Ignasius Inspirasi generasi sukses & religius!
Belajar Entrepreneur sejak dini?
Why not!?
Media internal SMP/ SMA St. Ignasius Medan
Edisi I - Desember 2016 edisi Desember 2016 | majalah Ignasius | 1
SALAM REDAKSI
Redaksi
S
alam Entrepreneur! Salam S ejahtera! Dengan bahagia dan bangga kami mempersembahkan majalah Ignasius bagi siswa/i SMP & SMA St. Ignasius Medan beserta guru, orangtua dan Yayasan Seri Amal yang mendukung Redaksi merampungkan media ini. Besar harapan majalah ini menjadi corong citra seluruh insan di sekolah kesayangan kita. Sebagaimana rubrik Top Fokus yang mengetengahkan kurikulum E ntrepreneurship di sekolah Ignasius grup. Jiwa kewirausahaan memang isu yang patut disebarkan sebagai ilham bagi banyak insan. Terutama dalam melahirkan karakter mandiri dan berani berkreasi di tengah persaingan global. Suatu kebanggaan bahwa para siswa dan guru di SMP & SMA St. Ignasius Medan menampilkan keahlian menulis dalam edisi perdana majalah ini. Sebagian besar merupakan peristiwa, karya project dan berbagi pengetahuan. Semangat ini hendaknya terus kita rawat agar semboyan majalah Ignasius : “Inspirasi Generasi Sukses & Religius” turut dihayati setiap insan yang membacanya. Tentu ada banyak kekurangan dalam edisi ini. Sebab itu, Redaksi majalah Ignasius membuka hati untuk menerima masukan dan kritik yang membangun. Selamat membaca dan menghayati inspirasi baru dalam sajian aksara kami. Shalom!
Paulus Sarumaha, S.Fil 2 | majalah Ignasius | edisi Desember 2016
Pelindung Drs. Marugan Simbolon Budiman Hulu, S.Pd Pemimpin Redaksi Paulus Sarumaha, S.Fil Wakil Pemimpin Redaksi Rulih Bukit, S.Pd Tim Redaksi SMP St. Ignasius Medan Felicia Kaban Enrico D. Hulu Annisa Siregar Enrico J. Samara Cipta Kasih J. Ompusunggu Kelpin F. Sinaga (Fotografer) Tim Redaksi SMP St. Ignasius Medan Markus J. Panjaitan Deana Y. Manurung Rosita Silitonga David B. Pasaribu Josefin Indriani Orilia Gaudensia (Fotografer) Tata artistik/ Desain Ananta Bangun (https://goo.gl/P5Tf6A) Kontak Redaksi majalahignasius@gmail.com
DAFTAR ISI
4.
TOP FOKUS
2. SALAM REDAKSI
6. INSPIRASIPRENEUR
7. BERITA
13. SAINS
16. ENTREPRENEUR
17. ENGLISH CORNER
18. SASTRA INDONESIA
23. LINGKUNGAN HIDUP
24. SANTO/ SANTA
25. SOSOK
26. MOTIVASIUS
27. TIPS
Sapaan dari Pemimpin Redaksi untuk edisi perdana majalah Ignasius
Penjernihan Air dengan Metode Elektrokoagulasi
Keajaiban Untuk Sang Pemenang
Grace Ainone br. Sinaga: “Jangan Mudah Menyerah”
Apa yang dibutuhkan bangsa Indonesia saat ini? Generasi entrepreneur sejati
Memanfaatkan limbah kulit jeruk jadi kuliner enak!
Pro-Life: Menjalankan ciri sekolah yang pertama
Kisah Penebang Pohon
Ragam liputan peristiwa dan prestasi di SMP & SMA St. Ignasius Medan
Let’s solve the english puzzle! Pay attention for images.
Riwayat hidup perjalanan imamat St. Ignatius dari Loyola
Lima Kiat Jitu Internet-an Aman!
22
PSIKOLOGI POLA ASUH ANAK
edisi Desember 2016 | majalah Ignasius | 3
TOP FOKUS
BELAJAR ENTREPRENEUR SEJAK DINI? WHY NOT!
Drs. Marugan Simbolon Kepala Sekolah SMP St. Ignasius Medan
Dari sebuah situs percari p ekerjaan pada tahun 2015 d idapat sebuah data yang menunjukkan adanya jurang lebar dalam perbandingan antara jumlah pelamar kerja dengan jumlah ketersediaan lowongan kerja, yaitu sebesar 50:11. Hal ini menunjukkan bahwa tidak semua pelamar pekerjaan akan mendapatkan pekerjaan. Maka solusinya adalah menciptakan lapangan pekerjaan sendiri dengan mengembangkan jiwa entrepreneurship. Di era saat ini membuka sebuah usaha memang tidaklah mudah. Persaingan semakin ketat dan membutuhkan skill yang benar-benar mumpuni untuk mampu bertahan. Untuk itu perlu adanya menanamkan dan menumbuhkan jiwa entrepreneur sejak dini. Dalam tujuan menumbuhkan jiwa entrepreneur ini, peran institusi pendidikan sangatlah diperlukan. Melalui prosesnya, pendidikan harus mampu menghasilkan lulusan yang mampu berswadaya dan bukan hanya sekadar menjadi pekerja. Salah satu caranya adalah dengan memasukkan entrepreneurship ke dalam kurikulum pendidikan. Kurikulum entrepreneurship ini akan memperkaya sistem pendidikan tinggi di Indonesia. Hal ini akan menimbulkan dampak positif yakni semakin bertumbuhnya semangat dan jiwa entrepre-
4 | majalah Ignasius | edisi Desember 2016
neurship di kalangan generasi penerus bangsa. Seperti apa yang disampaikan oleh Direktur Universitas Ciputra Entrepreneurship Center Ir. Antonius Tanan, M.B.A., M.Sc., bahwa ilmu entrepreneurship ini perlu diterapkan dalam kurikulum pendidikan agar menjadi solusi agar Bangsa Indonesia bisa lebih maju lagi, terutama dalam bidang perekonomian. Dengan langkah-langkah tersebut, jika diimplementasikan secara serius dan sungguh-sungguh maka kurikulum entrepreneurship akan membantu menumbuhkan dan menguatkan jiwa entrepreneur pada generasi muda Indonesia. Selain itu, di masa yang akan datang akan lahir entrepreneur-entrepreneur unggulan yang akan membawa bangsa ini menyongsong masa depan yang lebih gemilang. Penekanan kurikulum entrepreneur adalah sebuah proses mengembangkan karakter dan mindset yang dilakukan melalui proses eksplorasi dan kreatif. Dua proses diyakini akan lebih bermakna kalau disertai proses mengembangan kecakapan-kecakapan yang dapat mendukung pemahaman konsep. Unsur yang akan berkembang dari siswa adalah: karakter atau mindset, ketrampilan dan pengetahuan atau konsep-konsep tentang hal yang dipelajari. Semua unsur akan diperlakukan sama pentingnya dan saling memberikan pengaruh.
Kurikulum tidak sekedar membuat anak tahu dan mengerti apa yang dipelajari, tapi lebih menekankan agar siswa berlatih untuk menemukan cara-cara baru dalam berkreasi dan berinovasi. Siswa didorong untuk menciptakan nilai tambah atau baru berdasarkan pemahamannya terhadap model, pola dan sistem yang ada. Kurikulum ini akan sangat menghargai proses kreatif dan nilai-nilai kemandirian untuk mencoba atau mengambil resiko. Dua Kurikulum Sekolah Menengah Pertama (SMP) St. Ignasius Medan termasuk satu lembaga pendidikan yang menerapkan Kurikulum Entrepreneurship, sebagai pendamping dengan Kurikulum Nasional atau kerap disebut K-13. Keduanya saling mendukung karena K-13 memiliki empat aspek penilaian, yaitu aspek pengetahuan, aspek keterampilan, aspek sikap, dan perilaku. Untuk meraih hasil pendidikan terbaik, sekolah di bawah Yayasan Seri Amal ini menggunakan metode pengajaran best teaching practice. Yakni memadukan pembelajaran teori dengan praktik. Dalam benak banyak orang, entrepreneurship lekat dengan usaha dagang. Ini tidak sepenuhnya benar, sebab nilai tersebut lebih menjurus kepada kemandirian. Dalam hal apa saja? Tentu kemandirian dalam karakter dan belajar. Nilai kemandirian ini sangat penting mempersiapkan generasi pelajar yang siap menanggapi permasalahan.
