Qalam Edisi 2

Page 1

Edisi EEd dis isi 2/ 2/Tahun /Ta T h hu un II/ I/2009 /2009 20 009 09

1


2

Edisi 2/Tahun I/2009


D

Kekuatan Doa

alam Islam, doa dinyatakan sebagai otak ibadah. Artinya, tak ada ritual ibadah dalam Islam yang terlepas dari unsur doa. Shalat misalnya, sejak takbir hingga salam, semua bacaan yang dilafalkan adalah doa, yang kemudian divisualisasikan dalam bentuk gerakan shalat. Sebagai otak ibadah, doa memiliki peran sentral menciptakan ketenangan batin dan keharmonisan jiwa. Aspek inilah yang kemudian membentuk mental seorang muslim berkepribadian tangguh, siap dan konsisten mewujudkan misi sebagai hamba Allah SWT dan khalifah-Nya di muka bumi. Dengan doa, seorang muslim juga akan menuai kesuksesan dalam berbagai usaha yang dilakukannya. Karena doa sejatinya mengandung sebentuk motivasi yang melecut semangat dari dalam diri seorang muslim. Selain itu, doa juga selalu akan melahirkan semangat dan optimisme seorang muslim untuk menghadapi kenyataan hidup yang penuh warna dan dinamika. Tanpa doa, segala usaha yang kita lakukan, bisa jadi akan selalu gagal, atau bahkan kontra-produktif. Karena itu, butuh keselarasan antara doa dan usaha manakala kita berharap kesuksesan dan nilai tambah (barakah) dari usaha kita. Secara sederhana, doa bisa dimaknai sebagai salah satu sarana komunikasi yang paling mudah dilakukan hamba dengan Tuhannya. Sebab doa merupakan refleksi pengakuan yang jujur seorang hamba atas kelemahan dirinya. Seperti pengakuan, ”Lâ haula walâ quwwata illâ billâhil-‘aliyyil-‘azhîm,” (Tiada daya dan kekuatan, kecuali milik Allah Yang Maha Tinggi dan Agung). Dalam al-Qur`an, Allah bahkan memerintahkan para hamba-Nya untuk selalu berdoa kepada-Nya, ”Dan Tuhanmu berfirman, ”Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Aku perkenankan bagimu.” (Qs. al-Mu`min [40]: 60) Firman ini menyiratkan bahwa Allah akan mengabulkan semua doa yang disampaikan

seorang hamba, sepanjang doa itu tidak bertentangan dengan syariat. Dan Allah akan menjerumuskan hamba-Nya yang enggan berdoa ke dalam api neraka. Seorang hamba yang malas berdoa, pada hakikatnya ia telah memutus ikatan batin dirinya dengan Tuhan. Karena itu, penting menyadari urgensi doa, terutama sebagai jalan terbaik meraih cinta Allah. Seorang hamba yang sudah merasakan nikmatnya doa, maka ia akan senantiasa istiqamah berdoa. Kisah Sayyidana Ali ibn Abu Thalib RA yang termasuk salah seorang khalifah yang benar-benar menjiwai makna doa, bisa dijadikan cermin. Setiap kali berdoa, ia selalu berupaya meluruhkan kehambaannya di hadapan Allah, dengan khusyu’ dan ikhlas. Hatinya lebur menyatu dengan Allah. Sebagai hadiah, Allah menganugerahinya kecerdasan dan hikmah dalam keluasan ilmu dan ketawadhu’annya. ”Anâ ’abdun man ’allamanî harfan,” (Aku hamba bagi yang mengajariku sebuah huruf), tegasnya suatu ketika. Ia meneladankan, bahwa seseorang yang istiqamah berdoa, hatinya akan tawadhu’ dan tidak angkuh. Bagi seorang Muslim, doa merupakan senjata yang akan membentengi dari ancaman musuh. Terutama musuh yang tidak tampak, seperti hawa nafsu, kegelisahan hati, kesombongan, dan sikap-sikap tidak terpuji lainnya. Karena itulah setiap Muslim diperintahkan untuk senantiasa mengasah ketajaman doa. Cara yang paling ampuh melakukannya adalah membuat hati kita terus tersambung kepada Allah. Salah satunya dengan konsisten menjalankan segala perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya. Terakhir, dalam berdoa hendaknya dibarengi dengan keikhlasan. Ikhlas artinya menyadari seluruh makna doa yang kita lafalkan, dan berusaha khusyu’ membacakannya. Dengan begitu, insyâ`allah, Dia akan segera mengabulkan setiap doa kita. 4

Edisi 2/Tahun I/2009

[tausiyah]

dok.al-amien

KH. Moh. Khoiri Husni, S.Pd.I Direktur TMI Pondok Pesantren Al-Amien, Prenduan, Madura

flickr.com

1


[daftarisi]

Majalah Tazkiyah an-Nafs Edisi II/ Tahun I/ 2009

CERITA SAMPUL

QALAM

FEATURE

Janji Sekolah 25>> 10 Prinsip Perubahan 42>> Beban Gratis Perubahan tidaklah mudah, tetapi mungkin. AHMADIE THAHA

Betulkah pendidikan akan benar-benar gratis? TATA SEPTAYUDA

Kepemimpinan 33>> Ketika Cekcok 46>> Melerai Berpijak pada Figur Rumah Tangga Figur tokoh politisi masih menguasai bingkai dinamika politiknya. ISLAHUDDIN

Wajar dan manusiawi jika ada perselisihan dalam rumahtangga. FATHURROJI NK

Jika Anak 56 >> Agar Anak Menghargai 50>> Bahayakah Uang Gila Bola? Apa yang harus Anda lakukan jika gibol menyerang buah hati Anda? SAIBANSAH DARDANI

60>> Bola Salju Atheisme

Rasa kecewa terhadap Kristen, membuat penganutnya di Barat, menyatakan keluar dari agamanya. TATA SEPTAYUDA

Usaha 70>> Memulai dengan Mimpi

“... harus berani nekat, dan menggantungkan mimpi setinggi langit.” (Martha Tilaar) ISLAHUDDIN

2

Edisi 2/Tahun I/2009

Sejak dini, anak perlu diajarkan mengenal dan mengatur uang. UMU KALSUM

Cepat 64>> Langkah Menguasai Buku

Dengan cara membaca yang benar, waktu pun terhematkan. NOVI CHAMELIA

Efektif 67>> Dakwah Kaum Mu’allaf

Kian menyebarnya Islam ke penjuru dunia, salah satu faktornya adalah peran kaum muallaf. SOFYAN BADRIE


RUBRIK TETAP

1>> Tausiyah 4>> Surat Pembaca

36>>

Kekuatan Doa KH. MOH. KHOIRI HUSNI, S.PD.I

>> >> >> >> >>

UASBN SD Penindasan Gaya Baru Tv Online Pesantren Indonesia Kian Demokratis Kampanye Via Sms Pengembangan Ponpes Darul Ikhlash

6>> Iftitah 7>> Serambi 8>> Head Lines

30>> Tazkiyah

Sembilan Wasiat Rasulullah KH MUHAMMAD IDRIS JAUHARI

54>> Konsultasi Keluarga

PROF. DR. ACHMAD MUBAROK MA

Artikel >> Penyakit Maknawi -- 17 EMMALIA SUTIASMITA

>>

Mendidik Anak Tanpa Kekerasan -- 22 MUHTADI ABDUL MUN’IM MA

>>

13>>

Kepribadian Sukses ala New Psycho-Cybernetics -- 36 AKHMAD SUDRAJAT M.PD

Bahasa 73>> Suplemen Inggris

Opini >> Bersyukur Tanpa Putus -- 16 >> >> >> >>

ANWAR WAHDI HASI Tidak Perlu Bom untuk Hancurkan Indonesia -- 19 ELLY RISMAN, PSI. PAUD Membangun Generasi Berkualitas -- 20 PROF. DR. SYAMSIAH BADRUDDIN, M.SI Kerugian Akibat Ulah Penguntil -- 40 YAYAH HIDAYAH M.PSI Urgensi Pendidikan Multikultural -- 59 HASAN BASRIE ELCAFF

22>> Edisi 2/Tahun I/2009

3


[suratpembaca]

UASBN SD

aliran darah ke otak. Daya ingat siswa tentu akan menurun, dan kemampuan berpikirnya juga terganggu. Jika UASBN tetap dilaksanakan, dampaknya tentu lebih besar bagi siswa-siswa SD yang akan menjalaninya. Jadi bagi saya, UASBN akan menjadi pemerkosaan hak anak untuk berpikir. Terlebih dalam wacana sekolah gratis dan wjib belajar (Wajar) sembian tahun, kita sadari bahwa UASBN merupakan salah satu pengganjal besarnya.

Gaya Baru Penindasan Mental Anak

Abas Pratama http://nurjaya.wordpress.com

BEBERAPA BULAN LALU, saya dan beberapa guru kelas enam SD di Semarang mengikuti penjelasan tentang UASBN (Ujian Akhir Sekolah Berstandar Nasional). Kami dijelaskan cara mengisi LJK (Lembar Jawaban Komputer) yang prakteknya dibimbing pengajar dari Primagama, sebagai pihak yang bertanggungjawab menggelar try out UASBN di kota kami. Kami mengisi LJK seperti layaknya ujian. Waktu lima menit untuk mengisi nama, nomor tes, kode soal dan jawaban soal nomor 1 hingga 15. setelah waktu yang disediakan habis, LJK dikumpulkan dan dikoreksi, lalu tutor mengumumkan hasil ujian kami. Semua kaget, karena banyak guru yang salah mengisi LJK, bahkan ada beberapa orang yang jawabannya tidak muncul atau error. Setelah dianalisis, kesalahan kami ternyata muncul dari kepanikan kami dalam mengisi LJK. Ini menunjukkan, bahwa guru sebagai orang dewasa saja bisa panik dalam mengisi LJK, apalagi anak didiknya yang masih labil perasaannya nanti melakukannya. Sebagai guru dan bekas siswa yang pernah merasakan penyiksaan dalam mengisi LJK, saya tidak setuju jika UASBN SD harus dilaksanakan. Alasannya pengalaman kepanikan (nervous) saya dan banyak rekan-rekan guru saat mengerjakan LJK di atas. Penelitian menunjukkan, bahwa nervous dapat berakibat terganggunya neuron-neuron sensorik otak yang menimbulkan stres dan terhambatnya

4

Edisi 2/Tahun I/2009

ibnu/qalam

flickr.com

TV Online Pesantren

MELIHAT PESATNYA perkembangan teknologi, rasanya Pondok Pesantren Al-Amien sudah saatnya memiliki TV online komunitas. Alasan utama kegunaan teknologi ini untuk dakwah. Kemudian dapat digunakan untuk memperkaya informasi dan pendidikan agama yang lebih interaktif di dunia internet. Selain itu, memang sudah saatnya Pondok Pesantren turut aktif turut ‘berperang’ menghadapi kejahatan virtual di dunia bebas tanpa batas yang bernama internet. Salah satu contoh TV online komunitas dapat dilihat di website TV online komunitas yang dikelola kampus ITS surabaya. http://tv.its.ac.id/. Alangkah baiknya jika Al-Amien Prenduan bisa memiliki media serupa, yang berisi tentang nasehat para Kiai, misalnya. Atau ulasan-ulasan kegiatan pondok yang bisa digunakan sebagai ajang promosi. Atau pula sajian video-video tutorial tentang ilmu-ilmu keagamaan, mulai dari belajar membaca al-Qur`an dan sebagainya. endikawijaya@yahoo.com


[suratpembaca]

Indonesia Kian Demokratis

Pengembangan Ponpes Darul Ikhlash

SEBAGAI RAKYAT yang cinta tanah air, kita patut prihatin atas semakin memanasnya suhu politik di Indonesia. Tapi ini menjadi “berkah” yang semakin menunjukkan demokratisasi Indonesia di mata dunia. Hal ini terbukti dengan semakin takjubnya sebagian negara-negara Eropa. Hartmurt Nassauer, Ketua Delegasi untuk Hubungan dengan ASEAN Parlemen Eropa, setelah mendapatkan paparan pelaksanaan pemilu legislatif dan pilpres di Kantor KPU beberapa bulan lalu mengatakan, yang paling menarik untuk dipantau dari pemilu di Indonesia dengan wilayah yang sangat luas dan memiliki lebih dari 70 ribu pulau. Nassauer menambahkan, pemilu yang dilakukan dengan semangat transparansi adalah bukti stabilitas pembangunan di Indonesia.

DALAM RANGKA pembangunan, renovasi dan pengembangan Pondok Pesantren Darul Ikhlash, dengan ini kami menyampaikan bahwa saat ini kami sangat mengharap dukungan dana dari segenap kaum muhsinîn. Sekaligus kami sampaikan permohonan dana kepada Bapak/Ibu, baik dalam bentuk wakaf, zakat dan infaq demi kelancaran pembangunannya. Bagi kaum muhsinîn yang berkenan mendukung program mulia ini dapat menyalurkannya melalui rekening: No. Rek. 0266.01.007172.50.1, BRI Cabang 0266 Lubuk Pakam, a/n. MTS. Darul Ikhlash Pagar Merbau. Atau menyalurkannya langsung ke Pondok Pesantren Darul Ikhlash, Jl. Batu Galang 8 Pagar Merbau, Deli Serdang, Sumatera Utara. Telp. 0617954331. banganut@yahoo.com

abdurahmanmakky@yahoo.com

flickr.com

Kampanye Via Sms

PEMILU PRESIDEN sebentar lagi. Musim kampanye juga sudah dimulai. Beragam cara digunakan, termasuk mengirim sms secara acak. Bisa dipastikan, pemakaian pulsa akan naik. Mungkin inilah momen yang tepat untuk memulai bisnis menjadi penyedia atau distributor pulsa secara mandiri. Tinggal hitung jumlah kontak relasi di kotak seluler kita, kita pun bisa langsung berbisnis. Hidayat PT.Cendana Pulsa. Jl.Soekarno Hatta Ruko Permata Griya Shanta NR 24-25 Malang

Bagi para pembaca yang ingin memberikan masukan berupa opini, kritik, saran dan informasi penting lainnya, dapat dikirimkan melalui surat, email dan faksimile ke alamat redaksi di bawah ini.

OFFICE: Jl. Pancoran Barat IX no. 3 Pancoran, Jaksel 12780 Indonesia Telepon: 021-27480800 Faksimili: 021-7480899 E-mail: qalam@al-amien.ac.id, sekredqalam@yahoo.com Website: www.majalahqalam.com

OFFICE: Jl. Pancoran Barat XI no.2 Pancoran, Jaksel 12780 Indonesia Telp: 021-27480800 Faks: 021-7480899 e-mail: qalam@al-amien.ac.id, sekredqalam@yahoo.com website: www.majalahqalam.com

Edisi 2/Tahun I/2009

5


QALAM

Majalah Tazkiyah an-Nafs

IFTITAH Bismillâhirrahmânirrahîm. Assalâmu’alaikum wr, wb. Alhamdulillâh, edisi kedua Majalah Qalam telah hadir di hadapan para pembaca sekalian. Banyak pengembangan yang kami lakukan pada edisi ini. Di antaranya perubahan sangat mendasar dalam tampilan isi maupun suplemen. Perubahan ini ditujukan agar Qalam memiliki ciri khas yang menonjol dari media-media lain pada umumnya. Pemilihan bentuk tampilan seperti edisi kali ini, relevan dengan misi redaksi ke depan yang ingin menampilkan perwajahan Qalam yang lebih bersih dan ringan dipandang. Kami terus menanti ide, gagasan dan saran para pembaca untuk kesempurnaan tampilan ini. Para Pembaca yang Budiman; Suplemen dua edisi lalu (Perdana dan Kesatu), serta edisi kali ini, berisi karya orisinil santri Pondok Pesantren AlAmien Prenduan, yang menggunakan medium tiga bahasa (Indonesia-Arab-Inggris) secara bergilir. Banyak pelajaran yang kami dapati selama masa penerbitan tiga edisi tersebut. Insya`allâh, pada edisi mendatang kami akan mencoba mengubah pola bergilir itu, menjadi kesatuan tiga bahasa dalam satu terbitan. Di samping dengan tujuan mempermudah mekanisme keredaksian, juga untuk menampung aspirasi para pembaca umum yang agak “bingung” dengan bahasa asing yang sangat padat pada edisi lalu. Semoga perubahan yang akan dilakukan kelak membawa kemaslahatan positif bagi kita semua. Demikian. Wassalâmu’alaikum wr, wb.

Edisi II/ Tahun I/ 2009

Pengarah: KH. Muhammad Idris Jauhari, KH. Maktum Djauhari MA, Prof. Dr. Roem Rowi, Prof. Dr. Achmad Mubarok MA, D. Zawawi Imron Pemimpin Umum/Penanggungjawab: Ahmad Taufiq Abdurrahman Manajemen: Shofiyah Tidjani Tim Editor: Abdurrahman As’ad Ahmadie Thaha Amir Faishol Fath Anwar Wahdi Arif Firmansyah Dharifi Zumar Hasan Basri Alcaff Idris Thaha Jamal D. Rahman M. Ghozi Mubarok

Moh. Hamzah Arsa Nazlah Hidayati Saibansyah Dardani Samson Rahman Sofyan Badrie Suadi Sa’ad Tata Septayuda Yayah Hidayah Zubaidi Roqib Zubairi Hasan

Kontributor: Abdurrahman Tsani Agus Romli Ahmad Zamhari Hasan Ainurrahman Fathurroji Ghufron Hasan Hasan Sanjuri

Islahuddin Iwan Kuswandi Moh. Munif Muhtadi Novie Chamelia Umu Kalsum Yessi HM. Basyaruddin

Tim Produksi: Ali Ibnu Anwar, Ilyas Thaha (Desain) Ahmad Gabriel, Hudan (Foto) Abas (Percetakan) Tim Usaha: A. Hidayat M.S Ahmad Subeki Ahmadi

Kru Qalam selepas rapat di Puncak, Bogor 3-4 Mei 2009

6

Edisi 2/Tahun I/2009

Andrianto Slamet Fiddien Zainul Ishaq

Kontak: Alamat: Jl. Pancoran Barat IX no. 3 Pancoran, Jaksel 12780 Indonesia Telepon: 021-27480800 Faksimili: 021-7480899 E-mail: qalam@al-amien.ac.id, sekredqalam@yahoo.com Website: www.majalahqalam.com Rekening: BNI Senayan Norek: 0139277238 a/n: SHOFIYAH Penerbit: AL-AMIEN MEDIATAMA


[serambi]

Menunggu Detik Pembaruan Mental Tanggal 9 Juli 2009, akan menjadi momen terpenting tahun ini, ditandai digelarnya Pemilihan Presiden (Pilpres) kedua secara langsung. Banyak asa dan mimpi yang masih mengawang selama hampir lima tahun perubahan sistem Pilres yang benar-benar demokratis ini. Yang paling besar adalah asa perubahan dan mimpi kemakmuran, sebagai bunga dari perubahan positif bangsa. Kesiapan bangsa ini untuk menjaring mimpi perubahan dalam berbagai aspek –yang berujung pada kemakmuran-, telah diuji selama masa lima tahun berjalan ini. Kasat tercuat, betapa masih banyak aspek tak tertangani –mungkin tak siap- untuk diubah. Mental dan moralitas bangsa utamanya. Mental bangsa ini masih seperti “duludulu saja”. Reformasi yang terjadi, hanya mengubah format dan formasi penguasa saja. Mentalitas anak bangsa masih seperti kemarin, terjajah, pemarah, dan suka keributan. Malah, reformasi telah membuka kedok bangsa ini yang nyata belum begitu siap dengan perubahan besar dan maju, yaitu bangsa yang bermental tinggi tanda keberadaban. Reformasi masih hanya menjadi simbol bebasnya orang berbicara, tanpa dibarengi kesopanan etika. Andai dulu terjadi perubahan besar, niscaya malah kehancuran yang akan kita alami. Untungnya, perubahan itu hanya “simbolik”, dari suasana represif dengan mulut rakyat terbungkamkan, menjadi lepasnya kekang mulut

untuk rakyat bebas berteriak. Memang rakyat bisa berteriak, dan terus berteriak. Tapi tak lantas disikapi bijak oleh penguasa yang masih “itu-itu aja” dan bermental “anti-perubahan”. Mental borjuisme ini sudah saatnya dieliminasi dari pertiwi yang tengah membuncah menuntut perubahan. Sebagai bangsa yang cenderung suka mengekor, tentunya perubahan yang diharapkan harus didahului dari perubahan mental para pemimpinnya. Dari koruptor menjadi fasilitor rakyat. Dari manipulator menjadi kontributor kesejahteraan rakyat. Moralitas, sebagai paparan fisik dari mental yang membatin, menjadi cermin keberhasilan perubahan di masa mendatang, yang semoga pula menjadi kian positif. Sebab, tanpa perubahan berarti dalam mentalitas, tak akan ada perwujudan moralitas sejati yang berarti pula. Apalagi, jika mentalitas para pemimpin hasil Pemilu legislatif lalu dan Pilpres mendatang, malah memberi wahana baru dementalisasi positif itu. Hasilnya pasti. Mentalitas negatif masih akan terus bersemayam dalam tubuh indah bangsa ini. “Sû`ul khuluqi yudi”. Kejahatan akhlak (moral) itu akan menular. Karenanya, pemimpin baru harus membawa pembaruan ke arah yang lebih baik. Bukan hanya pembaruan, perubahan dan pembangunan fisik, tapi juga mentalitas anak bangsa yang lebih positif dan beradab. Semoga! 4

Edisi 2/Tahun I/2009

7


flickr.com/edited

[headlines]

>>> anak

Anak-anak di Era Digital KEHIDUPAN dunia maya di internet kian berkembang. Jutaan anak saat ini telah memasuki era digital bersamaan dengan pesatnya pertumbuhan industri web komunitas entertainment. Club Penguin, Webkinz, Starfall, dan Facebook mungkin baru sebagian kecil dari jutaan ‘kid-friendly sites’ yang saat ini sedang digandrungi anak-anak. Penggemarnya kebanyakan kalangan anak-anak usia sekolah hingga mahasiswa. Fakta baru memperlihatkan bagaimana anak-anak menjadi sasaran empuk yang banyak diincar para pengiklan, marketer dan brand-brand raksasa saat ini. Webkinz, pembuat mainan anak yang mengambil karakter dari virtual-world mengalami pertumbuhan pengunjung hingga enam juta

8

Edisi 2/Tahun I/2009

anak tahun ini. Angka ini merupakan lonjakan kenaikan 300% dari perolehan angka pengunjung tahun lalu. Sayangnya semakin mudah dan familiarnya anak dengan internet, cenderung berbahaya mengurangi pertumbuhan verbal dan sosial anak dalam dunia nyata. Hasil penelitian terhadap anak-anak di Amerika menunjukkan, ternyata anak-anak di sana dapat dengan sangat cepat menunjukkan letak Irak dengan internet, namun mereka kebingungan saat diminta menunjukkan letaknya di globe fisik bola dunia. Fakta ini mengindikasikan perlunya pertimbangan khusus dalam pengembangan teknologi edukasi masa depan yang mampu menggali kemampuan otak dan psikologis anak. T [ali]


[headlines]

ANAK Indonesia ternyata memiliki play quotion (tingkat bermain) paling rendah jika dibandingkan dengan anak-anak dari negara lain seperti Jepang, Thailand, dan Vietnam. Demikian ungkap Psikolog Klinis dan Perkembangan Ratih Ibrahim dalam diskusi Pentingnya Bermain bagi Anak di Jakarta, Kamis (2/4). Anak-anak Jepang mampu menyeimbangkan waktu untuk mengerjakan pekerjaan rumah, bersantai, dan beraktivitas fisik. Sementara di Indonesia banyak anak menghabiskan waktu untuk belajar atau bersantai tapi kurang aktivitas fisik. Menurut sebuah penelitian, selain untuk belajar, anak-anak Indonesia cenderung suka menghabiskan sebagian besar waktu mereka untuk melakukan kegiatan non-fisik, semisal menonton TV dan bermain game. Padahal, dalam usia mereka, bermain kegiatan fisik sangat penting. Karena dengan bermain, anak bisa mempelajari banyak hal, yang kemudian menentukan kualitas hidupnya ketika dewasa. Sayangnya, pemerintah kurang memperhatikan

flickr.com

Anak Indonesia Kurang Bermain

pentingnya menyediakan fasilitas dan sarana bermain yang memadai untuk anak, entah karena alasan anggaran atau pula kebijakan yang tidak berpihak kepada anak. “Di kota, anak-anak tak punya lagi ruang yang cukup untuk bermain. Ruang bermain anak tergusur oleh pedagang, pengguna sepeda motor dan keperluan orang dewasa lainnya,� tegas pemerhati masalah sosial Imam B Prasodjo. Di wilayah Jakarta yang sedemikian luas dan padat, hingga kini baru ada 80 titik yang dibangun sebagai taman interaktif bagi anak. Bayangkan kerugian besar masa depan generasi mendatang ini akibat mereka kurang bermain. T [oppie]

flickr.com

TV dan Pembodohan Anak

DALAM sebuah penelitan ditemukan, bahwa ratarata anak usia Sekolah Dasar di Indonesia menonton televisi antara 30 hingga 35 jam setiap minggu. Artinya, pada hari-hari biasa mereka menonton tayangan televisi lebih dari empat hingga lima jam sehari. Sementara di hari Minggu bisa mencapai tujuh hingga delapan jam. Jika rata-rata mereka menonton empat jam sehari, berarti dalam setahun mereka menonton sekitar 1.400 jam. Atau 18.000 jam hingga seorang anak lulus SLTA. Padahal, waktu yang dilewatkan anak-anak

mulai dari TK hingga lulus SLTA hanya 13.000 jam. Ini berarti, anak-anak Indonesia cenderung lebih banyak meluangkan waktu untuk menonton televisi daripada untuk kegiatan apapun, kecuali tidur. Menurut penelitian yang dilakukan oleh para peneliti dari Amerika Serikat, terungkap bahwa televisi ternyata hanya bagus untuk ditonton anak-anak dengan rentang usia tertentu. Pada anak di bawah usia tiga tahun (batita), dampak negatif televisi justru lebih terasa. Tayangan televisi dapat menurunkan kemampuan membaca, membaca komprehensif, bahkan memori mereka. Batita yang terlalu sering menonton televisi akan kehilangan kesempatan untuk mendapatkan stimulasi yang baik bagi proses tumbuh kembang dirinya. Sebab, televisi hanya menyodorkan stimulasi satu arah. Belum lagi dampak fisik sinar biru pada televisi yang langsung masuk ke retina tanpa filter, yang berpotensi memicu terbentuknya radikal bebas dan melukai fotokimia pada retina mata anak. T [viex]

Edisi 2/Tahun I/2009

9


[headlines]

>>>

pendidikan

SEBUAH area di otak manusia yang dipercaya para ilmuwan sebagai sumber kemampuan intelektual ternyata berfungsi nyaris persis sama dengan komputer digital. Demikian ditegaskan Profesor Randall O’ Reilly dari University of Colorado at Boulder, Amerika Serikat. Dalam laporannya di jurnal Science (Oktober 2006), O’Reilly mereview model komputer biologi otak. Ia menemukan bahwa prefrontal cortex dan basal ganglia beroperasi persis seperti operasional sistem komputer digital. Komputer digital bekerja dengan cara menyalurkan sinyal-sinyal listrik ke dalam sistem binary “hidup dan mati” (on & off states), dan memanipulasi keadaan itu dengan semacam saklar. Otak manusia pun bekerja dengan sistem operasi yang sama. “Neuron di prefrontal cortex adalah binary —mereka memiliki dua keadaan, aktif atau tidak aktif—, dan basal ganglia adalah saklar yang secara dinamis mematikan atau menghidupkan bagian tertentu di prefrontal cortex,” tutur O’Reilly. Namun secara keseluruhan, otak manusia bekerja lebih seperti jaringan sosial, ketimbang sebagai sebuah komputer digital, dengan neuron-neuron yang berkomunikasi satu sama lain sehingga memungKomputer digital be- kinkan belajar dan mengingat. Dan sistem seperti komputer yang bekerja dengan kerja di prefrontal cortex, membantu cara menyalurkan otak menjadi lebih adaptif dan fleksibel dalam memproses informasi sinyal-sinyal listrik yang bersifat kabur dan simbolik. ke dalam sistem Dengan kata lain, sistem komputer itu memperluas kerja otak. binary “hidup dan Menurut O’Reilly, prefrontal cormati” (on & off tex adalah pusat otak yang bertanggung jawab dalam urusan berpikir states), dan mematingkat tinggi, termasuk dalam pemnipulasi keadaan buatan keputusan dan pemecahan itu dengan semacam masalah. Para peneliti percaya bahwa prefrontal cortex sangatlah saklar. Otak manusia krusial dalam kemampuan intelekpun bekerja dengan tual manusia. Dengan memahasistem operasi yang minya secara lebih baik, berarti kita akan memahami kecerdasan sama. manusia dengan lebih baik pula. T [ali]

10

Edisi 2/Tahun I/2009

flickr.com

Komputer Digital Otak Manusia


[headlines]

flickr.com

Usia 27 Fungsi Otak Mulai Merosot

ORANG muda dewasa perlu mulai mengkhawatirkan ingatan mereka. Sebab ada aspek tertentu fungsi otak sesungguhnya mengawali kemerosotannya pada usia sangat masih muda. Sebuah studi baru, yang dilakukan Timothy A. Salthouse, profesor psikologi di University of

sejalan bertambahnya usia. “Kebanyakan ingatan manusia berfungsi pada tingkat tinggi dalam hidup mereka selanjutnya,� papar Salthouse. Pola ini menurutnya menunjukkan beberapa jenis keluwesan mental yang relatif akan menurun secara dini pada usia dewasa. Jika tak ada

dan rincian cerita, serta diuji pengenalannya terhadap pola pada tumpukan huruf dan lambang. Secara umum, Salthouse dan rekannya mendapati bahwa aspek tertentu dalam daya kognitif, biasanya akan mulai merosot saat orang memasuki akhir usia 20 hingga 30-an. Menurut para peneliti yang terlibat dalam riset tersebut, temuan ini memberi pengertian mengenai perubahan normal berhubungan dengan usia pada fungsi mental. Temuan ini juga diupayakan dapat membantu memahami proses hilangnya

Virginia di Charlottesville melakukan penelusuran kepada lebih dari 2.000 orang dewasa sehat yang berusia antara 18 dan 60 tahun. Didapati bahwa fungsi mental tertentu, termasuk ukuran pemikiran abstrak, kecepatan mental dan penyelesaian masalah, cenderung akan mulai tumpul saat seseorang berusia 27 tahun. Sementara celah di dalam ingatan, biasanya akan mulai nyata saat usia seseorang mencapai 37 tahun. Dan pengetahuannya yang dikumpulkan selama perjalanan hidup, akan meningkat

penyakit kejiwaan yang menyerang, pengetahuan yang dimiliki seseorang akan meningkat sepanjang usia dewasanya. Hasil studi yang dipublikasi dalam Jurnal Neurobiology of Aging itu meriset orang dewasa yang sehat dan terdidik yang diperiksa ingatan standar, pemahaman dan persepsinya tentang sesuatu selama kurun tujuh tahun. Tes tersebut dirancang untuk mendeteksi perubahan halus pada fungsi mental. Subjek riset dilibatkan untuk menyelesaikan teka-teki, mengingat kata

ingatan seseorang. “Dengan mengikuti perkembangan orang dari waktu ke waktu, kami dapat mendalami perubahan kognitif, dan mungkin menemukan cara guna meringankan atau memperlambat laju penurunan tersebut,� kata Salthouse. Puncaknya, penelitian ini diharapkan dapat lebih memahami proses ketidak-seimbangan kognitif, untuk kemudian mampu secara lebih baik untuk meramal serangan dementia, seperti penyakit Alzheimer. T [viex]

Edisi 2/Tahun I/2009

11


[headlines]

>>> remaja

flickr.com

PAGI hari pukul 11.30 di Columbine High School Littleton, Colorado, Amerika Serikat, suasana tampak tenang. Tak ada yang menyangka sesaat lagi akan terjadi peristiwa tragis. Dengan membabi buta, Eric Harris (18) dan Dylan Klebold (17), dua pelajar SMU itu menumpahkan timah panas dari senapan semi otomatis yang mereka bawa. 11 pelajar dan seorang guru meregang nyawa. Kekerasan yang dilakukan dua pelajar itu menghentakkan dunia. Karena setelah diselidiki, ternyata mereka terobsesi kekerasan yang biasa mereka main-

kan dalam game, seperti Doom, Quake, dan Redneck Rampage. Pengaruh buruk permainan berbau kekerasan ini tajam disorot para psikolog dari Departemen Psikologi University of Vienna, Austria. Setelah mereka teliti, terbukti ada pengaruh kuat permainan berbau kekerasan dengan perilaku para remaja. Remaja yang sering bermain game kekerasan, cenderung akan menjadi lebih agresif dibanding yang bermain game tidak berisi kekerasan. Permainan yang berisi keke-

12

Edisi 2/Tahun I/2009

Perilaku Agresif Akibat Game rasan, bukan hanya cenderung ditiru, tapi lingkungan permainan itu juga mudah membawa seseorang kepada mental reaktif atau imaginer agresif. Pemain game berbau kekerasan, akan mudah memperlihatkan sifat agresif ketika terganggu, tidak puas, atau marah. “Video game yang berisi adegan kekerasan, ternyata mengajarkan tindak kekerasan,” ungkap Douglas Gentile pakar psikologi Universitas Gowa, New York. Gentile melakukan studi kepada hampir 2.500 anak-anak muda. Ia menemukan, para pelajar yang bermain video game kekerasan secara bersama-sama, sesungguhnya tengah belajar cara menciptakan permusuhan dan perilaku kekerasan, lebih cepat enam bulan dari pertumbuhan biasa. Tes hipotesis Gentile mempelajari tiga kelompok umur; 15, 8 dan 6 tahun, serta 1441 remaja dengan usia rata-rata 19 tahun. Penelitian ini menemukan, bahwa muatan kekerasan dalam video game diprediksi meningkatkan tindakan agresif. Pemain game kekerasan dari kalangan siswa SD mengalami 73 persen resiko peningkatan agresivitas dibanding yang hanya bermain game biasa. “Bermain video game kekerasan, bisa mengubah siswa menjadi memiliki sifat permusuhan,” tandas Gentile. Namun bagi pakar psikologi Prof. Dr. Fawzia Aswin Hadis, dampak terburuk video game kekerasan pada remaja adalah kecenderungan mereka untuk meniru. Video games menurutnya menawarkan agresi lebih kuat dibandingkan tontonan televisi. Karena tampilannya kini jauh lebih hidup dan interaktif. “Dalam game kekerasa ada target, entah menjatuhkan atau mematikan lawan. Jika (dilakukan) bertahuntahun, tayangan itu bisa menjadi rangsangan untuk berbuat hal serupa,” tandas pengajar di Fakultas Psikologi UI itu. “Pada dasarnya, setiap manusia memiliki sifat agresif sejak lahir,” ungkap Fawzia. Sifat ini berguna untuk bertahan hidup. Tanpa agresifitas, anak tidak akan bereaksi jika mendapat rangsangan yang mengancamnya. Tapi, tanpa pengarahan yang baik, sifat itu bisa merusak. Sementara bagi Psikolog Tetty Muharmi S.Psi M.Pd masa remaja adalah masa pertumbuhan yang amat rentan dan penuh gejolak. Hal yang sederhana, bisa menjadi riskan karenanya. Sedikit salah ucap, bisa-bisa diakhiri dengan adu jotos. Di usia yang tengah mengalami pubertas, lalu mereka didera konflik, mereka tak ubahnya akan menjadi singa yang sakit gigi, penuh amarah dan mengamuk. Menurut Tetty, kemajuan teknologi tanpa dibarengi pemahaman yang baik pada remaja, tentu bisa berdampak negatif. “Kemajuan Iptek tanpa dibarengi kesiapan menerimanya, akan menjadi negatif bagi remaja,” tukasnya. 4 [ainurrahman]


