tragedi bersenggolan. ke hal 11

foto: lukman hakim/purworejo ekspres

AKTING. Anggota Koramil Ngombol bersama siswa SMK N 4 Ngombol saat beradu akting dalam petikan drama kolosal Pangeran Diponegoro, kemarin.

Drama Diponegoro Meriahkan HUT RI Diperankan Siswa dan Anggota Koramil NGOMBOL - Ada yang berbeda dalam upacara puncak peringatan HUT Kemerdekaan RI ke 70 yang dipusatkan di SMK N 4 Ngombol, kemarin. Tidak hanya mengibarkan bendera, mendengarkan sirine detikdetik proklamsi dan menyimak pidato proklamator SukarnoHatta, para peserta upacara juga disuguhi petikan kisah perjuangan Pangeran Diponegoro dalam sajian drama kolosal. “Tahun ini memang sedikit berbeda, sesuai dengan insturksi atasan kami diminta membuat drama kolosal salah satu tokoh perjuangan, dan kami memilih tokoh pangeran Diponegoro,” ucap Danramil Ngombol Kapten Inf Maryono di sela pementasan.

Kaptenn Inf Maryono menambahkan, drama kolosal itu diperankan sekitar 60 pemain, terdiri dari gabungan siswa SMK N 4 Ngombol dan anggota Koramil Ngombol. Menurutnya, drama kolosal tersebut lebih mirip seperti ketoprak, mereka berbagi peran dalam alur naskah perjuangan yang cukup menggugah sebagai generasi penerus bangsa. “Tugas kita saat ini adalah mengisi kemerdekaan, tentunya tanpa melupakan semangat nasionalisme dan patriotisme. “Kami bekerjasama dengan SMK N 4 Ngombol untuk mementaskan drama ini, tujuannya ya untuk menggugah nilai patriotisme dan nasionalisme para generasi penerus,” tegasnya Pada bagian lain Maryono menambahkan, TNI saat ini ke hal 11

Melongok Upacara Kemerdekaan Ala Santri

Kompak Mengenakan Sarung dan Kostum Merah Putih Jiwa nasionalisme dan cinta tanah air sudah sewajarnya merasuk dalam sanubari kader penerus perjuangan jutaan para pahlawan yang gugur semasa penjajahan. Tidak pandang usia, latar belakang status sosial, jenis kelamin, agama, suku dan lain sebagainya wajib memiliki semangat nasionalisme itu. Tak terkecuali para santri putri PP An-Nawawi Berjan Purworejo. Dengan berseragam sarung, baju putih dan kerudung merah, mereka melaksanakan upacara dengan hidmat. Seperti apa? LUKMAN HAKIM, Purworejo. PAGI mulai beranjak saat Purworejo Ekspres menginjakkan kaki di pelataran bangunan berlantai dua yang memanjang berhadap-hadapan. Rimbun dan sejuk, pasalnya tepat di depan bangunan yang membentuk huruf U itu terdapat pohon mangga dan rambutan tinggi menjulang. Tak ketingke hal 11

foto: lukman hakim/purworejo ekspres

UPACARA. Ratusan santriwati saat mengikuti upacara peringatan kemerdekaan RI ke 70 di halaman asrama Ponpes Putri An-Nawawi, kemarin.

Iklan dan Pemasaran: Jl. Kolonel Sugiyono No.94 Purworejo Telp: (0275) 322594


CMYK

TEMANGGUNG EKSPRES Korane Wong Temanggung

SELASA 18 AGUSTUS 2015

ECERAN Rp3000

KATA MEREKA Jusuf Kalla Dibully Ada hal yang janggal dalam acara pengibaran bendera merah putih HUT ke-70 Kemerdekaan RI di Istana Negara, Wapres Jusuf Kalla tidak memberikan penghormatan. I r o n i s sekali, beliau a adalah orang n nomor dua di IIndonesia, tapi kkenapa tidak h hormat saat pengibaran b bendera merah p putih. Kinanti, Karyawati, Temanggung

H U T RI bagi w warga negara adalah mom mentum sakral, t tak sepantasn nya seorang w wakil presiden seperti it (riz) itu. Syifa, Swasta, Temanggung

PERDAGANGAN

foto: rizal ifan/temanggung ekspres

MENYELURUH. Petugas dari Polres Temanggung menggelar razia malam hari dengan menyasar sejumlah kendaraan roda empat di RM Madurasa, Sabtu (15/8).

