4 minute read

Pameran Seni Kontemporer

Next Article
Situs Warung Boto

Situs Warung Boto

TEMU KARYA ILMIAH MAHASISWA ARSITEKTUR INDONESIA TKI-MAI XXXIV PALU, SULAWESI TENGAH

SALAM NUSANTARA

Advertisement

Temu Karya Ilmiah Mahasiswa Arsitektur Indonesia atau yang biasa disingkat TKIMAI merupakan sebuah event momentual tahunan sekaligus sebuah wadah serta forum bagi Mahasiswa Arsitektur se-Indonesia untuk menjalin komunikasi, berdiskusi, bertukar pikiran, ide, gagasan, juga untuk mengembangkan potensi dan kreativitas, serta memperluas wawasan dalam berarsitektur. Tidak hanya itu, acara yang sudah dimulai sejak tahun 1982 ini juga mengajak para mahasiswa arsitektur untuk memberikan sumbangsih pemikiran maupun solusi serta implementasi hasil dan eksplorasi keilmuannya bagi daerahdaerah setempat dalam ruang lingkup arsitektur. Acara terbesar Mahasiswa Arsitektur Indonesia (MAI) ini sebagai upaya mewujudkan Tri Dharma Perguruan Tinggi serta dalam upaya menjaga rasa kebersamaan, kekeluargaan, dan tanggung jawab, serta keseimbangan kualitas mahasiswa arsitektur

Text by Maria Vika Wirastri Photos by Maria Vika Wirastri & Instagram @tkimai34sulteng

dari Sabang hingga Merauke yang tersebar dari berbagai institusi atau perguruan tinggi, yang kemudian terbagi dalam 20 Badan Pekerja Rayon (BPR) di setiap propinsi atau wilayah bagian di seluruh Indonesia. Sehingga tidak menutup kemungkinan, acara ini juga menjadi media studi banding antar MAI demi kemajuan arsitektur Indonesia. Mereka berkumpul untuk mengikuti serangkaian kegiatan yang terdiri dari opening ceremony, seminar nasional, diskusi ilmiah, pengabdian masyarakat, sayembara nasional, workshop, study architecture, talkshow, pameran, forum komunikasi dan ditutup pada acara closing ceremony. Kegiatan ini dilaksanakan setiap tahun dengan tuan rumah dan tema atau konsep yang berbedabeda. Tidak hanya untuk para mahasiswa arsitektur saja, TKIMAI juga diharapkan dapat menjadi kolaborasi antara mereka dengan masyarakat umum setempat, pemerintah, pihak akademisi dan juga praktisi arsitektur.

Opening ceremony dan diskusi ilmah, dua kegiatan dalam serangkaian acara TKIMAI. Sumber: Instagram @tkimai34sulteng

ARCHIPELAGO

Pada kesempatan tahun 2018 ini, TKIMAI dilaksanakan di Sulawesi Tengah dengan tuan rumahnya yakni BPR X. Menjadi yang ke-34, TKIMAI kali ini menawarkan tema utama yaitu “Archipelago”, yang berarti lautan terpenting. Konsep tema ini mengandung makna bahwa Indonesia, yang terdiri dari ribuan pulau beserta penghuninya, pasti memiliki nilai-nilai dan tradisi yang berbeda, termasuk dalam dunia arsitektur yang kemudian kita sebut arsitektur nusantara.

Keberagaman ini merupakan identitas sekaligus budaya asli kita, sehingga penggunaan tema ARCHIPELAGO diharapkan dapat menjadi cerminan maupun tujuan yang dapat dicapai dalam TKIMAI 34, dimana seluruh mahasiswa arsitektur dapat bersamasama menjaga keberagaman dan kekayaan yang ada bagai lautan terpenting yang menjadi unsur penghubung pulau-pulau, bukan sebagai unsur pemisah. Dengan begitu, keberagaman dapat menjadi pemersatu melalui TKIMAI sebagai salah satu sarananya.

Menyikapi tema tersebut, TKIMAI 34 yang telah dilaksanakan sejak Minggu, 26 Agustus hingga 3 September 2018 ini terbilang sukses. Sebanyak 250 panitia dari Universitas Tompotika Luwuk, Universitas Modako Toli-toli, dan Universitas Tadulako Palu telah berproses bersama untuk Sulawesi Tengah hingga akhirnya dapat menjadi tuan rumah bagi kurang lebih 700 orang peserta dari seluruh Indonesia. Tidak hanya melibatkan mahasiswa arsitektur saja, TKIMAI 34 juga telah berhasil melibatkan pihak-pihak luar seperti masyarakat, Ikatan Arsitek Indonesia (IAI) Sulteng, IAI Nasional, Pemerintah Kabupaten, Pemerintah Kota, Pemerintah Provinsi, serta Ikatan Alumni mendukung penuh jalannya kegiatan ini mulai dari persiapan hingga hari pelaksanaan, baik secara finansial maupun kebijakan juga tambahan ide dan gagasan. Sejumlah kegiatan dalam TKIMAI 34 dilaksanakan di 4 tempat berbeda yakni Kota Palu, Desa Doda Kabupaten Poso, Desa Jaya Bakti Kabupaten Banggai dan Desa Kabalutan Kecamatan Talatako Kepulauan Togean. Setiap peserta harus mengikuti beberapa kegiatan wajib ditambah paket kegiatan yang dapat mereka pilih sesuai minat mereka.

“Sangat menyenangkan bisa mendapat keluarga baru, teman-teman mahasiswa arsitektur se-Indonesia. Bisa saling bersilaturahmi dan bertukar ilmu mengenai arsitektur maupun perkembangan jaman.“ ujar Adi, salah satu mahasiswa Universitas Atma Jaya Yogyakarta yang menjadi peserta TKIMAI 34.

PALU BERDUKA

Belum genap sebulan pasca kegiatan TKIMAI 34, berita duka datang dari Sulawesi Tengah, tepatnya Kota Palu dan Kabupaten Donggala. Gempa bumi dan tsunami yang menerpa tidak hanya memakan banyak korban jiwa, namun juga menyebabkan kehilangan bagi teman-teman khususnya dari Rayon X selaku panitia kegiatan. Seperti layaknya teman dan saudara, duka ini pun juga ikut dirasakan oleh mahasiswa arsitektur di Indonesia lainnya, khususnya yang menjadi peserta pada TKIMAI 34 lalu. Bagaimana tidak, Palu sudah bagaikan rumah baru bagi mereka. Dan kini, hampir tidak ada apapun yang tersisa kecuali material bangunan rusak yang ditarik kembali oleh ombak Tsunami. Salah satu venue yang terparah bahkan tidak tersisa adalah Refans Cafe, sebuah resto dengan nuansa tepi pantai, yang merupakan tempat diadakannya closing ceremony TKIMAI 34. Tidak perlu menunggu lama, inisiatif dan bantuan-bantuan langsung berdatangan dari MAI rayon-rayon lain. Mulai dari bantuan logistik dan finansial, hingga beberapa delegasi bahkan turut hadir langsung di lokasi bencana untuk memberikan bantuan. Semua sudah tertangani, baik dari bantuan tersebut maupun dari pemerintah, sehingga pembangunan sudah mulai bisa dilakukan kembali. Oetman Lawryan Morangki, selaku sekretaris TKIMAI 34 mewakili seluruh panitia maupun mahasiswa arsitektur di Sulawesi Tengah mengucapkan banyak terima kasih terhadap segala bantuan serta perhatian dari teman-teman MAI.

This article is from: