RENCANA KONTIJENSI BENCANA BANJIR KOTA MAKASSAR
Rencana Kontinjensi Bencana Banjir Kota Makassar Diterbitkan atas dukungan
Cover Renkon.indd 1
22/06/2015 18:38:05
Rencana Kontinjensi Bencana Banjir Kota Makassar
PEMERINTAH DAERAH KOTA MAKASSAR BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH (BPBD) KOTA MAKASSAR
“ Mewujudkan Kota Makassar Tangguh Terhadap Bencana Menuju Kota Dunia ”.
Kata Pengantar
Atas berkat Rahmat Tuhan Yang Maha Esa penyusunan rencana Kontijensi Banjir Kota Makassar telah disusun walapun tidak sesuai jadwal rencana sebelumnya, namun pelibatan masyarakat dan stakeholder dalam penyusunan dokumen ini cukup memberi sumbangsi dalam tersusunya dokumen ini. Penyusunan Dokumen Rencana Kontijensi Banjir Kota Makassar telah dilaksanakan sejak Mei 2013 yang terdiri dari beberapa tahap, diawali dengan kegiatan sosialisasi untuk membuat komitmen bersama antar sesama sektor pemerintahan di Kota Makassar. Rencana tersebut mendapatkan dukungan dari Australia Indonesia Facility for Disaster Reduction (AIFDR) dan BPBD Kota Makassar. Tahapan peyusuan RENKON banjir Kota Makasar diantaranya, tahapan sosialsasi, pengumpulan data hazard dan eksposer, pelatihan dan lokakarya, perumusan draf 0, surey lapangan dan update data, lokakara penyusunan dokumen draf-1, konsultasi public, revisi dokumen final, dan penetapan regulasi daerah. Penyusunan rencana kontijensi banjir Kota Makassar melibatkan berbagai stakeholder sepert BPBD Kota Makassar, BPBD Prov. Sulawesi Selatan, Kodim, Dinas Pemadam Kebakaran, Bappeda, Basarnas, Dinas Kesehatan, Dinas Pendidikan, Dinas PU, PMI Makassar, UNHAS, Kepolisian, SAR, KSR, Akademisi dan sebagainya. kontijensi banjir menggunakan skenario Banjir yang terjadi pada awal tahun 2013 yang melanda sebanyak 24 kelurahan di 6 kecamatan dan luas wilayah mencapai 2761,84 Ha. Jumlah penduduk yang terdampak banjir mencapai 101.972 jiwa, jumlah jiwa paling banyak terletak di Kelurahan Kassi-kassi sebesar 10.961 jiwa, Kelurahan Panaikang sebesar 9.651 jiwa, Kelurahan Karunrung sebesar 9.532 jiwa, dan Kelurahan Tamalanrea Jaya sebesar 8.735 jiwa. Penduduk yang melakukan evakuasi sebanyak 1.012 sebanyak 26% diantaranya kategori umur muda, 66% jiwa umur dewasa dan 8 % kategori umur lansia. Kami berharap dengan dukungan saran dan kritikan yang bersifat membangun terhadap segala proses dan isi di dalam dokumen ini dapat terakomodir, sehingga dapat memberi manfaat langsung maupun tidak langsung kepada masyarakat di kota Makassar dan sekitarnya. Makassar, Maret 2014 Tim Penyusun
Sambutan Walikota Makassar
Pertama-tama marilah kita bersama-sama memanjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT, berkat rahmat dan taufik Nya sehingga kita masih diberi waktu dan kesempatan untuk melaksanakan segala rangkaian penyusunan dokumen ini hingga selesai. Kegiatan ini menjadi sangat sangat tepat dan strategis karena melihat musibah bencana banjir kurung waktu terakhir ini utamanya pada awal tahun 2013 ini terjadi begitu massif dan menyebabkan kerugian harta benda dan kerusakan sarana dan prasarana. Pada kesempatan ini saya ingin mengapresiasi atensi dari AIFDR (Australia Indonesia Facility for Disaster Reduction) yang melalui programnya telah memberi perhatian dengan mengalokasikan kegiatan Fasilitasi Penyusunan Rencana Kontijensi Banjir di Kota Makassar Dalam Undang-undang Nomor. 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana mempunyai prinsip dasar dalam upaya penanggulan bencana di Indonesia adalah sebagai berikut: cepat dan tepat, sistem prioritas, kordinasi dan keterpaduan, berdaya guna dan berhasil guna, transparansi dan akuntabilitas, membina kemitraan, pemberdayaan masyarakat, non diskriminatif dan non politisi. Perencanaan Kontinjensi memang sangat diperlukan sebagai langkah kesiapsiagaan dalam menghadapi kemungkinan terjadinya bencana/ kedaruratan, termasuk kesiapsiagaan masyarakat. Dengan upaya peningkatan kewaspadaan melalui perencanaan kontinjensi, kita dapat mengurangi ketidak-pastian melalui pengembangan skenario dan asumsiasumsi proyeksi kebutuhan untuk tanggap darurat. Dengan kesadaran akan tingginya potensi Banjir di Kota Makassar, mengingat karaktersitik tofografi wilayah Makassar yang relative datar, serta letaknya yang dilalui oleh dua DAS yaitu DAS Tallo dan DAS Jeneberang. Demikian halnya deforestasi di
hulu Bawakaraeng dan Lompobattang sangat rawan menyebabkan longsor tebing yang dapat menjadi pemicu terjadinya banjir bandang di hilir. Olehnya itu kegiatan ini menjadi sangat penting dan strategis bagi ketangguhan Kota Makassar menghadapi bencana ke depan. dan sekali lagi terima kasih kepada pihak AIFDR (Australia Indonesia Facility for Disaster Reduction) atas terlaksana nya kegiatan ini. Akhirnya saya harapkan dengan tersusunnya draft dokumen rencana kontijensi banjir Kota Makassar ; Adanya rumusan RTL yang disepakati untuk pelaksanaan tahapan proses selanjutnya dapat tercapai Dengan memohon Ridho Tuhan Yang Maha Kuasa, Semoga Dokumen Rencana Kontigensi Banjir Kota Makassar bermanfaat luas di bagi masyarakat kota ini..amiin.
Sambutan Kepala BPBD Kota Makassar
Pada kesempatan ini kami ucapkan terima kasih kepada fasilitator dari Australia Indonesia Facility for Disaster Reduction (AIFDR) dan BPBD Provinsi Sulawesi Selatan dalam memfasilitasi terlaksananya penyusunan rencana kontijensi banjir Kota Makassar untuk untuk membangun pemahaman dan komitmen bersama di antara para pemangku kepentingan yang akan terlibat. Dalam Pasal 2 Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2008 tentang Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana menyatakan bahwa Penanggulangan Bencana dilaksanakan secara terencana, terpadu, terkoordinasi dan menyeluruh dalam rangka memberikan perlindungan kepada masyarakat dari ancaman, risiko dan dampak bencana. Penyelenggaraan penanggulangan bencana di Kota Makassar diarahkan untuk meningkatkan kebersamaan yang sinergi antara pemerintah dan stakeholders termasuk lembaga-lembaga/organisasi kemasyarakatan dalam menghadapi ancaman bencana mulai dari tahapan pra bencana, saat tanggap darurat atau saat terjadi bencana hingga tahap pasca bencana dengan berbagai program dan kegiatan penanggulangan bencana secara terencana, terpadu dan menyeluruh. Masalah utama yang dihadapi baru-baru ini di Kota Makassar ini yaitu masalah banjir dengan genangan yang cukup lama. Di samping itu teridentifikasi pula masalah sistem drainase yang fungsi dan kapasitasnya menurun, meningkatnya beban drainase akibat alih fungsi lahan, instrusi air asin, gejala penurunan elevasi tanah, naiknya permukaan air laut sebagai dampak dari pemanasan global, dan kurangnya pengendalian dan pengawasan pada ruang kawasan resapan air dan sepanjang sempadan sungai. Berdasarkan data yang tercatat di BPBD Kota Makassar pada bulan Januari tahun 2013 bahwa kerugian bencana banjir di beberapa wiayah Kota Makassar diantaranya rumah terdampak sebanyak 10.240 Unit, Jumlah jiwa terdampak sebanyak 32.798 jiwa atau sebanyak 14.116 KK dan dampak kerugian lainnya serta meluasnya genangan yang mencapai 6 (enam) kecamatan. Ini menunjukkan bahwa tingginya resiko bencana banjir di Kota Makassar sehingga sangat dibutuhkan upaya-upaya untuk membangun kesiapsiagaan dalam menghadapi jenis ancaman bencana banjir. Dengan demikian
program ini kami harapkan mampu memfasilitasi tersusunnya Dokumen rencana kontijensi banjir Kota Makassar yang melibatkan secara bersama-sama oleh semua pihak (stakeholders) serta melakukan langkah strategis terutama sebelum dan sesudah terjadi bencana sehingga apa yang menjadi tanggungjawab dan wewenang kita dapat terlaksana dengan baik. Perencanaan Kontinjensi sangat diperlukan sebagai langkah kesiapsiagaan dalam menghadapi kemungkinan terjadinya bencana atau kedaruratan, termasuk kesiapsiagaan masyarakat. Melalui upaya peningkatan kewaspadaan melalui perencanaan kontinjensi, kita dapat melakukan pengembangan skenario dan asumsiasumsi proyeksi kebutuhan untuk tanggap darurat, tindakan teknis dan manajerial, dan sistem tanggapan dan pengerahan potensi, atau skenario penanggulangan secara lebih baik dalam situasi darurat atau kritis. Kami sangat berharap dengan terlaksananya sosilaisasi ini akan lebih meningkatkan koordinasi, keterpaduan serta peningkatan kapasitas masyarakat dalam upaya mengurangi resiko bencana di Kota Makassar yang kita cintai ini.
Makassar, Juli 2014 Kalak BPBD Kota Makassar
Ir. Muhammad Ismounandar, M.Si Pangkat : Pembina Utama Muda Nip : 19631116 199103 1 002
Defenisi Operasional
a. Bencana (disaster) Peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan, baik oleh faktor alam dan/atau faktor non-alam maupun faktor manusia sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda dan dampak psikologis. b. Bahaya (hazard) Suatu situasi, kondisi, atau karakteristik biologis, geografis, sosial, ekonomi, politik, budaya dan teknologi suatu masyarakat di suatu wilayah untuk jangka waktu tertentu yang berpotensi menimbulkan korban dan kerusakan. c. Bahaya Berisiko Tinggi Jenis ancaman/bahaya yang akan dijadikan dasar perencanaan kontinjensi yang dinilai melalui probabilitas (kemungkinan terjadinya bencana) dan dampak (kerusakan/ kerugian yang timbul akibat bencana). d. Kesiapsiagaan (preparedness) Serangkaian upaya yang dilakukan untuk mengantisipasi bencana melalui pengorganisasian serta langkah-langkah secara berhasil-guna dan berdayaÂŹguna. e. Kontinjensi (contingency) Suatu keadaan atau situasi yang diperkirakan akan segera terjadi, tetapi mungkin juga tidak akan terjadi. f. Perencanaan Kontinjensi (contingency planning) Suatu proses perencanaan ke depan, dalam keadaan yang tidak menentu, dimana skenario dan tujuan disepakati, tindakan teknis dan manajerial ditetapkan, dan sistem tanggapan dan pengerahan potensi disetujui bersama untuk mencegah, atau menanggulangi secara lebih baik dalam situasi darurat atau kritis. Melalui perencanaan kontinjensi, akibat dari ketidak-pastian dapat diminimalisir melalui pengembangan skenario dan asumsi proyeksi kebutuhan untuk tanggap darurat. g. Tanggap Darurat (emergency response) Upaya yang dilakukan segera pada saat kejadian bencana untuk menanggulangi
dampak yang ditimbulkan, terutama berupa penyelamatan korban dan harta benda, evakuasi dan pengungsian. h. Pemulihan Darurat (emergency recovery) Proses pemulihan segera kondisi masyarakat yang terkena bencana, dengan memfungsikan kembali prasarana dan sarana pada kondisi semula dengan memperbaiki prasarana dan pelayanan dasar. i. Transisi (transition) Tindakan yang harus dilakukan setelah rencana kontinjensi tersusun, baik terjadi bencana atau tidak terjadi bencana. j. Re-entry Kembali dari kondisi darurat kesiapsiagaan kepada kondisi normal dan memetik manfaat yang dapat diambil dari perencanaan kontinjensi.
Daftar Isi
Kata Pengantar
ii
Sambutan Walikota Makassar
ii
Sambutan Kepala BPBD Kota Makassar
iv
Bab I. Pendahuluan 1.1. Latar Belakang 1.2. Pengertian Rencana Kontijensi 1.3. Tujuan 1.4. Ruang Lingkup 1.5. Dasar Hukum 1.6. Proses Penyusunan 1.7. Aktivasi Rencana Kontijensi
7 7 8 9 9 9 10 11
Bab II Gambaran Umum Kota Makassar 2.1. Profil Wilayah 2.2. Profil Kebencanaan
12 12 28
Bab III. Penilaian Ancaman dan Pengembangan Skenario 3.1. Penilaian Ancaman 3.2. Penentuan Kejadian 3.3. Pengembangan Skenario
38 38 39 39
Bab IV. Kebijakan dan Strategi 61 4.1. Kebijakan 61 4.2. Strategi 61 Bab V.Perencanaan Sektoral 5.1. Sektor Posko 5.2. Sektor Perencanaan 5.3. Sektor Penanganan Logistik 5.4. Sektor SAR dan Keamanan 5.5. Sektor Kesehatan 5.6. Sektor Sarana dan Prasarana
64 71 75 80 83 87 94
Bab VI. Pemantauan dan Rencana Tindak Lanjut Bab VII. Penutup Lampiran-Lampiran: Lampiran 1. Daftar Lembaga / Organisasi / Instansi Lampiran 2. Database Sumberdaya Lampiran 3. Peta Proyeksi Wilayah Terdampak
Rencana Kontinjensi
Bencana Banjir Kota Makassar
pendahuluan
rencana kontinjensi bencana banjir kota makassar
1
BAB I
Pendahuluan
Bab I
Pendahuluan
pendahuluan
1.1. Latar Belakang
2
Kota Makassar adalah salah satu dari 24 wilayah Kabupaten/Kota di Propinsi Sulawesi Selatan, yang juga sebagai ibukota Propinsi Sulawesi Selatan. Kota Makassar merupakan kota terbesar keempat di Indonesia danterbesar di Kawasan Timur Indonesia memiliki luas areal 175,79km2 dengan jumlah penduduk 1.339.374 jiwa (BPS, 2012) sehingga kota ini sudah menjadikota Metropolitan. Sebagai pusat pelayanan di KTI, Kota Makassarberperan sebagai pusat perdagangan dan jasa, pusat kegiatanindustri, pusat kegiatan pemerintahan, simpul jasa angkutanbarangdan penumpang baik darat, laut maupun udara dan pusatpelayanan pendidikan dan kesehatan. Secara geografis Kota Metropolitan Makassar terletak di pesisir pantai barat SulawesiSelatan pada koordinat 119°18’27,97” 119°32’31,03” Bujur Timur dan 5°00’30,18” -5°14’6,49” Lintang Selatan dengan luas wilayah 175.77 km2 dengan batasbatas sebagai berikut:
• Sebelah utara: berbatasan dengan Kabupaten Pangkajene Kepulauan • Sebelah selatan: berbatasan dengan Kabupaten Gowa • Sebelah timur: berbatasan dengan Kabupaten Maros • Sebelah barat: berbatasan dengan Selat Makassar. Secara administrasi Kota Makassar terbagi atas 14 Kecamatan dan 142 Kelurahandengan 885 RW dan 4446 RTKetinggian Kota Makassar bervariasi antara 0 - 25 meter dari permukaan laut, dengansuhu udara antara 20° C sampai dengan 32° C. Kota Makssar diapit dua buah sungaiyaitu: Sungai Tallo yang bermuara disebelah utara kota dan Sungai Jeneberangbermuara pada bagian selatan kota. Bencana yang sering melanda wilayah Kota Makassar antara lain Banjir, Angin Puting Beliung/Angin Kencang dan Kebakaran Pemukiman. Bencana yang dominan adalah banjir. Banjir dengan skala besar terjadi pada awal tahun 2013 dimana melanda
rencana kontinjensi bencana banjir kota makassar
Untuk membangun kesiapsiagaan menghadapi ancaman bencana banjir, maka pemerintah Kota Makassarmelalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Makassar mengajak para pemangku kepentingan terkait penanggulangan bencana untuk menyusun dokumen rencana kontijensi banjir. Dokumen rencana kontijensi ini diharapkan dapat digunakan sebagai pedoman bagi pemerintah Kota Makassar dan para pemangku kepentingan untuk menyelenggarakan kegiatan tanggap darurat secara efektif jika bencana banjir terjadi kembali.Dokumen rencana kontijensi ini memuat tentang kebijakan dan strategi serta langkah-langkah operasional dalam menghadapi situasi darurat banjir bagi para pemangku kepentingan. Dengan demikian pada saat situasi darurat, para pemangku kepentingan yang ada di Kota Makassar dapat mengetahui peran, tugas dan fungsi mereka masing-masing dalam melakukan kegiatan tanggap darurat sehingga penyelenggaraan kegiatan tanggap darurat akan lebih terpadu dan terkoordinir dengan baik serta mampu memberikan pemenuhan kebutuhan dasar bagi masyarakat yang terkena dampak sebagai perwujudan dari tanggungjawab pemerintah daerah dalam memberikan perlindungan dan rasa aman bagi masyarakat dari bencana. 1.2. Pengertian Rencana Kontijensi Kontinjensi adalah suatu keadaan atau situasi yang diperkirakan akan segera terjadi, tetapi belum pastiterjadi. Rencana Kontinjensi adalah suatu proses identifikasi dan penyusunan rencana yang didasarkan pada keadaan kontinjensi atau yang belum pasti tersebut. Suatu rencana kontinjensi mungkin tidak selalu pernah diaktifkan, jika keadaan yang diperkirakan tidak terjadi. Rencana kontinjensi lahir dari proses perencanaan kontinjensi yang melibatkan para pemangku kepentingan atau organisasi/lembaga yang bekerjasama secara berkelanjutan untuk merumuskan dan menyepakati tujuan-tujuan bersama, mendefinisikan tanggung jawab dan tindakan-tindakan yang harus diambil oleh masing-masing pihak pada saat bencana terjadi. Rencana kontijensi disusun dalam tingkat yang dibutuhkan. Perencanaan kontinjensi merupakan pra-syarat bagi tanggap darurat yang cepat dan efektif. Tanpa perencanaan
pendahuluan
sebanyak 24 kelurahan di 6 kecamatan dan luas wilayah mencapai 2761,84 Ha. Jumlah penduduk Yong terdampak banjir mencapai 101.972 jiwa (dapat dilihat pada Tabel 13), jumlah jiwa paling banyak terletak di Kelurahan Kassi-kassi sebesar 10.961 jiwa, Kelurahan Panaikang sebesar 9.651 jiwa, Kelurahan Karunrung sebesar 9.532 jiwa, dan Kelurahan Tamalanrea Jaya sebesar 8.735 jiwa. Penduduk yang melakukan evakuasi sebanyak 1.012sebanyak 26% diantaranya kategori umur muda, 66% jiwa umur dewasa dan 8 % kategori umur lansia .
3
kontinjensi sebelumnya, banyak waktu akan terbuang dalam beberapa hari pertama menanggapi keadaan darurat bencana. Perencanaan kontinjensi akan membangun kapasitas sebuah daerah dalam penanggulangan bencana. Rencana kontijensi harus dapat menjadi dasar rencana operasi pada saat tanggap darurat bencana. 1.3. Tujuan Dokumen rencana kontijensi ini bertujuan untuk memberikan landasan operasional, strategi dan pedoman bagi seluruh pemangku kepentingan terkait dalam penyelenggaraan penanggulangan bencana pada saat tanggap darurat secara menyeluruh, terpadu dan terkoordinasi; sehingga kebutuhan dasar masyarakat yang terkena dampak bencana dapat terpenuhi dengan baik.
pendahuluan
1.4 Ruang Lingkup
4
Dokumen rencana kontijensi bencana banjir ini merupakan dokumen resmi pemerintah daerah Kota Makassar yang memuat kebijakan, strategi, manajemen, koordinasi dan perencanaan sektoral dalam menghadapi situasi darurat akibat bencana banjir dalam lingkup cakupan di wilayah Kota Makassar yang terdiri dari 6 kecamatan, 24 kelurahan. 1.5 Hukum Dasar hukum penyusunan rencana kontijensi: 1. Undang-Undang Nomor 24 tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana. 2. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2007 tentang Pemerintahan Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta sebagai Ibukota Negara Kesatuan Republik Indonesia; 3. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup 4. Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2008 tentang Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana. 5. Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2008 tentang Pendanaan dan Pengelolaan Bantuan Bencana. 6. Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2008 tentang Peran Serta Lembaga Internasional dan Lembaga Asing Non pemerintah dalam Penanggulangan Bencana.
rencana kontinjensi bencana banjir kota makassar
7. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2011 tentang Sungai. 8. Peraturan Presiden Nomor 8 Tahun 2008 tentang Badan Nasional Penanggulangan Bencana. 9. Peraturan Kepala BNPB Nomor 3 Tahun 2010 tentang Rencana Nasional Penanggulangan Bencana. 10. Peraturan Kepala BNPB Nomor 5 Tahun 2010 tentang Rencana Aksi Nasional Pengurangan Resiko Bencana. 11. Peraturan Daerah Kota Makassar Nomor 15 Tahun 2007 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kota Makassar Tahun Anggaran 2008;
13. Peraturan Walikota Makassar Nomor 43 Tahun 2007 tentang Penjabaran Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2008. 1.6. Proses Penyusunan Dokumen Proses penyusunan rencana kontijensi ini dilakukan dengan tahapan sebagai berikut: 1. Sosialisasi perencanaan kontijensi untuk penyamaan persepsi semua pemangku kepentingan terkait penanggulangan bencana tentang pentingnya rencana kontijensi, 2. Pengumpulan dan pemutahiran data yang dibutuhkan, termasuk data ancaman (hazard) dan keterpaparan (exposure), 3. Pelatihan dan lokakarya perencanaan kontijensi bagi parapihak yang akan terlibat dalam proses penyusunan dokumen rencana kontijensi, 4. Penyusunan draft awal rencana kontinjensi oleh Tim Perumus yang ditunjuk sesuai SK Walikota Makassar, 5. Pemutahiran data ancaman, keterpaparan dan data-data lainnya yang dibutuhkan dalam perencanaan kontijensi, 6. Revisi/pengembangan dokumen rencana kontijensi berdasarkan data yang telah dimutahirkan,
pendahuluan
12. Peraturan Daerah Kota Makassar Nomor 2 Tahun 2011 Tentang Tugas dan Fungsi Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Makassar.
5
7. Konsultasi publik atas draft dokumen rencana kontijensi, 8. Perbaikan/finalisasi dokumen rencana kontijensi, 9. Ujicoba Rencana Kontijensi melalui Table Top Exercise (TTX) dan Geladi Posko, 10. Pengesahan dokumen rencana kontijensi menjadi kebijakan daerah Kota Makassar melalui Peraturan Walikota, 11. Penyebaran dokumen rencana kontijensi kepadasemua pelaku penanggulangan bencanabanjir di Kota Makassar.
pendahuluan
1.7. Aktivasi Rencana Kontijensi
6
Aktivasi dokumen rencana kontijensi ini dilakukan setelah tanda-tanda akan datangnya ancaman bencana banjir. Di identifikasi melalui hasil kajian dari instansi berwenang,dari BMKG (Stasiun Klimatologi Maros) dengan analisis perkiraan hujan dengan rata-rata curah hujan telah mencapai >700mm dan curah hujan iniakan berlangsung >6 hari, selanjutnya BPBD akan mempersiapkan peringatan dini kepada Pemerintah Daerah Kota Makassar untuk bersiaga menghadapi bencana banjir. Berdasarkan peringatan dini tersebut, Pemerintah Kota Makassar menetapkan Siaga bencana banjir dan menyatakan aktivasi Rencana Kontijensi. Perkiraan dari BMKG tersebut telah berlangsung 6-10 hari maka BPBD meningkatkan status siaga darurat bencana untuk melakukan rencana operasi darurat bencana. Laporan dari BMKG dan hasil proses analisis lainnya
Peringatan dini
Siaga bencana banjir
Rencana operasi darurat
Gambar 1. Alur aktivasi kontijensi banjir hingga rencana operasi
pendahuluan
rencana kontinjensi bencana banjir kota makassar
7
Rencana Kontinjensi
Bencana Banjir Kota Makassar
gambaran umum wilayah kota makassar
rencana kontinjensi bencana banjir kota makassar
9
BAB II
Gambaran Umum Wilayah Kota Makassar
BAB II
gambaran umum wilayah kota makassar
Gambaran Umum Wilayah Kota Makassar
10
2.1. ProfileWilayah 2.1.1. Letak Geografis, Administrasi dan Luas Wilayah Makassar adalah Ibu Kota Provinsi Sulawesi Selatan, yang terletak di bagian Selatan Pulau Sulawesi, dahulu disebut Ujung Pandang, yang terletak antara 119º24’17’38” Bujur Timur dan 5º8’6’19” Lintang Selatan yang berbatasan sebelah utara dengan Kabupaten Maros, sebelah timur Kabupaten Maros, sebelah selatan Kabupaten Gowa dan sebelah barat adalah Selat Makassar. Luas Wilayah Kota Makassar tercatat 175,77 km2 persegi. Luas laut dihitung dari 12 mil dari daratan sebesar 29,9 Km2, dengan ketinggian topografi dengan kemiringan 0 º sampai 9. Terdapat 12 pulau-pulau kecil, 11 diantaranya telah diberi nama dan 1 pulau yang belum diberi nama. Kota Makassar memiliki garis pantai kurang lebih 100 km yang dilewati oleh 2 (dua) sungai yaitu sungai Tallo dan Sungai Jeneberang.
