RUANG KUDUS,
BACAKILAT
SAAT KUDUS
IMBAUAN KEMENTERIAN AGAMA
Lentera
edisi #31 | Juni 2017
SISI LAIN KEHENINGAN majalahlentera.com - April 2017 | 1
Lentera
edisi #31 | Juni 2017
Konten
8
4
14
23 12 Penerbit: KOMSOS Keuskupan Agung Medan | Penanggungjawab : RP Hubertus Lidy, OSC | Pemimpin Redaksi : RP Hubertus Lidy, OSC | Redaktur Pelaksana : Ananta Bangun | Langganan dan Iklan : Rina Barus (081370456696) | Keuangan: Sr. Dionisia Marbun, SCMM | Alamat Redaksi : Catholic Center, Jalan Mataram No. 21 Medan. Tel. (061) 88817709 | Informasi Liputan dapat dikirim ke e-mail : 足beritalentera@gmail. com | web: www.komsoskam.com | www.majalahlentera.com Rekening : BRI Rek. No.0336-01-068622-50-6 a.n. Hubertus Agustus Lidy & BNI No.0307532799 a.n. Hubertus A 足 gustus Lidy Redaksi menerima tulisan dan foto, maksimal 2halaman kwarto / ketikan 1,5 spasi. Batas pengiriman tulisan adalah akhir minggu 足kedua setiap bulannya. Redaksi 足berhak menyunting sebagian/ seluruh isi atau tidak memuat naskah. 2 | majalahlentera.com - April 2017
catatan Editor Ya, ya, ya. Kami tahu apa yang terbersit dalam benak pembaca. “Apa! lagi dan lagi mengenai ‘keheningan’?” Benar. Ini adalah isu yang masih relevan untuk didengungkan. Dan kontributor Lentera, Milda Pinem, menyarikan inspirasi tersebut dari pemikiran Kardinal Robert Sarah. Milda mendapati pemikiran mengenai nilai vital ‘keheningan’ tersebut dalam buku terbaru Kardinal Robert
kolom Feature tersebut. Semoga setiap tulisan dan ‘pembenahan’ tiada henti ini membuahkan ilham segar bagi pembaca Lentera. Tabik. Shalom, AB
berjudul The Power of Silence: Against the Dictatorship of Noise (2017. Maka Redaksi kembali menghadirkan ini kepada pembaca Lentera. Setelah sebelumnya dikupas dalam esai Pater Anton Lelaona SVD dan Sr. Laurentia Girsang, SFD.
Pemred Lentera, Pater Hubertus Lidi OSC mengupas perihal Ruang Kudus dan Hari Kudus. Karena jatah halaman dan panjang tulisan, maka tulisan Pater Hubert disajikan dalam dua edisi. Pada bulan ini merupakan sajian pertamanya. Tulisan panjang juga bisa didapati dalam kolom Feature. Yakni, liputan mengenai sistem Bacakilat dalam meningkatkan kemampuan membaca cepat dan pemahaman mendalam. Penasaran? Segeralah lirik
majalahlentera.com - April 2017 | 3
telisik
Source: Pexels.com 4 | majalahlentera.com - April 2017
Ruang Kudus & Saat Kudus (1)
oleh RP. HUBERTUS A. LIDY, OSC Aspek pemahaman dan penafsiran akan ruang kudus dan saat kudus, menjadi b erbeda. Hal
Pengantar: belajar dari Pengalaman
yang membedakan disini a dalah
Beberapa tahun yang lalu, waktu
mumpuni. Dalam arti inilah
masih bekerja di Papua sebagai
saatnya, waktunya. Konteksnya
petugas gereja setempat. Ada
agak sempit dan jangkauan
fenomena yang menarik, yang
ke depannya terbatas. Hari
terjadi usai ibadat pada hari
ini, saat ini menjadi penting.
Minggu. Selalu ada perkelahian
Pertanyaannya bagaimana
antar umat yang baru keluar dari
nilai-nilai Ilahi itu menyentuh
gereja dan terjadi di halaman
dan mempengaruhi bathinnya
gereja. Realitas itu membuat
saat berada dalam ruang dan
aku jengkel, marah, dan tidak
saat kudus itu? Hal ini sangat
mengerti. Aku merasa tak ada
berkaitan dengan kualitas
gunanya pembinaan, pengarahan,
kepribadiaan, ambisi pribadi, dan
dan seruan persaudaraan,
kepentingan, serta motivasinya.
kekeluargaan yang aku beritakan dalam gereja pada saat ibadat. Gagal total. Suatu kesempatan saya bertanya kepada bapa uskup, majalahlentera.com - April 2017 | 5
“Bagaimana ini bapa Uskup?” “Oh
ada di kamar, sehingga aman,
itu biasa saja, hari Minggu banyak
ga ada lihat. Uniknya sebelum
umat kumpul. Hari lain mereka
teman-teman ini menjalankan
terpencar kemana-mana. Hari
aktifitas masuk gudang, mencuri
Minggu dengan alasan berdoa,
buah-buahan itu, mereka berdoa.