[headlines]

>>> politik

>>> sosial

Akibat Terlalu Banyak Menonton TV

BALAI Kesehatan Jiwa Masyarakat (BKJM) Kalawa Atei Palangkaraya merawat lima pasien gangguan jiwa pascapemilu 9 April. Mereka terdiri dari dua Caleg dan tiga simpatisan partai politik, yang dirawat akibat kalah dalam pemilu. “Bukan hanya Caleg, tapi juga simpatisan dan orang terdekat, seperti istri, keluarga dan pendukung fanatik Caleg,� kata Kepala BKJM Kalawa Atei Palangkaraya, Wineini Marhaeni Rubay. Salah seorang Caleg datang dalam keadaan terganggu kejiwaannya, dan sempat mendapat perawatan darurat, lalu dikirim ke Yayasan Joint Adulam Ministry, Palangkaraya. Caleg tersebut berperilaku aneh, seperti tidak mau mandi, makan, dan sering tertawa sendiri, terutama jika melihat hasil penghitungan suara partainya. Dua pasien lain yang berperilaku nyaris sama, hanya menjalani rawat inap, dan dua lainnya sebatas konsultasi gangguan kejiwaan. BKJM Kalawa Atei Palangkaraya telah menyiapkan kamar khusus, baik untuk pasien stres ringan maupun akut, gila atau psikosis. Telah disediakan dua kamar berjeruji besi. T [umi]

MENONTON televisi mungkin sudah menjadi bagian dari gaya hidup masyarakat modern. Bahkan di antara kita ada yang tidak bisa melepaskan diri dari kebiasaan menonton kotak bergambar ini, dan telah menganggapnya sebagai aktivitas wajib layaknya makan atau bernafas. Menghabiskan hanya sedikit waktu untuk duduk di depan televisi, mungkin tidak menjadi masalah. Tapi, bila televisi sudah menyita sebagia besar waktu hidup seseorang, itulah yang akan mendatangkan petaka. Menurut para ahli, kebanyakan menonton TV, akan membuat seseorang merasa tua dan loyo sebelum waktunya. Dengan hanya duduk pasif dan hampir tidak menggunakan otot, lama kelamaan ia akan merasa kaku, letih, malas berpikir. Dalam jangka panjang, akan berakibat pada menurunnya kemampuan berpikir dan melakukan aktivitas fisik. Alhasil, otot menjadi kendur dan otak macet. Sebuah riset di AS menyebutkan bahwa kebiasaan menonton TV rata-rata empat jam sehari, dapat meningkatkan resiko mengalami kegemukan.

ibnu/qalam

flickr.com/edited

Gangguan Jiwa Pasca-Pemilu

Dan sebuah survei di AS yang dilakukan Nielson Media Research menyebutkan, pria di Negeri Paman Sam itu rata-rata menonton TV lebih dari 3,5 jam sehari. Bagaimana di lingkungan kita? 4 [gabriel]

Edisi 2/Tahun I/2009

13


[headlines]

>>> sosial

Obat Mengatasi Phobia Sosial

flickr.com

BANYAK orang mengalami phobia sosial. Ciricirinya: terlalu pemalu, sulit bergaul dengan orang atau lingkungan baru, maupun berbicara di depan orang banyak. Orang yang mengalami phobia ini tak perlu lagi khawatir, karena sejumlah peneliti dari Zurich University sedang menguji coba sebuah obat yang bisa mengatasi hambatan psikologis itu. Obat yang diekstrak dari hormon alami tubuh bernama oxytocin, diprediksi dapat mengurangi aktivitas salah satu bagian otak (amygdala) yang berkaitan dengan rasa takut dan bahaya. Walhasil, rasa malu kita akan berkurang, dan rasa percaya diri terhadap orang asing meningkat. Bahkan dalam sebuah eksperimen, rasa percaya para subyek yang diujicoba tak berkurang, meski orang asing itu diketahui telah melakukan sesuatu yang merugikan dirinya. 4 (ali/BBC)

SEBUAH studi kecil yang diterbitkan dalam International Journal of Psychophysiology di Australia melaporankan hasil yang cukup menghebohkan. Studi itu meneliti perbandingan kualitas tidur sekelompok orang sehat yang mengonsumsi makanan pedas sebelum tidur di malam hari, dengan mereka yang tidak mengonsumsi makanan berbumbu sebelum tidur. Hasilnya, orang yang mengonsumsi makanan pedas pada malam hari, cenderung akan lebih sering terjaga dari tidur, dan kualitas tidurnya juga buruk. Alasannya, karena makanan pedas dapat menaikkan suhu tubuh, sehingga dapat mengganggu tidur. Penelitian ini juga membuktikan, orang yang makan terlalu dekat dengan waktu tidur, cenderung akan mengalami mimpi buruk. Dan beberapa penelitian lainnya memang telah

14

Edisi 2/Tahun I/2009

ibnu/qalam

Makanan Penyebab Mimpi Buruk

membuktikkan efek negatif jika makan dekat dengan waktu tidur, yang akan menyebabkan meningkatkan metabolisme dan aktivitas otak, yang kemudian akan menghasilkan mimpi buruk. 4 [gabriel/divinecaroline]


[headlines] SELAMA ini, kajian tentang pentingnya peran persahabatan kurang diperhatikan, tidak seperti peran keluarga atau pernikahan bagi kesehatan. Padahal persabatan memiliki dampak lebih banyak bagi kesehatan psikologi daripada hubungan keluarga. “Secara umum, peran persahabatan dalam kehidupan kita sangat tidak dihargai,� ujar Rebecca G. Adams, profesor sosiologi di Universitas North Carolina, Greensboro. Seperti dirilis New York Times (22/4), di Australia telah dilakukan riset sepanjang 10 tahun. Dalam rentang waktu itu, ditemukan bahwa tingkat kematian orangtua yang

man akrabnya. Hasilnya, mahasiswa yang memiliki teman, memperkirakan jumlah anak tangganya lebih sedikit. Yang menakjubkan, semakin lama mereka berteman, semakin sedikit perkiraan jumlah anak tangganya. Dua tahun silam, dilansir hasil sebuah penelitian bahwa peluang seseorang mendapat obesitas bertambah 60 persen, jika ada temannya yang menjadi gemuk. Tahun lalu, peneliti Harvard juga melaporkan bahwa hubungan sosial yang kuat bisa membuat otak tetap sehat meski bertambah tua. 4 [abas]

>>> umum

Banyak Teman Panjang Umur

flickr.com

memiliki banyak teman, 22 persen lebih kecil daripada yang temannya sedikit. Di Amerika Serikat tiga tahun lalu, juga dilakukan penelitian pada 3.000 perawat yang mengalami kanker payudara. Ditemukan, mereka yang temannya sedikit berpeluang untuk meninggal empat kali lipat dibanding yang temannya 10 atau kurang. Meski banyak penelitian berkonsentrasi pada perempuan, tapi penelitian pada 736 pria paruh baya di Swedia menemukan resiko serangan jantung dan masalah jantung koroner lainnya, cenderung tinggi bagi orang yang tidak memiliki banyak teman. Resiko serangan penyakit ini bahkan setara dengan ancaman bagi perokok. Daya tahan tubuh seseorang akan bertambah, baik jika teman berada jauh atau dekat, maupun frekuensi berhubungannya sering atau jarang. Asal punya teman, tidak berdekatan pun sudah memberi dampak baik. Dampak ini timbul karena orang yang memiliki teman, cenderung memandang hidup dengan lebih ringan. Tahun lalu, peneliti melakukan riset kepada 34 mahasiswa Universita Virginia. Para mahasiswa itu diberi ransel beban, lalu dibawa ke sebuah tangga batu di bawah bukit. Mereka diminta memperkirakan banyak anak tangga dibukit itu. Sebagian mahasiswa berdiri sendiri, dan sebagian lain berdiri dekat dengan te-

Edisi 2/Tahun I/2009

15


[opini]

>> agama

Bersyukur Tiada Putus Sangat tak pantas rasanya jika setiap yang hidup di dunia ini mengaku tak pernah mendapat nikmat dan karunia Allah. alam kehidupan ini, sesungguhnya Allah SWT tak pernah putus memberi rahmat dan kasih sayang kepada manusia, makhluk yang Dia muliakan di antara makhluk-makhluk lainnya. Ini sesuai dengan sifat Rahmân dan Rahîm yang tak pernah putus dari Dzat-Nya yang meliputi segala hal. Karena kerahmân-rahîman ini pula, Allah tak pernah putus memberi nikmat dan karunia kehidupan dunia kepada para hamba-Nya tanpa pandang bulu, warna kulit, jenis kelamin, usia, status maupun kondisi sosialnya. Tak pandang apakah yang menerimanya seorang hamba yang taat, shalih dan mencintai-Nya, ataukah ia hamba yang durhaka, bengal, banyak berdosa, membenci dan tidak percaya kepada-Nya sekalipun. Allah tak pernah berhenti memberi nikmat, agar setiap orang dan makhluk lainnya dapat menjalani kehidupan secara patut. Nikmat yang Dia berikan sangat banyak, melimpah dan tak terhitung. ”Dan jika kamu menghitung-hitung nikmat Allah, niscaya kamu tak dapat menentukan jumlahnya. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (Qs. an-Nahl [16]: 18) Secara sederhana, dapat kita ambil contoh berkedipnya mata, tarikan nafas dan detakan jantung kita. Hitunglah berapa banyak mata kita berkedip, nafas kita keluar-masuk, dan jantung terus berdetak setiap harinya. Sungguh, tak akan mampu kita hitung banyaknya nikmat itu. Lihatlah oksigen yang kita hirup setiap saat yang menopang tubuh kita hidup, bandingkan saja dengan oksigen yang

flickr.com

16

Edisi 2/Tahun I/2009

Anwar Wahdi Hasi (Pemimpin Pondok Pesantren Babus-Salam, Tangerang)

disiapkan oleh rumah sakit bagi pasiennya. Harga tabung, selang dan oksigennya tidak murah untuk dibayar para penggunaannya. Bayangkan, bagaimana jika setiap hari dalam kehidupan normal, kita harus membayar oksigen yang kita hirup dan penggunaannya harus memakai tabung dan selang? Sudah berapa rupiah yang harus kita habiskan, berapa tabung oksigen yang sudah kita hirup, dan berapa meter selang yang harus kita pakai? Subhânallâh, hidup ini sungguh sangat mahal. Di sinilah kerahmân-rahim-Nya Allah kepada kita, dan betapa tak terhitung dan ternilainya nikmat yang Dia berikan. Alhamdulillâh. Maka, sangat tak pantas rasanya jika setiap yang hidup di dunia ini mengaku tak pernah mendapat nikmat dan karunia Allah. Karena setiap detik hidup manusia pasti ditandai dengan tarikan-tarikan nafas yang merupakan nikmat besar yang tak ternilai harganya. Orang yang kelihatan sangat miskin, tak memiliki apa-apa, tidak sepatutnya berkata bahwa Allah tidak kasih atau sayang kepadanya sehingga tidak memberinya nikmat. Sebab, nikmat bukan hanya harta atau uang yang sangat tak berarti bila dibandingkan nikmat hidup, kesehatan dan helaan nafas. Sungguh nikmat, karunia dan rahmat Allah tak pernah putus dan akan terus terlimpah kepada setiap orang dalam segala kondisi kehidupannya. Maka sebagai hamba-Nya, kita harus senantiasa dan tak boleh putus untuk sungguh-sungguh dan tulus bersyukur kepada-Nya. 4


[artikel]

>> agama

Penyakit Maknawi Emmalia Sutiasasmita (Kandidat Magister Psikologi Islam, Universitas Indonesia)

Hakikat penyakit maknawi atau penyakit hati, disebut juga sebagai kemunafikan. esehatan adalah mahkota bagi kehidupan manusia yang harus selalu dijaga dan dilestarikan. Kebahagiaan dan kemaslahatan hidup di dunia dan akhirat, telah menjadi orientasi utama yang diajarkan Islam, dan dinyatakan tak lepas dari nilai kesehatan. Kecenderungan manusia untuk memenuhi kebutuhan hidup dan keinginan mencapai kebahagiaan, memang telah dilindungi oleh syariat Islam. Tapi, untuk memenuhi kebutuhan tersebut, syariat memberi batas tegas agar tidak terbawa hawa nafsu secara tak terkendali (kemunkaran). Seperti cara hidup hedonis yang cenderung ingin memuaskan segala keinginan, dan kerap melampaui batas keseimbangan rohani dan jasmani. Falsafah menyesatkan ini harus dihindari. Salah satu jalan dengan memiliki jiwa yang sehat secara fisik dan metafisik. Sebab, jiwa yang sehat, pasti akan menghadirkan hidup bahagia dan membahagiakan. Kinerja, kepedulian dan kasih sayang juga akan meningkat, dendam akan tiada, diri menjadi tegar dan penuh sabar diri, emosi pun bisa terkendali. Pribadi yang berjiwa sehat, juga akan menjadi pribadi yang mengasyikkan kala berinteraksi.

Dalam sebuah ungkapan dinyatakan, ”Al-’aqlus-salîm fîl jismis-salîm,” (Di dalam akal yang sehat, terdapat jiwa yang sehat pula). Ungkapan tersebut melahirkan kaidah agar kita mendahulukan penjernihan akal dan jiwa dari segala sesuatu yang merugikan. Seperti rasa iri, dengki, dendam, dan perbuatan maksiat. Kaidah itu juga mengajarkan kita untuk memupuk hal-hal baik. Seperti berpikir positif, tawakal, dan menjaga kesucian hati, yang akan berimplikasi pada komponen fisik. Antara lain membuat metabolisme tubuh teratur, aliran darah lancar, tenang beribadah, hingga semangat menjalankan aktivitas sehari-hari pun muncul. Pribadi yang sehat secara fisik, mental (jiwa), dan biologis adalah awal untuk menemukan kebahagiaan hakiki. Karena Allah menyukai pribadi yang kuat secara fisik dan mental. Juga, dengan kesehatan, manusia dapat melaksanakan fungsinya sebagai khalifah Allah di muka bumi.

Kemunafikan Di samping penyakit fisik, hal yang paling penting untuk dijaga dari penyakit adalah kesucian hati. Penyakit hati atau penyakit maknawi (al-maradh al-ma’nawi), secara qur`ani disebut dalam firman Allah, ”Di dalam hati mereka ada penyakit, lalu ditambah Allah penyakitnya. Dan bagi mereka siksa yang pedih, disebabkan mereka berdusta.” (Qs. al-Baqarah [2]: 10) Maksudnya, penyakit hati berbentuk kemunafikan atau sikap acuh dalam menerima kebenaran. Penyakit ini timbul akibat kekosongan hati dari penjagaan, taufîq, pemeliharaan dan dukungan Allah. Maka, al-maradh (penyakit) di sini mengandung arti kegelapan (azh-zhulmah), atau kiasan bagi sesuatu yang menimpa seseorang yang menodai kesempurnaan dirinya. Seperti sifat marah, lupa, akidah yang buruk, dengki, dan lainlain yang menodai dirinya dan mengakibatkan rusaknya rohani. Dan kerusakan ini lebih dahsyat daripada kerusakan jasmani.

ibnu/qalam

Edisi 2/Tahun I/2009

17


[artikel] salah satu sifat orang-orang munafik. Sifat seperti ini dapat kita temui pada sikap mereka yang tidak konsisten dalam menghadapi perubahan. Ucapan mereka pun mudah berubah-ubah.

flickr.com

Pembagian hati

Hakikat penyakit maknawi atau penyakit hati, disebut juga sebagai kemunafikan. Orang-orang munafik biasa suka menipu dan menampakkan keimanan padahal terus dalam kekafiran. (Qs. 2:10, 5:52, 8:49, 9:125, 22:53, 24:50, 33:22 dan 60, 47:20 dan 29). Mereka tak sadar, saat mereka menipu, sebenarnya mereka hanya menipu diri sendiri. Sebab, akibat perbuatan menipu, mereka akan merasakannya sendiri. Yaitu bertambahnya penyakit hati yang mereka derita, karena tak lekas sadar diri. Seperti dinyatakan dalam surah al-Baqarah ayat 2 di atas. Selain melakukan penipuan, orang munafik juga cenderung mempunyai penyakit penyimpangan hati. Seperti disebutkan dalam banyak ayat-ayat al-Qur`an dengan kata az-zaigh (penyimpangan) (Qs. 3:7, 3:8, 61:5, 4:142-143). Az-zaigh berarti berpaling dari kebenaran, yang bermakna penyimpangan, dan merupakan fitnah. Orang-orang yang yang tak tahu bahwa diri mereka terjerumus ke dalam syubhat dan kesamaran, maka mereka akan masuk dalam kesesatan. Dengan kesesatan ini, berarti hati mereka telah dicondongkan kepada kesesatan yang ada. Bergabungnya kecondongan kepada kesesatan dengan penyakit hati, merupakan

BAHAN BACAAN:

>>

Ahmad Husain Ali Salim, Al-Maradh wa asySyifâ` fi al-Qur`ân (Terapi al-Qur`an untuk Penyakit Fisik dan Psikis Manusia), Astana Buana Sejahtera, Jakarta.

18

Edisi 2/Tahun I/2009

Menurut para Sahabat Rasulullah, seperti Abu Sa’id al-Khudri RA, hati manusia dibagi menjadi empat jenis: Pertama, qalbun ajrad, hati yang di dalamnya terdapat pelita yang gemilang, dan inilah hati orang-orang yang beriman. Kedua, qalbun aghlaf, yaitu hati orang-orang kafir. Ketiga, qalbun mankÝsh, yaitu hati orang-orang munafik yang sebenarnya mengetahui tapi kemudian ingkar, atau hati yang melihat tapi kemudian buta. Keempat, qalbun mutaraddid, berupa hati yang di dalamnya ada materi keimanan dan kemunafikan, ia akan condong kepada pemenang antara kedua materi tersebut. (HR. Ahmad dalam Musnad) Sedangkan menurut Ibnu Qayyim, hati terbagi menjadi tiga: Pertama, hati yang sehat, yaitu hati yang menjadikan pemiliknya selamat di hari Kiamat kelak. Hati seperti ini adalah hati yang selamat dari syahwat yang menjauhi larangan Allah dan syubhat yang bertentangan dengan perintah-Nya. Serta hati yang senantiasa mengutamakan keridhaan Allah dalam segala hal. Hati jenis ini dikatakan sebagai hati yang hidup, tunduk, lembut dan sadar. Kedua, hati yang mati. Yaitu hati yang tidak memiliki kehidupan, tak bisa lagi mengenal Allah, tak mengikuti perintah-Nya, dan tak tahu lagi mana yang Allah cintai atau ridhai. Hati yang mati akan terus bergelimang bersama syahwat dan kelezatannya, dan mengutamakan hawa nafsu. Ia akan kering kerontang, dan kemudian mati. Ketiga, hati yang sakit. Yaitu hati yang masih memiliki kehidupan, namun terjangkit penyakit hati. Hati seperti ini memiliki dua kecenderungan, terkadang ditarik oleh materi yang baik, dan terkadang kepada yang buruk. Ia akan condong kepada materi yang menyenangkan. Hati jenis ini akan dekat kepada keselamatan, tapi juga rentan kepada kehancuran. Maka, hati-hatilah dengan hati kita. 4


[opini]

>> remaja

Tidak Perlu Bom untuk Hancurkan Indonesia

Bagaimana hari tua kita kelak, jika dipelihara oleh anak-anak yang sejak muda telah mengalami gangguan pada otaknya?

Elly Risman, Psi (Ketua Pelaksana Yayasan Kita dan Buah Hati) ari data kecil pertemuan Konselor Remaja Yayasan Kita dan Buah Hati dengan adik-adik mereka (1625 siswa kelas 4-6 SD Jabodetabek) sepanjang tahun 2008 ditemukan, ternyata 66% dari mereka menyatakan telah menyaksikan pornografi lewat berbagai media: 24% lewat komik, 18% lewat games, situs porno 16%, film 14%, VCD dan DVD 10%, HP 8%, majalah dan koran 4-6%. Mau tahu mengapa mereka ingin melihat, dan di mana mereka melihatnya? Iseng: 27%. Mengapa iseng? Karena tugas mereka hanya belajar dan membuat PR, yg lain sudah dikerjakan pembantu atau ibunya. Terbawa teman 10%, takut dibilang kuper 4% dan lain-lain. Ternyata, anak-anak ini melihat pornografi di rumah/kamar pribadi 36%, rumah teman 12%, warnet 18%, dan rental 3%. Kalau kita jumlahkan, yang melihat di kamar pribadi dan rumah teman, berarti satu dari dua anak kita melihatnya di rumah sendiri? Ketika ditanya apa perasaan mereka saat melihat materi pornografi: Jijik 43% (Alhamdulillâh). Tapi, 27% mengatakan biasa-biasa saja. Bayangkan, sejak usia berapa buah hati kita tercinta ini telah dimasukkan pornografi lewat matanya? Kalau di usia begini mudah melihat adegan atau gambar tak pantas untuk matanya, tapi ia merasa biasa-biasa saja? Reaksi lainnya: Mau muntah 7%, takut 5%, terangsang 4%. Hatihati dengan temuan terakhir ini, karena bukankah mereka masih sangat belia? Jika seusia semuda ini, anak-anak kita keadaannya sudah begini rupa, bisa dibayangkan apa yg terjadi ketika mereka remaja! Mari simak data dari Survei Komnas Perlindungan Anak terhadap 4500 remaja di 12 kota besar di Indonesia pada 2007 lalu: 97% pernah nonton film porno, 93,7% pernah ciuman, petting, oral seks, 62,7% remaja SMP sudah tidak perawan lagi, dan 21,2 % remaja SMU pernah melakukan aborsi. Data WHO menunjukkan, setiap tahunnya 15 juta remaja mengalami kehamilan, dan 60% berusaha mengakhirinya. Wajar saja bukan? Bukankah mereka sudah terpapar pada pornografi sejak belia. Masalah kita adalah: Tidakkah semua anak-anak kita ini punya orangtua? Lalu apa fungsi mereka? Apakah anak-anak kita ini “berayah mereka ada, berayah tiada?”“Beribu mereka ada, beribu tiada?” Saat menggelar seminar bertajuk “Membantu Anak Tangguh

Hidup di Era Layar”, kami mengadakan pertemuan dengan puluhan ribu orangtua di 28 propinsi. Kami menemukan, rata-rata hanya 10% dari para orangtua yang bisa menggunakan peralatan atau permainan canggih yang mereka belikan -sebagian dengan susah payah- untuk anak-anak mereka. Umumnya mereka tak tahu dampak negatif permainan itu terhadap kerusakan otak anak mereka. Sungguh kita tengah berada dalam kultur abai pada anak sendiri. The Culture of Ignorance! Di sisi lain, kita belum menganggap bencana pornografi ini se“seksi” flu burung, HIV Aids, Narkoba dan malaria. Orangorang tertentu juga sibuk bertengkar tentang pasal dan undang-undangnya. Padahal, di kamar pribadi anak-anak kita, mereka sedang “bekerja keras” menghancurkan otaknya, masa depan dan harapan ayah ibu, kakek nenek dan keluarga, dan besarnya harapan bangsa! Bagaimana pula hari tua kita kelak, jika dipelihara oleh anak-anak yang sejak muda telah mengalami gangguan pada otaknya? Akan jadi ibu dan ayah macam apa mereka kelak? Sejak SMP saja sudah seks bebas seenaknya! Kerusakan otak yang terjadi karena “narkoba lewat mata” (visual crack kokain) ini, jauh lebih dahsyat dari seluruh jenis narkoba di seluruh dunia. Sementara itu, berbagai jenis narkoba ditemukan berton-ton diproduksi di berbagai sudut negeri, juga impor dari luar negeri. Penggunaannya di kalangan anak SD meningkat 1360%. Aduhai tingginya. Orang dewasa di negeri ini adalah pengaskes pornografi juga. Membuat kita menjadi pengakses nomor tujuh terbesar di dunia (MetroTV). Jadi, bukankah anak-anak saja yang rusak otaknya? Dan sungguh benar, tidak perlu BOM untuk menghancurkan Indonesia. 4

Edisi 2/Tahun I/2009

19


[opini]

PAUD Membangun Generasi Berkualitas ahun-tahun pertama kehidupan anak merupakan periode yang sangat menentukan masa depannya. Kesalahan yang terjadi pada periode kritis akan membawa kerugian yang nyata pada masa depan bangsa. Investasi untuk perbaikan gizi, kesehatan, dan pembinaan anak usia dini, akan membuat anak lebih siap belajar dengan baik pada saat sekolah. Pendidikan Anak Dini Usia (PAUD) merupakan investasi yang memiliki efek positif jangka panjang bagi kehidupan anak-anak di masa depan. Sehingga pada gilirannya akan berdampak positif sangat nyata bagi kemajuan bangsa. Produktivitas bangsa di masa depan, sangat ditentukan oleh bagaimana upaya pengembangan anak usia dini dilakukan. Pengembangan anak usia dini, merupakan pilihan yang bijaksana dalam kaitannya dengan pembangunan SDM guna membangun masa depan bangsa yang maju, mandiri, sejahtera dan berkeadilan. Young (1996) mengemukakan, paling tidak ada lima alasan pentingnya melakukan investasi untuk pengembangan anak usia dini (early child development). Pertama, untuk membangun SDM yang berkemampuan intelegensia tinggi, berkepribadian dan berperilaku sosial yang baik, serta mempunyai ketahanan mental dan psikososial yang kokoh. Kedua, untuk menghasilkan “economic return� (keuntungan ekonomis) yang lebih, dan menurunkan “social costs� (biaya sosial) di masa mendatang dengan meningkatnya efektivitas pen-

20

Edisi 2/Tahun I/2009

Prof. Dr. Syamsiah Badruddin, M.Si (Dosen Luar Biasa Pascasarjana STIA Prima Sengkang, UIT, UNM Makassar) didikan, dan menekan pengeluaran biaya untuk kesejahteraan masyarakat. Ketiga, untuk mencapai pemerataan sosial ekonomi masyarakat, termasuk mengatasi kesenjangan antargender. Keempat, untuk meningkatkan efisiensi investasi pada sektor lain. Sebab, intervensi program gizi dan kesehatan pada anakanak, akan meningkatkan kemungkinan kelangsungan hidup anak. Sedangkan intervensi dalam program pendidikan, akan meningkatkan kinerja anak dan mengurangi kemungkinan tinggal kelas. Kelima, untuk membantu kaum ibu dan anak-anak. Dengan semakin meningkatnya jumlah ibu bekerja dan rumahtangga yang dipimpin oleh wanita, pemeliharaan anak yang aman menjadi semakin penting. Penyediaan wahana untuk itu, akan memberi peluang kepada wanita untuk berkarir dan meningkatkan kemampuan maupun keterampilannya.

Membangun Kecerdasan Fungsi pendidikan bagi anak usia dini (golden age) tak hanya sekedar memberikan berbagai pengalaman belajar seperti pendidikan pada orang dewasa. Tapi juga berfungsi mengop-

flickr.com

PAUD merupakan investasi positif jangka panjang bagi kehidupan anak-anak di masa depan.

dok.pribadi

>> pendidikan


timalkan perkembangan kapabilitas kecerdasannya. Pendidikan di sini hendaknya diartikan secara luas, mencakup seluruh proses stimulasi psikososial yang tidak terbatas pada proses pembelajaran yang dilakukan secara klasikal. Artinya, pendidikan dapat berlangsung di mana saja dan kapan saja, baik yang dilakukan sendiri di lingkungan keluarga, maupun oleh lembaga pendidikan di luar lingkungan keluarga. Pembelajaran harus dilakukan secara menyenangkan. Dengan bermain, anak akan memperoleh kesenangan, hingga memungkinkannya untuk belajar tanpa tekanan. Sehingga, di samping motorik, kecerdasan anak (kognitif, sosial-emosional, spiritual dan kecerdasan lainnya) pun akan berkembang optimal. Lebih penting lagi, kejenuhan belajar, akan berdampak pada semakin menurunnya prestasi anak di kelas. Pembelajaran yang menyenangkan, merupakan pembelajaran yang berpusat pada anak. Di mana anak mendapatkan pengalaman nyata yang bermakna bagi kehidupan selanjutnya. Pada gilirannya, melalui pendidikan anak dini usia yang pembelajarannya dilakukan secara menyenangkan, akan lahir manusia-manusia Indonesia yang siap menghadapi berbagai tantangan. Berdasarkan kajian neurologi dan psikologi perkembangan, kualitas anak usia dini di samping dipengaruhi oleh faktor bawaan (nature), juga sangat dipengaruhi oleh faktor kesehatan, gizi, dan psikososial yang diperolehnya dari lingkungan. Karena faktor bawaan harus kita terima apa adanya, maka faktor lingkunganlah yang harus direkayasa. Dan kita harus mengupayakannya semaksimal mungkin, agar kekurangan yang dipengaruhi oleh faktor bawaan dapat diperbaiki.

Meningkatkan Kualitas SDM Secara konseptual, pembangunan kualitas sumberdaya manusia, harus mencakup semua dimensi, baik fisik maupun non-fisik secara totalitas. Segenap potensi jasmani dan rohani manusia, bisa berkembang secara sempurna dan dapat didayagunakan untuk melakukan berbagai kegiatan dalam

flickr.com

[opini]

rangka mencapai tujuan hidup. Kualitas fisik dicerminkan dengan derajat kesehatan yang prima. Dan kualitas akal dicerminkan oleh daya pikir atau kecerdasan intelektual yang berkaitan dengan penguasan ilmu pengetahuan. Sedangkan Kualitas kalbu diukur dengan derajat keimanan dan ketakwaan, kejujuran, budi pekerti, moral dan akhlak. Kualitas akal dan kalbu secara bersama-sama melahirkan daya dzikir dan kesadaran diri yang mendalam akan hakikat manusia, sehingga melahirkan emogensi atau kecerdasan emosional (emotional intelligence) yang berkualitas. Pendekatan holistik menekankan, bahwa kualitas sumberdaya manusia ditentukan oleh banyak faktor, baik internal maupun eksternal, yang berlangsung dalam keseluruhan siklus hidup. Tahap yang sangat menentukan adalah masa janin (pre-natal) hingga anak berusia remaja (sekitar 15 tahun). Sementara tahap yang paling kritis terjadi sejak anak lahir hingga ia berumur 5 tahun (balita). Usia dini, atau saat umur balita, adalah tahap yang rentan terhadap berbagai pengaruh fisik dan non-fisik. Agar anak menjadi manusia yang berkualitas, di masa-masa itulah berbagai faktor yang menentukan tumbuh kembangnya anak, baik fisik, psikologis, dan sosial, sangat penting untuk diperhatikan dan dikendalikan. Bagi guru kelas satu, dua, tiga tingkat sekolah dasar yang berpengalaman, tentu sudah tak asing mendapati varian bakat (aptitude) yang merupakan potensi kemampuan yang dibawa anak sejak lahir (inherent inner component of ability; Semiawan, C, 1997). Mengingat banyak faktor yang dapat mempengaruhi perkembangan bakat, utamanya lingkungan, maka perhatian para pendidikan terhadap faktor-faktor di luar diri anak yang akan mempengaruhi pengembangan intelektualitas dan kreativitas anak, harus diperhatikan. Khususnya dalam pendidikan anak usia dini. 4

Edisi 2/Tahun I/2009

21


[artikel]

>> anak

Mendidik Anak Tanpa Kekerasan

Muhtadi Abdul Mun’im M.A. (Mahasiswa S3 ICRS Universitas Gajah Mada)

Orangtua kerapkali dihadapkan pada situasi untuk bersikap atau merespon secara tepat terhadap kesalahan-kesalahan anak. etika seorang anak melakukan kesalahan, tak jarang orangtua memberinya hukuman fisik untuk tujuan pembelajaran. Dengan menerapkan hukuman-hukuman fisik secara ketat, perilaku anak diharapkan dapat lebih terkendali, dan anak menjadi lebih patuh kepada orangtua. Hukuman fisik dinilai sebagai suatu sarana agar anak dapat merenung dan tidak lagi melakukan kesalahan-kesalahan. Tapi, benarkah hukuman fisik itu efektif bagi pendidikan anak? Dalam menjalani kehidupan bersama anak, orangtua kerapkali dihadapkan pada situasi untuk bersikap atau merespon secara tepat terhadap kesalahan-kesalahan anak. Respon orangtua terhadap kesalahan anak, secara sadar atau tidak, sering menggunakan kekerasan fisik maupun non-fisik sebagai bentuk hukuman. Kekerasan fisik dilakukan dengan memberi rasa sakit pada tubuh anak agar ia jera. Kekerasan non-fisik dilakukan dengan cara memberi anak rasa takut dan ketidak-nyamanan pada anak. Ketika seorang anak kedapatan memukuli adiknya, ada orangtua yang merasa perlu untuk memberi pukulan kepada si anak sebagai hukuman. Tujuannya, ingin memberi pelajaran bahwa memukul orang lain itu tidak boleh, karena bisa menyakitinya. Atau ketika seorang anak bersikap kurang ajar atau kasar kepada orangtua, pukulan kadang juga digunakan. Pesannya, agar anak tak lagi mengulangi perbuatannya. Ancaman dan kekerasan verbal juga kerap digunakan sebagai cara mendidik

22

Edisi 2/Tahun I/2009

anak, dan digunakan sebagai sarana efektif bagi orangtua untuk meraih kewibawaan dan kekuatan dari rasa takut anak. Banyak orangtua beranggapan, bahwa ketakutan anak pada hukuman fisik, akan berdampak pada sikap anak hingga mudah dikendalikan. Selain itu, agar anak juga tunduk kepada keinginan orangtua. Sayangnya, sadar atau tidak, para orangtua cenderung

lebih banyak menuntut anak untuk melaksanakan sikap maupun keterampilan-keterampilan yang sebenarnya tidak mereka miliki. Anak lebih banyak diminta melakukan apa yang orangtua ‘katakan’, bukan apa yang mereka ‘lakukan’. Misalnya, untuk menghentikan teriakan anak yang mengganggu, orangtua lantas membentak anaknya untuk diam. Atau, seorang ibu yang tangkas merampas mainan yang sedang diperebutkan kedua anaknya sambil berkata, “Kan ibu sudah bilang, jangan berebut mainan. Sekarang, mainan ini Ibu ambil!” Atau, seorang bapak yang memukul anaknya yang tidak sopan karena memukuli ibunya.


[artikel]

Dengan contoh kejadian-kejadian ironis di atas, manakah yang akan mudah direkam dan dicontoh oleh anak, apakah perkataan atau perilaku (sikap) orangtuanya? Apakah anak akan berhenti melakukan kesalahan-kesalahan dengan kesadaran, ataukah karena alasan ketakutan? Adakah manfaat yang diperoleh ketika orangtua menghukum anaknya dengan cara kekerasan? Dalam sebuah penelitian di Skotlandia (Republika Online, 22/10/2008) diungkap, delapan dari sepuluh orangtua mengaku tidak menemukan manfaat dari penggunaan kekerasan dalam mendidik anak. Hanya sedikit orangtua yang menganggapnya memiliki dampak positif. Dengan hukuman keras, mungkin anak dapat diajarkan untuk disiplin dan bisa belajar dari kesalahan. Tapi di sisi lain, anak yang diperlakukan penuh kekerasan, rentan menghadapi trauma, dendam, bahkan kelak suka melakukan kekerasan pula.