Gambar 2. Peta Batas Administrasi Kota Makassar
rencana kontinjensi bencana banjir kota makassar
Angkutan umum masih merupakan moda transportasi Kota yangmasih memegan peranan sangat penting, akan tetapi jumlah kendaraan angkutan umum dari waktu ke waktu terus bertambah bahkan jumlahnya melebihi daripada kebutuhan masyarakat, hal tersebut tidak diimbangi dengan pertambahan prasarana transportasi yang berkaitan langsung dengan hal itu seperti ; terminal kota, halte, pertambahan panjang, kapasitas jalan dan lain-lain. ditambah lagi tindakan yang kurang disiplin oleh pengemudi angkutan umum dalam menaikkan dan menurunkan penumpang di jalan, hal ini mengakibatkan volume kendaraan di jalan raya semakin bertambah besar dan menjadi salah satu pemicu seringnya terjadi kemacetan, kecelakaan lalu lintas, yang kian hari kian meningkat. Panjang jalan di Kota Makassar sejak tahun 2006 hingga tahun 2012tidak berubah yaitu sepanjang 1.593,46 kilometer; Dibandingkan tahun 2005 panjang jalan tidak mengalami perubahan. Tahun 2012, untuk kondisi jalan tidak mengalami perubahan sejak tahun 2011. Jumlah kendaraan bermotor wajib uji di kota Makassar pada tahun 2012 adalah sebanyak 23.517kendaraan dengan rincian mobil Bus sebanyak 4.494 kendaraan, mobil penumpang sebanyak sebanyak 1.926 kendaraan dan mobil truck sebanyak 5.359 kendaraan, dibandingkan tahun 2009 jumlahkendaraan bermotor wajib uji mengalami kenaikan sebesar 10,83 % ditahun 2010. Secara umum kondisi prasarana jalan masih dalam kategori baik dan sedang, walaupun ada beberapa ruas kondisinya jelek, namun masih mampu berperan melayani lalu lintas keluar masuk kota maupun sirkulasinya di dalam wilayah kota. Prioritas pengembangan penyediaan sarana jalan yang diterapkan pada Kota Makassar diarahkan terhadap pembangunan jalan Kolektor primer, Kolektor Sekunder, Lokal Primer, Lokal Sekunder dan Arteri Sekunder termasuk peningkatan pelebaran jalan. Hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Syamsuri, 2013, Bahwa jarak tempat tinggal dengan menggunakan aplikasi Quantum GIS open Source ke tempat pengambilan angkutan mikrolet dimana menggunakan buffer 500 maka dapat diperoleh hasil bahwa berdasarkan sampel trayek yang diambil dimana luas wilayah aksesibilitas suatu trayek tercakupi dari total luas kecamatan.
gambaran umum wilayah kota makassar
2.1.1. Aksesibitas Wilayah Kecamatan/Kelurahan
11
gambaran umum wilayah kota makassar
Tabel 1. Aksesibilitas Angkutan Umum (Syamsuri, 2013)
Tabel 2. Kecepatan Kendaraan umum(Syamsuri, 2013)
12
2.1.1. Topografi dan Klimatologi a. Tofografi Kota Makassar memiliki topografi dengan kemiringan lahan 0-2 ยบ (datar) dan kemiringan lahan 3-15 ยบ (bergelombang) dengan hamparan daratan rendah yang berada pada ketinggian antara 0-25 meter dari permukaan laut. Dari kondisi ini menyebabkan Kota Makassar sering mengalami genangan air pada musim hujan, terutama pada saat turun hujan bersamaan dengan naiknya air pasang.Secara umum topografi Kota Makassar dikelompokkan menjadi dua bagian yaitu : 1) Bagian Barat ke arah Utara relatif rendah dekat dengan pesisir pantai. 2) Bagian Timur dengan keadaan topografi berbukit seperti di Kelurahan Antang Kecamatan Panakukang.
rencana kontinjensi bencana banjir kota makassar
Perkembangan fisik Kota Makassar cenderung mengarah ke bagian Timur Kota. Hal ini terlihat dengan giatnya pembangunan perumahan di Kecamatan Biringkanaya, Tamalanrea, Manggala, Panakkukang, dan Rappocini.
gambaran umum wilayah kota makassar
Gambar 3. Peta Tingkat elevasi Kota Makassar
13
Gambar 4. Peta tingkat kemiringan kota Makassar
b. Klimatologi Data iklim yang digunakan dalam pemantauan ini adalah data iklim hasil pengukuran Stasiun Klimatologi Paotere yang diperoleh dari Badan Meteorologi dan Geofisika Wilayah IV Makassar. Parameter iklim yang dikaji adalah temperatur udara, curah dan hari hujan, kelembaban udara, arah dan kecepatan angin serta penyinaran matahari.
gambaran umum wilayah kota makassar
1) Temperatur Udara
14
Temperatur udara rata-rata bulanan Kota Makassar berkisar antara 25,3-26,13oC. Temperatur udara rata-rata bulanan tertinggi terjadi pada bulan Oktober dan Nopember, dan terendah pada bulan Agustus. Suhu udara minimum rata-rata bulanan berkisar antara 25,30C yang terjadi pada bulan Agustus dan tertinggi 28,40C pada bulan oktober. Suhu udara maksimum rata-rata bulanan berkisar antara 30,10C pada bulan oktober dan minimum 22,3o C pada bulan September. Variasi temperatur udara dapat dilihat pada Tabel 3 dan Gambar 5. Temperatur Udara Minimum Rata-Rata Bulanan selama Tahun 2005-2013 Tahun
Bulan Jan
Feb
Mar
Apr
Mei
Jun
Jul
Agt
Sep
Okt
Nop
Des
24,4
24,8
25
25,2
24,9
24,2
23,4
24,2
24,2
24,2
25,5
25,6
2006
25
24,6
25,2
25,2
25,2
23,8
23,6
22,4
24,2
26,2
25,4
24,9
2007
24,9
25
25,3
24,9
25,4
24,7
24,1
24,3
24,6
25,4
25,2
24,6
2008
24,6
24,9
24,7
24,3
25,3
23,5
23,7
23,2
23,8
24,2
25,6
25,4
2009
25,2
24,4
24,9
24,8
25
25,3
23,9
23,9
24,2
24,9
24,8
24,6
2010
24,3
24,1
24,4
24,5
24,7
24,1
23,6
24,1
24,8
25,3
25,2
24,2
2011
23,8
24,2
24,2
24,6
25,1
23,9
23,6
23,6
24,7
25,2
25,2
24,6
2012
26,9
25,7
21,2
28,1
28
27,6
27,2
27,5
28
29,1
28,9
27,9
2013
27
27,1
27,4
27,8
28,2
27,6
27,2
27,2
28,1
28,4
28,2
27,1
27
27,1
27,4
27,8
28,2
27,6
27,2
27,2
28,1
28,4
28,2
27,1
2005
2013 Rata
25,31 25,19 24,97 25,72
26
25,23 24,75 24,76 25,47 26,13 26,22 25,6
Sumber: Badan Metereologi dan Geofisika Wilayah IV, Makassar, 2013
rencana kontinjensi bencana banjir kota makassar
2) Curah Hujan Dari data curah hujan yang diperoleh menunjukan bahwa pada bulan Desember jumlah air hujan yang jatuh dalam satu meter persegi sebanyak 750 mm per hari hujan. Jumlah air hujan terendah yang jatuh dalam wilayah satu meter persegi terjadi pada Bulan September yaitu sekitar 10 mm. Rata-rata curah hujan harian yang ada di kota makassar selama lima tahun terakhir dapat dilihat pada Tabel 4 dan Gambar 6. Tabel 3. Rata-Rata Curah Hujan Harianselama Tahun 2007-2011 Bulan Tahun
Jan
Feb
Mar
Apr
Mei
Jun
Jul
Agt Sep
Okt
Nop
Des
2007
531
718
235
200
139
6
2
35
0
0
165
225
2008
398
587
649
353
265
26
137
1
0
0
0
20
2009
694
486
283
197
36
130
4
3
0
16
215
869
2010
660
882
313
76
61
34
56
4
6
73
404
760
2011
560
528
593
383
162
8
0,8
0
0
38,7
181
856
2012
520
371
635
75,6
207
35,4 68,5
0
0
9,8
71
445
2013
730
664
483
353
133
55
65
20
10
44
130
428
Rata
730
664
483
353
133
55
65
20
10
44
130
428
Sumber: Badan Metereologi dan Geofisika Wilayah IV, Makassar, 2013.
gambaran umum wilayah kota makassar
Gambar 5. Temperatur udara Bulanan di Kota Makassar
15
gambaran umum wilayah kota makassar
Gambar 6. Rata-rata Curah Hujan Harian Selama Lima Tahun Terakhir.
16
3) Kelembaban Udara Kelembaban udara yang relatif tinggi yaitu berkisar antara 71,8 sampai 87,4%. Kelembaban udara tertinggi terjadi pada bulan Januari kemudian menurun sampai terendah pada bulan September dan naik lagi sampai pada bulan Desember. Kelembaban udara rata-rata bulanan dapat dilihat pada Tabel 5 dan Gambar 7. Tabel 4. Kelembaban Udara Rata-Rata Bulanan selama Tahun 2001-2013 Tahun
Jan Feb 2003 90 89 2004 90 89 2005 90 89 2006 90 91 2007 84 82 2008 87 87 2009 84 85 2010 86 87 2011 89 87 2012 84 84 Rata-rata 87,4 87
Mar 90 87 86 90 82 85 82 83 89 85 85,9
Apr Mei 88 82 86 84 86 86 85 86 79 74 84 81 81 76 79 78 88 78 78 78 83,4 80,3
Bulan Jun 81 84 84 82 74 84 81 79 72 76 79,7
Jul 72 80 84 79 74 75 74 77 73 76 76,4
Agt 67 78 82 70 71 72 70 76 70 71 72,7
Sep 69 78 81 70 68 66 69 75 71 71 71,8
Sumber: Badan Metereologi dan Geofisika Wilayah IV, Makassar, 2013
Okt Nop 67 86 76 81 82 84 75 78 76 83 68 74 74 79 78 89 76 79 76 78 74,8 81,1
rencana kontinjensi bencana banjir kota makassar
4) Penyinaran Matahari Penyinaran matahari rata-rata bulanan di kota Makassar berkisar antara 43,7 sampai 92 %. Penyinaran matahari cenderung meningkat dari bulan Mei sampai mencapai maksimum pada bulan September, kemudian menurun sampai bulan Desember. Penyinaran matahari rata-rata bulanan secara rinci dapat dilihat pada Tabel 6 dan Gambar 8.
17
Tabel 5. Penyinaran Matahari Rata-rata Bulanan Bulan Tahun Jan Feb Mar
Apr
Mei
Jun
Jul
Agt
Sep
Okt Nop Des
2003
41
48
49
66
85
67
93
93
83
91
53
41
2004
45
-
60
73
-
71
91
92
98
98
85
56
2005
34
40
64
73
81
86
83
88
90
85
75
34
2006
57
40
54
87
78
87
89
94
96
94
77
51
2007
46
64
64
69
77
89
85
90
99
80
66
43
2008
42
-
55
63
-
61
-
98
97
98
89
65
2009
47
37
47
69
76
56
82
86
92
81
66
35
2010
49
30
60
73
76
70
87
85
84
86
58
32
2011
45
47
46
61
75
84
88
94
90
88
67
28
2012
45
51
52
65
70
75
70
88
91
93
79
52
69,9
61,8
92
89,4
71,5
43,7
Rata
45,1 35,7 55,1
74,6 76,8 90,8
Sumber: Badan Metereologi dan Geofisika Wilayah IV, Makassar, 2013
gambaran umum wilayah kota makassar
Gambar 7. Kelembaban udara rata-rata bulanan 2003-2012
gambaran umum wilayah kota makassar
Gambar 8. Penyinaran Matahari Rata-Rata Bulanan di Sekitar Lokasi
18
5) Angin Data kecepatan dan arah angin tiap jam selama tahun 2011 diperoleh dari Stasiun Klimatologi Paotere melaluiBadan Meteorologi dan Geofisika Wilayah IV Makassar. Dari data angin yang diperoleh menunjukkan bahwa kecepatan berkisar antara 8 sampai 14 knots. Selama tahun 2012 arah angin dominan dari arah barat (35 %) kemudian dari arah barat laut (27 %), arah timur (15 %), arah timur laut (8%) dan sebagian kecil datang dari arah tenggara, utara, selatan dan barat daya. Tabel 2.1. Kecepatan angin Maksimum (knots) rata-rata bulanan Bulan Tahun
Jan
Jun
Jul
Agt
Sep
Okt
Nop
Des
2012
37
Feb Mar Apr Mei 43
43
21
31
28
25
19
25
28
25
31
Rata-rata
12
14
11
10
8
8
8
10
10
10
10
13
2.1.4. Karakteristik a) Karakteristik Fisik Lingkungan 1) Luas wilayah Kota Makassar sebesar 175,77 km2 pada ketinggian antara 0 – 25 m diatas permukaan laut, dengan suhu antara 20 – 32 0C. Kota Makassar di lewati
rencana kontinjensi bencana banjir kota makassar
2) Kota Makassar merupakan kota pesisir yang keadaan wilayahnya datar dan hanya sebagian kecil dataran tinggi yang terdapat di Kecamatan Biringkanaya. Secara keseluruhan ketinggian dari permukaan laut untuk wilayah ini berkisar antara 1 – 25 meter di atas permukaan laut dengan kemiringan tanah rata-rata 0 – 5° ke arah barat. Gambar 9. Peta Resiko Bencana Pesisir, Sumber : Baharuddin , 2011
gambaran umum wilayah kota makassar
oleh 2 Sungai utama yatu Sunagi Tallo dan Jeneberang. sungai Jeneberang yang mengalir melintasi Kabupaten Gowa dan bermuara pada bagian selatan Kota dan sungai Tallo yang bermuara di bagian Utara Kota. Ke dua sungai ini mempunyai kemiringan dasar sungai yang relatif sangat landai (Âą 1/10.000) di bagian hilir, kecepatan alirannya lambat dengan laju sedimentasi yang cukup tinggi sehingga mempunyai kecenderungan membentuk meander dan perubahan alur.
19
gambaran umum wilayah kota makassar
3) Wilayah kota Makassar dipengaruhi oleh hidrodinamika pantai/laut yang terdiri dari beberapa unsur, seperti angin, ombak/gelombang, arus bawah laut, arus pasang surut, pasang surut, abrasi, akrasi, dan sedimentasi. Sehubungan dengan hal tersebut, fisiografi daerah kota Makassar relatif tidak stabil, karena pada musim kemarau arah sedimentasi dari Utara ke Selatan, sedangkan pada musim hujan arah sedimentasi dari Selatan ke Utara. Hal ini terlihat pada ujung spit Tanjung Bunga.
20
4) Pergeseran fungsi badan perairan laut sebagai akibat kegiatan di sekitarnya menimbulkan beberapa permasalahan lingkungan, seperti pencemaran, sedementasi dan bencana banjir/genangan. 5) Kondisi umum Kota Makassar berupa: 1) Keadaan dan kondisi topografi wilayah studi berupa tanah relatif datar dan berada pada ketinggian 0 sampai 6 meter diatas permukaan laut (dpl) dengan tingkat kemiringan lereng (elevasi) berkisar antara 0 - 2%. Sedangkan satuan morfologi bentuk lahannya yaitu satuan morfologi dataran alluvial pantai yang dihasilkan dari proses pengendapan Sungai Jeneberang. 2) Secara geologis terbentuk dari batuan hasil endapan dari angkutan sedimen sungai Jeneberang. Batuan dasar tersebut berupa endapan alluvial. 3) Jenis tanah yang terdapat pada wilayah studi yaitu jenis tanah inceptisol. 4) Kondisi batimetri (kedalaman laut) di sepanjang wilayah penelitian hingga jarak 4 mil laut (Nautical Miles) yaitu berkisar antara -31 – 0 meter di bawah permukaan laut. 5) Rata-rata pasang surut air laut wilayah studi yaitu sebesar 1,13 meter. 6) Gelombang laut berkisar antara 0,5 meter sampai 1 meter. 7) Jenis pemanfaatan lahan terdiri dari permukiman, perdagangan, perkantoran, pendidikan, pertanian, peternakan, tambak, kawasan wisata, ruang terbuka dan hutan mangrove 6) Analisis kondisi kebencanaan pesisirKota Makassar: 1) kenaikan muka air laut pada Selat Makassar yaitu berkisar antara 5 - 10 mm/tahun. Kondisi ini jauh di atas perkiraan kenaikan paras muka laut global yang diperkirakan 1,5 mm/tahun.2) Dampak abrasi yang sangat jelas terlihat pada wilayah studi yaitu jatuhnya Tugu Layar Putih pada Pantai Layar Putih dan patok bekas menara di pesisir tanjung yang semakin jauh dari daratan (awalnya menara tersebut berada di daratan). 3) Sedimentasi yang terjadi pada wilayah studi diakibatkan oleh adanya pengendapan lumpur yang terbawa oleh arus Sungai Jeneberang dan juga dipengaruhi oleh aktifitas gelombang laut(ombak). b) Karakteristik Flora dan Fauna 1. Terdapat berbagai tanaman/vegetasi yang spesifik seperti bakau, kelapa/palma, dsb. 2. Terdapat binatang yang spesifik seperti bangau, ikan jenis tertentu, dsb.
rencana kontinjensi bencana banjir kota makassar
c) Karakteristik Ekonomi, Sosial dan Budaya 1. Memiliki keunggulan lokasi yang dapat menjadi pusat pertumbuhan ekonomi; 2. Penduduk mempunyai kegiatan sosial-ekonomi yang berorientasi ke air dan darat;
d) Karakteristik Perumahan dan Permukiman Karakteristik Perumahan dan permukiman ditepian Pantai Kota Makassar diklasifikasikan sebagai berikut; 1) Kawasan Perumahan Teratur dan Terencana Kawasan perumahan teratur dan terencana adalah kawasan perumahan yang teratur dan direncanakan melalui program pembangunan dan biasanya perumahan tersebut telah sesuai dengan arahan rencana tata ruang yang berlaku. Pembangunan perumahan tersebut difasilitasi oleh pihak pemerintah melalui pemberian ijin pemafaatan lahan dan pembangunan, dan pelaksanaanya dilaksanakan baik oleh pemerintah maupun oleh pihak swasta (pengembang/ developer), dengan melihat arahan tata ruang dan konsep penataan lingkungan yang teratur.Perumahan ini biasanya telah dilengkapi dengan fasilitas-fasilitas yang cukup baik, dirancang dengan baik pula serta memiliki akses yang cukup mudah untuk mencapai sarana dan prasarana yang ada. Kawasan perumahan yang teratur dan terencana yang berada tepian pantai Kota Makassar seperti rumah susun sewa sederhana Mariso yang berada di Kecamatan Mariso diperuntukkan bagi para nelayan miskin di sekitar Rusunawa tersebut. 2) Kawasan Perumahan Tidak Teratur dan Tidak Terencana Kawasan perumahan tidak teratur dan tidak terencana di Kota Makassar terdapat di beberapa kawasan, perumahan ini biasanya dibangun secara spontan tanpa direncanakan dan tanpa konsep penataan lingkungan yang jelas. Perumahan-perumahan ini dibangun atas swadaya masyarakat dan identik dengan perumahan kumuh seperti slums ataupun squatters, kawasan ini juga kurang didukung oleh dasar penunjang yang baik. Kawasan perumahan yang tidak teratur dan tidak terencana di Kota Makassar tergolong dalam kawasan permukiman kumuh, baik kumuh nelayan dan kumuh pusat kota. Permukiman Kumuh yang berada di tepian pantai Kota Makassar yaitu: Permukiman Kumuh terletak di Kecamatan Ujung Tanah, Lahan yang ditempati sebagian adalah bekas lautan yang pada dasarnya merupakan milik negara,
gambaran umum wilayah kota makassar
3. Terdapat peninggalan sejarah/budaya seperti museum bahari, dsb.
21
gambaran umum wilayah kota makassar 22
sedangkan sebagian merupakan tanah hak milik atau yang sudah dimiliki sejak bertahun-tahun lamanya. Kawasan tersebut terletak di kawasan yang diperuntukkan sebagai lahan produktif. Pusat kegiatan utama terdekat dari kawasan tersebut adalah kawasan pelabuhan dan angkatan laut. Permasalahan yang terjadi pada kawasan ini adalah tidak mempunyai pola struktur permukiman yang teratur karena dibangun tanpa perencanaan, hanya bergantung pada pertambahan luas daratan yang terjadi secara alami. Secara fisik bangunan rumah kebanyakan tidak permanen, terlihat tidak sehat ditandai dengan minimnya pencahayaan dan jendela. Fasilitas penunjang permukiman juga sangat minim. Sebagian penduduk mempunyai mata pencaharian sebagai nelayan. Penyebab utama kekumuhan yang terjadi adalah rendahnya ketersediaan lahan yang dapat dikembangkan serta ketidakjelasan status tanah yang ditempati. Selain itu pula rendahnya ekonomi individu (nelayan rakyat) membuat kemampuan untuk mengembangkan permukiman menjadi rendah. Permukiman Kumuh di Kecamatan Tallo ; Permukiman di Kecamatan Tallo hampir sebagian besar tanah yang ditempati oleh masyarakat merupakan tanah hak milik atau girik yang sudah dimiliki sejak lama. Kawasan tersebut juga cukup dekat ke pusat kegiatan pelabuhan. Kawasan ini terletak di wilayah perkotaan padat penduduk dimana area umum sudah tergunakan untuk kepentingan pribadi membuat pola struktur lingkungan semakin tidak teratur. Sebagian wilayah terletak di pinggir sungai. Jalan paving blok yang dibuat mengikuti pola-pola rumah yang sudah ada. Bangunan rumah sebagian besar permanen tetapi dalam kondisi kurang sehat karena kurangnya pencahayaan dan penghawaan. Hal ini dikarenakan rapatnya jarak antar bangunan. Sarana dan prasarana juga terbatas.Keterbatasan lahan serta rendahnya ekonomi individu dan sebagian penduduknya bekerja tidak tetap menjadi penyebab utama timbulnya kekumuhan di kawasan ini. e) Karakteristik Sarana dan Prasarana Lingkungan 1. Mempunyai aksesibilitas yang sangat tinggi sebab dapat dicapai dari darat dan dari air, sehingga peran dermaga/pelabuhan menjadi titik pertumbuhan. 2. Sistem drainase memerlukan penanganan relatif lebih rumit, karena merupakan daerah retensi yang sering tergenang air/banjir dan menjadi muara daerah hulunya; 3. Pembuangan air limbah memerlukan penanganan khusus, karena muka air tanah yang tinggi serta menjadi muara daerah hulunya. Masyarakat cenderung membuang air limbah langsung ke badan air, baik dari kakus individu maupun MCK; 4. Umumnnya sampah dibuang/ditimbun di pinggir laut atau dibuang langsung ke laut sehingga sering menimbulkan bau serta menjadi sarang lalat dan nyamuk.
rencana kontinjensi bencana banjir kota makassar
5. Sistem penanggulangan bahaya kebakaran (sarana, prasarana, tata cara dan pedoman), khususnya di atas air memerlukan penanganan serius. f) Karakteristik Pengelolaan Kawasan
2.1.5. Demografi Berdasarkan data BPS-Kota Makassar Tahun 2011, penduduk Kota Makassar mencapai kurang lebih 1.352.136 jiwa yang terdiri atas 667.681 laki-laki dan 684.455 perempuan, sedangkan tingkat pertumbuhan penduduk rata-rata 1,56 % selama periode sepuluh tahun terakhir (2001-2011). Laju pertumbuhan penduduk di setiap kecamatan di Kota Makassar pada periode tahun 2001 hingga tahun 2011 dapat dilihat pada Tabel berikut. Tabel 6. JumlahPenduduk dan Laju Pertumbuhan Penduduk Kota Makassar Menurut Tingkat Kecamatan, Priode Tahun 2001 – 2011 Kecamatan Mariso
Mamajang Tamalate Rappocini Makassar Ujung Pandang Wajo Bontoala U. Tanah Tallo Panakukkang Manggala Biringkanaya Tmalanrea Kota Makassar
Persentase / Jumlah penduduk (jiwa) Laju Pertumbuhan 2001 2011 Penduduk Tahun 2001 – 2011 53.687
56.408
0,50
61.947 135.082 132.102 84.346 29.217 35.908 59.868 46.374 121.606 130.336 81.180 100.336 85.915 1.157.905
59.560 172.506 152.531 82.478 27.160 29.639 54.714 47.133 135.574 142.729 118.191 169.340 104.175 1.352.136
(0,39) 2,48 1,45 (0,22) (0,73) (1,90) (0,90) (0,16) 1,09 0,91 3,83 5,37 1,95 1,56
Sumber : Kota Makassar Dalam Angka, Tahun 2012.
gambaran umum wilayah kota makassar
Zonasi pada kawasan pesisir Kota Makassar Merupakan (1) Zona Pemanfaatan Khusus (Wisata Bahari) yang terdiri dari Kawasan Pantai Akkarena, Tanjung Bayang dan Pantai barombong. (2) Zona Konservasi yaitu pada daerah Estuaria Sungai Jeneberang.