mereka berkumpul. Pada saat itu
“Tuhan Allah, lindungi kami biar
ada yang mencari dan mengejar
aktifitas mencuri kami tak ini
kesempatan untuk menunjukkan
ditangkap oleh bapa asrama”,
jago, kehebatannya, dan
inilah kira-kira isi doanya. Ternyata
memperjuangkan kepentingannya
sial. Saat mereka sedang berdoa
dan ketenarannya. Pada waktu
dengan khusuknya, datanglah
itukan banyak yang menonton,
bapa asrama, tanpa mereka tahu,
apalagi frater juga ikut m enonton.
berdiri di belakang k omplotan
Mereka mencari pengakuan diri,”
itu. Lalu dengan suasana
“ Uniknya
sebelum teman-teman ini menjalankan aktifitas masuk gudang, mencuri buah-buahan itu, mereka berdoa. “ ungkap bapa Uskup dengan
khusuk pula mereka digiring ke
santai.
kantor asrama itu, agar mereka
Ada pengalaman lain. Malam hari, bagi kami para penghuni asrama, merupakan saat kudus, dalam arti aktifitas terjadi harus terjadi dalam suasana tenang, misalnya berdoa, meditasi, bacaan rohani. Beberapa anak asrama menggunakan saat teduh untuk maksud lain: mencuri buah-buahan di sebuah gudang makanan asrama itu. Maklum semua penghuni pasti 6 | majalahlentera.com - April 2017
mempertanggungjawabkan perbuatannya.
Ruang Kudus dan Saat Kudus Setiap agama, mempunyai tempat dan waktu khusus untuk urusan peribadatan atau sembahyang. Nuansa dan seruan pada ruang dan saat itu pada umumnya damai, meneguhkan, dan mengajak pertobatan. Harapanya
agar usai urusan peribadatan
bekerjasama demi kebaikan
itu umatnya menjadi semakin
manusia.
bersaudara, dengan sesama yang hadir, juga sesama yang di luar. Aspek-aspek rohani, spiritual, yang diutarakan pada saat itu, merupakan modal agar umatnya menjadi lebih baik. Berurusan dengan yang ilahi, maka waktu dan tempat demikian Âsungguh dihormati dan Âdikuduskan. Bahkan kadang juga menjadi tempat untuk orang berlindung, mencari damai, dan keselamatan dan pertobatan. Seorang pencuri yang lari berlindung di tempat ibadat karena dikejar masa, secara moral perlu dilindungi nyawanya. Kekudusan ruang dan waktu sebagai sarana agar setiap insan yang berada di dalamnya mengalami kedekatan, nikmat, dan kebaruan bersama Dia. Aspek ini amat mempengaruhi kualitas iman yang beraplikasi pada hidup dan kesaksiaan sosialnya. Kekudusan ruang dan waktu secara simbolis juga melambangkan kekudusan dari yang disembah yakni Allah yang Maha Kudus. Corong atau suara yang keluar dari areal dan pada waktu kudus m  encerminkan hakekat dari Sang Kudus. Damai,
Source: Graha Annai Maria Velangkanni
mengajak bersaudara dan majalahlentera.com - April 2017 | 7
lentera khusus
Sisi Lain Keheningan, Masihkah? (Refleksi Buku The Power of Silence)
oleh Milda Longgeita Pinem Penulis saat ini sedang studi S3 di University of Hull, Inggris Raya. Seseorang yang pernah bercita-cita hendak seperti Maria Hartiningsih, wartawan senior Kompas ataupun Simone de Beauvoir, penulis terkenal dari Perancis, tetapi akhirnya mengajar 8 | majalahlentera.com 2017 Yogyakarta. di Universitas Gadjah- April Mada,
universitas tempat saya
D
menakutkan, demikian saya
biasa menghabiskan
membatin. Kesunyian adalah
hari-hari belakangan ini, terdapat
teror. Ia tidaklah digandrungi.
ruang baca di lantai dua. Sebuah
Siapakah yang bisa bertahan
area yang melarang siapa saja
bersamanya? Tanpa ‘suara’, kita
untuk berbicara (keras), tidak
akan ‘tersesat’. Kita menjadi
boleh gaduh, bising, tidak direstui
‘bukan apa-apa’. Kita bermukim
membawa makanan, kecuali
bersama ‘hantu-hantu’. Sungguh
minuman yang tersimpan di
menyeramkan. Kita ‘dipaksa’
dalam wadah yang aman. Tidak
untuk menghadapi gejolak diri
banyak mahasiswa yang betah di
sendiri. Keramaian ternyata telah
ruangan ‘soliter’ itu di hari-hari
memberi jaminan keamanan
biasa, kecuali menjelang ujian.
dan kenyamanan. Banyak diam
Hanya segelintir orang termasuk
pun dipandang sebagai wujud
para mahasiswa postgraduate
kelemahan, ketidakpedulian,
ataupun para peneliti bermuka
bahkan lemahnya kehendak.