Kontra-Produktif Secara psikologis, kekerasan yang digunakan dalam mendidik anak, akan menjadi kontra-produktif, karena ada beberapa hal negatif yang timbul, sebagai reaksi dari kekerasan mereka dapatkan: Pertama, kebencian. Anak akan menjadi tidak mudah berkomunikasi dengan orangtua, dan berusaha untuk selalu

menghindar. Kedua, dendam. Secara negatid, dendam akan memicu anak untuk melakukan kekerasan yang sama kepada orangtua bila memiliki kesempatan, atau ia akan melampiaskannya kepada orang lain. Ketiga, pemberontakan. Mendidik anak dengan kekerasan, bukan membuatnya akan menuruti keinginan orangtua, tapi anak biasanya akan menentang dan melakukan hal yang berlawanan dari kehendak orangtuanya. Bahkan, sifat-sifat kemunafikan bisa muncul dalam diri anak, karena mungkin ia tak berani melakukan kesalahan di hadapan orangtua, tapi di belakang mereka, si anak akan berbuat semaunya. Keempat, trauma. Si anak akan menjadi pendiam dan bersikap defensif akibat kekerasan yang dideritanya. Secara biologis, sifat dari kekerasan dan hukuman, akan ditanggapi anak sebagai suatu ancaman. Otaknya akan beroperasi secara defensif jika berada dalam tekanan dan ancaman. Pada tahap ini, peningkatan aliran darah tubuhnya akan menuju ke bagian otak, yang menjadi pusat mempertahankan dirinya. Sedangkan pada bagian otak yang menjadi pusat pemikiran, terjadi penurunan aliran darah. Keadaan semacam ini, membuat otak berpusat pada modus mempertahankan diri, sehingga kurang mampu untuk membuat perencanaan, mendeteksi pola, menerima informasi, kreatif, mengklasifikasi data, dan melakukan pemecahan masalah (Becky A. Bailey, 2004, h. 252).

Kekerasan v.s Konsekuensi Mengingat dampak negatif penggunaan kekerasan dalam mendidik anak, lalu adakah cara yang lebih efektif bagi anak untuk belajar dari kesalahan, kekeliruan, keteledoran, dan kekhilafan yang dilakukannya? Penulis Kids Are Worth It, Barbara Coloroso menuturkan bahwa anak bisa saja belajar dari kesalahan dan mengubah perilakunya tanpa kekerasan, bahkan tanpa hukuman. Semakin sebuah hukuman ditingkatkan, justru tak akan mengajarkan anak sesuatu yang sifatnya membangun. Menurut Barbara, disiplin yang bermakna memberikan pengertian dalam hidup, merupakan kata kunci bagi anak untuk belajar dari kesalahannya. Sebab, disiplin memiliki empat kelebihan dibandingkan dengan hukuman. Yaitu dapat menunjukkan anak tentang perbuatan salah yang dilakukannya, membuatnya memahami kesalahan, memberikannya jalan untuk penyelesaian, dan menjaga harga diri anak. Berbeda dengan hukuman yang cenderung akan menjatuhkan harga

Edisi 2/Tahun I/2009

23


[artikel]

ibnu/qalam

diri anak (Republika Online (24/12/2008). Sementara Becky melihat, anak dapat belajar dari kesalahannya dengan cara bukan diberi hukuman, tapi dengan ‘konsekuensi’. Yaitu ‘hukuman’ yang didasarkan pada penilaian orangtua tentang mana yang benar dan salah, baik dan buruk. “Konsekuensi lebih didasarkan pada kesadaran diri yang diperoleh melalui perenungan terhadap pengalaman hidup anak,” tulis Becky. Perbedaan antara hukuman dan konsekuensi, terletak pada pengendalian atas diri anak. Pada hukuman, kendali anak sepenuhnya berada di bawah kontrol orangtua, sedangkan pada konsekuensi, anak diberikan wewenang terhadap diri dan bertanggungjawab atas pilihannya. Secara konseptual, konsekuensi dapat dibagi menjadi dua kelompok besar. Pertama, konsekuensi alamiah. Yaitu terjadinya sesuatu dengan sendirinya, sesuai dengan hukum sebab-akibat. Contoh, konsekuensi alamiah bagi seorang anak yang berlari di lantai licin adalah terjatuh. Atau, anak yang suka mengganggu teman-temannya akan menerima konsekuensi alamiah dijauhi teman-temannya. Kedua, konsekuensi normatif, yang dibuat berdasarkan campur tangan orangtua tentang nilai-nilai yang hendak diajarkan kepada anak. Pada bagian ini, orangtua menetapkan norma, nilai, dan aturan yang hendak diajarkan kepada anak. Ketetapan norma tersebut dilakukan dengan cara memberi anak pilihan-pilihan, sehingga ia memiliki informasi itu sebelumnya. Dengan begitu, anak akan memahami tentang konsekuensi dari pilihannya, belajar dari kesalahannya, belajar memperbaiki, dan belajar bertanggungjawab. Dengan konsekuensi, anak diberi wewenang menentukan pilihan. Orangtua berfungsi sebagai pembimbing, agar anak menentukan pilihan yang baik dan be-

BAHAN BACAAN:

>>

Becky A. Bailey, Easy to Love, Difficult to Discipline, Jakarta: Gramedia, 2004 www.republikaonline.com

24

Edisi 2/Tahun I/2009

nar. Jika anak, secara sengaja atau tidak, melakukan pilihan yang salah, konsekuensi-konsekuensi yang telah diberitahukan sebelumnya harus diterapkan dengan tegas. Dalam kasus orangtua meminta agar anaknya meletakkan krayon pada kotaknya setelah dipakai, misalnya, tapi kemudian si anak tidak memperhatikan, maka suatu ketika saat si anak kebingungan mencari krayonnya yang tidak ada di kotak, ada beberapa sikap yang mungkin dilakukan orangtua: Pertama, marah dan memberi hukuman. Orangtua akan memarahi anaknya, dan membiarkannya mencari sendiri krayon yang hilang itu sebagai hukuman. Sikap semacam ini tidak menyelesaikan masalah anak. Sebab membiarkan anak sendirian mencari krayon, akan membuatnya frustasi dan merasa terasing. Kedua, permisif dan toleran, atau memanjakan anak. Orangtua akan mencarikan atau meminta orang lain untuk mencarikan krayon yang hilang. Bila tidak ketemu, orangtua langsung memberi solusi akan membelikannya lagi. Sikap ini akan menghalangi anak untuk belajar dari kesalahannya, sehingga anak tak akan pernah tahu tentang keteledorannya. Ketiga, empati dan membantu mencarikan solusi. Dalam situasi seperti ini, orangtua akan memahami perasaan anak yang sedang kebingungan, lalu bersama anak ia akan mencari krayon tersebut. Dengan cara ini, anak akan mengalami pembelajaran tentang kelalaian yang telah dilakukan akibat pilihannya sendiri. Dari pengalaman itu, diharapkan anak tak lagi teledor, dan mampu menjadi pribadi yang bertanggungjawab. Prinsip dari ‘konsekuensi’ adalah mengajarkan anak untuk bersikap disiplin. Anak diberi kesempatan untuk memilih, meski itu pilihan yang salah, dan mau memperbaiki kesalahannya dengan penuh tanggungjawab. Anak-anak sungguh dapat belajar memeriksa perilaku mereka sendiri, menyadari akan kebutuhan, prioritas diri, dan masalah mereka. Yang paling penting, anak akan memiliki kemampuan menyelesaikan konflik (masalah) mereka sendiri dengan cara yang lebih baik. 4


[ceritasampul]

10

Prinsip

PERUBAHAN Ahmadie Thaha

Perubahan tidaklah mudah, tetapi mungkin. Berikut ini ditawarkan sepuluh prinsip yang dapat mengubah diri Anda.

ita semua tahu, rekan kita almarhum Basri Umar meninggal dunia beberapa bulan lalu karena serangan jantung yang bukan datang tiba-tiba. Semasa hidup di Jakarta, almarhum berkali-kali mengeluhkan sesak dadanya kepada kami sesama alumni. Kami sudah menasehatinya agar berubah, meski kami tahu almarhum sudah berusaha mengubah perilakunya yang tercandu rokok. Tapi setiap kali mencoba berhenti merokok, dia tak kuasa membendung kecanduannya menghisap kembali puntung berapi mematikan itu. Boleh jadi, dorongan perubahan pada diri almarhum tak sedahsyat kampanye perubahan yang dilancarkan Barrack Obama di Amerika. Kita semua tahu Obama memenangkan pemilihan presiden karena ia tampak menyukai perubahan, terdengar menyukai pe-

Edisi 2/Tahun I/2009

25


menyatakan bahwa dia akan dipandu oleh ekonomi behavioral, bukan ekonomi neoklasik. Seperti Obama dan Basri Umar, banyak di antara kita ingin berubah namun tak tahu bagaimana harus melakukannya. Dari penelitiannya selama 25 tahun tentang bagaimana orang berubah, ahli perubahan Stan Goldberg, Ph.D. menemukan sepuluh prinsip yang perlu dilakukan demi berhasilnya perubahan. “Perubahan diri memang sangat sulit, tapi bukan mustahil, dan tak harus traumatik,” kata penulis empat buku tentang perubahan ini. Berikut ini saya uraikan secara singkat kesepuluh prinsip perubahan Stan Goldberg itu, disertai contoh seorang Qumi Andziri yang, sesuai namanya, bersemangat bangkit dan ingin selalu berubah. Saya tunjukkan pula strategi ringkas menerapkan perubahan dalam kehidupan Anda.

flickr.com

Perilaku itu Kompleks rubahan dan tak pernah berhenti mengkampanyekan perubahan. Slogannya bahwa, “Kita adalah perubahan yang kita tunggu-tunggu,” mungkin terdengar seperti slogan New Age (Era Baru), tetapi itulah inti agendanya. Tak ada orang tahu sampai majalah Time mengungkap, bahwa Obama disokong oleh tim ahli perubahan yang terdiri dari 29 saintis psikologi behavioral. Tim rahasia inilah yang merancang teks-teks iklan dan tema-tema kampanye Obama. Semua didasarkan pada hasil studi psikolog Robert Cialdini yang menemukan bahwa motivator paling kuat bagi tamu hotel untuk menggunakan kembali handuk, adalah sugesti bahwa setiap orang melakukannya. “Orang ingin melakukan apa yang mereka pikir orang lain akan melakukannya,” kata Cialdini, penulis buku laris Influence. Dan Obama tahu, sesungguhnya keberhasilan semua programnya yang bertumpu pada perbaikan ekonomi, kesehatan dan energi, tergantung pada kemampuan orang Amerika mengubah perilaku mereka. Demi mengurangi impor minyak dan emisi karbon, misalnya, mereka harus mengubah kebiasaan mengkonsumsi energi yang berlebihan. Demi kesehatan, mereka harus berhenti merokok, membuang kemalasan dan menjauhi perilaku beresiko lainnya yang merusak. Mereka pun pelan-pelan mengubah sistem ekonomi neoklasik yang propasar dengan ekonomi behavioral. Dalam bidang perbankan, misalnya, Obama berjanji akan mengubah peraturan-peraturannya didasarkan “bukan pada model abstrak, tapi pada data sebenarnya tentang bagaimana sebenarnya orang membuat keputusan keuangan.” Itulah bahasa sederhana untuk

26

Edisi 2/Tahun I/2009

Penelitian-penelitian yang dilakukan psikolog James O. Prochaska, Ph.D., ahli perencanaan perubahan terkemuka, telah berulang kali menemukan bahwa perubahan terjadi secara bertahap. Untuk meningkatkan keseluruhan kemungkinan keberhasilan, urailah suatu perilaku menjadi bagian-bagian dan pelajarilah setiap bagian secara berturut-turut. Strategi: Urai perilaku Hampir semua perilaku dapat diurai dan dirinci (break-down). Pisahkan perilaku yang anda inginkan ke dalam unit-unit lebih kecil dan lengkap. Qumi Andziri ingin bekerja tepat waktu, maka dia menuliskan secara rinci apa yang akan dilakukannya: bangun pagi, mandi, berpakaian, menyiapkan sarapan, makan, menyupir, parkir dan membeli kopi - semua sebelum pukul 9.

Perubahan Menakutkan Kita tak dapat mengelak perubahan, tetapi kita juga khawatir kalau-kalau sesuatu yang belum kita ketahui dapat mengakibatkan kita terikat pada perilaku-perilaku status quo, tak peduli seberapa buruknya perilaku itu.


[ceritasampul] Strategi: Periksa konsekuensi Bandingkan semua kemungkinan konsekuensi dari status quo Anda maupun perilaku-perilaku yang diinginkan. Jika terdapat lebih banyak hasil positif yang terkait dengan perilaku baru, maka ketakutan akan sesuatu yang belum diketahui itu tidaklah beralasan. Jika Qumi tidak bisa tepat waktu, maka dapat dipastikan dia akan terlambat dan selanjutnya bisa kehilangan pekerjaan. Pasti lebih bermanfaat baginya berubah daripada tidak. Strategi: Perkenalkan perlahan-lahan Perilaku-perilaku baru seringkali menimbulkan kekhawatiran dan ketakutan pada orang lain yang menyaksikan dan mengamatinya. Maka perkenalkanlah perilaku itu secara perlahan-lahan. Menjadi pekerja tepat waktu secara tiba-tiba akan membuat rekan sekerja curiga. Maka Qumi pun mulai tiba di kantor pukul 9 hanya di hari-hari penting. Strategi: Jadilah realistis Tujuan-tujuan yang tidak realistis meningkatkan rasa takut. Ketakutan akan meningkatkan kemungkinan kegagalan. Suatu pagi Qumi mendapatkan dirinya terlambat, sehingga dia pun mulai menyiapkan malam sebelumnya dan menggandakan dua kali lipat waktu paginya.

Perubahan Harus Positif Sebagaiman ditunjukkan BF Skinner dalam penelitian-penelitian awalnya, penguatan (reinforcement) -- bukan hukuman -- diperlukan untuk perubahan yang langgeng. Penguatan dapat bersifat intrinsik, ekstrinsik atau ekstra. Menurut Carol Sansone, Ph.D., gurubesar psikologi di Universitas Utah, harus ada satu jenis penguatan demi perubahan diri, dua lebih baik dari satu, dan tiga lebih baik lagi. Strategi: Nikmati perbuatan Penguatan intrinsik terjadi ketika perbuatan dapat memperkuat. Qumi suka berpakaian yang baik. Melihat bajunya dipersiapkan malam itu merupakan pengalaman yang menggembirakan. Strategi: Mengagumi hasil Perbuatan tidaklah menyenangkan apabila hasil akhirnya hanya memperkuat secara ekstrinsik. Misalnya, saya tak suka membersihkan dapur, tapi saya

melakukannya karena saya suka melihat dapur yang bersih. Setelah berpakaian, Qumi bercermin dan menikmati hasil dari persiapan malam sebelumnya: Dia tampak sempurna. Strategi: Beri hadiah untuk diri anda Penguatan ekstra dari luar tak langsung berhubungan dengan tindakan atau penyelesaiannya. Seorang pekerja mungkin tak menyukai pekerjaan di pabriknya, tetapi ia akan terus bekerja demi mendapatkan gaji. Setiap kali Qumi mencapai target dalam pekerjaannya, dia menyimpan Rp 200.000 dari gajinya sebagai dana tabungan untuk liburan ke Bunaken.

Mengada (Being) lebih Mudah dari Menjadi (Becoming) Di kelas karate yang terdiri dari 20 siswa, seorang pelatih berteriak, “Tak sakit, tak berhasil.� Setelah empat bulan, hanya tiga siswa yang tersisa. Perubahan yang tak menyenangkan akan menyiksa, dan orang waras tak suka meneruskan kegiatan-kegiatan yang menyakitkan dibanding yang menyenangkan. Strategi: Ambil langkah-langkah kecil Para peneliti di San Francisco State University menemukan bahwa partisipan lebih berhasil apabila tujuan mereka didekatkan secara bertahap. Tuliskan perilaku yang akan Anda ubah. Kemudian, berikutnya ke kanan, tulis tujuan Anda. Tulis di antara keduanya empat baris mengenai tiap langkah progresif yang akan membawa Anda lebih dekat ke tujuan. Pekan pertama, Qumi tiba di kantor pukul 9:20, lalu datang lima menit lebih awal setiap pekan berikutnya sampai dia mencapai tujuannya: tiba tepat waktu pukul 9. Strategi: Sederhanakan proses Metode perubahan seringkali tak perlu rumit. Melalui kesederhanaan, timbul kejelasan. Ketimbang antri di gerai Starbucks, Qumi lebih suka membeli kopi di kedai yang ada di kantornya. Strategi: Bersiaplah menghadapi masalah Tak ada dunia sempurna, juga tak ada situasi belajar yang sempurna. Pamela Dunston, Ph.D., dari Universitas Clemson, menemukan fakta bahwa saran atau nasehat merupakan strategi yang efektif.

Edisi 2/Tahun I/2009

27


[ceritasampul] Jam alarm Qumi gagal membangunkannya di pagi hari, sehingga untuk bulan pertama dia lebih suka menggunakan layanan telepon yang akan membangunkannya pagi-pagi.

Lambat Lebih Baik Segala sesuatu memiliki kecepatan alamiahnya sendiri; ketika diubah, sesuatu yang tak disukai pun terjadi. Perubahan lebih efektif ketika terjadi perlahan-lahan, sehingga memungkinkan suatu perilaku secara perlahan menjadi otomatis. Strategi: Ciptakan ketenangan Kehidupan seperti danau yang diaduk: Biarkan ia tenang dan lumpur akan mengendap, membersihkan air. Hal sama berlaku bagi perubahan. Untuk membuat pagi harinya tak terasa seperti terburu-buru, Qumi tak perlu berjalan tergesa-gesa menuju tempat kerjanya. Strategi: Mengapresiasi jalur Penulis Ursula LeGuin pernah berkata, “Adalah baik memiliki tujuan akhir dalam perjalanan ke depan; tetapi perjalanan itulah yang terjadi, pada akhirnya.� Maka, jangan suka merancang jalur yang sulit-sulit. Qumi menikmati hampir semua yang terjadi karena dia selalu tepat waktu. Kopi mungkin saja lebih baik, tetapi ada harga kecil yang harus dibayar.

Ketahui Lebih Banyak, Lakukan Lebih Baik Tak jarang bencana dialami mereka yang mencari perubahan. Mengetahui lebih banyak tentang proses memungkinkan pengendalian atas bencana tersebut. Strategi: Memonitor perilaku Anda Sejumlah terapis menekankan kesadaran akan perilaku saat ini maupun perilaku yang diinginkan, namun hasil penelitian menunjukkan bahwa cukuplah bagi kita untuk selalu awas terhadap perilaku yang terbaru saja. Di buku hariannya, Qumi mencatat waktu yang digunakannya untuk setiap langkah persiapan kerja. Strategi: Meminta umpan balik Sebuah penelitian yang dimuat British Journal of Psychology menemukan bahwa merefleksikan pengalaman

28

Edisi 2/Tahun I/2009

pribadi seseorang dengan orang lain merupakan kunci perubahan yang berhasil. Tetapi karena memuji perilaku yang baru bisa menunjukkan bahwa pengamat tak menyukai perilaku yang lama, hal itu dapat membuat pengamat merasa tidak nyaman. Misalnya, jika Anda pernah sekali merendahkan diri pada orang, akan ada yang berkata, “Senang berbicara dengan Anda karena Anda sudah tidak lagi kasar.� Maka berikan izin pada pengamat, saran Paulus Schutz, Ph.D., dari Universitas Georgia, dan anda akan menerima umpan balik. Setiap Jumat, Qumi bertanya kepada rekannya tentang seberapa baik dia telah mengatasi masalah waktunya. Strategi: Memahami hasil (outcome) Sukses itu memuaskan, dan jika Anda tahu mengapa Anda berhasil atau gagal, strategi yang sama dapat diterapkan bila Anda hendak mengubah perilakuperilaku yang lainnya. Setiap pagi, Qumi menganalisa mengapa dia bisa datang ke tempat kerja tepat waktu dan mengapa tidak.

Perubahan Memerlukan Struktur Banyak orang melihat struktur seakan membatasi, sesuatu yang mencegah spontanitas. Meskipun spontanitas itu indah untuk beberapa kegiatan, ia juga metode yang suka menyabotase perubahan. Strategi: Mengidentifikasi sesuatu yang efektif kerjanya Klasifikasikan semua kegiatan dan bahan-bahan yang anda gunakan, baik sebagai kegiatan yang membantu, yang netral atau yang tak membantu, dalam mencapai tujuan. Singkirkanlah hal-hal yang tak membantu, buat yang netral-netral menjadi positif, dan jaga atau tingkatkan hal-hal yang positif. Setelah mengevaluasi kegiatan rutinnya untuk pagi hari, Qumi mengganti makanan sarapan paginya dengan minuman cepat saji berprotein. Strategi: Revisi rencana Anda secara teratur Tinjaulah setiap hari bagaimana dan mengapa Anda melakukan perubahan serta apa konsekuensi dari keberhasilan dan kegagalannya. Penelitian yang dilakukan Daniel Willingham, Ph.D., gurubesar psikologi di Universitas Virginia, menunjukkan bahwa pengulangan akan meningkatkan kemungkinan keberhasilan. Setiap malam Qumi meninjau ulang rencananya,


[ceritasampul] sambil tersenyum dan berkata, “Bunaken, ke sana aku akan datang.� Strategi: Mengurutkan peristiwa secara logis Menurut ahli behavior Richard Foxx, Ph.D., gurubesar psikologi di Penn State University di Harrisburg, adalah penting mengurutkan aspek-aspek pembelajaran yang terkait dengan perilaku baru, menurut tingkat kesulitan atau waktunya. Qumi menuntaskan semua kegiatan mandinya, kemudian sarapan pagi.

Praktek itu Wajib Praktek merupakan kunci pendekatan lain menuju perubahan, sebagaimana diungkap dalam studi mengenai pengalaman kesadaran perubahan yang baru-baru ini diterbitkan British Journal of Psychology. Ditemukan, sebagian besar kegagalan terjadi karena pengabaian prinsip ini. Praktek membuat perilaku baru menjadi otomatis, dan praktek juga merupakan bagian alamiah dari siapa kita. Strategi: Gunakan bantuan Tidak semua perilaku dapat Anda pelajari sendiri. Kadang-kadang berguna mendapatkan bantuan dari teman yang terpercaya. Bahkan ketika layanan telepon gagal membangunkan Qumi di pagi hari, dia meminta bantuan kepada sekretarisnya untuk meneleponnya. Strategi: Praktek di beragam setting Jika Anda ingin menjalankan sebuah perilaku baru di beberapa lingkungan, maka praktekkanlah di lingkungan-lingkungan itu atau di setting lain yang serupa. Menyikapi “generalisasi� ini, psikolog TF Stokes dan DM Baer mendapatkan penting sekali menjaga perilakuperilaku baru. Selama pekan pertama Qumi berusaha tepat waktu dalam bekerja. Pada pekan berikutnya, dia akan mencoba tepat waktu bermain tenis yang sudah dijadwalkan secara teratur.

Perilaku Baru Harus Dilindungi Bahkan meskipun kinerjanya tanpa cacat, perilaku-perilaku baru bersifat rapuh dan bisa hilang jika tidak

dilindungi. Strategi: Kendalikan lingkungan Anda Isu-isu lingkungan seperti kebisingan dapat berpengaruh dalam mempelajari perilaku-perilaku baru. Setelah mengidentifikasi apa yang membantu dan apa yang menghalangi, tingkatkanlah jumlah bantuan dan singkirkan yang lainnya. Jika menonton video sebelum tidur, maka hal itu akan menyulitkan Qumi bangun pagi. Karena itu dia menghindari nonton film setelah jam 7 malam. Strategi: Gunakan alat bantu pengingat Karena perilaku yang baru belum akrab dan tidak otomatis, maka ia menjadi mudah dilupa. Sesuatu yang membantu untuk mengingat tentulah sangat bermanfaat. Qumi menyimpan satu daftar di masing-masing kamar apartemennya yang menyebutkan urutan halhal yang harus dilakukan dan waktu maksimum yang dibolehkan untuk menyelesaikannya.

Kesuksesan Kecil itu Besar Sayangnya, rencana-rencana untuk kesuksesan besar seringkali mengakibatkan kegagalan besar. Fokuslah pada serangkaian keberhasilan kecil. Setiap keberhasilan kecil akan membentuk waduk kepercayaan diri Anda; sebaliknya satu kegagalan besar bakal meruntuhkannya. Strategi: Petakan keberhasilan Anda Dekati setiap langkah sebagai satu misi terpisah, sehingga pada akhirnya Anda akan tiba di akhir tujuan. Karena di setiap kegiatan paginya Qumi menyelesaikannya dalam waktu sesuai tenggat yang sudah dialokasikan, maka dia telah menghargai dirinya dengan menyimpan uang untuk dananya berlibur ke Bunaken. Proses perubahan, dari apa Anda saat ini, menuju apa yang Anda inginkan, bisa menyulitkan dan menimbulkan frustasi, tapi sesungguhnya juga bisa mudah dan menyenangkan. Upaya yang diperlukan untuk kedua jalur adalah sama. Jika memilih jalur pertama mungkin Anda akan mendaur ulang diri Anda tanpa henti. Terapkanlah ke-10 prinsip di atas, dan berubahlah, maka hanya akan ada satu kemungkinan, sebuah kepastian mutlak. Pilihan berada di tangan Anda. 4

Edisi 2/Tahun I/2009

29


[tazkiyah]

>> bagian pertama

Sembilan Wasiat Rasulullah KH Muhammad Idris Jauhari Pimpinan dan Pengasuh Pondok Pesantren Al-Amien Prenduan

َ َ ُ َ َ ‫ﺍﻟﺴ ﱢﺮ َﻭﺍﻟْ َﻌ‬ َ ‫ِﻲ ﺑِﺎْﻹِ ْﺧ‬ ،ِ‫ﻼﻧ َِﻴﺔ‬ ِ ‫ﻼ‬ ‫ﺹ ﻓِﻲ ﱢ‬ ْ ‫ﺑﻲ ﺑﺘ‬ ‫ِﻲ َﺭ ﱢ‬ ْ ‫ ﺃ ْﻭ َﺻﺎﻧ‬:‫ِﺴ ٍﻊ َﻭﺃﻧﺎَ ﺃ ْﻭ ِﺻ ْﻴ ُﻜ ْﻢ ﺑِ َﻬﺎ‬ ْ ‫ﺃ ْﻭ َﺻﺎﻧ‬ َ ‫ﺍﻟﺮ َﺿﺎ ﻭﺍﻟﻐ‬ ‫ َﻭﺃَ ْﻥ ﺃَ ْﻋ ُﻔ َﻮ َﻋ ﱠﻤ ْﻦ‬،‫ ﻭﺍﻟْ َﻘ ْﺼ ِﺪ ﻓِﻲ ﺍﻟْ ِﻐ َﻨﻰ ﻭﺍﻟْ َﻔ ْﻘ ِﺮ‬،‫ﺐ‬ ِ ‫َﻀ‬ ‫َﻭﺍﻟْ َﻌ ْﺪ ِﻝ ﻓِﻲ ﱢ‬ َ ‫ َﻭﺃَ ِﺻ َﻞ َﻣﻦ َﻗ َﻄ َﻌﻨ‬،‫ َﻭﺃُ ْﻋ ِﻄﻲ َﻣ ْﻦ َﺣﺮ َﻣﻨِﻲ‬،‫َﻇﻠَ َﻤﻨِﻲ‬ ،ً‫ِﻲ ﻓِ ْﻜﺮﺍ‬ َ ْ ‫ َﻭﺃ ْﻥ ﻳَ ُﻜ ْﻮ َﻥ َﺻ ْﻤﺘ‬،‫ِﻲ‬ ْ ْ َ ْ َ ‫ ﻭﻧ‬،ً‫ِﻲ ِﺫ ْﻛﺮﺍ‬ ْ ‫ﻭﻧ‬ ‫َﻈ ِﺮﻱ ﻋ َِﺒ ًﺮﺍ‬ ْ ‫ُﻄﻘ‬

“Tuhanku telah berwasiat kepadaku dengan sembilan perkara, dan aku wasiatkan kepada kalian (untuk melaksanakannya): Tuhanku berwasiat (1) agar aku berlaku ikhlas, baik secara tersembunyi atau terang-terangan; (2) agar bersikap adil, baik di saat ridho maupun marah; (3) agar bersikap sederhana, baik dalam keadaan kaya atau miskin; (4) agar aku memaafkan orang yang zhalim kepadaku; (5) agar aku memberi kepada orang yang mencekalku; (6) agar aku menyambung silaturrahim dengan orang yang memutuskannya; (7) agar aku menjadikan diamku untuk berpikir; (8) agar menjadikan bicaraku sebagai dzikir; (9) dan agar menjadikan pandanganku untuk mengambil i’tibar.” (Misykˆat al-Mashâbîh karya at-Tibrizi, Al-‘Aqd al-Farîd karya al-Andalusi, Al-Bayân wa at-Tabyîn karya al-Jahidh, dan Bahjah alMajâlis karya Ibnu Abdilbar) embilan Wasiat (Nine Commandments) yang disampaikan Allah kepada Rasul-Nya dan beliau sampaikan kepada umatnya ini, sungguh merupakan pedoman dan tuntunan hidup kita dalam segala aspek kehidupan. Kalau kita mampu mengimplemetasikannya dalam keseharian, sesuai kemampuan kita, insyâ`Allâh kita akan menjadi manusia yang baik di sisi Allah SWT dan terhormat di mata makhluk-Nya. Sembilan Wasiat itu dapat dikelompokkan dalam tiga buah trilogi. Trilogi pertama, berupa sikap ikhlas secara tersembunyi maupun terangterangan, berlaku adil dalam keadaan rela ataupun marah, dan sederhana dalam keadaan kaya maupun miskin. Pertama, al-ikhlâsh fis-sirri wal-‘alâniyyah (bersikap ikhlas secara tersembunyi atau terang-terangan). Al-Ikhlâsh (sincerity, surrender), artinya

30

Edisi 2/Tahun I/2009


flickr.com

[tazkiyah]

memurnikan segalanya hanya untuk Allah, memulai segalanya dari Allah, melakukannya karena Allah, dan mengakhirinya untuk Allah. Lawan dari ikhlas adalah semua kondisi hati yang muncul dari maksud-maksud untuk selain Allah. Seperti riya` (berbuat karena ingin dipuji orang), ’ujub (bangga dengan diri sendri, atau merasa diri paling baik), dan lain sebagainya. Kedua sifat ini merupakan penyakit hati yang sangat berbahaya. Bahkan Rasulullah menganggap riya` sebagai syirik ashghar (syirik terkecil) yang paling beliau takuti akan menimpa umatnya. Karena, kebanyakan syirik dalam segala bentuknya memang bersumber dari sifat riya`. Dalam hadits di atas, Allah dan RasulNya memerintahkan kita untuk senantiasa ikhlas dalam segala kondisi, tempat dan waktu. Ketika sendirian, mungkin kita bisa bersikap ikhlas dengan mudah, karena terhindar dari sifat riya` atau pamer. Tapi, kita harus tetap hati-hati dengan sifat ‘ujub yang sering muncul di dalam hati secara diamdiam. Sementara ketika kita berada di tempat terbuka atau bersama orang-orang lain, kita sering kesulitan untuk bersikap ikhlas yang sebenarnya. Karena penyakit-penyakit hati, terutama riya`, akan begitu mudah muncul dalam hati kita tanpa kita sadari pada suasana yang demikian. Na’ûdzubillâh. Kedua, al-‘adl fir-ridhâ wal-ghadhab

(berlaku adil dalam keadaan rela ataupun marah). Al-‘adl (justice, fairness), artinya bersikap seimbang, sama, dan fair terhadap dua objek yang bertolak belakang. Atau, meletakkan sesuatu pada tempatnya sesuai porsi dan proporsinya. Lawan dari adil adalah zhalim (injustice), yang berarti aniaya kepada diri sendiri atau orang lain, dan sikap-sikap yang menjurus pada ketidak-adilan. Seperti tirani, sewenang-wenang, memihak, merampas hak-hak orang lain, dan lain sebagainya. Dalam Islam, keadilan menempati posisi yang sangat sentral dan strategis, serta menjadi substansi ajarannya, terutama dalam aspek kehidupan berkeluarga dan bermasyarakat. Jika ada agama yang menjadikan kasih sebagai inti dari ajarannya, itulah Islam. Tapi, kasih dalam kehidupan pribadi, apalagi sosial, bisa juga berdampak negatif. Seperti seorang hakim yang suka tak tega menghukum penjahat karena latar belakang kasih atau sayangnya kepada si penjahat. Padahal, keadilan yang ditegakkan dengan sebenar-benarnya pasti mengandung kasih. Tapi kasih, apalagi berlebihan, justru kerap bertolak belakang dengan keadilan dan rasa keadilan. Dalam hal ini al-Qur`an memerintahkan kita untuk selalu bersikap adil, hingga kepada diri sendiri, kedua orangtua, dan keluarga dekat kita (Qs. an-Nisâ` [4]: 135). Bahkan, kita diperintahkan untuk tetap bersikap adil kepada musuh-musuh kita, sekalipun kita tak suka kepada mereka (Qs. al-Mâ`idah [5]: 8). Dalam hadits di atas, kita juga diperintahkan untuk selalu bersikap adil dalam segala situasi dan kondisi, kepada apa dan siapa saja. Baik di saat ridha (suka, senang, like), maupun ghadhab (marah, tidak suka, dislike). Sikap ridha, biasanya muncul karena adanya hubungan kekeluargaan atau persahabatan, kepentingan tertentu baik pribadi atau kelompok, bahkan karena adanya unsur sogok menyogok (risywah). Sementara ghadhab, biasanya muncul karena adanya penyakit-penyakit dalam hati (ghillun fil-qalb), seperti dendam, iri hati, hasad, dan lain-lain. Berlaku adil dalam keadaan ridha, sama sulitnya dengan berlaku adil dalam keadaan ghadhab. Karena itu, seseorang yang sedang terlibat suatu masalah, atau dikuasai oleh nafsu like or dislike, sebaiknya tidak menjadi hakim. Karena ia rentan menjurus pada kezhaliman dan ketidak-adilan. Ketiga, al-qashd fil-ghinâ wal-faqr (sederhana dalam keadaan kaya atau miskin). Al-Qashd (sederhana, simplicity), artinya bersikap apa adanya, tidak berlebihan dan sesuai dengan kebutuhan. Lawan dari kata ini adalah ta’addî, tajâwuz, exceeding, overleap, atau bersikap berlebihan atau melampaui batasbatas kebutuhan dan kewajaran.

Edisi 2/Tahun I/2009

31


flickr.com

[tazkiyah]

Allah dan RasulNya juga menyuruh kita untuk bersikap sederhana, baik dalam keadaan kaya yang berkecukupan dan berkuasa, ataupun miskin yang berkekurangan dan tidak berkuasa.

32

Secara tersirat, dalam al-qashd, sebenarnya terkandung makna adil untuk menempatkan sesuatu pada tempatnya sesuai dengan porsi dan proporsi. Sekedar contoh, untuk memenuhi kebutuhan atau menjalankan tugas sehari-hari, sebenarnya kita hanya memerlukan satu buah mobil. Tapi karena kaya, kita justru membeli tiga atau empat mobil sekaligus, dengan alasan yang terkesan dibuat-buat (artifisial). Dalam posisi ini, kita tak lagi disebut sederhana. Karena kita sudah melakukan pemborosan (tabdzîr), bahkan kesombongan (takabbur). Sebaliknya, jika tanpa mobil, umpamanya, kita tak mungkin bisa menjalankan tugas-tugas dengan baik, tapi kita tetap tak mau membelinya, padahal kita mampu. Kondisi ini membuat kita terjerumus kepada derajat kikir. Dalam al-Qur`an disebutkan, ”Dan janganlah kamu jadikan tanganmu terbelenggu di lehermu (terlalu kikir), dan jangan pula mengulurkannya seulur-ulurnya (terlalu pemurah), sehingga kamu menjadi tercela

Edisi 2/Tahun I/2009

dan menyesal.” (Qs. al-Isrâ` [17]: 19) Allah dan Rasul-Nya juga menyuruh kita untuk bersikap sederhana, baik dalam keadaan kaya yang berkecukupan dan berkuasa, ataupun miskin yang berkekurangan dan tidak berkuasa. Untuk bersikap sederhana dalam keadaan miskin, memang tidak terlalu sulit. Tapi harus disadari, tak sedikit orang miskin atau pas-pasan, namun cara hidupnya boros dan berlebih-lebihan. Sebaliknya, dalam keadaan kaya, bersikap sederhana mungkin agak sulit. Karena dengan kekayaan, seseorang cenderung berpeluang untuk hidup berlebihan atau berfoya-foya. Orang kaya yang paling arif dan bijaksana adalah yang dengan penuh kesadaran memilih untuk hidup sederhana dan menampakkan kesederhanaan dalam segala aspek kehidupannya. Kiranya tepatlah apa yang dikatakan para Ahli Hikmah, “Orang yang paling celaka adalah orang miskin yang hidupnya berfoya-foya. Dan orang yang paling bijaksana adalah orang kaya yang hidupnya sederhana.” Jelasnya, sederhana bukan berarti pasrah atau menyerah pada nasib. Tapi, sederhana adalah pilihan sikap batin yang bersumber dari kesadaran hati dan mengandung semangat atau optimisme untuk meraih kehidupan yang lebih baik. Trilogi pertama (ikhlas, adil dan sederhana) memang merupakan suasana batin yang harus melahirkan keyakinan dan komitmen yang kokoh dalam hati kita. Tapi pada saat yang sama, kita harus bisa membuktikan ketiganya dalam prilaku dan budaya kita sehari-hari. Semuanya ini akan memiliki “nilai tambah” yang signifikan dan determinan, kalau bisa dilakukan oleh kalangan yang saat ini sedang menerima amanat khusus dari Allah. Baik amanat kekuasaan bagi para umarâ` (penguasa), atau ilmu pengetahuan bagi para ulama/cendikiawan, maupun kekayaan bagi para aghniyâ` (hartawan). Karena, mereka inilah tiga pilar tegaknya kehidupan dunia, untuk mencapai kebahagian di akhirat kelak, selain dukungan, simpati dan doa-doa para grass roots (kaum fakir dan rakyat kecil). Wallâhu A’lam wa Ahkam. 4


[ceritasampul]

>> sosial politik

Ketika Kepemimpinan Berpijak pada Figur

flickr.com

Islahuddin

Masyakarat Indonesia ternyata masih cenderung subyektif dalam berdemokrasi. Figur tokoh politisi masih menguasai bingkai dinamika politiknya. Loyalitas berlebihan terhadap figur, akan melahirkan taqlĂŽd yang negatif. emilu telah berlalu, dan hasilnya pun telah diketahui oleh masyarakat Indonesia. Partai Demokrat bersama Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menempati peringkat pertama, kemudian Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) dan Partai Golkar menempati urutan selanjutnya. Dilanjutkan PKS, PAN, PPP, PKB, Hanura dan Gerindera mendudukkan wakilnya di parlemen karena lolos dari parlementery trashold (PT) 2,5%. Walaupun banyak permasalahan, pemilu legislatif ini berjalan cukup lancar. Namun, pemilu kali ini meninggalkan sebuah dilema, khususnya dalam institusi partai politik, berupa masalah rotasi kepemimpinan yang berjalan lambat. Partai-partai saat ini banyak yang bertumpu pada figur tokoh. Menanggapi masalah ini, Rektor Universitas Paramadina Anies Baswedan menilai, sebenarnya tidak masalah jika parpol mengandalkan figur pemimpinnya, sepanjang kaderisasi dan regenerasi kepemimpinan berjalan dengan baik. Namun dalam perjalanan banyak parpol, terlihat jelas lambannya laju rotasi kepemimpi-

Edisi 2/Tahun I/2009

33


nan. Periodisasi kepemimpinan yang relatif lama, menjadikan kader baru lamban mencuat. Kenaikan suara hampir 300 % yang dipeloleh PD misalnya, memperjelas bahwa kesuksesan ini memperlihatkan makin mengentalnya politik figur di Indonesia. Masyarakat memilih PD bukan memandang partai atau calon anggota legislatifnya, tapi melihat figur SBY. Pilihan seperti itu juga terjadi pada PDI-P dan Partai Gokar. Namun, untuk Golkar, kekuatan figurnya terfragmentasi, tidak terikat pada satu figur tunggal. Menurut pengamat politik Syamsuddin Haris sebenarnya ada beberapa partai yang mencoba keluar dari bayang-bayang figur, seperti Golkar, PAN, dan PKS. Menurut Haris, politik figur sebenarnya dapat diatasi dengan pendidikan politik yang baik. Namun, selama ini hal tersebut tidak dilakukan partai politik. Tokoh politik yang menjadi figur pun menikmati posisi dan kultus masyarakat atas diri mereka. Contoh lain dari ketergantungan pada figur terlihat pada PKB. Partai yang identik dengan Abdurrahman Wahid (Gusdur) ini, di pemilu 2004 mampu memperoleh suara 10,57%, tapi di Pemilu 2009 turun menjadi sekitar 5,1%. Banyak pengamat menilai hal ini disebabkan oleh perpecahan di dalam tubuh parpol itu, antara kubu Muhaimin Iskandar dengan Gusdur. Figur Muhaimin Iskandar, belumlah mampu mempersatukan warga NU yang selalu bertindak berdasarkan pengaruh kiai-kiai yang padu di NU, seperti untuk mengusung Gusdur pada Pemilu 2004. Kehilangan figur kepemimpinan, telah membuat massa partai yang berbasis terbesar di Jawa Timur ini, seperti anak ayam kehilangan induknya dan siap digiring ke tempat induk baru. Suara massa NU/PKB pun pecah dan mencari tempat singgah yang lebih nyaman dan tentram. Sementara penurunan perolehan suara PPP dari 8,15% pada Pemilu 2004 menjadi 5,3% pada 2009, juga diindikasikan karena ketiadaan figur dalam partai berlambang Ka’bah ini. Pada 2004, partai ini masih memiliki Hamzah Haz. Sebelumnya ada Zainuddin MZ yang dengan popularitas tinggi mampu memobilisasi massa pemilih.

34

Edisi 2/Tahun I/2009

Tapi di lain kasus, ada kemungkinan tokoh sentral partai tetap menjadi nahkoda partai, walau ia tak mempunyai posisi strategis di partainya. Amin Rais ketua Majelis Pertimbangan Partai (MPP) PAN, misalnya, yang seakan memiliki kewenangan organisasi lebih besar daripada Sutrisno Bachir yang nota bene ketua DPP. Hal ini terbukti dengan manuvernya mengumpulkan ketua DPW PAN seluruh Indonesia di rumahnya beberapa waktu lalu, kemudian disusul dengan mengadakan rapat kerja nasional (rakernas) di Yogyakarta. Hal inilah yang membuat pengurus DPP khususnya Sutrisno Bachir “tersinggung�. Memang kharisma nama-nama seperti Megawati di PDIP, Gus Dur di PKB, dan Amien Rais di PAN, sering tampak lebih besar dari partainya sendiri. Sehingga terlihat sulitnya pelembagaan partai-partai politik, karena sebagian besar partai besar baru pun terpaku pada ketokohan tertentu. Bahkan, banyaknya fraksi dalam partai tidak begitu nampak, karena adanya tokoh

Kehilangan figur kepemimpinan, telah membuat massa partai yang berbasis terbesar di Jawa Timur ini, seperti anak ayam kehilangan induknya dan siap digiring ke tempat induk baru.

Afeksi Figur AFEKSI (affection) secara harfiah adalah semacam status kejiwaan yang disebabkan oleh pengaruh eksternal. Istilah ini sering digunakan untuk menjelaskan hubungan antara dua orang atau lebih, yang lebih dari sekedar rasa simpati atau persahabatan. Dalam sebuah lembar presentasinya, Direktur Eksekutif Lembaga Survei Indonesia (LSI), Saiful Mujani menuliskan, dalam fenomena perjalanan demokrasi di Indonesia, tercuat gejala mengautnya aliansi masyarakat terhadap partai politik maupun figur tertentu berdasarkan kecenderungan afektif (emosional), daripada rasional. Menurut banyak pakar, hubungan seperti ini cenderung melahirkan pemilih loyal yang akan membantu stabilitas dukungan pada partai. Tapi di lain sisi, lahirlah pemilih “buta�, yang subyektif dan tidak peduli benar atau salah partai yang ia senanginya. Segalanya selalu dianggap benar. Selain itu, subyektifitas akan menumbuhkan sikap pasrah, ketidakmerdekaan berpikir, fanatisme dan sifat-sifat negatif sejenis. Masing-masing sikap ini hanya melahirkan kecenderungan taqlid buta yang negatif kepada figur tertentu. Bahayanya, loyalitas berlebihan itu, pada akhirnya sangat rentan melahirkan kekerasan politik hingga fisik, terlebih ketika para loyalis merasa figurnya dirugikan atau dizhalimi. 4


Masalah kepemimpinan tak hanya menjadi hantu pada partai politik.

sentral di dalamnya. Misalnya faksi-faksi yang sangat majemuk di dalam PDI-P, tak bisa melahirkan konflik terbuka karena kepemimpinan kharismatik Megawati di partai ini. Para elite di sekitar Mega pun bersaing untuk mendapat tempat paling dekat dengan Mega. Dalam pola semacam ini, selama Megawati dapat bertahan, rivalitas elite di sekitarnya dapat dikendalikan. Namun yang perlu dipertanyakan adalah bagaimana PDIP pasca-Megawati, sebagaimana PD pasca-SBY.

Masalah kepemimpinan tak hanya menjadi hantu pada partai politik. Organisasi lain seperti organisasi massa (ormas), juga banyak nyaris mengalami hal serupa. Hal ini terjadi di organisasi sekelas Nahdlatul Ulama (NU). Menurut Ketua Umum NU KH. Hasyim Muzadi, pola kepemimpinan kharismatik sebagaimana dalam kultur organisasi, harus diimbangi dengan manajemen keorganisasian yang lebih rapi. Jika tidak, gerakan kultural dalam NU malah akan menghilang. “Kepemimpinan kharismatik memang

Pembodohan BAGI Herry Tjahjono, Corporate Culture Therapist dan penulis buku The XO Way: 3, perilaku pemilih dan politik Indonesia memang masih lebih dipengaruhi aspek afeksi daripada sikap lainnya, seperti aspek kognisi (rasional). Fakta memperlihatkan, saat Pemilu, nyaris tak ada satu partai pun yang memaparkan program-programnya secara rasional. Hampir semua partai hanya mengampanyekan hal-hal yang bersifat normatif yang berisi ribuan janji-janji manis. Kelamahan ini kemudian dimanfaatkan para juru kampanye untuk mempermanis semua “materi pembodohan”, dengan menyertakan aneka materi yang serba bersifat sentimen (emosi) primordial. Dominannya “psikologi figur”, menjadi bukti dalam kemenangan Partai Demokrat dalam Pemilu April lalu. Fenomena ini menunjukkan bagaimana masyarakat Indonesia masih lebih mementingkan faktor who (siapa) daripada what (apa visinya). Implikasinya, “Kita masih didominasi hal-hal yang bersifat “sensasi” (who: sosok, figur, kemasan, kulit, dan lain-lain), daripada “esensi” (what: program, output, isi, inti, dan lain-lain),” tandas Herry. 4

flickr.com

Pemimpin Kharismatik

akan lebih tahan lama ketimbang kepemimpinan rasional. Tetapi, yang kharismatik ini ada lemahnya juga,” kata Hasyim dalam sebuah acara. Menurut pengasuh Pondok Pesantren Al-Hikam Malang itu, dalam pola kepemimpinan kharismatik, tata keorganisasian hanya bertumpu pada sosok dan cenderung berubah-ubah format jika kepemimpinan berubah. “Maka sekarang kita harus melakukan perbaikan-perbaikan organisasi di segala lini. Jadi, siapapun yang akan menjadi pengurus NU ke depan, relnya harus sama dengan pengurus sebelumnya,” kata Hasyim. Selain itu, menurut Hasyim, dalam pola kepemimpinan kharismatik, keinginan untuk memiliki organisasi lebih besar daripada mengabdi. Akibatnya pada beberapa kasus, misalnya dalam pengelolaan lembaga pendidikan, sering terjadi perebutan kepemilikan, hingga hal penting dalam pengembangan pendidikan pun terabaikan. Bukan hanya itu pesantren juga bisa terancam jika hanya mengandalkan figur dalam setiap kegiatannya, baik sebagai sebuah komunitas, lembaga pendidikan atau organisasi. Bertumpu pada seorang kiai tanpa mempersiapkan regenerasi yang matang, hanya akan mengantarkan lembaga itu ke ambang kehancurannya sendiri, tandas Hasyim. 4

Edisi 2/Tahun I/2009

35


[artikel]

>> pendidikan

[artikel]

Kepribadian Sukses ala New Psycho-Cybernetics

axwell Maltz dalam buku The New Psycho-Cybernetics (2004), memberi resep tentang gambaran kepribadian sukses, dengan rumusan akronim yang mudah diingat. Yaitu: SUCCESS. Berikut ini saripati resep yang Maxwell sodorkan, mungkin akan berguna bagi Anda, dan tentunya sebagai bahan refleksi bagi saya sendiri. Pertama, Sense of direction (kesadaran akan arah). Carilah sasaran yang layak Anda capai. Lebih baik lagi kalau Anda tetapkan suatu proyek. Putuskanlah apa yang Anda inginkan dari satu situasi. Lihatlah ke depan, jangan ke belakang. Milikilah selalu sesuatu di depan Anda untuk dijadikan harapan. Kembangkan “nostalgia masa depan” ketimbang masa lalu. “Nostalgia masa depan” itu bisa membuat Anda awet muda. Bahkan tubuh Anda pun takkan berfungsi dengan baik, jika Anda tak lagi menjadi seorang pencapai sasaran dan tidak mempunyai harapan apa-apa lagi. Karena alasan inilah seringkali seseorang meninggal dunia tak lama setelah pensiun. Kalau Anda tidak berupaya mencapai sasaran, tidak memandang jauh ke depan, maka sesungguhnya Anda tidak benar-benar hidup. Selain sasaran-sasaran murni pribadi Anda sendiri, milikilah setidaknya satu sasaran yang bukan pribadi, di mana Anda bisa menghubungkan diri. Berminatlah dalam proyek tertentu untuk membantu sesama, bukan karena wajib, melainkan atas kemauan Anda sendiri. Kedua, Understanding (pengertian). Pengertian bergantung pada komunikasi yang baik. Anda tidak akan bereaksi tepat

36

Edisi 2/Tahun I/2009

dok. pribadi

Manusia bereaksi terhadap gambaran mental mereka sendiri, bukan terhadap segala apa adanya.

Akhmad Sudrajat M.Pd (Pengawas Bimbingan dan Konseling Dinas Pendidikan Pemuda dan Olah Raga Kabupaten Kuningan, Dosen FKIP Universitas Kuningan) kalau informasi yang Anda tindaklanjuti itu keliru dalam mengartikannya. Untuk mengatasi suatu masalah secara efektif, Anda harus mengerti sifat sejatinya. Kebanyakan kegagalan kita dalam berhubungan antarmanusia adalah karena salah pengertian. Kita berharap orang lain beraksi dan memberi respons serta mencapai kesimpulan yang sama seperti kita dari serangkaian fakta atau keadaan. Manusia bereaksi terhadap gambaran mental mereka sendiri, bukan terhadap segala apa adanya. Kebanyakan reaksi atau posisi orang lain itu bukanlah dimaksudkan untuk membuat kita menderita, sebagai keras kepala atau berniat jahat, melainkan karena mereka artikan dan tafsirkan situasinya secara berbeda-beda. Mereka hanyalah bereaksi sesuai dengan apa yang bagi mereka tampaknya benar dalam situasinya. Mengakui ketulusan orang lain ketika keliru, ketimbang menganggapnya sengaja atau berniat jahat, akan membantu melancarkan hubungan antarmanusia, dan melahirkan pengertian yang lebih baik di antara mereka. Tanyakanlah kepada diri sendiri, ”Bagaimana hal ini tampaknya bagi dia?”


flickr.com

[artikel]

“Bagaimanakah ia menafsirkan situasi ini?” “Bagaimanakah perasaannya tentang hal ini?” Cobalah mengerti mengapa ia bersikap seperti itu. Seringkali kita ciptakan kebingungan ketika kita tambahkan opini kita sendiri terhadap fakta-fakta yang ada dan sampai pada kesimpulan yang keliru (fakta versus opini). Fakta: Dua orang teman sedang berbisik-bisik dan berhenti ketika Anda datang. Opini: Pasti mereka sedang menggosipkan aku (reaksi negatif). Jika Anda dapat menganalisa situasi secara tepat dan dapat memahami bahwa tindakan kedua teman Anda itu bukan dimaksudkan untuk menjengkelkan Anda, maka niscaya Anda pun dapat memilih respon yang lebih tepat dan produktif.

Kita harus dapat melihat kebenaran dan menerimanya, entah baik atau buruk. Seringkali kita warnai data yang diperoleh dengan ketakutan, kecemasan, atau hasrat kita sendiri. Bertrand Russell pernah mengatakan, bahwa salah satu alasan mengapa Hiltler kalah dalam Perang Dunia Kedua adalah karena ia tidak sepenuhnya memahami situasinya. Para pembawa berita buruk dihukum. Tak lama kemudian, tak seorang pun berani mengatakan yang sebenarnya. Mungkin hal ini pula salah satu faktor yang menyebabkan kejatuhan Soeharto dengan kebiasaan laporan Asal Bapak Senang (ABS) nya. Ketiga, Courage (keberanian). Mempunyai sasaran dan memahami situasinya, belumlah cukup. Anda harus mempunyai keberanian untuk bertindak, sebab hanya dengan tindakan, maka sasaran, hasrat dan kepercayaan dapat dijabarkan menjadi kenyataan. Seringkali, perbedaan antara orang yang sukses dengan pecundang, bukan karena kemampuan atau ide yang lebih baik. Tapi karena keberanian bertaruh atas ide-idenya sendiri untuk mengambil resiko yang diperhitungkan, dan untuk bertindak. Kita sering membayangkan keberanian sebagai perbuatan kepahlawanan di medan pertempuran, ketika kapal kandas, atau dalam suatu krisis. Tetapi dalam kehidupan sehari-hari, pun sesungguhnya menuntut adanya keberanian. Jangan berdiam diri yang hanya akan membuat Anda semakin terperangkap. Bersedialah membuat beberapa kesalahan, menderita sedikit kepedihan untuk mendapatkan apa yang Anda inginkan. Berlatihlah sikap berani dengan “halhal kecil”, jangan tunggu hingga Anda bisa menjadi pahlawan besar dalam krisis yang parah. Dengan melatih berani dalam hal-hal kecil, kita dapat mengembangkan kuasa dan talenta untuk bertindak berani dalam urusan-urusan yang lebih penting. Keempat, Charity (amal/belas kasih). Kepribadian sukses ditandai adanya minat dan menghargai sesama. Kepribadian ini akan menghormati martabat, masalah, dan kebutuhan sesamanya. Ia akan memperlaku-

Mengakui ketulusan orang lain ketika keliru, ketimbang menganggapnya sengaja atau berniat jahat, akan membantu melancarkan hubungan antarmanusia, dan melahirkan pengertian yang lebih baik di antara mereka.

Edisi 2/Tahun I/2009

37


Orang-orang yang merasa bahwa manusia itu tidak penting, tidak mungkin menghormati dan menghargai

flickr.com

dirinya sendiri.

kan sesama sebagai manusia, ketimbang sebagai pion dalam permainan mereka sendiri. Ia sadar bahwa setiap orang adalah makhluk Tuhan dan individu yang unik yang layak diberikan martabat dan penghormatan. Adalah fakta psikologis, bahwa perasaan kita tentang diri sendiri cenderung berhubungan dengan perasaan kita tentang orang lain. Kalau seseorang merasa beramal kepada orang lain, ia pasti akan mulai merasa beramal terhadap dirinya sendiri. Orang-orang yang merasa bahwa manusia itu tidak penting, tidak mungkin

menghormati dan menghargai dirinya sendiri. Salah satu metode yang paling dikenal dalam mengatasi rasa bersalah adalah berusaha berhenti mengutuk, membenci, menyalahkan orang lain atas kesalahankesalahan mereka. Anda akan mengembangkan citra diri yang lebih baik dan lebih memadai, kalau Anda mulai merasa bahwa orang lain itu lebih berharga. Memperlakukan semua orang dengan hormat adalah amal. Oleh sebab itu, kebaikan itu tidak selalu dibalas secara individual dan seketika. Anda tidak bisa memandangnya sebagai transaksi, tetapi harus

38

Edisi 2/Tahun I/2009

memandangnya sebagai konstribusi diri Anda terhadap masyarakat. Kelima, Esteem (harga diri). Dari segala perangkap dan kejatuhan dalam kehidupan ini, harga diri adalah yang paling mematikan dan paling sulit diatasi. Karena harga diri adalah lubang yang dirancang dan digali oleh tangan kita sendiri, yang terangkum dalam ungkapan, “Percuma, aku tak bisa melakukannya.” Waspadalah terhadap pencuri kebahagiaan, yaitu kritikus di dalam diri sendiri. Ketika kritikus dalam diri sendiri mulai merendahkan kita, hendaknya kita tak raguragu berteriak, “Hentikan!” Lalu menyuruhnya kembali ke pojok asalnya yang gelap, ia pantas dihukum karena meragukan kita. Berhentilah membawa-bawa gambaran mental tentang diri sendiri sebagai individu yang kalah mampu dibanding orang lain. Rayakanlah kemenangan Anda, entah besar atau kecil. Kenalilah dan pupuklah kekuatan-kekuatan Anda. Dan terus ingatlah diri sendiri bahwa Anda bukanlah kesalahankesalahan Anda. Kata “menghargai diri”, secara harfiah berarti menghargai nilai diri. Mengapa manusia takjub melihat bintang-bintang, bulan, luasnya samudera, indahnya bunga atau matahari terbenam, tetapi harus merendahkan diri sendiri? Bukankah semua itu karya Sang Khalik yang juga menciptakan kita? Menghargai nilai diri sendiri bukanlah egoisme. Kecuali jika Anda berasumsi bahwa Andalah yang berjasa menjadikan diri sendiri. Janganlah rendahkan produk Tuhan, hanya karena Anda sendiri yang kurang tepat menggunakannya. Jadi, rahasia terbesar dalam membangun harga diri adalah memulai usaha untuk menghargai sesama. Hormatilah manusia manapun sebagai makhluk Tuhan yang unik dan sungguh sangat berharga. Latihlah memperlakukan sesama Anda sebagai manusia yang berharga, maka harga diri Anda pun akan meningkat. Sebab, harga diri sejatinya bukan berkat hal-hal yang hebat yang telah Anda perbuat, tetapi berkat menghargai diri sendiri apa adanya sebagai makhluk Tuhan. Keenam, Self confidence (kepercayaan

flickr.com

[artikel]


diri). Kepercayaan diri dibangun dari pengalaman sukses. Ketika kita pertama kali memulai sesuatu, mungkin kepercayaan diri kita kecil, karena kita belum belajar dari pengalaman bahwa kita bisa sukses. Ini berlaku dalam urusan apa saja, entah belajar sepeda, berbicara di depan publik, atau aktivitas lainnya. Adalah sangat benar, bahwa sukses akan melahirkan sukses. Sekecil apapun kesuksesan seseorang, dapat digunakan sebagai batu loncatan untuk meraih sukses yang lebih besar. Teknik penting untuk memupuk kepercayaan diri adalah dengan mengingat setiap kesuksesan yang dicapai di masa lalu, dan berusaha melupakan kegagalan di masa lalu. Tetapi, apa yang sering dilakukan kebanyakan orang? Mereka justru sering menghancurkan kepercayaan diri sendiri dengan mengingat-ingat aneka kegagalan yang mereka tanam dalam emosi, sementara kisah suksesnya terlupakan. Akhirnya, kepercayaan diri mereka pun hilang. Tidak menjadi masalah, seberapa sering Anda gagal di masa lalu. Yang paling penting adalah upaya sukses yang seharusnya diingat, dikuatkan dan direnungkan. Kalau kita amati kesuksesan orang lain, hampir semua kesuksesannya tak pernah dilalui melalui jalan lurus. Tapi mereka harus menempuhnya secara zig-zag. Maka, gunakanlah segala kekeliruan dan kesalahankesalahan, sebagai cara untuk belajar, lalu singkirkan itu dari pikiran kita. Ketujuh, Self acceptance (penerimaan diri). Penerimaan diri artinya menerima diri kita saat ini apa adanya. Tentunya dengan segala kesalahan, kelemahan, kekurangan, kekeliruan, maupun aset dan kekuatankekuatan kita. Kita harus menyadari semua kesalahan dan kekurangan-kekurangan kita, sebelum kita dapat mengoreksinya. Orang yang paling nelangsa dan tersiksa di dunia ini, adalah mereka yang terus beru-

BAHAN BACAAN:

>>

Maxwell Maltz, The New Psycho-Cybernetics, (alih bahasa: Arvin Saputra, editor Lyndon Saputra), Batam: Interaksara, 2004

Mengubah citra diri tidaklah berarti mengubah diri Anda.

paya meyakinkan diri sendiri atau orang lain, bahwa mereka adalah lain dari apa yang sesungguhnya. Tak ada kelegaan atau kepuasan ketika Anda akhirnya menanggalkan segala kepura-puraan dan bersedia menjadi diri sendiri. Berusaha mempertahankan kepura-puraan, bukan saja menjadi tekanan mental yang hebat. Tapi juga akan terus menuntun pada kekecewaan dan frustasi. Mengubah citra diri tidaklah berarti mengubah diri Anda. Tapi mengubah gambaran mental, estimasi, konsepsi, dan kesadaran Anda akan diri sendiri. Kita bisa mengubah kepribadian kita, tapi tak akan dapat mengubah dasar diri kita. Belajarlah menjadi diri sendiri apa adanya, dan mulailah dari sana. Belajarlah untuk secara emosional mentolerir ketidaksempurnaan diri Anda. Penting kita sadari secara intelektual berbagai kekurangan diri kita, tetapi jangan sampai kita membenci diri sendiri karenanya. Jangan membenci diri sendiri karena Anda tidak sempurna. Tak ada seorang pun yang sempurna, dan mereka yang pura-pura dirinya sempurna, akan terkurung dalam kenelangsaan. 4

Edisi 2/Tahun I/2009

39


[opini]

>> remaja

dok.pribadi

Kerugian Akibat Ulah Penguntil

Yayah Hidayah M.Psi.

epulang mengajar saya melangkah ke sebuah toko serba ada (toserba) untuk membeli beberapa keperluan. Dan sebelum pulang, saya mampir di sebuah etelase kosmetika. Kaget saya melihat dua anak gadis tanggung berpenampilan rapi sedang asyik mengambil lipstik lalu memasukkannya ke dalam blesernya. Saya kian terkesima melihat tingkah laku mereka. Sebab bukan hanya lipstik yang mereka ambil, tapi juga barang-barang kosmetik lainnya. Ketika pulang, saya bertemu lagi dengan kedua gadis itu. Saya tanya pada mereka alasan mendapatkan barang dengan cara itu. Mereka menjawab serempak dengan santai sambil cekikikan dan berlalu begitu saja, “Sensasi, Bu.” Kedua gadis tadi hanyalah sebagian dari kenyataan yang terjadi dalam kehidupan ini. Menurut perkiraan, di Amerika Serikat saja, penguntilan terjadi sejuta kali dalam satu hari. Dan penguntilan telah menjadi problem global dan sangat merugikan. Tapi kebanyakan penguntil kurang memperlihatkan besarnya kerugian yang timbul akibat ulah mereka. Pelakunya bukan hanya orang yang tak punya uang. Tidak sedikit orang berduit suka menguntil. Mengapa ada kesenangan seperti ini? Apa penyebabnya? Di Jepang, pihak kepolisian pernah menangkap dua anggota mereka karena kedapatan menguntil. Di Amerika Serikat, seorang dewan koperasi nirlaba bidang makanan, tertangkap basah sedang

40

Edisi 2/Tahun I/2009

flickr.com

(Dosen Psikologi IslamUniversitas Mercu Buana USAID)

asik mencuri di toko milik koperasi itu. Para remaja yang nakal, juga sering mencuri barangbarang yang sebenarnya tidak mereka butuhkan. Seperti dua gadis di atas, beberapa penguntil merasakan sensasi serupa, dan membuat mereka ketagihan untuk terus mencuri. Setelah sukses mencuri untuk yang pertama kali, seorang wanita mengatakan, “Saya senang. Saya menguntil tanpa tertangkap. Dan rasanya luar biasa mengagumkan!” Tapi selang bebera waktu, wanita itu ditanya lagi tentang perbuatannya tempo hari. Ia hanya berkomentar, “Saya malu terhadap diri sendiri. Tetapi saya juga gembira. Saya meresa hebat kaena mencuri tapi tak tertangkap.” Biasanya para penguntil untuk kesenangan, tidak menginginkan barang yang mereka curi. Sebuah surat kabar India pernah melaporkan seringnya terjadi kasus penguntilan yang dilakukan hanya karena sensasi. Beberapa penguntil bahakn akan mengembalikan barang yang pernah berhasil mereka curi. Alasan lain dari menguntil adalah depresi. Orang yang terkena depresi, akan melakukan perbuatan buruk apa saja, termasuk menguntil. Tekanan teman-teman sebaya untuk tes atau sebagai syarat untuk menjadi anggota sebuah geng, juga kerap mengharuskan seorang calon anggota baru untuk menguntil dulu. Selain itu, ada pula menguntil dilakukan untuk alasan mengusir kebosanan. Dan utamanya menguntil sebagai cara mencari nafkah. Dr. Richard MacKenzie, seorang ahli kesehatan remaja mengatakan, “Setiap jenis perilaku anak yang tidak lazim, hendaknya dianggap sebagai kemungkinan depresi, sampai bukti menunjukan hal lain.”


[opini] Kleptomania Kleptomania merupakan dorongan untuk mencuri yang tidak dapat dikendalikan, khususnya tanpa alasan ekonomi. Sifat ini bukan kecanduan biasa, tapi sudah menjadi kelainan, bersumber dari problem emosi yang berurat berakar. Ada ahli menyebut pencuri kambuhan sebagai kleptomaniak. Tapi kalangan kedokteran yakin bahwa jarang ada orang yang benar-benar mengidap kleptomania. Menurut asosiasi Psikiatri Amerika, kurang dari lima persen penguntil mengidap kelainan ini. Maka ada baiknya untuk tidak tergesa-gesa mengaitkan orang yang suka mencuri dengan kleptomaniak. Karena bisa jadi ada alasan lain mengapa seseorang mencuri. Kleptomania disebabkan adanya gangguan jiwa, sedangkan pengutil disebabkan kebiasaan buruk. Tapi kleptomania berbeda dengan mengutil, bukan saja dari pelakunya, tapi juga dari kadar barang-barang yang dicurinya. Kleptomania bukan penyakit keturunan atau bawaan. Tapi kelainan ini cenderung banyak dijumpai pada wanita. Kemungkinan penyebabnya adalah gangguan biologis atau psikologis. Gangguan psikologis bisa terjadi karena cara pola asuh yang salah saat kecil, atau juga karena kejadian-kejadian tertentu yang pernah dialami. Mengutil bisa jadi karena penderita mengalami depresi, dan salah satu cara pelampiasannya adalah dengan mengambil barang milik orang lain. Penderita klepto hanya mengambil barang-barang yang sebenarnya tidak berharga atau bermanfaat baginya. Tempat mengambil barang juga tidak hanya di satu tempat. Seringnya mereka beraksi justru di tempat-tempat yang tidak biasa, seperti rumah, kantor atau hotel, bisa juga di mal. Gangguan kejiwaan ini bisa diatasi selama ada kesadaran dan keinginan si penderita untuk sembuh. Namun penyebabnya harus dicari dulu melalui konsultasi dengan psikolog, baru kemudian disembuhkan oleh psikoterapi. Bila keinginan itu muncul dan belum terwujud, mereka akan terus merasa tegang dan gelisah. Saat itulah peran orang-orang terdekat dibutuhkan untuk membuat mereka rileks. Tapi, orang-orang terdekat sekalipun, akan menemui kesulitan kalau si penderita bertabiat tertutup. Apalagi jika situasi dan pola mereka beraksi bersifat acak. Terkadang mereka beraksi karena memang mengutil sudah menjadi klepto dirinya, atau mereka tidak melakukan pengutilan sesungguhnya.

Kerugian Umum Penguntilan telah merugikan pedagang di seluruh dunia hingga milyaran dolar AS setiap tahunnya. Di Amerika Serikat saja, kerugian diperkirakan mencapai lebih dari 40 miliar dolar. “Di samping aspek persaingan bisnis, penguntilan menjadi hal yang patut dikhawatirkan. Entah berapa lama usaha saya bisa bertahan,� ujar Luke, pemilik toko di New York City yang tak mampu memasang sistem keamanan elektronik di tokonya.

Sewaktu berada di sebuah toko bersama ibunya, seorang bocah laki-laki menyelinap ke bagian gula-gula. Ia buka sebuah kotak, lalu mengambil sepotong permen dan menyelipkan ke dalam sakunya. Apakah penguntilan kecil-kecilan seperti ini mempengaruhi toko itu? Dalam brosur Curtailing Crime!—Inside and Out miliki Kementerian Administrasi Usaha Kecil AS dinyatakan, “Pencurian kecil-kecilan, mungkin tak nampak seperti suatu kejahatan besar. Tapi bagi usaha kecil yang kembang kempis, pencurian sekecil itu dapat membunuh usahanya.� Apalagi untuk menutupi kerugian tahunan sebesar 1.000 dolar akibat penguntilan, pedagang eceran harus menjual 900 permen atau 380 sup kaleng tambahan setiap hari. Bahkan, Lembaga Pencegahan Kejahatan di AS melaporkan, hampir sepertiga dari semua usaha di AA terpaksa gulung tikat gara-gara pencurian. Peguntilan bukanlah kejahatan tanpa korban, dan benda-benda yang dicuri para penguntil bukannya tak bernilai. Tetapi bagaimana seorang penguntil dapat memperoleh kekuatan untuk sama sekali berhenti mencuri? Apakah kejahatan ini dapat diberantas? Keyakinan saya, ajaran agama dapat menjadi penangkal bahkan pemberantasnya. Karena segala bentuk pencurian atau pengutilan dilarang segala agama, karena pasti akan merugikan orang lain. 4

Edisi 2/Tahun I/2009

41


Sewaktu masa kampanye dulu, banyak Caleg �menggombal� gratisnya biaya pendidikan. Ketika sudah duduk di kursi empuk dan mereka ditagih janjinya tempo hari, alasan umumnya: dana APBN pas-pasan! Masyarakat kecewa. Betulkah pendidikan akan benar-benar gratis? Apa dampaknya?

flickr.com

[feature]

>> pendidikan

Beban Janji Sekolah Gratis

Tata Septayuda

audara-saudara, merdeka! Tahun 2009 sekolah akan gratis! Begitu penggalan pembuka dari layanan iklan masyarakat yang dipersembahkan Departemen Pendidikan Nasional (Diknas) di beberapa stasiun televisi. Bahkan dalam penutup layanan iklan itu, Menteri Pendidikan Nasional (Mendiknas) Bambang Soedibyo memantapkannya dengan pernyataan, “Sekolah harus bisa!� Dalam sebuah program sosialisasi Wajib Belajar (Wajar) Dikdas Gratis sembilan tahun dan PP no. 74 tahun 2008 tentang guru, di Banyumas, Jawa Tengah, April lalu, Bambang kembali menegaskan bahwa pihaknya akan memberikan sanksi bagi sekolah yang tidak memberikan pendidikan dasar (Dikdas) secara gratis.

42

Edisi 2/Tahun I/2009


[feature] Terkait masih banyaknya daerah yang belum membuat perda dikdas gratis, ia mengatakan, tanpa peraturan daerah pendidikan dasar gratis (Perda Didas), sebenarnya pendidikan gratis sudah berjalan dan dilaksanakan oleh banyak kepala sekolah. “Tetapi dengan Perda, akan jelas mana yang boleh dan mana yang tidak,� katanya. Menurut Bambang, dalam perda tersebut harus dipertegas tentang pengelolaan dana operasional sekolah (BOS), termasuk sanksi bagi sekolah yang melanggarnya. “Pendidikan gratis bukan berarti semuanya dibebankan pada BOS. Karena dana BOS hanya sebatas pada biaya pendidikan,� katanya. Tahun ini, pemerintah mengalokasikan dana BOS 50% lebih besar dari tahun sebelumnya. Bila tahun lalu alokasinya Rp 10,5 trilyun, tahun ini naik menjadi Rp 16 trilyun. Sejak dana BOS diluncurkan tahun 2005, jumlahnya naik secara signifikan. Sementara menurut Dirjen Mendikdasmen, Prof. Suyanto, PhD, pemerintah sengaja menaikkan anggaran BOS secara signifikan, agar pendidikan, terutama dalam rangka Wajar 9 Tahun, mengalami peningkatan mutu. Jatah untuk anak sekolah dasar (SD) yang ada di perkotaan dan pedesaan berbeda tipis, karena kebutuhannya juga berbeda. Untuk perkotaan ditetapkan Rp 400.000 persiswa setiap tahun, sedangkan untuk kabupaten Rp 397.000. Untuk siswa SMP di kota mendapat jatah Rp 575.000, dan kabupaten Rp 570.000. Dengan dana itu, siswa bisa menikmati pembebasan biaya sekolah dan beberapa buku paket versi murah yang hak ciptanya dibeli oleh pemerintah. Menurutnya, dana BOS ini diarahkan untuk penyediaan pendanaan biaya nonpersonalia bagi satuan pendidikan. Alokasinya bukan untuk gaji guru, melainkan untuk peralatan pendidikan habis pakai, dan biaya tak langsung berupa jasa telekomunikasi, pemeliharaan sarana dan prasarana, transportasi, konsumsi, dan lain-lain. Karena itu, semua pendidikan dasar wajib menggratiskan para siswa dari pungutan operasional. Selain agar beban orangtua siswa menjadi ringan, BOS diarahkan

agar mutu pendidikan menjadi lebih baik. Sekolah yang memungut bayaran dari siswa SD dan SMP akan ditindak tegas dan dihukum berat. Tak tanggung-tanggung, bagi yang melanggar kepala sekolahnya didenda Rp 500 juta dan diberhentikan sebagai tenaga pendidikan. Aturan ini berlaku untuk semua pendidikan dasar, kecuali sekolah berstandar internasional atau rintisannya.

Tahun ini, pemerintah mengalokasikan dana BOS 50% lebih besar dari tahun sebelumnya.

*** Tapi apakah dengan begitu pendidikan akan seluruhnya akan benar-benar gratis seperti yang dikampanyekan banyak Caleg saat tebar pesona menggaet suara dalam setiap perhelatan Pemilu? Menurut Ali Khomsan, Guru Besar Fakultas Ekologi Manusia IPB, psikologis bangsa

Kecewa Janji Gratis MENURUT data Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) 2003, dari 42 juta anak usia 7-18 tahun, 64,5% pendidikan tertingginya hanya SD, 35,5% SMP, dan 16,8% SMA. Di samping alasan kemiskinan, budaya orang tua, dan sekolah yang tidak menyenangkan, 67% yang tidak bersekolah disebabkan ketiadaan biaya, dan 8,7% membantu orang tua mencari nafkah. Ketidak-sanggupan mereka membayar sekolah, meliputi alasan tak sanggup membayar SPP bulanan, uang seragam, dan uang buku. Janji pendidikan gratis, membuat banyak orang, khususnya para orangtua kurang mampu berpengharapan besar dapat menyekolahkan anaknya secara wajar. Tapi sejalan waktu, hanya janji tanpa realisasi yang ada. Akibatnya, mereka kecewa, lalu tidak puas, tidak senang dan berkecil hati. Menurut Nana Jiwayana, Koordinator Lingkar Studi Partere Universitas Pendidikan Indonesia, kebijakan elit politik dan para pemimpin terpilih, sangat sering tidak sesuai dengan harapan yang diberikan ketika mereka berkampanye. Janji-janji kesejahteraan, penghapusan pengangguran, pengurangan jumlah kriminalitas, pendidikan gratis, layanan kesehatan gratis, dan harapan-harapan lainnya, telah membawa rakyat pada impian yang indah. Dengan retorika yang manis, rakyat dininabobokan dan suara mereka dirampas demi kekuasaan elit. Ketika mereka sibuk berkampanye, SD Mulyo Asri II di Kabupaten Malang malah mengalami kejadian tragis. Meja dan kursi untuk kegiatan belajar mengajar para siswa diambil paksa oleh para perajin yang membuatnya. Hal ini disebabkan pemerintah belum membayar meja kursi tersebut sejak 2006. 4

Edisi 2/Tahun I/2009

43


[feature]

Janji-janji kesejahteraan, penghapusan pengangguran, pengurangan jumlah kriminalitas, pendidikan gratis, layanan kesehatan gratis, dan harapanharapan lainnya, telah membawa rakyat pada impian yang indah.

Indonesia memang suka ”kagetan”, apalagi menyangkut kebijakan yang belum pasti. Angin surga yang dihembuskan bahwa tahun depan bakal tidak ada lagi pungutan di SD negeri, oleh masyarakat seharusnya jangan terlalu diharap banyak dapat terwujud, namun jangan pula menanggapinya secara pesimistis. Ali menambahkan, masyarakat sudah sangat sering mendengar beritaberita yang membesarkan hati setiap orangtua yang masih mempunyai anakanak di bangku sekolah. Alwi Shihab, contohnya, mantan Menteri Kesra di awal pemerintahan SBY itu dulu pernah membuat gebrakan, katanya buku sekolah akan berlaku selama lima tahun. Tapi apa implementasinya? Bagi Ali, daripada sekedar janji-janji ingin menggratiskan pendidikan, sebaiknya fokuskan dulu kepada pengembangan faktor dan sarana penunjang pendidikan, seperti guru dan gedung-gedung sekolah. Kalau guru sudah dihargai sewajarnya, mereka akan kerja profesional dan tidak mengorupsi apapun, khususnya waktu. ”Guru harusnya menjadi profesi yang membanggakan,” tegas Ali.

Dampak Janji Palsu • Kecewa. Karena dijanjikan pendidikan gratis tapi tak kunjung terwujud. Masyarakat akan kecewa. Dampaknya, kelak tak akan lagi mempercayai janji-janji politik, dan yang paling bahaya, mereka akan tidak lagi mau bersentuhan untuk menggunakan hak suara (Golput). • Apatis. Karena terus dirundung kekecewaan akibat “dibohongi”, masyarakat akan kehilangan emosi, motivasi, maupun antusiasme kepada politik. Akhirnya mereka akan acuh. • Hipokrit. Para Celeg yang fasih mengampanyekan isu pendidikan gratis, tapi seteleh menjabat tak mampu mewujudkannya, cenderung hipokrit (munafik). Dengan salah satu ciri suka berbohong. 4

44

Edisi 2/Tahun I/2009

Janji Para Hipokrit Abdullah Yazid, pemerhati pendidikan dari FKIP Universitas Islam Malang (Unisma) memaparkan begitu beratnya tanggungan para orangtua untuk menyekolahkan anak. Dana BOS yang diberikan pemerintah, ternyata hanya ”secuil” dari rentetan kebutuhan ril pendidikan anak-anak mereka. Karena yang besar bukanlah biaya operasional pendidikan, tetapi kebutuhan penunjang pendidikan. Seperti membeli seragam, alat tulis, buku bacaan alternatif, iuran dadakan, dan pos-pos lain untuk mengembangkan kemampuan siswa. Semua kebutuhan itu tentu tidaklah cukup dinominalkan dengan hitung-hitungan pemerintah atas konsep dan format pendidikan gratis yang dirancang. Dari hasil studi yang dilakukan Supriadi (2000), tersibak data, untuk memenuhi kebutuhan buku pelajaran sekolah dan alat tulis saja, keluarga siswa rata-rata harus mengeluarkan biaya Rp 92.645 percaturwulan. Dengan kata lain, meski sejak 1976 SPP untuk jenjang SD telah dihapuskan, lalu disusul penghapusan SPP untuk jenjang SMP sejak 1994, nyatanya tak mungkin pernah ada yang namanya ”pendidikan gratis”. Bagi Abdullah Yazid, isu pendidikan gratis, sebenarnya sudah terlalu ”basi” dikonsumsi masyarakat. Andaipun ada kemungkinan biaya pendidikan gratis, itupun sekadar SPP yang sangat jauh lebih kecil dari keseluruhan biaya yang harus dirogoh dari kocek para orangtua. Atau dalam bahasa orang-orang kampung, ”Cuma senilai satu bungkus rokok!” Yazid melihat banyaknya kecenderungan sikap hipokrit para politikus yang menjanjikan sekolah gratis. Saat mereka sudah duduk di kursi pemerintahan atau legislatif, nasional maupun daerah, lalu ditagih janji politik itu, mereka biasanya malah berputar-putar memberi puluhan alasan. ”Apologi yang umum tak jauh dari alasan anggaran dana APBN/APBD yang pas-pasan. Terkadang mereka menuding korupsi sebagai biang kerok keterbatasan dana itu,” papar staf peneliti Pusat Studi dan Pengembangan Kebudayaan (PUSPeK) Averroes Malang, Jawa Timur itu.


Edisi 2/Tahun I/2009

45


hudan/qalam

[feature]

Melerai Cekcok Rumahtangga Fathurroji NK

Wajar dan manusiawi jika ada perselisihan dalam rumahtangga. Tapi, bagaimana cara mengantisipasinya agar tidak menjadi konflik? Dan bagaimana pula menghadapinya ketika sudah menjadi konflik? 46

Edisi 2/Tahun I/2009

ebutlah namanya Sutrisno (Trisno), pria kelahiran Tegal 35 tahun lalu ini sudah puluhan tahun berprofesi sebagai penjual sayur di Pasar Kebayoran Lama, Jakarta Selatan. Penghasilannya terbilang lumayan untuk ukuran pedagang kecil. Rumah kontrakan yang dulunya harus ia bayar sekitar Rp 300.000 perbulan, kini sudah tak perlu ia pusingkan. Pasalnya, setelah menikahi Kokom (Nurkomariah, 28 tahun) perempuan Betawi asli, Sutrisno tak lagi �wajib� membayar kontrakan yang kini ia tumpangi bersama istri, karena sang istrilah pemilik kontrakan warisan keluarganya itu. Tapi, beban keuangan yang semestinya telah sedikit tertanggulangi, malah kerap menjadi biang pertengkaran mereka berdua. Masalah-masalah


kecil, seperti piring pecah karena terjatuh tanpa sengaja, atau ceceran nasi di lantai sisa makan Ina, anak pertama mereka, selalu menjadi besar, karena tak ada pihak yang mau mengalah. Trisno merasa �berkuasa� karena ia lelaki yang berperan sebagai kepala rumahtangga. Sementara Kokom terus keras kepala merasa yang paling berhak mengatur rumahtangga, karena ia dan suaminya tinggal di rumah warisan keluarga Kokom. Cerita seperti Trisno dan Kokom, hanya satu dari bagian episode hidup berkeluarga yang banyak dialami jutaan masyarakat. Khususnya bagi pasangan berbeda kultur, kebiasaan, karakter, penghasilan, wawasan, pendidikan, gaya hidup, hingga ekonomi. Padahal sejatinya, pernikahan merupakan upaya menyatukan dua kekuatan, untuk sama-sama berjuang menggapai ridha Allah SWT. Dan untuk menyatukan kekuatan tersebut, butuh waktu dan penyesuaian diri. Sebab masing-masing orang memiliki beda latarbelakang budaya, kebiasaan, maupun karakter. Menurut Psikolog Rina M. Taufik, interaksi dua manusia yang beda latarbelakang kultur, karakter dan gaya hidup, rentan mengalami pergesekan nilai dan kebiasaan, sehingga percekcokan mudah timbul. Ini wajar dan manusiawi, karena rumah tangga Rasulullah pun tak lepas dari percekcokan. �Bedanya, Rasulullah memiliki akhlak mulia dan dibimbing Allah untuk menjadi contoh bagi umatnya,� tandas pengasuh situs konsultasi-keluarga-muslim.blogspot. com itu. Tak jarang terjadi, keluarga Muslim yang hanya disebabkan masalah kecil, kerap mudah memutuskan untuk menga-

Penyebab Konflik Rumah Tangga 1. Komunikasi kurang lancar 2. Kurang ilmu 3. Kurang mampu mengendalikan diri 4. Kurang ibadah

balipost.co.id

[feature]

khiri pernikahannya. Seperti masalah yang hanya bermula dari salah persepsi karena macetnya komunikasi, atau kebiasaan kecil suami yang tak disukai isteri, atau sebaliknya. Agar konflik rumahtangga bisa dihindari, menurut Rina, setiap pasangan hendaknya memiliki pengetahuan yang cukup, sebelum memasuki jenjang pernikahan. Sehingga goncangan, pergesakan, dan hambatan yang akan dihadapi saat menjalankan bahtera rumahtangga telah siap dihadapi.

Kehidupan pernikahan memang kadang harus menghadapi benturan. Baik benturan keadaan, seperti kesulitan ekonomi, tekanan sosial, fitnah, tuntutan teman hidup, dan lain sebagainya.

Kategori Konflik Mohammad Fauzil Adhim, penulis buku best seller Kado Pernikahan untuk Istriku menegaskan, kehidupan pernikahan memang kadang harus menghadapi benturan. Baik benturan keadaan, seperti kesulitan ekonomi, tekanan sosial, fitnah, tuntutan teman hidup, dan lain sebagainya. Benturan ini akan mengakibatkan lahirnya tiga kategori masalah rumah tangga menuju konflik tertutup maupun terbuka. Pertama, perbedaan dalam perkara permukaan. Seperti perbedaan selera makan, bentuk rumah, dan sebagainya. Menurut Fauzil, yang menyebabkan orang peka terhadap beda masalah ini, adalah karena adanya kebiasaan suka menggunjing.

Edisi 2/Tahun I/2009

47


[feature]

tabâyun meluruskan informasi antarpasangan

Kedua, perbedaan sikap terhadap hidup dan teman hidup. Contoh, suami yang tak suka mendapat kejutan hadiah ulang tahun. Istri yang semula berniat baik memberi hadiah untuk suaminya, akan kecewa dan membuatnya akan tak acuh lagi kepada sang suami. Dari masalah itu, pintu konflik pun mulai terbuka, dan jika dibiarkan akan menghancurkan rumah tangga. Perbedaan kecil ini, tegas Fauzil, sangat

Butuh Banyak Penyuluhan DIBANDINGKAN negara-negara Islam lainnya, Indonesia berada di peringkat tertinggi dalam angka perceraian setiap tahunnya. Dan dari tahun ke tahun, perceraian di Indonesia cenderung meningkat. Demikian dinyatakan Dirjen Bimas Islam Departemen Agama Prof. Nazaruddin Umar beberapa waktu lalu. “Setiap tahun ada dua juta perkawinan, tetapi yang memilukan perceraian bertambah dua kali lipat. Setiap 100 orang yang menikah, 10 pasangannya bercerai. Umumnya mereka yang baru berumahtangga,” tegasnya. Menurut Nasaruddin, tingginya perceraian tersebut antara lain disebabkan karena ketidakharmonisan rumahtangga yang mencapai 46.723 kasus, faktor ekonomi 24.252 kasus, krisis keluarga 4. 916 kasus, cemburu 4.708 kasus, poligami 879 kasus, kawin paksa 1.692 kasus, kawin bawah umur 284 kasus, dan penganiayaan dan kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) sebanyak 916 kasus. Suami atau isteri dihukum lalu kawin lagi 153 kasus, cacat biologis (tidak bisa memenuhi kebutuhan biologis) 581 kasus, perbedaan politik 157 kasus, gangguan pihak keluarga 9.071 kasus, dan tidak ada lagi kecocokan (akibat selingkuh) sebanyak 54. 38 kasus. Tingginya permintaan gugat cerai isteri terhadap suami tersebut, diduga karena kaum perempuan merasa mempunyai hak yang sama dengan lelaki. Atau akibat globalisasi yang oleh kebanyakan kaum perempuan dipahami secara kebablasan. Karena itu, peran lebih kuat Badan Penasehat Pembinaan Pembinaan Pelestarian Perkawinan (BP4) dalam meminimalisir fenomena perceraian teramat sangat dibutuhkan. Nazaruddin mencontohkan, di Eropa, nasihat sebelum perkawinan diperoleh pasangan yang hendak menikah, diberikan secara teratur dan setara dengan kuliah satu semester. Sementara di Indonesia, nasihat penting itu hanya diberika selama tujuh menit, saat kedua mempelai berhadapan dengan penghulu. Dari situ, terlihat sangat rentannya pasangan muda suami-istri terhadap konflik rumahtangga mereka akibat kurangnya wawasan dan bimbingan pranikah. 4

48

Edisi 2/Tahun I/2009

flickr.com

Banyak manfaat dari dialog. Seperti untuk

mungkin terjadi karena tidak adanya tabâyun (upaya saling menjelaskan) secara lapang dada. Hingga kedua belah pihak akan beranggapan dengan prasangka sendiri dan cenderung untuk saling menyalahkan. Ketiga, perbedaan prinsip keimanan. Baik terjadi karena faktor tidak seiringnya fluktuasi (naik turun) keimanan suami atau istri, maupun konflik yang menimpa orang yang baru mengalami penyadaran keimanan. ”Begitu ada kesalahan, kadang akan segera ditanggapi dengan cara yang tidak bijak,” paparnya. Lalu, bagaimana sebaiknya pasangan suami-istri bersikap ketika konflik mendera? Fauzil menerangkan beberapa hal yang perlu diperhatikan: Pertama, mereka harus sabar. Yaitu sabar untuk rela menerima dan mampu bertahan menghadapi atau menahan diri agar tidak melakukan sesuatu yang mendatangkan mudhârat. Berikutnya adalah dialog. Dalam hidup rumah tangga, dialog sangat berguna untuk mengikis hambatan psikis. ”Boleh jadi, hanya dengan dialog ringan, konflik yang kelihatannya sulit untuk dipecahkan dapat cair,” terang Fauzil. Banyak manfaat dari dialog. Seperti untuk tabâyun meluruskan informasi antarpasangan, membangun kembali bagianbagian hubungan mereka yang retak, memaafkan kesalahan sesama, dan memberi kesempatan untuk memerbaiki diri. Tapi, jika konflik terjadi, namun tak bisa diatasi dengan dialog, sebaiknya suami istri mencari sosok penengah. ”Ambillah penengah dari kalangan keluarga,” tandas Fauzil. 4


QALAM

Majalah Tazkiyah zkiyah yah an-Nafs

Langganan 6 BULAN Rp. 90.000,- (Jabodetabek & Madura) Rp. 108.000,- (Luar Jabodetabek & Madura) Dapatkan hadiah pin menarik dari QALAM setiap berlangganan 6 bulan

Langganan 12 BULAN Rp. 165.000,- (Jabodetabek & Madura) Rp. 198.000,- (Luar Jabodetabek & Madura) Dapatkan hadiah buku menarik dari QALAM setiap berlangganan 12 bulan

FORMULIR BERLANG BERLANGGANAN Ya! Saya ingin berlangganan Majalah QALAM (Beri Tanda ) Nama:

Alumni

Non-Alumni

‫ﹺ‬ Alamat Pengiriman:

Rumah

Kantor

Kota: Telp:

HP:

Nama Perusahaan: Lama berlangganan:

Kode Pos:

Fax:

Email:

Bidang Usaha/Pekerjaan:

Jabatan:

1 tahun

Langganan mulai bulan: Status Pelanggan:

Provinsi:

Baru

6 bulan Hingga bulan:

Jumlah Pesanan:

Eks

Renewal/lanjutan

KETENTUAN PEMBAYARAN: - Pembayaran dilakukan di muka, setelah formulir ini diterima pengurus Majalah QALAM - Pembayaran dilakukan secara cash di kantor Majalah QALAM JAKARTA: Jl. Pancoran Barat XI no. 2 Jakarta Selatan Telp. 021-27480800 MADURA: Sekretariat Pondok Pesantren Al-Amien Prenduan, Sumenep, Madura - Pembayaran juga dapat dilakukan melalui transfer perbankan: BNI Cabang Senayan No. Rek: 0139277238 a/n Shofiyah Note: 1. Harga cover Rp. 13.000,2. Ongkos Kirim: Jabodetabok & Madura: Rp. 2.000,- / Luar Jabodetabek & Madura: Rp. 5.000,-

Edisi 2/Tahun I/2009

49


flickr.com

[ceritasampul]

Bahayakah Jika Anak Gila Bola?

Saibansah Dardani

Sepakbola, sudah bukan lagi menjadi sekedar hobi bermain, tapi kini para penggila olahraga sepakbola atau biasa disebut gibol (gila bola), sudah membentuk komunitas tersendiri. Selama gibol masih on the track yang benar, rasanya tak ada yang salah dengan kecenderungan itu. Tapi bagaimana jika gibol menyerang buah hati Anda? Apa mengkhawatirkan, dan apa yang harus Anda lakukan? 50

Edisi 2/Tahun I/2009


[ceritasampul] Sepakbola akan melatih anak untuk bersikap sportif, taat aturan, bisa bekerjasama dalam tim, disiplin dan mempelajari berbagai strategi.

flickr.com

eorang ibu mengeluh kepada psikolog di Batam. “Anak saya sekarang sudah tak mau lagi ikut kegiatan ekstrakulikuler di sekolah, selain sepakbola. Hampir setiap hari, aktivitasnya tak jauh dari bola, dan bola. Mulai dari bermain bola dengan kawan-kawannya, membaca berita sepakbola di koran, sampai bergadang hanya untuk menonton tayangan langsung pertandingan sepakbola. Bukan hanya timtim dalam negeri yang ditonton, nama-nama pemain tim Italia, Inggris dan Belanda sudah dihapal di luar kepalanya.” Seorang bapak lainnya juga mengeluhkan hal serupa. “Anak saya sekarang sudah kelas lima. Hari-hari yang ada di otaknya hanya sepakbola. Ketika duduk di kelas dua hingga kelas empat, cita-citanya masih ingin menjadi pilot pesawat tempur. Tapi sekarang ia sudah tak lagi bercita-cita, sejak menjadi gibol.” Semakin hari, keluhan seperti itu kian menumpuk. Ketika Qalam melakukan penelusuran kepada sejumlah orangtua dan psikolog, terbukti semakin banyak saja orangtua yang resah dan khawatir terjadap

tumbuh kembang anak mereka, sejak menjadi gibol. Namun pandangan berbeda disampaikan psikolog yang juga Ketua Komisi Perlindungan Anak Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) Bibiana Dyah Sucahyani, yang menilai tak ada masalah dengan gibol, dan kecenderungan itu tak perlu dikhawatirkan. “Justru bisa dijadikan sebagai motivasi,” tegasnya. Menurut alumni Universitas Gajah Mada (UGM) Yogyakarta itu, dampak positif kesenangan anak pada olahraga sepakbola adalah terwujudnya sarana penyaluran energi anak kepada hal-hal positif. Motorik anak akan terlatih. Juga, dari kecenderungannya itu dapat diamati apakah si anak memang benar-benar memiliki potensi di bidang sepakbola. Lebih jauh, sepakbola akan melatih anak untuk bersikap sportif, taat aturan, bisa bekerjasama dalam tim, disiplin dan mempelajari berbagai strategi. Hanya ada sedikit dampak negatifnya jika si anak tidak diperhatikan keseimbangan kegiatannya dengan hal lain. Hingga anak hanya akan menghabiskan waktunya untuk bermain atau menonton bola, ia pun akan lupa belajar.

Edisi 2/Tahun I/2009

51


Biasanya, anak gibol cenderung kinesketik, maka metode pembelajaran kinesketik yang layak digunakan untuk membantu anak lebih menguasai pelajarannya.

Tapi, jika gibol disalurkan dengan cara yang tepat, tentu tak akan mengganggu prestasi belajar anak. Gibol justru akan lebih memotivasi anak. Misalnya, jika anak berprestasi atau mendapat nilai bagus di sekolah, maka orangtua dapat mengajak si anak nonton langsung pertandingan sepakbola tim kesayangan. Atau, membelikannya sampul buku bergambar bola dan sebagainya. Di samping itu, gambar pemain idola juga dapat dijadikan motivasi untuk memacu prestasi akademik anak. Permainan sepakbola juga dapat berdampak langsung pada kegiatan belajar anak. Jika anak dapat fokus pada bola saat bermain sepakbola, ia pun akan mampu fokus pada pelajaran di kelas. Kiat menghadapi anak yang gibol, orangtua harus lebih kreatif mempergaulinya. Biasanya, anak gibol cenderung kinesketik, maka metode pembelajaran kinesketik yang layak digunakan untuk membantu

anak lebih menguasai pelajarannya. Lalu, bagaimana cara menyalurkan bakat anak gibol? Menutur Bibiana, diperlukan stimulasi dengan minat bakat yang relevan. Karena ia memiliki kecerdasan kinesketik, pilihan tepat adalah memasukkan anak ke klub sepakbola. Namun tentunya, harus diupayakan adanya kesepakatan bersama antara anak dan orangtua dalam urusan mengatur waktu. Bagi kalangan penyelenggara pendidikan, anak-anak gibol bisa diberdayakan dengan menyelenggarakan kegiatan ekstrakurikuler sepakbola. Dalam kegiatan itu, anak diberi kesempatan untuk menunjukkan kemampuan multiple intelligencesnya. Salah satunya kecerdasan kinestik. Dengan memberi stimulasi dan kesempatan kepada anak gibol, kiranya pengembangan potensi dan penyaluran minatnya yang terarah, sangat dapat membantu dalam pembentukan karakter positif dirinya.

Kesehatan Mental Gibol

flickr.com

Jika ditelusuri lebih jauh hasil-hasil penelitian dan dampak psikologis dari gibol, fakta cukup mengejutkan dapat ditemui. Dalam penelitian yang dilakukan Masterton G. dan Mander J.A. (1990) yang dimuat dalam The British Journal of Psychiatry, dibuktikan bahwa saat Piala Dunia sepakbola digelar, jumlah pasien gawat darurat psikiatri mengalami penurunan besar selama dan sesudah pertandingan final. Memang, ketika tim pujaan kalah, ada pengaruh negatif bagi kesehatan para gibol pencinta tim itu. Tapi pengaruh itu tidak terlalu serius. Karena menonton pertandingan sepakbola, menurut penelitian itu, merupakan tindakan katarsis yang memberi kesempatan penonton pria untuk mengekspresikan dan merilis emosi internalnya. Lebih dari itu, ternyata gibol juga terbukti dapat mencegah kaum muda dari aksi percobaan bunuh diri. Sebab, saat menonton pertandingan sepakbola, para gibol memiliki cukup banyak momentum untuk melepaskan ekspresi emosi. Secara psikologis, hal ini dapat membantu mereka untuk menurunkan tingkat stres, yang sebagian berujung pada upaya bunuh diri. Seperti dirilis Mental Health Founda-

52

Edisi 2/Tahun I/2009


Selain berdampak pada emosi, sepakbola juga sangat berpengaruh kepada relasi, identitas, dan

flickr.com

penghargaan diri.

tion dari Inggris, saat mengalami masalah mental, satu dari empat lelaki muda di bawah umur 35 tahun rentan untuk melakukan bunuh diri. Kelompok usia ini memang merupakan penggemar bola terbanyak di seluruh dunia. Maka, pelepasan emosi –dengan menonton sepakbola- penting untuk menjaga kesehatan. Seperti menurut penelitian yang dilakukan psikolog dari Northumbria University Inggris, gara-gara sepakbola, pria menjadi lebih mudah untuk mengungkapkan emosinya. Selain berdampak pada emosi, sepakbola juga sangat berpengaruh kepada relasi, identitas, dan penghargaan diri. Menurut penelitian Sir Norman Chester Centre for Football Research, University of Leicester di Inggris, satu di antara empat orang yang menyebut dirinya penggila bola, mengatakan bahwa sepakbola merupakan satu hal paling penting dalam hidup mereka. Di balik manfaat itu, ada bahaya yang mengintai gibol jika tidak diantisipasi dampaknya. Sebuah penelitian membuktikan, menjelang pertandingan Piala Eropa 2008, para dokter di benua Eropa telah bersiap-siap menghadapi meningkatnya panggilan gawat darurat, serangan jantung, kekerasan pada istri, pelanggaran menyetir dalam keadaan mabuk, depresi, melukai diri sendiri, bahkan bunuh diri. “Semakin penting pertandingan, semakin besar resikonya,� ujar Ute Wilbert-Lampert, peneliti dari The Munich University Clinic di Jerman, sebagaimana dikutip kantor berita AFP. Selama pertandingan Piala Dunia 2006, ditemukan sejumlah kasus cardiac

arrest atau jantung berhenti mendadak dan berdebar-debar yang menimpa kaum pria di Munich. Di kalangan wanita, kasus itu meningkat dua kali lipat. Terlebih ketika Tim Jerman berlaga di perempatfinal melawan Argentina. Kasusnya kian meningkat saat Jerman berlaga di semifinal melawan Italia, dan kalah. Di Inggris, peneliti menemukan serangan jantung meningkat 25 persen ketika Inggris kalah dari Argentina melalui tendangan pinalti di Piala Dunia 1998. Peningkatan angka itu membuat para ahli menganjurkan agar kalangan orang yang memiliki resiko stres gara-gara pertandingan bola, untuk mengonsumsi obat-obatan receptor blocker, aspirin, dan statin. Mereka bahkan menawarkan kalangan yang rentan itu melakukan terapi perilaku untuk menenangkan diri sebelum duduk di sofa dan menonton pertandingan. Herve Douard ahli penyakit jantung di University Hospital Clinic di Bordeaux, Perancis, menganjurkan agar para pasiennya yang berpotensi terserang jantung maupun yang efektif terserang jantung, untuk tidak nonton pertandingan penting sepakbola. Tapi, tidak semua pertandingan sepakbola mendatangkan bahaya. Sebuah penelitian terbaru, seperti dirilis situs BBC menyatakan, menonton tim sepakbola kesayangan menang dalam pertandingan penting, akan berefek baik untuk jantung. Buktinya, angka kematian karena serangan jantung di Perancis mengalami penurunan signifikan, ketika tim nasional mereka menang 3-0 atas Brasil di Final Piala Dunia 1998. 4

Edisi 2/Tahun I/2009

53


[konsultasi]

>> keluarga

Prof. DR. Achmad Mubarok MA Pengasuh Center For Indigenous Psychology (Pusat Pengembangan Psikologi Islam), Guru Besar Psikologi Islam UI, UIN Jakarta, UIA

Kirim pertanyaan Anda ke redaksi via email: sekredqalam@yahoo.com, atau SMS ke 08158223413

Assalâmu’alaikum wr, wb. Saya ibu rumahtangga berusia 38 tahun, dan telah dikaruniai dua orang anak perempuan. Suami saya pekerja keras yang sangat sibuk. Aktivitasnya setiap hari, berangkat sejak lepas subuh dan baru kembali ke rumah hampir tengah malam. Hari-hari libur pun sering ia habiskan untuk lembur menyelesaikan tugas kantornya, baik di rumah atau di kantor. Mohon saran, bagaimana saya harus bersikap kepada suami saya, agar ia bisa mengatur waktu untuk kepentingan karir dan rumahtangga kami. Saya sangat khawatir, kesibukannya yang menurut saya sudah hampir “kelewatan” itu, akan mempengaruhi keharmonisan hubungan rumahtangga kami dan anak-anak. Terimakasih. Zubaidah Arifin Kebayoran Baru, Jakarta Selatan

54

Edisi II/Tahun 2/Tahun I/2009

Assalâmu’alaikum wr, wb. Saya lelaki berusia 31 tahun. Saya baru menikah tiga tahun lalu dengan seorang wanita pilihan saya. Karena alasan ekonomi, sementara ini kami masih tinggal bersama kedua orangtua istri saya dalam sebuah rumah. Beberapa minggu ini saya sedang resah, karena saya sadari ternyata istri saya terlalu manja kepada kedua orangtuanya. Segala hal dan urusan rumahtangga kami, selalu ia ceritakan kepada orangtuanya. Bahkan sampai urusan sensitif kekurangan keuangan dan lain-lain, juga ia ceritakan. Bagaimana saya harus bersikap? Terimakasih. Rahmat Alwan Cimone, Tangerang

Wa’alaikumsalâm wr, wb. Sdr. Rahmat, Tak usah takut. Berusahalah Anda untuk memperoleh pekerjaan yang memadai. Lalu, usahakan pindah dari rumah mertua agar Anda dan istri bisa hidup berdua. Lambat laun, insyâ`allâh isteri Anda akan dewasa dalam bersikap. Sekarang, jangan Anda salahkan isteri Anda karena memang kalian berdua masih serumah dengan orangtuanya. Salam. AM

Wa’alaikumsalâm wr, wb. Bu Zubaidah, di Jakarta. Salah satu problem rumah tangga adalah rutinitas. Suami ibu mungkin kurang merasa rutin di rumah, sehingga ia lebih suka menggeluti pekerjaan yang menantang. Ibu bisa menarik suami ibu kembali ke pusaran rumah, dengan membuat sesuatu yang tidak rutin. Misalnya, membuatkan masakan khas kesukaan suami, mengenakan parfum khas kesukaannya, atau berdandan khas kesukaan suami ibu. Hal-hal kecil ini bisa membuat pikiran dan perasaan suami selalu terikat di rumah. Sehingga ketika ia berada di luar, ia akan selalu ingin secepatnya pulang. Sebab, lelaki sangat senang jika mendapati malam Jum’at berbeda dengan malam Senin, misalnya. Seperti mie instan yang banyak dijual di pasar, yang memiliki banyak rasa. Ada rasa bawang, soto, kari, dan lainlain. Tapi merk dan jenisnya tetap sama. Salam. AM


[advertorial]

PT Amsa Nur Indah Mandiri

Pilihan Terbaik Tamu Allah Krisis global melanda. Tapi tamu-tamu Allah tak pernah terkena dampaknya. Untuk bisa berumrah/haji bukan kaya semata. “Berapa banyak orang kaya namun mereka belum ‘terpanggil’ menunaikan panggilan-Nya,” terang Ust Drs HM Aminullah Tsamud, Direktur Utama PT Amsa Nur Indah Mandiri, di hadapan 100 orang asal Kalimantan Selatan, Indramayu dan Surabaya, Peserta Bimbingan Manasik Umrah, (27/4) di Hotel Sofyan Cikini, Jakarta Pusat. Oleh karena itu, Amsa akan (terus) berupaya melayani tamu Allah. “Insya Allah, kami memberikan pelayanan yang terbaik kepada para jamaah. Bila ada pelayanan, atau segala sesuatu apa pun, yang dirasa kurang berkenan, jangan sungkan-sungkan ngomong ke saya,”ujar Amin, yang didampingi oleh Ust. Afifih Zaini dan Ust. Nur, pembimbing umrah. Misalnya, kata Amin, makanannya kurang enak. “Kami bertekad memberikan pelayanan yang terbaik untuk para tamu Allah,” tegas Amin. Amsa menawarkan tiga program paket umrah. Pertama paket 9 hari. Kedua, paket 12 hari. Ketiga, paket 15 hari. PT Amsa, berdiri pada akhir 2003. Dan pada 2004, Amsa sudah running dan.memberangkatkan jamaah haji pertamakali sebanyak dua bus. Kini, PT Amsa memberangkatkan peserta umrah setiap bulan. “Paling banter tiga kali sebulan. Dan minimal sekali sebulan,”ujar alumnus Pondok Pesantren Al-Amien Prenduan, Madura ini. Bulan April 2009, sudah memberangkatkan dua kali jamaah umrah, imbuh Amin, sapaan akrab pria kelahiran 15 Juli 1968 di Masalembu, salah satu kepulauan di Madura. Satu jamaah, terdiri dari 48 orang. Pada 20 Mei 2009 ini, PT Amsa akan memberangkat satu bus, terdiri dari 48 orang jamaah umrah. Berkat kegigihan Amin, PT Amsa kini memiliki perwakilan hampir di semua daerah di Indonesia. Sebut saja misalnya, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, Kalimantan Barat. Selain itu Bali, Pangkal Pinang, Riau, Medan dan Makasar. Nama Amsa, oleh Amin diambil dari bahasa Arab, Amsaina. Artinya, hari senja. Mengapa? Karena perputaran hari itu berawal dari sinar senja, gelap. Selain itu, menurut Amin, kata ‘Amsa’ berasal dari doa yang dipanjatkan Rasulullah SAW. ‘Allahumma amsaina wa ashbahna.