23
Komposisi penduduk menurut kelompok umur dan jenis kelamin di Kota Makassar pada periode tahun 2011 seperti yang disajikan pada Tabel 8 berikut ini. Tabel 7. Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin Kota Makassar
gambaran umum wilayah kota makassar
No.
24
Kelompok Laki-laki (Jiwa) Perempuan Umur (Tahun) (Jiwa) 1. 0–4 67.025 62.530 2. 5–9 66.656 62.383 3. 10 – 14 61.758 58.268 4 15 – 19 69.163 74.190 5. 20 – 24 83.367 87.312 6. 25 – 29 65.534 66.304 7. 30 – 34 54.546 56.512 8. 35 – 39 48.290 50.024 9. 40 – 44 41.969 45.410 10. 45 – 49 33.220 35.181 11. 50 – 54 25.760 25.486 12. 55 – 59 18.580 18.873 13. 60 – 64 12.999 15.423 14. > 65 18.814 26.559 Jumlah 667.681 684.455 Sumber : Kota Makassar Dalam Angka, Tahun 2012
Jumlah (Jiwa) 129.554 129.039 120.026 143.353 170.679 131.838 111.057 98.315 87.379 68.401 51.246 37.453 28.422 45.373 1.352.136
Berdasarkan tabel 9, menunjukkan bahwa kelompok umur yang paling dominan pada Kota Makassar adalah kelompok1 15 sampai 59 tahun, kemudian kelompok umur 0 sampai 14 tahun dan terakhir kelompopk umur antara 60 sampai 65 tahun ke atas. Hal ini menggambarkan bahwa penduduk di daerah ini ( Kota makassar ) pada umumnya masih berada dalam kategori produktif, sehingga dalam melaksanakan kegiatan pekerjaan sehari – hari dalam upaya mengelolah dan memanfaatkan sumberdaya alam yang tersedia masih mampu dilakukan oleh warga masyarakat secara optimal, Kota Makassar sebahagian besar warga masyarakatnya masih tergolong dalam usia produktif. 2.2. Profil Kebencanaan 2.2.1. Karakteristik Ancaman Banjir Hampir setiap tahunnya beberapa bagian kota di Kota Makassar mengalami banjir. Banjir itu pada umumnya terjadi pada bulan Desember- Februari, yaitu pada saat curah hujan
rencana kontinjensi bencana banjir kota makassar
tertinggi pada setiap tahunnya. Beberapa banjir besar yang pernah terjadi di antaranya adalah pada tahun 1967 dan tahun 1976, sedangkan pada tahun 1983 dan 1986 telah pula terjadi banjir yang walaupun tidak sebesar yang terjadi pada tahun 1976. Banjir yang cukup besar yang terjadi di Kota Makassar beberapa tahun terakhir ini adalah yang terjadi pada tahun 1999, tahun 2000 dan 2013, dimana sebagian besar wilayah kota mengalami kebanjiran.Adapun karakteristik banjir di Kota Makassar dipengaruhi oleh:
Hampir setiap tahunnya beberapa bagian wilayah di Kota Makassar mengalami banjir. Banjir umumnya terjadi pada bulan Desember- Februari, yaitu pada saat curah hujan tertinggi pada setiap tahunnya.. Banjir besar yang pernah terjadi di antaranya adalah pada tahun 1967 dan tahun 1976, sedangkan pada tahun 1983 dan 1986 telah pula terjadi banjir yang walaupun tidak sebesar yang terjadi pada tahun 1976. Banjir yang cukup besar yang terjadi di Kota Makassar beberapa tahun terakhir ini adalah yang terjadi pada tahun 1999, tahun 2000 dan Tahun 2013, dimana sebagian besar wilayah kota mengalami kebanjiran.
gambaran umum wilayah kota makassar
1) Pengaruh Curah hujan
25
Gambar 10. Rata-rata Curah Hujan di Kota Makassar selama 13 Tahun 2) Perubahan peruntukan lahan DAS Wilayah Kota Makassar dilalui oleh 3 (tiga) muara sungai yang cukup besar sehingga membentuk sistem DAS diantaranya DAS Jeneberang, Tallo dan Pampang. Ketiga sistem aliran itu merupakan penampungan aliran air permukaan yang berasal dari sebagian wilayah Kabupaten Gowa dan Maros. DAS Tallo yang bermuara Wilayah Pesisir kota Makassar melalui Kecamatan Kec.Manggala, Panakukang, Rappocini, Kec. Tallo, Kec. Tamalanrea, dan Kec. Biringkanaya.
gambaran umum wilayah kota makassar 26
Meluasnya wilayah pemukiman di area DAS Tallo dan DAS Jeneberang menyebabkan tingginya aliran air permukaan yang bersumber dari limpahan curah hujan serta terkendalanya proses inpiltrasi ke dalam tanah akibat terhalang perkerasan jalan dan atap bangunan. Peningkatan aliran permukaan inilah yang menyebabkan banjir dan melanda beberapa wilayah di Kota Makassar dan terjadi semaki meluas. Ditinjau dari aspek perencanaan tata ruang kota Makassar Tahun 2005-2015 bahwa kawasan tersebut diperuntukkan menjadi kawasan perumahan terpadu dan pergudangan serta peruntukan kawasan khusus yang tidak diikuti penataan Rencan Detail Tata Ruang (RDTR) zoning regulation, pengendalian perizinan, pengenaan sanksi dan sebagainya. 3) Pengaruh Pasang Surut dan Pemanasan Global Berdasarkan hasil studi oleh BPPT Tahun 2009 bahwa Kenaikan Muka Laut Kota Makassar dipengaruhi ; 1) Faktor Laut (Gelombang Kelvin, ARLINDO), 2) FaktorAtmosfer (Cuaca Ekstrim) dan 3) Faktor Geologi (Tektonik dan Penurunan Muka Tanah). Kenaikan muka laut di Selat Makassar air laut yang disebabkan oleh Gelombang Kelvin mencapai 7.5 cm/10 tahun (1993-2002). Kenaikan muka laut di Selat Makassar akibat Arlindo: 42.09 cm. Dengan demikian Total kenaikan akibat pemanasan global ditambah akibat Gelombang Kelvin dan Arlindo menjadi 69.4 cm (Tahun 2000) , 88.16 cm (Tahun 2025), dan 1.44 cm (Tahun 2100). Pengaruh pasang surut air laut juga sangat besar terhadap sistem pembuangan utama kota diantaranya Sungai Tallo, Sungai Pampang, Kanal Sinrijala, Kanal Jongaya serta Kanal Panampu. Apabila curah hujan turun bersamaan dengan terjadinya pasang naik air laut, maka sistem aliran air yang melalui drainase kota akan terhambat sehingga menimbulkan banjir dan genangan pada wilayah tertentu yang ketinggiannya di bawah permukaan laut (dibawah elevasi 0). 4) Pengaruh elevasi Permukaan Ketinggian Kota Makassar bervariasi antara 0 - 25 meter dari permukaan laut, dengan suhu udara antara 20° C sampai dengan 32° C. Kota Makassar di terkenal sebagai kota pantai dengan panjang pantai ± 35 km dan berbatasan dengan Selat Makassar, topografi wilayah Kota Makassar sebagian besar berupa dataran dengan kemiringan lereng antara 0 – 8 % atau elevasi 0-30%. Elevasi 0-2 meter mencapai 66% dari total luas wilayah kota Makassar, elevasi 2-5 meter mencapai 14% dari total kota Makassar dan elevasi 20-30 meter hanya mencapai 1,1% dari seluruh total kota Makassar. Ini menujukkan bahwa kota Makassar adalah kota cukup datar dan dikategorikan hampir seluruh wilayah Kota Makassar wilayah Rawan Banjir.
rencana kontinjensi bencana banjir kota makassar
Adapun dari seluruh luas wilayah kota (175 Km2), hanya sekitar 54 % (96 Km2) yang dapat terkendalikan limpasan air permukaannya melalui sistem drainase kota. Wilayah tersebut terutama berada pada bagian barat Kota Makassar, sedangkan sebagian wilayah timur lainnya (Kecamatan Biringkanaya, Tamalanrea, Manggala dan Panakukkang) masih mengalami permasalahan karena belum adanya pengendalian banjir yang sistematis. Akibatnya sering terjadi bencana banjir di kawasan permukiman pada wilayah tersebut , misalnya Perumahan Bumi Tamalanrea Permai (BTP), Hamzi, Bung, Antara, Perumnas Antang, Asal Mula dan CV Dewi. Tabel 8. Kapasitas Saluran Pembungan di Kota Makassar No Nama Saluran/Area
Panjang saluran
Debit Catchment Pembuangan
primer sekunder tersier (m3/dt) area (ha)
ke
1. Saluran Pem足buangan Panampu
4.920
-
-
35
Laut
2. Saluran Pembuangan Jongaya
8.234
-
-
41
Laut
3. Saluran Pembuangan Sinrijala
2.355
-
-
6
s. Pampang
4. Area Urban V
-
29.385
77.251
-
1.650
5. Area 2
-
1.375
2.375
-
2.700
6. Area 3
-
21.504
27.382
-
7. Area 4
-
1.391
2.620
-
13.000
-
-
92
S. Tallo
9. Saluran Pembuangan Antang
1.400
-
-
11
S. Pampang
10. Saluran Pembuangan Gowa
4.600
-
-
35
S. Pampang
11. Saluran Pembuangan Perumnas
1.700
-
-
34
S. Pampang
8. Saluran Pembuangan Pampang
Total
36.209
53.655 109.648
gambaran umum wilayah kota makassar
5) Sistem drainase
27
4.350
Sumber : Dinas Pekerjaan Umum, 2007
Secara umum alur jaringan drainase di Kota Makasar mengikuti ketinggian (kontur) dan mengikuti poia jaringan jalan Kota yang ada, dimana sistem pembuangan air hujan yang masih menjadi satu dengan sistem pembuangan air kotor. Sistem drainase campur ini, terlihat kurang menguntungkan untuk daerah yang landai, sehingga
gambaran umum wilayah kota makassar
terjadi pengendapan dan penggenangan di dalam saluran yang menyebabkan bau dan pemandangan yang tidak sedap dipandang mata. Pada bagian lain, kondisi jalan yang relatif tinggi terhadap permukiman penduduk menjadikan saluran jalan hanya dapat dimanfaatkan sebagai saluran penampung limpasan air hujan dari badan jalan dan sebagai saluran pembawa, sedangkan saluran pembuangan dari permukiman melalui saluran yang dibuat sendiri dan dialirkan ke saluran drainase yang ada.
28
Selain itu sistem drainase di Kota Makasar juga dipengaruhi oleh pengaruh pasang surut. Hal ini sangat dirasakan pengaruhnya apabila pada saat bersamaan terjadi hujan lebat dan air pasang. Secara umum penyebab masalah genangan yang masih sering terjadi di Kota Makassar adalah diakibatkan antara lain meliputi :
• Pengaruh pasang surut air laut; • Merupakan daerah relatif rendah terhadap muka air laut; pemeliharaan (penyempitan penampang saluran atau gorong• Kurangnya gorong) terhadap endapan tanah/sampah. hidrolis (kemiringan atau hambatan di dalam penampang saluran, • Hambatan banyaknya belokan, duicker terlaluh rendah, dll. ); berfungsinya sistem street inlet, sehingga sering terlihat genangan di • Kurangnya atas badan jalan; saluran terlalu besar, sehingga penampang saluran yang ada tidak muat • Beban menampung beban yang ada Tersumbatnya beberapa Drainase Kota yang menuju ke laut berdampak terjadinya genangan dibeberapa ruas jalan kota Makassar. Di kecamatan wajo terdapat tujuh saluran utama, masing-masing saluran ini hampir tidak berfungsi dengan baik disebabkan adanya pemasangan berupa grill oleh pihak PT. PELINDO dan adanya sampah domestik yang menutup saluran sehingga menambah tingginya genangan di Jalan Nusantara dan Sulawesi. 6) Kebiasaan Masyarakat Membuang Sampah Genangan/Banjir yang sering melanda Kota Makassar tidak terlepas dari kesadaran masyarakat yang kurang perhatian menjaga saluran/drainase perimer maupun drainase sekunder. Beberapa drainase kota hampir tersumbat diakibatkan sampah
rencana kontinjensi bencana banjir kota makassar
yang menutup seluruh permukaan drainase dan sedimen yang dapat menghambat laju aliran air hujan. Selain itu kurangnya pengawasan pemerintah mengenai pengembang perumahan yang sengaja meninggikan pondasi kawasan namun tidak memperhatian elevasi permukaan kawasan sekitarnya dan kurangnya ruang terbuka hijau sehingga potensi genangan cukup tinggi.
Genangan air atau banjir yang menimpa kota Makassar pada Tanggal 1-15 Januari 2013 yang meliputi Kecamatan Biringkanaya, Tamalanrea, Manggala dan Panakukkang dengan luas genangan mencapai lebih 2000 ha. Salah satu sumber dampak adalah tingginya desakan perubahan fungsi lahan dari eksisting lahan resapan air menjadi kawasan pemukiman. Kawasan Rawan Banjir di Kota Makassar berada di beberapa wilayah Kecamatan Manggala, Panakukang, Rappocini, Tallo, Tamalanrea, dan Biringkanaya. Berdasarkan Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Makassar 2005-2015 bahwa Kecamatan Panakukang, Rappocini, dan Kec. Manggala dikembangkan dengan rencana Kawasan pemukiman terpadu. Sedangkan Kec. Tamalanrea, dan Kec. Biringkanaya yang dikembangkan sebagai Kawasan bandara terpadu, maritim terpadu, industri terpadu, namun kecamatan yang berada di kawasan banjir tersebut tersebut mengalami desakan perubahan fungsi lahan menjadi kawasan pemukiman disebabkan tingginya pertumbuhan jumlah penduduk atau peroses urban yang sangat tinggi, sehingga ruang terbuka hijau juga semakin sempit. 8) Sedimentasi Pendangkalan yang terjadi pada muara sungai Tallo dan Jeneberang yang diakibatkan dari limbah buangan industri yang sudah tidak lagi terkontrol pada anak-anak sungai Tallo dan Longsoran Bawakaraeng yang menyebabkan pendangkalan pada sungai Jeneberang dan pencemaran pada sumber air baku PDAM yang ada di sungai ini serta pendangkalan pada pantai losari dan pelabuhan Makassar. Semua ini menjadi contoh nyata dan menjadi catatan penting bahwa ruang-ruang sungai perlu dilindungi dan mendapat perhatian dari pemerintah Kota Makassar. 9) Sistem Pengedalian Bencana Banjir Kegiatan pengendalian pemanfaatan ruang dikawasan rawan bencana banjir dilaksanakan melalui upaya penanggulangan untuk meminimalkan dampak akibat bencana yang mungkin timbul. Kondisi ini tidak bisa dipisahkan dari pola pengendalian pemanfaatan ruang di bagian hulu, dalam lingkup satuan wilayah sungai. Sasaran yang akan dicapai adalah terwujudnya pengendalian
gambaran umum wilayah kota makassar
7) Tekanan Penggunaan Lahan
29
gambaran umum wilayah kota makassar
pemanfaatan ruang di kawasan rawan bencana banjir, termasuk mekanisme perijinan pemanfaatan ruang sesuai dan mendukung upaya penerapan rencana pemanfaatan ruang, dan prosedur penanganan yang tepat.
30
Ketentuan pengendalian pemanfaatan ruang wilayah kabupaten /kota adalah ketentuan yang diperuntukan sebagai alat penertiban penataan ruang, meliputi ketentuan umum peraturan zonasi, ketentuan perizinan, ketentuan pemberian insentif dan disinsentif, serta arahan pengenaan sanksi dalam rangka perwujudan rencana tata ruang wilayah kabupaten/kota. Ketentuan pengendalian pemanfaatan ruang wilayah kabupaten /kota berfungsi: 1. Sebagai alat pengendali pengembangan kawasan; 2. Menjaga kesesuaian pemanfaatan ruang dengan rencana tata ruang; 3. Menjamin agar pembangunan baru tidak mengganggu pemanfaatan ruang yang telah sesuai dengan rencana tata ruang; 4. Meminimalkan pengunaan lahan yang tidak sesuai dengan rencana tata ruang; 5. Mencegah dampak pembangunan yang merugikan. 10) Dampak Kenaikan Permukaan air laut Berdasarkan hasil studi oleh BPPT Tahun 2009 bahwa Kenaikan Muka Laut Kota Makassar dipengaruhi ; 1) Faktor Laut (Gelombang Kelvin, ARLINDO), 2) FaktorAtmosfer (Cuaca Ekstrim) dan 3) Faktor Geologi (Tektonik dan Penurunan Muka Tanah). Kenaikan muka laut di Selat Makassar air laut yang disebabkan oleh Gelombang Kelvin mencapai 7.5 cm/10 tahun (1993-2002). Kenaikan muka laut di Selat Makassar akibat Arlindo: 42.09 cm. Dengan demikian Total kenaikan akibat pemanasan global ditambah akibat Gelombang Kelvin dan Arlindo menjadi 69.4 cm (Tahun 2000) , 88.16 cm (Tahun 2025), dan 1.44 cm (Tahun 2100).
Gambar 11. Peta Indeks Bahaya kenaikan laut kota Makassar Tahun 2010 Analisa data-data kejadian banjir di Kota Makassar di atas, maka Penyebab Rawan Bencana Banjir disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu faktor kondisi alam, faktor peristiwa alam, dan aktivitas manusia. Beberapa aspek yang termasuk dalam faktor kondisi alam penyebab banjir adalah kondisi alam (misalnya letak geografis wilayah), kondisi toporafi, geometri sungai, (misalnya meandering, penyempitan ruas sungai, sedimentasi, serta pemanasan global yang menyebabkan kenaikan permukaan air laut. Tidak tertutup kemungkinan terjadinya degradasi lahan, sehingga menambah luasan areal dataran rendah. Faktor Peristiwa Alam seperti ; a. Curah hujan yang tinggi dan lamanya hujan; b. Air laut pasang yang mengakibatkan pembendungan di muara sungai; c. Air/arus balik (back water) dari sungai utama; d. Penurunan muka tanah (land subsidance); Aktivitas Manusia diantaranya; a. Pembudidayaan daerah dataran banjir; b. Peruntukan tata ruang kawasan belum memadai dan tidak sesuai; c. Belum adanya pola pengelolaan dan pengembangan dataran banjir; d. Permukiman di bantaran sungai; e. Sistem drainase yang tidak memadai; f. Terbatasnya tindakan mitigasi banjir; g. Kurangnya kesadaran masyarakat di sepanjang alur sungai; h. Penggundulan hutan di daerah hulu; i. Terbatasnya upaya pemeliharaan bangunan pengendali banjir; j. Elevasi bangunan tidak memperhatikan peil banjir.
gambaran umum wilayah kota makassar
rencana kontinjensi bencana banjir kota makassar
31
2.2.2. Kondisi Kapasitas
gambaran umum wilayah kota makassar
Kondisi Kasitas Penanggulanan bencana di Kota Makassar
32
-
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Makassar dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya didukung dengan sumber daya manusia aparatur yang memadai yakni sebanyak 57 (lima puluh tujuh) orang
-
Telah melakukan penguatan kelembagaan dan kapasitas masyarakat dalam penaggulangan bencana dengan 16 jenis lembaga yang telah mejadi mitra BPBD Kota Makassar dengan 752 Personil
-
Terlaksananya upaya peningkatan sekolah tangguh bencana,
-
Kota Makasar telah memiliki Peta Rawan Bencana dan 6 peta rawan bencana berdasarkan Kecamatan,
-
Telah menyusun SOP Banjir,
-
Telah memilik STOCK Logistik yang cukup untuk bantuan Banjir ,
-
Memiliki sarana dan prasrana yang cukup
Tabel 9. Sarana danprasarana yang tersedia pada Ruang Posko BPBD Kota Makassar
NO
SEKTOR
RATA-RATA RASIO KECUKUPAN
KETERANGAN
1
Bidang Posko (Pusat Pengendali Operasi/ Pusdalops)
5,74
sangat bagus
2
Bidang Perencanaan
0,23
sangat kurang
3
Bidang Logistik dan Peralatan
0,10
sangat kurang
4
Bidang Operasi - Sektor SARdan Keamanan
1,41
sangat bagus
5
Bidang Operasi - Sektor Kesehatan
0,39
sangat kurang
6
Bidang Operasi - Sektor Sarana dan Prasarana
1,67
sangat bagus
rencana kontinjensi bencana banjir kota makassar
No
Instansi/Lembaga
Jumlah Peralatan
personil
1
BPBD Makassar
9 Buah
20
2
PSC
1 Buah
30
3
SAR Unhas
2 Buah
30
4
SAR UNM
30
5
LANTAMAL
5 Buah
459
6
TAGANA
2 Buah
7
DINKES
1 Buah
8
BASARNAS
5 Buah
27
9
POLAIRUD
5 Buah
6
10
BRIMOB
1 Buah
60
11
PMI
1 Buah
12
SAR 45
20
13
SAR Sulawesi
10
14
SAR Pramuka
30
15
SAR Hidayatullah
20
16
SAR Wahdah Islamiyah
10
TOTAL RELAWAN
752
2.2.3. Tingkat Risiko Bencana Hampir setiap tahunnya beberapa bagian kota di Kota Makassar mengalami banjir. Banjir itu pada umumnya terjadi pada bulan Desember- Februari, yaitu pada saat curah hujan tertinggi pada setiap tahunnya. Beberapa banjir besar yang pernah terjadi di antaranya adalah pada tahun 1967 dan tahun 1976, sedangkan pada tahun 1983 dan 1986 telah pula terjadi banjir yang walaupun tidak sebesar yang terjadi pada tahun 1976. Banjir yang cukup besar yang terjadi di Kota Makassar beberapa tahun terakhir ini adalah yang terjadi pada tahun 1999, 2000, dan tahun 2013dimana sebagian besar wilayah kota mengalami kebanjiran. Matriks berikut menunjukkan bahwa proses penilaian tingkat kejadian atau resik banjir dan besarnya dampak yang ditimbulkan. Proses perencanaan kontinjensi hanya
gambaran umum wilayah kota makassar
Tabel 10. Ketersediaan Sumber Daya Peralatan Perahu Karet
33
sesuai untuk peristiwa atau kejadian dengan tingkat besar dan parahnya dampak yang ditimbulkan, sedangkan Kejadian-kejadian yang tidak terlalu parah, cukup menggunakan kebijakan-kebijakan yang ada, bahkan jika tidak parah sama sekali tidak perlu disusun rencana kontinjensi. Tabel 11. Penilaian tingkat resiko dan dampak bencana
34
Dapat Diabaikan DAMPAK
gambaran umum wilayah kota makassar
TINGKAT KEJADIAN
Parah Ringan Hampir Tidak Ada
Kebijakan yang ada Tidak perlu perencanaan Tidak perlu perencanaan
Kecil Tetapkan skenario Kebijakan yang ada Tidak perlu perencanaan
Besar Perlu proses perencanaan Tetapkan skenario Kebijakan yang ada
Berdasarkan data yang tercatat di BPBD Kota Makassar pada bulan Januari tahun 2013 bahwa kerugian bencana banjir di beberapa wiayah Kota Makassar diantaranya rumah terdampak sebanyak 10.240 Unit, Jumlah jiwa terdampak sebanyak 32.798 jiwa atau sebanyak 14.116 KK dan dampak kerugian lainnya serta meluasnya genangan yang mencapai 6 (enam) kecamatan. Ini menunjukkan bahwa tingginya resiko bencana banjir di Kota Makassar sehingga penilaian tingkat resiko dan dampak bencana berdampak parah dan tingkat kejadian besar. Upaya-upaya untuk membangun kesiapsiagaan dalam menghadapi jenis ancaman bencana banjir adalah Perencanaan Kontinjensi sebagai langkah kesiapsiagaan dalam menghadapi kemungkinan terjadinya bencana atau kedaruratan, termasuk kesiapsiagaan masyarakat. Diperlukannya skenario dan asumsi-asumsi proyeksi kebutuhan untuk tanggap darurat, tindakan teknis dan manajerial, dan sistem tanggapan dan pengerahan potensi, atau skenario penanggulangan secara lebih baik dalam situasi darurat atau kritis.