Dalam sekolah berbasis entrepreneur, siswa diajak untuk menemukan passionnya. Dimana dalam satu semester, siswa wajib membuat satu project. Mereka bebas memilih mata pelajaran untuk project tersebut. Dengan demikian mereka tergiring menjadi pribadi yang kreatif. Semisal, seorang siswa kita membuat project rosario dari biji salak. Memang jika melihat karya siswa tidaklah bernilai jual tinggi. Tetapi, para siswa telah dirangsang untuk berani dan kreatif menciptakan sesuatu. Yayasan Seri Amal telah mendesain Ignasius grup memiliki program pembelajaran bernuansa entrepreneur dari tingkat TK, SD, SMP hingga SMA. Pada masa pendidikan TK dan SD, anak-anak diajar menjadi pribadi mandiri lebih dahulu. Nah, penerapan pengetahuan berbasis kewirausahaan ini semakin diasah pada tingkatan SMP dan SMA. Di Ignasius, pengembangan diri selalu melibatkan insan-insan yang profesional. Siswa dibuka peluang menambah wawasan di luar pelajaran sekolah. Sehingga kami selalu menanggapi positif setiap undangan pelatihan/ seminar dari eksternal, agar setiap siswa dapat terlibat langsung. Pustaka tambahan: http://www.prestasi-iief.org/index.php/id/ feature/110-menumbuhkan-jiwa-entrepreneurmelalui-kurikulum-entrepreneurship-kampus https://id.wikipedia.org/wiki/Kurikulum_2013
edisi Desember 2016 | majalah Ignasius | 5
INSPIRASIPRENEUR
MENGUBAH DUNIA dengan TIDAK MEMBARTERKAN SELURUH WAKTU UNTUK BEKERJA Tapi BERDAMPAK BAGI SESAMA
S
Budiman Hulu, S.Pd Kepala Sekolah SMA St. Ignasius Medan
ebuah cerita sederhana dalam video berjudul : EMBER vs PIPA yang mengisahkan dua orang pemuda kampung yang sedang mencari pekerjaan yaitu Pipo dan Endro. Dengan usaha dan semangat berkobar-kobar mereka mendapatkan pekerjaan sebagai penimba air di satu desa. Kepala Desa memperkerjakan mereka untuk memenuhi kebutuhan air dikampung itu, dengan membawanya dari sumber air digunung. Seiring dengan waktu dan usia mereka mulai merasakan hasil yang banyak dengan sagala yang mereka inginkan. Tetapi salah seorang dari pemuda ini mulai berpikir bahwa usaha mereka tidak bisa bertahan lama karena mereka akan kehabisan tenaga dan waktu seiring dengan usia yang semakin tua. Pemuda kreatif dan inovatif ini mulai mengajak temannya untuk bekerjasama dalam menerapkan idenya untuk membangun saluran air dari gunung sampai kekampung. Namun menurut temannya ide itu sia-sia dan menertawakannya sehingga ia menggelari pemuda kreatif dan inovatif ini “Manusia Sisaluran Pipa”. Si Pemuda kreatif dan inovatif ini mulai bekerja dan membangun saluran airnya sampai bertahun-tahun lamanya sembari sesekali dia menimba air dari gunung untuk kebutuhan hidupnya sehari-hari. Seiring waktu berlalu pemuda kreatif itu menyiapkan saluran airnya dan langsung mengalirkannya ke kampungnya. Maka tenaga dan waktu si pemuda tadi tidak d ibutuhkan lagi untuk menimba air. Kini, ia tinggal tenang untuk menikmati jerih payahnya yang sangat luar biasa seiring dengan aliran air mengalir. Seluruh kampung merasakan hasil kerja yang sangat luar biasa dari sang sisaluran pipa yang sudah memberikan dampak yang sangat luar biasa kepada orang lain dan bukan sematamata untuk dirinya sendiri. Di kala dia tidur, berpergian berlibur untuk bertamasya, ikut undangan pesta bersama keluarga, penghasilannya mengalir terus dan terusmenerus tanpa henti seiring dengan aliran air mengalir. Cerita ilustrasi di atas menggambarkan hidup saat ini, sebagian besar kaum muda berlomba-lomba mencari pekerjaan yang layak. Setelah mendapatkannya, ia akan menikmati pekerjaan itu walaupun semua kemampuan terus dipertaruhkan tanpa berpikir lebih kepada hal-hal yang menjanjikan karena sudah puas dengan apa yang didapatkan saat ini. Tetapi di sisi lain ia telah mengabdikan diri dan tenaganya untuk dibarterkan pada pekerjaan itu dan tidak mendapatkan nilai lebih untuk dibagikan
6 | majalah Ignasius | edisi Desember 2016
pada sesama karena pandapatan sudah memiliki standard dan ketentuan. Para pelajar dan pemangku pendidikan illustrasi ini akan merubah pola pikir anak-anak kita untuk berbuat lebih dari apa yang mereka pikirkan saat ini. Pola pikir entrepreneurship adalah sarana untuk memajukan negara ini dari kemiskinan. Para entrepreneur muda saat ini mencoba membuka wawasan kita semua agar setiap insan berpikir inovatif yang berdampak positif bagi dirinya dan orang lain. Entrepreneur kawakan Dr. Ir. Ciputra senantiasa bertanya, mengapa Indonesia masih tertinggal secara ekonomi dari Singapura, Taiwan, Hongkong, Jepang, apalagi Amerika Serikat? Dan apa yang ditemukannya cukup mengejutkan, yaitu karena Indonesia terlalu sedikit mempunyai entrepreneur. Sementara itu, Sosiolog Pembangunan, David McLelland menemukan bahwa suatu negara akan makmur apabila mempunyai entrepreneur sedikitnya 2% dari jumlah penduduk negara itu. Tahun 2005, Singapura memiliki entrepreneur 7.2% dari total penduduknya, padahal tahun 2001 hanya ada 2.1%. Indonesia hanya memiliki sekitar 400 ribu wirausaha real entrepreneur, atau sekitar 0.18% dari penduduk. Memang pelaku bisnis tercatat ada 50 juta orang, tetapi yang lain itu bukan entrepreneur yang sesungguhnya, mereka hanya melakukan kegiatan mencari nafkah subsisten. Kehadiran Sekolah-sekolah berbasis Entrpreneurship tidak akan menghambat cita-cita dari pada anak-anak kita tetapi mereka akan berpikir lebih cemerlang menata masa depannya. Proses pembentukan kemandirian siswa agar dapat mencari, melihat, mengelola dan menciptakan peluang dengan ide-ide kreatif, inovatif sehingga hasil inovasinya dapat diterima dan berdampak besar bagi dirinya dan orang lain. Pengalaman hidup seorang pemuda kreatif dan Inovatif akan membawa contoh dalam kehidupan kita untuk mencoba berbuat yang baru dan mendatangkan hasil yang terus menerus dan mengalir seperti air yang tak henti. Selamat membangun dan membuktikan diri sebagai orang yang mampu membawa perubahan yang disemangati oleh firman Tuhan yang mengatakan : “Ia mengikat pinggangnya dengan kekuatan, ia menguatkan lengannya. Ia tahu bahwa pendapatannya menguntungkan, pada malam hari pelitanya tidak padam” (Amsal 31:17-18).
BERITA
Paskibraka SMA St. Ignatius Medan pada umumnya paskibra SMA St.Ignasius juga mengibarkan bendera pada saat upacara hari-hari penting. Namun, ada sedikit perbedaan, yakni pakaian yang dikenakan paskibra SMA St. Ignasius. Dimana mereka mengenakan pakaian putih-putih dan dikolaborasikan dengan pakaian adat setempat.
S
iapa yang tak mengenal Paskibra? Pada saat upacara perayaan hari-hari penting Paskibra ditugaskan untuk mengibarkan b endera. Mereka terlihat gagah saat m engibarkan bendera kebanggaan kita B endera Merah Putih.
Pada saat upacara perayaan HUT RI pada tanggal 17 Agustus 2016, mereka mengenakan ulos adat Batak Karo. Dimana laki-laki mengenakan ulos Bekka Bulu dan perempuan mengenakan ulos Wisnipes. Namun karena pada saat perayaan hari-hari penting, pihak SMP juga ikut berbaris dan pada paskibra pun SMP St. Ignasius ikut bergabung dengan SMA. Walau SMA dan SMP bergabung tapi mereka tetap terlihat gagah.
Nah... Disini kami akan memperkenalkan Paskibra SMA St.Ignasius. Seperti pada paskibra
Sekolah Tanpa Tong Sampah & Duta Adiwiyata
S
ampah merupakan salah satu persolaan besar bagi kota-kota besar. Bahkan sampah menjadi salah satu penyebab terjadinya banjir. Melihat dan menilai persoalan ini ini sangat penting, maka dalam beberapa tahun ini di SMP St. Iganasius telah menerapakan suatu gerakan sekolah tanpa tong sampah. Apa yang dimaksud dengan sekolah tanpa tong sampah? Maksudnya adalah seluruh warga SMP St. Ignasius dilarang untuk membawa sampah ke dalam lingkungan sekolah, misalnya sampah bungkus makanan atau jajanan yang berasal dari luar lingkungan sekolah. Dan semua warga SMP St. Ignasius diharapkan menggunakan bontot makanan sebagai wadah makanan mereka. Gerakan ini merupakan suatu bentuk pendidikan karakter yang dimana semua warga SMP St. Ignasius memiliki gaya hidup yang mengurangi penggunaan bahan bungkus plastik atau sejenisnya yang dapat menyebabkan banyak sampah. Gerakan ini juga didukung dengan Gerakan Adiwiyata yang dimana pada tahun ini SMP St Ignasius yang meraih juara II Gerakan Adiwiyata tingkat Kota Mayda Medan, beberapa waktu lalu.
Selain itu, kini di SMP St. Ignasius telah memiliki duta adiwiyata yang berfungsi dan bertindak sebagai “polisi lingkungan” di SMP St. Ignasius. Para duta adiwiyata diharapkan menjadi motor dalam gerakan lingkungan hidup, mencipatakan lingkungan sekolah yang bersih dan juga membudayakan gaya hidup yang cinta lingkungan hidup di mana pun mereka berada, serta di sekolah dapat mengingatkan warga SMP St Ignasius untuk tidak membawa bungkus makanan ke area sekolah, dan bagi yang melanggar tentu akan menperoleh teguran dan bahkan konsekuensi. Setiap harinya duta adiwiyata beserta osis SMP St. Ignasius mengadakan pemeriksaan kelas untuk melihat keadaan kebersihan kelas tersebut, jika terdapat sampah maka kelas tersebut akan terkena denda dari pihak osis. Selain itu akan ada razia mendadak ke setiap kelas untuk memeriksa loker dan laci apakah terdapat sampah atau tidak. Tentu dengan adanya sistem sekolah tanpa tong sampah ini, diharapakan bahwa kebersihan lingkungan akan lebih bersih dan asri.
edisi Desember 2016 | majalah Ignasius | 7
LOMBA TINGKAT II PRAMUKA KWARRAN MEDAN JOHOR
P
ada tanggal 17-18 September 2016, SMP St. Ignasius Medan mengikuti lomba tingkat 2 kwarran Medan Johor yang diadakan di bumi perkemahan Cadika kecamatan Medan Johor. Dalam perlombaan ini, SMP ST IGNASIUS mengutus 2 regu yaitu, regu putra dan regu putri. Masing-masing regu memiliki 8 anggota. Dengan kerja sama dan kerja keras kedua regu ini, SMP ST IGNASIUS berhasil meraih beberapa penghargaan. Regu putra berhasil mendapat juara I cepat tepat pramuka, juara III estafet teknik kepramukaan, juara III lomba ketangkasan baris-berbaris, dan terakhir mendapat juara II umum, sedangkan regu putri mampu mendapat juara II lomba tolak ukur perkemahan, dan juara III lomba ketangkasan baris-berbaris. Keberhasilan ini tidak dapat diraih tanpa bantuan dari Sertu Ignasius Budiyono, Iriel, Alfian, dan Mikael Tampubolon S,Pd.