Bagi Amin, Amsa mempunyai makna khusus. Apa khususnya? “Ia akronim dari nama si pemiliknya, Aminullah Tsamud. Sedangkan Nur, berasal dari nama sang istri, Nur Safirah.

Modal Doa Pendapat umum mengatakan, untuk mendirikan sebuah perusahaan dibutuhkan modal tidak sedikit. Namun keyakinan ini tidak berlaku bagi Amin. Saat Amin berada di persimpangan jalan, antara membuka usaha sendiri atau bekerja menjadi karyawan, suami Nur Safirah ini termenung sejenak, lantas berpikir, “Bila saya mempunyai keinginan mendirikan satu perusahaan, lalu harus menunggu memiliki modal besar, lantas kapan saya punya uang banyak? Sementara saya berasal dari keluarga miskin,” kenang Amin, dengan mata berkaca-kaca. Kalau ukurannya modal/dana dan lain semacamnya, Amsa tidak bisa berdiri. “Karena Amsa bermodal dari nol,” tandas ayah dari Ulfa Haramain, Adnan Hayati, Fadlurrahman dan Widda Abdillah. “Karena Amsa tak punya apa-apa,” imbuh putera tunggal pasangan Tsamud dan Madiyah ini. Menurut pria yang telah melanglang buana ke penjuru Eropa dan Asia ini, rahasia satu keberhasilan tidak selalu bisa diukur dari materi, melainkan kemauan. Bila materi menjadi tolak ukurannya, lanjut Amin, kita tidak dapat melangkah. Modal Amin mendirikan Amsa adalah doa. Dengan modal doa, Amin membuktikan, dirinya mampu mendirikan perusahaan tur dan travel. Saat bicara soal doa, sejurus kemudian Amin teringat pesan KH Idris Jauhari, Pengasuh Pondok Pesantren Al-Amien Madura, ketika dirinya hendak merantu ke Jakarta. “Min, nggak usah susah-susah. Enggak perlu kita ngemis-ngemis pada manusia! Kenapa? Yang, megang hati manusia itu kan Allah! Dekati kepada yang punya hati. Allah.” ungkap Amin, menirukan nasehat KH Idris.

Edisi 2/Tahun II/Tahun I/2009

55


[feature] >> anak

Agar Anak Menghargai Uang Umu Kalsum

Sejak dini, anak perlu diajarkan mengenal dan mengatur uang. Agar ia bisa menghargai pentingnya uang dan tidak menyianyiakannya. 56

Edisi 2/Tahun I/2009

ang! Siapa yang tidak kenal dengan uang. Dari kalangan tua hingga anak kecil, semua pasti mengenal uang. Sebegitu urgen dan besarnya pengaruh uang dalam kehidupan manusia, tak heran jika benda ini dikatakan sebagai raja dunia dan obat penenang hati manusia. Seluruh lini kehidupan pun tak ada yang lepas bersentuhan dengan uang. Bahkan dengan kehebatannya, uang bisa menjadi sumber kebaikan sekaligus kejahatan. Perkembangan agama sekalipun, juga tak dapat ditampik terjadi karena uang. Negara pesat cemerlang juga karena uang. Namun tak jarang pula nyawa melayang karena uang. Dalam sisi moral, segala amal perbuatan baik dan buruk bisa lahir karena uang. Mulia, amanah, ekonomis, serakah, pelit, boros dan sebagainya, semuanya berkait dengan uang. Jelaslah sudah, uang tak menjadi baik atau buruk dengan


[feature] sendirinya, namun tergantung kepada pemiliknya. Jika mampu dioperasikan dengan baik, maka uang akan menjadi baik. Begitu pula sebaliknya. Lalu bagaimanakah agar uang yang kita miliki bisa menjadi baik dan menarik kita kepada perbuatan yang baik? Tentunya diawali dengan keseriusan dalam mengaturnya. Bila uang sudah mampu dimanage (diatur) dan tertata rapi, penyakit hati dan sosial yang dilahirkan dari rahim uang akan dapat kita hindari. Pembiasaan memanage uang, alangkah baiknya bila dimulai sejak dini. Sebab, kebiasaan yang diajarkan sejak kecil, akan membekas pada anak hingga ia tumbuh dewasa kelak. Prosesnya dapat diawali dengan mengenalkan uang kepada anak. Menurut Konsultan Keuangan Keluarga Safir Senduk, masih banyak kalangan yang menganggap tak perlu mengenalkan anak kepada uang. Alasannya, mereka masih kecil. Padahal sebetulnya, sejak kecil pun anak sudah harus diajari tentang nilai uang. “Kelak anak akan bisa menghargai usaha keras yang harus dilakukan untuk mendapatkan uang, sekaligus mengatur keuangan,� ujar Safir. Tanpa upaya mengenalkan nilai uang dan cara mengaturnya dengan baik, imbuh Safir, anak akan berpikir bahwa selama ini orangtuanya selalu mendapatkan uang dengan mudah dan tanpa bekerja. Dengan begitu, anak akan selalu minta uang kepada orangtua tanpa berpikir susah payah dan bekerja keras orangtua untuk mendapatkan uang.

Bingung Memulai Banyak jenis pendidikan yang mudah orangtua ajarkan kepada anak. Tapi menyangkut urusan pendidikan keuangan, masih banyak orangtua yang bingung harus mulai dari mana. Menurut Safir Senduk, cara memulainya mudah sekali. Pertama-tama, kenalkan anak dengan uang. Ketika Anda memanggil seorang tukang jualan di depan rumah, berikan uang pembayarannya kepada anak, dan suruh ia yang membayar tukang jualan itu. Di supermarket atau restoran, mintalah

Mengatur Keuangan Mengajarkan anak bagaimana mengelola atau memanage uang memang susah-susah gampang. Untuk anak yang belum atau kurang mendapatkan pendidikan mengatur keuangan, Nathan Dungan menawarkan teori terbaru kreasinya yang cukup simpel. Pendiri Share Save Spend, sebuah organisasi yang membantu anak muda dan dewasa untuk memiliki kebiasaan manajemen uang yang baik, menuangkan idenya dalam buku Prodigal Sons and Material Girls: How Not to Be Your Child’s ATM, yang mencerahkan semua orang untuk bisa belajar menyeimbangkan antara pengeluaran dan menabung. Menurut Nathan, uang jajan layak diberikan kepada anak anda sejak umur lima tahun. Dan sejak itulah anak harus diajarkan untuk biasa menabung 25% dari uang jajannya, dan membagi 25% untuk kepentingan keluarga atau sebagai aksi sosial. Sisa 50% dari uang jajannya itulah yang boleh si kecil belanjakan. Nathan menambahkan sebuah trik khusus, terkait permintaan mendadak anak terhadap sesuatu yang dilihatnya saat menemani orangtuanya berbelanja. Sebelum hal semacam itu terjadi, orangtua harus telah membiasakan membuat peraturan agar si kecil memikirkan segala keinginan yang diminta 24 jam sebelumnya. Peraturan waktu sehari semalam itu, akan mengajarkan anak untuk tidak membeli apapun karena alasan emosi. Tetapi segalanya harus direncanakan, dan agar si anak mengerti kepuasan setelah menunggu. 4

si kecil membayarkan uang belanjaan kepada kasir. Tentunya, semua pemberian itu harus tetap dalam pengawasan orangtua. Semakin besar nilai uang yang dititipkan, semakin ketat pula pengawasan yang harus dilakukan kepada anak. Efek yang timbul dari cara ini adalah anak sudah mulai dibiasakan untuk memegang uang, dan ia sudah mulai menganggap bahwa uang yang ia pegang itu memiliki nilai. Khususnya karena ia melihat sendiri bahwa uang yang ia pegang bisa dipakai untuk membayar sesuatu. Pertanyaan berikutnya, kapan waktu terbaik memperkenalkan si kecil dengan uang? Menurut Safir, waktu yang paling tepat adalah ketika anak berusia 3-5 tahun. Sebab pada usia empat tahun, biasanya anak sudah ada yang mulai bersekolah. Ketika anak mulai terbiasa memegang

Pembiasaan memanage uang, alangkah baiknya bila dimulai sejak dini.

Edisi 2/Tahun I/2009

57


uang, tiba waktunya orangtua mengajarkan tentang besar kecilnya nilai uang. Mungkin bisa dimulai dari uang seratus hingga seribu rupiah. Lalu pelan-pelan kenalkan lima, sepuluh ribu, sampai duapuluh ribu rupiah. Berbarengan dengan pendidikan ini, orangtua sekaligus mengajarkan matematika sederhana kepada anak. Setelah anak mengerti besaran uang, barulah orang tua dapat mengajarinya mengatur jumlah uang saku, mengajari anak kreatif bekerja untuk menghasilkan uang, menabung, membuat anggaran keuangan, dan bersedekah. Jika semua proses ini sukses dijalankan, maka anak kelak akan bisa menghargai uang, dan mampu mengatur pengeluaran keuangannya sendiri secara baik. Akhirnya pendidikan kemandirian pun tergapai.

Proses Mendidik Keuangan Anak • • • • • •

Kenalkan anak arti dan fungsi pentin uang sejak dini Atur jumlah uang sakunya Ajak anak bekerja Ajar anak menabung Ajak anak membuat anggaran sederhana Ajar anak menyumbang dan beramal baik Setelah anak

mengerti besaran uang, barulah orang tua dapat mengajarinya mengatur jumlah uang saku, mengajari anak kreatif bekerja untuk menghasilkan uang, menabung, membuat anggaran keuangan, dan bersedekah.

58

Uang Saku Selain belajar mengenai nilai nominal secara sederhana dan fungsi uang, anak pun harus diajari bahwa kalau membutuhkan sesuatu, perlu ada usaha dulu dan untuk berbelanja juga harus ada rencana. Hal ini menurut Psikolog Sri Triatri sangat penting, mengingat pendidikan tentang usaha perlu diketahui anak agar ia mengerti bahwa semua orang memiliki uang yang terbatas. Sekaligus mendidik anak untuk belajar mengelola uang. Tentu saja, untuk itu anak perlu memiliki uang sendiri. Triatri melihat, mulai usia tiga tahun, anak sudah bisa diberikan uang saku. Soal berapa besar jumlahnya, tergantung kondisi keuangan orangtua dan kebutuhan anak. “Untuk anak usia prasekolah, jumlah nominalnya tak perlu besar,” ujarnya. Yang terpenting pemberiannya tetap dan teratur. Dengan demikian, anak memiliki kesem-

Edisi 2/Tahun I/2009

ibnu/qalam

[feature]

patan untuk mengatur pengeluarannya, dan merencanakan memilih barang yang diinginkannya dan memang penting. Ia pun akan belajar hidup sesuai dengan “penghasilan”nya, dan memupuk kebiasaan menabung untuk membeli sesuatu yang lebih mahal. “Pengelolaan ini menjadi tanggung jawab anak sepenuhnya. Tentu saja dengan bimbingan orangtua,” imbuh Triatri. Tapi, uang saku ini, kata Triatri, jangan disamakan dengan uang jajan. Tujuan pemberian uang saku kepada anak bukanlah untuk jajan. Tapi agar anak dapat menabung dan mengelola uangnya sendiri. Jika orangtua memberikan uang pada anak balita dan mengatakan itu adalah uang jajan, seolah-olah anak dapat bebas membelanjakannya untuk jajan, sehingga ia bisa salah mengelola uang. Penggunaan istilah uang jajan, menurutnya, lebih baik diperkenalkan bila anak sudah duduk di kelas tiga atau empat SD. “Kasihan juga kalau anak tak pernah jajan. Apalagi kalau ia melihat temannya banyak yang jajan,” jelas Triatri. Orangtua penting memberi tahu anak berapa jatah uang jajannya, dan bagaimana memilih jajanan yang bersih. Orang tua, lanjutnya, juga jangan selalu memberi uang menurut permintaan anak. Bisa-bisa, si anak selalu bergantung pada keinginannya, dan tak bisa mengatur pengeluarannya karena ia tak tahu berapa jumlah uang yang bisa ia perhitungkan. 4


[opini]

>> pendidikan

dok.pribadi

Urgensi Pendidikan Multikultur

Hasan Basrie Alcaff

Berbicara tentang pendidikan multikultural, tak ubahnya kita membedah isi perut Indonesia secara substansial. Dengan menggunakan perbedaan-perbedaan kultural yang ada pada siswa, seperti beda etnis, agama, bahasa, jenis kelamin, kelas sosial, ras, kemampuan, dan umur, proses belajar dapat diaplikasikan secara efektif dan mudah. Dengan pendidikan multikultural, karakter siswa akan dilatih dan dibangun untuk mampu bersikap demokratis, humanis dan menerima keragaman. Atau dalam bahasa lain, “sambil menyelam minum air”. Artinya, selain mudah memahami, menguasai dan mempunyai kompetensi yang baik terhadap mata pelajaran, siswa juga diharapkan mampu untuk selalu bersikap dan menerapkan nilai-nilai demokrasi, humanisme dan keragaman di dalam maupun luar sekolah. Di Eropa, Amerika dan negara-negara maju lainnya, strategi pendidikan multikultural telah berkembang sejak lama. Strategi ini merupakan pengembangan dari studi interkulturalisme. Dalam perkembangannya, studi ini menjadi sebuah studi khusus tentang pendidikan multikulturalisme, yang awalnya bertujuan agar populasi mayoritas dapat bersikap toleran terhadap para imigran baru. Studi ini juga memiliki tujuan politis, sebagai alat kontrol sosial penguasa terhadap warganya, agar kondisi negara aman dan stabil (Montalto, 1978; Gollnick dan Chinn, 1998). Penerapan strategi pendidikan multikultural menjadi kian penting, khususnya

ibnu/qalam

(Dosen STMIK Raharja & STIBA Lepisi Tangerang, Mahasiswa Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Jakarta)

dalam upaya memberantas diskriminasi dan meminimalisasi konflik. Sebab secara inheren, dalam diri setiap individu terdapat “hasrat” atau “keinginan” (ambisi), yang dengannya manusia cenderung berdaya upaya mewujudkannya. Dalam perspektif sosial, kepentingan ini menjadi communal consciousness atau kesadaran komunal untuk meraih keinginan bersama dalam sebuah lokus. Masalahnya, banyak cara negatif yang dilakukan demi menggapai kepentingan itu. Strategi dan intrik yang tidak beradab (uncivilized) pun digunakan. Hasilnya, tujuan-tujuan universal dari organisasi sebagai wider zone target, seperti pengembangan masyarakat (society empowerment) yang demokratis dan terwujudnya keadilan menuju kemaslahatan bersama (mashlahat al-‘âmmah) pun terkikis. Akibatnya, muncullah group empowerment, yang hanya menguntungkan kelompoknya sendiri. Dalam upaya meminimalisasi konflik, peran pendidikan multikultural menjadi urgen. Tapi masih diperlukan dukungan penanaman kesadaran kepada masyarakat terhadap keragaman (plurality), kesetaraan (equality), kemanusiaan (humanity), keadilan (justice), dan nilai-nilai demokrasi (democration values) dalam beragam aktivitas sosial. Secara garis besar, wacana multikulturalisme berupaya untuk memahami perbedaan yang ada pada sesama manusia. Serta bagaimana agar perbedaan itu diterima sebagai hal yang alamiah (natural/Sunnatullâh), dan tidak menimbulkan tindakan diskriminatif. Sebab diskriminasi adalah cermin dari buah pola perilaku dan sikap hidup masyarakat yang suka iri hati, dengki, dan buruk sangka (su’udz-dzan). 4

Edisi 2/Tahun I/2009

59


[ceritasampul] >> agama

Bola Salju Ateisme

Tata Septayuda

Resah dan kecewa terhadap Kristen, banyak penganut agama itu di Barat, menyatakan dirinya keluar dari agamanya. Fenomena ateisme pun kian membukit. 60

Edisi 2/Tahun I/2009

khir Maret lalu, sekitar 100.000 orang Inggris dikabarkan mendownload Certificate of de-Baptism menyatakan diri keluar dari agama Kristen melalui internet. Inisiatif penyebaran formulir ini muncul dari kelompok yang menamakan dirinya National Secular Society (NSS). Di samping terobosan melalui internet, kelompok ini juga rajin mengkampanyekan gagasan lewat iklan di bus-bus umum di Kota London, dengan tulisan provokatif “Mungkin Tuhan Tidak Ada. Jangan Khawatir dan Nikmati Hidup Anda.” “Kami juga mencetak sertifikat dari kertas kulit, dan sampai sekarang sudah terjual 1.500 lembar. Satu lembarnya seharga tiga poundsterling,” tutur Presiden NSS Terry Sanderson (58). Seorang warga Kota London, John Hunt (58), mengaku tertarik dengan kampanye ini. Karena kecewa telah dibaptis menjadi Kristen tanpa sekehendak dirinya saat masih kecil. Menurut tradisi keluarganya, seorang anak harus dibaptis saat berusia lima tahun.


[ceritasampul] Hunt meminta seorang pendeta untuk menghapus namanya di Gereja Inggris. “Prosedur penghapusan nama baptis harus dengan memasang pengumuman di harian London Gazette,” ujar Hunt menirukan tanggapan pendeta itu. Begitulah mereka memberi peraturan, agar orang sulit keluar dari jerat gereja, dan tidak mengkonversi diri ke dalam agama lain. Warga lainnya, Michael Evans (66), sangat kesal dengan tradisi pembaptisan terhadap anak-anak kecil. Menurutnya, tradisi itu termasuk bentuk pelecehan anak. Evans pernah menggugat agar baptis dirinya dibatalkan. Tapi Gereja Inggris menyatakan bahwa pihaknya tidak berwenang untuk menghapus catatan baptis seseorang. “Pernyataan keluar dari baptis adalah urusan individu dengan Tuhan,” tutur juru bicara gereja kepada AFP.

Akumulasi Kekecewaan Kampanye de-bapstisme memang tengah marak di Inggris. Penyelenggara kegiatan ini menyatakan, bahwa tindakan mereka merupakan respon semakin ketatnya peraturan gereja yang mengungkung umat Kristen Inggris. Saat kunjungan ke Afrika beberapa waktu lalu, penggiat debapstisme kian kecewa dengan pernyataan Paus Benediktus XVI yang menganggap alat kontrasepsi kondom sebagai biang menyebar penyakit. Perilaku politis Gereja Katolik saat ini sedang menemukan momentumnya untuk dipermasalahkan, tutur Sanderson. Di negara-negara mayoritas Katolik itu, ada keinginan untuk memberi pelajaran kepada gereja dengan cara meninggalkan mereka. Terlebih jika terjadi di negara dengan 72 persen penduduk yang menyatakan dirinya

Banyak penelitian membuktikan, semakin nyaman seseorang, maka akan semakin jauhlah ia dari Tuhan.

Mengapa Banyak Ilmuan Menjadi Ateis? SURVEI yang dimuat di majalah “Scientific American”, edisi September sepuluh tahun lalu menyebutkan, 90% rakyat Amerika ternyata masih percaya Tuhan. Dan persentase ini merupakan yang tertinggi di antara negara-negara Barat lainnya. Sedangkan yang terendah adalah Perancis dengan 32%. Tapi, di antara para ilmuan Amerika, hanya 10% yang mempercayai adanya Tuhan. Dalam studi lain yang dimuat di majalah Nature disebutkan, bahwa dari seluruh anggota National Academy of Science atau LIPI-nya Amerika, hanya 7% yang mempercayai adanya Tuhan. Sementara dalam studi lain (Michael Shermer, 1999) disebutkan, semakin elit sebuah sekolah, biasanya akan semakin banyak para profesornya yang ateis. Analisis umum yang bermunculan menilai, fenomena tingginya tingkat ateisme para ilmuan pintar itu, disebabkan oleh banyak sebab, di antaranya kecemburuan para ilmuan yang secara sosial tidak memiliki pengaruh sebesar kalangan agamawan, padahal secara kemampuan otak mereka lebih pintar. Atau kecenderungan elitisme sosial, karena kalangan ateis cenderung berada di lingkungan kaum-kaum tertentu, seperti kaum ilmuan, maka menjadi ateis merupakan kebang-

gaan untuk semakin elit. Peers pressure, atau tekanan sejawat juga mungkin mempengaruhi. Sebab, kebanyakan para ilmuan di Barat memang cenderung ateis, dan membuat ilmuan yang “beriman” akan “malu” menunjukan keimanannya. Ateisme mereka mungkin juga disebabkan oleh secure atau kenyamanan. Banyak penelitian membuktikan, semakin nyaman seseorang, maka akan semakin jauhlah ia dari Tuhan. Dalam tatanan sosial, masyarakat dengan tingkat ketidakpastian kehidupan yang tinggi, biasanya cenderung semakin religius, dibanding masyarakat yang hidup dalam tingkat ketidakmapanan sosial. Hal objektif yang umum diketahui, jabatan profesor di Amerika adalah jabatan paling “aman” di dunia. Karena, gaji mereka sangat besar, dan mereka juga mendapat jaminan kehidupan seumur hidup. Kenyamanan itulah yang mungkin membuat mereka menjadi ateis. Sementara penelitian lain megindikasikan, semakin pinter seseorang, akan semakin kritislah ia terhadap dogma agama. Yang kemudian cenderung akan semakin meningkatkan keraguannya terhadap Tuhan. 4

Edisi 2/Tahun I/2009

61


[ceritasampul]

Logo Atheis Kebanyakan dari kaum murtad Kristen memilih untuk tidak beragama, melakukan pencarian spiritual yang lebih relevan dengan kondisi diri mereka saat ini, atau memilih menjadi atheis.

Kristen, seperti Inggris. Akumulusai kekecewaan terhadap geraja selama ini, dianggap penyebab utama masyarakat Inggris mendukung upaya dan gerakan de-baptism. Pakar Theologi Paul Murray dari Universitas Durham tidak sependapat dengan kesimpulan tersebut. “Itu bukan pengalaman saya,” tuturnya. Namun ia mengakui, di Inggris kini tengah terjadi arus perubahan terhadap iman orang-orang Kristen. “Kita hidup di suatu masa di mana Katolikisme dan kepercayaan lainnya diperdebatkan publik sejajar dengan para penganut pluralis dan sekularis,” imbuhnya. Di Spanyol, Mahkamah Agung memenangkan tuntutan status seorang pria dari Valencia bernama Manuel Blat yang menyatakan dirinya telah keluar dari baptis. Di Italia, the Italian Union of Rasionalist and Agnostic (UAAR) memenangkan tuntutan mereka atas hak untuk keluar dari baptiss pada tahun 2002. Dalam situsnya mereka juga bersedia membantu orang-orang yangg ingin keluar dari baptis dengan menulis di sebuah kolom yang tersedia. Menurut sekretaris UAAR Raffaelle Car-cano, hingga saat ini, formulir yang ditampil-kan di situsnya telah diunduh oleh 60.000 0 pengunjung sepanjang empat tahun terakhir. Ia mengaku, sekurang-kurangnya 2000 orang setiap bulan menulis formulirr de-Baptism. Di Argentina, kelompok seku-laris mengajak murtad bersama dengan mengusung slogan de-baptisme dengan jargon “Tidak atas Nama Saya”. Walau mendapat tekanan dari banyak k

pihak, khususnya kalangan konservatif Kristen, tuntutan legalisasi gerakan debaptisme terus diperjuangakan. Sanderson meminta kepada negara-negara Eropa lainnya untuk melegalkan aksi tersebut. Sementara ini, kebanyakan dari kaum murtad Kristen itu memilih untuk tidak beragama, melakukan pencarian spiritual yang lebih relevan dengan kondisi diri mereka saat ini, atau memilih menjadi ateis. Demokrasi yang menjamin mereka bebas menyatakan pendapat, termasuk mengemukakan keyakinan, mendorong banyak dari mereka untuk membanggakan keyakinan barunya. Khususnya ‘ketidakberagamaan’, juga ‘ketidak-bertuhanan’ (ateis). Dan fenomena bangga menjadi ateis pun rebak seperti jamur di musim hujan. Blog-blog maupun situs-situ internet, yang dikelola individu maupun kelompok, yang menyuarakan kebanggaan mereka menjadi ateis ramai bermunculan. Seperti http:// atheistnexus.ning.com/, http://atheistnexus.org, dan lain-lain. Para pembangga ketidak-bertuhanan itu, kebanyakan datang dari kalangan umat Kristen, yang memang cenderung tidak puas dengan doktrin agama maupun sistem pengelolaan agama oleh para agamawan Kristen. Dan tajamnya peningkatan kecenderungan ateisme ini, menjadi bola salju yang kian membesar dan memprihatinkan. Tentu menjadi PR para agamawan di sana untuk mengintrospeksi kinerjanya. 4

Certificate of de-babtism

62

Edisi 2/Tahun I/2009


[opini]

>> keluarga

Ketika Pasangan Berbeda Usia Agung R. Harmoko Spi. (Dosen dan Konsultan Psikologi, Anggota HIMPSI Jaya)

flickr.com

eski terdengar naif, walau bukan harga mati, usia sering menjadi pertimbangan dalam menentukan pilihan, bahkan tak jarang menjadi penghalang seseorang untuk mengekspresikan perasaan cintanya kepada pasangan. Banyak orang berpikir, bahwa membina hubungan rumahtangga dengan perbedaan usia, akan menemukan banyak hambatan. Terlebih dalam tradisi sosial dan budaya Timur, sudah rebak anggapan bahwa pasangan yang ideal adalah yang usia laki-laki lebih tua dari pasangan wanitanya. Memang, perbedaan usia sering dan bisa menimbulkan masalah, karena adanya perbedaan kondisi fisik dan psikis. Tapi, perbedaaan usia bukan berarti akan menimbulkan perbedaan dalam pemikiran. Pasalnya, dalam bahasa psikologi dikenal istilah cronological age, atau usia kalender pertumbuhan yang menilai bahwa wanita memiliki kematangan pribadi lebih cepat daripada pria seusianya. Bahkan secara psikologis, wanita cenderung memiliki kedewasaan dua tahun lebih maju dari usia sebenarnya. Terlepas dari perbedaan, untuk urusan cinta, selalu saja ada persamaan. Yaitu persamaan semua orang yang mengalaminya untuk merasakan aneka perasaan indah dan bahagia ketika cinta berlabuh di hatinya. Dalam keputusan menentukan pasangan hidup, hal utama yang harus dilakukan adalah menggali kesamaan-kesamaan itu, bukan beda usia yang dikedepankan. Yang penting dan dibutuhkan untuk menjaga hubungan sekali untuk selamanya, adalah adanya komitmen dan kesetiaan, tujuan dan usaha memahami kekuatan, serta menerima kelemahan–kelemahan masingmasing pasangan. Sebab, dunia tak selalu sempurna, selalu saja ada koreksi. Untuk itu, buatlah hubungan yang indah agar kebahagian abadi tercapai.

Kesiapan Mental Ketika memutuskan untuk memilih pasangan yang lebih tua, seseorang tentunya telah menyadari dan memahami kendala yang akan dihadapinya kelak. Karena itu, saat timbul masalah dalam hubungan rumahtangga mereka, maka tak arif jika mereka malah saling menyalahkan. Salah menyalahi hanya akan makin membebani pasangan masing-masing. Yang perlu selalu dilakukan adalah membangun komunikasi terbuka, agar pemahaman dan pengertian terhadap situasi atau suatu hal dapat terjaga, dan tak ada lagi rahasia di antara mereka. Rasa curiga juga tiada. Resiko menjalin sebuah hubungan rumahtangga adalah kesiapan menghadapi perubahan. Dalam hubungan beda usia, superioritas dari salah satu pasangan rentan muncul, khususnya dari pihak yang lebih tua. Ketika gejala ini timbul, masing-masing pihak hendaknya segara berupaya untuk mendiskusikan segala hal dengan bijak dan terbuka. Atau melakukan proses negosiasi dengan sikap dewasa dan proaktif menyikapi masalah yang ada. Kendala umum yang biasa terjadi dalam hubungan beda usia adalah rasa sungkan. Agar keharmonisan terjalin, sikap sungkan untuk mengekspresikan perasaan dan kasih sayang terhadap pasangan yang personalnya berbeda usia, harus dihilangkan. Sebab, ekspresi perasaan cinta dan kasih sayang sangat dibutuhkan untuk menopang kekuatan rumahtangga. Dan beda usia, tak boleh menjadi alasan yang menghalangi seorang suami untuk bersikap romantis dan sering mengungkapkan, �Aku sayang kamu,� kepada istri tercintanya walau berusia lebih tua. 4

Edisi 2/Tahun I/2009

63


[feature] >> pendidikan

Langkah Cepat Menguasai Buku

Novie Chamelia

Kalau dilakukan dengan baik dan benar, membaca bisa menjadi aktivitas yang sangat mengasyikkan, di samping positif. Dengan cara membaca yang benar, waktu pun terhematkan. 64

Edisi 2/Tahun I/2009

qra! (Bacalah), begitu Allah SWT menitahkan agar umat Islam dapat membiasakan diri untuk membaca, mengkaji dan meluaskan wawasan dengan ilmu. Namun, sebagian orang menganggap, membaca sebagai pekerjaan yang sangat membosankan, apalagi jika dilakukan dengan terpaksa. Kadangkala sering ditemui, banyak mahasiswa yang merasa stres dan memiliki beban mental ketika harus mengerjakan tugas membuat makalah. Sebab, sebagai syarat menghasilkan tulisan yang berkualitas, harus membaca beberapa buku atau tulisan yang sesuai dengan tugas yang diberikan. Tetapi, membaca bisa menjadi mengasyikan ketika motifnya sebagai pelarian. Misalnya karena kita tak bisa tidur, membaca bisa menjadi solusi. Atau mungkin juga ketika kita “mati gaya�, misalnya saat sendirian di angkutan umum dengan waktu yang lama, plus macetnya yang luar biasa.


[feature] Kecenderungan membaca buku pilihan juga beragam. Ada orang yang suka bukubuku serius atau berat, dan ada pula hanya suka bacaan atau buku yang ringan-ringan. Secara umum, ketika membaca telah menjadi kebutuhan, baik karena hobi, tuntutan, atau terpaksa, kendala besarnya terletak pada bagaimana kita bisa membaca dengan renyah, asyik dan cepat. Hingga apa yang menjadi tujuan dari membaca bisa tercapai. Soedarso, penulis buku Speed Reading (Sistem Membaca Cepat dan Efektif), salah satu kunci awal sebelum sukses membaca cepat adalah keharusan kita untuk membaca sesuai tujuan awal diri kita. Umumnya, tujuan membaca adalah untuk memperoleh informasi atau sekadar bersantai. Yang utama diupayakan, imbuh Soedarso, kita tak boleh diperbudak oleh apa yang tercetak dalam bacaan atau buku, dan hanya membaca semua kata yang ada. “Kita harus berani menjadi tuan, dan bacaan itulah yang menjadi budak kita. Bukan sebaliknya,” tegasnya. Oleh karena itu, semua orang harus berani membuat prioritas membaca, dan jangan asal membaca. Karena hanya asal membaca, akan membuang waktu kita yang terbatas. Maka, kategorisasi dalam membaca akhirnya mutlak dilakukan. Artinya, kita harus menetapkan, apa yang dapat menambah informasi, meningkatkan studi, karir dan pekerjaan. “Kita juga harus menetapkan, apa yang tidak menarik dan tidak berguna bagi diri maupun tugas kita,” tegas Soedarso. Ketika menghadapi buku, langkah awal sebelum membacanya adalah skimming, atau survei selama satu atau dua menit. Hal ini akan memudahkan kita memilah bagian penting dan tidak penting dalam sebuah buku. Menurut Soedarso, skimming merupakan jurus ampuh dalam membaca cepat. Skimming antara lain meliputi: memperhatikan judul, sub judul, bagian-bagiannya, paragraf, gambar, hingga tabel sebagai satu kesatuan, memperhatikan judul dengan seksama, apa implikasi-implikasinya, dan melihat pembagian-pembagian selanjutnya untuk mendapatkan apresiasi

struktur tulisan. Untuk menguasai buku, imbuh Soedarso, setiap pembaca harus menguasai ide pokok dan tidak terjebak kepada contoh yang bertele-tele. Ide pokok itu bisa ditemukan dalam buku secara keseluruhan buku, bab, sub bab, bahkan paragraf. Kemampuan menangkap ide pokok, merupakan tahapan pertama memajukan pemahaman. Untuk mendapatkan ide

Kemampuan menangkap ide pokok, merupakan tahapan pertama memajukan pemahaman.