‘kusut’ yang tampak sibuk
Celotehan banal nan dangkal
membaca lembaran-lembaran
lebih diminati. Mereka berlomba
kertas tua, yang selalu menjadi
dipertontonkan entah di media
pengunjung setia. Tak ada
sosial, surat kabar, televisi, atau
yang cukup berani melangkah
di mana-mana. Kita m erelakan
tergesa. Tiada yang punya
diri terperangkap di dalam rimba
nyali menyapa seseorang.
kata-kata, gambar-gambar, dan
Keheningan adalah keharusan.
imaji-imaji. Kita menceburkan diri
Diam adalah kewajiban. Lain
ke dalam samudera kebisingan
kisah di ruang-ruang lainnya.
yang tak bertepi. Suara dan kata
Rasa ‘hangat’ takkan membuat
adalah candu.
i perpustakaan sebuah
kita merasa sendiri. Kita takkan
Sungguh keheningan begitu
Tapi tak demikian halnya
merasa sepi. Siapa saja boleh
bagi Kardinal Robert Sarah.
tertawa. Diizinkan bergurau.
“Keheningan lebih berharga dari
Silahkan berdiskusi. Boleh makan
semua karya manusia. Karena ia
(diam-diam).
mengekspresikan Tuhan. Revolusi sejati terlahir dari keheningan” majalahlentera.com - April 2017 | 9
(hal. 54), ungkap sang Kardinal
karena ia adalah seorang beri-
di dalam buku terbarunya The
man dan religius. Tetapi ada sisi
Power of Silence: Against the
lain, menurut saya, yang juga
Dictatorship of Noise (2017). Buku
digagas olehnya yakni ‘kehen-
setebal 247 halaman dan ditulis di
ingan humanis’: “keheningan
dalam bahasa Perancis dan Inggris.
adalah kemerdekaan terbesar
Kardinal Sarah lahir di Guinea,
manusia” (hal. 35). Bila kebanya-
Afrika dan konon ditahbiskan
kan manusia di era posmodern
menjadi uskup di usia 34 tahun.
lebih menikmati kegaduhan
Kardinal Sarah menawarkan sisi
facebook dan berita televisi
lain dari keheningan yang tidaklah
dibanding kesenyapan ruang
seburam ruang baca di lantai dua.
baca di sebuah perpustakaan
Dalam temperamen abad ke-21
tua, maka ia agaknya diplomatis,
ketika ‘emosi’ kata-kata dan aliran
berpura-pura, dan sentimentil
“ Keheningan
lebih berharga dari se m u a k a rya m a n u si a . K a r en a i a mengekspresikan Tuhan. Revolusi sejati terlahir dari keheningan “ informasi tak sepenuhnya bisa
karena “penerimaan diri yang sejati
kita kuasai, keheningan menjadi
hanya mungkin dan ada di dalam
semacam ‘penemuan’. Barangkali
keheningan” (hal. 50), ungkap sang
ia adalah proses menemukan dan
Kardinal. Bila seseorang punya
ditemukan, hingga kita pun bersua
pilihan dan pengertian kapan
dengan sisi lain dari keheningan.
waktunya untuk berdiam, kapan
Bagi Kardinal Sarah,
masanya untuk berkata-kata,
berharganya sebuah kesenyapan,
maka “ia adalah hadiah besar bagi
keheningan, dan kesunyian tak
kemanusiaan” (hal. 67), karena
lain dan bukan karena Tuhan.
dunia hari-hari ini adalah budak
Hal inilah yang banyak mewar-
dari kebisingan dan ketidakpastian
nai bukunya. Bisa dimengerti
maka berbahagialah manusia yang
10 | majalahlentera.com - April 2017
mampu merevolusi dunia di dalam
menarik, tidak ‘hangat’, bahkan
keheningan.
tampak suram seperti suasana
Tapi mungkinkah revolusi dunia
ruang baca tadi, tetapi keheningan
terjadi di dalam keheningan?
mampu mengungkap kedalaman
Kardinal Sarah menempatkan
manusia yang tidak bisa selalu
kemungkinan itu dengan p uitis
didefenisikan dengan kata-kata. Ia
di dalam wujud ‘asketisme
mampu menjernihkan ‘mata’ kita
keheningan’: “Keheningan kadang
untuk melihat yang tidak terlihat,
pahit, tapi manjur. Ibarat pil yang
termasuk Tuhan sendiri.