WATER POINT SMP ST IGNASIUS
S
MP ST IGNASIUS terus berbenah, untuk mendukung proses pendidikan disekolah berlabel Entrepreneurship School ini, pihak sekolah berencana akan membuat water point bagi siswa. Water point yang dimaksud adalah titik air yang nantinya merupakan air mineral dari isi ulang yang akan diletakkan di beberapa titik di SMP St. Ignasius. Hal ini merupakan tindak lanjut dari usulan para orang tua siswa yang menginginkan adanya air mineral yang bisa didapat di sekolah saat anak mereka mengikuti les atau pengembangan diri di sekolah.Usul ini kemudian dibawa ke breafing pada 29/9/2016 dan langsung disetujui oleh kepala SMP St Ignasius, Drs. Marugan Simbolon. Bapak yang juga guru olahraga ini kemudian meminta kepada
8 | majalah Ignasius | edisi Desember 2016
pembina OSIS, Bapak Mikel Tampubolon, S.Pd agar segera membicarakan hal ini kepada OSIS. “Mohon kepada bapak Tampu agar segera mengumpulkan anggotanya untuk membicarakan hal ini karena OSIS lah organisasi di sekolah ini,” ujarnya. Menurut rencana, nantinya water point ini akan dibuat di tiga titik di gedung SMP ST IGNASIUS, selanjutnya siswa bebas mengambil air jika air minum yang mereka bawa sudah habis. Namun sekolah tetap akan membuat aturan khusus ataupun prosedur pengambilan air tersebut agar siswa tidak mengambil air sesuka hati, tetapi kerena kebutuhan.
Peringatan Hari Guru ke-71 di SMP & SMA St. Ignasius Medan
S
iapa yang tak tahu dengan perayaan hari guru. Perayaan yang rutin dilakukan di dunia pendidikan ini, pada tanggal 25 November 2016 adalah perayaan yang ke-71. Seluruh guru di Indonesia tentu merayakan hari itu di sekolah masing-masing. Rasa bahagia dan haru tampaknya turut menyemarakkan perayaan hari guru. Serangkaian acara juga sengaja disusun agar seluruh warga sekolah, yakni guru dan siswa merasakan kebahagiaan hari itu. Penyematan bunga pun dijadikan sebagai acara wajib untuk menghargai jasa para guru yang telah mengabdikan dirinya di dunia pendidikan. Hymne guru yang dikumandangkan pun menambah kehikmatan acara hari guru karena lagu tersebut menggambarkan betapa mulianya jasa seorang guru. Pengumandangan lagu hymne guru pun menjadi salah satu momen yang paling ditunggu-tunggu. Hal-hal tersebut tampaknya terjadi di SMP St. Ignasius. Pada hari yang sama dengan hari ulang tahun guru yang ke 71,
t ernyata ada kebahagiaan lain yang terjadi di SMP St. Ignasius. Seorang pahlawan tanpa tanda jasa di s ekolah ini, Bapak Drs. Marugan Simbolon, kepala sekolah SMP St. Ignasius mendapat penghargaan atas 25 tahun pengabdian beliau di Yayasan Seri Amal. Rasa syukur pun diucapkan oleh Bapak Simbolon di dalam kata sambutannya dan beliau juga memberikan semangat pada guru-guru agar tidak lelah mendidik siswa-siswi menjadi seorang yang berilmu dan berguna bagi Tuhan dan negara. Begitulah gambaran perayaan hari guru yang ke 71 tahun di SMP Ignasius, tanggal 25 November 2016, semoga dengan perayaan tersebut menambah semangat bagi guru-guru dan menyadarkan siswa bahwa guru adalah sosok yang patut mereka hargai pengabdiannya.
edisi Desember 2016 | majalah Ignasius | 9
JUARA PADUAN SUARA SMP St. IGNASIUS MEDAN
L
agi-lagi siswa SMP St. Ignasius mengukir prestasi. Kali ini datang dari Amor Deus Choir yang berhasil menyabet juara ke 3 dalam lomba Pesparawi s ekota madya Medan yang diselenggrakan di Suara Nafiri Convention Hall, 2 Desember 2016 lalu. Meskipun awalnya merasa sedih karena tidak bisa mempertahankan prestasi sebagai juara 1 tahun lalu, namun hal itu tak berlangsung lama karena bagaimanapun rasa syukur lebih bermakna dalam setiap keadaan. Berbenah untuk menjadi lebih baik itulah yang kini menjadi PR bagi anggota choir agar tahun depan dapat kembali menyabet juara 1 dalam ajang yang sama dan juga ajang lainnya. Jadi intinya, selamat untuk Amor Deus Choir dan tetap semangat menjadi juara.
SUMPAH PEMUDA 2016 di SMA St. Ignasius Medan “Mengenang Jasa Para Pahlawan”
MEDAN/ Ignasius - Perayaan Hari Sumpah Pemuda, Jumat (28/10/2016), di SMA St. Ignasius berlangsung meriah dan gempita. Berbagai acara kreativitas membangkitkan s emangat kepemudaan para siswa/i. Dengan penuh antusisas mereka mempersiapkan segalanya dengan matang dan menampilkan segala yang terbaik.
Semua ini dapat terlaksana dengan baik tidak terlepas dari kerja keras dari teman-teman kami , pengurus OSIS SMA St. Ignasius Medan, yang bisa mengkoordinir seluruh kegiatan berjalan degan sukses.
“Kegiatannya asik sekali” kata salah seorang siswa SMA St. Ignasius Medan. Semoga dengan a danya Beberapa lomba yang diselenggarakan adalah vocal kegiatan ini seluruh siswa/i dan semua orang dapat lebih menyadari arti perjuangan para p ahlawan group, modern dance, puisi, dan stand-up comedy. muda kita dulu di medan perang. Salam Pemuda. Antusiasme dari seluruh siswa sangat besar seingga acaranya dapat berjalan dengan baik dan sungguh (PS/ Editor: Ananta Bangun) meriah. Begitu banyak bakat-bakat siswa yang tersalurkan melalui lomba-lomba yang di adakan.
10 | majalah Ignasius | edisi Desember 2016
ANEKA PRESTASI SMA St. IGNASIUS MEDAN
Anggota Vok
H
al Group
it avor F a r Jua
allooo… salam Entrepreneur… Lagi…lagii dan lagiii yahhh, maksud kata lagi dan lagi adalah berkali- kalinya SMA St. Ignasius meraih prestasi padahal masih satu semester berjalanan prestasi ini dari kesemangatan anak didik dan para guru yang professional dalam membinbing anak didik SMA St.Ignasius adapun yang telah diraih yaitu 1. Juara 1 Speech Contes Juara kali ini di beri oleh anak didik kami atas nama Sola Gratia Vinola L. Gaol yang berhasil mencapai juara 1 Speech Contes sekota Medan pada tanggal 15 Desember 2016 dalam acara Syukuran Ulang Uskup Agung Medan Mgr.Anicetus B. Sinaga, OFM.Cap 2. Juara 2 Fotografi Juara 2 kali ini yang hobinya foto-foto atau bisa di bilang calon- calon dari fotografer kelas dunia hehehe prestasi ini yang di beri oleh anak didik kami atas nama Orilia Gaudensia yang berhasil juara 2Fotografi sekota Medan pada tanggal 15 Desember 2016 dalam acara Syukuran Ulang Uskup Agung Medan Mgr.Anicetus B. Sinaga, OFM.Cap 3. Juara Favorit vocal Group Nahhh ini merupakan juara adu suara vocal yang memberikan alunan lagu dan music yang begitu indah dan nyatanya meraih juara favorit Sekota Medan dalam acara lagu perjuangan yang di laksanakan pada tanggal 27 Agustus 2016 di Gereja City Harvest Church Indonesia Lagi….lagi dan lagiii hahaha itulah juara berturut- turut yang telah di capai oleh Siwa- siswi SMA St. Ignasius Medan, segudang Bakat dan Segudang Prestasii.. Tapii bidang Prestasi tidak sampai terhenti begitu saja, masih ada prestasi yang lainnya terutama dalam bidang PADUAN SUARA SMA ST.IGNASIUS yang sering di singkat namanya SIC apakah sudah ada yang
roup G l a Vok
pernah mendengarnya sebelumnyaa…hehehe…
Juara II Fotografe
r
Nahhh paduan suara kali ini akan kita perjalas bagaimana perjalanan SIC ini terbentukk di SMA St. IGNASIUS.. “Paduan suara” suara merdu dari surga Paduan suara ini mulai di bentuk pada tahun 2015 sampai sekarang. Pelatih padus yang cantik dan ganteng yaitu Ms. Sari dan Sir Hendra yang setia untuk melatih suara-suara yang paspsan itu menjadi suara yang luar biasa indah. Paduan suara SIC(saint ignsius choir) ini pernah mengikuti lomba Pesparawi pada bulang N ovember 2015 dan mengikuti lomba di taman budaya pada bulan 31 Oktober 2015 lalu. Pada lomba itu SIC mendapatkan peringkat 6 dari 30 peserta dan sangat membanggakan. Nahhh tapi kali ini SIC memberikan suatu perubahan, semangat yang gigih, doa dan tekat yang kuat a khirnya pada tanggal 2 Desember 2016 kamren SIC(Saint Ignasius Choir) berhasil memperolah juara 1 Pemko Medan di suara Mutiara Naviri lagu rohani sekota medan dan ini merupakan untuk yang pertama kalinya, nahh bisa kita sebut lagi dan lagi iyakann hahaha… nahh kami menyebutnya itu adalah “Suara Merdu dari Surga” lagu bagi kemuliaan Tuhan Semoga segudang prestasi yang telah kami tempuh dapat member semangat bagi kami dan t eman-teman kami seluruhnya tapi yang harus yang paling kita ingat yaitu tetap bersyurkur dan rendah hatii…Salam entrepreneur…Semangat!!
edisi Desember 2016 | majalah Ignasius | 11
Training Desain dan Layout Majalah SMP & SMA St. Ignasius Medan
“Mengasah Kreativitas & Keahlian Membangun Media”
MEDAN/ Ignasius – Sekolah Menengah P ertama (SMP) dan Sekolah Menengah Atas (SMA) St. Ignasius Medan menggelar Training Desain & Layout M ajalah Sekolah, Sabtu (12/11/2016). Sekira 50 siswa dari kedua sekolah antusias mengikuti pelatihan yang dipandu oleh Ananta Bangun di Aula SMA St. Ignasius Medan. “Membangun m edia sekolah, seperti majalah, butuh proses panjang. Terutama karena majalah ini akan diteruskan oleh adik-adik siswa berikutnya,” ujar penulis dan layouter di Komisi Komunikasi Sosial (KomSos) Keuskupan Agung Medan tersebut.
bukan berarti kita tak dapat mendesain dengan aplikasi lain. Adobe Photoshop bahkan Microsoft Word pun dapat kita pakai. Meski setiap aplikasi tersebut memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing,” kata Ananta. “Harap diingat insan yang bekerja di dunia desain dituntut kreatif. Tidak bergantung pada satu perangkat tertentu. Sekolah SMP & SMA St. Ignasius yang mengusung karakter entrepreneur juga bersinggungan dengan kreativitas. Ini tentu sangat baik kalian terapkan. Dengan berlatih, dan terus berlatih.”