Hambatan Membaca Ada beberapa hal yang menghambat kecepatan baca seseorang. Bentuk hambatan ini ada yang disadari namun seringkali tidak disadari oleh pemiliknya. 1. Sulit berkonsentrasi. Ketika kita tidak konsentrasi, maka informasi yang diterima oleh mata kemudian diteruskan ke otak, tak mendapat perhatian cukup. Sehingga kita kehilangan pemahaman dari bahan bacaan dan harus mengulangnya berkali-kali. Pengulangan ini disebut regresi, dan merupakan salah satu kebiasaan yang perlu dihilangkan jika kita ingin memperbaiki kecepatan baca. 2. Rendahnya motivasi. Banyak orang membaca tapi tidak memiliki motivasi kuat atas bahan yang dibaca. Motivasi yang kurang ini, secara mental akan membuat kita cenderung membaca dengan lambat, dan otak tidak dirangsang untuk bekerja atau memahami apa yang kita baca. 3. Khawatir tidak memahami materi yang dibaca. Rasa khawatir bisa muncul seperti saat kita menjelang ujian, dan dituntut membaca bacaan setumpuk. Karena dianggap terlalu berat, maka kita benar-benar kesulitan memahaminya. Rasa khawatir harus dihilangkan agar kita bisa membaca dengan tanpa beban, tanpa paksaan. 4. Kebiasaan buruk dalam membaca. Seperti vokalisasi (membaca sambil bersuara), sub vokalisasi (membaca dalam hati), gerakan bibir, gerakan kepala, dan regresi (mengulangi kembali kata-kata yang sudah lewat dibaca). 4 [muhammad noer] pokok dengan cepat, kita harus berpikir bersama penulis. Langkah yang dilakukan adalah membaca dengan mendesak, yaitu dengan tujuan mendapatkan ide pokok. “Jangan baca kata perkata, tapi serap ide. Bergerak lebih cepat, tapi jangan kehilangan pengertian,” tandas Soedarso. Persoalan penting berikutnya, ketika membaca buku non-fiksi, imbuh Soedarso,

Edisi 2/Tahun I/2009

65


[feature] Metode membaca cepat, merupakan semacam latihan untuk mengelola proses penerimaan informasi.

adalah membuat catatan yang berkaitan dengan buku yang kita baca. Catatan ini diperlukan karena ada sesuatu yang menarik dalam bacaan dan sangat kita perlukan, atau harus selalu kita ingat-ingat. Pokok yang patut dicatat, meliputi elemen-elemen kunci: ide sentral, soalsoal besar, tujuan dan asumsi pengarang tentang segi-segi tertentu, serta detail dan fakta yang spesifik. Metode membaca cepat, merupakan semacam latihan untuk mengelola proses penerimaan informasi. Seseorang akan dituntut untuk membedakan informasi yang diperlukan atau tidak. Informasi itu kemudian akan tersimpan di dalam otaknya. Berdasarkan informasi yang sudah disimpan itulah kemudian seseorang akan membaca buku berikutnya. Ketika membaca buku berikutnya, informasi yang su-

Kebiasaan Buruk dalam Membaca 1. Vokalisasi, atau melafalkan apa yang kita baca. Dengan melafalkan sesuatu, maka kecepatan membaca akan sama dengan kecepatan berbicara. Berapa kecepatannya? Kirakira hanya 200-250 kata permenit, disingkat WPM (Word Per Minute), atau 400-500 wpm jika kita sudah terlatih membaca, dan maksimal bagi mumpuni membaca cepat mencapai 750-1000 wpm. 2. Sub vokalisasi, atau membaca di dalam hati. Dengan cara ini, dampaknya kurang lebih sama dengan vokalisasi. Kecepatan baca akan sama dengan kecepatan berbicara. 3. Gerakan bibir. Ada orang yang suka membaca tanpa bersuara, tapi bibirnya bergerak-gerak seperti orang tengah berbicara atau melafalkan sesuatu. Buruknya sifat ini sama menghambat kecepatan membaca. 4. Gerakan kepala, atau menggerakkan kepala mengikuti kata demi kata yang ada dalam bahan bacaan. Kebiasaan ini menghambat kecepatan baca, karena pergerakan kepala sebenarnya kalah jauh dengan pergerakan mata. 5. Regresi (pengulangan ke belakang). Atau membaca suatu kalimat atau paragraf, kemudian karena tidak yakin atau paham dengan isinya, maka kita mengulang membaca kalimat atau paragraf yang sama. Bayangkan jika dalam satu halaman saja kita melakukannya 10-15 kali, berapa banyak waktu yang telah kita buang. 4 [muhammad noer]

66

Edisi 2/Tahun I/2009

dah diterima ketika membaca buku sebelumnya, tentu tak akan dibaca ulang. Dengan demikian, semakin banyak orang membaca buku, mestinya akan semakin cepat kemampuan bacanya. “Ibarat kendaraan bermotor, jika kita sudah masuk ke persneling (gigi) dua, maka kita bisa meningkatkan ke gigi tiga, empat dan seterusnya,� kata Anugerah Pekerti, pendiri Pusat Pembelajaran Mandiri Sapiens. Sebaliknya, imbuh Pekerti, seseorang yang terpaku untuk terlalu lama membaca hingga terjebak membaca seluruh buku secara detail, akan terus berada dalam kecepatan tersebut. “Ibaratnya, ia hanya akan mampu pada gigi satu, yang tak bisa tiba-tiba dipindah ke gigi empat atau lima,� pungkasnya. 4


>> agama

[feature]

Dakwah Efektif Kaum Muallaf Sofyan Badrie ejak duduk di bangku Sekolah Rakyat (SR) pada tahun 1950-an, di desa Tanjung Belang, Kabupaten Karo, Sumatera Utara, Tama Sembiring kecil memang sudah sangat berminat dan menyenangi pelajaran sejarah. Nilai-nilai pelajaran itu pun selalu ia raih dengan bagus, antara delapan dan sembilan. Dan dari pelajaran dan kajian sejarah itulah hatinya terketuk hidayah Islam. Ia mendapati bagaimana bagusnya Islam dalam ukiran sejarah penyebarannya yang penuh kedamaian, dan dijalankan penganutnya dengan penuh simpati. Sejak lama, ia sering mengamati perilaku, tindak-tanduk, dan perangai beberapa gelintir orang Muslim di kampungnya. “Kok beda sekali dengan perangai kalangan orang non-Muslim,” cetus pria kelahiran 1938 ini. Lahir dari keluarga petani yang belum beragama, atau penganut tradisi lokal Batak, Pelbegu, membuat Tama sering bimbang. Saat duduk di sekolah dasar, ada peraturan pemisahan tempat duduk berdasarkan agama. Karena dianggap belum beragama, Tama harus duduk di barisan bangku murid yang tidak beragama. Ia gamang, “Saya termasuk bagian mana? Jika orang lain jelas agamanya, lalu saya bagaimana?” Setelah merefleksikan diri dan melakukan kontemplasi, anak bungsu dari enam bersaudara ini bermusyawarah dengan beberapa kawan senasibnya yang sama-sama merasa tersisihkan. Hingga kemudian bersama enam kawannya, Tama bersepakat hendak menganut Islam pada tahun 1955. Remaja 15 tahun itupun diberi nama Islam, Muhammad Taher Tama Sembiring. Setelah memeluk Islam, Tama sangat giat berdakwah. Walau menyadari masih dangkalnya ilmu keislaman yang dimiliki, tapi tak lekas surut ghîrah (semangat) jihadnya kepada Islam. “Banyak teman yang saya Islamkan. Barangkali lebih dari seratus hingga 200 orang,” papar pendiri Universitas

Kian menyebarnya Islam ke penjuru dunia, salah satu faktornya adalah peran kaum muallaf yang gencar menyosialisasikan keyakinan barunya di lingkaran hidup mereka. Dakwah pragmatis mereka, sangat efektif menggaet para muallaf baru. Mereka adalah aset dakwah Islam.

Edisi 2/Tahun I/2009

67


[feature] Orang yang men-

Tama, Jagakarsa, Jakarta Selatan itu.

dapatkan hidayah Islam atau disebut muallaf, juga bisa dianalogikan dengan orang yang menemukan sinyal dan akses untuk berkomunikasi.

68

*** Ibarat jalan, hidayah adalah petunjuk dan rambu-rambu yang memandu kita untuk sampai tujuan. Agar petunjuk dan rambu-rambu berfungsi, orang yang hendak sampai ke tujuan harus mempersiapkan diri untuk mematuhi petunjuk dan ramburambu yang ada. Tanpa ketaatan dan kepatuhan, maka petunjuk dan rambu-rambu tak ada manfaatnya. Orang yang mendapatkan hidayah Islam atau disebut muallaf, juga bisa dianalogikan dengan orang yang menemukan sinyal dan akses untuk berkomunikasi. Dengan sinyal itu, ia dapat berkomunikasi dengan Allah, memohon kepada-Nya agar memandu dirinya selama dalam perjalanan. Dan sinyal masing-masing orang berbeda kekuatannya, berdasarkan jauhdekatnya ia dari sumber pemancar. Agar sinyal yang dikirim dari pemancar dapat kita tangkap, maka pekerjaan pertama adalah menyiapkan pesawat yang dapat menangkap sinyal. Tanpanya, maka sinyal tidak mungkin menghampiri kita. Buya Hamka pernah melukiskan, hidayah itu ibarat pesawat terbang. Kalau landasannya sederhana, bisa jadi yang mendaratnya akan seperti helikopter. Jika landasannya agak bagus, kira-kira pesawat sejenis capung yang akan mendarat. Kalau makin baik lagi landasannya, minimal sekelas pesawat Twin Otter akan mendarat. Semakin mantap dan khas landasannya, maka bisa jadi pesawat cassa atau jumbo jetlah yang bakal mendarat. Sementara Prof. Dr. M. Quraish Shihab, pakar ilmu tafsir di Indonesia, bahkan satusatunya mufassir di Asia Tenggara, menilai seringkali cahaya petunjuk (hidayah) itu datang secara tiba-tiba. Tanpa disertai analisis, bahkan kadang tak terpikirkan sebelumnya. Kedatangannya bagaikan kilat, baik dalam sinar maupun kecepatannya. Sehingga manusia tak dapat menolak kehadirannya, namun tak juga dapat mengundangnya. Potensi untuk meraih cahaya petunjuk Allah itu ada di dalam diri setiap insan, walaupun peringkat kekuatannya berbeda-beda.

Edisi 2/Tahun I/2009

Ada yang sedemikian kuat, sehingga tak ubahnya seperti informasi yang didapat oleh indera. Si penerima akan begitu yakin. Tapi ada juga yang begitu lemah, hingga tak dapat dirasakan oleh di penerima, atau bahkan tak jarang tidak diaku kehadirannya. Dalam surah an-Nûr [24] ayat 35, alQur`an melukisan cahaya ilahi yang menerangi langit, bumi dan isinya itu, bagaikan pelita yang diletakkan dalam lubang satu tembok yang tak tembus. Angin pun tak dapat menerpa untuk memadamkannya. Pelita itu berkaca, bening kacanya bagai mutiara. Minyak yang menyalakan apinya adalah minyak zaitun yang istimewa. Yang pohonnya tumbuh di puncak bukit, sehingga tak pernah luput dari cahaya matahari, baik ketika terbit maupun saat dalam perjalanan terbenam. Minyaknya selalu hampir menyala, walau tak disentuh api. Nûr ’alâ nûr. Cahaya di atas cahaya.

Ciri Hidayah Semua manusia dilahirkan dalam keadaan fitrah, suci tanpa dosa. Tetapi per-

Aset Dakwah Kata ”muallaf” yang mungkin begitu populer di telinga kita, sesungguhnya hanya disebut al-Qur`an hanya dalam satu ayat. Yaitu surah at-Taubah [9] ayat 60, ”Sesungguhnya zakat-zakat itu hanyalah untuk orang-orang fakir, orang-orang miskin, pengurus-pengurus zakat, dan para muallaf yang dibujuk hatinya…” Meski hanya dibicarakan dalam satu ayat, tapi terlihat gamblangnya Allah menempatkan konteks muallaf dalam tubuh umat Islam. Yaitu, statusnya yang harus ditempatkan dalam konteks sosiologis dan hubungan kemasyarakatan dengan baik. Saat mengamati, berkomunikasi dan bergaul dengan mereka, sudah seharusnya kita mengetahui psikologi para muallaf. Secara sosiologis, dalam konsepsi Islam, mereka adalah sahabat-sahabat dan saudara-saudara kaum muslim. Sebagai


[feature] jalanan hidup, kadangkala membelokkan kita dari jalan-Nya yang hakiki. Ada orang yang sudah tertutup jalan hidayahnya sejak lahir karena dilahirkan oleh orangtua yang tidak beriman. Namun ada pula yang kehilangan sinyal hidayah di masa muda, karena lingkungan pergaulan telah menyeretnya ke lokasi yang jauh dari pemancar itu. Bahkan ada yang kehilangan hidayah di usia senja, karena godaan yang terlampau menggiurkan dirinya. Dari sekian banyak yang tersesat jalan, di antara mereka ada orang-orang yang beruntung, karena berhasil menemukan kembali jalan kehidupan yang sebenarnya. Cara mereka mendapatkannya kembali bermacam-macam. Ada yang menemukannya saat terkulai lemah di rumah sakit, atau kedamaian hati saat mendengar lantunan adzan maupun alunan ayat al-Qur`an. Ada pula berkat doa anaknya yang shalih, karena penelitian yang dilakukannya selaras dengan prinsip al-Qur`an, atau menemukannya lantaran kerap berziarah ke tempat-tempat ibadah.

muslim baru, mereka sangat membutuhkan teman, saudara seagama, sebagai tempat berlindung, pendukung, dan pembimbing. Setidaknya dari kecaman keluarga dan komunitas asal mereka. Karena, dalam perpsektif sosiologis dan psikologis, perpindahan agama dan iman, bukanlah perkara sederhana. Beban psikologis dan sosiologis sangat berat menghadang mereka. Karena itulah kini telah muncul banyak ormas-ormas pembina muallaf seperti AMMA (Asosiasi Muslim Muhajirin dan Ansor), Karim Oey, Yayasan Rahmania (khusus muallaf warga asing), Jakarta International Moslem Society, dan lain-lain. Di samping menjadi komunitas untuk pembinaan dan pemberdayaan, lembaga-lembaga seperti itu juga efektif menjaga dan meningkatkan wawasan keislaman kaum yang memang butuh perhatian itu. Dalam aspek dakwah dan pengembangan syiar Islam, para muallaf sangat efektif menjadi penebar Islam ke berbagai lapisan, yang awalnya tidak tersentuh dakwah para dai muslim. Seperti diberitakan banyak media, Steve Poccaro, sahabat yang juga composer lagu-lagu Michael Jackson, bersama David Wharnsby dan Phillip Bubal, penulis dan sutra-

Orang yang dikarunia hidayah itu, hatinya akan dipenuhi oleh cahaya. Dengan modal itu, mereka akan merasakan kelapangan dan keluasan dada untuk menerima dan melaksanakan ajaran Islam. Hati orang yang disinari cahaya hidayah, sama seperti rumah yang disinari oleh cahaya matahari atau listrik. Sementara hidup tanpa cahaya hidayah, akan seperti hidup dalam gelap gulita yang menyesakkan, dan menggelisahkan. Ibarat rumah yang tidak berlistrik di malam hari yang kelam. Allah berfirman, ”Barangsiapa yang Allah menghendaki akan memberikan kepadanya petunjuk, niscaya Dia akan melapangkan dadanya untuk (memeluk agama) Islam.” (al-An’am [6]: 125) Dalam sebuah riwayat disebutkan: Para sahabat Rasulullah SAW pernah bertanya, ”Apakah ada tanda-tanda untuk mengenal hidayah?” Rasulullah menjawab, ”Ya. Ciri-cirinya adalah kecenderungan untuk banyak memikirkan rumah abadi (akhirat), membuat jarak dengan rumah semu (dunia), dan selalu mempersiapkan diri menghadapi kematian.” 4

Hidup tanpa cahaya hidayah, akan seperti hidup dalam gelap gulita yang menyesakkan, dan menggelisahkan.

dara dari trailer-trailer yang muallaf, mampu membimbing King of Pop Jacko menjadi muslim. Kegigihan Cat Steven (Yusuf Islam) yang produktif mencipta lagu-lagu nasyid penuh pujian akan tauhid Allah, juga efektif mendakwahkan Islam di negaranya. Di Indonesia jejak para muallaf tersebut bisa kita temukan antara lain pada diri Chrisye, WS Rendra, Dian Sastrowardoyo, Paquita Widjaya, atau Cindy Claudia Harahap, untuk kalangan budayawan, artis dan selebriti. Untuk kalangan etnis Thionghoa antara lain ada Lie Kiat Teng (mantan menteri era Soekarno), Bob Hasan (mantan menteri rezim Soeharto), Karim Oey (pendiri PT Bintang Toejoeh), HM Syarif S Tanudjaja (Pengurus PITI), Verawaty Fajrin (atlet nasional bulutangkis), Handy Sucitra (Sekretrais Jenderal Asosiasi Perusahaan Depo dan Pergudangan Indonesia), Surya Madya atau Lie Sie Tiong (Yayasan Amma), Ario Wowor (Pengusaha) Nio Cwan Chung alias Dr Muhammad Syafii Antonio MSc, pakar bank syariah, dan lain-lain. Dakwah pragmatis mereka sebagai muallaf, sangat efektif menggaet para muallaf baru. 4

Edisi 2/Tahun I/2009

69


[ceritasampul] >> bisnis

Memulai Usaha dengan Mimpi “Jika ingin menjadi pengusaha, kita harus berani untuk nekat, dan menggantungkan mimpi setinggi langit.� (Martha Tilaar)

Islahuddin

70

Edisi 2/Tahun I/2009

Suasana penuh keakraban terlihat pada acara launching Young Enterpreneurshiop Start Up (YES) Club Jakarta, beberapa bulan lalu di gedung Design Center Jakarta. Walau acara itu baru digelar di hari pertama, para peserta yang berjumlah sekitar 25 orang nampak akrab berinteraksi. Sesi terakhir yang banyak diisi tanya-jawab, pun menjadi ajang yang sangat meriah. Pada sesi itu, masing-masing peserta diberi waktu melontarkan usaha yang telah mereka rintis, dan cita-cita mereka sebelumnya. Suasana seperti ini sangat disyukuri Direktur YES Club Jakarta, Himawan Adibowo. “Yes Club belum berumur satu hari, tapi rupanya sudah terbentuk kerja sama bisnis di dalamnya,� ujar Himawan sambil tersenyum. Dari peserta yang sebagian besar merupakan mahasiswa itu, tak satupun mempunyai usaha berskala besar. Bisa dibilang rata-rata hanya bermodalkan nekat. Azuz Saputra misalnya, mahasiswa semester enam Jurusan Manajemen di School of Bussines and Management (STIEKPI), selain mau belajar, ia juga harus menjauhkan gengsi untuk memulai dan menggeluti usahanya.


[ceritasampul] Saat ini, bersama seorang rekannya, Azuz sukses menjadi distributor kentang goreng kemasan di areal kampusnya. Menurut Azuz, sudah bukan saatnya lagi masyarakat menilai suatu pekerjaan itu bergengsi atau tidak. Karena yang terpenting adalah bagaimana bisa terus berusaha dan menghasilkan uang sendiri. Memang diakuinya, bahwa usaha yang ia jalani sejak tiga bulan lalu itu sangat kecil. Hanya bermodal awal 80 ribu rupiah yang ia belanjakan untuk membeli 40 bungkus kentang goreng kemasan, saat itu ia sanggup menjualnya habis dalam tempo empat hari. Kini, setiap bulan Azuz minimal mampu mengantongi laba 800 ribu rupiah. Jumlah rupiahnya memang kecil, tapi bagi Azuz yang penting adalah bagaimana menumbuhkan keberanian untuk berusaha, dan memutus ketergantungan pada orangtua. Ia berharap, pengalaman menjadi distributor kecil-kecilan ini menjadi modal untuknya kelak menjalani bisnis yang lebih besar.

Tidak Memilih Rezeki Dari cerita dan pengakuan yang dipaparkan para peserta Yes Club, terbukti bahwa modal nekat, tahan malu, dan berkhayal, telah banyak mengantarkan para pengusaha untuk memapak sukses dari nol. Farry Iskandar juga membuktikannya. Sebelum menjadi pengusaha alat-alat petualangan yang dipasarkan secara online, Ferry bekerja sebagai karyawan di sebuah lembaga swadaya masyarakat (LSM). Walau gaji tak besar, bekerja di LSM membuat Ferry nyaman mendapat penghasilan tetap. Suatu ketika, Ferry memutuskan berhenti menjadi karyawan dan memilih membuka usaha sendiri. Keputusan itu tentu disayangkan banyak rekan dan kerabatnya. Apalagi di masa awal usaha, Ferry sering menggelar dagangan di emperan jalan sekitar kampus Universitas Gadjah Mada Yogyakarta setiap Minggu pagi. Belum lagi tekanan mental yang harus dirasakan Ferry akibat anggapan miring masyarakat yang menilai bekerja di kantor lebih terhormat daripada berdagang

di emperan jalan. “Masa awal memulai usaha sangat menyedihkan. Banyak yang menganggap pekerjaan ini sebelah mata,� ujar Ferry. Pada 2004, bermodal uang delapan juta rupiah di tangan, Ferry jalankan usaha dengan keyakinan bahwa itulah satu-satunya pilihan terbaik untuk meningkatkan penghasilan dirinya. Apalagi saat itu ia sudah ingin berumahtangga, yang ia sadari, kelak tentunya ia butuh penghasilan lebih tiap bulannya untuk mencukupi kebutuhan keluarga. Tak keliru Ferry memilih jalan hidupnya. Saat ini terbukti ia bisa menikmati limpahan keuntungan hasil usaha dan buah strategi dirinya untuk terus berjuang dan tak memilih-milih rezeki. Meski banyak perusahaan besar yang bergerak di bidang yang sama, namun Ferry tak gentar. Karena mereka jarang melayani partai eceran, apalagi via online seperti yang ia lakukan. Kini usahanya perlahan berkembang, tak kenal lelah ia terus berupaya membesarkannya lagi. �Sampai sekarang, saya masih terus berjuang menggapai mimpi yang besar,� tandas Farry.

Jumlah rupiahnya memang kecil, tapi bagi Azuz yang penting adalah bagaimana menumbuhkan keberanian untuk berusaha, dan memutus ketergantungan pada orangtua.

Usaha Tiada Henti Kisah serupa namun tidak sama juga dialami Edi Kurniawan, mantan karyawan sebuah perusahaan otomotif di wilayah Tangerang. Suatu ketika, komunitas Tangan di Atas (TDA) menggelar kegiatan magang yang disebut TDA Apprentice. Walau kegiatan magang berskala tiga bulan itu tidak memberinya gaji ataupun uang transport, namun berkat keinginan untuk belajar dan menggali ilmu menjadi pengusaha, Edi berani memutuskan untuk meninggalkan kemapanan hidup sebagai karyawan. Saat itu peserta magang berjumlah sepuluh orang, yang ditempatkan di stan milik Haji Alay di kawasan grosir Tanah Abang, Jakarta Pusat. Namun hanya dua orang yang sanggup mengikutinya sampai akhir, salah satunya adalah Edi. Selama magang, Edi memperhatikan adanya celah menjanjikan dari prospek bisnis online. Maka selepas magang, ia memilih usaha jual beli pakaian bayi usia tiga tahuan ke

Edisi 2/Tahun I/2009

71


[ceritasampul] dalam berusaha ditentukan. Salah perhitungan memang sempat dirasakan Edi, namun itu ia jadikan sebagai ilmu yang tak ternilai, yang ia jaga agar tidak kembali terulang di masa mendatang.

Belajar dari Mimpi

Bermodal mimpi ingin menjadi sukses, awalnya mungkin banyak dicemooh orang sekitar. Namun jika ingin menjadi pengusaha sukses, modal nekat merupakan salah satu hal yang harus dimiliki.

72

bawah secara online. Dan pengetahuan tentang dunia garmen yang ia dapat selama magang, sangat membantu perkembangan usahanya. Edi memiliki alasan kuat mengapa ia bersikeras beralih profesi menjadi pengusaha. Karena ia sangat yakin, bahwa dunia usaha tak ada matinya, selama orang mau berusaha. Keyakinan itu semakin besar ketika Haji Alay, yang merupakan saudagar sukses di Tanah Abang, memotivasinya. Haji Alay sering menekankan, bahwa uang berserakan di mana-mana, dan terus berputar selama 24 jam. Dengan sepuluh tangan sekalipun, kita tak akan sanggup memunguti semua serakan itu, kecuali kita mengetahui caranya. Jerih payah yang dimulai sejak dua tahun itu kini telah menuangkan hasil. Selain bergerak di bisnis online, Edi juga telah mempunyai dua buah toko di Gedung Jakarta City Center (JaCC). Omset rata-rata perbulan yang ia dapat bisa mencapai 100 juta rupiah, dengan 70-80% berasal dari penjualan online. Menurut Edi, dua tahun bukanlah waktu yang lama. Namun selama itulah kemampuan seseorang untuk bertahan

Edisi 2/Tahun I/2009

Sementara itu, Atik Wahyu Naryati pengusaha budidaya jamur, kini telah menuai hasil jerih payahnya. Atik yang memulai usaha di akhir 2005 lalu, pada pertengahan 2006 saja sudah menuai hasil yang cukup signifikan, dan usahanya berkembang kian stabil. Bermodal awal hanya enam juta rupiah di tangan, kini setiap bulan Atik menuai sekitar 5-10 juta rupiah keuntungan. Di bawah bendera CV Fanindo Multi Farm, berbagai jenis jamur kini ia budidayakan. Agar bisa diedarkan ke berbagai tempat dengan mudah, ia kemas bahan dagangannya dalam bentuk jamur kering. Karena keberhasilannya itu, banyak orang dari berbagai daerah datang kepadanya untuk belajar. Dengan tangan terbuka Atik menerimanya. Kisah sukses juga ditorehkan Masbukhin and Nuni. Pasangan harmonis lulusan Universitas Brawijaya Malang ini, memulai bisnis telepon seluler sejak 2003 lalu. Mereka berdua mendobrak kemapanan tradisi para sarjana yang biasanya lebih memilih berpakaian necis dan menjadi karyawan kantoran. Masbukhin and Nuni kini sukses memiliki beberapa outlet grosir di Pulogadung Trade Center dan tempat-tempat lain di Jakarta. Seluruhnya tergabung di bawah payung PT Prima Prada Cellular (PCC) yang mereka dirikan. Bermodal mimpi ingin menjadi sukses, awalnya mungkin banyak dicemooh orang sekitar. Namun jika ingin menjadi pengusaha sukses, modal nekat merupakan salah satu hal yang harus dimiliki. Hal ini sangat tegas diakui pengusaha sukses Martha Tilaar. Jatuh bangun usaha yang dilakukan ikon kecantikan Indonesia sejak awal dekade 70-an itu, kini terlihat hasilnya. Usahanya terus menggurita. “Jika ingin menjadi pengusaha, kita harus berani untuk nekat, dan menggantungkan mimpi setinggi langit,� tegas Martha. 4


SUPLEMEN BAHASA INGGRIS

Edisi 2/Tahun I/2009

73


index

6 TOPIC - General Election 2009: A New Hope for 4-5 Nation’s Development - Shape a Youth Leader 6-7

OPINION - Young Will Be Next President - Young President Generation, Why Not

8 9

CREATIVITY SUPLEMEN BAHASA INGGRIS

- Poetry - Language - Short Story

13-14 15-17 19-22

OTHERS - Editorial - Letters - Figure - At Glance Desain Cover: Zeal Team

74

Edisi 2/Tahun I/2009

1 2-3 12 17-18

13


Editorial Editorial

Hi amazing readers! First up, praise be to Allah the most merciful and most gracious prayer and be upon our beloved prophet Muhammad SAW, the last messenger of Allah, his family and his Ummah. Do you know? We are glad to present this new edition purposely to add english magazine and also it was prepared as a reading material to help you in reading as well as understanding about English perfectly as proverb said, “reading makes full man” talking a ready man, writing, and exact man so make it as your close friend in your studying and keep reading on our lovely magazine from first to end, don’t give up our god help those who help themselves, there is no incredible thing to do because we can if we think and don’t forget that having good thinking we can and also having good thinking is first step to start our works, believe it or not but it’s sure. This edition as new face of this lovely magazine and quite different than before why…? Because this magazine published as an English magazine reading for whole lover of English in this beloved country, absolutely this as medium of English creativity which prepared for student of our institution to help the student in understanding some articles, the most important to realize student that reading an English magazine as important thing in learning English reading as wealth which never used up and also human thinking is same with what they read. Now this magazine we prepared for all lovers of English which can be read by all students who really like in English we do hope that you will make this magazine as your close friend. In this edition we present you general election and final exam issues, we are present to know this general election and national exam which our parents got serious thinking to determine their choice and also our brother got serious act and learning to reach the good result in facing this final exam we surely happy to present this magazine in front of your own eyes, because we must have feeling with what our brothers felt, as we knew that exam is tool to measure student intellectual since got lesson from their teacher, general election is one way to make this country to be democratic country and also this party is golden chance for society to determine their choice directly, remember please that your choice will determine this country for later don’t choose the candidate because their money but be aware that country’s condition is on your own hand, Meanly if your choice is wrong you just waiting for destruction of this country We would like to invite you, let’s make our country condition in good condition as peace as possible during this democratic party and don’t let yourself come into brutal, destroy everything caused of this democratic party but let’s us put our care to always keep the peaceful one each other, our union as important one to close our love remember …! we ever heard this interesting proverb which has deepest meaning in our hearth ”United we stand divided we fall” will you lose “Bhineka tunggal ika”…? Have nice thinking to safe our country if you are really Indonesian. Zeal crews always hope that you will have good reading and will find interesting experience from this magazine! Have a nice reading please. Zeal Crews’09

Edisi 2/Tahun I/2009

75


Letters

Letters

Zeal Structure Zeal

Structure

General Advisor: KH. Moh. Fikri Husain MA KH. Drs. Ja’far Shodiq MM K. Abdul Warits S.Pd.I Language Advisor: Mr. Amin Al Hasan Mr. Iskandar Dz Mrs. Anis Sulalah Ahdi Mrs. Etika Tartila Editor in Chief: Zainudin Elyzein Editor Executor: Rudi Syukron Secretary / Treasurer: Nurul Yaqien Syam Editors: Jalalluddien Sayuti Nur Haidi Faizul Muadzin NF Reporter: M. Ghufron Muzayyin Ach. Maghrobi Advertisement: Mas’udil Anshori Distribution: Fajrus Shiddiq Humam Maulana Photography: Muhaimin Editor’s Adress: 1st Al Wathan Building, TMI male Al Amien Prenduan Boarding School, Sumenep Madura Phone: (0328) 821777 Fax: (0328) 821270 E-mail: zeal_qalam@al-amien.ac.id

76

Edisi 2/Tahun I/2009

Hey Zeal! How are you today? I hope you in blessing of Allah Al – Mighty Amien. Although you have one thousand obligations I want to support you by the sentence “Allah always besides you!”. Just kidding sir!!! I have two points for zeal magazine, the first point is suggestion, and last point is question, but before going to the point, let open my letter today by Basmalah “Bismillaahirrahmaanirrahiim”, it is one characteristic for Islamic religion, ok directly I hope to all crews for the zeal magazine more active than before, or even show the stars on the head zeal magazine, and also, how if the zeal magazine office decorated by something which beautiful in order make interesting for the all students. Because I’m beginner of English, where must I go to develop my English language? As we have known together the environment of this boarding school did not suitable to develop English when we see from the side of place. Rifqi rahman I Intensive (Lenteng)

Dear Rifqi! It’s nice to answer your question because your question really funny but I aware that you are new student and you don’t know this lovely magazine a lot aren’t you? Your question is right why Zeal magazine was not decorated as beautiful as possible, actually we want to decorate this office as beautiful as you mean but our pocket money is zero, so just wait for it! Where must I develop my English? you may develop your English in this beloved campus, if you don’t have quite condition try to find it your own self, or you may come to Zeal office!


Letters

Letters

ISLAMIC PICTURE Well, trough this chance I shall give you criticism involve the last issued magazine, but regard it as improvement for the next publishing in order to make it better than the last one. Why didn’t you put the Islamic picture on the last magazine? Don’t we stay at Islamic environment or Islamic education, or Islamic problem the last magazine was not based on Islamic education or Islamic problem in our surrounding, did it ever cross your mind? EV,M-Nabila SMA III Pamekasan Dear We thank you a lot on your criticism, no one is perfect in this worldWe’ll effort as good as possible. We’ll change them to Islamic cover, picture and Islamic topics.

AL-AMIEN SUPERVISION WISE WORD

Dear Editor I am one of Zeal loyal reader, I knew Zeal since entered Al-Amien boarding school, I enjoyed reading your articles especially language page, the column helped me increasing my conversation skill and my capability in English writing. Frankly speaking. I want to ask your help, I intend to have pen pal/pen friends from al over the boarding schools that are under Al-Amien Supervision. They might come from island such as java and Sumatra, etc… Queen (charmen)a SMA II XI IPS Pamekasan

Dear editors. How are you getting on? It is nice to see you again, it is my first letter. I am one of your reader from thousand of student who are doing on reading Zeal, on your honorable editor. I would like to give you a suggestion what do you think, if the last page of Zeal added by “wise Words” to increase your English well.

Dear Queen A friend in deed is a friend in need, we sure there is no one who can live lonely without any friend. WELL Queen, we will effort to have many pen pal, just waiting we will present you on our next magazine.

Dear ZAY… Your Suggestion is so good, but let discuss about it, if it is suitable and useful for readers, god willing we add the last page of Zeal by “Wise Words”

ZAY…oq SMA MUHAMMADIYAH (SBY)

Edisi 2/Tahun I/2009

77


Topic

Topic

General Election 2009 :

A New Hope for Nation’s Development

Issued By: Zainuddin Elyzein (Editor in Chief Zeal Magazine)

hat do we know about democracy? Does a democracy mean that people must be tolerant with others? Does it mean president that president must be elected directly by people? Should a democracy refer to liberalism? We just get started to learn democracy when we carried the 2004 general election. We have just learned democracy when the press freedom was empowered. We just have learned democracy when the people cannot easily inform what they have in their mind and what they felt. But we are still too young to be as democratic country. See what is going on with our president now, when she is unlikely to listen to her people. When she just travelling over the world leaving her people in misery, when she lets the corruptor be free, see what’s happening to our farmers who can’t to sell their harvest at the human price. So it is true what poet WS Rendra said. Indonesia has not reached its independence yet. People are still kept shut students still get down the streets to air their demands, instead of sending a letter to the house. They yell out reformation and carry out “demonstration” but they make the people uneasy, afraid and worry because in spite of the demonstration they also destroy building, burn the car, plunder, the shops and cause the traffic jam. Can we call the country democratic when many people still murmuring about government in the food stall in the office, in the street? We do

78

Edisi 2/Tahun I/2009


Topic

hope by 2009 general election we will understand the real meaning of democracy and we could make this country become a real democratic country. It’s second general election which president and vice president directly chosen by people after the first election which already declared in 2004, here people really have chance to determine and select the candidate of our government up the election of president in the next July, this party was meaningful and quite different than ten years ago which our government and our president chosen by parliament according with the mount of people which delegated from the party for example how many persons the member of PDIP, DEMOKRAT, and other this had happened a long time ago where people didn’t have chance to determine their choice and to think whom are suitable to be leader which can do everything for society, from this general election people get free, enjoy and have the chance to determine their choice, moreover society must have good understanding in determining their choice because our choice will determine this country four years toward if we have good choice mean we support this country to be the real country which government and president really do their dedication as vice of society

Topic

and give the best for this country, let we remember our nation today which really need care leader and this party as way to determine whom are able to overcome crisis of this country and leader who are able to make this country better than before this hope will not come true if society don’t have any attention, On the other hand how if our societies don’t have any care to support this country to be democratic country which all government have care with all the hearth (Peduli Sepenuh Hati) mean government really want to dedicate their self for this nation, but what is going on with this nation for next? If societies don’t use this moment to select the ideal leader which can dedicate their dedication for society only, they can put society necessary on themselves ‘need, they should not think how to get wealth for their self and their party which took them to the parliament, moreover they fall into corruption because they don’t think society more. So we as youth of this nation and student, we should support this general election, actually student play an important role in raising awareness of political issues and we are often the training ground for many a budding politician or political activist. Student organization (OSIS)or in our beloved campus we have TarbIyatul Muallimin’ Students Association(ISMI) is one of organization level for senior high school level, and then we knew the University student executive board as organization(Badan Eksekutif Mahasiswa) level which taken by university student level, those were founded to contribute student ability for leadership both of them are field of politic to exercise students ability and also to try how to be good leader because our young generation will change the old leader, we knew that from many shapes of student organizations in the school those all instead of young generation preparation how to make themselves able to be good leader. Therefore the writer really pity on youth life today because most of them still don’t understand that themselves are nation’s generation for example when general election’s committee held general election for this year most of whose age are have chance to contribute their voices for determining our government in the next future.