harus ditelan si sakit. Mereka yang menelan ‘pil pahit keheningan’ akan merasa sendiri dan kesepian. Tapi percayalah bahwa yang bertahan akan mampu merevolusi dunia, mengubah hidupnya. Ia akan sembuh” (hal. 61). Bagi saya, sisi lain keheningan yang ditawarkan oleh Kardinal Sarah tidak hendak memberikan k enyamanan tapi justru menggugat kenyamanan. Mempersoalkan kenyamanan semu dari kata-kata, keramaian, popularitas, dan kegaduhan yang menutup p eluang manusia untuk menjelajahi dan menemukan berbagai kemungkinan baru yang hanya bisa ditemukan ketika berdiam. Di dalam katakata, manusia telah dirumuskan dan dibakukan karena ia sangat
Kardinal Robert Sarah
terbatas. Keheningan adalah sebaliknya. Ia memang tidak
Source: http://foto.ilsole24ore.com majalahlentera.com - April 2017 | 11
kesehatan
Khasiat Teh untuk Kesehatan
Berbicara tentang manfaat dan khasiat teh tidaklah luput karena kandungan yang telah ada di dalamnya. Kandungan yang ada di dalam teh ini yaitu seperti kafein, bioflavonoid, essential oil dan juga kandungan lainnya yang dipercaya memiliki manfaat tersendiri. Lalu apa saja manfaat dan khasiat teh untuk kesehatan, berikut inilah informasinya. 1. Melarutkan lemak Teh memiliki kandungan yang sangatlah baik sekali untuk melarutkan lemak. Kandungan tersebut merupakan essential oil yang telah terdapat pada minuman ini yang memiliki manfaat dan khasiat yang berguna untuk melarutkan lemak dan juga melancarkan pencernaan. 2. Mengurangi risiko penyakit jantung dan stroke Kandungan pelifenol yang telah ada pada minuman ini bisa membantu anda dalam 12 | majalahlentera.com - April 2017
menurunkan kadar kolestrol dan juga tekanan gula darah yang menjadi penyebab p enyakit jantung dan juga stroke. Gumpalan darah yang telah ada pada tubuh anda nantinya akan menjadi bentuk kolestrol dengan jumlah besar yang bisa menyebabkan serangan jantung dan juga stroke. 3. Mencegah kanker Polifenol merupakan antioksidan yang telah ada di dalam teh yang memiliki manfaat untuk melawan kanker. Tetapi perlu
diketahui bahwa manfaat ini masih belum begitu meyakinkan lantaran beberapa peneliti masih Âmemberikan hasil positif dan juga negatif terkait hal ini. 4. Meningkatkan kesehatan gigi BTeh ini memiliki kandungan polifenol yang sangatlah efektif untuk membunuh bakteri yang telah diakibatkan oleh plak yang telah menempel di gigi. Plak yang ada di gigi ini bisa membuat gigi menjadi berlubang dan juga bisa menyebabkan masalah lainnya pada gusi. 5. Mencegah diabetes Sebuah penelitian yang telah terjadi pada tahun 2010 bahwa teh yang berkafein memiliki khasiat untuk membantu anda dalam mengurangi resiko untuk terkena penyakit diabetes atau gula darah. 6. Menghilangkan ngantuk Kandungan kafein yang ada di dalamnya ini sangatlah bermanfaat sekali bagi anda karena bisa mengurangi rasa ngantuk. Jadi anda tidak perlu heran apabila anda sering kesulitan tidur setelah meminumnya dengan jumlah banyak pada saat siang hari. 7. Melawan radikal bebas Khasiat teh lainnya telah memiliki kandungan oxygen radical absorbance capacity yang sangatlah tinggi. Hal ini merupakan salah
satu cara yang berguna untuk menghancurkan radikal bebas yang bisa merusak DNA yang ada di tubuh. Berbicara tentang radikal bebas sendiri sangatlah bahaya jika hanya di diamkan, oleh sebab itu, harus dicegah sebelum menyebabkan kanker. 8. Melindungi tulang Sebuah penelitian telah Âmembuktikan bahwa seseorang yang mengonsumsi teh selama 10 tahun cenderung memiliki tulang yang kuat. Para peneliti telah berpendapat bahwa kandungan yang ada di dalamnya seperti phytochemical adalah zat yang bisa membantu melindungi tulang agar lebih kuat. 9. Meningkatkan metabolisme tubuh Teh hijau telah memiliki kandungan polifenol katekin yang sangatlah bermanfaat sekali untuk mengeluarkan energi yang ada di dalam tubuh lantaran bersifat menghangatkan tubuh. Lemak yang bisa cepat ter oksidasi dan juga sensitivitas insulin bisa membantu dalam meningkatkan metabolisme tubuh. Sumber: Khasiat.co | Gambar: www.tealyra.com
majalahlentera.com - April 2017 | 13
feature
BACAKILAT Membaca. Cepat. Paham. Ingat selamanya. Apakah terobosan teknik ini menjawab tantangan-tantangan tersebut? Reporter Lentera turut sebagai peserta untuk menemukan itu semua dalam feature ini.