gambaran umum wilayah kota makassar
rencana kontinjensi bencana banjir kota makassar
35
Rencana Kontinjensi
Bencana Banjir Kota Makassar
National Strategy and Action Plan 2015-2019
Penilaian Action Plan Ancaman dan Pengembangan Skenario
rencana kontinjensi bencana banjir kota makassar HIV and AIDS Response in Indonesia
3 37 7
BAB III
Penilaian Ancaman dan Pengembangan Skenario
BAB III
Penilaian Ancaman dan Pengembangan Skenario
Penilaian Ancaman dan Pengembangan Skenario
3.1. Penilaian Ancaman 3.1.1. Metode Penentuan Ancaman Satu rencana kontijensi fokus pada kesiapan menghadapi satu jenis ancaman bencana. Dalam penyusunan rencana kontijensi ini dilakukan pemilihan satu ancaman menggunakan model matriks pemeringkatan ancaman berdasarkan probabilitas dan dampak suatu jenis ancaman oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana sebagai lembaga pemegang mandat penanggulangan bencana di Indonesia, yang memiliki salah satu tugas menetapkan standard dalam penanggulangan bencana. Probabilitas Ancaman
38
Skor 5
Arti Pasti ( 80% - 99% )
4 3 2
Kemungkinan Besar ( 60% - 80% ) Kemungkinan terjadi ( 40% - 60% ) Kemungkinan kecil ( 20% - 40% )
1
Kemungkinan sangat kecil
20%
Dampak Ancaman Skor 5 4 3 2 1
Arti Sangat parah, 80% - 90% wilayah hancur dan lumpuh Parah, 60% - 80% wilayah hancur Sedang, 40% - 60% wilayah yang terkena rusak Ringan, 20% - 40% wilayah rusak Sangat Ringan, kurang dari 20% wilayah rusak
rencana kontinjensi bencana banjir kota makassar
3.1.2. Hasil Penentuan Ancaman
Hasil identifikasi dan pemberian skoring untuk masing-masing jenis ancaman di Kota Makassar sebagai berikut: Tabel 12. Matrik Skroring Probabilitas dan Dampak No 1 2 3 4 5
Ancaman
Probabilitas 5 5 4 4 3
Banjir Kebakaran pemukiman Angin Kencang/Puting Beliung Abrasi/Gelombang tinggi Konflik Sosial
Dampak 3 3 3 2 2
Hasil penilaian ini kemudian dimasukkan dalam mtriks untuk menentukan skala tingkat bahaya seperti di bawah ini. Dari proses pemeringkatan ancaman dalam forum multistakeholders diperoleh hasil dan kesimpulan bahwa ancamanbanjir memiliki peringkat tertinggi dibanding jenis ancaman lain yang ada di Kota Makassar. Oleh karena itu rencana kontinjensi yang prioritas perlu disusun di Kota Makassar untuk saat ini adalah Rencana Kontinjensi Banjir. Tabel 13. Matrik Skala Tingkat Bahaya 5
Kebakaran
Probabilitas
4
Abrasi
Banjir
Angin P. Beliung
Konfilk Sosial
3 2 1
1
2
3
4
Dampak
Keterangan: Tingkat bahaya “tinggi” (prioritas untuk Rencana Kontijensi) Tingkat bahaya “sedang” Tingkat bahaya “rendah”
5
Penilaian Ancaman dan Pengembangan Skenario
Untuk penentuan Ancaman dimulai dengan mengidentifikasi semua jenis ancaman yang ada, kemudian masing-masing ancaman diberi skor dari aspek “probabilitas” dan besaran “dampak”.
39
3.2. Penentuan Kejadian
Penilaian Ancaman dan Pengembangan Skenario
Penentuan kejadian banjir bedasarkan; 1) wilayah rawan bencana, 2) kenaikan permukaan air laut, 3) curah hujan maksimum serta4) fakor lainya yang dianggap dominan.Wilayah rawan banjir Kota Makassarmeliputi24 Kelurahan dari 6 Kecamatan (Manggala, Tamalanrea, Rappocini, Panakukang, Tallo, dan Biringkanaya).
40
Tabel 14. Penentuan kajian banjir di Kota Makassar No 1
Parameter wilayah rawan bencana
Indikator Potensi genangan > 80% dari 24 kelurahan 6 Kecamatan
Sumber Bulan Data pemantauan BPBD
Desember– Januari
2 Curah hujan
>700mm selama beberapa waktu berturut-turut 3 Kenaikan munson barat yang ditandai permukaan air dengan kecepatan angin laut mencapai >24 knot diperairan supermonde, tinggi gelombang laut diatas rata-rata yaitu > 2 m
BMKGMARITIM BMKGMARITIM
Desember– Januari Desember– JanuariPebruari
4 fakor lainya Munculnya peristiwa anomali yang dianggap dominan.
BPBDBMKG dan Stakeholder
Desember – Januari Pebruari
Faktor Curah Hujan Potensi Curah hujan yang menyebabkan banjir berdasarkan perkiraan BMKG dengan intensitas curah hujan mencapai >700mm selama beberapa waktu berturut-turut yang dapat memicu potensi banjir lebih tinggi.
Gambar 12. Intensitas Curah hujan Januari 2012 – Januari 2013 (sumber : BMKG, Stasiun Klimatologi Maros)
Berdasarkan hasil pemantauan potensi banjir di perkirakan akhir tahun 2013 dan awal tahun 2014 (Desember-Januari) berpotensi banjir tinggi di terjadi di beberapa kabupaten kota termasuk Kota Makassar yaitu kecamatan Panakukang dan kecamatan Tamalate. Ada dua kemungkinan potensi banjir bandang terjadi di kota Makassar, jika secara bersamaan terjadi peningkatan kapasitas curah hujan diatas rata-rata 600/mm , terjadinya pasang tertinggi atau bulan purnama. Secara spatial prediksi banjir menurut BMKG, Dirjensumber daya air, departemen PU dan Bakosurtanal tahun 2013 dan tahun 2014.
Penilaian Ancaman dan Pengembangan Skenario
rencana kontinjensi bencana banjir kota makassar
41
Gambar 13. Peta potensi banjir Januari Tahun 2013 – 2014 Sulawesi bagian Selatan Kenaikan Permukaan airlaut Pada bulan Desember, pola angin didominasi dari barat laut dengan kecepatan angin maksimum 8 knot. Pola arus permukaan saat air pasang di laut lepas dari selatan dengan kecepatan mencapai 0,16 meter/detik menuju ke utara dengan kecepatan yang semakin menurun yakni 0,03 meter/detik. Sedangkan pada saat surut, pola arus permukaan di laut lepas dari utara dengan kecepatan mencapai 0,04 meter/detik menuju ke selatan dengan kecepatan yang semakin meningkat yakni 0,20 meter/detik. Pada bulan Januari dan Februari merupakan puncak dari munson barat yang ditandai dengan curah hujan tinggi dan kecepatan angin yang tinggi dan didominasi dari arah barat laut dan barat. Pola arus yang terjadi di laut lepas baik saat pasang maupun surut menunjukkan pola yang sama yakni dari utara dan terbagi menuju ke timur dan selatan.
Penilaian Ancaman dan Pengembangan Skenario 42
Gambar 14. Pola Arus Pasang (1) dan Surut (2) Bulan Desember
Gambar15. Pola Arus Pasang (1) dan Surut (2) Bulan Januari 3.3. PengembanganSkenario Skenario banjir Makassar dalam dokumen Rencana Kontijensi ini dikembangkan berdasarkan kejadian bencana banjir yang terjadi pada tanggal1-14 Januari 2013dan Tahun 2014dengan penambahan sejumlah wilayah yang diidentifikasi berpotensi terkena dampak banjir. 3.3.1 Skenario Kejadian Dengan memperhitungkan faktor dominan curah hujan tinggi pada bulan Desember 2012 hinga Januari 2013 dan Desember 2013 hingga januari 2014. Maka pada tahun 2015 diperkirakan banjir akanmelanda 24 Kelurahan di 6 Kecamatan di Kota Makassar. Banjir mulai terjadi pada jam 2 subuh, di mana sebagian besar penduduk masih sedang tidur. Banjir ini dipicu adanya curah hujan yang tinggiselama beberapa hari di Kota Makassar dan sekitarnya, sehingga air dari 2 sungai besar yang masuk ke Kota Makassar yaitu Sungai Tallo dan Jeneberang meluap. Kondisi banjir diperburuk dengan sistem drainase yang tidak memadaidi sejumlah wilayah. Intensitas banjir di beberapa wilayah juga dipengaruhi oleh naiknya air laut (rob) serta kurang wilayah resapan. Ketinggian banjir bervariasi antara 1 – 3 meter.Banjir berlangsung selama 6 hari. 3.3.2 Skenario Dampak Skeario dampak bencana akan mempengaruhi aspek demografi, wilayah, infrastrutur, ekonomi, social budaya, pendidikan, kesehatan, keamanan dan ketertiban.
rencana kontinjensi bencana banjir kota makassar
Skenario Bencana Banjir mengakibatkan 101.972jiwa terdampak banjir dan 1.012jiwa masyarakat mengungsi. Kelurahan Panaikang sebesar 9.651 jiwa, Kelurahan. Jumlah jiwa paling banyak terletak di Kelurahan Kassi-kassi sebesar 10.961 jiwa, Kelurahan Panaikang sebesar 9.651 jiwa, Kelurahan Karunrung sebesar 9.532 jiwa, dan Kelurahan Tamalanrea Jaya sebesar 8.735 jiwa. Penduduk yang melakukan evakuasi sebanyak 1.012sebanyak 26% diantaranya kategori umur muda, 66% jiwa umur dewasa dan 8 % kategori umur lansia (dapat dilihat pada grafik dan gambar berikut). Tabel 15. Penduduk Terdampak Banjir No Kecamatan
Kelurahan Batua
7500
75
1973
4943
585
355
3
93
234
28
Bangkala
4419
44
1162
2912
345
Manggala
3034
30
798
1999
237
Tamangapa
8479
84
2230
5588
661
Bira
3182
31
837
2097
248
Kapasa
6551
65
1723
4317
511
Tamalanrea
6622
66
1742
4364
517
Tml Indah
3024
30
795
1993
236
Tml Jaya
8735
87
2297
5756
681
Parangloe
853
8
224
562
67
Karunrung
9532
95
2507
6282
743
Kassi-kassi
10961
109
2883
7223
855
Gunung Sari
3253
32
856
2144
254
Tello Baru
3066
30
806
2020
239
Pampang
950
9
250
626
74
Paropo
6641
66
1747
4376
518
Panaikang
9651
96
2538
6360
753
853
8
224
562
67
25
2
7
16
2
1107
11
291
730
86
726
7
191
478
57
142
1
37
94
11
2311
23
608
1523
180
101972
1012
26819
67199
7955
Antang 1 Manggala
2 Tamalanrea
3 Rappocini
4 Panakukang
Tallo 5 Tallo
Lakkang Buloa Sudiang Raya
6 Biringkanaya Sudiang Paccerakkang Total
Penduduk Penduduk Penduduk Berdasarkan Umur (jiwa) Terdampak dievakuasi Muda Dewasa Lansia (jiwa) (jiwa)
Penilaian Ancaman dan Pengembangan Skenario
1) Kondisi Demografi
43
Penilaian Ancaman dan Pengembangan Skenario
Gambar 16. Penduduk terdampak banjir berdasarkan Umur Kebutuhan masyarakat Pada Masa Tanggap Darurat Becana Banjir terhadap 24 kelurahan di 6 kecamatan atau 101972 jiwa dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 16. Kebutuhan masyarakat Pada Masa Tanggap Darurat Becana Banjir, 1-14 Januari 2013
44
No 1 2 3 4 5
Rincian Kebutuhan Volume Minimum Beras (kg) 285.523 Air Minum (Liter) 1.784.517 Air Bersih (Liter) 10.707.060 Family Kits 20.393 Toilet 5101 Sumber : Diolah berdasarkan Jumlah jiwa
Berdasarkan luasan dampak, jumlah jiwa yang terkena dampak maka tingkat resiko dampak adalah parah sehinggi diperlukan proses perencanaan kontijensi yang lebih menyentuh rakyat dalam rangka mengurangi dampak. Pada tabel berikut ini adalah rincian dari asumsi kebutuhan logistik minimum mingguan untuk penduduk terdampak banjir di Kota Makassar seperti beras, air minum, air bersih, family kits, dan toilet.
rencana kontinjensi bencana banjir kota makassar
Tabel 17. Tabel Kebutuhan Logistik Minimum per Kelurahan Rincian Kebutuhan Minimum
Kelurahan
Terdampak (Jiwa)
1
Kel. Kassi-kassi
10.961
30691
191818
1150905
2192
548
2
Kel. Panaikang
9651
27023
168893
1013355
1930
483
3
Kel. Karunrung
9532
26690
166810
1000860
1906
477
4
Kel. Tml Jaya
8735
24458
152863
917175
1747
437
5
Kel. Tamangapa
8479
23741
148383
890295
1696
424
6
Kel. Batua
7500
21000
131250
787500
1500
375
7
Kel. Paropo
6641
18595
116218
697305
1328
332
8
Kel. Tamalanrea
6622
18542
115885
695310
1324
331
9
Kel. Kapasa
6551
18343
114643
687855
1310
328
10 Kel. Bangkala
4419
12373
77333
463995
884
221
11 Kel. Gunung Sari
3253
9108
56928
341565
651
163
12 Kel. Bira
3182
8910
55685
334110
636
159
13 Kel. Tello Baru
3066
8585
53655
321930
613
153
14 Kel. Manggala
3034
8495
53095
318570
607
152
15 Kel. Tml Indah
3024
8467
52920
317520
605
151
16 Kel. Paccerakkang
2311
6471
40443
242655
462
116
17 Kel. Buloa
1107
3100
19373
116235
221
55
18 Kel. Pampang
950
2660
16625
99750
190
48
19 Kel. Tallo
853
2.388
14928
89565
171
43
20 Kel. Parangloe
853
2.388
14928
89565
171
43
21 Kel. Sudiang Raya
726
2.033
12705
76230
145
36
22 Kel. Antang
355
994
6213
37275
71
18
23 Kel. Sudiang
726
398
2485
14910
28
7
24 Kel. Lakkang
25
70
438
2625
5
1
1.784.517 10.707.060 20.393
5101
Total
Beras (kg)
101.972 285.523
Air Minum (Liter)
Air Bersih (Liter)
Family Toilet Kits
Sumber : hasil pengolahan InaSAFE yang pdisesuaikan dengan Perka Nomor 7 BNPB tahun 2008 tentang pedoman pemenuhan kebutuhan dasar
Penilaian Ancaman dan Pengembangan Skenario
No
45
2) Kondisi wilayah Kawasan-kawasan yang diperkirakan akan terkena dampak banjir terdiri dari 24 Kelurahan di 6 Kecamatan. Berikut adalah peta wilayah perkiraan terdampak banjir.
Penilaian Ancaman dan Pengembangan Skenario
Tabel 18. Daftar WilayahYang Diperkirakan Terdampak Banjir
46
No
Kelurahan
Kec. Biringkanaya 1
Paccerakkang
2
Sudiang
3
Sudiang Raya
Kec. Tallo
Luas (Ha) 162,13 25,27 101,85
1
Tallo
5,14
2
Buloa
2,19
3
Lakkang
Kec. Tamalanrea
159,58
1
Tamalanrea Indah
127,15
2
Tamalanrea Jaya
231,98
3
Tamalanrea
83,14
4
Kapasa
40,43
5
Bira
6
Parangloe
6,05
Kec. Manggala
161,06
1
Antang
119,01
2
Bangkala
202,26
3
Batua
4
Tamangapa
5
Manggala
153,37
Kec. Rappocini
81,01 573,78
1
Kassi-Kassi
51,37
2
Gunung Sari
59,64
3
Karunrung
55,33
Kec. Panakkukang 1
Panaikang
2
Paropo
148,80 16,25
rencana kontinjensi bencana banjir kota makassar
3
TelloBaru
43,25
4
Pampang
151,80 2.761,84
Tabel di atas merupakan rincian luasan wilayah terdampak banjir di Kota Makassar dengan total luasan sebesar 2.761,84 Ha. wilayah terdampak paling luas adalah Kelurahan Tamangapa di Kecamatan Manggala sebesar 573,78 Ha. Sebagian besar penggunaan lahan yang terdampak di Kelurahan Tamangapa adalah sawah (419,26 Ha) dan sisanya adalah permukiman (50,95 Ha).Luasnya terdampak banjir di Kelurahan Tamangapa disebabkan limpasan air hujan yang berasal dari Kabupaten Maros.
Penilaian Ancaman dan Pengembangan Skenario
Total
47
Gambar 17. Peta Wilayah Terdampak banjir Kota Makassar
Penilaian Ancaman dan Pengembangan Skenario
Peta di atas merupakan peta wilayah terdampak banjir di Kota Makassar dengan menjelaskan ketinggian genangannya.Ketinggian banjir tertinggi berada di Kelurahan Antang yang termasuk dalam Kecamatan Manggala sekitar 300 cm, dimana sebagian besar wilayah terdampaknya hanya di bantaran sungai Tallo dengan penggunaan lahan berupa sawah.
48
Gambar 18. Penggunaan Lahan terdampak banjir dan sekitarnya
Pada peta di atas merupakan visualisasi penggunaan lahan terdampak banjir menggunakan diagram pie disebelah kanan dan peta sebelah kiri menunjukkan peta penggunaan lahan di Kota Makassar.Data penggunaan lahan ini didapat dari Bappeda Kota Makassar.Berdasarkan hasil surey dan hasil pengolahan data spatial menggunakan Qgis, OMP, Inasafe bahwa sawah merupakan penggunaan lahan terdampak banjir paling besar sebesar 972,12 Ha, sedangkan untuk permukiman sebesar 478,96 Ha. Di bawah ini adalah tabel rincian penggunaan lahan terdampak banjir. Tabel 19. Penggunaan Lahan Terdampak Kota Makassar No
Penggunaan Lahan
Luas (Ha)
1 Industri
12,61
2 Kebun
102,29
3 Komersial 4 Lahan kosong
1,33 262,15
5 Lapangan
11,46
6 Mangrove
205,04
7 Militer
46,40
8 Pemakaman
2,75
9 Pendidikan
0,22
10 Permukiman
478,96
11 Rawa
110,37
12 Sawah
972,12
13 Semak
1,40
14 Tambak 15 TPA Total
260,66 0,52 2.468,27
(sumber : data spatal wilayah terdapak banjir)
Gambar 19. Penggunaan Lahan wilayah terdampak banjir. (sumber : data spatal wilayah terdapak banjir)
Penilaian Ancaman dan Pengembangan Skenario
rencana kontinjensi bencana banjir kota makassar
49
3). Infrastruktur Dampak banjir terhadap Infrastruktur:
Penilaian Ancaman dan Pengembangan Skenario
• Transportasi :
50
Peta jaringan jalan terdampak banjir di Kota Makassar berdasarkan panjang jalandapat dilihat pada tabel dan peta berikut ini. Jaringan jalan yang terdampak dibedakan dengan gradasi warna merah.Semakin merah warna pada peta semakin panjang pula jalan yang terdampak dilihat dengan satuan Kilometer (km). Tabel 20. Jaringan Jalan Terdampak No
Kecamatan
Kelurahan
Panjang Jalan (km) Nasional Kota
Lingkungan
Total
1
Biringkanaya
Paccerakkang
0,56
17,13
5,93
23,61
2
Biringkanaya
Sudiang
2,66
5,16
0,73
8,55
3
Biringkanaya
Sudiang Raya
0,00
4,46
10,14
14,60
4
Tallo
Tallo
0,00
1,41
0,07
1,49
5
Tallo
Buloa
0,00
0,75
0,46
1,21
6
Tallo
Lakkang
0,00
0,00
0,00
0,00
7
Tamalanrea
Tamalanrea Indah
2,58
7,98
0,24
10,80
8
Tamalanrea
Tamalanrea Jaya
3,03
8,71
1,72
13,46
9
Tamalanrea
Tamalanrea
0,00
10,00
3,58
13,58
10 Tamalanrea
Kapasa
0,56
3,37
2,77
6,70
11 Tamalanrea
Bira
0,00
0,00
0,00
0,00
12 Tamalanrea
Parangloe
0,00
1,53
0,04
1,57
13 Manggala
Antang
0,00
16,29
2,99
19,28
14 Manggala
Bangkala
0,00
5,98
11,39
17,37
15 Manggala
Batua
0,00
12,97
1,16
14,14
16 Manggala
Tamangapa
0,00
9,00
1,15
10,16
17 Manggala
Manggala
0,00
16,29
1,49
17,79
18 Rappocini
Kassi-Kassi
0,00
7,50
5,51
13,00
19 Rappocini
Gunung Sari
0,00
5,11
7,86
12,97
20 Rappocini
Karunrung
0,00
5,71
7,77
13,47
21 Panakkukang
Panaikang
0,00
7,43
2,14
9,57
22 Panakkukang
Paropo
0,00
5,36
0,97
6,33
23 Panakkukang
Tello Baru
0,00
3,77
4,31
8,08
24 Panakkukang
Pampang
0,00
0,00
0,00
0,00
9,38
155,92
72,42
237,72
Total
(sumber : data spatal wilayah terdapak banjir)
rencana kontinjensi bencana banjir kota makassar
o Jl. Perintis Kemerdekaan (jalur utama dari Pusat Kota Makassar ke bagian Utara Kota; Bandara; kabupaten-kabupaten lain seperti Maros, Barru, Pangkep, Parepare; dan jalur antar provinsi) “lumpuh”. o Terminal Regional Daya terendam dan tidak berfungsi normal o Jl. Tol (Akses Ke Bandar Udara, antar kabupaten lain dan antar provinsi) masih berfungsi, namun terhambat karena kemacetan. o Jl. Urip Soemohardjo & Jl. Perintis Kemerdekaan akses ke Kawasan Industri Makassar (KIMA) terganggu o Akses ke TPA sampah di Antang terganggu Pada tabel di atas jumlah panjang jalan terdampak banjir sebesar 237,72 km, sedangkan berdasarkan kelas jalannya, jalan nasional sebesar 9,38 Ha, jalan kota sebesar 155,92 Ha, dan jalan lingkungan sebesar 72,42 Ha. Jaringan jalan terdampak paling besar terdapat di Kelurahan Paccerakkang, Kecamatan Biringkanaya. •
Pasokan Air Bersih:
Dari 3 titik instalasi tidak ada kerusakan fisik, namun distribusi terganggu sehingga kebutuhan air bersih di 24 Kelurahan terdampak banjir tidak terpenuhi.
•
Penerangan/PLN:
Penerangan di 21 kelurahan dipadamkan karena dikhawatiran menyebabkan korsleting.
Penilaian Ancaman dan Pengembangan Skenario
Data jaringan jalan Kota Makassar berasal dari BPBD Kota Makassar yang dibagi menjadi tiga jenis kelas jalan yaitu jalan nasional, jalan kota, dan jalan lingkungan. Berikut jalan utama yang terdampak banjir.