Guru pendamping SMP St. Ignasius, Paulus Hal pertama yang dipaparkan dalam training, Sarumaha, S.Ag mengatakan, program Training mengulas pemahaman tentang desain. Menurut Desain & Layout Majalah didukung oleh program Ananta, desain pada awalnya adalah bentuk BOS. “Pihak sekolah telah menginisiasi kegiatan ini komunikasi yang memudahkan. “Contoh sederhana dalam bentuk ekstrakurikuler. Harapan sekolah, dapat kita temukan pada sistem rambu lalu lintas, agar siswa menguasai keahlian jurnalistik, fotografi yang berguna mengurai kemacetan. Jika konsep & mendesain majalah sekolah,” ujarnya. murni desain dilanggar maka menimbulkan kejanggalan. Bayangkan jika saat makan bersama Roshinta Kartika Silitonga, siswa SMA St. Ignasius, keluarga, kita disuguhi nasi dalam gelas, sementara mengaku senang dapat terlibat dalam training ini. air minum dituang ke piring,” katanya disambut “Saya sudah ikut ektrakurikuler Foto dan Jurnalistik di gelak tawa siswa. sekolah. Karena saya tertarik m elakukan kegiatan di bidang tersebut. Dalam pelatihan ini, p engetahuan Tidak hanya teori, seluruh siswa peserta juga saya tentang majalah semakin m endalam. Jika ada dilibatkan untuk praktik mendesain halaman pelatihan tentang media berikutnya, saya tentu majalah. Namun, karena keterbatasan p erangkat mau ikut lagi.” laptop maka narasumber menyiasati dengan membentuk kelompok sel. “Walaupun saat praktik (AB/ Editor: Ananta Bangun) ini kita menggunakan aplikasi Adobe Indesign, 12 | majalah Ignasius | edisi Desember 2016
SAINS
PENJERNIHAN AIR DENGAN METODE ELEKTROKOAGULASI Tim Penulis: TIM LPIR 2015: Femi Agintsi Putri Situmorang, Daniel Octavianus Sitepu, Devi Permatasari Sembiring, dan TIM IPA Pak Paian Tamba, S. Pd dan Ibu Ester T. Manalu, S.Pd, M.Pd
A
ir merupakan sumber kehidupan yang sangat vital untuk mendukung kehidupan manusia, flora dan fauna. Hampir semua kegiatan yang dilakukan manusia membutuhkan air, mulai dari kebutuhan rumah tangga seperti mandi, mencuci dan memasak, kebutuhan bidang pertanian, perkebunan, industri sampai dengan aktifitas – aktifitas lainnya. Sebagai kebutuhan dasar, ketersediaan air bersih bagi sebuah keluarga adalah mutlak. Sayangnya, bagi keluarga miskin untuk mendapatkan air bersih sehari-hari bukanlah hal yang mudah. Mereka cenderung mengandalkan fasilitas publik ataupun menggunakan air sungai dalam memenuhi kebutuhan air. Setiap tahunnya jumlah penduduk di Indonesia juga semakin meningkat. Seiring dengan meningkatnya laju pertumbuhan penduduk, kebutuhan akan air bersih pun semakin meningkat. Pada tahun 2012, laju pertumbuhan penduduk yang masih berada pada tingkat 1,49%, merupakan tantangan tersendiri bagi penyediaan air nasional (Jurnal Kajian LEMHANAS RI, 2013). Kota Medan adalah ibu kota provinsi Sumatera Utara, Indonesia. Kota ini merupakan kota metropolitan terbesar di luar Pulau Jawa. Menurut data dari Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Medan, jumlah penduduk Kota Medan ter-
catat sebanyak 2.983.868 jiwa. Dengan penduduk sebanyak ini, kebutuhan akan air bersih pastilah besar. Namun belakangan ini timbul masalah yang sangat krusial yaitu sulit untuk mendapatkan air bersih di Kota Medan. “Warga Medan saat ini sangat mengeluhkan sulitnya mendapat air bersih untuk kebutuhan sehari-hari. Sedangkan kualitas air yang dihasilkan Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirtanadi dinilai buruk, selalu berlumpur dan distribusi tersendat.� (http://www.medanbisnisdaily.com/news/ read/2014/12/15/135535/pemko-diminta-seriussikapi-krisis-air-bersih-di-medan/#.VelOuBGqqko, diakses pada September 2015) Berdasarkan permasalahan tersebut perlu dilakukan suatu usaha untuk mengatasi kesulitan air bersih di kota Medan. Penelitian ini mencoba memanfaatkan metode Elektrokoagulasi untuk menghasilkan air bersih. Elektrokoagulasi merupakan metode yang mampu menyisihkan berbagai jenis polutan dalam air, yaitu partikel tersuspensi, logam-logam berat, produk minyak bumi, warna pada zat pewarna, larutan humus, dan deflouridasi air. Metode ini mempunyai kelebihan yaitu nilai efisiensinya cukup tinggi dan mampu menjernihkan air sungai menjadi air jernih yang layak edisi Desember 2016 | majalah Ignasius | 13
digunakan. Metode tersebut terbukti dapat menurunkan kekeruhan dan warna, seperti pada penelitian Purwaningsih (2008), pasangan elektroda Besi (Fe) sebagai anoda dan Carbon (C) sebagai katoda dapat menurunkan parameter kekeruhan sebesar 91,5% dan parameter warna sebesar 88,7% pada pengolahan lindi dengan menggunakan reaktor batch. Berdasarkan hal tersebut, peneliti tertarik untuk meneliti tentang cara menjernihkan air sungai Babura dengan metode elektrokoagulasi. Penelitian ini adalah penelitian eksperimental dengan judul “Penjernihan Air dengan Metode Elektrokoagulasi�. 1. Mekanisme dalam proses elektrokoagulasi Elektrokoagulasi merupakan metode pengolahan air secara elektrokimia dimana pada anoda terjadi pelepasan koagulan aktif berupa ion logam (biasanya Aluminium atau besi) ke dalam larutan, sedangkan pada katoda terjadi reaksi elektrolisis berupa pelepasan gas hidrogen.Elektrokoagulasi mempunyai kemampuan untuk mengolah berbagai macam polutan termasuk padatan tersuspensi, logam berat, tinta, bahan organic, minyak dan lemak, ion dan radionuklida. Menurut Holt (dalam Nainggolan, 2011) ada berbagai kemungkinan mekanisme yang terjadi dalam elektrokoagulasi (interaksi dalam larutan) yaitu: 1. Migrasi ke muatan elektroda yang berlawanan dan agregatisasi netralisasi muatan. 2. Kation atai ion OH- membentuk suatu presipitasi dengan polutan 3. Interaksi kation logam dengan OH- untuk membentuk suatu hidroksida yang mempunyai sifat-sifat adsorpsi yang tinggi sekaligus mengikat polutan. 4. Hidroksida membentuk struktur yang lebih besar dan sweep coagulation 5. Oksidasi polutan-polutan 6. Pemindahan oleh elektroflotasi dan adhesi ke gelembung Untuk menghasilkan ion logam yang berfungsi sebagai koagulan diperlukan beda potensial diantara elektroda. Perbedaan potensial ini diperlukan untuk menimbulkan reaksi elektrokimia pada masing-masing elektroda. Reaksi yang terjadi di dalam elektroda adalah reaksi reduksi dan oksidasi. Reaksi reduksi dan oksidasi ditandai oleh adanya transfer elektron dari zat yang dioksidasi (reduktor) menjadi zat yang direduksi (oksidator). 14 | majalah Ignasius | edisi Desember 2016
