ALSA MAGAZINE | March 2021

Page 1

PUTROE PUTROE P H A N G

ALSA GALLERY

THE BEAUTY OF ACEH

SYIAH KUALA UNIVERSITY

MARCH 2021


MAGAZINE TEAM Rizka Ramadhana

Chairman Of magazine Team

Alya Maghfirah

Azka Humaira

Vice Chairman Of magazine team

t Conten Writer

Inayah Putri Tartila

Abdul aziz Pasya

Design M. Ghopar azizi

Farida Hanum

1


01 Magazine Team

02

Table of Content

03 From Leader of ALSA Magazine Team

Table of ContentTable of Content Table of C

Table of Content Table of Content Table T aofbContent l e o f Table C o nof tContent ent Table of Content

04 From Director ALSA LC USK 2021-2022

05

ALSA LC USK Board

12

ARROW

13

17

19

20

Putroe Phang The Beauty of Aceh

Penerapan Perbankan Syariah di Provinsi Aceh

Makam Teuku Di Bitai

21 ALSA Gallery 24 Upcoming Event

25

4 pillar ALSA

26 Our Social Media

2


F r o m l e a d. e r o f

Alsa Magazine team Assalamualaikum Wr. Wb Salam sejahtera Shalom Om Swatiastu Namo Budaya

Alhamdulillah, segenap puji syukur kami haturkan atas terbitnya Newsletter ini. Dengan usaha yang sungguh-sungguh dari segenap ALSA Magazine team, akhirnya newsletter ini dapat terselesaikan pada kepengurusan local board 2001.

Edisi kali ini mengusung tema "Putroe Phang", dimana Putroe Phang ini sendiri adalah salah satu peninggalan sejarah yang sampai saat ini masih dirawat dengan baik dengan rakyat Aceh sampai saat ini.

Dengan segala hormat kami mengucapkan terimakasih banyak kepada seluruh pihak dan tim yang sudah menyukseskan newsletter ini dengan sebaik mungkin.

Besar harapan kami agar newsletter ini sebagai media informasi kreatif inovatif dan edukatif kepada seluruh pelosok masyarakat Indonesia

Salam hangat, Rizka Ramadhana

3


From dIrector

alsa lc USK 2021-2022 Halo Semuanya!

Selamat datang di ALSA LC USK Newsletter pada tahun ini. Pada Newsletter tema

ini,

“Putroe

memberikan para

kami

mengangkat

Phang”

untuk

wawasan

pembaca

kepada

terkait

sejarah

yang ada di Aceh. Hingga saat ini kita masih bisa melihat beberapa monument

sejarah

peninggalan

masa putroe phang di Aceh.

Peninggalan-peninggalan

ini

Sekian dari saya. Terimakasih saya

membuktikan masa kejayaan dari

ucapkan

Kerajaan

Aceh

yang

Iskandar

Muda.

di

masa

Salah

Sultan satunya

adalah Taman Putroe Phang yang merupakan

saksi

Newsletter

berharap

para

lebih

ini,

kami

pembaca

dapat

mengenal

sesuai

penerbitan

berperan

pihak dalam

Newsletter

ini.

Terimakasih atas perhatiannya.

ALSA, Always be One!

sejarah-sejarah Salam hangat,

yang ada di Aceh.

Terutama

telah

seluruh

sejarah

kebesaran Kerajaan Aceh. Dengan adanya

kepada

tema

Athaya Rumaisha yang

angkat yaitu Putroe Phang.

kami

Director of ALSA LC USK Board of 2021

4


ALSA LC USK BOARD

2020-2021

5


Board

Of Director

Athaya Rumaisha

Director ALSA lC USK 2021/2022

M. Prasta Ragil Ananda as Vice Director of Internal Affairs Alifia Naura Sumayya as Vice Director of External Affairs Nina Nadilla as Secretary General Rizqy Novita as Treasurer Daeng Naufal Firjatullah as Vice Director of Academic Activities

6


Farhan Telaumbanua as Manager Of Internal Department Ioshah Raseuki Mukhlis as Vice Manager of Internal Department Muhammad Rifqi as Head Division of Interest and Talent Rizka Ramadana as Head Division of Art and Design Inouna Hardy as Head Division Of Membership

Internal Department Alumnus Department Nanda Ayyasy as Manager Of Alumnus Department Khaira Rizka Noersaif as Vice Manager of Alumnus Department