51
Penilaian Ancaman dan Pengembangan Skenario 52
Gambar 20. Peta Infrastruktur Jalan terdampak banjir di Kota Makassar
rencana kontinjensi bencana banjir kota makassar
4). Ekonomi
•
Rumah Pemotongan Hewan tidak berfungsi
•
Pasar Tradisional (4 pasar strategis dengan kapasitas sekitar 1000 pedagang) tidak berfungsi
•
Layanan per-Bank-an terganggu
•
SPBU (sekitar 5 SPBU) tidak dapat dioperasikan, antrian panjang di SPBU yang masih beroperasi
•
Kawasan Industri Makassar tidak dapat beroperasi secara normal
•
Pergudangan Parangloe dan Latebo terendam
•
Luas kawasan Industri terdampak 12,61 Ha, perkebunan 102,29 Ha, komersial 1,33 Ha, sawah 972,12, tambak 260,66, permukiman 478,96 Tabel 21. Prakiraan Aset Ekonomi Yang Terdampak di Kecamatan Manggala
No
Jenis Fasilitas
Kelurahan Terdampak (unit) Batua Antang Bangkala Tamangapa Manggala
Sektor Ekonomi
1
Pasar Tradisional
0
0
0
0
0
2
Supermarket
0
0
0
0
0
3
Industri
0
0
0
0
0
4
Pergudangan
0
0
0
0
0
5
Hotel
0
0
0
0
0
6
Perkantoran Swasta 0
0
0
0
0
7
Pelabuhan
0
0
0
0
0
Penilaian Ancaman dan Pengembangan Skenario
Dampak banjir terhadap Sektor Ekonomi:
53
Tabel 22. Prakiraan Aset Ekonomi Yang Terdampak di Kecamatan Tamalanrea Kelurahan Terdampak (unit)
Penilaian Ancaman dan Pengembangan Skenario
No
54
Jenis Fasilitas
Bira Kapasa
Tamala nrea
T. Jaya
T. Indah
Parang loe
Sektor Ekonomi
1
Pasar Tradisional
0
0
0
0
0
0
2
Supermarket
0
0
0
0
0
0
3
Industri
0
0
0
0
0
0
4
Pergudangan
0
0
0
0
0
0
5
Hotel
0
0
0
0
0
0
6
Perkantoran Swasta
0
0
0
0
0
0
7
Pelabuhan
0
0
0
0
0
0
Tabel 23. Prakiraan Aset Ekonomi Yang Terdampak di Kecamatan Rappocini No
Jenis Fasilitas
Kelurahan Terdampak (unit) Karunrung Kassi-kassi Gunung Sari
Sektor Ekonomi
1
Pasar Tradisional
1
0
0
2
Supermarket
0
0
0
3
Industri
0
0
0
4
Pergudangan
0
0
0
5
Hotel
0
0
0
6
Perkantoran Swasta
0
0
0
7
Pelabuhan
0
0
0
Sektor Sosial Budaya
8
Tempat Ibadah
1
1
0
9
Pendidikan
2
0
3
10
Kesehatan
0
0
0
11
Pemerintahan
0
0
0
12
Rumah Panti
0
0
0
13
TPA/TPS
0
0
0
rencana kontinjensi bencana banjir kota makassar
Tabel 24. Prakiraan Aset Ekonomi Yang Terdampak di Kec. Panakkukang Kelurahan Terdampak (unit) Jenis Fasilitas
Tello Baru
Pampang
Panaikang Paropo
Sektor Ekonomi
1
Pasar Tradisional
0
0
0
0
2
Supermarket
0
0
0
0
3
Industri
0
0
0
0
4
Pergudangan
0
0
0
0
5
Hotel
0
0
0
0
6
Perkantoran Swasta
0
0
0
0
7
Pelabuhan
0
0
0
0
Tabel 25. Prakiraan Aset Ekonomi Yang Terdampak di Kecamatan Tallo No
Jenis Fasilitas
Kelurahan Terdampak (unit) Tallo Lakkang Buloa
Sektor Ekonomi
1
Pasar Tradisional
0
0
0
2
Supermarket
0
0
0
3
Industri
0
0
0
4
Pergudangan
0
0
0
5
Hotel
0
0
0
6
Perkantoran Swasta
0
0
0
7
Pelabuhan
0
0
0
Penilaian Ancaman dan Pengembangan Skenario
No
55
Tabel 26. Prakiraan Aset Ekonomi Yang Terdampak di Kec. Biringkanaya
Penilaian Ancaman dan Pengembangan Skenario
No
56
Kelurahan Terdampak (unit) Sudiang Sudiang Raya Paccerakkang
Jenis Fasilitas
Sektor Ekonomi
1
Pasar Tradisional
0
0
0
2
Supermarket
0
0
0
3
Industri
0
0
0
4
Pergudangan
0
0
0
5
Hotel
0
0
0
6
Perkantoran Swasta
0
0
0
7
Pelabuhan
0
0
0
5) Sosial Budaya Dampak terhadap aspek sosial-budaya berupa terganggunya atau terendamnya Rumah Ibadah sebanyak 10 unit. Tidak ditemukan Adanya sarana olah raga dan asrama haji di lokasi terdampak. Tabel 27. Aset Sosial Budaya Yang Terdampakdi Kecamatan Manggala No
Jenis Fasilitas
Kelurahan Terdampak (unit) Batua Antang Bangkala Tamangapa Manggala
Sektor Sosial Budaya 8
Tempat Ibadah
0
1
0
2
2
9
Pendidikan
1
0
1
1
0
10 Kesehatan
0
0
1
0
0
11 Pemerintahan
0
0
0
0
0
12 Rumah Panti
0
0
0
0
0
13 TPA/TPS
0
0
0
0
0
rencana kontinjensi bencana banjir kota makassar
Tabel 28. Aset Sosial Budaya Yang Terdampak di Kecamatan Tamalanrea
Jenis Fasilitas
Sektor Sosial Budaya
8
Tempat Ibadah
0
1
1
2
2
1
9
Pendidikan
0
1
0
0
0
0
10
Kesehatan
0
1
1
0
1
0
11
Pemerintahan
0
0
0
0
0
0
12
Rumah Panti
0
0
0
0
0
0
13
TPA/TPS
0
0
0
0
0
0
Tabel 29. Aset Sosial Budaya Yang Terdampak di Kecamatan Rappocini
No
Jenis Fasilitas
Kelurahan Terdampak (unit) Karunrung
Kassi-kassi
Gunung Sari
Sektor Sosial Budaya
8
Tempat Ibadah
1
1
0
9
Pendidikan
2
0
3
10
Kesehatan
0
0
0
11
Pemerintahan
0
0
0
12
Rumah Panti
0
0
0
13
TPA/TPS
0
0
0
Penilaian Ancaman dan Pengembangan Skenario
No
Kelurahan Terdampak (unit) Tamala Parang Bira Kapasa T. Jaya T. Indah nrea loe
57
Tabel 30. Aset Sosial Budaya Yang Terdampak di Kecamatan Panakkukang
Penilaian Ancaman dan Pengembangan Skenario
No
58
Kelurahan Terdampak (unit) Tello Pampang Panaikang Paropo Baru
Jenis Fasilitas
Sektor Sosial Budaya
8
Tempat Ibadah
0
0
3
1
9
Pendidikan
0
0
0
0
10
Kesehatan
0
0
0
0
11
Pemerintahan
0
0
0
0
12
Rumah Panti
0
0
0
0
13
TPA/TPS
0
0
0
0
Tabel 31. Aset Sosial Budaya Yang Terdampak di Kecamatan Tallo No
Kelurahan Terdampak (unit) Tallo Lakkang Buloa
Jenis Fasilitas
Sektor Sosial Budaya
8
Tempat Ibadah
0
0
0
9
Pendidikan
0
0
0
10
Kesehatan
0
0
0
11
Pemerintahan
0
0
0
12
Rumah Panti
0
0
0
13
TPA/TPS
0
0
0
Tabel 32. Aset Sosial Budaya Yang Terdampak di Kecamatan Biringkanaya No
Kelurahan Terdampak (unit) Sudiang Sudiang Raya Paccerakkang
Jenis Fasilitas 8 Tempat Ibadah
1
2
4
9 Pendidikan
0
0
0
10 Kesehatan
1
11 Pemerintahan
0
0
0
12 Rumah Panti
0
0
0
13 TPA/TPS
0
0
0
rencana kontinjensi bencana banjir kota makassar
6) Pendidikan
Tabel 33. Sarana Pendidikan Yang Terdampak No 1
Kecamatan Manggala
Kelurahan
PT
SMU
Batua
SMP
SD TK
Ket. 1
Antang Bangkala
1
Manggala Tamangapa 2
Tamalanrea
1
Bira Kapasa
1
Tamalanrea Tamalanrea Indah Tamalanrea Jaya
59
Parangloe 3
Rappocini
Karunrung
2
Kassi-kassi 4
5
6
Panakukang
Tallo
Biringkanaya
Penilaian Ancaman dan Pengembangan Skenario
Dampak terhadap sektor pendidikan yaitu terganggunganya atau terdamnya bangunan sekolah hingga murid diliburkan selama masa tanggap darurat sebanyak 11 unit, berikut sarana pendidikan yang terdampak pada wilayah terdampak banjir.
Gunung Sari
3
Tello Baru
1
Pampang
Paropo
Panaikang
Tallo
Lakkang
Buloa
Sudiang Raya
Sudiang
Paccerakkang
7) Kesehatan
Penilaian Ancaman dan Pengembangan Skenario
Dampak terhadap sektor Kesehatan terganggunganya atau terendamnya bangunan pusekmas hingga pelayanan kesehatan terganggu, hasil survey terdapat sebanyak 2 unit puskesmas yang berada di wilayah terdampak banjir. Berikut tabel sarana kesehatan yang berada di wilayah terdampak banjir. Tabel 34. Sarana KesehatanYang Terdampak No Kecamatan 1 Manggala
Kelurahan
RS
Pus Klinik Dokter Perawat kesmas
Batua Antang Bangkala
1
?
?
1
?
?
Manggala Tamangapa 2 Tamalanrea
Bira Kapasa Tamalanrea Tamalanrea Indah
60
Tamalanrea Jaya Parangloe 3 Rappocini
Karunrung Kassi-kassi Gunung Sari
4 Panakukang Tello Baru Pampang Paropo Panaikang 5 Tallo
Tallo Lakkang Buloa
6 Biringkanaya Sudiang Raya Sudiang Paccerakkang
rencana kontinjensi bencana banjir kota makassar
8) Kamtib (Keamanan dan Ketertiban)
Tabel 35. AspekKeamanan dan Ketertiban Terdampak di Kecamatan Manggala No
Kelurahan Terdampak (unit)
Jenis Fasilitas
Batua Antang Bangkala Tamangapa Manggala
14 Kantor Polisi
0
0
0
0
0
15 Pos Keamanan
0
0
0
0
0
Tabel 36. Aspek Keamanan dan Ketertiban Terdampak di Kecamatan Tamalanrea Kelurahan Terdampak (unit) No Jenis Fasilitas
Bira Kapasa Tamala nrea T. Jaya T. Indah
Parang loe
14 Kantor Polisi
0
0
0
0
0
0
15 Pos Keamanan
0
0
0
0
0
0
61
Tabel 37. Aspek Keamanan dan Ketertiban Terdampak di Kecamatan Rappocini No
Jenis Fasilitas
Kelurahan Terdampak (unit) Karunrung
Kassi-kassi
Gunung Sari
14
Kantor Polisi
0
0
1
15
Pos Keamanan
0
0
0
Tabel 38. Aspek Keamanan dan Ketertibandi Kecamatan Panakkukang No
Jenis Fasilitas
Kelurahan Terdampak (unit) Tello Baru
Pampang
Panaikang
Penilaian Ancaman dan Pengembangan Skenario
Dampak terhadap Keamanan dan Ketertiban seperti Meningkatnya kerawanan sosial dan Angka kriminalitas meningkat (pencurian, Perampokan) karena rumah-rumah warga yang kosong dan penerangan/listrik dipadamkan.
Paropo
14
Kantor Polisi
0
0
0
0
15
Pos Keamanan
0
0
0
0
Penilaian Ancaman dan Pengembangan Skenario
Tabel 39. AspekKeamanandan Ketertiban Terdampak di Kecamatan Tallo
62
No
Jenis Fasilitas
14 15
Kelurahan Terdampak (unit) Tallo
Lakkang
Buloa
Kantor Polisi
0
0
0
Pos Keamanan
0
0
0
Tabel 40. Aspek Keamanan dan Ketertibanyang Terdampak di Kecamatan Biringkanaya
No
Jenis Fasilitas
Kelurahan Terdampak (unit) Sudiang
Sudiang Raya
Paccerakkang
14
Kantor Polisi
0
0
0
15
Pos Keamanan
0
0
0
Penilaian Ancaman dan Pengembangan Skenario
rencana kontinjensi bencana banjir kota makassar
63
64
Rencana Kontinjensi
Bencana Banjir Kota Makassar
National Strategy and Action Plan 2015-2019
Action Plan
rencana kontinjensi bencana banjir kota makassar HIV and AIDS Response in Indonesia
65
BAB IV
Kebijakan dan Strategi
BAB IV
Kebijakan dan Strategi
kebijakan dan strategi
Dalam rencana kontijensi banjir, Pemerintah Kota Makassar mengambil beberapa kebijakan dan strategi yang akan menjadi landasan operasional untuk kegiatan tanggap darurat jika terjadi banjir. Kebijakan, strategi dan detail operasional ini diharapkan mampu mewujudkan penyelenggaraan tanggap darurat bencana banjir yang efektif dan efisien serta terkoordinasi dengan baik.
66
4.1. Kebijakan 1. Menetapkan status dan masa tanggap darurat bencana banjir selama 6 (enam) hari dengan Surat Keputusan Walikota Makassar; 2. Masa tanggap darurat bencana banjir dapat diperpanjang sesuai kebutuhan; 3. Melaksanakan tanggap darurat banjir secara terkoordinasi, terpadu dengan melibatkan seluruh potensi pemerintah, swasta, dan masyarakat; 4. Menjamin pemenuhan kebutuhan dasar bagi masyarakat terkena bencana (terutama pengungsi) berdasarkan standar minimal bantuan sesuai peraturan yang berlaku dan prinsip-prinsip bantuan kemanusiaan; 5. Memberikan pelayanan kesehatan dan pengobatan gratis bagi para korban bencana; 6. Masyarakat korban bencana yang termasuk kelompok rentan mendapatkan prioritas pelayanan; 7. Penyelenggaraan tanggap darurat bencana banjir dikelola secara transparan dan dapat dipertanggungjawabkan. 4.2. Strategi Untuk mewujudkan tercapainya kebijakan-kebijakan di atas maka ditetapkan strategistrategi dibawah ini:
rencana kontinjensi bencana banjir kota makassar
1. Mendirikan Posko Utama Penanggulangan Bencana banjir di Kantor BPBD Makassar, dan mendirikan 6 (enam)Posko Bantuan di tingkat Kecamatan sesuai kebutuhan; 2. Mendirkan 28 (dua puluh delapan) tenda pengunsian sesuai kebutuhan 3. Melaksanakan tanggap darurat banjir secara terpadu dalam satu Komando
5. Melakukan pencarian, pertolongan dan evakuasi (SAR) secara cepat bagi penduduk yang membutuhkan 6. Mengelola penampungan sementara atau pengungsian, dan menyelenggarakan dapur umum, penyediaan air bersih dan sanitasi umum. 7. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan gratis bagi pengungsi secara optimal, pelayanan psikososial dasar, dan pendidikan anak pada masa darurat. 8. Menyediakan kebutuhan dasar pengungsi sesuai standar minimal bantuan 9. Memerintahkan kepada seluruh Instansi pelayanan publik untuk memberikan pelayanan secara maksimal dan jika dibutuhkan selama 24 jam setiap hari selama masa tanggap darurat; 10. Mengamankan aset masyarakat yang terkena dampak (aset yang dibawa maupun yang ditinggal mengungsi) 11. Memperioritaskan perlindungan dan pelayanan terhadap masyarakat yang rentan seperti Lansia, anak-anak, ibu hamil, orang sakit dan difable (orang-orang dengan kemampuan berbeda); 12. Menyediakan data informasi pengelolaan bantuan secara transparan 13. Mengevaluasi seluruh pelaksanaan kegiatan tanggap darurat yang sudah dilaksanakan dan menyusun laporan pertanggung jawaban.
kebijakan dan strategi
4. Mengerahkan semua sumberdaya yang ada di setiap SKPD dan organisasi/ lembaga terkait yang dapat dipergunakan dalam penanggulangan bencana banjir;
67
Tabel 41. Lokasi Evakuasi
No
68
2
3
4
5
6
Kelurahan
Jumlah Tempat Kapasitas Pengungsian (jiwa) (unit)
Lokasi
Batua
4
± 500
Mesjid At Thoyyibah, SMPN 8 Makassar, Kantor Kelurahan Batua, dan SD,SMP,SMA Mandiri
Antang
2
± 700
Mesjid Raya Bukit Baruga dan Kantor Kelurahan Antang
Bangkala
2
± 900
Kantor Kelurahan Bangkala dan Gedung Serbaguna Al Mubarakah
Manggala
2
± 300
SMPN 20 Makassar dan SD INP Manggala
Tamangapa
2
± 300
SD Kassi dan Kantor Kelurahan Tamangapa
Bira
1
± 50
Pos polisi
Kapasa
1
± 500
UKI Paulus
Tamalanrea
2
± 200
Polsek Tamalanrea dan Mesjid Baitul Majdis
Tamalanrea Indah
0
0
Tamalanrea Jaya
1
± 500
Parangloe
0
0
1
± 500
Politeknik Kesehatan Makassar
1
± 100
Kantor Kelurahan Kassi-kassi
1
± 500
Sekolah Islam Al Azhar
Tello Baru
1
± 500
Lapangan Komplek IDI
Pampang Panakukang Paropo
0
0
1
± 100
Mesjid Paropo Indah
Panaikang
1
± 100
Gereja Toraja Kodam
Tallo
1
± 500
Pergudangan
Lakkang
0
0
Manggala
kebijakan dan strategi
1
Kecamatan
Tamalanrea
Karunrung RappoKassi-kassi cini Gunung Sari
Tallo
Biringkanaya
SMPN 12 Makassar
Buloa
0
0
Sudiang Raya
1
± 500
SMAN 22 Makassar
Sudiang
1
± 500
Ruko Perintis
Paccerakkang
2
± 200
Mesjid Babul Jannah dan Kantor Kelurahan Paccerakkang
Total
28
kebijakan dan strategi
rencana kontinjensi bencana banjir kota makassar
69
Gambar 21. Peta lokas evakuasi, titik kumpul, dan jalur evakasi
kebijakan dan strategi 70
Gambar 22. Peta lokas evakuasi, titik kumpul, dan jalur evakasi banjir Kecamatan Biringkanaya
kebijakan dan strategi
rencana kontinjensi bencana banjir kota makassar
71
Gambar 23. Peta lokas evakuasi, titik kumpul, dan jalur evakasi banjir Kecamatan Panakukang
kebijakan dan strategi 72
Gambar 24. Peta lokasi evakuasi, titik kumpul, dan jalur evakasi banjir Kecamatan Rappocini
kebijakan dan strategi
rencana kontinjensi bencana banjir kota makassar
73
Gambar 25. Peta lokasi evakuasi, titik kumpul, dan jalur evakasi banjir Kecamatan Tamalanrea
kebijakan dan strategi 74
Gambar 26. Peta lokasi evakuasi, titik kumpul, dan jalur evakasi banjir Kecamatan Manggala
kebijakan dan strategi
rencana kontinjensi bencana banjir kota makassar
75
Gambar 27. Peta lokasi evakuasi, titik kumpul, dan jalur evakasi banjir Kecamatan Tallo
Rencana Kontinjensi
Bencana Banjir Kota Makassar
Perencanaan Sektoral
rencana kontinjensi bencana banjir kota makassar
77
BAB V
Perencanaan Sektoral
BAB 5
Perencanaan Sektoral
Perencanaan Sektoral
78
Kebijakan dan strategi yang telah ditetapkan oleh Pemerintah Kota Makassar merupakan acuan bagi pemerintah dan para pemangku kepentingan dalam melindungi segenap masyarakat dari bencana banjir dan menata kembali kehidupan setelah bencana. Untuk mengimplementasikan kebijakan dan strategi tersebut maka perlu ditetapkan perencanaan sektoral. Perencanaan sektoral ini merupakan wujud operasionalisasi fungsi-fungsi manajerial dalam pencapaian kebijakan dan strategi. Berdasarkan skenario kejadian dan skenario dampak banjir, pengalaman dalam merespon bencana banjir di Kota Makassar selama ini, serta mengacu pada Sistem Komando Tanggap Darurat (SKTD) sesuai Perka BNPB No. 10 Tahun 2010, maka bidang/sektor yang diperlukan ditetapkan sebagai berikut: 1. Bidang Posko (Pusat Pengendali Operasi/Pusdalops) 2. Bidang Perencanaan 3. Bidang Logistik dan Peralatan 4. Bidang Operasi - Sektor SARdan Keamanan 5. Bidang Operasi - Sektor Kesehatan 6. Bidang Operasi - Sektor Sarana dan Prasarana 5.1. Sektor Posko (Pusat Pengendali Operasi/Pusdalops) Bidang atau sektor Pusdalops berfungsi sebagai pengendali semua kegiatan tanggap darurat bagi sektor-sektor yang dibentuk untuk melaksanakan kegiatan tanggap darurat di lapangan.Sektor ini dibawah komandan pengendali kegiatan tanggap darurat yang ditunjuk oleh Walikota Makassar sebagai pimpinan tertinggi. Komandan pengendali operasi akan dibantu oleh beberapa unit dalam melaksanakan tugasnya, antara lain unit personalia, unit perencanaan, unit logistik, unit keuangan, unit datainformasi dan Humas. Sektor ini bertugas untuk memastikan bahwa semua kebutuhan sektor-sektor terpenuhi untuk memperlancar kegiatan tanggap darurat di lapangan.
rencana kontinjensi bencana banjir kota makassar
5.1.1. Pelibat Sektor
1
Lembaga / Instansi Sekretariat
Nama Kontak SEKDA
Kepala BPBD
Kontak
Peran
0411-316006 atau 334947
Mengkoordinasikan seluruh SKPD dan parapihak terkait dan Mengkoordinasikan pengerahan sumberdaya dari parapihak
04113633797/ 08164380077
Mengkoordinasikan dan menghimpun rencana masing-masing bidang
0411-456493, 449243, 0411449286 ; 0411455019
Melakukan pemantauan dan analisis kecenderungan perubahan kondisi meteorologi, klimatologi, kualitas udara dan geofisika Analisa, evaluasi dan distribusi informasi peringatan dini
Perencanaan Sektoral
No.
79
2
BPBD Makassar
3
BMKG
4
Dinas kominfo, Kepala Dinas Kominfo
0411-452377
Penyebarluasan informasi (berbagai media)
5
Sekretariat Kepala Bagan bagian humas Humas
0411-329814
Penyebarluasan informasi (berbagai media)
6
Telkom,
DIR PT.Telkom
0411-5076262
Merencanakan “call center” di salah satu posko yang cukup aman, representatif, dengan fasilitas dan sarana yang cukup
7
Diskominfo
Kepala Dinas Kominfo
0411-452377
Merencanakan “call center” di salah satu posko yang cukup aman, representatif, dengan fasilitas dan sarana yang cukup
8
TNI
Kodim
411-442351
Menyediakan rencana kamtib bagi petugas dan masyarakat, korban, dan pengungsi serta menyiapkan rencana koordinasi antar satuan di POLRI
Kepala BMKG
Perencanaan Sektoral
No. 9
Lembaga / Instansi POLRI – Polresta Makassar
10
Satpol PP
Kepala Satuan Polisi Pamong Praja
0411-872844
11
ORARI/RAPI
Ketua ORARI/RAPI
(0411) 854-560 Merencanakan atau mendesain informasi dari lokasi bencana ke POSKO Bencana
80
Nama Kontak
Kontak
Peran
Polsekta Wajo Polsekta Mariso Polsekta Tallo Polsekta Bontoala Polsekta Panakukang Polsekta Biringkanaya Polsekta Tamalate
Polsekta Wajo +62411319267 Polsekta Mariso +62411873753 Polsekta Tallo +62411449326 Polsekta Bontoala +62411453123 Polsekta Panakukang +62411442302 Polsekta Biringkanaya +62411510108 Polsekta Tamalate +62411868496
Menyediakan rencana kamtib bagi petugas dan masyarakat, korban, dan pengungsi serta menyiapkan rencana koordinasi antar satuan di satuan di POLRI
Merencanakan jaminan keamanan dan ketertiban bagi infrastruktur penting seperti kantor pemerintah, fasilitas sosial, dan fasilitas umum
5.1.2. Situasi Bencana Banjir memugkinkan menimbulkan gangguan atau bahkan melumpuhkan aktivitas masyarakat dan bisa menimbulkan jatuhnya korban jiwa. Untuk itu perlu upaya untuk menghadapi bencana Banjir di Kota Makassar secara efektif, efisien dan terpadu.Untuk mewujudkan penanggulangan bencana khususnya kegiatan tanggap darurat secara efektif, efisien dan terpadu diperlukan langkah-langkah untuk mengatur, mengendalikan dan mengkoordinasikan para pihak yang terlibat. Badan Penanggulangan Bencana Daerah sebagai institusi/lembaga yang diberikan mandat untuk penyelenggaraan penanggulangan bencana di daerah bertugas untuk melaksanakan / memfasilitasi kegiatan manajemen dan koordinasi para pihak tersebut mulai dari pemerintah Daerah Kota Makassar sampai pada tingkat kelurahan.
rencana kontinjensi bencana banjir kota makassar
5.1.3. Sasaran 1. Terselenggaranya koordinasi tanggap darurat bencana banjir dengan melibatkan seluruh pihak 2. Terlaksananya pengerahan sumberdaya secara terkoordinir dari semua pihak untuk mendukung kegiatan tanggap darurat banjir 3. Terpenuhinya kebutuhan dasar penduduk terkena dampak banjir sesuai standar pemberian bantuan
Kegiatan yang akan dilakukan sektor Posko untuk mencapai sasaran tersebut di atas adalah sebagai berikut: No.