2. Kelebihan Metode Elektrokoagulasi Adapun kelebihan dari metode elektrokoagulasi adalah: 1. Metode elektrokoagulasi memerlukan peralatan sederhana dan mudah untuk dioperasikan 2. Metode elektrokoagulasi lebih cepat mereduksi kandungan koloid/partikel yang paling kecil, hal ini disebabkan pengaplikasian listrik ke dalam air akan mempercepat pergerakan mereka di dalam air dengan demikian akan memudahkan proses. 3. Gelembung-gelembung gas yang dihasilkan dapat membawa polutan ke atas air sehingga dapat dengan mudah dihilangkan 4. Memberikan efisiensi proses yang cukup tinggi untuk berbagai kondisi dikarenakan tidak dipengaruhi temperature 5. Tidak memerlukan pengaturan ph. 6. Tanpa menggunakan bahan kimia tambahan 7. Endapan yang terbentuk dari proses elektrokoagulasi lebih mudah dipisahkan dari air 8. Dapat memindahkan partikel-partikel koloid yang lebih kecil Dapat diatur arus listriknya (Purwaningsih, 2008) 3. Prosedur Penelitian Untuk mengetahui pengaruh larutan Aluminium Sulfat (Tawas) pada Penjernihan Air Sungai Babura 1. Dimasukkan air sungai Babura ke dalam beaker glass sebanyak 500 ml 2. Dicampurkan 5 ml larutan tawas ke dalam sampel 3. Diamati perubahan warna dalam selang waktu 20 menit dan dicatat hasilnya 4. Diulangi langkah 2 dan 3 untuk volume larutan tawas 10 ml, 15 ml, 20 ml dan 25 ml. Untuk mengetahui pengaruh Elektrokoagulasi terhadap penjernihan air Sungai Babura : 1. Memasukkan air sungai Babura ke dalam beaker glass sebanyak 500 ml 2. Dimasukkan sepasang elektroda (1 Katoda & 1 Anoda) ke dalam beaker glass 3. Diatur jarak antarelektroda 4. Elektroda dialiri arus listrik dengan tegangan 13,8 volt 5. Diamati perubahan warna dengan interval waktu 20 menit dan dicatat hasilnya. Untuk mengetahui pengaruh Elektrokoagulasi dengan penambahan larutan tawas pada penjerni-
Mekanisme dalam Elektrokoagulasi han air Sungai Babura. 1. Memasukkan air sungai Babura ke dalam beaker glass sebanyak 500 ml 2. Dicampurkan larutan tawas 3. Dimasukkan sepasang elektroda ke dalam beaker glass yang berisi sampel 4. Diatur jarak antar elektroda sesuai dengan hasil optimum yang diperoleh 5. Elektroda dialiri arus listrik dengan tegangan 13,8 volt 6. Dicatat waktu yang dibutuhkan sampai air jernih 4. Upaya penjernihan air Sungai Babura dengan larutan tawas Peneliti mencoba menjernihkan air Sungai Babura tersebut dengan menggunakan larutan tawas 17%. Hal ini untuk melihat pengaruh volume larutan tawas terhadap perubahan warna atau kejernihan air. Dari data di atas, diperoleh bahwa proses penjernihan dengan volume larutan tawas yang bervariasi masih belum mampu untuk menjernihkan sampel. Hal ini ditunjukkan dengan pengamatan secara visual hingga waktu 100 menit, penurunan warna masih cokelat terang. a. Upaya penjernihan air Sungai Babura dengan metode Elektrokoagulasi Proses elektrokoagulasi dilakukan peneliti sebagai upaya untuk menjernihkan air Sungai Babura. Waktu penjernihan divariasikan dalam interval waktu 20 menit. Hasil eksperimen ditunjukkan pada Tabel 4.2. b. Upaya penjernihan air Sungai Babura dengan metode elektrokoagulasi disertai penggunaan
larutan tawas Pengolahan air Sungai Babura untuk mendapatkan air bersih yang dilakukan hanya dengan metode elektrokoagulasi maupun hanya dengan penambahan larutan tawas tidak dapat memberikan pengaruh yang signifikan (hasil uji coba dapat dilihat pada Tabel 4.1 dan Tabel 4.2). Hal ini disebabkan karena air Sungai Babura mengandung senyawa-senyawa organik yang lebih dominan daripada senyawa senyawa anorganik. Untuk optimalisasi hasil, Sampel yang akan dielektrokoagulasi ditambahkan larutan tawas dengan volume larutan tawas 15 mL, volume sampel 500 ml dan waktu pengamatan mulai 20 menit sampai 100 menit dengan interval 20 menit. Penambahan larutan tawas ke dalam air sungai yang kemudian dielektrokoagulasi ternyata lebih baik digunakan dalam penjernihan air sungai Babura (Tabel 4.3). Hal ini disebabkan larutan tawas dapat bertindak sebagai sumber ion elektrolit dalam proses elektrokoagulasi yang kemudian diikuti oleh proses flokulasi yang membentuk flok-flok yang lebih besar berupa Al(OH)3. Dengan terbentuknya flok-flok tersebut maka terjadi penurunan konsentrasi logam dan partikel-partikel lain yang larut di dalam sampel air sungai sehingga warna dan kekeruhan menurun. Dalam proses ini, larutan tawas berfungsi sebagai pembuat koligatif larutan sehingga air sungai akan mempunyai larutan elektrolit di dalamnya. Dari hasil penelitian diperoleh bahwa metode elektrokoagulasi dengan penambahan larutan tawas pada sampel air sungai Babura menghasilkan air jernih, tidak berwarna, tidak berbau. 5. Kesimpulan 1. Dari hasil penelitian diperoleh bahwa metode elektrokoagulasi dapat menghasilkan air sungai babura yang jernih. 2. Dari hasil penelitian diperoleh bahwa metode elektrokoagulasi dengan penambahan larutan tawas pada sampel air sungai Babura menghasilkan air jernih, tidak berwarna, dan tidak berbau.
edisi Desember 2016 | majalah Ignasius | 15
ENTREPRENUER
16 | majalah Ignasius | edisi Desember 2016
ENGLISH CORNER
CROSSWORDS 1 3
2
4
5 7
6
8 9
10 11 12
13
Instruction : Jobs crossword puzzle, read the clues below and fill in the correct answer Accross 4 Who fights crime? 5 Who studies at school? 7 Who teaches students at school? 10 Who takes care of teeth? 12 Who drives a bus? 13 Who brings our mail?
Down 1 2 3 6 8 9 11
Who sings songs? Who fights fires? Who serves food in a restaurant? Who drives a truck? Who cooks in a hotel or restaurant? Who looks after sick people and helps doctor? Who treats patients (sick people)?
Copyright, 2006 : www.english-4kids.com
www.eslkkidslab.com
edisi Desember 2016 | majalah Ignasius | 17
SASTRA INDONESIA
KEAJAIBAN UNTUK SANG PEMENANG
oleh: Diandra Rahel Tionaura Situmeang (Siswi kelas 7.1)
P
agi ini aku berangkat sekolah dengan gembira. Aku ingin memulai hari ini dengan lebih semangat agar aku bisa belajar dengan baik dan mendapat nilai yang memuaskan. Dengan begitu, mama pasti bangga padaku. Kulalui lorong sekolah dengan langkah pasti. Aku memang ingin sekali membahagiakan mama, orang tuaku yang masih ada di dunia ini. Papa sudah pergi semenjak tragedi kecelakaan yang menimpa beliau 3 tahun yang lalu, hal itu menyebabkan kehidupan keluarga kecil kami hancur dan jatuh miskin. Semenjak tragedi itu, mentalku langsung jatuh. Aku berubah drastis menjadi orang yang suka melamun sekarang. ‘’Hai,orang miskin!’’ Tiba-tiba terdengar suara yang mengejutkan lamunanku. Ternyata itu adalah Sasa dan teman temannya. Ya, mereka selalu mengejekku setiap saat. Aku tidak tahu mengapa mereka mengejekku seperti itu. Mungkin saja, mereka puas kalau aku sakit hati akibat ejekan mereka. ‘’Lihat deh, sepatunya, jelek ya!’’ Ejek Maya. ‘’Iya ya, jelek banget... ih, coba lihat tasnya deh, amblok banget ya! Gak punya uang untuk beli baru ya?’’ Tambah Sasa diikuti tawa yang lainnya Aku terdiam. Sebenarnya,katakata mereka membuatku sakit
hati. Aku berusaha keras menyimpan amarah, dendam, sakit, dan tangisanku dalam-dalam. Namun, tawa kepuasan mereka benar-benar mengujiku. Tiba-tiba, datang sosok anak perempuan berwajah tenang dari lorong sekolah. Tidak salah lagi, itu pasti Dinda. Dia adalah sahabat terbaikku yang selalu membelaku setiap saat. Lalu dia datang menghampiri kami. ‘’Hei, apa yang kalian lakukan? Kalian mengejek Tia lagi, ya?’’ tanya Dinda marah ‘’Kalau iya, mengapa? Lagi pula dia kan orang miskin yang tidak tahu malu. Dia tidak layak untuk masuk kesekolah ini.’’ Kata Maya. ‘’Kalian yang tidak tahu malu! Pikir dong, pakai otak. Tia itu, masuk ke sekolah ini karena dia dapat beasiswa karena prestasinya. Kalian kok bisa masuk ke sekolah ini ya? Padahal nilainya jeblok semua. Nyogok ya? Aduh.... malu banget ya kalau hanya modal nyogok’’, balas Dinda. Muka Sasa dan teman-temannya berubah menjadi merah. Mereka langsung lari meninggalkan aku dan Dinda. Kini, hatiku menjadi tenang kembali setelah ejekan mereka tidak mengusikku lagi. ‘’Terima kasih ya Dinda’’. Kata ku padanya ‘’Ya, Tia. Itulah tugas seorang sahabat’’ . Balasnya tulus. ‘’Kriiiing...’’.Tiba-tiba berbunyilah bel masuk sekolah.