7


External Department Faiz Al-Imtiyaaz as Manager Of External Department Siti Maghfirah as Vice Manager of External Department Safira Mahruzza as Head Division of Information and Promotion Arju Amalul Alfi as Head Division of Institution, Relation, and Networking

ICT Department lyandra Putra as Manager Of Information Comunnication and Technology Department Puteri Indahsyah Fitri as Vice Manager of Comunnication and Technology Department

8


Law Development Department Teuku Muhammad Soulthanarafif Aufa Iz'azullah as Manager Of LDD Department Rafiqa Nuzula as Vice Manager of LDD Department

Thariq Rmadhan Syurga as Head Division of Legal Events Tiara Haji Faradiba as Head Division of Legal Writings

English Development Department Merlita Yuli Safitri as Manager Of EDD Titi Zara as Vice Manager of EDD Laili Khalifah as Head Division of English Events Almira Islamey as Head Division of English Competitions Preparations

9


Moot Court Department Zycra Sabrina as Manager Of Moot Court Department Fanny Ulfiya Zari as Vice Manager of Moot Court Department

Funding Department Intan Rachmadani as Manager of Funding Department Frity Saliaty as Vice Manager of Funding Department Ridha Azuhra Alhusna as Head Division of Marketing and Promotion

10


Local Board

ALSA A L S A LC L C USK U S K 2021 2021

11


ARROW Arrow

merupakan

sebuah

identitas

yang

didedikasikan

untuk newsletter ALSA LC Universitas Syiah Kuala yang diterbitkan oleh kepengurusan Local Board 2021-2022 . Memiliki

arti

yaitu

target,

langkah

menuju

target,

anak

panah

yang

tepat.

Sebelum

anak

angkah

pertama

yang

melesat

menuja

panah

melesat

harus

dilakukan

adalah menarik busurnya terlebih dahulu.

Maknanya sebelum kita menuju suatu target atu sesuatu hal,

kita

matang

harus

membuat

terlebih

sempurna

dan

dahulu

tidak

rencana agar

melesat

dan

hasil

dari

persiapan

yang

yang

didapatkan

perkiraan

yang

kita

Ready

For

inginkan.

Kepanjangan

dari

ARROW

adalah

Always

Tomorrow yang bermakna selalu siap untuk menghadapi dan menjalani hari esok. Intinya, kita (ALSA) harus selalu siap dan cakap dalam mencapai target yang kita inginkan kedepan.

12


PUTROE PHANG

Secara geografis, Taman Putroe Phang ini terletak pada Gampong Sukaramai, Kecamatan Baiturrahman, Kota Banda Aceh, Provinsi Aceh. Lokasinya juga sangat strategis, sehingga memudahkan wisatawan untuk berkunjung ke taman kerajaan ini. Taman Putroe Phang ini dulunya disebut dengan Taman Ghairah, yang memang dibangun oleh Sultan Iskandar Muda untuk permaisurinya yang sangat beliau cintai. Taman Putroe Phang adalah saksi sejarah kekuatan cinta dan simbol cinta dari Sultan Iskandar Muda kepada ratu yang cantik bernama Putroe Phang atau Putri Phang yang berasal dari Pahang, Malaysia. Suatu ketika, sang putri ini merasa kesepian ketika sang suami selaku kepala pemerintahan selalu sibuk.

13


Pada

zamannya,

wilayah

istana

Di

dinding

ada

pintu

masuk

membentang dari Gunongan hingga

berukuran rendah yang selalu dalam

ke tempat Museum Aceh sekarang.

keadaan terkunci. Dari pintu lorong

Sang

ingat

adatangga menuju taman langsung

dengan kampung halamannya yang

ke struktur tingkat ketiga. Area ini

berada di Pahang. Sultan Iskandar

juga dilengkapi dengan danau yang

Muda

dibuat dengan membendung kanal

putri

kemudian

pun

selalu

memahami

apa

yang

dirasakan oleh istrinya. Agar tidak

dan

dilintasi

oleh

mengecewakan sang istri dan tidak

jembatan gantung.

beberapa

membuatnya merasa rindu kampung halaman

sang

Taman Putroe Phang ini diperkirakan

sultan membangun sebuah gunung

dibangun pada masa pemerintahan

kecil

Sultan Iskandar Muda yaitu antara

dan

di

Malaysia,

yang taman

maka

dinamakan mini

yang

Gunongan mengelilingi

istana untuk Putroe Phang.

tahun

1607-1636.

taman

yang

Didalam

berada

Daroy

ini,

beberapabangunan

ini membuat sang permaisuri sangat

didalamnya.

Ia

menghabiskan

awalnya Umar

Struktur terletak

yang

bangunan di

Jalan

berhubungan

ini

Teuku

dengan

Tak hanya cantik, Putri Pahang juga dikenal

pandai

penasehat

Sultan

dalam

(Kerkoff).

permasalahan.

memang

tidak

taman

terlalu

ini

besar,

bijaksana.

Iskandar

menyelesaikan

rakyat bangunan

serta

Bahkan, Putri Pahang juga menjadi

lokasi pemakaman tentara Belanda

Struktur

megah

hari-

harinya untuk bermain bersama para dayang.

Krueng

terdapat

Dibangunnya Gunongan dan taman

bahagia.

ditepi

area

bantuan

kala

pada

memecahkan

itu

banyak meminta

permaisuri

berbagai

masalah

sebuah

Bahkan,

yang

Muda

untuk

sengketa

berbentuk heksagonal dan dikelilingi

dan

oleh bunga. Taman ini memiliki tiga

paling

tingkat dengan tingkat utama pilar

bijak

mahkota yang berdiri tegak.

menentukan warisan bagi anak laki-

diingat dari

sehari-hari. adalah

Putri

Yang

keputusan

Pahang

dalam

laki dan perempuan.

14


konon, permaisuri ditemani dayang-dayangnya menghabiskan sebagian besar waktunya untuk bermain di Taman Putroe Phang ini. Permaisuri sering mandi bersama dayang- dayangnya di Krueng Daroy, lalu Pintu Khop digunakan sebagai tempat beristirahat. Usai mandi, dayang-dayang mengeringkan rambut permaisuri di Gunongan, selain itu tempat ini juga digunakan permaisuri untuk berganti pakaian setelah mandi. Taman Kerajaan ini lokasinya juga sangat dekat dengan istana kerajaan, dulu Pintu Khop merupakan pintu yang menghubungkan antara taman kerajaan dengan istana. Melalui Pintu Khop ini terdapat semacam lorong bawah tanah yang menjadi jalan untuk menuju istana kerajaan. Namun, kini wisatawan tidak bisa lagi menemukan jalan tersebut karena lorong tersebut telah ditutup ketika pemerintah melakukan pembangunan.

tak jauh dari taman, wisatawan bisa berkunjung ke Taman Sari Gunongan yang juga disebut dengan Taman Ghairah. Taman ini merupakan bagian dari Taman Putroe Phang yang kini dipisahkan oleh jalan raya. Didalam taman tersebut terdapat beberapa bangunan seperti Gunongan yang menjadi tempat permaisuriberganti pakaian usai mandi.

Gunongan merupakan bukti cinta Sultan Iskandar Muda kepada permaisurinya itu. Menurut kisah, Putroe Phang sehari-hari sering bermain bersama dayang-dayangnya di sini. Sang putri biasa memanjat Gunongan seperti yang sering dilakukannya di perbukitan di kampung halamannya, Pahang.

15


Gunongan yang secara harfiah berarti gunung tiruan merupakan sebentuk bangunan setinggi 9,5 meter. Bangunan yang berbentuk miniatur perbukitan ini dibangun pada abadi ke-17, yaitu periode pemerintahan Sultan Iskandar Muda. Dengan bentuk segi delapan (oktagon), Gunongan sepintas terlihat menyerupai bunga dengan tiga lapisan. Di salah satu sisinya terdapat pintu masuk yang menuju ke lapis ketiga, yang berupa sebuah tiang batu dengan bentuk mutiara bermahkota ditengahnya. Bangunan ini menjadi salah satu landmark Kesultanan Aceh yang tersisa dari penghancuran tentara kolonial Belanda. Hingga kini, keberadaannya masih terjaga utuh. Tidak jauh dari Gunongan, terdapat Peterana Batu Berukir. Sebongkah batu berbentuk silinder dengan diameter 1 meter, tinggi 0,5 meter dan berlubang di bagian tengah. Peterana ini biasanya digunakan oleh sang permaisuri untuk keramas dengan air bunga. Selain itu, tak jauh dari Gunongan juga berdiri bangunan bernama Kandang. Bangunan berbentuk persegi empat dan dicat berwarna putih, Kandang ini konon digunakan oleh Sultan Iskandar Muda dan Putri Pahang untuk mengadakan jamuan makan bersama anggota kerajaan. Dahulu disebutkan bangunan ini memiliki atap, namun kini sudah tidak bisa dilihat lagi oleh wisatawan.

16


The Beauty of Aceh

Danau Lut Tawar, Takengon Simeulue island

Pulo Aceh

Rerebe waterfall, Blangkejeren

Siron Kurueng, Aceh Besar

17


Want to see more other natural beauty? Come on to Aceh!

18


Penerapan Perbankan Syariah d i P r o v i n s i A c e h

Perrbankan syariah di Banda Aceh mempunyai potensi perkembangan yang sangat besar, karena Banda Aceh (khususnya) merupakan suatu daerah yang menerapkan syariat Islam secara khaffah dan juga merupakan kota yang dijuluki kota serambi Mekkah yang sangat cocok dengan produk yang ditawarkan oleh perbankan syariah (Yulianti, 2015) Berdasarkan Qanun Aceh Nomor 8 Tahun 2014 tentang Pokok-Pokok Syariat Islam, Aceh adalah daerah yang merupakan kesatuan masyarakat hukum yang bersifat istimewa yang diberi kewenangan khusus untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat sesuai dengan peraturan perundang-undangan dalam sistem dan prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, yang di pimpin oleh seorang Gubernur. Aceh dapat dikatakan sebagai salah satu daerah di Indonesia yang pertama kali mencetuskan berlakunya bank dengan menggunakan sistem syariah. Hal tersebut dibuktikan dengan didirikannya sebuah bank syariah di Aceh pada tahun 1991, yaitu Bank Perkreditan Rakyat Syariah (BPRS) Hareukat Lambaro di Aceh besar. Dimana, pendirian BPRS Hareukat Lambaro hampir bersamaan dengan pendirian bank umum syariah pertama dIndonesia yaitu Bank Muamalat Indonesia (BMI) yang juga didirikan pada tahun 1991 (Khalidin, 2016).

19


Industri perbankan syariah di Aceh mulai bertumbuh dengan baik khususnya setelah kriris ekonomi dan keuangan pada tahun 1997/1998, dimana bank-bank syariah baik bank umum syariah, unit usaha syariah dan bank pembiayaan syariah terus berkembang dengan baik di bumi Serambi Mekkah. Perkembangan pesat tersebut ditunjukkan dengan pembukaan kantor dan cabangcabang bank syariah di seruluh pelosok Aceh setelah daerah Aceh mendapatkan otoritas dari Pemerintah Pusat dalam menerapkan syariah Islam, baik yang terkandung alam UU Nomor 44 Tahun 1999 tentang Keistimewaan Aceh dan UU Nomor 11 Tahun 2006 tentang Pemerintah Aceh (Khalidin, 2017). Aceh merupakan provinsi yang sangat kental menerapkan adat istiadat dengan keagamaan, artinya provinsi Aceh merupakan salah satu provinsi yang mengatur kehidupan masyarakatnya dengan berbagai macam peraturan berdasarkan syariah. Aceh juga merupakan provinsi yang mendukung penerapan perbankan dengan prinsip syariah, dimana di Aceh sendiri perbankan syariah mempunyai aturan tersendiri yaitu Qanun Nomor 8 Tahun 2014 tentang Pokok-Pokok Syari’at Islam.

Qanun tersebut telah mewajibkan bahwa lembaga keuangan yang beroperasi di Aceh harus dilaksanakan dengan prinsip syariah, dan dengan adanya Qanun tersebut, maka lembaga keuangan syariah di Aceh memiliki legalitas yang sah. 51 Qanun tersebut juga diharapkan dapat mendorong terwujudnya perekonomian Aceh yang syariah. Pada tahun 2018 lembaga keuangan di Aceh telah memiliki Qanun khusus tentang Lembaga Keunagan Syariah (LKS) yaitu Qanun Nomor 11 Tahun 2018. Dalam sejarah Aceh adalah provinsi yang memiliki bank daerah pertama yang beropersi berdasarkan prinsip syariah di seluruh Indonesia, Bank Aceh melakukan konversi menjadi Bank Aceh syariah pada tahun 2016. Dengan adanya konversi Bank Aceh menjadi Bank Aceh Syariah, perkembangan perbankan syariah di Aceh tumbuh meningkat serta adanya konversi tersebut juga ikut menyokong pertumbuhan perbankan syariah secara nasional. Pada tahun 2017 market share perbankan syariah di Aceh tumbuh lebih besar dibandangkingkan dengan market share perbankan syariah secara nasional, dimana, pada tahun 2017 market share perbankan syariah unruk provinsi Aceh mencapai angka sebesar 33,15%.