Polisi ‘Nguber’ Jaringan Teroris Gelar Razia, Hasil Nihil TEMANGGUNG – Terkait penangkapan tiga orang terduga teroris di Surakarta oleh Detesemen Khusus (Densus) 88 Anti Teror beberapa waktu lalu, Polres Temanggung

menggelar razia kendaraan, khususnya roda empat, baik pribadi maupun boks dan angkutan barang. Razia sendiri digelar pada malam hari di jalur masuk wilayah Kota Temanggung, RM Madurasa, Kelurahan Madureso, Kecamatan Temanggung. Tak hanya

memeriksa kelengkapan surat-surat kendaraan, petugas juga memeriksa secara ketat nomor rangka kendaraan dan bagasi mobil. Kapolres Temanggung melalui Kasubbag Ops, Kompol Sugiyatmo menjelaskan, meski tidak menemukan pengendara yang dicurigai sebagai

foto: rizal ifan/temanggung ekspres

Tembakau Luar Daerah Serang Temanggung Harga Jual Terancam Turun

ke hal 3

kelengkapan surat-surat. “Razia ini digelar sebagai upaya mengantisipasi kemungkinan berkembangnya jaringan terorisme yang dapat mengganggu situasi kamtibmas. Namun sejauh ini, belum ada yang kami curigai,” jelasnya. ke hal 3

4 Napi Hirup Udara Segar

SUBUR. Seorang petani di Dusun Karanggeneng, Desa Tlogorejo, Kecamatan Temanggung memberikan pupuk sebagai nutrisi tambahan tanaman tembakau.

TEMANGGUNG - Setiap harinya, bertonton tembakau asal luar daerah menjejali Kabupaten Temanggung. Komoditas ini berasal dari berbagai wilayah seperti Solo, Boyolali, Tuban, hingga Magetan dalam bentuk daun. Tragis, bisa dibilang hal tersebut merupakan ironi nyata. Mengingat, Temanggung selama ini diplot sebagai daerah penghasil tembakau terbaik dunia. Berbagai alasan dikemukakan oleh warga yang berkutat dengan bisnis komiditas ini. Salah satunya Slamet (32). Warga Temanggung Kota ini mengaku, terpaksa mengambil tembakau basah (wujud daun) asal Boyolali dengan banderolan harga Rp4.000 per kilo. Alasannya, jumlah panenan tembakau asli Temanggung tengah menurun hingga 30 persen. “Ya untuk menutup kekurangan saja. Akhirnya saya kulakan tembakau yang masih berbentuk daun,” ujarnya, kemarin. Alasan berbeda diungkapkan Yono (37). Warga Magetan ini mengaku setiap musim tembakau tiba, dirinya rutin menjual daun-daun tembakau basah ke wilayah Temanggung dengan harga sekitar Rp8.000 per kilogramnya. Setiap kali menyetor, dirinya bisa memasok hingga 1,3 ton daun tembakau. Namun, kali ini alasannya dari segi kualitas.

jaringan terorisme, namun petugas justru mengamankan sebuah mobil jip warna kuning. Hal ini dilakukan karena nomor rangka kendaraan tidak sesuai dan dikhawatrikan sebagai barang curian. Mereka juga menilang beberapa pengemudi yang kedapatan melanggar, terutama

foto: rizal ifan/temanggung ekspres

DIRAWAT. Para peserta upacara HUT ke-70 Kemerdekaan RI di Alun-alun Temanggung yang pingsan akibat teriknya sinar matahari dirawat dalam tenda PMI, Senin (17/8).