Kegiatan
Pelaku
Waktu
1
Melaksanakan kegiatan koordinasi untuk penyiapan sumberdaya dengan melibatkan semua pelaku bidang Posko
2
Melakukan evaluasi, analisis data potensi banjir berdasarkan; 1) wilayah rawan bencana, 2) kenaikan permukaan air laut, 3) curah hujan maksimum serta 4) fakor lainya yang dianggap dominan
3
Sebarluaskan informasi (berbagai media)
dinas kominfo, 15 menit humas, ORARI/RAPI
4
Menghimpun rencana masing-masing lembaga / instansi
Sekretariat Daerah 15 menit dan BPBD
5
Mengaktifkan Posko Tanggap Darurat BPBD dan mendirikan 6 Posko dan 28 tempat pengungsian jika dibutuhkan,
BPBD Makassar, Dinas Sosial,
30 menit
6
Buat call center
telkom, kominfo
15 menit
7
Menginvetaris data korban dan wilayah terdampak
8
Melaksanakan fungsi administrasi dan keuangan
BPBD Makassar dan 15-30 menit semua pihak terkait
Perencanaan Sektoral
5.1.4. Kegiatan
81
BMKG, BPBD, dan BAPPEDA
30 menit
BPBD, PMI, PSC, dan 15 menit SAR BPBD
15 menit
Perencanaan Sektoral
5.1.5. Kebutuhan dan Ketersediaan Sumberdaya NO
KEBUTUHAN
1 2
Personel: Admn dan Keuangan Database Infokom Logistik Pendirian posko tanggap darurat bencana 1. Lapangan lokasi bencana 2. Meja lapangan 3. Kursi 4. Velbet 5. Papan data 6. Dispenser Menghimpun perencanaan masing-masing bidang analisa, evakuasi, penetapan rencana, distribusi perencanaan 1. Laptop 2. Printer 3. Genset 2500 Watt 4. Kertas 5. Pulpen 6. Buku laporan 7. Pendukung ATK Mengumpulkan data informasi 1. Camera 2. Handycam 3. Flashdisk 4. TV 5. Inst pengiriman data 6. HT 7. Pesawat telpon/HP
3
82
4
2 2 2 10
Org Org Org Org
VOL KBTHN 2 2 2 10
6 6 6 6 6 6
unit pos pos pos pos pos
3 bh/pos 6 bh/pos 6 set/pos 3 bh/pos 1 bh/pos 2 bh/pos
2 2 1 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6
unit unit unit pos pos pos pos pos pos pos pos pos pos pos
1 pos 1 pos 1 unit 1 rim 1 dos 4 bh 2 paket 2 bh/pos 2 bh/pos 1 bh/pos 1 bh/pos 1 set 3 unit 2 unit
STANDAR
JANGKA JML WAKTU KBTHN 6 hari 12 12 12 120 6 hari
6 hari
6 hari
18 36 36 18 6 12
12 12 6 36 36 144 72 12 12 6 6 12 18 12
rencana kontinjensi bencana banjir kota makassar
5
KEBUTUHAN Pam Swakarsa 1. Senter 2. Perahu karet 3. Pelampung 4. Megaphone 5. Mantel 6. P3K 7. BBM (Perahu karet) 8. BBM (Genset)
STANDAR
VOL KBTHN
6 6 6 6 6 6 6 6
4 bh 4 bh 6 bh 2 bh 6 bh 1 bh 15 liter 10 liter
pos pos pos pos pos pos pos pos
JANGKA JML WAKTU KBTHN 6 hari
24 24 36 12 36 6 90 60
5.2. Sektor Perencanaan Dalam menghadapi bencana banjir, perlu disiapkan “Rencana Operasi” dengan mengadaptasi/penyesuaian Rencana Kontijensi dengan kejadian sebenarnya setelah dilakukan kajian cepat dampak bencana. Sektor perencanaan bertugas untuk mengkoordinir proses penyesuaian Rencana Kontijensi menjadi Rencana Operasi. 5.2.1. Pelibat Sektor No Lembaga / Instansi 1 SETKOT MAKASSAR
Nama Kontak SETKOT MAKASSAR
2 BPBD KOTA MAKASSAR BPBD Kota Makassar
3
BAPPEDA
Nomor Kontak 0411-316006 atau 334947
83
Peran
Mempersiapkan penunjukan insiden komando dan Mempersiapkan surat pernyataan tanggap darurat bencana banjir di Kota Makassar oleh Walikota Makassar 04113633797/ Merencanakan dan 08164380077 mengk oordinasik an tindak lanjut penganggaran kondisi tanggap darurat
K E P A L A 0411-316940 BAPPEDA
Perencanaan Sektoral
NO
Mengkoordinir penyusunan biaya perencanaan operasi dan tanggap darurat
Perencanaan Sektoral
4
BMKG
Kepala BMKG 0411-456493, 449243, 0411449286 ;0411455019 Kepala Dinas 0411-881549 Kesehatan
5
Dinas Kesehatan
6
Dinas Sosial
Kepala Dinas 0411-448313 Sosial
7
Dinas Pekerjaan Umum
Kepala Dinas 0411-449340 PU
8
Dinas Perhubungan
Kepala Dinas 0411-866547 Perhubungan
9
KOMINFO
Kepala Dinas 0411-452377 kominfo
84
Laporan perkembangan prakiraan cuaca dan potensi bencana banjir setiap hari Mempersiapkan penyediaan petugas kesehatan, alkes dan obat-obatan Mempersiapkan penyediaan bahan makanan (dapur umum) dan Mempersiapkan fasilitas sarana tempat pengungsian Mempersiapkan sarana sanitasi (MCK) dan perbaikan drainase Mendukung jaminan kelancaran aksebilitas dari dan menuju lokasi bencana banjir Mendukung kelancaran informasi dan kehumasan dan menyediakan analisis dan update informasi Mempersiapkan penanganan dan solusi masalah gangguan kegiatan proses belajar mengajar Mendukung/ Mempersiapkan fasilitas penerangan listrik (genset)
10 Dinas P & K
Kepala Dinas 0411-868073 P&K
11 PT PLN KOTA MAKASSAR
Direktur PLN PLN rayon utara 04113632525 PLN rayon timur 0411473222 PLN rayon selatan 0411447733 D i r e k t u r +62411876777 Mempersiapkan PDAM penyediaan air bersih/ air minum
12 PDAM
rencana kontinjensi bencana banjir kota makassar
K e p a l a Puskesmas PUSKESMAS Tamalate Alamat : Jl. Dg. Tata I (Komp.Tabaria Blok G8) Telp. : 0411-867406
Mempersiapkan penyediaan petugas kesehatan, alkes dan obat-obatan
Puskesmas BatuaAlamat : Jl. Abd Dg. Sirua No. 338Telp. : 0411-49380 14 Balai Besar Wilayah S e k r e t a r i s 082 346 Melaporkan potensi Sungai Pompengan BBWS-PJ 558105 bencana banjir, hasil Jeneberang laporan peningkatan debit air, perkiraan luasan dampak 5.2.2. Situasi Kejadian dan dampak bencana banjir mungkin tidak persis sama antara skenario kejadian dan skenario dampak yang dibuat dalam Rencana Kontijensi, sehingga jumlah kebutuhan-kebutuhan akan berbeda dengan yang direncanakan dalam Rencana Kontijensi. Oleh karena itu, perlu dilakukan penyesuaian agar pengerahan sumberdaya dapat dilakukan secara tepat untuk memenuhi kebutuhan. Rencana Kontijensi yang telah disesuaikan/berubah menjadi Rencana Operasi sebagai dasar parapihak melaksanakan tanggap darurat banjir. 5.2.3. Sasaran a. Tersedianya Rencana Operasi sebagai landasan operasional pelaksanaan tanggap darurat banjir b. Menyediakan analisis dan update informasi c. Menyediakan bahan evaluasi kegiatan Operasi Tanggap Darurat secara berkala
Perencanaan Sektoral
13 Puskesmas
85
Perencanaan Sektoral
5.2.4. Kegiatan
86
No. Kegiatan 1 Mengkoordinasikan pengumpulan data asessment kebutuhan (hasil kajian cepat) 2 Mengkoordinasikan penyesuaian rencana sektoral sesuai hasil kajian cepat 3 Mengumpulkan, kompilasi dan sinkronisasi perencanaan semua sektor menjadi “Rencana Operasi Tanggap Darurat� 4 Mensosialisasikan Rencana Operasi kepada semua sektor 5 Memantau pelaksanaan Rencana Operasi 6 Melakukan evaluasi kegiatan Operasi Tanggap Darurat dan menyediakan laporan hasil evaluasi
Pelaku BPBD, DPU, Dinsos, Kelurahan, Kecamatan, Kesehatan, dan Diknas Sekkot Makassar, BPBD Makassar Sekkot Makassar, BPBD Makassar
Sekkot Makassar, BPBD Makassar BPBD Makassar dan BAPPEDA Makassar BPBD Makassar
Waktu 15 menit
15 menit 15 menit
15 menit 15 menit 15 menit
5.2.5. Kebutuhan dan Ketersediaan Sumberdaya NO
KEBUTUHAN
1
2
1
Perahu Karet
2
Alat Selam
STANDAR
VOL KBTHN
JANGKA WAKTU
JML KBTHN
3a
3b
5
6
6=3aX4X5
2/Kel
Unit
12
6
12
2 set/kel
Set
48
6
48
3
Pelampung/Life jacket
20/Kel
Buah
480
6
480
4
Ring Boy
2/Kel
Buah
48
6
48
5
Webing
6/Kel
Buah
144
6
144
6
HT (Handy Talky)
2/Kel
Buah
48
6
48
7
Megaphone
2/kel
Buah
48
6
48
8
Senter besar/Lampu sorot
1/kel
Buah
24
6
24
9
Tali tambang
150 / kel
meter
3600
6
3600
10
Tandu
4 /kel
unit
96
6
96
11
Kantong mayat
10 /kel
lemb
240
6
240
12
Personil
30 /kel
orang
720
6
720
13
Mobil operasional
3 /kel
unit
72
6
72
rencana kontinjensi bencana banjir kota makassar
NO
KEBUTUHAN
1
2
STANDAR 3a
VOL KBTHN
JANGKA WAKTU
JML KBTHN
5
6
6=3aX4X5
3b
14
MCK Mobil
4 /kel
unit
96
6
96
15
Tandom air kap. 2 m3
4 /kel
unit
96
6
96
16
Tenda pengungsi
2 /kel
unit
48
6
48
17
Tenda posko
1 /kel
unit
24
6
24
5.3. Sektor Penanganan Logistik
5.3.1. Pelibat Sektor No 1 2
Lembaga/ Instansi BPBD
Nama Kontak
BPBD Kota Makassar DINAS SOSIAL Kepala Dinas Sosial
No Kontak 04113633797/ 08164380077 0411-448313
3
PDAM
4
Dinas PU
Kepala Dinas PU
0411-449340
5
SATPOL PP
0411-872844
6 7
TNI PLN
Kepala Satuan Polisi Pamong Praja Kodim Direktur PLN
411-442351 PLN rayon utara 04113632525 PLN rayon timur 0411473222 PLN rayon selatan 0411447733
Peran Koordinator Penyediaan logistik dan Pemberdayaan pengungsi Penyediaan air bersih Penanganan Drainase dan Infrastruktur terkait banjir Keamanan
Keamanan Listrik
Perencanaan Sektoral
Mempersiapkan dan menyediakan logistik yang memadai bagi korban bencana (pengungsi baik pangan maupun sandang sesuai dengan kebutuhan).
87
No 8
Lembaga/ Instansi Polri
Nama Kontak
Kepala Dinas Kesehatan Kepala Dinas Ketua PMI
+62411854221
Perencanaan Sektoral
Polsekta Wajo Polsekta Mariso Polsekta Tallo Polsekta Bontoala Polsekta Panakukang Polsekta Biringkanaya Polsekta Tamalate
9
Dinas Kesehatan 10 Dinas Pendidikan 11 PMI 12 LSM/LPM dan lembaga sosial
Peran
Keamanan Polres Makassar Timur +62411423183 Polres Makassar Barat +62411335935 Polsekta Wajo +62411319267 Polsekta Mariso +62411873753 Polsekta Tallo +62411449326 Polsekta Bontoala +62411453123 Polsekta Panakukang +62411442302 Polsekta Biringkanaya +62411510108 Polsekta Tamalate +62411868496 0411-881549 Menyediakan layanan kesehatan 868073 Pendidikan
Polres Makassar Timur Polres Makassar Barat
88
No Kontak
Dapur umum Kegiatan pemberdayaan
5.3.2. Situasi Masyarakat telah dievakuasi oleh tim evakuasi menuju tempat aman untuk pengungsian. Di lokasi pengungsian perlu dilakukan distribusi tempat tinggal, sehingga pengungsi tidak terkonsentrasi di satu lokasi. Masyarakat yang berada dilokasi pengungsian perlu mendapakatkan fasilitas kebutuhan dasar seperati pelayanan pangan, sandang, kesehatan (fisik maupun psikis), air dan sanitasi serta pendidikan. 5.3.3. Sasaran 1. Pengungsi mendapatkan tempat pengungsian yang layak
rencana kontinjensi bencana banjir kota makassar
2. Pengungsi mendapatkan layanan pangan, sandang yang dibutuhkan dan dibedakan antara laki-laki dan perempuan 3. Pengungsi mendapatkan layanan kesehatan baik fisik maupun psikis 4. Lokasi pengungsian tersedia air dan sanitasi 5. Tersedianya fasilitas bagi orang yang berkemampuan khusus 6. Tersedianya tempat pendidikan sementara.
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
Kegiatan Menyediakan tempat penampungan pengungsian yang layak Menyediakan air bersih Menyediakan fasilitas sanitasi yang memadai (kamar mandi, WC, pengolahan limbah padat/cair) Menyediakan layanan kesehatan (fisik dan psikis) Menyediakan tempat ibadah Menyediakan pangan bagi pengungsi dan petugas/ relawan Menyediakan alat-alat kebersihan pribadi (sabun, sikat gigi, dll) Menyediakan pakaian dan selimut layak pakai Menyediakan alat makan/minum dan bantuan non pangan lainnya Menyediakan kebutuhan khusus wanita dan bayi/ balita Menyediakan perlengkapan dapur umum Menyediakan “bilik cinta� Menyediaan fasilitas pendukung bagi “diffable� Menyediakan hiburan Menyelenggarakan kegiatan produktif bagi pengungsi Menyediakan sarana pendidikan anak Menyusun aturan main/etika di pengungsian
Pelaku
Waktu
Dinsos
30 menit
PDAM
30 menit
PU
30 menit
Dinkes
30 menit 30 menit
Dinsos
30 menit
Dinsos
30 menit 30 menit
Dinsos
30 menit
BPBD,
30 menit
Dinsos Dinsos Dinsos Dinsos BPM Diknas Kesbang
30 menit 30 menit 30 menit 30 menit 30 menit 30 menit 30 menit
Perencanaan Sektoral
5.3.4. Kegiatan
89
18 Mengorganisir pemberdayaan pengungsi (dalam mengelola penampungan pengungsi) 19 Melaksanakan kegiatan assesment kebutuhan logistik
Dinsos
30 menit
Dinsos
30 menit
5.3.5. Kebutuhan dan ketersediaan sumberdaya
Perencanaan Sektoral
No Kebutuhan
90
Jmlh Satuan
Ketersediaan
Lokasi
Rasio Kecukupan
Ket
1,1
1 Personel
700
org
752
BPBD, SAR, Dinas Sosial. Kesbanglinmas, Polres, Kodim, ORARI/RAPI, Relawan
2 Sarpras
Tenda Posko (Posko Bantuan)
6
Buah
2
BPBD, Dinsos, Kodim, Polres
0,33
1 buah / Posko/Kec
Tenda pengungsi (TP)
28
Buah
3
BPBD, Dinsos, Kodim, Polres
0,11
1 tenda/TP
Tenda Keluarga
28
Buah
12
BPBD, Dinsos, Kodim, Polres
0,43
2 tenda/TP
Alas tikar
280
Buah
50
BPBD dan DINSOS
0,18
10 Buah /TP
Terpal
280
Buah
50
BPBD dan DINSOS
0,18
10 Buah /TP
Velbed
112
Buah
BPBD dan DINSOS
4 Buah/TP
MCK
51
Buah
50
BPBD dan DINSOS
0,99
2 Buah/TP
Pompa air
28
Buah
1
Dinsos
0,04
1 Buah /TP
Selang air
5.600
Buah
2
Dinsos
0,00
200 m /TP
Tandon air
28
Buah
1
Dinsos
0,04
1 Buah /TP
Ember air
56
Buah
0
BPBD dan DINSOS
0,00
2 Buah /TP
Jerigen 20 liter
56
Buah
0
BPBD dan DINSOS
0,00
2 Buah /TP
Gayung mandi
56
Buah
0
BPBD dan DINSOS
0,00
2 Buah /TP
Tempat sampah
56
Buah
1
BPBD dan DINSOS
0,02
2 Buah /TP
Tali plastik
56
Buah
0
Dinsos
0,00
2 Buah /TP
Tali tambang
56
Buah
0
Dinas PU
0,00
2 Buah /TP
Parang
56
Buah
0
Dinas PU
0,00
2 Buah /TP
Sabit
56
Buah
0
Dinas PU
0,00
2 Buah /TP
Cangkul
56
Buah
0
Dinas PU
0,00
2 Buah /TP
Sekop
56
Buah
10
Dinas PU
0,18
2 Buah /TP
No
Kebutuhan
Senter besar
Jmlh Satuan
Ketersediaan
Lokasi
Rasio Kecukupan
Ket
56
Buah
2
BPBD & Dinas PU
0,04
2 Buah /TP
Masker
2.800
Buah
2
BPBD dan PMI
0,00
100 Buah / TP
Jas hujan
2.800
Buah
0
-
0,00
100 Buah / TP
Sepatu boat
2.800
Buah
0
-
0,00
100 Buah / TP
Tempat tidur lapangan
56
Buah
50
-
0,89
10 Buah /TP
Megaphone
56
Buah
1
BPBD
0,02
2 Buah /TP
Handy Talky
56
Buah
20
ORARI/RAPI
0,36
2 Buah /TP
Lampu darurat
56
Buah
0
-
0,00
2 Buah /TP
Genset
56
Buah
3
Dinsos
0,05
1Buah /TP
Truk
56
Buah
10
PU
0,18
2 Buah /TP
Mobil tangki air
28
unit
2
PDAM
0,07
1 unit / posko
Mobil operasional
6
unit
4
BPBD, Dinsos, Kodim, Polres
0,67
1 unit / posko
Kendaraan roda 2
6
unit
6
BPBD, Dinsos, Kodim, Polres
1,00
1 unit / posko
Obat-obatan
2.800
set
0
Dinkes
0,00
100 set /TP
Paket dapur umum
28
set
2
BPBD dan DINSOS
0,07
1Buah /TP
Water Tretment Portable
28
set
1
BPBD
0,04
1Buah /TP
3 Pangan
Beras
2.429
kg
0
DINSOS
0,00
kg
Mie instan
8.400
dus
0
BPBD dan DINSOS
0,00
200 dus /TP/ hari
Telur
1.072
kg
0
BPBD dan DINSOS
0,00
kg
Air minum kemasan
15.180
liter
0
BPBD dan DINSOS
0,00
liter
air bersih
7.084
liter
0
BPBD dan DINSOS
0,00
liter
Makanan 3.360 tambahan bayi
dos
0
BPBD dan DINSOS
0,00
20 DOS/ TP/ hari
Perencanaan Sektoral
rencana kontinjensi bencana banjir kota makassar
91
No
Perencanaan Sektoral
Jmlh Satuan
Makanan 3.360 dos tambahan manula
92
Kebutuhan
Ketersediaan 0
Lokasi
Rasio Kecukupan
Ket
BPBD dan DINSOS 0,00
100 DOS/ TP/hari
Susu ibu hamil
3.360
dos
0
BPBD dan DINSOS
0,00
20 DOS/ TP/ hari
Gula
607
Kg
0
BPBD dan DINSOS
0,00
Kg
Kopi
840
dos
0
BPBD dan DINSOS
0,00
50 Dus/ posko/hari
Teh
840
dos
0
BPBD dan DINSOS
0,00
50 Dus/ posko/hari
Kantong plastik
840
dos
0
BPBD dan DINSOS
0,00
5 Pak/TP/ hari
Tempat makan plastik
84
lusin
0
BPBD dan DINSOS
0,00
lusin
Sendok plastik
84
lusin
0
BPBD dan DINSOS
0,00
lusin
Gelas plastik
84
lusin
0
BPBD dan DINSOS
0,00
lusin
560
set
0
BPBD dan DINSOS
0,00
20 set perlengkapan bayi/TP
Buah
0
BPBD dan DINSOS
0,00
Buah /KK
4 Non Pangan
Sabun bayi
Minyak bayi
Bedak bayi
Selimut bayi
Sabun mandi bayi
Sabun mandi
253
Sikat gigi
1.012
Buah
0
BPBD dan DINSOS
0,00
Buah /org
Pasta gigi
253
Buah
0
BPBD dan DINSOS
0,00
Buah /KK
Sabun cuci
253
Buah
0
BPBD dan DINSOS
0,00
Buah /KK
Shampo
253
Buah
0
BPBD dan DINSOS
0,00
Buah /KK
Pembalut perempuan
337
Buah
0
BPBD dan DINSOS
0,00
Buah /KK
Sarung
1.012
Buah
0
BPBD dan DINSOS
0,00
Buah /org
Tali jemuran
5.600 meter
0
BPBD dan DINSOS
0,00
200 meter/TP
gas elpiji + kompor
2.520
0
BPBD dan DINSOS
0,00
Liter/hari/ posko
selimut dewasa 1.012 Lembar
0
BPBD dan DINSOS
0,00
lembar /org
pakaian
1.012 Lembar
0
BPBD dan DINSOS
0,00
lembar /org
lauk pauk
6.072
0
BPBD dan DINSOS
0,00
1 kg/org/hari
Liter
kg
rencana kontinjensi bencana banjir kota makassar
Sektor SARdan Keamanan bertugas untuk memastikan bahwa penduduk di kawasan yang rawan banjir mendapatkan perlindungan baik dari ancaman bencana banjir maupun dari ancaman keamanan wilayah pada saat terjadi situasi darurat.Pada saat terjadi bencana, sektor ini bertugas untuk memfasilitasi penduduk di wilayah rawan banjir untuk mengungsi ke tempat yang aman. Bersama-sama dengan penduduk setempat serta tim siaga kelurahan (jika ada), sektor ini melakukan tugas untuk menjaga keamanan lingkungan. Pada saat terjadi banjir, sektor ini bertugas melakukan penanganan pertama jika muncul korban, baik yang mengalami cidera maupun korban meninggal dan melakukan koordinasi dengan Sektor Kesehatan untuk penanganan lanjutan bagi penduduk yang mengalami cidera serius.Jika muncul laporan kehilangan dari anggota masyarakat yang ditengarai menjadi korban banjir, sektor ini bertugas untuk melakukan pencarian dan evakuasi. 5.4.1. Pelibat sektor No. Instansi/Lembaga
Nama Kontak
No. Kontak
Peran
1
BPBD Makassar
BPBD Kota Makassar
0 4 1 1 3 6 3 3 7 9 7 / Mengkoordinasikan 08164380077 semua pihak yang ada di Sektor SAR
2
BASARNAS
KEpala Basarnas
62-411-55515
Oprasi SAR
3
TNI - KODIM
Kodim
411-442351
Oprasi SAR dan pengamanan
4
POLRI – POLRESTA
Polsekta Wajo Polsekta Mariso Polsekta Tallo Polsekta Bontoala Polsekta Panakukang Polsekta Biringkanaya Polsekta Tamalate
Polsekta Wajo jaminan + 6 2 4 1 1 3 1 9 2 6 7 keamanandan Polsekta Mariso bantuan Oprasi SAR +62411873753 Polsekta Tallo +62411449326 Polsekta Bontoala +62411453123 P o l s e k t a Panakukang +62411442302 P o l s e k t a Biringkanaya +62411510108 Polsekta Tamalate +62411868496
Perencanaan Sektoral
5.4. Sektor SAR dan Keamanan
93
Perencanaan Sektoral
No. Instansi/Lembaga
94
Nama Kontak
No. Kontak
Peran
5
POLAIRUD
KEPALA POLAIRUT
6
LANTAMAL
DANYON / PASOPS
DANYON : 085 215 jaminan 279 707 keamanandan bantuan Oprasi SAR PASOPS : 082 230 326 578
7
PMI
Ketua PMI
0411-854221
Kepala Dinas SATUAN BRIMOB POLDA SULSEL
0411-854444 0411-873986
9 DAMKAR 10 SAR BRIMOB
Satuan Brimob Polda Sulsel 11 SAR POLAIR KOMPOL ANDI AMIR BA, KASI SAR D i r e k t o r a t BINMAS AIR Kepolisian Perairan Polda Sulsel
12 B a n k o m p o l KETUA Merpati 0411 874942 B a n k o m p o l /081241005947 / k a m t i b m a s 0816275184 “Merpati” Kota Makassar 13 SAR SULAWESI KETUA UMUM
jaminan keamanandan bantuan Oprasi SAR
Bantuan Darurat dan Medis Oprasi SAR MENYIAPKAN TIM SAR
085399086252
melaksanakan kerja sama penanganan sar serta merencanakan, melaksanakan, dan mengawasi kegiatan sar perairan 081241005947 / perbantuan 0816275184 komunikasi dari lokasi terjadinya bencana dan bantuan relawan 0411-5043007 / sar, pencarian 082189641456 dan pertolongan korban musibah pelayaran & penerbangan, bencana lama serta bencana lainnya
rencana kontinjensi bencana banjir kota makassar
14 SAR UNHAS
19
20
21
22
23
24
Nama Kontak
No. Kontak
Peran
KETUA (DIMAS)
0411-582111 / melaksanakan 085241585255 siaga dan operasi 082335377378 sar ht : 146,860 mhz UKM SAR UNM KETUA UMUM ( 082346457991 pencarian, ADI MUAMMAR M) pertolongan, penyelamatan dan evakuasi SAR Wahdah USTADZ HATTA 0411-493162 / pembinaan Islamiyah 0411-495856 ummat, 085341974187 pendidikan sosial dan lingkungan hidup SAR MARTEAM ASHARI 0411 - 579404 pertolongan (081355157715) dan sosial kemanusiaan SAR pramuka Ketua SAR 081 355 275 255 pencarian, pertolongan, Satuan gugus penyelamatan darma pramuka dan evakuasi brigade pramuka penolong (BPP) SAR UNIV. 45 MUH AHYAR 082192732682 siaga posko dan (085396509994) rescuer Search And R e s c u e Universitas 45 Sar Hidayatullah KETUA, ABDUL 085 255 992 595 sosial dan HADI, S.PD dakwah
5.4.2. Situasi Pada saat bencana banjir, sektor ini melakukan koordinasi dengan tim siaga kelurahan untuk melakukan langkah-langkah preventif dengan menghimbau penduduk yang rumahnya berada di kawasan rawan banjir untuk sementara mengungsi ke tempat yang lebih aman. Hal ini untuk menghindari jatuhnya korban jiwa dan harta benda penduduk dari ancaman banjir. Jika ada laporan bahwa banjir telah terjadi, sektor ini bersama dengan sektor kesehatan dan pemulihan darurat segera menuju lokasi bencana banjir untuk melakukan penanganan.