Edisi 2/Tahun I/2009

79


Topic

Topic

Issued By: Ach. Maghrobi (Editor of Zeal Magazine)

80

eader may made up matter the usual, but how we lead for than difficult what else we are a youth ,the still need leadership from another more old than we .Become a leader difficult too, and now how we leading the leaders Now a days no wrong if we have thought for become a leader ,kind small, young, young although the oldest important, we have wish for become a leader .To us people saw leader a state or a only position. Finally allow all the methods for to a leader, certainly we remember the big history A. Hitler to as superpower in Germany country didn’t care with groups lace story and populace hurt by that desire but more important Arya group and do heart up, on the contrary with we live historian Soe Hok Gie a youth is very care with condition around circles ,care will children education, he fight for him country .What still a youth same thought ,like soe hok gie, care with

Edisi 2/Tahun I/2009


Topic

Shape a Youth Leader The youth is agent of change, where a leader s many have opportunity for better around circles ? The youth is agent of change, where a leader s many have opportunity for better than .And in dace all person is leaders, in fact a people by self must can leader by self ,awareness always result person us not expand science leadership qualities. Saying Allah SWT God’s “and at the time your God saying to angel; “I will worsen leader in eart’s surface…” (Al-Baqoroh :30). So the leader is potention adhere in teak self human being, but only suspended from human being methods by self for establish self is leader in them life. But saw reality, now a youth lean to westbound, because a youth felt enjoy when in the for

Topic

club, to climb top, shopping and another job. Now a days a youth is very lazy for sit and discus about problem nationalism, very be different with last days, very enthusiastic with naturalism problem., like this a youth country is agent of change or said add administration politic filter. Shape a youth leader is shape a youth can leadership by self and he has sense of responsibility and don’t forget he has thought how can you lead other human, if you can not lead you self. With methods: We need the power of communication that: - The power of simplicity - The power of similarity - The power of sincerity - The power of service - After that how we become leading the leaders, what else we a youth, for become leading the leaders, certainly we must have principle, said Stephen R. Covey characteristic a youth leader principle is “they don’t feel built up when discover the weaknesses, but they realize that behavior and potential are two different things, they believe in the unseen potential of all people .They feel grateful for their blessing an feel naturally to compassionately forgive and forget the offenses of other, they don’t carry grudges, they refuse to label other people, to stereotype, categorize, and prejudice ,rather they see the oak tree in the a corn and understand the process of helping the a corn become a great oak. So the key for become a youth leading the leader like: - Faith - The holy qur’an as compass - Stand but the mean other stand are consiousnes - Speak the mean commitment about religion proselytizing - The last have something is certain Islamic bound relationship And let the leader like Muhammad prophet peace be Upon you like said Michael Hart “ Muhammad prophet not only religion leader but too world leader because he is beloved leader, belief leader, guide, individuality leader and eternal leader.

Edisi 2/Tahun I/2009

81


Opinion Opinion

forum

Young President Will be Next By: Faizul Muadzin (President of ISMI)

Love and affection for young is placed so high and valued so much that it is recorded in history that a certain governor wanted to appoint an official. Various candidates came to the job. This was one dressed nicely. While being interviewed a child came and sat on his lap. He rebuked him for spoiling his clothes. Another candidate, also well dressed, has the same experience, but he didn’t rebuke. Instead he engaged the child in friendly talk without caring for his clothes. He was selected, the governor explained that a person who cannot love young and show mercy to them, could not be expected to love and show mercy to people under him. Young face challenge through different stages of growing up. the problem that young face in the society of which they are the youngest and most vulnerable members. it is not exaggeration to say that the principles that Islam has laid down for the treatment of young are all-encompassing and sublime. One of the highlights, which is not brought into proper focus is the high regard and respect for all aspect of young social, psychological, and educational. this begin with respect in general, holding them in high esteem, never belittling them ,strengthening their confidence in themselves ,thus instilling in them the value of respect due to all human being ,no matter what

82

Edisi 2/Tahun I/2009

their age, gender, or status in life. care for young Islam begins even before they are born ,it is for is reason that embryos can not be aborted or harmed in any ways ,the holy Qur’an is very specific on how they young should be treated various stages of their lives from birth and sucking to their adulthood .Allah said in his holy book “the mother shall gives suck to their offspring for two whole years” (Qur’an :233)and he also said “god(thus) direct you as regards your children’s in heritance ......(Qur’an :11) according to researcher ,the mother –child bond, that first human tie to love and kindness, plays and important role in determining who child becomes as one of the means of attaining happiness s ,well being and growth at home ,is kindness between the parents and the children .during the first year ,all attachment is formed between the baby and the primary caregiver ,usually the mother. What psychological call the best secure attachment stems from responding to the infant in a satisfying manner, being in tone with he is needs. According to researches, it is the foundation of good psychological and social development saving positive expectation about the world and relationship. an insecure attachment can be a risk factor for later behaviour problems such as aggression, filling of anger, anxiety and lack of empathy of others it sets the stets for a view of the ward as not any place, a place one cannot count on anybody. The father is also an important attachment. Taking change of children and bringing them up as goods, useful citizens, is considered a highly rewarding act in is law. As we know on the judgment day which individual will stand trembling in fear in front of Allah, an standing behind him will his progeny. His prayer and afford in live Soult therefore be for the rearing of young in the like of the holy Qur’an and the sharia.


Opinion

Opinion Islam provides a complete system of childcare, ensuring their rights in all stages of life –feeding, nursing education, and inheriting their parents ‘legacies a life positive religion that Islam is! Principles, teach intrinsic value behaviours scientific studies and researches, not only case of childcare but in other aspect as well and respect of humanity and the universe at large. the moral in proactive for any society surely is to do the best can is in response to its own unique condition, doing better than other societies that are less well pleased is not good cause forcomplacendi the comparison that matter are between how things are for own children and how they could by. Why we make choose comparison the moral high ground crumbles beniet us, because our society couth do so much better for children that it does any society can do better by and standing and following the principles and practices of child care as expounded by Islam. Young are nation wealth. To days youth tomorrow’s leaders. the more attention paid to their nor Turing, education and well being, the better they stand to tround doutd useful adults but every year, the report on the state of sport children make disturbing reading and points to bleak to today cases of children abuse, neglect and elect, Arno uncommon. The fret of to see bround in refuge cams can only be imagined with horror Moslem parents, everywhere in the word a facet with the challenges of bringing up children in an age of a global culture, which characterized by concise, hedonism, and materialism. with the impeding confutation of contemporary live, so different from the period in which our own parents gay net their live experience, we must learn to make our own, why slowly, the liability, and Suring our children receive the love and proper direction that they need.

forum

Young President Generation Why Not? By: Namira (The fourth semester in ushuluddin faculty of IDIA) To be president identical by old person, many country in the world had been president from old generation but so rare from young generation. What wrong if a young generation to be a president? The publics have argument that young generation didn’t have much experience to lead one country. Let we are flashback, so many our hero came from young generation; like See Hok Gie, Sayuti Melik, RA. Kartini etc. so why in present youth just become a prater of key government in the middle way? Why if youth totally practice to the all movement political? A youth as element of nation have some responsibility with old generation. So that a young generation must be a leader especially to be a president. Many positive points that have within youth. The first point is youth have high progressivity because age factor and self motivation still balance and increasing. It makes young generation can work totally and productive, and will be suitable with a condition who need change, many challenge if we look to modern contexts that a leader not only coordinator, director, counselor or responsible, but the leader too, must be implementer, the mean that modern leader have to understand problem of public with detail. The second point, that youth have many brilliants and original idea to increase one region to be best conducive and have good prospect for the future. A brilliant and original idea comes from a skill to look future, good planning and have main focus! It’s key to have a brilliant idea and the third point that young have high sensitivity. It is all of character from youth. It is no impossible that a young generation to be president! Young generation has good quality and they are able to be a leader. Please give them the opportunity to be president for showing their ability to public. That young generation can lead our country better than old generation! “Dedicate to all young generation in our country, cheer up Indonesian youth”

Edisi 2/Tahun I/2009

83


Encyclo

Encyclopedia

The History of English Language By: Humam M Cairo (Student of V A / Aliyah)

The history of English began since English Language was born in Britain Island aproximately 1.500 years ago. English Language is a West German Language which is originally Anglo-Frisian dialects that was brought to the Britain Island by German immigrants from some parts of the northwestern regions which is now known by Netherland and Germany. In the old times, Old English Language was a group of dialects which reflects the origin of various Anglo-Saxon kingdoms in England. One of this dialects, Western Saxon Dominated in last. Then the original Old English Language was affected by two invasion waves. The first invasion wave was done language speakers from the Scandinavian branch, German language family. They conquered and lived in different Britain regions in the 8th and 9th centuries. Then the second invasion wave was the Norman tribes in the 11th century which spoke a French language dialect. These two invasions caused English language “mixed” to a specific quantity (although, English never literally become a mixed language). Living with the member of Scandinavian ethnic groups has created Grammar simplifications and Anglo –English enrichment of English Language.

84

Edisi 2/Tahun I/2009

The Ancient English (Proto English) German ethnic groups which pioneered English language (Anglian tribes, Saxon, Frisian and probably Franks too), do marketings and had wars against the civilians of Roman which spoke Latin language in the German nation invasion process to Europe from the east. By that there are lots of Latin words which became German nation’s vocabularies before they reached the Britain Island. Some of the examples are camp (kamp), cheese (keju), cook (memasak), dragon (naga), fork (porok, garpu), giant (raksasa), gem (permata), inch (inci), kettle (ketel), kitchen (dapur), linen (kain linen), mile (mil), mill (kincir angin), noon (siang), oil (oli, minyak), pillow (bantal), pin (paku), pound (pon), soap (sabun), street (jalan), table (meja), wall (tembok), dan wine (anggur). The Romans also gave English language some words which was borrowed from other languages like: anchor (jangkar), butter (mentega), cat (kucing), chest (dada), devil (iblis), dish (piring, According to Anglo-Saxon Chronicle, around the year 449, Vortigern, The Britain archipelago king, invited “Angle kin” (The Anglian tribe which was leaded by Hengest and Horsa) to help him find a way out of his conflict the Pict tribe. As a reward, the Angles tribe was given a land at the southerneast of England. Then the next help was needed and as a reaction “came the people of Ald Seaxum from Anglum and Iotum” (Saxon nation, Anglian tribes, and Jute tribe) This Chronicle is talking about the coming of many imigrants or comers who, in the last, made seven kingdoms which is known by Heptarchy. The modern experts said that most of this story is a legend and has a politic motive. The Old English The comers who invaded the Britain Island dominated the local civilians who spoke Celtic language. At last, the Celtic language is able to spread in Scotland, Wales and Britain which is known by The Old English nowadays, and at last Anglo-Saxon language. After that, this language was influenced by the north German language; Ancient Norwegian language which was spoke by the Vikings who invaded and stayed at the north-east of England. The comers who arrived before them were speaking German languages from various branches. A


Encyclo

Enciclopedia lot of their language keywords are similar, even if the grammar was somehow different, including the Prefix, Suffix and Inflections of many words. The German language which came from Britain who spoke English language were influenced by their contacts with Norwegians who Invaded Britain. The Literature work which is still eternal from the Ancient English era is an epic fragment known as “Beowulf”. The author is unknown, and this work was greatly modificated by the Christian churchmen, long after it’s arranged. After the introduction of Christian religion in Britain, there was a new wave which brought many borrowed words from Latin and Greek language. The era of ancient English was officially over with Norman Conquer, when English language drastically influenced by the Norman tribe’s language which was called “Norman language” which is originally French language dialect. Mid-English language For 300 years long after the Norman tribe’s invasion in Britain, year 1066, the Norman kings were only speaking French language with Norman dialects which was called by the Anglo-Saxon language. Meanwhile English language stayed being the citizens’ language. Meanwhile, Anglo-Saxon Chronicle was still written until 1154, most of the big literature families of this era wrote in Ancient French language and Latin. Most of the Norman words were borrowed in Ancient English and resulted many synonyms (as an example: ox/beef (beef), sheep/mutton (kambing) etc.). The influence of the Norman has strengthened English language in the next centuries and resulted a language which is known by Mid-English language. One of it’s changes is the increase of a unique aspect usage which is defined by Continuous tense with the suffix –ing. English language spelling is also influenced by French language of this period. Sounds /θ/ and /ð/ is now spelled as th and not by the ancient English letters þ and ð, which doesn’t exist in French language. In the 15th century, Mid-English language changed more. This change is known by The Great Vowel Shift, and began with spreading English language with London dialect, which started to be used by the government and the appearance of published

books. The appearance of Modern English language itself can be considered in William Shakespeare’s era. The well-known writer in this mid-English era is Geoffrey Chaucer, with his famous work The Canterbury Tales. There are many sources from the same era which states that in 50 years after the Norman Invasion, most of The Norman tribe outside the Palace changed their language and Spoke English instead. French language was still the official language of the government outside the social dynamics. As an example, Orderic Vitalis, a Historian who was born in 1075 and the son of a Norman hero, clarified that he learned French language as a second language. English literature began to appear again in 1200 AD, when the politic climate changed and the fall of Anglo-Norman, made this more acceptable. In the end of this era, even in the kingdom regions changed their language and spoke English instead. Meanwhile Anglo-Norman is still used in certain circles. For few years, until it died. The Beginning of Modern English language Since the 15th century, English language became a Modern English language, which is often dated before the Great Vowel Shift. After that English started to take adopted words from different languages, especially, Latin and Greek language since the Renaissance era. Because there were many words adopted from various languages, and the spelling of English language can be considered inconsistent, so the pronunciations of one of the words are somehow high. The history of English began since English Language was born in Britain Island approximately 1.500 years ago. English Language is a West German Language which is originally Anglo-Frisian dialects that was brought to the Britain Island by German immigrants from some parts of the northwestern regions which is now known by Netherland and Germany. In the old times, Old English Language was a group of dialects which reflects the origin of various Anglo-Saxon kingdoms in England. One of this dialects, Western Saxon Dominated in last. Then the original Old English Language was affected by two invasion waves. In 1755 Samuel Johnson published the first important English Dictionary, which was titled Dictionary of the English Language.

Edisi 2/Tahun I/2009

85


Figure

Figure

Have Self Confidence in English with Mr. Suriyadi WZ By: Nurhaidi (Language Activator)

Mr. Suryadi was being popular in English language atmosphere. He was the active teacher which really wants to make his student love English as he did.

86

Edisi 2/Tahun I/2009

Learning everything will give some advantages for ourselves weather from small thing or big thing those all bring advantages, as we knew that English language as the important language which used in all over the world, there are many people want to be clever and mastering English but most of them are in wrong way to get it in themselves. With English someone will be popular one than other because English as important skill which able to make someone popular, do you know why‌? Of course you do because this language placed the important part in this world everyone who wants to hold this world must understand English well. English is like game which need our attention than other and also need our affection to keep this language in our hand, actually in this page you will find an English figure which can motivate your own self, sometime we need figure to be our target to cheat what the figure has, this person being popular in English atmosphere, he was the active teacher which really wants to make his student love English as himself did, his name really popular for over English teacher in east java, one thing which make Zeal crews interested to take this person as zeal figure, because he was last chief of Zeal magazine, absolutely there are many reasons why we fond of this person as our figure today, and we believe that almost of you have known who is he..? He was our last English teacher which already brought and given best dedication for English development for this beloved campus he was Mr. Suriyadi Wz the English activator along his life moreover along his dedication in boarding school, when Zeal crews interviewed himself during his visit to this campus last time ago. If we ask himself how to learn English he will his answer is convince yourself first that you can


Poetry master of this foreign language, why we should believe our selves first..? Because self confident is important basic before starting works, English language like work which need our attention more to reach it, English was his habit since he learnt it in this boarding school, actually when he shared his experience since learning English we find something quite funny from his learning, memorize some vocabularies one of his hobbies to reach his dream in English, Mr., Suriyadi ever said that having enough vocabularies in our mind as first basic to master it, means that we must have enough vocabularies which easier to use, there are many learners of English which wonder and confuse about their English ability although they really have enough vocabularies in their mind but they can’t use it in their daily activities. But for Mr. Suriyadi Wz was quite different for himself he fond of memorizing vocabularies to enlarge his vocabularies. During his learning there are many experiences and achievements that he reached along he was learning English language. For example; he is an English language motivator in this boarding school and also he is an important one in pioneer English club, why! Because he has been success to educate his members for always developing their English skill, but beside these achievements, Mr.suryadi WZ has followed many kinds of competitions, which those competitions he could be a famous one around his friends either in this boarding school or in outside, absolutely there are many experiences that really meaningful for his self and we can take advantages from his experience here are some of his achievement: - The first winner of writing competition at Malang university - As kangguru Magazine editor and coordinator for KGCC club at Madura - The chief of Organtri ISMI - As Indonesia delegation for south Asia English conference, on the theme “ how to have great way in learning English and creating student easy and love English almost “ - As coordinator of Lapis (language development for Islamic boarding school)2009-2010

Poet

The Colonizers The world such dark like not gleam Come into ever heart rubber sacrifice hardness In the upper stories of these there are colonizers celebrate Map treat are people not be an full The properties seize. The souls fly The wide land is dumb witness About of cruel they are About contemptible they are The sacrifice sprawl ding listless No food and no drink Tomb on moved sensation Groan... That can they behavior I’m cry ……………. When I see the colonizers very happy maltreat them I not able, I not able, I not able When see a fresh blood following from his body You haven’t lustrous heart You haven’t humaneness You are colonizers By: Dian Kholis Majidah The 2nd class of smp MTA female

The Peace or True Life Presdentive each of my span life With tears, laugh and sorrow Although my soul just one But I’m the prisoner of wind Although the thunder split all of my future I was a soul always wander Between love and hope I’ve told about a highest hill Or valleys, it gapping on my eyes Oh …….GOD My yearning to the wonder of life One in purpose of true life was the gloomy side of live By:Munshonah mujahidah Takmili’s class of MTA female

Edisi 2/Tahun I/2009

87


Poet

Poetry

It’s Memory When the nigth is dark without stars The moon is not so bright Silence is very screaming The wind blows soundless It will be boring day by day It’s not caused by flower It’s now beginning to be dying It’s not also caused by that writing But boring caused by jealousy By: Sri hastutik Ernest Tanjung Bumi, Bangkalan

A Flower’s in Lombang Beach In the quite night I open my eyes Coming to think of it Where I have met a flower My sweats droop-out Giving of the tiring My mind flies Coming in my memory How did that happen to come about? And What was I up to meet a flower in Lombang beach? Oh… my flower I will draw your nice smile in the wall of heart Always come what may I come to like you when I got to see you in the shortest time By:Nurul Yaqin Class six/Kapedi, Sumenep

88

Edisi 2/Tahun I/2009

Many students and teachers have asked this question, and the answers are as different as the people asking the question. Here Zeal will give you several tips for learning English. They are based on our own experience in learning languages. These tips helped us when we learned a foreign language, and I hope that they will help you as you work on improving your English learning everything needs ways therefore we ensure your English with our language tips to help you starting your English than you will get your English quite earlier why…? Because when you have theory than you try to use what you have known about way in learning English, we are crews of this lovely magazine really hope you will enjoy reading this tips than you can take benefits, advantages experiences, from this page. Happy reading and using on your English exploration.

Want to Learn

First of all, you must want to learn. If you are not interested in learning English, no class will help you, no book will help you, and no hints will make it easier. If you are not interested, you will find reasons to avoid studying, and whenever you do study, it will be very difficult. So you have to be honest with yourself. Ask yourself, “Do I really want to learn English?” If you can’t answer “yes” to this question, it is better for you to set English inside until you’re ready and willing to learn this language, but if you can en-


10

Langage

Language

page

Steps You will Get Your English earlier

sure your self to have willing learn it you may try to focus your self explore this language, willing as important thing on our selves because everything that we want to do must come from our willing first, learning language need our focus, creativities, and diligent, remember that learning foreign language as essential thing for our future.

Identify Your Motivation

Next, you need to identify your motivation. Ask yourself, “Why do I want to learn English? Why do I want to improve my English? Who will support my leaning and give motivation? Those questions as base questions to explore your English before going more to get your dream. When you asked your self with many questions which can motivate your self to learn foreign language it’s better than no one stimulates and motivates you to have good learning. .” Some people say many shapes of motivation which can motivate your learning, sometime we want to learn English to get a better job, or to be considered for a promotion. Other people may need to learn English to attend university or school. Still other people may want to learn English so they can enjoy life in America more, by being able to understand movies and TV, and make friends with their American neighbors. Each person is different, so their motivations will be different also. If you have identified your motivation, it will be easier

for you to learn English, because it will help to encourage you as you learn English

Set Target

As we knew that in English there are four basics which can be learned with our selves here are: Speaking, listening, translating, conversation once you have identified and ensure which target will reach along your learning foreign language as your motivation, you can set some target for learning English. Having targets will help you to remember what areas you want to work on, and it will help you to see your progress. Ask yourself, “What are my targets? What areas would I like to improve?” Pronunciation? Listening comprehension? Would you like to increase your vocabulary? Do you want to know what to say when you go to the bank, the doctor, shopping? Think about what your goals are, and review once in a while to see that you are making progress toward your targets.

Practicing and Practicing

After you have set your targets, you have a better idea of what you need to practice. Just like the athlete whose goal is the Olympics must train daily,

Edisi 2/Tahun I/2009

89


Language Language

Page

you as a language learner must practice language every day to make progress toward your goal. We say, “Practice makes perfect.” This means the more you practice something, the better you become at it, and the fewer mistakes you will make. practicng as important thing in learning foreign language, there were many learner of foreign language joining an English club, entering an English course to enlarge their knowledge about English they learn many theories moreover most of them learn about grammar, but they didn’t aware that beside enlarging our theories we need application or make those theories into our habit it mean everything we learned should be used in our daily activities in order to what we have gotten be our habit, remember learning language was not like learning biology, mathematic, geometry ,and exact science which really need our theory more, but learning language is need our habit means practicing our knowledge, when one us easier memorized glossaries a day in hundred of glossaries but most of them cant to get those glossaries into habit means they cant use those in their daily activities. Therefore you need to practice your vocabularies although you just have few of glossaries remember “a word is better than hundred if we cant use it “we as Zeal crews really hope you can use your glossaries, we have some specifics way to practice and to take your English into your habit. Specific ways to practice: - Speak to Americans as much as possible. - Write, write, write – letters, email, notes, etc. - Make phone calls to practice your English - Listen to English broadcasting than join with them get it into habit

Expose Yourself to English as Much as Possible

The more you expose yourself to English, the more you get used to it and the more familiar it becomes to you. You will start to recognize what sounds right and what sounds wrong. You will also start

90

Edisi 2/Tahun I/2009

to understand why certain words or phrases are used instead of others, and you will start to use them in your own conversations and writing. English will start to become a habit, and little by little you will find it easier to use English. Specific ways to increase exposure to English: - Watch TV and movies. - Listen to the radio. - Read as much as possible.

Enlarge Your Vocabulary

Having a large vocabulary is basic to learning any language, and it is especially true in English. Reading is a very good way to learn new words. So is doing puzzles or playing different kinds of word games.

Have Fun

Having fun increases your ability to remember, so the more you enjoy yourself as you learn English, the easier it will be to remember. Play games and puzzles. Even simple ones, like ones written for children, provide good experience and practice for English. Comic books and newspaper comic strips are also a good way to have fun, and the pictures make it easier to understand than stories.

Cultivate Friendships with Americans

If you make friends with some Americans, you will find that they can be a very valuable help in your learning English. Having American friends’ means that you


Glance

At will find yourself in situations where you have no choice but to speak English. Yet since they are your friends, you will be doing things you enjoy together with them. So these situations will probably have little or no stress. A friendship with Americans also means that you’ll have someone whom you can ask questions regarding language, culture, the suburbs, and so on.

Make Regular Study a Habit

Regular study is a key to success in learning a language. It is easier to study a little each day instead of trying to study several hours only one day a week. Also, studying a little each day makes it easier to review what you’ve learned and remember new things.

Acknowledge the Progress You’ve Made

Finally, it is important to recognize that you will improve as you study English. Sometimes when you set your goals, they seem very difficult. Progress comes little by little, so it’s hard to see if you have grown in your language skills. Think about where you are at today, and where you were last week or last month. Maybe it doesn’t seem like you have come very far. But if you stop and think about where you were six months ago, or even a year ago, then you see that you have made progress. You have improved your English, and that is a reason to celebrate your accomplishment. It gives you hope that as you continue to study and work hard at improving your English, you will reach your goal sooner or later!

___written by: Zainuddin Elyzein

Glance

Spirit Democracy of Student’s AL-AMIEN At 9th of April, 2009 the Indonesian country had done democracy party in cities and corner villages on entire of Indonesian, and also it doesn’t take a part from kind of Islamic boarding school had done celebration, include in alAmien Islamic boarding school to take part a participation in executing democracy too. In executing celebration above, most of students Al-Amien to take a part in transmitting their voice for the sake of together in election a leader ideal fully, large knowledge, good beheaver and deepen religion science,(Mutfaqquh Fid-Dien) excellently, but in the middle business in electing, most of students Islamic boarding school bewilderment to chose one candidate of legislative above, caused one of other thing namely: 1. Most of students didn’t know the candidate of legislative, they knew only via any kind of media had been used for campaign without directly see who has relation. 2. No one the candidate of legislative to drop directly in the middle of students Al-Amien to campaign 3. No one being partial supported by Islamic boarding school in election candidate of legislative, those all caused of Al-Amien Islamic boarding school hold on its motto namely ”al-Amien Islamic boarding school stand up on and for entire cycle” so that the entire right of elected depend on them who have relation. But more bewilderment for them in election of legislative at DPRD east java, which they were only to parade their pictures without being followed by their party, this is really bewilderment in count of during this time is not information and campaign who have connection above, this thing so compassion for elector of legislative now days. [Muzayin/V C/Kokop]

Edisi 2/Tahun I/2009

91


Glance At

Glance

The Teaching Practice Opening

For while our principle open the great program of class six, which really get attention, this program as teaching practice, every student have to follow this program, from this program our principle gave his advances that teaching one of important thing to success educational aims. Teaching as important job and the greatest one in this life and also on his speech KH. Moh Idris jauhari really wants if Al-Amien’s Alumnus able to have good teaching, this program held in front of white building (Puspagatra) early morning. [Nurul Yaqien/Vandray’s]

Good and Great Generation Leader Group chief practice and education of santri is one of a program manually must be joined by all chief and vice groups, usually this program was opened by principal Al-Amien of Islamic boarding school K.H Idris DJauhari cooperation with MPO, by existence of this program to grate good leaderships for the future time. At Friday 24th of April 2009 AD had held this a program that’s joined by all chief and vice

92

Edisi 2/Tahun I/2009

groups number of more and less 125 students that’s opened by principal of Al-Amien, in opening, he transmitted any kind of suggestions to his students in order confidence to be a chief and vice groups; either obligation group or enthusiasm group, this program had been directing for long day 1. Opening at early morning was opened by principal of al- Amien, attendance some teachers and class five, in greeting he spoke more about leadership, he was really hope to all chief and vice groups in order not be pessimism to manage the member. This program was closed by K. Warits SPd.I with reciting prayer and continued with first period that fulfilled by K. Warits SPd.I up to before Friday prayer. 2. In midday as continuo of morning program above, fulfilled by practice of leader who’s be good leader? Up to after afternoon prayer 3. Closing of group chief practice and education of santri was closed by K.H khoiri Husni at night after isya’ prayer in auditorium In closing that program only few peoples from class five couldn’t join it program, in account of them have duties must be executed as responsibility of it program so that, at one night have two program namely closing of group chief practice and education of santri. and substitution of English week [King of Maxazan]


Short

Story Story

a Tiny ANGEL By: Jalaluddin Sayuthi (Student classVI from Sukabumi)

A

lthough my body has been black and blue caused his beating which he given to me, I still feel another beat, my crying and screaming for asking had an out can’t lose his angry to me, with his spirit face poured the swear curse which smell the alcohol, my dad rough me up without stopping like a high class boxer hit his enemy, his continually hit drives me to the top of the pain till I can’t feel it anymore, and at that time my crying was stopped, but I still against him by seeing him deeply, “hit me small scoundrel, come on” the alcohol smell which out of his mouth fulfill my nose, “hit me... come on, don’t stop!” I still stand like a statue, I get my flick-knife from my trouser pocket inch by inch, some second later, I felt my hand flight with it’s self. The blood dropped, my father’s face was injured by the knife, he smiles to me while erase the dropping of blood in his face and then he licks the blood in his fingers. “I really happy, you were brave to against me, go on please, go on come on, I want you become a great scoundrel, not just a scoundrel” my father insisted me till I slipped into the corner of the room, his mouth just some inches from my face, the smell of alcohol flew from his mouth, “I want you become a great scoundrel, a great thief, not just a little thief who steal a chips”, he strikes me anymore with a heavy swat, the pain which

Edisi 2/Tahun I/2009

93


Story Short

Story

caused by his swat creeps my soul, I wobbled, by the rest of my power, I flight my flick-knife, but just the wind which I tore, he just laugh loudly. My mother who has been crying twines me suddenly, I felt her warm tear dropped to my chick. “Leave us old scoundrel! We don’t want to see you again staying in this house” my mother curses him shakily. My father smile cynically while saying, “you ought to be off, I don’t want my son being educated with a whore like you”. “However he is my son too, I had pregnant him for nine years, you weren’t more than a …” “You were ungrateful girl, you ought to grateful, because I wanted to entrust my sperm in your womb” Her crying was stopped, she laugh with a way face, “before you sleep with me and invest your sperm, how many man who had slept with me till I pregnant, so nobody can guarantee that Roy was your son, it was likely that he was the son of a scientist, artist, entrepreneur, Politician, bureaucrat, businessman, corruptor, a man like a crocodile, snake, pig, devil or moreover Satan,

94

Edisi 2/Tahun I/2009

you haven’t the right to educate him to be the thief or a hit man/murderer by trade, although he probably was the son of a murderer, robber or moreover a pirate, even he was the incarnation of a hit man, but it didn’t mean that he has to be like his parent, he has the right to seem a little angle too?” she caress me deeply. “How can I trust prostitute mouth like you” Suddenly, his handphone was screaming “Yes, myself. Who is this? Oooo Mr……… What is going on sir? What can I assist? O..oo okey, for me it’s so easy ….and about the payment, just send it to my bank account. The cost wasn’t so expensive sir, you know alone about that, this is a great risk, okay, thanks sir”. Without looking into us one second even also, directly he rushes. Few minutes later, then I hear the car whir of him leave my house yard. That’s the last moment of mine meet with him. Approximately twenty year, or more. What I remember, my body still sticks with public high school uniform. My father so hate if my mischief only just quarreling with closed friend, other inconsequential activity or fighting. “Become any kind of, if only accounting, yes do not yield something!” he snapped me. “I wish to become just politician. I hope you will defray me to go on my study to the university” “What for? Have too much one who live by falsehood” “You wish me to become murderer or thief?” “it’s more gentlemen/masculine if it’s compared to them who has dignity mask whereas the same with us, getting the money through wrong way, If becoming a murderer or thief, only your hand which is dirty, but it isn’t for your tongue, Cleaning hand much more easy than cleaning tongue, You do not have a skill for the bush at all”. When I pass SMU, my father leaving mother, there’s nothing left, except exorcism oath. He go as wind, don’t know where. My Mother didin’t feel important to look for Father, her Bawl out Enragement always put to rout my longing at Father. “There’s nothing require to regret. Even have to thank goodness, including if your Father go to hell even if”.


Short Crucially, My mother defraying me to go on my study to the university in the Metropolis city, a modern civilization disarming my primitive.me. My brain strive to permeate iridescent coloured ideas which possible come from sky. Is not similar “teaching” routine of my father, who teach me the hardness... blood... blood... and blood!. I really sad, my mother cannot feel the happiness when I finished my education at the university, In the middle of broil fight against ferocious gracious cancer, my mother ever said. “I wish you become a tiny angel which with small wings fly to guard my late later...” Finally, Mother has to surrender to the death. The Single way of me to reciprocate the sacrifice of my mother only trying to become a tiny angel which flies guarding her late. A tiny angel? Oh…… I sure, my mother too abundant. Her expectation like sunshine which is trying to break darkness of night which emerges from drunkard’s dream cavity like Father, “I more proud you become big thief. Big murderer!” His words up to now still alive in my ears. Also that noon, when I visit him in his “new house” Nusakambangan prison, which is damp to be, chilled and is famous “ghostlike”. Only big criminals who deserve to live in the old prison which located in that remote island. I enter the complex alleys of that prison meagerly tremble. Alongside alley repeatedly I meet a man who has the horrible face knocked around by the wardens lightly blow and whiplash. My step felt weight fringe that long alleys, till I arrived in the visit room. “Roy yes?” Seemingly my father’s memory still enough sharply. He swiftly recognizes me. his body seem thinly. His moustache and beard grow very close, as close as exorcism oath which always sticks in my memory. Although appears from his face that he a little bit weak. My father still stare at me confusedly but I feel it was so deep, his eyes similar the fireball. Emotion suffuse in my mind poke. I do not have the power to arrest two water courses emitting a stream in my cheek. “Crying only showing a weakness” he said suddenly. I am stung, there is a sneaking pride which creeps in my heart cavity. How can my father can

Story Story

as obstinate as that? Isn’t it true that his life at the verge of lethal? Tomorrow morning, he/she have to face the firing squad, the hot tins will tear his heart. “I had given my heart to the life………” my father fizz, like cunning snake which stand to face the slice of the hunter. “But, why you have to kill Mr. Roni, moreover you had killed his family”. My father just smiled; seemingly there was not regret in his face at all. “Yes…… why not? It was my job. Is there someone who feel lost with Mr. Roni’s decision, he was brave to pay me with much salary, and I agreed to the role of this game that I would not mention his name whatever the condition”. “But if you willingly expose that’s slaughter, probably tour punishment will not as great as this time”. “What for? The worst murderer was who denied the promise and he was a chicken out…… and how about you? We never meet for age, how many person which you had killed my son?”. “Forgive me dad, I have disappointed you, I have endeavored hardly, but indeed I do not have skill at all to be a robber, thief or a murderer like you….forgive me dad…..” my voice choked up, my tear are going to flow, but I endure it, because I am shy to my father, I afraid he will chuckle seeing me like a child, whereas I was mature. “So, all the time, what had you been? What

Edisi 2/Tahun I/2009

95


Story Short

Story

had you done?” His remark shakes my soul, its question was drubbed, as drub as his hit which right on my deary, my mind wind up strongly, looking for the right words to be spoken, but its word transforms become a strange hank which chocked up the throat, breath by breath I blew to set my soul at rest, but it can not help me, I still can not control my self. “Dad…… are you ready to face the death?” I remarked suddenly trying to shift the talking, he still stare me with his confused gaze. The fireballs go around in his eyes. “Whenever I am ready to face it, and I unperturbed to face it at all, I could get the happiness and the suffering caused by the merit of the death, so when the death backs and takes my heart, I welcome it warmly”. “What is your wish and hope before you pass away? Probably there is message?. “One point that I regretted was, I could not educate you to be a great thief or a murderer…….”. “what I mean was not it, I mean something which connected with your trip later”. “I was not really afraid to the death, because all the time I live from other’s death, and for me, the death is really wonderful, my son…..how many times I drive the others scream in the pain, till their soul leap from their body, oh…..it was really fantastic…”. “Perhaps, you need guidance to pray?”. “Why have you said so? Are you…..?”. “Yes….I appointed to guide you for praying”. “So, you are a prayer? Like a monk….my son? Will God receive my praying? Whereas I a sinful man?”. I nodded slowly, I see his eye is going to cry, and this is the first time I see his tear dropped. “My mother hoped me to be a tiny angle which flies keeping her soul”. “Probably my soul too……….”he caresses me warmly, tightly, so tight, this the first time in my life I feel an affection of him which he spread to my soul. His caress spacing out, when a thunder of the knocking shoes approach us. “Are you ready sir?” an official said politely “let us talk each other first” I said to him politely too.

96

Edisi 2/Tahun I/2009

The official leave us slowly, we feel the jail room press us strongly, the cold wall squeeze us slowly, we caress each other so warm, as if we can not separated each other with whatever power in this world, I felt my shoulder was wet, ya……my father’s tear flew on my shoulder. I left the jail with heavy step, I felt the time passed so past at that time, white drizzle which covered the twilight, it made the afternoon older and more dark, furthermore the seconds of watch which slice the time become the pieces of bad memory. The thunder of the shooting from the gun hurt my soul, I saw my father’s face smiled to me, the death was so wonderful, ya….like my father said, but it was not for who left, my father’s soul catch up with my mother’s soul, but I never know, can I be the tiny angle which fly accompanying their soul like what they hoped last time.


Edisi 2/Tahun I/2009

97


98

Edisi 2/Tahun I/2009


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.