14 | majalahlentera.com - April 2017
M
ulanya saya
setahun, pada April 2017, saya
mengetahui istilah
menemukannya dalam lini masa
Bacakilat dari buku
Facebook: “Seminar Bacakilat
“Bacakilat for Students” karya
3.0 di kota Medan”. Wah.
Agus Setiawan dan Juni Anton.
Pucuk dicinta, ulam pun tiba.
Cukup lama saya memutuskan
Seantusias banteng liar, saya
untuk membaca buku ini, meski
mulai m enggandeng beberapa
beberapa kali meliriknya di rak
rekan sejawat serta Istri saya, Eva
toko buku Gramedia. Tepatnya
Susanti Barus untuk turut dalam
pada tahun 2016, saya akhirnya
acara tersebut.
membeli dan mulai menukil benda bersampul dominan biru
Satu ide kemudian terbersit dalam
langit tersebut. Berpuluh kali
benak saya, bagaimana jika
membaca buku ini (tanpa pernah
penelusuran untuk belajar sistem
“pikiran manusia hanya akan penuh jika satu detik belajar s at u h a l se l a m a 3 0 j u ta tahun!” menerapkan inti sistem Bacakilat),
Bacakilat ini dituangkan menjadi
saya mulai memahami secuil. Satu
sebuah tulisan. Meski tak sama
yang paling mengesankan adalah
hebat, setidaknya saya juga bisa
‘Menetapkan Tujuan’. Tentang
belajar gairah dan gaya meliput
betapa kelemahan umumnya
Malcolm Gladwell m aupun mas
orang Indonesia ialah tak kuat
Andreas Harsono. Saya bersyukur
menancapkan komitmen untuk
karena pionir Bacakilat, Agus
meraih tujuan.
Setiawan menyambut baik permohonan saya (padahal
Berangkat dari pemahaman
disampaikan secara lisan). Malah,
sedikit tadi, saya menumpuk rasa
Master Trainer dan juga Pimpinan
penasaran untuk ‘mendengar’
Aquarius Learning itu bermurah
langsung dari peracik sistem
hati memberi saya ‘kursi’ ikut
Bacakilat ini. Lewat tempo
dalam Workshop Bacakilat 3.0, majalahlentera.com - April 2017 | 15
angkatan ke-158 di Medan, pada
dicetuskan oleh Dinas Peternakan.
20 Mei 2017.
Bukan Dinas Kesehatan,” tutur bapak dua anak ini, disambut
Setelah bimbang memilih sudut pandang, saya putuskan menulis
gelak tawa hadirin. Namun, para hadirin
dalam pengalaman saya sendiri.
datang bukan untuk
Sungguh beresiko mengambil
mendengar gaya hidup
perspektif secara umum, sebab
sehat Agus. Mereka hendak
belum tentu ‘apa yang saya
menagih janji-janji yang
pandang berhasil pada diri saya,
ditawarkan oleh Bacakilat.
berlaku juga bagi orang lain’.
Diantaranya: “Menguasai
Meski demikian, inspirasi positif
Buku Apapun yang Anda
layak mendapat ruang di hati
Inginkan”, “Membaca 1 detik/
setiap insan. Sebab buku yang
halaman”, serta “Mencapai
baik sudah pasti ‘positif’ AIDS
100% Tujuan
atawa Aku Ingin Dibaca Sekarang.
Membaca”.
Tabik.
Semua itu diladeni ***
dengan sebuah
Agus Setiawan seorang murah senyum dan senang humor. Walau berbadan agak tambun, d engan lincah dan penuh energi dia
terobosan
memberi materi dalam Seminar
belajar
Bacakilat 3.0, pada (Sabtu) 6 Mei
yang
2017 di Hotel Grand Mercure Maha
disebut
Cipta Angkasa - Medan. Gerak
Agus sebagai Brain
lincah itu mungkin d isebabkan
Based Learning.
gaya hidup vegetarian yang dianutnya selama puluhan tahun. “Memang benar kok. Jangan percaya lagi dengan slogan ‘4 Sehat, 5 Sempurna’, karena itu 16 | majalahlentera.com - April 2017
Agus Setiawan | Master Trainer BacaKilat
# Pus Pus, Tolong Cari Informasi
berperan vital: Pikiran Sadar (PS),
Ini
Hipo-kampus (HK), dan Pikiran Sebelum meracik sistem
Bawah Sadar (PBS).” Perbandingan
Bacakilat, Agus menekuni
kinerja antara Pikiran Bawah
berbagai seminar -- dalam dan
Sadar vs. Pikiran Sadar adalah
luar negeri -- mengenai kiat
10% berbanding 90%. “Dalam
meningkatkan potensi diri.
penelitian diketahui bahwa PS
Dia juga melahap berbagai
hanya bisa mengolah 5-9 informasi
literatur tentang pengetahuan
per detik. Ini lah sebabnya jika
tersebut. “Saya ingat nyaris
membaca secara konvensional,
berinvestasi sampai Rp1 Miliar.