Perencanaan Sektoral
No. Instansi/Lembaga
95
5.4.3. Sasaran a. Terlaksananya operasi SAR secara terkoordinir untuk melakukan pertolongan bagi masyarakat korban bencana b. Terevakuasinya masyarakat yang terkena dampak sebanyak 1012 jiwa ke tempat aman yang telah disiapkan. 5.4.4. Kegiatan
Perencanaan Sektoral
No Kegiatan 1 Koordinasi/komunikasi
96
1) Koordinasi dengan pihak terkait dengan pelaksanaan operasi SAR
Pelaku
Waktu
BPBD, Basarnas, TNI, Polri, PMI, Damkar, Potensi SAR
30 menit
2) Identifikasi musibah 2 Penyiapan unsur sarana dan prasarana
BPBD
1) Pesonil/ SPU 2) Brefing
Basarnas Unsur terkait
30 menit
3) Perencanaan OPS 4) Pembentukan unsur OPS SAR 3 Pelaksanaan OPS SAR 1) Pembagian SRU ke titik lokasi musibah 2) Koordinasi posko yang ada di lokasi musibah/bencana
BPBD Basarnas, PMI, TNI, Polri Potensi SAR Polairud Masyarakat
3) Pencariaan, pertolongan, penyelamatan ke posko yang telah ada/disediakan baik korban selamat, memerlukan perawatan medis atau meninggal 4 Pelaporan dan evaluasi pelaksanaan Basarnas OPS SAR
6 hari
30 menit
rencana kontinjensi bencana banjir kota makassar
5.4.5. Kebutuhan dan ketersediaan sumberdaya KEBUTUHAN
1 1 2
2 Perahu Karet Alat Selam Pelampung/Life 3 jacket 4 Ring Boy 5 Webing 6 HT (Handy Talky) 7 Megaphone Senter besar/ 8 Lampu sorot 9 Tali tambang 10 Tandu 11 Kantong mayat 12 Personil Mobil 13 operasional 14 MCK Mobil Tandom air kap. 15 2 m3 16 Tenda pengungsi 17 Tenda posko 18 Dayung 19
Tali (30x12)
20
Engine + PK
21
Bahan Bakar
22
Oli
3a 2/posko 2 set/posko
3b Unit Set
VOL KBTHN 5 12 48
20/posko
Buah
480
6
480
2/posko 6/posko 2/posko 2/posko
Buah Buah Buah Buah
48 144 48 48
6 6 6 6
48 144 48 48
1/posko
Buah
24
6
24
150 / posko 4 /posko 10 /posko 30 /posko
meter unit lemb orang
3600 96 240 720
6 6 6 6
3600 96 240 720
3 /posko
unit
72
6
72
4 /posko
unit
96
6
96
4 /posko
unit
96
6
96
2 /posko 1 /kec 4 / perahu 200 meter / perahu 1 / perahu 80ltr/hari/ engine ltr/ hari/engine 2 ltr/hari/ engine
unit unit unit
48 24 48
6 6 6
48 24 48
unit
40000
6
360
unit
12
6
12
unit
6400
6
38400
unit
24
6
144
STANDAR
JANGKA JML WAKTU KBTHN 6 6=3aX4X5 6 12 6 48
Perencanaan Sektoral
NO
97
5.5. Sektor Kesehatan Sektor kesehatan bertugas dan bertanggung jawab untuk memberikan pelayanan kesehatan baik pada saat terjadi banjir maupun pada saat berlangsungnya situasi darurat sampai situasi darurat berakhir kepada penduduk yang terpapar dan terdampak banjir. 5.5.1. Pelibat Sektor
Perencanaan Sektoral
No.
Lembaga/ Instansi
Nama Kontak
No. Kontak
1
Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Makassar
Kepala BPBD
04113633797/ 08164380077
2
Dinas Kesehatan Kota Makassar
Kepala Dinas Kesehatan
0411-881549
3
Rumah Sakit Umum daerah, Rumah Sakit
Kepala Rumah sakit
RSU Wahidin S +0411584677 RSU Pelamonia +62411319381 RSU Labuang Baji +62411873482 RS Bhayangkara +62411836344 RS Awalbros +62411454567 RS Unhas +62411591244 RS Haji +62411856090 RS Daya +62411513127
98
Peran Mengkoordinasi SKPD dan Relawan untuk Mobilisasi dan Mengkerahkan pada saat tanggap darurat. Sektor kesehatan bertugas dan bertanggungjawab untuk memberikan pelayanan kesehatan baik pada saat terjadi banjir maupun pada saat berlangsungnya situasi darurat sampai situasi darurat berakhir kepada penduduk yang terpapar dan terdampak banjir
Menyiapkan fasilitas dan tenaga kesehatan dalam penanganan pasien rujukan akibat bencana banjir.
rencana kontinjensi bencana banjir kota makassar
4
5
6
7
8
9
Lembaga/ Instansi Puskesmas
TIM BANTUAN MEDIS 110 FKUMI Tim Bantuan Medis Calcaneus FK UNHAS Public Safety Centre (PSC) SIAGA NERS (Squad Of Disaster And Emergency Assistance Ners) PMI Kota Makassar, TBM se universitas
Nama Kontak Kepala PUSKESMAS
SURYADI
KETUA
DIREKTUR UTAMA
No. Kontak
Puskesmas Tamalate Alamat : Jl. Dg. 1. Memberikan Pertolongan Pertama Tata I (Komp. pada korban Tabaria Blok bencana dibidang G8) Telp. : kesehatan 0411-867406 2. Mengerahkan Puskesmas personel, peralatan BatuaAlamat dan perlengkapan : Jl. Abd Dg. medis, obatSirua No. obatan dan sarana 338Telp. : transportasi yang 0411-49380 dimiliki 081354583231 3. Mengerahkan personel, peralatan 082195031300 dan perlengkapan medis, obatobatan dan sarana transportasi yang 0811-418564 dimiliki
KOORDINATOR 085 397 801 OPSLAP 821 /085 299 (OPERASI 373 623 LAPANGAN) Ketua PMI, Ketua TBM
Peran
PMI 411854221 TBM
4. Mengerahkan personel, peralatan dan perlengkapan medis, obatobatan dan sarana transportasi yang dimiliki, 5. Melakukan pertolongan pertama dan mengarahkan tindak lanjut perawatan dalam hal pertolongan medis
Perencanaan Sektoral
No.
99
5.5.2. Situasi Banjir dapat menyebabkan sejumlah penduduk menderita cidera/luka, terpapar penyakit, bahkan mungkin akan menimbulkan korban jiwa dan sebagian besar penduduk harus mengungsi ke tempat yang aman. Kondisi pengungsian yang minim sarana dan prasarana menyebabkan ancaman menurunnya kualitas kesehatan bagi para penduduk yang mengungsi. 5.5.3. Sasaran
Perencanaan Sektoral
a. Terlaksananya pelayanan kesehatan bagi para penduduk korban banjir baik yang terpapar dan terdampak b. Terlaksananya tindak lanjut rujukan pelayanan kesehatan yang optimal bagi korban banjir 5.5.4. Kegiatan No 1
100
2
3
4
Kegiatan Pertemuan koordinasi sektor kesehatan
Pelaku
BPBD Kota Makassar, Dinkes Kota Makassar, Rumah Sakit Umum Daerah, Rumah Sakit Swasta, Puskesmas,Instansi terkait PMI, dan LSM Kesehatan BPBD Kota Makassar, Dinkes penyusunan rencana petugas yang akan ditempatkan Kota Makassar,Rumah Sakit Umum Daerah, Rumah Sakit pada saat menjelang musim Swasta, Puskesmas,Instansi hujan (pembangunan posko terkait PMI, dan LSM kesiapsiagaan pada lokasi rencana evakuasi sesuai skenario) Kesehatan inventarisasi dan penyiapan BPBD Kota Makassar, Dinkes sumber daya yang tersedia Kota Makassar,Rumah Sakit Umum Daerah, Rumah Sakit Swasta, Puskesmas,Instansi terkait PMI, dan LSM Kesehatan Penyiapan Tim Reaksi Cepat BPBD Kota Makassar, Dinkes (TRC) Medis dan Tim Kajian Cepat Kota Makassar,dan Puskesmas Kesehatan
Waktu 15 menit
15 menit
15 menit
15 menit
rencana kontinjensi bencana banjir kota makassar
No 5
Kegiatan Memberikan Pertolongan Pertama pada korban bencana
Pelaku 1. PMI Kota Makassar,
Waktu 24 jam
2. Public Safety Centre (PSC) 3. TBM se universitas/TRC, PRC/Ners, Hibgabi 4. TIM BANTUAN MEDIS 110 FK-UMI
6. Public Safety Centre (PSC)
6 7
penyiapan puskesmas & rumah sakit rujukan pelayanan 24 jam Pengerahan sumber daya
7. SIAGA NERS(Squad Of Disaster And Emergency Assistance Ners) Dinkes Kota Makassar, dan Puskesmas 1. BPBD Makassar, 2.
Dinkes Kota Makassar,
3.
Rumah Sakit Umum Daerah,
4.
Rumah Sakit Swasta,
5.
Puskesmas,
6.
Instansi terkait
7.
PMI,
8.
BSMI,
9.
LSM Kesehatan,
15 menit 15 menit
10. TBM se universitas/TRC, 11. PRC/Ners, 8
Penyusunan laporan kegiatan tanggap darurat
12. Hibgabi BPBD Kota Makassar
15 menit
Perencanaan Sektoral
5. Tim Bantuan Medis Calcaneus FK UNHAS
101
5.5.5. Kebutuhan dan Ketersediaan Sumberdaya Perhitungan Kebutuhan Satuan Freq
Jmlh Kebut
A. Tenaga Teknis § Dokter Umum § Dokter Bedah § Dokter Anastesi § Perawat § Konselor jiwa § Fisioterapi § Apoteker § Asisten Apoteker § Bidan § Sopir ambulance § Surveylance epidemologi § Petugas komunikasi § Enthomolog § Sanitarian § Ahli Gizi § Petugas Rontgen § Tenaga administrasi
1 1 1 10 1 1 2 1 2 2
1 1 1 10 1 1 2 1 2 2
A. Prasarana § Ambulance § Kendaraan Roda 2 § Rumah Sakit rujukan § Puskesmas § Pustu/pusling § Pos Kesehatan Desa § Papan data § ATK
Perencanaan Sektoral
Kebutuhan
102
Ketersediaan
Kesen
Jml
Asal
Jangan
4 2 5 10 1 1 2 1 2 2
DINKES & RSU DINKES & RSU DINKES & RSU DINKES & RSU DINKES & RSU DINKES & RSU DINKES & RSU DINKES & RSU DINKES & RSU DINKES & RSU
4 2 5 1 1 1 1 1 1 1
2
DINKES & RSU
1
Org Org Org Org Org Org Org Org Org Org
6 6 6 6 6 6 6 6 6 6
hari hari hari hari hari hari hari hari hari hari
2 Org
6
hari 2
2 2 4 4 1 2
Org Org Org Org Org Org
6 6 6 6 6 6
hari hari hari hari hari hari
2 2 4 4 1 2
2 2 4 4 1 2
DINKES & RSU DINKES & RSU DINKES & RSU DINKES & RSU DINKES & RSU DINKES & RSU
1 1 1 1 1 1
2 2
unit unit
6 6
hari 2 hari 2
2 2
DINKES DINKES
1 1
5
unit
6
hari 5
5
DINKES
1
6 12 24 24 24
unit unit unit unit paket
6 6 6 6 6
hari hari hari hari hari
6 12 24 24 24
DINKES DINKES DINKES DINKES DINKES
1 1 1 1 1
6 12 24 24 24
rencana kontinjensi bencana banjir kota makassar
Perhitungan Kebutuhan Satuan Freq
Jmlh Kebut
§ Komputer/laptop § Printer § Lampu penerangan § Generator set
1 6 24 10
unit unit unit unit
6 6 6 6
hari hari hari hari
1 6 24 10
1 6 24 10
DINKES DINKES DINKES DINKES
B.Sarana § Diagnostic set § Heacting set § Partus set § Perawatan luka set § Timbangan § Bed periksa § Lampu periksa § Waskom cuci tangan
6 6 6 6 6 6 6
unit unit unit bh bh bh bh
6 6 6 6 6 6 6
hari hari hari hari hari hari hari
6 6 6 6 6 6 6
1 0 0 0 0 0 0
RSU & PMI RSU & PMI RSU & PMI RSU & PMI RSU & PMI RSU & PMI RSU & PMI
0,17 0 0 0 0 0 0
6 6
bh bh
6 6
hari 6 hari 6
0 0
RSU & PMI RSU & PMI
0 0
6
bh
6
hari 6
0
RSU & PMI
0
6 6 60 60 60 6
bh bh bh bh bh bh
6 6 6 6 6 6
hari hari hari hari hari hari
0 0 60 60 60 6
RSU & PMI RSU & PMI RSU & PMI RSU & PMI BPBD PMI
0 0 1 1 1 1
6
bh
6
hari 6
6
RSU & PMI
1
hari 60
60
RSU & PMI
1
§ Bengkok § Dragbar / tandu lipat § Tempat tidur pasien § Sarung tangan § Kantong mayat § Kantong darah § Sanitarian kit § Tabung oksigen besar § Tabung oksigen kecil § Obat-obatan
60 paket 6
6 6 60 60 60 6
Ketersediaan Jml
Asal
Kesen Jangan 1 1 1 1
5.6. Sektor Sarana dan Prasarana Kejadian banjir seringkali menyebabkan infrastruktur rusak atau tidak berfungsi. Padahal dalam situasi darurat, fungsi-fungsi infrastruktur dasar seperti jalan, jembatan, telekomunikasi, penerangan, pasokan air bersih dan sebagainya sangat menentukan keberhasilan dari kegiatan tanggap darurat.
Perencanaan Sektoral
Kebutuhan
103
5.6.1. Pelibat Sektor No Lembaga / Instansi
Perencanaan Sektoral
1
2
3
Dinas PU
Dishub
Nama Kontak
Kepala Dinas PU
Kepala Dinas
Kepala Dinas Diskominfo Kominfo
Nomor Kontak
0411-449340
0411-866547
0411-452377
104
4
5
Telkom
DIR PT.Telkom
PT PLN KOTA Direktur PLN MAKASSAR
Peran Memastikan fungsifungsi infrastruktur perhubungan berfungsi Memastikan infrastruktur perhubungan berfungsi Memastikan jalurjalur transportasi alternatif baik darat maupun laut berfungsi Memastikan jalurjalur transportasi alternatif baik darat maupun laut berfungsi
0411-5076262
Memastikan fungsi telekomunikasi berfungsi
PLN rayon utara 04113632525 PLN rayon timur 0411473222 PLN rayon selatan 0411447733
Memastikan fungsi penerangan berfungsi
6
PDAM
Direktur PDAM
+62411876777
Memastikan tersedianya pasokan air bersih bagi penduduk di lokasi pengungsian
7
TNI
Kodim
411-442351
Memberikan dukungan personel dan peralatan
rencana kontinjensi bencana banjir kota makassar
6
Polri
Nama Kontak Polsekta Wajo Polsekta Mariso Polsekta Tallo Polsekta Bontoala Polsekta Panakukang Polsekta Biringkanaya Polsekta Tamalate
Nomor Kontak
Peran
Polsekta Wajo Memberikan +62411319267 dukungan personel Polsekta Mariso dan peralatan +62411873753 Polsekta Tallo +62411449326 Polsekta Bontoala +62411453123 Polsekta Panakukang +62411442302 Polsekta Biringkanaya +62411510108 Polsekta Tamalate +62411868496
5.6.2. Situasi Genangan baniir diperkirakan akan menggenangi sejumlah infrastruktur dan badan jalan-jalan utama sehingga mengganggu akses transportasi dan berfungsinya infrastruktur vital. Untuk itu dibutuhkan upaya segera dalam situasi darurat untuk memulihkan fungsi infrastruktur vital seperti pengaturan transportasi, listrik dan pasokan air bersih. 5.6.3. Sasaran a. Berfungsinya akses transportasi menuju ke wilayah yang terdampak b. Berfungsinya penerangan di wilayah yang terdampak c. Berfungsinya pasokan air bersih di wilayah yang terdampak. Tersedianya pasokan air bersih. 5.6.4. Kegiatan No
Kegiatan
Pelaku
Waktu
1
Melakukan pertemuan koordinasi antar pihak
Sebelum musim hujan
2
Pendataan sumberdaya yang tersedia
Dinas PU, Dishubkominfo, Telkom, PLN, PDAM, TNI, Polri. Dinas PU, Dishubkominfo, Telkom, PLN, PDAM, TNI, Polri.
Sebelum musim hujan
Perencanaan Sektoral
No Lembaga / Instansi
105
No
Pelaku
Waktu
3
Penyusunan rencana tanggap darurat sektor pemulihan darurat
4
MobilisasiMenyiapkansumberdaya Dinas PU, yang dibutuhkan Dishubkominfo, Telkom, PLN, PDAM, TNI, Polri. Mengaktifkan posko lapangan Dinas PU, Dishubkominfo, Telkom, PLN, PDAM, TNI, Polri.
5
Perencanaan Sektoral
Kegiatan
6
Pengerahan sumberdaya yang dibutuhkan
7
Menyusun laporan kegiatan tanggap darurat
106
Dinas PU, Sebelum Dishubkominfo, Telkom, musim hujan PLN, PDAM, TNI, Polri. Sebelum musim hujan
Pada saat informasi peringatan dini dikeluarkan Dinas PU, Pada saat Dishubkominfo, Telkom, terjadi banjir PLN, PDAM, TNI, Polri Dinas PU, Pada saat Dishubkominfo, Telkom, kegiatan PLN, PDAM, TNI, Polri tanggap darurat berlangsung dan di akhir kegiatan
5.6.5. Kebutuhan dan Ketersediaan Sumberdaya No
Kebutuhan
1 1
2 Personel Operator Pembantu operator Sopir Pengawas lapangan Tenaga adm Petugas jaga Operator komunikasi
Jml Satuan
3 1 1 2 2 1 2 1
4 Org Org Org Org Org Org Org
Ketersediaan
Lokasi
5 10 2 4 4 4 4 4
6 Dinas PU Dinas PU Dinas PU Dinas PU Dinas PU Dinas PU ORARI/RAPI
Rasio Ke- Keteracukupan ngan
7 10 2 2 2 4 2 4
8
2
Peralatan Dump Truck Genset 13 KVA Genset 5.000 watt Genset 250 KVA Pompa air Selang air Chain Saw Gergaji Sekop Cangkul Linggis Parang Palu / martil Kereta sorong Senter besar Masker Terpal Jas hujan Helm proyek Sepatu boat BBM Handy talky
6 1 2 1 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 28
Unit Unit Unit Unit Unit Set Unit Buah Buah Buah Buah Buah Buah Buah Buah Buah Buah Buah Buah Buah liter Unit
1 2 2 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 2 2 4 100 100 6 0 0 20
Dinas PU Dinas PU Dinas PU Dinas PU Dinas PU Dinas PU Dinas PU BPBD Dinas PU BPBD BPBD BPBD BPBD Dinas PU BPBD PMI BPBD BPBD BPBD Dinas PU BPBD ORARI/RAPI
0,2 2,0 1,0 1,0 0,2 0,2 0,0 0,2 0,2 0,2 0,2 0,2 0,2 0,3 0,3 0,7 16,7 16,7 1,0 0,0 0,0 0,7
Mobil operasional PU Mobil operasional PLN Mobil operasional Telkom Mobil operasional PDAM Peta lokasi GPS Papan Bicara Penunjuk Jalan Rambu Jalan Kacamata Pelindung
1 1
Unit Unit
1 2
Dinas PU PLN
1,0 2,0
1
Unit
2
Telkom
2,0
1 28 28 28 28 280 280
Unit Unit Unit Unit Unit Unit Unit
2 0 2 0 0 0 0
PDAM BPBD BPBD BPBD BPBD BPBD BPBD
2,0 0,0 0,1 0,0 0,0 0,0 0,0
Perencanaan Sektoral
rencana kontinjensi bencana banjir kota makassar
107
Perencanaan Sektoral 108
Rencana Kontinjensi
Bencana Banjir Kota Makassar
Perencanaan Sektoral
rencana kontinjensi bencana banjir kota makassar
109
BAB VI
Pemantauan dan Rencana Tindak Lanjut
BAB VI
Pemantauan dan Rencana Tindak Lanjut
Pemantauan dan Rencana Tindak Lanjut
110
Setelah proses penyusunan rencana kontinjensi dan dihimpun dalam suatudokumen resmi, tahap selanjutnya adalah perlu ditindak-lanjuti dengan berbagaikegiatan/ langkah-langkah yang diperlukan untuk menghadapi kejadian bencana.Pelaksanaan tindak lanjut tersebut menuntut peran aktif masing-masing sektor yang juga memerlukan koordinasi dan kerja sama yang baik. 6.1. Rencana Tindak Lanjut 1. Dokumen Rencana Kontinjensi ini disusun bersama oleh para pemangku kepentingan dari Dinas/Instansi/Lembaga Pemerintah dan Non Pemerintah yang terkait dengan penanganan bencana di Kota Makassar, pada situasi dan kondisi bulan Desember 2013. 2. Dokumen Rencana Kontijensi ini akan ditandatangani oleh setiap Pimpinan Instansi yang terlibat dan dikukuhkan oleh Walikota selaku Kepala Daerah Kota Makassar 3. Aktivasi dari Rencana Kontinjensi ini menjadi Rencana Operasional pada saat terjadi bencana yang akan dilaksanakan oleh pejabat yang ditunjuk oleh Walikota Makassar 4. Pemantauan situasi dan perubahan kondisi dilakukan setiap 6 (enam) bulan sekali untuk pemutakhiran data dan informasi, guna penyesuaian isi dokumen Rencana Kontijensi. 5. Apabila hingga batas waktu yang direncanakan/diperkirakan tidak terjadi bencana, maka Rencana Kontinjensi ini akan diperpanjang masa berlakunya hingga tahun berikutnya. 6. Evaluasi atas isi dokumen Rencana Kontijensi ini akan dilakukan setiap 3 tahun untuk penyesuaian isi dokumen Rencana Kontijensi.
rencana kontinjensi bencana banjir kota makassar
7. Koordinasi untuk penyusunan, pemantauan dan pemutakhiran Rencana Kontinjensi ini dilakukan oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Makassar.