TEMANGGUNG – Dari 181 narapidana di Rumah Tahanan (Rutan) kelas II B Temanggung, empat diantaranya langsung menghirup udara segar setelah mendapat remisi umum II HUT ke 70 Kemerdekaan RI, Senin (17/8). Selain ke empat itu, 82 narapidana lainnya juga mendapatkan remisi. Narapidana untuk kasus narkoba dengan masa hukuman di bawah empat tahun juga memperoleh remisi, atau pengurangan masa hukuman antara satu hingga tujuh bulan. Kepala Rutan Temanggung, Sagiman menyebutkan, jumlah narapida yang memperoleh remisi ada 86 orang, juga dengan masa remisi 1-7 bulan. Mereka telah menjalani hukuman akibat sejumlah kejahatan pidana umum, seperti pencurian, narkoba, dan pelecehan seksual.

“Masing-masing narapidana berbeda, tergantung dari narapidana itu sendiri,” katanya kemarin. Mereka yang diusulkan mendapatkan remisi, lanjutnya, antara lain berkelakuan baik dan telah menjalani 1/3 masa hukuman. “Ada penilaian khusus bagi para narapidana. Mereka yang telah menjalani masa tahanan enam bulan hingga satu tahun mendapat remisi satu bulan, satu tahun ke atas remisi dua bulan, dua tahun ke atas remisi tiga bulan, dan menjalani tahanan tiga tahun ke atas remisi empat bulan atau lebih,”terangnya. Sementara itu, Maksun, Kepala Bagian Pelayanan Tahanan, Rutan Temanggung, menyebutkan, jumlah napi untuk kasus narkoba yang memperoleh remisi mencapai ke hal 3

Tak Sarapan, Puluhan Pelajar Pingsan TEMANGGUNG – Puluhan pelajar pingsan akibat tidak kuasa menahan teriknya sinar matahari saat mengikuti upacara pengibaran bendera dalam peringatan HUT RI ke-70 Kemerdekaan RI di Alun-alun Temanggung, kemarin (17/8). Sebagian diantaranya juga mengaku terpaksa mundur dari barisan meski upacara

belum selesai. Karena, mereka mengalami dehidrasi dan perut yang masih kosong. Mereka yang pingsan dan tidak bisa melanjutkan upacara langsung dibawa petugas kesehatan menuju tenda PMI di sekitar alun-alun. “Pusing Mas, tadi pagi belum sempat makan,” kata salah seorang peserta upacara.

Tak hanya itu, sebagai langkah antisipasi menghindari lebih banyak lagi peserta yang tidak kuat melanjutkan upacara, tampak seorang pelajar salah satu SMA berkeliling memberikan minum kepada satu per satu peserta. Upacara pengibaran bendera tersebut diikuti berbagai ke hal 3

Ketika Petani Ikut Upacara Bendera HUT Kemerdekaan RI yang Digelar Mendadak

Kentongan Dipukul, Berlarian Bawa Peralatan Tani Tidak hanya kalangan pelajar, pegawai negeri sipil (PNS) dan kalangan elit yang melakukan upacara bendera HUT ke-70 Kemerdekaan RI. Petani di Desa Ngimbrang Kecamatan Bulu juga melakukan hal sama. Mereka melaksanakan upacara di lahan kosong di sekitar area pertanian milik petani setempat, kemarin (17/8). Seperti apa? SETYO WUWUH, Bulu BEGITU terdengar suara kentongan tanda berkumpul, para petani yang berada di ladang langsung mengh-

foto:setyo wuwuh/temanggung ekspres

UPACARA. Petani di Desa Ngimbrang Kecamatan Bulu melakukan upacara bendera di lahan pertanian kosong, Senin (17/8).

entikan aktivitasnya untuk mengikuti upacara bendera. Mereka berlarian menuju lahan kosong yang sempit di tengah-tengah area pertanian.

Upacara bendera yang diikuti oleh sekitar 150 petani dengan mengenakan caping gunung itu, ke hal 3

Iklan dan Pemasaran : Jl. Gerilya Lingkungan Bebengan RT 4 RW 5, Kertosari, Temanggung Telp: (0293) 5526271

CMYK


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.