terutama buku dengan informasi
Dan tentu sampai berhutang
yang baru bagi otak, kita
sana-sini,” katanya. “Semua itu untuk belajar, belajar dan belajar.” Dalam
cenderung mengantuk dan bosan.” Bagaimana bisa? PS sejatinya ‘mengail’ informasi dari PBS. Di saat meminta informasi, alat pancing t ersebut
penelusuran
melewati sebuah ‘gerbang’
Agus ada
bernama HK. “Sebagai misal,
satu yang
saya tanya kepada Anda: Coba
menggelitik
bayangkan (Tugu) Monas. Maka
perhatiannya,
PS akan berkata kepada HK: Pus
yakni potensi
Pus, tolong cariin info gambar
otak manusia
Monas. HK kemudian mencari
dalam belajar.
info gambar Monas di PBS dan
Belajar, di k onteks
segera mengirimkannya ke PS,”
ini, adalah
terang Agus. “Bagaimana jika saya
bagaimana proses
meminta informasi yang tidak
otak menyerap dan
pernah Anda ketahui? Katakanlah
mengolah setiap
saya bilang: Coba bayangkan
informasi. “Dalam
buah Tutuli (nama buah ini
proses ini, ada
hanya karangan Agus). Prosesnya
tiga bagian yang
tetap berlangsung sama. Hanya saja HK menyampaikan bahwa majalahlentera.com - April 2017 | 17
informasi yang diminta tidak ditemukan. “PBS tidak bisa
30 juta tahun! Akan tetapi, PBS memiliki
memberikan referensi jika ia tidak
satu kelemahan yang bisa juga
ada datanya. Makanya buah Tutuli
menjadi kekuatan pemiliknya.
tidak m uncul,” terang Agus. “Jadi
PBS cenderung mudah
seringkali kita jenuh membaca
menumbuhkan pemikiran
buku karena buku tidak ada di PBS.
negatif. “Mari kita analogikan
Di mana, setiap kali baca buku HK
seperti kebun. Jika tidak dirawat,
tidak bisa menarik informasi dari
tidak ditanami tanaman yang
bawah sadar karena belum ada.
Anda inginkan. Maka, apa yang
Jadi kita hanya mengandalkan
akan tumbuh? Tepat sekali,
pikiran sadar kita saja.”
rumput liar,” Agus menjelaskan.
“Akhirnya pikiran sadar yang
“Untuk mengatasinya, kita
hanya memproses 5-9 hal (dari
perlu memupuk pengetahuan,
riset George A. Miller) akan
memperluas wawasan, dan
bekerja keras untuk membaca.
menanamkan pikiran positif terus-
Dan akhirnya membaca menjadi
menerus. So, hati-hati dengan
proses yang berat dan tidak
pikiran Anda!” Ini ada benarnya.
menyenangkan. Tidak heran
Richard Brodie, dalam buku “Virus
kegiatan membaca selalu kalah
AkalBudi” mengatakan bahwa otak
dengan yang lain,” katanya.
sangat mudah menyerap meme
Brain Based Learning mengubah kiat belajar secara konvensional yang hanya mengandalkan PS,
(virus akalbudi), terutama yang bersifat negatif. “Dalam penemuan tersebut,
sebaliknya memaksimalkan
kita memahami bahwa PS bukan
potensi PBS. Argumentasinya
lah tempat menampung informasi,
adalah PBS memiliki kapasitas
melainkan tempat untuk dilewati
dahsyat. Yaitu, bisa menampung
informasi. Dengan metode
data sebanyak mungkin hingga
Bacakilat, saat membaca buku
akhir hayat manusia. Prof. Sean
apa pun yang diinginkan, kita
Adams dari Alpha Learningn
membuat PBS belajar duluan.
Center menyatakan bahwa pikiran
Yakni dengan menggunakan
manusia hanya akan penuh jika
priming, kemudian membuat
satu detik belajar satu hal selama
PS belajar. Dengan demikian,
18 | majalahlentera.com - April 2017
preconscious processing terjadi. Tunggu dulu, apa pula
membaca memadukan priming dengan preconscious processing.
itu priming dan preconscious
Yang terakhir ini, dimaknai dengan
processing?
membuat PBS belajar lebih dahulu,
Ada tiga cara otak mem-
dan kemudian PBS akan memiliki
proses informasi: conscious
referensi yang bisa diberikan PS.”
processing, subliminal processing, dan p reconscious processing. “Sementara, Priming subliminal
# Bacakilat dengan otak & mata Organ tubuh lainnya yang
adalah melakukan subliminal
dipadukan dalam Bacakilat,
dengan sengaja.”
tentu saja adalah mata. Agus
Conscious Processing
mengingatkan, bahwa Bacakilat
merupakan cara kerja otak
tidak diperuntukkan bagi tuna
mengolah semua informasi secara
netra. “Sebab cara belajar ini
sadar. Yakni, hanya memproses 5-9
memberdayakan organ mata
hal per detik. Sementara subliminal
yang dapat menyerap 100 juta
processing adalah informasi
bit per detik. Baik yang kita
yang masuk di luar kemampuan
lihat secara fokus (sel kerucut di
pikiran sadar saat memprosesnya.
mata) m aupun di luar fokus yang
“Bayangkan saat anda mendengar
umumnya terlihat kabur atau blur
alunan musik favorit di dalam
(sel batang di mata), atau lebih
mobil yang menyusur k eramaian.
dikenal pandangan peripheral,”
Apakah semua suara sekitar,
kata Agus. Karena jumlah sel
bersamaan dengan alunan musik, Anda dengar dengan fokus? Tidak. Pikiran kita akan lebih khusyuk pada musik tersebut,” terang Agus. Priming berarti memberikan informasi lebih dahulu ke pikiran kita, umumnya tanpa disadari PS. “Memberikan priming ke PBS, akan membantu Anda saat memahami buku yang dibaca,” imbuh Agus. “Dalam Bacakilat, metode majalahlentera.com - April 2017 | 19
batang lebih banyak d aripada
ketahui sebelum menjawab:
sel kerucut, maka Bacakilat
Apa yang saya butuhkan dari
memberdayakan potensi sel yang
buku ini? Artinya, buku harus lah
pertama tersebut.
menjadi pelayan Anda. Bukan
Saat praktik Bacakilat, saya
Anda yang harus melayani-nya
dan beberapa hadirin workshop
dengan membaca seluruh isi
merasa bingung. Bagaimana
buku tersebut. “Menurut. Prof.
mungkin setiap halaman yang
Russel G. Stauffer isi buku yang
dipandang secara kabur itu bisa
bermakna hanyalah 4-11%,”
masuk ke dalam otak? Agus
ujar Agus s ebelum melanjutkan
mulanya membimbing peserta
pada (semacam) ritual meditasi
untuk melirik cover, back cover
untuk m enenangkan otak. Dia
buku yang kami bawa. Kemudian
menyebutnya ‘kondisi genius’. Tak
menuntun kami membaca
lama, hanya sekira satu menit.
Daftar Isi dan Prakata (Kata
Satu hal mulai terjawab dalam
Pengantar) dari penulisnya. “Ini
penjelasan tersebut. Yah, memang
lah informasi yang perlu kita
benar. Suatu kebiasaan lazimnya
20 | majalahlentera.com - April 2017
adalah pembaca merasa harus
katanya. “Agar memudahkan
membaca seluruh isi buku hingga
proses tersebut ada satu tahap
tuntas. Ini mengingatkan saya
yang hendaknya Anda lakukan.
pada tugas-tugas masa kuliah
Yakni membuat pemetaan pikiran
dulu. Yakni, dengan mengutip
atau populer disebut Mind Map.
beberapa bagian penting dari
Dengan membuat Mind Map, akan
buku-buku perpustakaan yang
terjadi preconscious processing.
kami buru.
Di samping itu, akar-akar seperti
Namun, membaca d engan
cabang dahan pohon sangat
pandangan yang kabur d engan
disukai otak. Sebab seperti juga
tempo 1 halaman/ detik,
pola saraf dalam otak kita.”
sepertinya masih tampak absurd.
Saya coba menerapkannya di
Suara gesekan kertas yang dinukil
rumah, dan mendapati beberapa
setiap detiknya mendominasi
buku yang mulanya saya baca
suasana ruangan training di
secara konvensional dan acak
Karibia Boutique Hotel. Kegusaran
kini lebih mudah dimengerti.
berkelindan dan seorang ibu
Benar bahwa kunci pertama ialah
bertanya: “Apakah benar informasi
menegaskan tujuan dari buku
dalam buku ini telah terserap ke
yang hendak dibaca. Apakah
dalam otak saya?” Agus bertanya
dipahami sepenuhnya untuk
dengan seulas senyuman: “Apakah
dijadikan bahan pengajaran? Atau
ibu menyadarinya? Jika tidak,
sekedar menguasai beberapa
berarti bagus. Karena memang
bagian untuk menunjang bis-
PBS belajar tanpa disadari PS.”
nis atau karir. Itu akan menjadi
Agus kemudian menguak
‘bahan bakar’ dalam menuntaskan
rahasia Bacakilat ini. “Otak tak bisa
setiap buku yang hendak dibaca.
mengelak dari pertanyaan. Ketika
Jika diandaikan pertarungan,
orang lain atau diri kita membuat
Bacakilat bagai senjata untuk
pertanyaan, terjadilah kontak
mengupas setiap bagian buku
antara PS, HK dan PBS. Informasi
yang m enguatkan pemahaman
yang Anda baca dengan potensi
dan pembelajaran.