20


Dalam perkembangan pertumbuhan perbankan syariah, pada tahun 2018 Aceh merupakan provinsi yang memperoleh peringkat keempat dari 10 provinsi dengan aset perbankan syariah terbesar di Indonesia. Namun, padatahun 2018 pertumbuhan perbankan syariah di provinsi Aceh mengalami penurunan yang cukup signifikan, dimana pertumbuhan aset perbankan syariah untuk provinsi Aceh pada tahun 2018 hanya mencapai angka 2,33% saja, juga pertumbuhan pembiayaan hanya sebesar 2,20% serta pertumbuhan DPK hanya 0,61%

LOCAL CHAPTER

Pertumbuhan yang dialami perbankan syariah cukup mengembirakan pada tahun tersebut, dimana pada tahun tersebut Aceh juga merupakan provinsi yang memiliki bank daerah dengan prinsip operasional berdasarkan syariah.

21


Makam Teuku D I B I T A Y

Kesultan Utsmaniyah adalah negara berdaulat sejak tahun 1299 – 1922. Kesultanan Utsmaniyahadalah negara islam terbesar yang pernah ada di muka bumi, dengan pemerintahan monarki. KesultananUtsmaniyah menduduki daratan di Eropa, Asia, dan Afrika. Sekitar 480 tahun lalu, para ulama, guru, dan prajurit Kesultanan Utsmaniyah berlayar menuju Aceh untuk membantu melawan penjajah Portugis padaabad 16. Hubungan antara Kesultanan Aceh dengan Kesultanan Utsmaniyah dapat terlihat adanya Kompleks Makam Tengku Di Bitay di Gampong Bitai, Banda Aceh, Aceh. Masyarakat Aceh menyebutkomplek di sekitar makam tersebut sebagai “Kampung Turki”. Berdasarkan catatan sejarah, nama Tengku Di Bitay diambil dari ulama Palestina yang memipin rombongan Kesultanan Utsmaniyah ke Aceh.

Nama asli Tengku Di Bitay adalah Muthalib Ghazi bin Mustafa Ghazi yang kemudian dikenal dengan nama Tengku Syekh Tuan Di Bitai. Selama di Aceh, Tengku Di Bitayberkontribusi dalam membantu Kesultanan Aceh dalam bidang pengajaran agama Islam. Tengku Di Bitay adalah orang yang sangat dihormati di masa itu. Komplek Makam Tengku Di Bitay ini juga digunakansebagai makam para prajurit Turki Utsmani, ulama, guru dimakamkan. Pada saat bencana gempa bumi dan tsunami meluluhlantakkan Banda Aceh pada 26 Desember2004 silam, Komplek Makam Tengku Di Bitay dan Gampong Bitai termasuk yang rusak parah. Akibat bencana tersebut, penduduk Gampong Bitai banyak yang meninggal dunia dari sebelumnya berjumlah 1.580jiwa menjadi 421 jiwa. Pasca benca tsunami 2004, Kompleks Makam Tengku Di Bitay dan Gampong Bitaikembali berbenah berkat bantuan dari Organisasi Bulan Sabit Merah Turki. Saat ini, komplek makam Tengku Di Bitay banyak dikunjungi wisatawan lokal dan wisatawan asing.

22


ALSA GALLERY Rapat Umum 1 Alsa Gathering

Alsa Commite Class

Alsa English Class

NMCC Intensive Class Local Board Sharing

Alsa Legal Discussion

23


upcoming event upcoming event ALSA Anniversary and Alumni Night

Mooting Class

Rapat Umum ll

ALSA Career Talk

ALSA 24


4 pillars of ALSA International Minded Social Responsible Academically Committed Legally Skilled

25


Visit Our social Media

@alsalcusk

@alsalcusk

khx6490z

Alsa LC USK

alsalcusk.org

26


ALSA!

ALWAYS BE ONE

ALSA


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.