18 | majalah Ignasius | edisi Desember 2016
Kami bergegas menyelesaikan obrolan kami dan langsung masuk ke dalam kelas. Kami membacabaca buku sembari menunggu Bu Caca, guru Matematika kami datang. Karena aku berpendapat bahwa kita harus memanfaatkan waktu yang ada dengan sebaik-baiknya. Selang beberapa menit, akhirnya Bu Caca masuk ke kelas kami. Setelah mengucap salam, kami berdoa untuk memohon kemudahan dalam belajar kepada Tuhan. Setelah itu, barulah kami memulai pelajaran. ‘’Anak-anak, sebelum kita memulai pelajaran kita, ada sesuatu yang ingin ibu sampaikan kepada kalian’’. Kata Bu Caca misterius. ‘’Waw, apa itu bu? Apakah hari ini kita pulang cepat?’’. Tanya Yati, dia temanku yang paling lucu. ‘’Tidak, bukan itu. Tetapi, hari ini ibu akan mengumumkan seseorang yang akan mewakili sekolah kita ini dalam lomba olimpiade matematika se-kabupaten nanti.’’ ungkap Bu Caca. ‘’ Pasti itu aku, aku kan pintar Matematika,’’ Kata Sarah yakin ‘’Oh tidak tidak, nilaiku jauh lebih baik’’. Sela Maya sombong. ‘’ Kalian salah, yang akan mewakili sekolah kita dalam lomba olompiade matematike se-kabupaten nanti adalah Tia. Karena dia yang paling unggul di antara kalian semua.’’ Umum Bu Caca. Seketika itu, hatiku berubah menjadi senang ketika nama ku disebut sebagai perwaki-
lan s ekolahku dalm olimpiade matematika se-kabupaten nanti. Kalau aku beritahu mama, mama pasti akan bangga sekali. ‘’Apa, Tia? Aku gak salah dengar nih?’’ Tanya Sasa tak percaya. ‘’ Mungkin Bu Caca salah sebut nama.’’ Kata Maya tak yakin ‘’ Mengapa kalian tidak percaya? Ibu berkata benar. Selama ini, ibu perhatikan Tia memang lebih unggul dalam mata pelajaran matematika. Ibu yakin, dia pasti bisa membanggakan sekolah kita nantinya.’’ Kata Bu Caca yakin. Semua temanku tampak kecewa dan tidak percaya. Mereka masih tidak yakin bahwa anak orang miskin seperti aku dapat menjadi perwakilan sekolah dalam olimpiade matematika se-kabupaten nanti, terkecuali Dinda. Hanya dia yang ikut merasakan sukacita dan kesenangan di hatiku ini. ‘’Oh ya, satu lagi. Untuk Tia, ibu meminta maaf sekali karena pengumuman ini mendadak sekali. Karena kabarnya baru diberitakan ke sekolah kita tadi pagi, masalahnya Olimpiade Matematika se-kabupaten ini akan dilaksanakan minggu depan di stadion kota. Kamu harus belajar keras dari sekarang, namun jangan sampai kamu menjadi sakit ya. Tetap jaga kesehatan mu.’’ Nasihat dan ungkap Bu Caca kepadaku. ‘’Iya bu, aku akan ingat baik baik.’’ Jawabku Setelah Bu Caca mengumumkan hal tersebut, akhirnya kami pun memulai pelajaran matematika kami. Beberapa temanku belajar dengan bersungut-sungut dan tidak semangat karena tidak terpilih menjadi perwakilan sekolah dalam olimpiade se-kabupaten nanti. Namun, hal itu tidak berpengaruh padaku sama sekali. Sekarang ini, aku sudah tidak sabar lagi ingin pulang ke rumah dan menceritakan semua pada mamaku, pasti beliau senang sekali. Akhirnya aku menunggu bel pulang dengan rasa tidak sabaran. Aku melihat-lihat jam dinding yang berada di kelasku dengan gelisah. Rasanya, aku ingin mempercepat
waktu ini agar aku bisa cepat pulang ke rumahku. Dan penantianku sepertinya sudah terbayar setelah berjam-jam menunggu bel pulang berbunyi. ‘’Kriiiiiing..’’. Akhirnya suara yang ingin kudengar berbunyi juga. etelah mengucapkan salam, kami diijinkan pulang oleh guru dan wali kelas kami. Aku pun langsung berlari semangat menuju rumahku. Sesampainya di rumah, aku langsung mengetok pintu rumah dengan tidak sabaran. ‘’Tok... Tok..’’. Aku mengetuk pintu rumah. ‘’Ya, sebentar’’. Terdengar suara dari dalam rumah. Pasti itu mamaku. Sebentar kemudian, pintu rumah langsung di buka oleh mamaku. Aku langsung menceritakan semua yang diberitahukan Bu Caca di sekolahku tadi pada mama. Beliau langsung terlihat senang sekali. ‘’Ya nak, mama bangga padamu. Belajarlah yang rajin, bukankah perlombaannya minggu depan?’’ Tanya beliau padaku. ‘’Ya ma, perlombaanya diadakan tepat minggu depan di stadion kota.’’ Kataku pada mama dengan riang. Setelah memberitahu hal itu, aku langsung masuk ke dalam rumah dan makan siang. Aku bersyukur dapat menikmati makan siang meski hanya dengan segenggam nasi dan lauk ikan asin, aku masih beruntung masih dapat makan. Setelah makan, aku langsung mengganti pakaianku dengan pakaian rumah. Lalu aku membantu pekerjaan mamaku dengan mencuci piring, menyapu rumah, dan merapikan kamar.Setelah semuanya selesai, aku bisa bernafas dengan lega. Aku berjalan ke teras depan rumahku dan berkhayal. Bagaimana nanti aku bisa belajar dengan baik? Buku Olimpiade Matematika saja tidak punya. Kalau begitu, bagaimana aku bisa mendapatkan buku itu? Aku tidak mungkin meminta uang kepada mama, kebutuhan sehari-hari saja mama sudah susah payah mendapatkan-
S
nya, apalagi membeli buku, itukan mahal. Aku terus melamun sambil memandang jalan raya di depan rumahku. Tiba-tiba, aku melihat seekor kucing kecil berbulu lebat di sana. Tampaknya, ia tersesat. Tidak mungkin kucing segemuk dan sebersih itu adalah kucing jalanan. Kucing itu pasti kucing peliharaan. Tetapi mengapa dia ada di sini? Pasti dia sedang tersesat, aku menjadi kasihan. Karena rasa ibaku pada kucing itu terlalu besar, aku memberanikan diri untuk berjalan ke jalan raya itu dan menangkap kucing itu. Saat itu, jalanan sedang sepi. Saat aku mengangkat kucing itu di pelukanku, kucing itu langsung mencakar tanganku. Otomatis, aku melepaskan kucing itu dan mengaduh kesakitan. Tiba-tiba, dari arah tikungan yang curam, muncullah sebuah mobil sedan bewarna merah yang meluncur dengan kecepatan yang sangat tinggi ke arahku. Saat aku melihat mobil itu, aku sempat mendengar suara histeris dari dalam rumahku. Siapa lagi kalau bukan mama? Namun terlambat, sebelum mama sempat menyelesaikan teriakannya, sebuah benturan keras sudah terlanjur terjadi. Brak...!! Terdengar suara tabrakan yang hebat. Mobil itu meluncur dan menabrak tubuhku tak kenal ampun. Seketika itu, hening. Yang kurasakan hanya kesakitan yang luar biasa hebatnya. Sayup-sayup, kudengar suara orang ramai berkerumun juga terdengar isak tangis seseorang. Aku juga merasa tubuhku digotong ke sebuah tempat tidur beroda dan sepertinya dinaikkan ke dalam ambulans. Lalu, aku langsung tidak sadarkan diri karena kesakitan yang kuderita dan aku tidak mendengar atau melihat apa-apa lagi sekarang. Selang beberapa saat, aku kembali tersadar dan kulihat aku berada di ruangan bercat putih. Di sampingku, berkerumun semua teman-teman sekelasku, Bu Caca,
edisi Desember 2016 | majalah Ignasius | 19
dan mamaku sendiri. Mereka tampak berusaha untuk menahan isak tangis mereka. ’Mama, di mana ini? Apa yang terjadi ma?’’ Tanyaku pada mama Mama tidak menjawab. Malah, mama semakin terisak dan tak kuasa membendung rasa tangisnya. Saat itu juga, kurasakan kaki kananku seperti hilang, hampa. Sepertinya aku mulai mengerti mengapa mereka begitu sedih dengan keadaanku. Namun, aku berusaha untuk menepis rasa khawatirku pada kaki kananku ini. Keringat dingin mulai membasahi pipiku. Secara perlahan, kubuka selimut yang menutupi kedua kakiku. Dan, kulihat kaki kananku tidak ada di sana! ‘’Mama. .. kemana perginya kaki kananku?’’ Teriakku histeris. Mama dan semua yang ada di ruangan itu tak kuasa membendung kesedihan mereka. Mereka samasama mengeluarkan air mata. Tak terkecuali teman temanku, temantemanku yang selama ini menghina dan merendahkanku. ‘’Tia, kuatlah....’’ kata Yati terisak. ‘’Ya, kamu pasti bisa nak...’’ ucap Bu Caca sedih. ‘’Bu Caca, katakan padaku. Bagaimana caranya aku bisa ikut Olimpiade matematika se-kabupaten dengan kaki se-kabupaten tanpa kaki kananku bu?’’ tangisku. ‘’Sudahlah nak, kita bahas itu nanti. Yang penting, kamu harus istirahat yang baik ya..’’ kata Bu Caca menguatkanku. ‘’Sekarang, waktunya kamu istirahat nak. Tidurlah, kamu tinggal sebentar di sini ya. Mama ada urusan sebentar bersama dokter.’’ kata mama. ‘’Ya, kami juga akan pulang.’’ Kata teman-temanku. ‘’Kami akan menjengukmu secara rutin, Tia. Maafkan kami tidak bisa terlalu lama di sini... namun, kamu harus ingat bahwa kamu tidak boleh memaksakan keaadan kamu yang sekarang ini untuk ikut lomba Olimpiade Matematika nanti. Yang kamu utamakan sekarang hanya beristirahat’’. Kata Dinda.
S
aat mereka semua berpamitan dan pergi, aku kembali berkhayal. Aku sangat tidak rela kalau aku tidak bisa mengikuti olimpiade matematika itu. Aku mulai berpikir yang tidak-tidak, aku langsung memegang jarum infus ditanganku dan melepasnya dari tanganku, dan itu sangat teramat sakit. Namun, karena tekadku untuk mengikuti Olimpiade Matematika itu sudah besar sekali aku terpaksa melakukannya. Tapi, sepertinya aku tidak kuat untuk melangkah. Aku kembali mencari cara bagaimana agar aku bisa kuat untuk pergi dari sini. Namun,saat aku menoleh ke arah jendela, tampak seperti peri kecil yang menghampiriku. Aku mengucek mataku, pasti ini hanya imajinasiku saja. Namun, ternyata dugaanku salah. Benda kecil itu memang benar-benar peri kecil yang terbang menuju ke arahku. Aku mengamatinya terus menerus sampai akhirnya peri kecil itu menghampiriku dan mengobrol denganku. ‘’Hai, Tia!’’ Sapa peri itu riang. ‘’Haaaah? Kamu benar benar peri?’’ tanyaku takut ‘’Jangan takut, aku akan membantumu menghadapi masalah yang kamu hadapi. Kamu benar benar ingin mengikuti olimpiade matematika seminggu lagi kan? Aku akan membantumu’’. Katanya ‘’Tetapi, bagaimana caranya?’’ Tanyaku sambil memandangi kakiku ‘’Tak usah dipikirkan, sekarang mari ikut aku terbang...’’ ajak peri itu ‘’Tapi.... bagaimana...’’ belum sempat aku berbicara peri itu langsung membuatku bisa terbang. Akhirnya kami terbang ke suatu dunia di mana ada banyak sekali buku-buku berisi pengetahuan yang menarik. Buku-buku itu tersusun rapi dan seakan-akan tidak sabar ingin dibaca oleh orang yang lewat. ‘’Nah, tinggallah disini, kamu bebas membaca buku sesuka hatimu. Kamu harus belajar keras untuk olimpiade nanti, jaga kepercayaan guru dan teman temanmu. Aku akan pergi sebentar.’’ Kata peri itu
20 | majalah Ignasius | edisi Desember 2016
seraya terbang. eskipun aku masih bingung, darimana peri itu datang? Dunia apakah ini? Dan bagaimana semua ini bisa terjadi? Semua pertanyaan itu hanya bisa kusimpan dalam hati. Namun, aku juga bertekad untuk menjuarai lomba olimpiade matematika minggu depan. Jadi, mulai hari ini, aku selalu rutin pergi ke dunia ajaib ini bersama peri yang baik hati untuk belajar keras. Hari demi hari kulalui, aku sudah teramat tidak sabar dan ingin menghadapi olimpiade minggu depan. Saat hari yang ditentukan tiba, peri yang baik hati itu menjumpaiku lagi. ‘’Hai, Tia... bukankah hari ini lomba olimpiade matematikanya?’’ Tanya peri itu ramah. ‘’Ya, tapi bagaimana aku bisa hadir?’’ Tanyaku lemas. Tanpa basa-basi, peri tu kembali menerbangkanku dan kami berdua terbang ke stadion kota sambil mengobrol dan bercakap-cakap tentang bagaimana aku harus menghadapi lomba olimpiade matematika nanti. ‘’Hai peri yang baik hati, siapakah namamu?’’ Tanyaku padanya ‘’Namaku adalah peri senyum. Karena aku menciptakan senyuman manis di wajah anak-anak sepertimu.’’ Kata peri itu. Akhirnya, setelah kami terbang cukup lama, akhirnya kami sampai ke stadion kota. Di sana sudah ada Bu Caca dan teman-temanku yang lain. Mereka tampak terkejut sekali melihat kedatanganku. ‘’Lho, Tia? Kamu kok bisa sampai ke sini? Tidak mungkin kamu datang pakai tongkat itu kan?’’ Tanya Sasa sambil menunjuk tongkat yang kupakai ‘’Padahal kamu hampir saja digantikan lho...’’ tambah Kiki. ‘’Sudahlah, nanti saja kita bicarakan hal itu. Yang penting, Tia sudah datang dan dia akan melakukan yang terbaik.’’ Tandas Bu Caca menimpali. ‘’Sekarang, masuklah ke dalam
M
stadion itu, taklukkan mereka semua...’’ Kata Bu Caca kembali seraya menyuruhku masuk ke stadion itu. Akhirnya aku masuk ke dalam stadion itu dengan semangat. Di sana, semua mata tertuju ke arahku, mungkin mereka heran melihat keadaan kakiku. Namun, aku tak peduli hal itu. Aku langsung duduk dengan percaya diri di bangku yang telah disediakan. Saat lomba itu dimulai, aku menjawab semua soal dengan cekatan. Bahkan saat dimulai babak rebutan, aku mampu menjawab banyak soal dengan cepat dan benar. Hal itu menyebabkan banyak orang yang memperhatikanku.