sel batang mata tadi telah terserap
Saya teringat, petuah seorang
di PBS dan kemudian memberi
pengusaha dari negeri Paman
kepada HK saat PS memintanya,”
Sam, Elon Musk, bahwa dia belajar majalahlentera.com - April 2017 | 21
dengan cepat karena fokus agar informasi tersebut mudah dipahami. “Jangan pernah pulang membawa informasi yang tidak kau pahami,” katanya sebagaimana dikutip Inc.com. “Gunakan buku sebagai pelayan Anda. Untuk meningkatkan kapasitas kecerdasan Anda. Bacalah dengan cepat, karena waktu Anda sangat terbatas. Hidup ini bukan hanya untuk membaca buku saja,” pungkas Agus. *** Di akhir sesi workshop, Agus mendatangi saya untuk memberi sertifikat. “Jangan lupa mengirim challenge (tantangan) 10 Mind Map ya, pak Bangun,” katanya mengingatkan. Saya menyambut uluran jabat tangannya dan juga berseloroh,”Jangan lupa mengirim jawaban atas pertanyaan wawancara dengan majalah Lentera ya, mas Agus.” “Wah. Iya, iya. Saya akan kirimkan. Hehehehe.” Kami berdua larut dalam gelak tawa. Sementara senja meliputi kota Medan. Perlahan-lahan, tak secepat kilat, menuju malam. Pustaka: #1 Bacakilat 3.0. Agus Setiawan. Penerbit Buku Aquarius #2 Virus AkalBudi. Richard Brodie. Kepustakaan Populer Gramedia #3 Blink. Malcolm Gladwell. Gramedia Pustaka Utama #4 www.inc.com/quora/elon-musks-surprising-strategy-for-thinking-about-everything. html
ananta Bangun Editor dan Penulis di majalah online Lentera. “Bacakilat” adalah tulisan feature yang mengesankan baginya. “Banyak hal yang belum kita sadari mengenai potensi otak manusia. Bacakilat menyingkapnya dengan anggun.”
22 | majalahlentera.com - April 2017
Br. John De Britto, BM
majalahlentera.com - April 2017 | 23
nasional
Imbauan Kementerian Agama tentang Berita Hoaks dan Isu Intoleransi
Mirifica.net – KEMENTERIAN
iman menyiarkan dan mem-
AGAMA Republik Indonesia
berikan bimbingan kepada
dalam hal ini Ditjen Bimbingan
masyarakat Katolik, agar memi-
Masyarakat (Bimas) Agama Katolik,
liki p emahaman dan komitmen
Eusabius Binsasi menawarkan
pada tujuan utama diturunkan-
beberapa solusi untuk mengatasi
nya agama, yaitu melindungi
persoalan berita hoaks dan isu
martabat kemanusiaan serta
intoleransi.
menjaga k elangsungan hidup dan
Solusi ini ia sampaikan dalam sebuah seminar memperingati
perdamaian umat manusia. 2. Bersama pemerintah, para
Hari Komunikasi Sosial Nasional
penggiat/aktivis Katolik yang
ke-51 di Sekolah Tinggi
memiliki konsen di bidang
Ilmu Komputer Yos Sudarso
komunikasi memberikan
Purwokerto, Sabtu (27/5/2017).
pengertian sejauh mana bahaya
Berikut beberapa solusi yang
isu-isu liar yang berkembang
disampaikan di hadapan ratusan
di media sosial. Sehingga umat
peserta seminar :
Katolik dapat dengan bijak
1. Bersama dengan pemerintah, Gereja Katolik melalui kegiatan maupun komunikasi 24 | majalahlentera.com - April 2017
memanfaatkan kemajuan teknologi komunikasi. 3. Turut aktif berpartisipasi
dalam memerangi berita-berita
sumbang saran dan berkontribusi
hoaks maupun isu intoleransi
bagi pembangunan serta
yang b erpotensi memecah belah
perkembangan gereja dan bangsa.
bangsa. Misalnya, melaporkan pada pemerintah adanya berita-
Retno Wulandari
berita hoaks dan membantu
Photo link: AcehOnline.info
menyampaikan kebenaran atas berita tersebut. 4. Dirjen Bimas Katolik juga memiliki media komunikasi yakni website b imaskatolik. kemenag.go.id dan Majalah Bimas Katolik. Kedua media ini terbuka untuk umum, artinya siapapun dapat mengakses dan berpartisipasi. Saluran ini juga dapat dimanfaatkan untuk saling berkomunikasi antara pemerintah, gereja, dan masyarakat Katolik dengan mengedepankan informasi-informasi yang akurat dan dapat dipercaya. 5. Memanfaatkan forum-forum dialog sebagai sarana bertukar pikiran, urun rembuk memberikan
majalahlentera.com - April 2017 | 25
26 | majalahlentera.com - April 2017
majalahlentera.com - April 2017 | 27
28 | majalahlentera.com - April 2017