Untuk menguji ketepatan Rencana Kontinjensi yang dibuat, maka perlu dilakukanuji coba dalam bentuk simulasi atau gladi. Dalam gladi ini diusahakan supaya besaran dan skalanya mendekati peristiwa/kejadian yang si skenariokan. Apabila tidak memungkinkan, maka dapat diambil sebagian dari luas yang sesungguhnya. 6.3. Pemutakhiran Data a. Kegiatan-kegiatan dalam rangka rencana tindak lanjut ini disusun dalam tabel yang memuat tahapan-tahapan dan para pelaku/sektor-sektor serta waktu pelaksanaan kegiatan. b. Inventarisasi dan pemeliharaan ketersediaan dan kesiapan sumber daya, sarana dan prasarana yang ada di tiap daerah dilakukan secara berkala. c. Pertemuan-pertemuan berkala untuk kaji ulang dalam rangka pemutakhiran data dan asumsi-asumsi dampak bencana atau proyeksi kebutuhan sumberdaya. d. Menyusun prosedur-prosedur tetap yang sifatnya dapat mendukung pelaksanaan/aktivasi rencana kontinjensi yang telah disusun. e. Melakukan pemantauan secara periodik terhadap ancaman dan peringatan dini beserta diseminasinya. 6.4. Rencana aksi SIMULASI RENCANA KONTIJENSI BANJIR KOTA MAKASSAR 2014 MODEL SIMULASI ADALAH TABLE TOP EXERCISE (TTX) Kerangka pikir/ alur proses TTX berdasarkan dari Hasil Finalisasi Draff I. Situasi Siaga 1. Memasuki musim penghujan di Kota Makassar ada informasi Early Worning System (EWS) dari BMKG, Orari, Ormas dan sumber lain yang dapat dipertanggungjawabkan yang disampaikan ke Posko Siaga BPBDKota Makassar yang berisi tentang tingginya intensitas curah hujan yang berpotensi menyebabkan terjadinya banjir.
Pemantauan dan Rencana Tindak Lanjut
6.2. Simulasi/Gladi
111
Pemantauan dan Rencana Tindak Lanjut
2. Menindaklanjuti informasi tersebut, maka BPBD Kota Makassar membentuk Pusdalops dan meneruskan informasi yang dimaksudkan di atas ke wilayah yang rawan banjir melalui unsur Tripikadan masyarakat setempat agar siaga banjir di wilayah masing-masing (waktu bersamaan dengan diterimanya informasi EWS).
112
3. Setelah Pusdalops BPBD Kota Makassar menyebarkan/ meneruskan informasi tersebut, maka BPBD Kota Makassar melaksanakan Rapat Koordinasi dengan Pihak Terkait untuk mengantisipasi dan mengurangi dampak yang ditimbulkan bencana banjir tersebut (Waktu paling lambat sehari setelah EWS dan dilaksanakan selama 1 hari) 4. Dari hasil rapat koordinasi itu, maka disusunlah sektor dengan tupoksi dan struktur organisasi masing-masing sektor sebagai serta penanggung jawab (Koordinator) sektornya untuk memudahkan koordinasi dalam rencana operasi penaganan banjir tersebut, serta oleh Kepala BPBD menunjuk Komandan OperasiSiagaDaraurat untuk memudahkan koordinasi antar sektor tersebut. Adapun sektor yang disepakati dalam rapat koordinasi itu sesuai dengan kebutuhan untuk menangani banjir tersebut ( sesuai finalisasi draff rencana kontijensi banjir Kota Makassar tahun 2014) adalah sebagai berikut (waktu bersamaan dengan rapat koordinasi); a. Sektor Posko (Pusdalops dan Posko Operasi Lapangan) Sektor Posko berfungsi sebagai pengendali semua kegiatan tanggap darurat bagi sektor-sektor yang dibentuk untuk melaksanakan kegiatan tanggap darurat di lapangan. Sektor ini dibawah komandan pengendali kegiatan tanggap darurat yang ditunjuk oleh Walikota Makassar sebagai pimpinan tertinggi. Pelibat Sektor dari lembaga atau instansi : BPBD Makassar, Sekretariat, BMKG, Dinas Kominfo, TELKOM, TNI-KODIM, POLRI- Polresta Makassar, SATPOL PP, ORARI/RAPI, Perwakilan Lembaga Terkait. b. Sektor Perencanaan Dalam menghadapi bencana banjir, perlu disiapkan “Rencana Operasi� dengan mengadaptasi / penyesuaian Rencana Kontijensi dengan kejadian sebenarnya setelah dilakukan kajian cepat dampak bencana. Sektor perencanaan bertugas untuk mengkoordinir proses penyesuaian Rencana Kontijensi menjadi Rencana Operasi. Pelibat Sektor dari lembaga atau instansi : SETKOT Makassar, BPBD Kota Makassar, BAPPEDA, BMKG, Dinas Kesehatan, Dinas Sosial, Dinas PU, Dinas Perhubungan, PT PLN Kota Makassar, PDAM, Puskesmas, Balai Besar Wilayah Sungai Pompengan Jenebrang, LANTAMAL. c. Sektor Logistik Sektor Logistik bertugas untuk mempersiapkan dan menyediakan logistik yang memadai bagi korban bencana (pengungsi baik pangan maupun sandang sesuai
rencana kontinjensi bencana banjir kota makassar
d. Sektor Keamanan dan SAR Sektor Keamanan dan SAR bertugas untuk memastikan bahwa penduduk di kawasan yang rawan banjir mendapatkan perlindungan baik dari ancaman bencana banjir maupun dari ancaman keamanan wilayah pada saat terjadi situasi darurat.pada saat terjadi bencana, sektor ini bertugas untuk memfasilitasi penduduk di wilayah rawan banjir untyuk mengungsi ketempat yang aman. Pada saat terjadi banjir, sektor ini bertugas untuk melakukan penanganan pertama jika muncul korban baik yang mengalami cidera maupun korban meninggal dan melakukan koordinasi dengan Sektor kesehatan untuk penanganan lanjutan bagi penduduk yang mengalami cidera serius. Pelibat Sektor dari lembaga atau instansi : BPBD, BASARNAS, TNI-KODIM, POLRIPOLRES, POLAIRUD, LANTAMAL, PMI, SAR Sulawesi, DAMKAR, Potensi SAR, SAR BROMOB, SAR POLAIR, BANKOMPOL, SAR SULAWESI, SAR UNHAS, TIM BANTUAN MEDIS 110 FK-UMI, TIM BANTUAN MEDIS CALCANEUS FK UNHAS, PUBLIC SAFETY CENTER (PSC), SIAGA NERS, UKM SAR UNM, SAR WAHDAH ISLAMIYAH, SAR MARTEAM, SAR PRAMUKA, SAR UNIV, SAR HIDAYATULLAH. e. Sektor Kesehatan Sektor Kesehatan bertugas dan bertanggung jawab untuk memberikan pelayanan kesehatan kepada penduduk yang terpapar dan terdampak banjir mulai pada saat terjadinya banjir (situasi darurat) sampai dengan berakhirnyamasa tanggap darurat banjir. Pelibat Sektor dari lembaga atau instansi: BPBD, Dinas Kesehatan, Rumah Sakit Umum Daerah, Puskesmas, PMI dan Organisasi Kesehatan lain serta Relawan Kesehatan Kota Makassar f. Sektor Prasarana dan Sarana Sektor Prasarana dan Sarana bertugas untuk memulihkan kembali berfungsinya infrastruktur dasar yang rusak akibat terjadinya bencana banjir. Kegiatan ini sangat diperlukan dalam situasi darurat, karena fungsi-fungsi infrastruktur dasar seperti jalan, jembatan, telekomunikasi, penerangan, pasokan air bersih, dan sebagainya sangat menentukan keberhasilan dari kegiatan tanggap darurat. Pelibat Sektor dari lembaga atau instansi : Dinas PU, Dishub, Telkom, PLN, PDAM, TNI, POLRI 5. Setelah semua sektor telah dibentuk, maka Sektor Perencanaan melaksanakan penyusunan metode rencana operasi dan analisa kebutuhan beserta jumlah biaya yang dibutuhkan untuk menghadapi situasi darurat bencana banjir sesuai dengan data survey dari daerah yang akan terpapar dan terdampak contoh
Pemantauan dan Rencana Tindak Lanjut
dengan kebutuhan). Pelibat Sektor dari lembaga atau instansi : BPBD, DINSOS, Dinas PU, Satpol PP, TNI, POLRI, Badan Ketahanan Pangan, Dinas Kesehatan, PLN, Rohaniawan, PKK, LSM, PMI.
113
Pemantauan dan Rencana Tindak Lanjut
jumlah korban, jumlah dan luas wilayah, jumlah kelompok rentang, jenis kelamin, dll.(waktu untuk kegiatan ini 1 hari)
114
6. Selanjutnya oleh Komandan Operasi Siaga-Darurat melakukan koordinasi antar sektor mengenai ketersediaan sumber daya yang tersedia baik manusia maupun peralatan untuk dijadikan dasar dalam menghitung tingkat rasio kesenjangan antara sumber daya dan kebutuhan yang bertujuan untuk mengukur kemampuan ril dalam melaksnakan operasi darurat bencana banjir yang dihadapi (waktu untuk kegiatan ini 1-2 hari) II. Situasi Darurat 1. Pusdalops menerima laporan tindak lanjut dari EWS dari tripika setempat bahwa telah terjadi banjir dibeberapa wilayah yang terindikasi rawan banjir antara lain Kecamatan Manggala, Kecamatan Biringkanayya dan beberapa Kecamatan lainnya sesuai data dalam dokumen Rencana kontigensi, maka komandan siagadarurat melaporkan ke Walikota Kota Makassar untuk meminta Persetujuan Surat Pernyataan Waktu Darurat Bencana Banjir. 2. Setelah mendapat surat pernyataan darurat bencana banjir, maka Komandan Operasi Siaga-Darurat langsung memerintahkan Tim Kaji Cepat turun ke lokasi bencana banjir untuk melaksanakan pengecekan awal untuk mengetahui jumlah korban terpapar, terdampak, kerusakan rumah penduduk, kerusakan infrastruktur, korban luka, korban hilang/ meninggal dan kerugian lain yg diakibatkan banjir ini serta kebutuhan pertolongan awal yg dibutuhkan. 3. Tim Kaji Cepat melaporkan atau kembali ke Pusdalops untuk menyampaikan hasil kajian cepat yang diperoleh dari lokasi banjir tersebut. 4. Setelah menerima dan mengkaji laporan dari Tim Kaji Cepat, Komandan Operasi Siaga-Darurat melaksanakan koordianasi antar sektor dan segera mendirikan/ membentuk Posko Operasi Lapangan serta memerintahkan semua sektor untuk segera melaksanakan tindak lanjut aksi penanganan korban banjir tersebut sesuai dengan tupoksi dan tanggung jawabnya masing-masing, seperti melakukan evakuasi tanggung jawab oleh sektor apa, penyediaan tempat pengunsianoleh sektor apa, logistik oleh sektor apa, pertolongan korban yang sakit dan luka oleh sektor apa, dan hal lain yang dibutuhkan pada saat darurat. 5. Semua hasil kegiatan beserta biayanya selama masa darurat yang dilaksanakan oleh sektor masing-masing, harus dibuatkan Laporan untuk disampaikan ke Komandan Operasi Siaga-Darurat untuk dijadikan bahan dalam penyusunan laporan pertanggungjawaban akhir dari pelaksanaan operasi Siaga-Darurat berlangsung.
rencana kontinjensi bencana banjir kota makassar
7. Selanjutnya apabila Masa Tanggap Darurat Banjir dinyatakan berakhir oleh Walikota Makassar yang dibuat dalam bentuk surat pernyataan tertulis dan tidak diperpanjang, maka Komandan Operasi Siaga-Darurat rapat bersama semua sektor terkait dan sekaligus menyatakan operasi tanggap darurat telah ditutup atau diberhentikan. 8. Menindaklanjuti berakhirnya operasi siaga-darurat ini, maka Komandan Operasi Siaga-Darurat bersama semua sektor terkait menyusun laporan final pertanggungjawaban hasil dari selama operasi siaga-darurat ini berlangsung untuk diserahkan ke Walikota Makassar selaku penaggungjawab melalui Kepala BPBD secara keseluruhan dari penanganan bencana di Kota Makassar, dimana laporan tersebut harus diserahkan paling lambat 3 hari setelah masa darurat berakhir. 9. Laporan ini harus dipublikasikan pertanggungjawabannya sebagai wujud transparansi dalam penaganan bencana kepada masyarakat secara umum. Demikian skenario proses dan alur singkat simulasi Table Top Exercise (TTX) Rencana Kontigensi Banjir di Kota Makassar dan apabila ada kekurangan, maka kami mengharapkan masukan dari semua pihak terkait untuk menjadi bahan perbaikan agar ke depan dapat lebih baik sesuai yang kita harapkan bersama.
Makassar,
Tim Penyusun
Juli 2014
Pemantauan dan Rencana Tindak Lanjut
6. Setelah Masa Darurat bencana banjir akan berakhir, maka komandan Operasi Siaga-Darurat melakukan rapat evaluasi bersama semua sektor yang terkait untuk mengetahui semua masalah baik yang mendukung maupun yang menghambat jalannya Operasi Siaga-Darurat yang telah dilaksanakan. Hal ini merupakan koreksi untuk penanganan Darurat Bencana Banjir ke depan agar dapat berjalan sesuai dengan rencana secara efektif dan efisien
115
BAGAN ALUR SIMULASI TTX RENCANA KONTIJENSI BANJIR KOTA MAKASSAR TAHUN 2014
Pemantauan dan Rencana Tindak Lanjut
116
rencana kontinjensi bencana banjir kota makassar
LEMBAR PERNYATAAN Kami institusi/unit kerja di bawah ini, menyatakan akan melaksanakan langkahlangkah sebagai tindak lanjut dari penyusunan Rencana Kontinjensi Kota Makassar, dengan kegiatan sebagaimana dimaksud pada tabel di bawah ini :
1
Sektor POSKO
Penaggungjawab/ ko- Pelaku/Pelaksana ordinator Kepala BPBD
1. BPBD Kota 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.
Uraian Kegiatan
1. Melakukan evaluasi,
Makassar BMKG Dinas kominfo, Sekretariat bagian humas Telkom, Diskominfo TNI ORARI/RAPI 2.
3. 4. 5.
6. 7. 8.
analisis data potensi banjir berdasarkan; 1) wilayah rawan bencana, 2) kenaikan permukaan air laut, 3) curah hujan maksimum serta 4) fakor lainya yang dianggap dominan Melaksanakan kegiatan koordinasi untuk penyiapan sumberdaya dengan melibatkan semua pelaku bidang Posko Sebarluaskan informasi (berbagai media) Menghimpun rencana masing-masing lembaga / instansi Mengaktifkan Posko Tanggap Darurat BPBD dan mendirikan 6 Posko dan 28 tempat pengungsian jika dibutuhkan, Buat call center Menginvetaris data korban dan wilayah terdampak Melaksanakan fungsi administrasi dan keuangan.
waktu 6 HARI
Pemantauan dan Rencana Tindak Lanjut
No Sektor
117
No Sektor
Penaggungjawab/ ko- Pelaku/Pelaksana ordinator
Pemantauan dan Rencana Tindak Lanjut
2 Sektor Kepala Perenca- BAPPEDA naan
118
Uraian Kegiatan
waktu
6 HARI Uraian Kegiatan : 1. Bapppeda Kota Makassar a. Mengkoordinasikan pengumpulan data 2. BPBD Kota asessment kebutuhan MAKASSAR (hasil kajian cepat) 3. BMKG b. Mengkoordinasikan penyesuaian rencana 4. Dinas sektoral sesuai hasil Kesehatan kajian cepat, c. Mengumpulkan, 5. Dinas Sosial kompilasi dan sinkronisasi perencanaan 6. Dinas semua sektor menjadi Pekerjaan “Rencana Operasi Umum Tanggap Darurat�, 7. Dinas d. Mensosialisasikan Perhubungan Rencana Operasi kepada semua sector, 8. Dinas e. Memantau pelaksanaan KOMINFO Rencana Operasi f. Melakukan evaluasi 9. Dinas P & K kegiatan Operasi Tanggap Darurat dan 10. PT PLN KOTA menyediakan laporan MAKASSAR hasil evaluasi. 11. PDAM 12. RSU 13. Puskesmas 14. Balai Besar Wilayah Sungai Pompengan Jeneberang
rencana kontinjensi bencana banjir kota makassar
3 Sektor Penanganan Logistik
Penaggungjawab/ ko- Pelaku/Pelaksana ordinator
Kepala Dinas Sosial
Uraian Kegiatan
waktu
Uraian Kegiatan : 6 HARI 1. Menyediakan pangan bagi pengungsi dan 2. Dinas Sosial petugas/relawan 2. Menyediakan alat-alat 3. PDAM kebersihan pribadi (sabun, sikat gigi, dll) 4. Dinas PU 3. Menyediakan pakaian dan selimut layak pakai 5. SATPOL PP 4. Menyediakan alat 6. TNI makan/minum dan 7. Polri bantuan non pangan lainnya 8. Dinas 5. Menyediakan Kesehatan kebutuhan khusus wanita dan bayi/balita 9. PLN 6. Menyediakan perlengkapan dapur 10. Dinas umum Pendidikan 7. Menyediakan “bilik 11. PMI cinta” 8. Menyediaan fasilitas 12. LSM/LPM pendukung bagi dan lembaga “diffable” sosial lainnya 9. Menyediakan hiburan 10. Menyelenggarakan kegiatan produktif bagi pengungsi 11. Menyediakan sarana pendidikan anak 12. Menyusun aturan main/ etika di pengungsian 13. Mengorganisir pemberdayaan pengungsi (dalam mengelola 14. penampungan pengungsi) 15. Melaksanakan kegiatan assesment kebutuhan logistik 1. BPBD Kota Makassar
Pemantauan dan Rencana Tindak Lanjut
No Sektor
119
No Sektor
Pemantauan dan Rencana Tindak Lanjut
4
120
Penaggungjawab/ ko- Pelaku/Pelaksana ordinator
Sektor Kodim 1408 SAR dan BS Makassar Keamanan
Uraian Kegiatan
1. BPBD Makassar Uraian Kegiatan : 2. BASARNAS 1) Koordinasi/komunikasi 3. POLRI – • Koordinasi dengan
POLRESTA pihak terkait dengan POLAIRUD pelaksanaan operasi LANTAMAL SAR PMI • Identifikasi musibah DAMKAR 2) Penyiapan unsur sarana SAR BRIMOB dan prasarana Satuan Brimob • Pesonil/ SPU Polda Sulsel • Brefing 10. SAR POLAIR • Perencanaan OPS 11. Direktorat • Pembentukan unsur Kepolisian OPS SAR Perairan Polda 3) Pelaksanaan OPS SAR Sulsel • Pembagian SRU ke titik 12. Bankompol lokasi musibah Merpati • Koordinasi posko yang 13. Bankompol ada di lokasi musibah/ kamtibmas bencana “Merpati” Kota • Pencariaan, Makassar pertolongan, 14. SAR SULAWESI penyelamatan ke 15. SAR UNHAS posko yang telah ada/ 16. UKM SAR UNM disediakan baik korban 17. SAR Wahdah selamat, memerlukan Islamiyah perawatan medis atau 18. SAR MARTEAM meninggal 19. SAR pramuka 4) Pelaporan dan evaluasi 20. Satuan pelaksanaan OPS SAR gugus darma pramuka brigade pramuka penolong (BPP) 21. SAR UNIV. 45 22. Search And Rescue Universitas 45 23. Sar Hidayatullah 24. Dan Potensi SAR Lainnya
4. 5. 6. 7. 8. 9.
waktu 6 HARI
rencana kontinjensi bencana banjir kota makassar
5
Sektor Kesehatan
Penaggungjawab/ ko- Pelaku/Pelaksana ordinator
Uraian Kegiatan
Kepala Dinas 1. Badan Uraian Kegiatan : Kesehatan Penanggulangan 1) Koordinasi/komunikasi Bencana Daerah 2) Koordinasi dengan Kota Makassar pihak terkait dengan 2. Dinas Kesehatan pelaksanaan operasi SAR Kota Makassar 3) Identifikasi musibah 3. Rumah Sakit 4) Penyiapan unsur sarana Umum daerah, dan prasarana Rumah Sakit
4. Puskesmas
5) Pesonil/ SPU
5. PMI Kota
6) Brefing
Makassar,
6. Public Safety Centre (PSC)
7. TBM se
universitas/ TRC, PRC/Ners, Hibgabi
7) Perencanaan OPS 8) Pembentukan unsur OPS SAR
9) Pelaksanaan OPS SAR 10) Pembagian SRU ke titik 11) Koordinasi posko yang
9. Tim Bantuan
12) Pencariaan, pertolongan,
Medis Calcaneus FK UNHAS
10. Public Safety Centre (PSC)
11. SIAGA
NERS(Squad Of Disaster And Emergency Assistance Ners)
6 HARI
lokasi musibah
8. TIM BANTUAN
MEDIS 110 FKUMI
waktu
Pemantauan dan Rencana Tindak Lanjut
No Sektor
ada di lokasi musibah/ bencana
penyelamatan ke posko yang telah ada/disediakan baik korban selamat, memerlukan perawatan medis atau meninggal
13) Pelaporan dan evaluasi pelaksanaan OPS SAR
121
No Sektor
Pemantauan dan Rencana Tindak Lanjut
6
122
Penaggungjawab/ ko- Pelaku/Pelaksana ordinator
Sektor Kepala DiSanas PU rana dan Prasarana
Uraian Kegiatan
1. Dinas PU
Uraian Kegiatan :
2. Dishub
a. Melakukan pertemuan koordinasi antar pihak
3. Diskominfo 4. Telkom
b. Pendataan sumberdaya yang tersedia
5. PT PLN KOTA MAKASSAR c. Penyusunan rencana tanggap darurat sektor 6. PDAM pemulihan darurat 7. TNI 8. Polri
d. Mobilisasi Menyiapkan sumberdaya yang dibutuhkan e. Pengerahan sumberdaya yang dibutuhkan f. Menyusun laporan kegiatan tanggap darurat
waktu
6 HARI
Pemantauan dan Rencana Tindak Lanjut
rencana kontinjensi bencana banjir kota makassar
123
penutup 124
Rencana Kontinjensi
Bencana Banjir Kota Makassar
penutup
rencana kontinjensi bencana banjir kota makassar
125
BAB VII
Penutup
BAB VII
Penutup
Demikian dokumen Rencana ini dibuat sebagai acuan kebijakan dan strategi serta landasan operasional bagi semua pelaku penanggulangan bencana banjir di Kota Makassar dalam penyelenggaraan kegiatan penanggulangan bencana, khususnya tanggap darurat bencana banjir secara efektif, efisien dan terpadu.
penutup
Proyeksi kebutuhan yang masih belum bisa tersedia kiranya dapat dipenuhi dengan memanfaatkan berbagai sumber daya yang ada, baik dari Pemerintah Pusat, Pemerintah Propinsi, Pemerintah Kabupaten/Kota tetangga, instansi-instansi vertikal, lembaga-lembaga swasta, masyarakat, relawan dan lain-lain.
126
Kami menyadari bahwa dokumen Rencana Kontinjensi Banjir ini masih perlu penyempurnaan dan peninjauan secara berkala untuk pemutahiran data yang ada.
penutup
rencana kontinjensi bencana banjir kota makassar
127
RENCANA KONTIJENSI BENCANA BANJIR KOTA MAKASSAR
Rencana Kontinjensi Bencana Banjir Kota Makassar Diterbitkan atas dukungan
Cover Renkon.indd 1
22/06/2015 18:38:05