Setelah aku berjuang keras, akhirnya perjuanganku terbayar setelah juri mengumumkan pemenang olimpiade ini. Aku telah menjadi juara pertama dalam lomba olimpiade matematika ini, semua guru dan teman-temanku datang dan merangkulku. Bahkan, beberapa temanku yang sering mengejekku meminta maaf padaku dan menghargai usahaku. Di tengah kebahagiaanku, terlihat olehku sosok peri mungil tengah tersenyum di luar jendela sambil melambaikan tangan ke arahku. Lalu ia terbang ke arahku dengan perlahan, hingga tidak seorang pun mengetahui bahwa
ada peri kecil terbang di stadion itu. Lalu ia membisikkan sesuatu di telingaku. ‘’Inilah yang layak kamu dapatkan, keajaiban untuk pemenang seperti kamu....’’ Bisik peri seyum dengan lembut di telingaku. Setelah Peri Senyum membisikkan hal itu, Peri Senyum langsung pergi terbang ke angkasa dengan lega. Dia senang karena salah satu misinya telah berhasil. Kini, ia telah pergi dengan meninggalkan senyuman dan kehangatan dalam hatiku.
JEDA
edisi Desember 2016 | majalah Ignasius | 21
PSIKOLOGI
POLA ASUH ANAK
P
ada tanggal 25 November lalu, yang mana bertepatan dengan hari Guru Nasional, saya menerima sebuah pesan yang membandingkan kopi yang pahit karena sedikit gula dan kopi yang manis karena kebanyakan gula dengan penghargaan hasil belajar anak dengan penyebab keberhasilan proses belajar anak, bila anak tidak berprestasi dalam belajar, maka penyebabnya adalah kurangnya peran guru, sedangkan bila anak berprestasi maka pastilah karena didikan orang tua terhadap anak. Walaupun sekilas hanya guyonan tapi melahirkan sebuah pertanyaan bagi saya manakah yang lebih berpengaruh lingkungan sekolah atau keluargakah yang lebih berperan dalam pola prilaku anak dalam belajar? Belajar merupakan suatu proses di mana suatu organisasi berubah prilaku sebagai akibat pengalaman dengan lingkungan, yang di dalamnya terjadi hubungan-hubungan antara stimulus-stimulus dan respons-respons. Kebanyakan pendekatan kepribadian dimulai dengan mengamati pola prilaku kompleks manusia. Peran Keluarga Peran keluarga dan orangtua tentunya mempengaruhi kepribadian anak secara signifikan melalui pelbagai macam hal yang dilakukan dan yang tidak dilakukan. Ada tiga aspek hubungan keluarga dan orang tua - anak yang berpengaruh; kelekatan, pola asuh dan pemberian perlakuan yang tidak tepat atau salah asuh. Kelekatan (attachment) adalah ikatan afeksi yang kuat antara anak dan pengasuhnya. Bayi-bayi yang memiliki ikatan afeksi yang erat dengan orang tua atau para pengasuh yang lain berinteraksi penuh kasih cenderung berkembang menjadi anak-anak yang ramah, mandiri dan percaya diri; mampu menjalin hubungan produktif dengan para guru dan teman sebayanya dan memiliki kesadaran internal yang membimbing perilaku mereka. Pola asuh (parenting style) yakni pola prilaku umum yang digunakan orangtua dalam mengsuh anak-anaknya. Ada 4 pola asuh yang umum yakni; otoritatif, otoritarian, permisif dan acuh tak acuh. Pola asuh yang ideal adalah pola asuh otoritatif (authoritative parenting). Para orangtua yang menggunakan pola asuh ini menghadirkan lingkungan rumah yang penuh kasih dan dukungan, memberikan ekspektasi yang standart tinggi terhadap performa, memberikan penjelasan mengapa suatu prilaku dapat (atau tidak dapat) diterima, menegakkan aturan-aturan keluarga secara konsisten, melibatkan anak dalam pengambilan keputusan, dan menyedia-
22 | majalah Ignasius | edisi Desember 2016
kan kesempatan-kesempatan anak menikmati kebebasan berprilaku sesuai dengan usianya. Anak-anak yang berasal dari keluarga otoritatif umumnya lebih percaya diri, bersemangat, gembira dan mandiri. Mereka lebih mampu menjalin hubungan pertemanan yang sehat, memiliki keterampilan sosial yang baik, dan menunjukkan kepedulian terhadap hak dan kebutuhan orang lain. Mereka umumnya juga memiliki prestasi yang bagus disekolah karena memiliki motivasi yang baik. Salah asuh (maltreatment) merupakan pengabaian atau penganiayaan yang konsisten terhadap seorang anak yang membahayakan kesejahteraan fisik dan psikisnya. Pengabaian atau penganiayaan yang dilakukan orangtua sangat berpengaruh terhadap perkembangan pribadi dan sosial anak. Umumnya anak yang secara rutin diabaikan atau dianiaya memiliki rasa harga diri yang rendah, keterampilan sosial yang kurang berkembang, dan prestasi sekolah yang kurang memuaskan. Banyak dari antara mereka yang menjadi seorang pemarah, agresif, dan suka memberontak. Anak-anak yang ditolak atau diabaikan oleh orang tua mereka tidak mengembangkan perasaan kelekatan yang hangat pada orang lain. Mereka menjadi kurang mampu berempati terhadap perasaan dan kebutuhan orang lain, dan malahan mengembangkan sikap tidak peduli pada orang lain. Atau mungkin mereka ingin mengembangkan hubungan cinta namun kurang mampu menghayati perasaan tulus. Akhir Kata Akhir kata, dalam tulisan kecil ini saya hendak menyatakan bahwa pembentukan karakter atau ke pribadian anak dan bahkan minat anak belajar cukup dipengaruhi oleh pola asuh yang dialami anak dalam keluarga. Walaupun masih banyak faktor lain yang mempengaruhi anak dalam hasil belajarnya, tetapi patutlah kita memperhatikan bagaimana pola asuh yang terjadi dalam keluarga karena tempat belajar anak adalah dalam keluarganya. Tuhan memberkati kita semua... Arti kata: • Stimulus: suatu tanda untuk beraksi atau berbuat; perubahan dalam energi eksternal atau internal yang menyiagakan atau mengaktifkan suatu organisme. • Respons: sebarang tingkah laku, baik yang jelas kelihatan atau yang lahiriah maupun yang tersembunyi atau tersamar.
LINGKUNGAN HIDUP
Pro-life : Menjalankan Ciri Sekolah yang Pertama
P
ro-life sebagai ciri utama sekolah SMA St. Ignasius Medan ini bertujuan untuk membangun karakter peduli dengan kehidupan. Membangun karakter yang peduli terhadap diri sendiri dimulai dari langkah untuk peduli terhadap lingkungan sekitar.
Menanam pohon di lingkungan adalah langkah awal yang dapat dilakukan oleh siswa siswi SMA St. Ignasius ini. Dengan dibantu oleh organisasi KOPELIS (KOmunitas PEduli LIngkungan Sekolah) sebagai organisasi penanggung jawab penghijauan dan perawatan lingkungan sekolah. Seluruh siswa dilibatkan dalam pelaksanaan tugas mereka ini. Selain dan menanam tanaman di lingkungan sekolah, SMA St. Ignasisus juga sudah pernah membuat aksi yaitu pemungutan sampah di Gunung Sibayak dan reboisasi di lereng gunung tersebut. Kegiatan ini dilakukan sebagai bukti nyata dari penerapan pro-life di kawasan sma st ignasius ini.
Kegiatan ini dengan dampingan bapak ibu guru dilaksanakan tahun lalu oleh kelas XII- IPA angkatan ke 3 dari SMA S.t. Ignasius ini. SMA St. Ignasius bukan hanya sekedar sekolah entrepreneur saja. Melainkan juga sekolah yang peduli akan lingkungan sekolah dan sekitarnya. SMA Ignasius juga menghimbau kepada masyarakat agar lebih meningkatkan kesadaran akan pelestarian lingkungan sekitar. Agar kita pun hidup nyaman di bumi pertiwi ini. “Mari cintai lingkungan mu agar lingkunganmu pun mecintai dirimu�
edisi Desember 2016 | majalah Ignasius | 23
SANTO/ SANTA
Riwayat St. Ignatius dari Loyola
P
endiri Serikat Yesus yang terkenal ini dilahirkan pada tahun 1491. Ia berasal dari keluarga bangsawan Spanyol. Ketika masih kanak-kanak, ia dikirim untuk menjadi abdi di istana raja. Di sana ia tinggal sambil berangan-angan bahwa suatu hari nanti ia akan menjadi seorang laskar yang hebat dan menikah dengan seorang puteri yang cantik. Di kemudian hari, ia sungguh mendapat penghargaan karena kegagahannya dalam pertempuran di Pamplona. Tetapi, luka karena peluru meriam di tubuhnya membuat Ignatius terbaring tak berdaya selama berbulan-bulan di atas pembaringannya di Benteng Loyola. Ignatius meminta buku-buku bacaan untuk menghilangkan rasa bosannya.
Ia menyukai cerita-cerita tentang kepahlawanan, tetapi di sana hanya tersedia kisah hidup Yesus dan para kudus. Karena tidak ada pilihan lain, ia membaca juga buku-buku itu. Perlahan-lahan, buku-buku itu mulai menarik hatinya. Hidupnya mulai berubah. Ia berkata kepada dirinya sendiri, “Mereka adalah orang-orang yang sama seperti aku, jadi mengapa aku tidak bisa melakukan seperti apa yang telah mereka lakukan?”Semua kemuliaan dan kehormatan yang sebelumnya sangat ia dambakan, tampak tak berarti lagi baginya sekarang. Ia mulai meneladani para kudus dalam doa dan perbuatan-perbuatan baik. St. Ignatius harus menderita banyak pencobaan dan penghinaan. Sebelum ia memulai karyanya yang hebat dengan membentuk Serikat Yesus, ia harus bersekolah. Ia belajar tata bahasa Latin. Sebagian besar murid dalam kelasnya adalah anak-anak, sementara Ignatius sudah berusia tiga puluh tiga tahun. Meskipun begitu, Ignatius pergi juga mengikuti pelajaran karena ia tahu bahwa ia memerlukan pengetahuan ini untuk membantunya kelak dalam pewartaannya. Dengan sabar dan tawa, ia
menerima ejekan dan cemoohan dari teman-teman sekelasnya. Selama waktu itu, ia mulai mengajar dan mendorong orang lain untuk berdoa. Karena kegiatannya itu, ia dicurigai sebagai penyebar bidaah (=agama sesat) dan dipenjarakan untuk sementara waktu! Hal itu tidak menghentikan Ignatius. “Seluruh kota tidak akan cukup menampung begitu banyak rantai yang ingin aku kenakan karena cinta kepada Yesus,” katanya. Ignatius berusia empat puluh tiga tahun ketika ia lulus dari Universitas Paris. Pada tahun 1534, bersama dengan enam orang sahabatnya, ia mengucapkan kaul rohani. Ignatius dan sahabat-sahabatnya, yang pada waktu itu masih belum menjadi imam, ditahbiskan pada tahun 1539. Mereka berikrar untuk melayani Tuhan dengan cara apa pun yang dianggap baik oleh Bapa Suci. Pada tahun 1540 Serikat Yesus secara resmi diakui oleh Paus. Sebelum Ignatius wafat, Serikat Yesus atau Yesuit telah beranggotakan seribu orang. Mereka banyak melakukan perbuatan baik dengan mengajar dan mewartakan Injil. Seringkali Ignatius berdoa, “Berilah aku hanya cinta dan rahmat-Mu, ya Tuhan. Dengan itu aku sudah menjadi kaya, dan aku tidak mengharapkan apa-apa lagi.” St. Ignatius wafat di Roma pada tanggal 31 Juli 1556. Ia dinyatakan kudus pada tahun 1622 oleh Paus Gregorius XV. Marilah pada hari ini kita berdoa dengan menggunakan kata-kata St. Ignatius dari Loyola, “Berilah aku hanya cinta dan rahmat-Mu, ya Tuhan. Dengan itu aku sudah menjadi kaya, dan aku tidak mengharapkan apaapa lagi.” Sumber: gerejaparokisaninigodirjodipuran.wordpress.com
24 | majalah Ignasius | edisi Desember 2016
SOSOK
Grace Ainone br Sinaga “Jangan Mudah Menyerah”
H
ai, Kawankawan! Majalah Ignasius edisi ini memperkenalkan seorang bintang di sekolah kesayangan kita. Tepatnya di SMP St. Ignasius Medan. Siapa dia? Namanya: Grace Ainone br Sinaga. Meski masih berusia 14 tahun, Grace sudah banyak meraih prestasi. Diantaranya: juara satu umum empat kali berturutturut, juara Speech Contest dengan tema Hari Pangan Sedunia, dan juga Juara Paduan Suara
ernama Amor deus b Choir. “Jangan Mudah Menyerah, Selalu Berpikiran Positif, dan Lakukan apapun yang terbaik dari dirimu selagi kamu bisa melakukannya” adalah kata-kata mutiara yang selalu memotivasi diri Grace. Gadis penyuka pempek ini juga aktif dalam kelompok Penelitian Remaja di SMP St. Ignasius Medan, di bawah bimbingan bapak Paian Tamba. Anak kedua dari tiga bersaudara ini adalah putri dari bapak E. Sinaga dan ibu H. Haloho. Jika ingin bertemu dengan Grace, langsung saja ke rumahnya di : Jl. Karya Sari gg. Dame No.21A – Medan.
edisi Desember 2016 | majalah Ignasius | 25
MOTIVASIUS
Kisah Penebang Pohon
S ANANTA BANGUN
Penulis di majalah Menjemaat, Renungan-Katolik.com
eorang pria bertenaga kuat, pada satu hari, melamar pekerjaan di Usaha Perkayuan. Kepada si Pemilik usaha itu, ia memohon diterima sebagai penebang kayu. Menilik postur tubuh dan ototnya yang besar si pemilik usaha itu pun coba menguji pria tersebut. Sesuai posisinya, ia diuji berapa banyak pohon yang mampu ditebangnya dalam satu hari itu. Hasilnya memuaskan. Pria tersebut dapat menebang sebanyak 20 pohon dalam satu hari itu. Pemilik Usaha Perkayuan pun menerimanya, dan dapat mulai bekerja mulai esok hari. Pada lima hari pertama bekerja, tak ada yang berubah dari hasil kerja pria tersebut. Dengan bersemangat, ia kerap mampu menebang 20 pohon dalam satu hari. Keanehan terjadi di hari ke-6, hanya 19 pohon yang mampu ia tebas. Hatinya pun sedikit gusar. Perasaan heran dan gelisahnya semakin hari semakin membubung. Tatkala cuma 15 pohon yang dapat ditebangnya pada hari ke-10. “Ada apa dengan diriku?” Ia bertanya dalam hati.
jadi akar masalahmu. Kegigihan dalam bekerja tak dibarengi perhatian pada alat yang menopang pekerjaanmu,” terang si M ajikan. “Tentu mustahil engkau mencapai targetmu, jika hanya mengandalkan tenaga fisikmu saja.” Kisah di atas bukanlah ihwal baru dalam perjalanan hidup kita. Namun, kerap saja kita terlupa bahwa setiap profesi yang kita tekuni membutuhkan ‘perkakas khusus’. Bila penebang pohon mengandalkan pohon, maka petani juga memberdayakan cangkul. Pun nelayan, polisi dan lainnya. Bagaimana dengan profesi yang mengandalkan kecerdasan semata. Terlebih bagi sosok pemimpin bagi banyak insan. Dengan apakah kita mengasahnya? Boleh jadi fikiran kita lalu mencuat pada kisah silam di Alkitab. Yakni ketika Raja Salomo memohon hikmat kebijaksanaan dari Allah; alih-alih meminta kekayaan berlimpah.
Sang Pemilik usaha pun menjawab anak buahnya dengan bertanya: “Apakah selama 20 hari tersebut, kamu pernah mengasah kapakmu?”
Maka Allah pun menjawab permohonan putra Daud itu: “Oleh karena itu yang kauingini dan engkau tidak meminta kekayaan, harta benda, kemuliaan atau nyawa pembencimu, dan juga tidak meminta umur panjang, tetapi s ebaliknya engkau meminta k ebijaksanaan dan pengertian untuk dapat menghakimi umat-Ku yang atasnya Aku telah merajakan engkau, maka kebijaksanaan dan pengertian itu diberikan kepadamu ; selain itu Aku berikan kepadamu kekayaan, harta benda dan kemuliaan, sebagaimana belum pernah ada pada raja-raja sebelum engkau dan tidak akan ada t pada raja-raja sesudah engkau.” (2 Tawarikh 1:8-12).
“Tidak, Pak. Karena saya sungguh sibuk untuk bekerja memenuhi target, menebang banyak pohon,” aku pria itu. “Nah. Ini lah yang men-
Marilah kita tetap ‘mengasah’ hati dan ‘perkakas’ kita dengan tekun, rendah hati dan penuh syukur yang selalu ditengadahkan bagi-Nya.
Pada akhirnya sang penebang tersebut tak kuasa menahan jengkel di hari ke-20. Musababnya, pada satu hari itu ia cuma menebang 2 pohon saja. Sembari m enahan malu, ia kemudian mengadukan permasalahannya itu kepada si Pemilik Usaha Perkayuan. Perihal penurunan kinerjanya selama 20 hari tersebut.
26 | majalah Ignasius | edisi Desember 2016
5 TIPS
Kiat Jitu Internet-an Aman! 4 INGAT & SIMPAN Password-mu!
3 PATUHI batasan umur yang ditetapkan di situs web
5 SELESAI ONLINE pastikan selalu Log Off
2 WASPADALAH jika berkomunikasi dengan orang yang baru dikenal
1 HINDARI POSTING data/ informasi pribadi seperti nama lengkap, Âtanggal lahir, alamat dan n  omor telepon
Sumber: www. thinkbigcomputing.com | www. internetsehat.org
edisi Desember 2016 | majalah Ignasius | 27
SMA & SMP St. Ignasius Medan mengucapkan:
Selamat Hari Natal 25 Desember 2016 & Tahun Baru 1 Januari 2017 kepada:
Mgr. Anicetus B. Sinaga, OFM Cap Mgr. A.G. Pius Datubara, OFM Cap Pengurus Yayasan Seri Amal & Yayasan Karya Murni para Guru & Pegawai TK, SD, SMP & SMA St. Ignasius Siswa/i dan Orangtua di Ignasius Grup
28 | majalah Ignasius | edisi Desember 2016